Anda di halaman 1dari 3

Nama : We Ati Mega Daeng Malebbi

Nim : 022921486

TUGAS 1 ARBITRASE, MEDIASI DAN NEGOSIASI

1. Jelaskan bagaimana seseorang menyelesaikan sengketa bisnisnya dengan


prosedur penyelesaian sengketa apabila melalui jalur pengadilan (litigasi)
atau dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa/APS (non litigasi) sesuai
dengen ketentuan hukum yang berlaku.

Terdapat beberapa macam cara penyelesaian sengketa yang memungkinkan


dilakukan oleh kedua pelaku usaha tersebut, yaitu pengadilan dan alternatif
penyelesaian sengketa (APS) di luar pengadilan.

Pengadilan adalah lembaga resmi kenegaraan yang diberi kewenangan untuk


mengadili, yaitu menerima, memeriksa, dan memutus perkara berdasarkan
hukum acara dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Namun
demikian, cara mengajukan sengketa ke pengadilan ini kurang populer bagi para
pihak dalam kegiatan bisnis (kalangan pengusaha), bahkan kalau tidak terpaksa,
para pengusaha pada umumnya menghindari penyelesaian sengketa di
pengadilan.

Arbitrase merupakan cara penyelesaian sengketa di luar pengadilan,


berdasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat oleh para pihak, dan
dilakukan oleh arbiter yang dipilih dan diberi kewenangan mengambil keputusan.
Dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase
dan Alternatif Penyelesaian Sengketa disebutkan bahwa “Sengketa yang dapat
diselesaikan melalui arbitrase hanya sengketa di bidang perdagangan dan hak
yang menurut hukum dan peraturan perundang-undangan dikuasai sepenuhnya
oleh pihak yang bersengketa”.

Pada dasarnya penyelesaian sengketa melalui pengadilan memiliki kesamaan


dengan arbitrase, mengingat keduanya memutuskan berdasarkan kalah menang.
Namun demikian, tidak seperti arbiter di dalam arbitrase, hakim yang menangani
suatu perkara di pengadilan tidak dapat dipilih oleh para pihak yang bersengketa;
demikian pula tempat persidangan, bahasa yang digunakan dan lain-lain.
Beberapa fasilitas tersebut memberi arbitrase beberapa keunggulan.

Adapun macam-macam APS antara lain:

a. Negosiasi adalah cara untuk mencari penyelesaian masalah melalui diskusi


(musyawarah) secara langsung antara pihak-pihak yang bersengketa yang
hasilnya diterima oleh para pihak tersebut.
b. Mediasi adalah upaya penyelesaian sengketa dengan melibatkan pihak ketiga
yang netral, yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan, yang
membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai penyelesaian (solusi)
yang diterima oleh kedua belah pihak.
c. Kosiliasi adalah upaya penyelesaian sengketa yang dalam banyak hal mirip
dengan mediasi otoritatif, dimana mediator juga lebih banyak mengarahkan
para pihak.

2. Jelaskan bagaimana suatu sengketa diselesaikan dengan cara Negosiasi,


bagaimana tahapannya dan bagaimana upaya negosiator supaya dapat
menyelesaikan sengketanya. (2)

Negosiasi merupakan komunikasi langsung yang didesain untuk mencapai


kesepakatan pada saat kedua belah pihak mempunyai kepentingan yang sama
atau berbeda. Tahapannya antara lain sebagai berikut.

a. Tahap persiapan (preparation)


Pada tahap ini hal yang penting adalah negosiator bertanya kepada diri
sendiri, apakah sesungguhnya yang diinginkan dari negosiasi. Untuk itu, yang
harus dilakukan adalah mengenali kepentingan sendiri dahulu (know
yourself), sebelum mengenali kepentingan orang lain. Pada kegiatan ini, perlu
dilakukan kegiatan yang disebut Best Alternative To a Negotiated Agreement
(BATNA) atau alternatif terbaik dari hasil yang dapat dicapai melalui
negosiasi.
b. Tahap tawaran awal (opening gambit)
Pada tahap ini negosiator mempersiapkan strategi, siapa yang harus lebih
dahulu menyampaikan tawaran. Hal yang perlu diperhatikan adalah melihat
kesiapan lawan, yaitu jika perunding tidak siap dan negosiator memberi
tawaran awal maka ada kemungkinan tawaran pembuka tersebut akan
mempengaruhi persepsi konsesi yang telah disiapkan oleh lawan.
c. Tahap pemberian konsesi
Pada tahap ini, negosiator perlu memberikan konsesi yang digantungkan
pada konteks negosiasi dan konsesi yang diberikan oleh pihak lawan.
Seorang negosiator harus melakukan perhitungan mengenai perlunya
agresivitas dan harus bersikap manipulatif.
d. Tahap akhir permainan
Pada tahap ini, negosiator membuat komitmen. Pada saat negosiator
membuat komitmen, hal ini perlu diikuti dengan tindak lanjut, misalnya segera
minta pihak lawan menerima komitmen, yang jika perlu segera dibuat dalam
sebuah perjanjian tertulis.

Upaya negosiator supaya dapat menyelesaikan sengketanya, yaitu harus


memenuhi persyaratan sebagai negosiator yang terdiri atas:

a. Berwawasan dan berpengetahuan luas


b. Berkepribadian mantap dan penuh percaya diri
c. Berpengetahuan luas
d. Disiplin dan memiliki prinsip
e. Komunikatif
f. Berpikir jauh ke depan
g. Cepat membaca situasi dan jeli menangkap peluang
h. Ulet, sabar, dan tidak mudah putus asa
i. Akomodatif dan kompromis
j. Berpikir positif dan optimis
k. Dapat mengendalikan emosi
l. Memiliki selera humor

3. Jelaskan bagaimana suatu sengketa diselesaikan dengan cara Mediasi


sesuai aturan hukum yang berlaku dan jelaskan perbedaan dengan
Negosiasi. (4)

Pasal 1 butir 7 Peraturan Mahkaman Agung No. 1 Tahun 2008 untuk selanjutnya
disebut Perma No1/2008, menyebutkan mediasi sebagai “penyelesaian sengketa
melalui proses perundingan para pihak dengan dibantu oleh mediator”. Di sini
disebutkan kata mediator, yang harus mencari berbagai kemungkinan
penyelesaian sengketa yang diterima para pihak. Pengertian mediator
disebutkan dalam Pasal 1 butir 6, yaitu “Mediator adalah pihak yang bersifat
netral dan tidak memihak, yang berfungsi membantu para pihak dalam mencari
berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa”.

Mediasi memiliki hubungan yang erat dengan negosiasi. Mediasi dipilih jika
negosiasi tidak dapat dilakukan atau telah gagal dilaksanakan. Jadi, mediasi
adalah sebuah intervensi terhadap proses negosiasi oleh pihak ketiga yang tidak
memihak. Di sini mediator mengarahkan jalannya negosiasi tetapi tetap tidak
boleh atau tidak mempunyai kewenangan untuk membuat keputusan atas
masalah yang menjadi pokok sengketa.

Dalam UU No. 30 Tahun 1999 mediasi merupakan kelanjutan negosiasi dan


dilaksanakan jika proses negosiasi telah gagal. Sebagaimana diketahui. Pasal 6
ayat (2) UU No. 30 Tahun 1999 menyebutkan: “Penyelesaian sengketa atau
beda pendapat melalui alternatif penyelesaian sengketa diselesaikan dalam
pertemuan langsung (NEGOSIASI) oleh para pihak dalam waktu paling lama 14
(empat belas) hari dan hasilnya dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis.”
Dalam ayat (3)-nya secara jelas disebutkan bahwa: “Dalam hal sengketa atau
beda pendapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak dapat diselesaikan
maka atas kesepakatan tertulis para pihak, sengketa atau beda pendapat
diselesaikan melalui bantuan seorang atau lebih penasihat ahli maupun seorang
mediator.”

Referensi: BMP UT : Arbitrase, Mediasi dan Negosiasi – Modul 1, 2 dan 4.

Anda mungkin juga menyukai