Anda di halaman 1dari 19

Bentuk Bisnis dan Aspek Hukum Persekutuan Perdata

Ahmad Budianoor, Magfirah, Siti Lutfiah

A. Pendahuluan
Bisnis merupakan suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh
perorangan maupun kelompok. Oleh karenanya, kegiatan bisnis sebenarnya
muncul sejak dahulu, hanya saja sangat tertutup, dilakukan dalam lingkungan
yang terbatas, seperti lingkungan, keluarga, kelompok masyarakat maupun
kelompok tertentu. Masyarakat zaman dulu hiduo secara agraris. Untuk
memenuhi kebutuhan sehari-sehari mereka masih mengendalkan sector agraris
dengan peralatan sederhana dan tradisional. Pada saat itu mereka belum
memikirkan usaha yang bersifata komersial, misalnya peningkatan produksi
menggunakan alat modern dalam mengolah lahan, kredit modal, dan
sebagainya.
Seiring berkembangnya zaman, dunia bisnis semakin kompleks,
terlebih dengan munculnya revolusi informasi dan komunikasi. Pengusaha
menginginkan produk nya disukai pasar, laku terjual, biaya prodksi rendah,
bahan baku mudah di dapat karyawan profisional, peratturan pemerntah yang
menunjang bisnis dan distribusi lancar.
Dalam perkembangan nya, bisnis adalah aktivitas yang dilakukan
seseorang atau sekelompok orang atau perusahaan dalam bentuk jasa atau
barang untuk memperoleh laba. Bisnis menciptakan banyak peluang
berdasarkan kreativitas dan inovasi yang di tampilkan dengan melibatkan
beberapa, puluhan ratusan bahkan ribuan orang guna menghasilkan jasa atau
produk yang dibutuhkan konsumen. Bisnis bias dilakukan dengan cara manual
maupun dengan memanfaatkan teknologi canggih sarana produksi, melibatkan
aspek-aspek manjemen, keungan, pemasaran, dan sumber daya manusia.

1
Aktivitas bisnis dilakukan oleh manusia sebagai upaya memenuhi
kebutuhan hidup nya. Dalam aktivitas ini manusia berusaha memenuhi
kebutuhannya dengan memperoleh kepuasan atas kegitan-kegiatan yang
dilakukannya. Namun berdasarkan preferensi yang ada, manusia juga berusaha
untuk mendapatkan tantangan serta harapan yang lebih baik untuk kemudian
hari. Karenanya manusia berusaha memanfatkan kekuatan-kekuatan yang di
milikinya dan menganlisis aneka peluang yang di sediakan oleh dunia bisnis
secara tidak terbatas. Bisnis memang menyediakan lapangan kerja dari berbagai
tindakan. Sekarang lapngan kerja tidak lagi semata-mata di arahkan ke sektor
pemerintahan, tetapi mulai bergeser pada dunia bisnis karena bidang ini dirasa
sesuai dengan semangat untuk selalu mendapat tantangan guna mencoba
kemapuan.
B. Pengertian Bisnis
Kata bisnis bersala dari bahasa inggris, business. Bisnis dapat
didefinisikan sebagai segala aktivitas dari berbagai institusi yang menghasilkan
barang dan jasa yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Bisnis adalah pertukaran barang dan jasa, atau uang, untuk saling
menguntungkan. Pada zaman modern ini bisnis yang di lakukan di negara maju
maupun negara berkembang semakin kompleks1.
Bisnis merupakan suatu aktivitas yang di lakukan oleh sesorang atau
sekelompok orang untuk menyediakan barang dan jasa dengan tujuan
memperoleh keuntungan. Orang yang berusaha menggunakan waktunya
dengan menanggung risiko dalam menjlankan kegiatan bisnis biasa disebut
entrepreneur. Untuk menjalankan kegitan bisnnis tersebut, entrepreneur harus
menggunakan empat macam sumber, yaitu material, human, financial, dan
information. Ada pandangan yang menytaakan bahwa bisnis adalah sejumlah

1
Sudaryono, Pengantar Bisnis Teori & Contoh Kasus, ( Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET, 2015),
h. 5.

2
total usaha yang meliputi petanian, produksi, konstruksi, distribusi,
transportasi, komunikasi, usaha jasa dan pemerintahan yang bergerak dalam
bidang pembuatan dan pemasaran barang dan jasa untuk memberikan kepuasan
pada konsumen. Istilah bisnis ini pada umumnya menekankan tiga hal, yaitu
usaha perseorangan kecil-kecilan dalam bidang barang dan jasa, usaha
perusahaan besar, dan usaha dalam bidang sturuktur ekonomi bangsa.
Berdeserkan beberapa pengertian bisnis di atas, ada sejumlah unsur
penting dalam definisi bisnis, yaitu:
1. Segala aktivitas, berarti aneka macam aktivitas, seperti produksi,
distribusi, konsumsi,dan berbagai aktivitas lain yang berkaitan
dengan ketiga aktivitas tersebut, seperti transportasi, pembelian dan
lain-lain.
2. Institusi, badan, lembaga atau organisasi merupakan sekumpulan
factor produksi, terdiri dari tanah, tenaga kerja, modal dan
pemimpin yang menghasilkan barang atau jasa.
3. Menghasilkan barang dan jasa, yang berarti ada output dari institusi
tersebut, baik berupa barang berwujud amupun tidak berwujud.
4. Di perlukan untuk kehidupan masyrakat, berarti memiliki manfaat
bagi kehidupan masyarakat seperti menghasilkan berbagai jenis
barang, peningkatan kesehatan atau peningkatan pendidikan
anggota masyarakat, dan sebagainya2.
C. Tujuan Bisnis
Manusia melakukan suatu aktivitas tentu karena mempunyai tujuan.
Demikian pula para pelaku bisnis. Mereka melakukan aktivitas bisnis untuk
mencapai suatu sasarn akhir. Goals atau sasaran ini merupakan cermin dari
berbagai hasil yang di harapkan untuk dapat di lakukan oleh organisasi beserta
bagian-bagian funsional perusahaan yang akan menentukan kinerja organisasi

2
Sudaryono, op. cit., h. 7

3
dalam jangka panjang. Tujuan yang ingin di capai oleh para pelaku bisnis
sangat bervariasi. Tujuan bisnis tersebut menjadi orientasi para pelaku bisnis.
Tujuan dari organisasi bisnis pada dasarnya dapat meliputi:
1. Menghasilkan barang dan jasa secara efisien berbasis pemenuhan
kepuasan konsumen.
2. Menciptakan kinerja yang menguntungkan perusahaan melalui
aktivitas yang dapat menciptakan nilai bagi perusahaan.
3. Melindungi kesehatan dan kesejahteraan karyawan.
4. Melatih menjadi warga masyarakat yang baik dalam kaitan nya
dengan bertetangga.
5. Mendukung pelaksanaan hokum dan pemerintahan.
6. Menyediakan pertumbuhan yang sehat bagi perusahaan dan
memperoleh keuntungan yang sehat pula.
7. Menjaga kualitas lingkungan melalui opersi perusahaan dan
program kemasyarakatan3.
D. Bentuk Bisnis
 Ditinjau dari jumlah Pemilik:
 Perusahaan Perseorangan
 Badan Usaha (Persekutuan/perseroaan)
 Ditinjau dari Bentuk Hukum:
 Badan Hukum
Bentuk-bentuk badan usaha yang termasuk badan hokum antara
lain:
a. PT (Perseroan Terbatas)
b. Koperasi
c. Perum (Perusahaan Umum)
d. Persero

3
Sudaryono, op. cit., h. 13

4
 Bukan Badan Hukum
Yang menjadi subjek hokum disini adalah orang-orang yang
menjadi pengurusnya, jadi bukan badan usaha itu sendiri karena
ia bukanlah hokum sehingga tidak dapat menjadi subjek hukum.
Pada badan usaha ini harta perusahaan bersatu dengan harta
pribadi para pengurus atau anggotanya. Akibatnya kalau
perusahaan nya pailit, harta pribadi pengurus atau anggotanya
ikut tersita selain harta perusahaannya.
Bentuk-bentuk badan usaha yang bukan badan hokum:
a. Perusahaan perseorangan (perusahaan dagang atau usaha
dagang)
b. Persekutuan perdata
c. Persekutuan firma
 Ditinjau dari Pemilik Modal:4
 Swasta
Badan Usaha Swasta adalah badan usaha yang pemilik
sepenuhnya ditangan individu atau swasta. Badan usaha ini
ditunjukan untuk mencari keuntungan, namun ada juga
perusahaan swasta yang tidak mencari keuntungan tapi lebih ke
motif social. Bentuk badan usaha swasta dapat dibagi dalam
beberapa macam perseorangan, persekutuan dan perseroan
terbatas5.
a. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan badan usaha yang
kepemilikan dan pengelolannya ditangani oleh satu orang.
Dalam sisi pengelolannya, pengusaha memperoleh semua

4
Kansil. Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum Dalam Bisnis), ( Jakarta: PT. Pradnya
Paramita).
5
Fuad Muhammad,dkk, Pengantar Bisnis, (Jakarta: Gramedia, 2005).

5
keuntungan perusahaan namun juga menanggung semua
resiko yang timbul dalam kegiatan perusahaan.
b. Persekutuan
Persekutuan adalah perusahaan yang memiliki dua pemodal
atau lebih. Pembentukan persekutuan bias berdasarkan
kontrak tertulis atau kesepakatan yang legal. Persekutuan
tersendiri dari Firma dan Persekutuan Komanditer/CV.
c. Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas adalah badan hukum yang didirikan
berdasarkan perjanjian untuk menjalankan usaha yang
modalnya terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya
memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya.
Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi
pemilik perusahaan.
 Negara/Pemerintah
Badan usaha milik Negara adalah badan usaha yang sebagian
atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Indonesia.
Badan Usaha Milik Negara terdiri dari tiga jenis, yaitu
Perusahaan Perseroan, Perusahaan Jawatan dan Perusahaan
Umum6.
a. Perusahaan Perseroan (Persero)
Perusahan persero adalah badan usaha milik negara yang
berbentuk perseroan terbatas yang modal/ saham nya paling
sedikit 51% dimiliki oleh pemerintah, yang tujuannya
mengejar keuntungan.
b. Perusahaan Jawatan

6
Fuad Muhammad,dkk, op. cit,.

6
Perusahaan jawatan adalah sebagai salah satu bentuk badan
usaha milik negara yang memiliki modal yang berasal dari
negara.
c. Perusahaan Umum
Perusahaan umum adalah perusahaan badan pemerintah
yang mengelola sarana umum.
E. Aspek Hukum Persekutuan Perdata
1. Hukum Persekutuan
Penguraian bagian persekutuan perdata ini dimulai dengan
menguraikan makna hukum persekutuan terlebih dahulu. Di dalam hukum
Inggris, hukum persekutuan dikenal dengan istilah company law. Di dalam
hukum Inggris, apa yang dimaksud dengan company law adalah himpunan
hukum atau ilmu hukum mengenai bentuk-bentuk kerja sama baik yang tidak
berstatus badan hukum (partnership) maupun yang berstatus badan hukum
(corporation).7
Persekutuan perdata diartikan sebagai perjanjian antara dua orang atau
lebih yang saling mengikatkan dirinya untuk memasukkan sesuatu ke dalam
persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan (manfaat) yang terjadi
karenanya, (pasal 1618 KHU Perdata).
Unsur persekutuan perdata8:
1. Persekutuan perdata merupakan perjanjian.
2. Prsetasi para pihak dengan memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan.
3. Tujuan untuk membagi keuntungan.
Persekutuan perdata merupakan suatu perjanjian yang konsekuensinya
dalam persekutuan perdata modalnya tidak selalu uang, akan tetapi dapat

7
Sentosa Sembiring, Hukum Perusahaan Tentang Perseroan Terbatas, (Bandung: CV.
NUANSA AULIA), h. 2.
8
Zainal Asikin, Wira Pria Suhartana, Pengantar Hukum Perusahaan, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2016), h. 10.

7
berupa barang, kerajinan, atau keterampilan. Dalam persekutuan perdata
harus ada pembagian keuntungan. Dalam pesekutuan perdata tidak boleh
ada perjanjian yang keuntungannya untuk satu orang, walaupun hal tersebut
telah disepakati mereka. Unsurnya harus membagi keuntungan, jika tidak
maka batal demi hukum.
Cara mendirikan adalah secara konsensual sebagaimana diamanatkan
oleh pasal 1624 KHU Perdata. Kendati demikian, keberadaan akta notaris
dimaksudkan untuk menghindari dari persengketaan atau perselisihan di
kemudian hari mengenai tanggung jawab, pembagian hal, dan kewajiban
masing-masing pihak.
2. Persekutuan Perdata Menurut Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang
Jabatan Notaris
Notaris dapat menjalankan jabatannya dalam bentuk persekutuan
perdata. Hal ini bedasarkan pasal 20 (ayat 1) No. 2 Tahun 2014. UUJN No. 2
Tahun 2014 merupakan perubhan atas UUJN No. 30 Tahun 2004. Sebelumnya
dalam pasal 20 (ayat 1) UUJN No. 30 Tahun diatur bahwa Notaris dapat
menjalankan jabatannya dalam bentuk perserikatan perdata. Sebelum
diberlakukan UU No. 30 Tahun 2004, Notaris tunduk terhadap Staatblad
Nomor 1860 Nomor 3 mengenai Peraturan Jabatan Notaris. Pasal 12 Stb. 1860
No. 3 tersebut melarang Notaris untuk menjalankan jabatannya dalam bentuk
persekutuan perdata dan diancam kehilangan jabatannya apabila hal tersebut
dilakukan oleh Notaris9.
Sebelum di berlakukan UU No.30 Tahun 2004 notaris tunduk terhadap
Staatblad No 1860 No 3 Mengenai Peraturan Jabatan Notaris. Pasal 12 Stb.

9
Zimri Boy Yoyada, Abdul Rachmad Budiono, Lutfi Effendi, Persekutuan Perdata Menurut
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2004 Tentang Jabatan Notaris Dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Terhadap Prinsip
Kemandirian Notaris, Jurnal Universitas Brawijaya, h. 13-14.

8
1860 No 3 tersebut melarang Notaris untuk menjalankan jabatan nya dalam
bentuk persekutuan perdata dan di ancam kehilangan jabatannya apabila hal
tersebut di lakukan oleh Notaris. Terdapat penjelasan tentang perserikatan
perdata dalam pasal 20 ayat 1 bahwa perseriktan perdata adalah kantor bersama,
perserikatan perdata, Notaris didasarkan atas perjanjian antar Notaris untuk
mengikatkan diri dalam kantor bersama. Pada perserikatan perdata di kenal
adanya teman serikat. Inbreng untuk mendapatkan keuntungan dalam arti luas
namun tidak menambah harta yang bersifat kebendaan dan menghindari
pengurangan harta, penghematan biaya, penggunaan gedung dan fasilitas
bersama sedangkan dalam pasal 20 ayat 1 UUJN No 2 Tahun 2014 tidak ada
penjelasan dan ketentuan lebih lanjut mengenai persekutuan perdata Notaris
yang di maksud. Berdasarkan uraian mengenai perserikatan perdata maka
perserikatan perdata tidak seharusnya di jadikan wadah untuk menjalankan
kegiatan Notaris karena tugas Notaris merupakan adalah membuat akta yang di
lakukan secara terus menerus bukan kegiatan sewaktu-waktu.
Dalam membentuk peraturan perundang- undangan di lakukan
berdasarkan asas pembentukan yang baik yaitu kejelasan tujuan,
kelembagaanatau pejabat pembentuk yang tepat, kesesuaian antara jenis,
hirarki dan materi muatan, dapat di laksanakan, kedaya gunaan, kejelasan
rumusan dan keterbukaan. Persekutuan perdata menurut UUJN No 2 Tahun
2014 tidak berdasarkan asas pembentukan yang baik karena tidak ada kejelasan
tujuan dan tidak ada kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan
lainntya yaitu KUHPer .
3. Bentuk persekutuan perdata Notaris yang sesuai dengan karakter dan
profesi Notaris
Persekutuan perdata umumnya di dasarkan atas perjanjian yang di buat
oleh sekutunya, para sekutu memasukkan inbreng untuk kepentingan modal
persekutuan dan pembagian keuntungan berdasarkan inbreng yang di masuk

9
kan dalam persekutuan perdata tersebut. Pada persekutuan perdata di kenal
adanya sekutu aktif dan sekutu pasif10.
UUJN telah di rubah dengan di undangkan nya UUJN-P. mengingat
asas hukum lex posterior derogate lex priori yang berarti undang-undang yang
berlaku belakangan membatalkan undang-undang yang berlaku terdahulu,
maka jika ada pertentangan undang-undang lama dengan yang baru, maka yang
di berlakukan tetap undang-undang yang baru. Maka dengan adanya hal seperti
ini membatalkan Peraturan Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia No:
M.HH.01.AH.02.12 Tahun 2010 tentang persyaratan menjalankan jabatan
Notaris dalam bentuk perserikatan perdata, karena pada pasal yang memuat
ketentuan ini di hapus dalam UUJN-P. Beralihnya perserikatan perdata Notaris
ke persekutuan perdata Notaris menimbulkan beberapa penafsiran karena
dalam UUJN-P tidak di atur lebih lanjut mengenai persekutuan perdata Notaris,
bahkan di dalam penjelasan pasal 20 UUJN-P juga tidak ada penjelasan tentang
persekutuan perdata Notaris. Hal ini menimbulkan kekaburan peraturan dalam
pasal 20 UUJN-P dan ketidak pastian hukum11.
Kepastian hukum adalah salah satu dari tujuan hukum, di samping yang
lain nya yakni kemanfaatan dan keadilan bagi setiap manusia selaku anggota
masyarakat yang plural dalam interaksinya dengan manusia yang lain tanpa
membedakan asal usul dari amna dia berada. Kepastian hukum sebagai salah
satu tujuan hukum tidak akan terlepas dari fungsi hukum itu sendiri. Fungsi
hukum yang terpenting adalah tercapainy keteraturan dalam kehidupan
manusia dalam bermasyarakat.
Adapun pertimbangan untuk tidak memperkenankan para Notaris untuk
mengdakan perserikikatan adalah karena perserikatan tidak menguntungkan
bagi masyarakat umum. Di katakana tidak menguntungkan karena perserikatan

10
Ina Zakhina, Karakteristik dan Bentuk Persekutuan Perdata Notaris, Jurnal Universitas
Brawijaya, h. 13.
11
Ina Zakhina, op, cit., h. 14-15.

10
akan mengurangi persaingan dan pilihan masyarakat terhadap Notaris yang di
kehendakinya. Selain itu dikhawatirkan perserikatan semacam ini akan
menyebabkan kurang terjaminnya kewajiban merahasiakan yang dibebankan
kepada para Notaris.
Sementara dunia kenotarisan, tidak mengenal cara pembagian
keuntungan menurut ketentuan sebagaimana yang diatas. Sebab, dikarenakan
Jabatan Notaris meruapakan profesi luhur yang mempunyai kewenangan yang
sama, sehinnga menempatkan para Notaris dala profesi dalam posisi sederajat.
Tentunya para Notaris akan mendapatkan Honoraruim langsung dari kleinnya
masing-masing. Dengan demikian, penerapan persekutuan perdata Notaris
tidak lebih kepada kantor bersama.
Didalam praktek persekutuan perdata notaris dikonsepkan sebagai
bentuk kerjasama dimana dua atau lebih notaris menyewa satu gedung dan
menempatinya bersama-sama, dengan pembagian ruangan-ruangan dalam
gedung tersebut sebagai kantor dari masing-masing notaris dalam persekutuan
perdata tersebut, klien diharapkan secara bebas memilih notaris mana dalam
gedung tersebut yang akan digunakan jasanya. Para notaris yang tergabung
dalam persekutuan tersebut dapat mempunyai komputer sendiri-sendiri dan
dapat juga mempunyai satu fasilitas baik computer atau alta-alat kantor secara
bersama-sama. Hubungan dengan pihak lain merupakan hubungan secara
pribadi demikian juga pertanggung jawabannya.
Jadi persekutuan perdata notaris harus mencerminkan adanya unsur
persekutuan diantara sesama notaris, persekutuan yang di maksud disni adalah
persekutuan dalam arti sempit yaitu persekutuan dalam arti adanya
kebersamaan dalam penggunaan fasilitas perlengkapan kantor, persekutuan
diantara para notaris bukanlah suatu persekutuan yang melibatkan para notaris
maupun sekutunya dalam suatu tanggung jawab bersama, kesalahan maupun ke
alpaan yang dilakukan oleh anggota sekutu notaris akan ditanggung oleh

11
masing-masing notaris itu sendiri tanpa mengikat atau melibatkan notaris
lainya.
Persekutuan perdata yang di atur dalam UUJN-P berbeda dengan
pengaturan perserikatan perdata yang ada di negeri Belanda, perserikatan yang
di lakukan di Belanda adalah bentuk perserikatan yang lebih luas, aturan yang
berbeda, misalnya dalam sama gedung dan dalam suatu fasilitas yang sama
yang ada pada gedung tersebut, dapat di gunakan dalam perserikatan perdata.
Perjanjian persekutuan perdata harus memuat kepastian dan
kemanfaatan dan keadilan. Isi dari perjanjian persekutuan perdata notaris
semestinya berisi dan memuat:
1. Notaris yang di angkat menjadi teman sekutu harus lah yang sudah di
sumpah untuk menjalankan jabatannya;
2. Klausula mengenai hak dan kewajibanya masing-masing sekutu;
3. Tanggung jawab teman sekutu kepada pihak ketiga;
4. Klausula mengenai pemasukan dan modal;

Dengan adanya aturan mengenai bagaimana perjanjian persekutuan


perdata notaris seharusnya dibuat maka akan tercipta Kepastian Hukum.
Kepastian hukum itu diwujudkan oleh hukum dengan sifatnya yang hanya
membuat suatu aturan hukum yang bersifat umum. Sifat umum dari aturan-
aturan hukum membuktikan bahwa hukum tidak bertujuan untuk mewujudkan
keadilan atau kemanfaatan, melainkan semata-mata untuk kepastian.

Pasal 1618 KUHPdt menyebutkan bahwa dalam persekutuan salah satu


tujuannya adalah membagi keuntungan yang di peroleh karenanya, hal ini tidak
berarti bahwa tidak sepenuhnya persekutuan perdata notaris mengambil
keuntungan dari persekutuan tersebut. Pasal 36 UUJN telah menyebutkan
tentang bagaimana notaris memperoleh honorarium , notaris honprarium atas
pekerjaan jasa hukum yang diberikan sesuai dengan kewenangannya, dan
besarnya honorarium juga sudah di tentukan oleh UUJN.

12
Persekutuan perdata notaris yang dulu di larang dalam peraturan jabatan
notaris, dalam perkembanganya sekarang di benarkan dalam undang-undang
No 2 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 30 Tahun 2004
Tentang Jabatan Notaris. Kemudian perjanjian persekutuan perdata notaris juga
harus memuat atau memenuhi asas perjanjian, yaitu pertama asas kebebasan
berkontrak, yang terdapat pada pasal 1338 ayat (1) KUHPdt yang menentukan
bahwa semua perjanjian yang di buat secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya. Undang-undang memperbolehkan
membuat perjanjian berupa dan berisi apa saja dan perjanjian itu mengikat
mereka yang membuatnya. Tujuan dari pembuatan perjanjian adalah
menuangkan kebebasan berkontrak dalam bentuk formal dan sebagai suatu asas
dalam hukum perjanjian.

Kedua persekutuan perdata harus juga mencerminkan asas Pacta sunt


servanda. Asas ini merupakan asa yang berhubungan dengan mengikatnya
suatu perjanjian. Ketiga asas konsensualisme yaitu para notaris yang akan
membuat persekutuan perdata telah sepakat, kemudian keempat perjanjian
persekutuan perdata yang akan di dirikan harus berdasarkan alasan yang baik
dan tujuan yang baik sehingga memenuhi asa itikat baik yang terkandung dalam
pasal 1338 (2) KUHPdt. Kelima asas kekuatan berlakunya suatu perjanjian,
pada prinsip nya semua perjanjian hanya berlaku bagi para pihak yang
membuatnya saja, tidak ada pengaruh pihak ketiga, yaitu perjanjian hanya
berlaku bagi para notaris yang ingin mengadakan persekutuan perdata saja,
tidak ada hubungan dengan pihak ketiga hal ini terdapat pada pasal 1315 dan
pasal 1340 KUHPdt. Keenam asas kepercayaan, yaitu pada prinsip nya
sesorang yang mengadakan perjanjian dengan pihaklain menumbuhkan
kepercayaan di antara pihak lain. Ketujuh asas kesamaan hukum para notaris
yang akan mengadakan persekutuan perdata notaris harus menempatkan para
pihak dalam persamaan sederajat, tidak ada perbedaan, sehingga para notaris

13
mempunyai hak dan kewajiban yang sama dan wajib menghormati satu sama
lain. Kedelapan juga berhubungan dengan asas kesamaan hukum, yaitu asas
keseimbangan yaitu para pihak yang ingin mengadakan persekutuan perdata
menghendaki para pihak memenuhi dan melaksanakan perjanjian yang telah di
buat. Kesembilan asas kepastian hukum yaitu karena perjanjian yang di buat
dari kekuatan perjanjian itu sebagai undang-undang bagi pembuatnya, dan
mengikat para pembuatnya. Kesepuluh asas moral yang terkandung dalam
pasal 1339 KUHPdt dalam asas ini terdapat factor-faktor yang memberikan
motivasi pada yang membuat perjanjian untuk melakukan perbuatan hukum
berdasarkan moral-moral. Dan yang terakhir asas kesebelas, yaitu asas
keseimbangan yang terkandung dalam pasal 1347 KUHPdt perjanjian tidak
hanya mengikat untuk apa yang secara tegas di atur akan tetapi juga hal-hal
yang dalam keadaan dan kebiasaan yang lazim.

Dengan adanya aturan mengenai bagimana perjanjian persekutuan


perdata notaris seharusnya di buat maka akan tercipta Kepastian Hukum.
Kepastian hukum itu di wujudkan oleh hukum dengan sifat nya yang hanya
membuat suatu aturan hukum yang bersifat umum.

4. Pengurusan Persekutuan
a. Pengangkatan pengurus: diatur dalam Anggaran dasar sehingga
mempunyai kewenangan yang mutlak dalam pengurusan persekutuan.
Pengecualian bagi sekutu mandater yang diangkat dengan surat kuasa, di
mana telah terdapat akta dahulu baru pengangkatan sekutu mandater.
b. Tidak melalui pengangkatan: semua sekutu.
Laba/rugi, hanya diperjanjikan masalah keuntungan saja, tidak
mengatur bagaimana seandainya terjadi kerugian12.

12
Zainal Asikin, Wira Pria Suhartana, op. cit,. h.12.

14
Kewenangan mewakili sekutu, apabila salah seorang sekutu melakukan
perbuatan hokum dengan pihak ketiga yang mewakili sekutunya, maka
akan mengikat satu sekutu saja.
Apabila lebih dari dua orang sekutu mengikatkan dengan pihak ketiga
yang mewakili sekutunya, maka akan mengikat seluruh sekutu.
Pada dasarnya, pendirian suatu Maatschap dapat didirikan untuk dua
tujuan, yaitu:
1. Untuk kegiatan yang bersifat komersial.
2. Untuk persekutuan-persekutuan yang menjalankan suatu profesi.

Mengenai Maatschap ini diatur dalam Bab VIII bagian pertama dari
Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia.

Karakteristik dari Maatschap yang tidak dimiliki boleh firma dan


CV yaitu: Maatschap merupakan kumpulan dari orang-orang yang
memiliki profesi yang sama. Oleh karena itu, di dalam pembukaan suatu
Maatschap akuntan misalnya, maka para sekutunya harusnya hanya orang-
orang yang berprofesi sebagai akuntas saja. Jadi, tidak boleh dibuat
misalnya: kantor akuntan public Suswinarno, Ak. dan Rekan, tetapi
ternyata para sekutunya terdiri sari notaris, pengacara ataupun konsultan
manajemen. Demikian pula untuk Maatschap yang dibentuk oleh para
notaris ataupun pengacara.13

Dalam pendirian suatu Maatschap, para sekutu diwajibkan untuk


berkontribusi bagi kepentingan Maatschap tersebut. Para sekutu dapat
berkontribusi dalam berbagai bentuk, yaitu uang, barang, good will,dan
know how.

13
Zainal Asikin, Wira Pria Suhartana, op. cit,. h. 11.

15
Syarat pendirian suatu Maatschap (persekutuan perdata), sama
dengan firma ataupun CV, yaitu harus didirikan paling sedikit oleh dua
orang berdasarkan perjanjian dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa
Indonesia. Karena, pada dasarnya akta pendirian Maatschap sebenarnya
adalah bentuk kesepakatan antara para sekutu untuk berserikat dan
bersama-sama dan mengatur hubungan hukum di antara para sekutu
tersebut.

Maatschap atau yang lebih dikenal sebagai persekutuan


perdata/perkongsian/kompanyon diatur dalam pasal 1618 hingga pasal
1652 KHU Per dan diartikan sebagai berikut:

“sesuatu” persetujuan dimana dua orang atau lebih mengikatkan


diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan, dengan maksud
untuk membagi keuntungan yang terjadi karennya. (Pasal 1618KUH Per)”.

Sesuatu disini dapat diartikan dalam arti luas, yaitu bias berupa
uang atau juga berupa barang-barang lain, ataupun kerajinan yang
dimasukkan ke dalam persekutuan sebagai kontribusi dari anggota atau
mitra yang bersangkutan. Kerajinan yang dimaksud juga bias berupa
tenaga atau keterampilan yang dimasukkan ke dalam persekutuan karena
hal ini merupakan syarta mutlak bagi terbentuknya Maatschap14.

Berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam KUH Per, dapat


disimpulkan bahwa Maatschap setidaknya mengandung unsur-unsur
dibawah ini:

a. Berindak secara terang-terangan.


b. Harus bersifat kebendaan.
c. Untuk memperoleh keuntungan.

14
Zainal Asikin, Wira Pria Suhartana, op. cit., h. 11.

16
d. Keuntungan dibagi-bagikan antara anggota.
e. Kerja sama ini tidak nyata tampak keluar atau tidak
diberitahukan kepada umum.
f. Harus ditujukan kepada sesuatu yang mempunyai sifat yang
dibenarkan dan diizinkan.
g. Diadakan untuk kepentingan bersama anggotannya.
5. Bubarnya Persekutuan
Dalam pasal 1646 KUH Per, suatu persekutuan perdata dengan
sendirinya bubar bila terjadi salah satu dari peristiwa di bawah ini:
a. Lewatnya waktu yang ditentukan dalam perjanjian persekutuan
perdata.
b. Musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang
menjadi pokok pemitraan.
c. Atas kehendak beberapa atau seseorang sekutu.
d. Jika seseorang sekutu ditempatkan di bawah pengampunan atau
dinyatakan pailit.
Bila persekutuan perdata bubar, maka harta kekayaan persekutuan
perdata akan dibagi kepada anggota persekutuan perdata berdasarkan perjanjian
terdahulu, setelah dikurangi utang-utang terhadap pihak ketiga.
Pada akhirnya, pasal 1652 menentukan, kalau sebagai akibat
penghentian, kekayaan harus dibagi di antara para peserta, maka berlakulah
pasal-pasal dari BW mengenai pembagian warisan dari seseorang yang
meninggal dunia15.

15
Zainal Asikin, Wira Pria Suhartana, op. cit., h. 13-14.

17
Simpulan

Bisnis merupakan suatu aktivitas yang di lakukan oleh sesorang atau


sekelompok orang untuk menyediakan barang dan jasa dengan tujuan memperoleh
keuntungan. Orang yang berusaha menggunakan waktunya dengan menanggung risiko
dalam menjlankan kegiatan bisnis biasa disebut entrepreneur. Untuk menjalankan
kegitan bisnnis tersebut, entrepreneur harus menggunakan empat macam sumber, yaitu
material, human, financial, dan information.

Bentuk Bisnis

1. Ditinjau dari Jumlah Pemilik:


Perusahaan Perseorangan dan Badan Usaha (Persekutuan/perseroan)
2. Ditinjau dari Bentuk Hukum:
Badan Hukum dan Bukan Badan Hukum
3. Ditinjau dari Pemilik Modal:
Swasta dan Negara/Pemerintah

Persekutuan perdata diartikan sebagai perjanjian antara dua orang atau lebih
yang saling mengikatkan dirinya untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan
dengan maksud untuk membagi keuntungan (manfaat) yang terjadi karenanya, (pasal
1618 KHU Perdata).

18
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Chidir. 1999. Badan Hukum. Bandung: Penerbit ALUMNI.

Asikin, Zainal. Wira Pria Suhartana. 2016. Pengantar Hukum Perusahaan.


Jakarta: Prenadamedia Group.

Kansil. Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum Dalam Bisnis). Jakarta:


PT. Pradnya Paramita.

Muhammad, Fuad. Dkk. 2005. Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia.

Sembiring, Sentosa. Hukum Perusahaan Tentang Perseroan Terbatas.


Bandung: CV. NUANSA AULIA.

Sudaryono.2015. Pengantar Bisnis Teori & Contoh Kasus.Yogyakarta: C.V


ANDI OFFSET.

Widjaya, Rai.I.G.2002. Hukum Perusahaan. Jakarat: Mega Poin.

Yoyada Boy Zimri, Abdul Rachmad Budiono, Lutfi Effendi, Persekutuan


Perdata Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang
Jabatan Notaris Dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Terhadap
Prinsip Kemandirian Notaris, Jurnal Universitas Brawijaya

Zakhina, Ina. Karakteristik dan Bentuk Persekutuan Perdata Notari. Jurnal


Universitas Brawijaya.

19

Anda mungkin juga menyukai