Anda di halaman 1dari 23

UNIVERSITAS INDONESIA

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN

“MANAJEMEN STRESS DAN STIMULASI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL


ANAK USIA SEKOLAH”

MASYARAKAT RW 007 KELURAHAN CIBADAK

DISUSUN OLEH :

ANGGA PERDANA KUSUMA

CAHYO WIBISONO

ISKANDAR ZULKARNAEN

I MADE NGURAH ARIS W.

MUHAMMAD ADE PUTRA

SYIFA AULIA

TAMANA IHDA HUSNA ZAIN

PRAKTIK KLINIK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

2020
1. Pendahuluan

Anak merupakan aset, pewaris, dan generasi penerus bangsa. Anak usia sekolah adalah
rentang kehidupan yang dimulai dari usia 6 tahun sampai dengan mendekati 12 tahun
memiliki berbagai label yang masing-masing menguraikan karakteristik penting dari
periode tersebut (Wong, 2009). Masa usia sekolah adalah periode yang sangat
menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya, diharapkan dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik sehingga menjadi orang dewasa yang sehat secara fisik, mental,
sosial, dan emosi. Perkembangan anak usia sekolah ditandai dengan terjadinya
perkembangan psikososial yang memerlukan stimulus dan rangsangan yang tertentu
untuk berkembang secara optimal (Keliat, 2016). Keluarga yang memiliki anak usia
sekolah mempunyai tugas perkembangan dimana pada tahap ini keluarga membantu anak
untuk bersosialisasi terhadap lingkungan diluar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas,
mendorong anak untuk mencapai perkembangan daya intelektual. Keluarga khususnya
orang tua sangat berperan penting dalam perkembangan psikososial anak, dimana
perilaku orang tua didalam sebuah keluarga akan dilihat dan ditiru oleh anaknya dalam
jangka waktu tertentu (Briawan & Herawati, 2008).
Perkembangan psikososial pada anak usia sekolah adalah industri versus (vs) harga
rendah diri, dimana anak bisa menyelesaikan tugas sekolah dan tugas rumah yang di
berikan, mempunyai rasa bersaing, senang berkelompok, berperan dalam kegiatan
kelompoknya. Apabila anak tidak bisa melewati masa perkembangan tersebut maka
terjadi penyimpangan perilaku, anak tidak mau mengerjakan tugas sekolah,
membangkang pada orang tua untuk mengerjakan tugas, tidak ada kemauan untuk
bersaing dan terkesan malas, tidak mau terlibat dalam kegiatan kelompok, memisahkan
diri dari teman sepermainan dan teman sekolah. Akibat dari penyimpangan tersebut
membuat anak menjadi rendah diri (Keliat, 2016). Individu yang memiliki harga diri
rendah biasanya sangat mudah untuk mengalami ansietas yang berat. Ansietas
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respon autonom, perasaan takut yang disebabkan antisipasi terhadap bahaya (NANDA,
2014). Perasaan ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang
akan terjadi dan memampukan individu dalam melakukan tindakan untuk mengatasi
ancaman. Ansietas ini sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
Ansietas sangat berbeda dengan rasa takut. Takut merupakan penilaian intelektual
terhadap stimulus yang mengancam dan obyeknya jelas, sedangkan ansietas adalah
respon emosional terhadap penilaian. Ansietas atau kecemasan adalah suatu respon
normal individu terhadap perasaan tidak menyenangkan atau stres yang dirasakan.
Ansietas pertama kali diperkenalkan oleh Freud. Ansietas didefinisikan sebagai perasaan
gelisah yang tidak menentu dan tidak ada objek yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus
ansietas (Videbeck, 2011). Menurut Herdman & Kamitusuru (2018) ansietas merupakan
perasaan tidak nyaman yang samar-samar atau khawatir seperti akan terjadi sesuatu yang
dirasakan sebagai ancaman. Ansietas dapat digambarkan sebagai perasaan takut yang
tidak nyaman yang merupakan respons terhadap periode stress yang berkepanjangan
(Gorman & Anwar, 2014). Ansietas diartikan gangguan fobia ketika individu dihadapkan
dengan stimulus yang ditakuti sehingga menghasilkan respon menghindar (Wiedemann,
2015).
Ansietas merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari sebagai respons pertahanan
alami yang membuat tubuh dan pikiran akan lebih cepat mengalami perubahan.
Perubahan yang terjadi sebagai tanda atau respons terhadap ansietas (Mental Health
Foundation, 2016). Perubahan fisik yang terjadi diantaranya pusing, mulut kering, denyut
jantung yang meningkat dan tidak beraturan, otot menegang, berkeringat, napas cepat,
dan tidak bias makan. Ansietas yang berkepanjangan dapat menimbulkan beberapa gejala
seperti rasa takut yang lebih menganggu, kesulitan melanjutkan pekerjaan, mudah
tersinggung, sakit kepala, kemungkinan memiliki masalah berhbungan seks, sulit tidur,
dan mungkin kehilangan kepercayaan diri.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli di bidang pendidikan
kesehatan dan badan kesehatan dunia (WHO), mengemukakan bahwa pengetahuan dan
praktik masyarakat terhadap kesehatan masih kurang. Oleh karena itu diperlukan adanya
pendidikan kesehatan dan intervensi tentang cara untuk mengurangi kecemasan yang
ditimbulkan dari suatu penyakit. Dengan dilakukannya pendidikan kesehatan dan
intervensi ini diharapkan masyarakat mendapatkan bekal yang cukup untuk mengurangi
kecemasan (Notoatmodjo, 2012). Peran perawat dalam menurunkan tingkat stres
diantaranya yaitu dengan melakukan teknik relaksasi napas dalam dan hipnosis 5 jari.
Teknik relaksasi nafas dalam dapat dipilih sebagai intervensi keperawatan mandiri untuk
menurunkan kecemasan karena dinilai paling mudah untuk digunakan. Tarik napas dalam
adalah suatu bentuk asuhan keprawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada
klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara
maksimal), dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan. Selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan
ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2008). Selanjutnya,
terapi hipnosis 5 jari merupakan terapi generalis yang dapat menimbulkan efek relaksasi
dan menenangkan. Hal ini sesuai dengn penelitian Maliya dan Anita (2011) yang
mengatakan ada pengaruh hipnosis terhadap penurunan ansietas. Selain itu menurut
Vickers dan Zolman (2012) hipnosis 5 jari menurunkan cemas dan meningkatkan sugesti
sehat. Hipnosis 5 jari adalah sebuah teknik pengalihan pemikiran seseorang dengan cara
menyentuhkan pada jari-jari tangan sambal membayangkan hal-hal yang menyenangkan
atau yang disukai (Keliat, 2016).
Berdasarkan studi yang dilakukan pada warga RW 07 Cibadak dapat data bahwa
mayoritas warga memiliki anak dengan usia sekolah dan mayoritas masalah kesehatan
yang dialami adalah cemas. Oleh karena itu diperlukan promosi kesehatan mengenai
teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan dengan cara relaksasi napas dalam dan
hipnosis 5 jari sehinggga dapat mengurangi kecemasan yang dialami.

2. TUJUAN PENYULUHAN
2.1. Tujuan Umum
Klien mampu memahami stimulus tumbuh kembang anak usia sekolah dan manajemen
stress dengan relaksasi
2.2. Tujuan Khusus
Dengan diadakannya penyuluhan ini, diharapkan:
2.2.1. Mahasiswa
 Mengidentifikasi sumber stress dan menjelaskan teknik manajemen stress
 Mempersiapkan media dan alat bantu penyuluhan
 Melaksanakan penyuluhan kesehatan jiwa tentang manajemen stress dalam
stimulus tumbuh kembang anak
 Mendokumentasikan proses dan hasil penyuluhan kesehatan jiwa tentang stress
pada penderita hipertensi
 Mendemontrasikan cara relaksasi nafas dalam dan hypnosis 5 jari
2.2.2. Peserta
 Peserta mampu menjelaskan perkembangan anak usia sekolah
 Peserta mampu menjelaskan stimulus tumbuh kembang anak usia sekolah
 Peserta mampu menjelaskan pengertian stress
 Peserta mampu menjelaskan tanda dan gejala stress
 Peserta mampu menjelaskan sumber stres
 Peserta mampu menjelaskan manfaat manajamen stres: relaksasi nafas dalam dan
hypnosis 5 jari.
 Peserta mampu mendemostrasikan : relaksasi nafas dalam dan hypnosis 5 jari.

3. RANCANGAN KEGIATAN PENYULUHAN


3.1. Topik, Waktu, dan Tempat
 Topik : Stimulasi tumbuh kembang anak dan manajemen stress
 Sasaran/target : Masyarakat di RW 007, Kp Kukupu, Tanah Sareal, Cibadak,
Bogor, Jawa Barat
 Hari/Tanggal : Jumat, 07/01/ 2019
 Waktu : 09.30 s/d 10.50
 Tempat :Rumah bu Syifa, RT 004/RW 007, Kp Kukupu, Tanah Sareal,
Cibadak, Bogor, Jawa Barat
3.2. Strategi, waktu, metode dan media penyuluhan
3.2.1. Acara Penyuluhan

Strategi Kegiatan Waktu Metode Media/Alat


FASE ORIENTASI

 Salam Terapeutik
 Memperkenalkan diri
 Evaluasi perasaan dan
Pemaparan
keluhan 10 menit moderator Susunan acara,
 Menjelaskan kontrak
(topik, tujuan, waktu, dan
tempat)
 Pre test
FASE KERJA
 Memaparkan materi  Ceramah
dan diskusi
tumbuh kembang anak
 Simulasi
usia sekolah  Tanya
 Memaparkan materi jawab
Booklet dan
(Pengertian, tanda dan 30 menit leaflet,
gejala, penyebab stress
 Memaparkan materi
sumber stress, manfaat
manajamen stres:
Strategi Kegiatan Waktu Metode Media/Alat
relaksasi nafas dalam dan
hypnosis 5 jari
 manfaat manajamen stres
 Demonstrasi relaksasi
nafas dalam dan hypnosis
5 jari
 Membagikan leaflet
 Diskusi dan Tanya jawab
FASE TERMINASI
 Evaluasi subjektif dan
objektif
 Post Test 10 menit Ceramah Tidak ada
 Menutup kegiatan

3.3.3. Rundown Acara


Waktu Acara

09.30-09.37 Sambutan perwakilan RW


(Kader)

09.40-09.48 Sambutan pembimbing

09.50-10.07 Pembukaan oleh Moderator

10.10-10.40 Pre Test, Penyampaian materi

10.40-10.50 Evaluasi, Post Test dan penutupan

3.4. Pengorganisasian Kelompok


3.4.3. Penanggung jawab: Tamana ihda husna zain, S.Kep
Uraian tugas:

 Bertanggung jawab mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi dari seluruh
kegiatan penyuluhan
 Mengkoordinir anggota kelompok dan menjelaskan tugas dan peran masing-
masing anggota
3.4.4. Moderator : Muhammad ade putra, S.Kep
Uraian tugas:

 Membuka dan menutup kegiatan


 Memandu jalannya diskusi dan tanya jawab
 Mengevaluasi hasil evaluasi pada peserta penyuluhan
 Menyimpulkan hasil diskusi
3.4.5. Pemateri: Cahyo wibisono, S.Kep dan syifa aulia, S.Kep
Uraian tugas:

 Mempersiapkan materi yang akan disampaikan


 Menyampaikan materi penyuluhan
3.4.6. Fasilitator dan Perlengkapan: Angga perdana kesuma, S.Kep & Iskandar zulkarnaen,
S.Kep
Uraian tugas :

 Mempersiapkan media dan peralatan yang dibutuhkan


 Memfasilitasi dan memotivasi peserta selama diskusi dan tanya jawab
 Melakukan demonstrasi teknik mengatasi stress
 Memberikan reward kepada peserta penyuluhan
3.4.7. Observer dan Notulen: I made aris ngurah winata, S.Kep
 Mengamati jalannya acara
 Mencatat hasil dari diskusi dan tanya jawab
 Mencatat seluruh proses dan hasil dari kegiatan secara keseluruhan selama
pertemuan berlangsung.
Lampiran 1.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Tugas perkembangan anak Usia Sekolah 6-12 tahun


Sub Pokok Bahasan : Penyimpanan perkembangan anak
Sasaran : Orang tua dengan anak usia sekolah
Waktu : Hari Jumat, tanggal 07 Februari 2020, jam 09.30-10.30
Tempat : Kediaman Bu RT 03 RW 07 Kel. Cibadak

A. Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x30 menit peserta mampu menjelaskan
kembali tugas perkembangan anak-anak usia sekolah.
B. Tujuan Intruksional Khusus
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian perkembangan kemampuan psikososial
anak usia sekolah (6-12 tahun).
2. Peserta mampu menjelaskan ciri-ciri perkembangan psikososial anak sekolah
yang normal.
3. Peserta mampu menjelaskan ciri anak yang mengalami penyimpangan
perkembangan normal.
4. Peserta mampu menjelaskan bagaimana cara orang tua membantu stimulus
perkembangan anak usia sekolah
C. Materi
1. Perkembangan perkembangan kemampuan psikososial anak usia sekolah (6-12
tahun).
2. Ciri-ciri perkembangan psikososial anak sekolah yang normal.
3. Ciri anak yang mengalamai penyimpangan perkembangan normal
4. Cara orang tua membantu menstimulasi perkembangan psikososial anak usia
sekolah
D. Metode penyuluhan
Ceramah dan tanya jawab
E. Media penyuluhan
1. Flipchart/ lembar balik
2. Leaflet
F. Setting Tempat

Presentator Moderator

Peserta
Fasilitator Fasilitator

Observer, Notulis

Area Perlengkapan, Konsumsi

G. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab : Tamana Ihda Husna Zain, S.kep
Tugas : Mengkoordinasi kegiatan penyuluhan
2. Moderator : Muhammad Ade Putra, S.kep
Tugas :
a. Membuka dan menutup acara penyuluhan
b. Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
c. Mengarahkan jalannya penyuluhan
d. Menjawab pertanyaan peserta
3. Penyaji : Cahyo Wibisono, S.kep dan Syifa Aulia, S.kep
Tugas :
a. Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan
b. Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
c. Menjawab pertanyaan peserta
4. Fasilitator dan Perlap: Iskandar Zulkarnaen , S.kep dan Angga Perdana , S.kep
Tugas :
a. Memotivasi peserta untuk bertanya
b. Menjawab pertanyaan peserta
5. Observer dan Notulensi : I Made Ngurah Aris Winata, S.kep
Tugas :
a. Mengamati jalannya penyuluhan
b. Mencatat jumlah peserta yang hadir
c. Mencatat tanggapan yang dikemukakan
d. Menjawab pertanyaan peserta
e. Melaporkan hasil kegiatan

H. Kegiatan dan Proses Penyuluhan


No Tahap Wakt Kegiatan Kegiatan Warga Media
. Kegiatan u Mahasiswa RW 07
1 Pembukaa 5 a. Memberikan a. Menjawab Tidak ada
n Menit salam salam

b. Memperkenalka b. Mendengarkan
n diri, anggota dan
kelompok dan memperhatika
pembimbing n

c. Menjelaskan c. Mendengarkan
kegiatan dan dan
kontrak waktu memperhatika
n
d. Menjelaskan
tujuan d. Mendengarkan
penyuluhan dan
memperhatika
n
2 Isi 20 a. Menggali a. Peserta a. Lemba
Menit pengetahuan mencoba r balik
peserta tentang menjawab / flip
pengertian chart
perkembangan
kemampuan
psikososial anak
usia sekolah

b. Memberikan b. Menerima
reinforcement Pujian
No Tahap Wakt Kegiatan Kegiatan Warga Media
. Kegiatan u Mahasiswa RW 07
positif atas
jawaban peserta

c. Menjelaskan
c. Mendengarkan
pengertian
dan
perkembangan
memperhatika
kemampuan
psikososial anak
usia sekolah

d. Review
pengetahuan d. Peserta
peserta ciri-ciri mencoba
perkembangan menjawab
psikososial anak
sekolah yang
normal.

e. Memberikan
e. Menerima
reinforcement
Pujian
positif atas
jawaban peserta

f. Menjelaskan
f. Mendengarkan
tentang ciri-ciri
perkembangan dan
psikososial anak Memperhatika
sekolah yang n
normal.

g. Review g. Peserta
pengetahuan
mencoba
peserta tentang
menjelaskan ciri menjawab
anak yang
mengalami
penyimpangan
perkembangan
normal.

h. Memberikan
h. Menerima
reinforcement
Pujian
positif atas
No Tahap Wakt Kegiatan Kegiatan Warga Media
. Kegiatan u Mahasiswa RW 07
jawaban peserta

i. Menjelaskan
tentang
menjelaskan ciri i. Mendengarkan
anak yang dan
mengalami memperhatika
penyimpangan n
perkembangan
normal.

j. Review
pengetahuan
peserta tentang
menjelaskan j. Peserta
bagaimana cara mencoba
orang tua menjawab
membantu
stimulus
perkembangan
anak usia
sekolah

k. Memberikan
reinforcement
positif atas
jawaban peserta k. Menerima
pujian
l. Menjelaskan
tentang
menjelaskan
bagaimana cara
l. Mendengarkan
orang tua
membantu dan
stimulus memperhatika
perkembangan n
anak usia
sekolah

3 Penutup 5 a. Mahasiswa a. Menjawab


Menit melakukan pertanyaan
evaluasi yang diajukan
No Tahap Wakt Kegiatan Kegiatan Warga Media
. Kegiatan u Mahasiswa RW 07

b. Menyimpulkan b. Mendengarkan
materi yang dan
telah memperhatika
disampaikan n

c. Mahasiswa c. Menjawab
memberikan salam
salam penutup
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta menghadiri penyuluhan
b. Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan
c. Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan
d. Setting tempat sesuai dengan perencanaan
e. Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan
f. Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat
2. Evaluasi proses
a. Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan
b. Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan
c. Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan
d. Peserta ikut serta dalam penyimpulan pertemuan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu membina hubungan saling percaya
b. Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyaji
c. Peserta mampu :
 Menjelaskan tentang pengertian tumbuh kembang anak suai sekolah
 Menyebutkan kembali ciri perkembangan anak usia sekolah
 Menyebutkan kembali penyimpangan pada tumbuh kembang anak usia
sekolah
 Menyebutkan kembali cara menstimulasi perkembangan anak suai sekolah
MATERI PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH

A. Pengertian
Perkembangan kemampuan psikososial anak usia sekolah (6-12 tahun) adalah
kemampuan menghasilkan karya, berinteraksi dan berprestasi dalam belajar
berdasarkan kemampuannya sendiri. Pencapaian kemampuan ini akan membuat
anak bangga terhadap dirinya. Hambatan atau kegagalan dalam mencapai
kemampuan ini menyebabkan anak merasa rendah diri sehingga pada masa dewasa,
anak dapat mengalami hambat dalam bersosialisasi

B. Ciri-ciri perkembangan psikososial anak


- Mempunyai rasa bersaing/berkompetisi
- Menyelesaikan tugas sekolah yang diberikan
- Senang berkelompok dengan teman sebayaa dan mempunya sahabat karib
- Berperan dalam kegiatan kelompok
C. Ciri-ciri penyimpangan perkembangan (Harga diri rendah)
- Tidak mau mengerjakan tugas sekolah
- Membangkang pada orang tua auntuk mengerjakan tugas
- Tidak ada kemauan untuk bersaing dan terkesan malas
- Tidak mau terlibat dalam kegiatan kelompok
- Memisahkan diri dari teman sepermainan
D. Cara menstimulasi perkembangan psikososial anak usia sekolah
- Diskusikan kemampuan/kelebihan diri anak dan target pencapaian tugas
- Berikan tugas sesuai dengan kemampuan anak
- Beri pujian terhadap keberhasilan anak disekolah dan di keluarga/rumah
- Fasilitasi kegiatan kelompk: bermain, les, kegiatan keagamaan
- Libatkan anak daalam kegiatan sehari-hari, seperti memasak, membuat kue,
membersihkan mobil, merapikan kamar tidur
Lampiran 2.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KELAS RELAKSASI

Pokok Bahasan : Teknik relaksasi untuk mengurangi rasa cemas

Sub Pokok Bahasan : Cara mengurangi cemas

Hari / Tanggal : Jumat 7 Februari 2020

Waktu : 30 menit

Tempat : Posko RW 07 kp. kukupu

Sasaran : Individu

Pengorganisasian : 1. Tamana Ihda ( Penanggung Jawab)


2. Syifa Aulia (Pemateri)
3. Cahyo Wibisono (Pemateri)
4. M. Ade Putra ( Moderator)
5. I Made Ngurah Aris ( Observer & Notulen)
6. Angga Perdana ( Perlap & Fasilitator)
7. Iskandar Zulkarnaen ( Perlap & Fasilitator)
I. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, pasien mampu memahami cemas dan
cara mengurangi cemas.

II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasien mampu:


1. Menjelaskan pengertian kecemasan, dalam bahasanya sendiri dengan benar.
2. Menguraikan tingkatan kecemasan.
3. Menguraikan faktor-faktor yang dapat menimbulkan stress.
4. Menguraikan tanda dan gejala cemas.
5. Menerapkan cara mengurangi cemas.
III. Materi

1. Pengertian Kecemasan
2. Tingkat Kecemasan

3. Tanda dan gejala cemas

4. Faktor-faktor yang menimbulkan stress

5. Cara-cara mengurangi cemas dengan teknik relaksasi nafas dalam & hipnotis
5 jari.

IV. Metode

1. Ceramah

2. Demonstrasi & redemonstrasi

3. Tanya jawab

V. Media, Alat dan Sumber

1. Media: Lembar balik, Leaflet

2. Alat: Mic, Speaker

VI. Strategi Pelaksanaan

Kegiatan Kegiatan Klien Waktu


Pendahuluan Menjawab pertanyaan 3 menit
Mengucapkan salam Menyimak
Memperkenalkan diri Menyimak
Menyampaikan tujuan
Mengemukakan kontrak
waktu
Kegiatan Inti Menyimak, bertanya, 20 menit
Menjelaskan materi secara mengikuti contoh yang
sistematis dipraktekan dan memberi
Memberi kesempatan jawaban pertanyaan
bertanya
Mendemonstrasikan teknik
relaksasi (relaksasi nafas
Kegiatan Kegiatan Klien Waktu
dalam & hipnotis lima jari)
Memberikan reinforcement
Penutup Menyimak dan menjawab 7 menit
Menyimpulkan materi pertanyaan
pelajaran bersama-sama
Memberikan evaluasi
secara tanya jawab
Mengucapkan salam
penutup
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian kecemasan

Kecemasan (anxiety) sebenarnya merupakan reaksi normal terhadap situasi yang


menekan. Namun dalam beberapa kasus, menjadi berlebihan dan dapat menyebabkan
seseorang ketakutan yang tidak rasional terhadap sesuatu hal.

Kecemasan (anxiety) adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran yang
timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan.

2. Tanda dan Gejala kecemasan

a. Gejala motorik, meliputi: gemetar, muka tegang, nyeri otot, nyeri dada, letih,
pegal, sakit kepala, sakit leher.
b. Gejala otonomik, berupa hiperaktivitas saraf otonomik terutama saraf simpatis
ditandai dengan gejala; palpitasi, hiperhidrosis, sesak nafas, diare, parestesia dll.
c. Khawatir
Rasa khawatir yang berlebihan terutama mengenai hal-hal yang belum terjadi
seperti mau mendapat musibah.
d. Kewaspadaan berlebihan.
Kewaspadaan yang berlebihan meliputi gejala tidur terganggu, sulit
berkonsentrasi, mudah terkejut, tidak bisa santai dll.

3. Tingkat Kecemasan

a. Cemas Ringan
Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-
hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan
waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan
pertumbuhan dan kreativitas. Respons cemas ringan seperti sesekali bernapas
pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka
berkerut dan bibir bergetar, lapang persepsi meluas, konsentrasi pada masalah,
menyelesaikan masalah secara efektif, tidak dapat duduk dengan tenang, dan
tremor halus pada tangan.
b. Cemas Sedang
Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap masalah menurun. Individu lebih
berfokus pada hal-hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain. Respons
cemas sedang seperti sering napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat,
mulut kering, anoreksia, gelisah, lapang pandang menyempit, rangsangan luar
tidak mampu diterima, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan perasaan
tidak enak.
c. Cemas Berat
Pada cemas berat lahan persepsi sangat sempit. Seseorang cenderung hanya
memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang penting. Seseorang
tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan lebih banyak pengarahan /
tuntunan.
d. Respon kecemasan berat seperti napas pendek, nadi dan tekanan darah
meningkat, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, ketegangan, lapang
persepsi sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan masalah, verbalisasi cepat,
dan perasaan ancaman meningkat.
4. Faktor-faktor yang menimbulkan stress

a. Lingkungan yang asing

b. Kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan memerlukan


bantuan orang lain

c. Berpisah dengan pasangan dan keluarga

d. Masalah biaya

e. Kurang informasi

f. Ancaman akan penyakit yang lebih parah

g. Masalah pengobatan

5. Cara mengurangi cemas

a. Teknik relaksasi nafas dalam


• Penatalaksanaan keperawatan mandiri berdasarkan Nursing Intervention
Classification (NIC) untuk tindakan menurunkan kecemasan salah satunya yaitu
dengan teknik relaksasi (Dochterman & Bulechek, 2014, hal. 169).

• Teknik relaksasi napas dalam bermanfaat memberikan efek yang


menenangkan pada seluruh tubuh (National Safety Council, 2014, hal 73).

• Penelitian yang dilakukan oleh Ghofur dan Purwoko (2007) tentang


pengaruh teknik nafas dalam terhadap perubahan tingkat kecemasan pada ibu
persalinan kala 1 menunjukan ada pengaruh teknik nafas dalam terhadap
perubahan tingkat kecemasan.

• Penelitian Pangestuti (2010) tentang pengaruh teknik relaksasi napas


dalam terhadap tingkat kecemasan tindakan endoskopi di unit endoskopi RSU
Dr. Soedono, disimpulkan bahwa teknik relaksasi nafas dalam selama tindakan
endoskopi dapat menurunkan kecemasan,

• Teknik relaksasi nafas dalam dapat dipilih sebagai intervensi


keperawatan mandiri untuk menurunkan kecemasan karena dinilai paling mudah
untuk digunakan

Tarik napas dalam adalah suatu bentuk asuhan keprawatan yang dalam hal ini
perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam,
napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal), dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas
nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002).

Menurut (Smeltzer & Bare, 2016). dan National Council (2014), untuk
meningkatakan ventilasi alveoli, memelihara pertukana gas, mencegah
atelektasis paru, mengurangi stres baik stres fisik dan emosional dan
menurunkan kecemasan. Setelah dilakukan tarik napas dalam manfaat yang
didapatkan pasien dapat merasakan ketentraman hati dan berkurangnya cemas
serta nyerinya berkurang Menurut Priharjo (2013), prosedur tarik napas dalam:
a. Usahana rileksa dan tenang

b. Menarik napas yang dalam dari hidung dengan hitungan 1, 2, 3.


Kemudian ditahan selama 5-10 detik

c. Hembuskan napas melalui mulut secara perlaha-lahan

d. Menarik napas melalui hidung dan menghembuskannya lagi melalui


mulut secara perlahan-lahan

e. Ulangi sampai 15 kali diselingi istirahat singkat setiap 5 kali

Teknik percakapan

Menarik napas biasa, tarik napas perlahan dalam hitungan 1, pikirkan udara
memasuki udara ke bawah paru-paru, pada hitungan kedua bayangkan udara
mengisi ke bagian tengah paru dan pada hitungan ketiga bayangkan seluruh
paru-paru sudah masuk. Setelah itu, dalam hitungan ketiga, tahan napas lalu
hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara perlahan sampai habis.

1) Diri dalam keadaan rileks

2) Ambil napas selama 3 detik dengan lambat,

3) Tahan napas selama 5 detik

4) Keluarkan perlahan selama 5 detik melalui mulut

5) Ulangi selama 3 kali

b. Teknik relaksasi hipnotis 5 jari:

1) Diri dalam keadaan rileks

2) Teman dan konselor membimbing pasien dengan kondisi verbal (bicara


perlahan dan lembut), mulai menyentuhkan jari telunjuk dengan ibu jari, jari
tengah dengan ibu jari, jari manis dengan ibu jari, jari kelingking dengan ibu
jari.

3) Pasien dapat terbawa ke tempat yang paling aman yang diinginkan oleh
suara hatinya.
4) Saat terbangun dari proses imagenery, pasien akan merasa damai, dan akan
mempunyai persepsi yang baru terhadap sesuatu yang membebani, atau lebih
siap menghadapinya.

Anda mungkin juga menyukai