PENDAHULUAN
Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal yang menyerang organ
data dari organisasi kesehatan sedunia (WHO) pada tahun 2005, kanker
merupakan penyebab kematian sebanyak 6,7 juta kasus yaitu mencakup kira-kira
14% dari semua jenis kematian global. Di dunia dan di Indonesia tiap tahunnya
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang sering ditemukan oleh kebanyakan
tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada sistem rawat inap di
seluruh Rumah Sakit di Indonesia (16,85%) dan merupakan kanker tertinggi yang
diderita wanita Indonesia adalah kanker payudara dengan angka kejadian 26 per
dini sangat penting dilakukan pada pasien kanker payudara karena kesalahan
diagnosis akan bertampak serius pada penderita secara fisik maupun mental.
1
Khusus untuk kanker payudara, prosedur diagnostik dapat bersifat untuk deteksi
dini (skrining) dan dapat pula bersifat diagnostik (dengan adanya keluhan).
mamografi dan biopsi yang disebut dengan triple diagnostic procedure. (Djatmiko
dkk, 2009).
baru dan setiap 2 menit meninggal 1 orang perempuan karena kanker serviks. Di
karena kanker serviks. Insiden kanker serviks sebenarnya dapat ditekan dengan
HPV dan diikuti dengan deteksi dini kanker serviks tersebut melalui pemeriksaan
pap smear atau IVA (inspeksi visual dengan menggunakan asam acetat). Saat ini
cakupan “screening” deteksi dini kanker serviks di Indonesia melalui pap smear
dan IVA masih sangat rendah (sekitar 5 %), padahal cakupan “screening” yang
efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena kanker
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
3
1.4 Manfaat
Serviks
Kanker Serviks
Kanker Serviks
Kanker Serviks
Kanker Serviks
Kanker Serviks
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Skrining
A. Pengertian
Skrining, dalam pengobatan, adalah strategi yang digunakan dalam suatu populasi
untuk mendeteksi suatu penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala
penyakit itu. Tidak seperti apa yang biasanya terjadi dalam kedokteran, tes
Skrining sama artinya dengan deteksi dini atau pencegahan sekunder, mencakup
penyakit untuk menemukan penyakit yang belum terlihat atau pada stadium
praklinik.
B. Tujuan Skrining
5
Tujuan dari skrining adalah untuk mengidentifikasi penyakit pada komunitas
skrining telah terbukti bermanfaat bagi orang yang sedang diputar; overdiagnosis,
misdiagnosis, dan menciptakan rasa aman palsu beberapa efek negatif dari
penyaringan. Untuk alasan ini, tes yang digunakan dalam program skrining,
terutama untuk penyakit dengan insiden rendah, harus memiliki sensitivitas yang
baik selain kekhususan diterima. Beberapa jenis skrining ada: skrining universal
semua anak pada usia tertentu). Temuan Kasus melibatkan skrining sekelompok
kecil orang berdasarkan adanya faktor risiko (misalnya, karena anggota keluarga
kanker ser
6
C. Jenis Penyakit yang Tepat Untuk Skrining
dengan
2.2.1 Definisi
Menurut Luwia (2003), kanker payudara merupakan kanker yang berasal dari
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara. Ketika sejumlah sel di
dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak terkendali inilah yang
disebut kanker payudara. Kumpulan besar dari jaringan yang tidak terkontrol ini
disebut tumor atau benjolan. Akan tetapi tidak semua tumor adalah kanker, karena
sifatnya yang tidak menyebar ke seluruh tubuh. Tumor yang dapat menyebar ke
seluruh tubuh atau menyebar jaringan sekitar disebut kanker atau tumor ganas.
2.2.2 Etiologi
7
Penyebab dari kanker payudara tidak diketahui dengan pasti, namun terdapat
faktor panting karena kejadian kanker payudara akibat kelainan genetik sebesar 5-
keluarga yang terkena kanker payudara dan memetakannya dalam bentuk silsilah.
Riwayat keluarga yang perlu dicatat diantaranya adalah kanker payudara pada ibu
atau saudara perempuan yang terkena kanker payudara pada umur di bawah 50
tahun atau keponakan dengan jumlah lebih dari dua (Luwia, 2003)
Hormon estrogen adalah hormon yang berperan dalam proses tumbuh kembang
organ seksual wanita. Hormon estrogen justru sebagai penyebab awal kanker pada
sebagian wanita. Hal ini disebabkan adanya reseptor estrogen pada sel-sel epitel
saluran kelenjar susu. Hormon estrogen yang menempel pada saluran ini, lambat
laun akan mengubah sel-sel epitel tersebut menjadi kanker (Luwia, 2003).
banyak dosis estrogen meningkatkan risiko kanker payudara (John Cleese, 2010).
8
Bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa perubahan genetik berkaitan
dengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan genetik masih
belum diketahui. Perubahan genetik ini termasuk perubahan atau mutasi dalam
gen normal, dan pengaruh protein baik yang menekan atau meningkatkan
mempunyai peran penting dalam kanker payudara. Dua hormon ovarium utama-
Suddarth, 2002).
Penemuan dini kanker payudara masih sulit, kebanyakan ditemukan jika sudah
teraba oleh pasien atau sudah stadium lanjut (Wilensky dan Lincoln, 2008).
Berikut ini tanda dan gejala pada kanker payudara stadium lanjut:
Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwardan atas bagian dalam, di bawah
9
Edema dengan peaut d orange (keriput seperti kulit jeruk)
Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting, keluar cairan spontan,
Tumor Size ( T )
10
1. Nx : Kelenjar ketiak tak teraba
Mestastase Jauh ( M )
2.2.4 Patofisiologi
pengobatan yang tepat. Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang
berubah dengan ciri proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tidak
terjadi mestastase dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh.
11
Perubahan secara biokimiawi dan genetis terjadi didalam sel tersebut terutama
dalam inti sel. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami
transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel
Menurut Luwia (2003), proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu:
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi “pre cancerous” yang bisa ditemukan di
serviks uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna, kulit dan akhirnya juga di
payudara.
Sel menjadi ganas, berkembang baik dan menginfiltrasi melalui membran sel
2.2.5 Stadium
12
Kanker Payudara dapat didiagnosis pada stadium yang berbeda-beda. Kanker
payudara yang lebih dini ditemukan, kemungkinan sembuh akan lebih besar.
Luwia (2003) menyebutkan bahwa stadium kanker payudara terdiri atas beberapa
Besarnya tumor tidak lebih dari 2-2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran
(metastasis) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium ini kemungkinan
Stadium II
Tumor sudah lebih dari 2,25 cm dan sudah terjadi mestastasis pada kelenjar getah
bening di ketiak. Kemungkinan untuk sembuh pada stadium ini hanya 30-40 %
dilakukan pada sadium I dan II untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada
Stadium III
Tumor sudah cukup besar 3-5 cm, sel kanker hampir menyebar keseluruh tubuh,
13
dilakukan penyinaran dan kemoterapi (pemberian obat yang dapat membunuh sel
pecah/berdarah.
Stadium IV
Tumor sudah berukuran besar >5 cm, sel kanker telah menyebar/bermestastase ke
seluruh organ tubuh, dan biasanya penderita mulai lemah. Pengobatan payudara
sudah tidak ada artinya lagi. Biasanya pengobatan dilakukan dengan terapi
hormonal dengan syarat Estrogen Reseptor (ER) atau Progesteron Reseptor (PR)
payudara atau tumor sedini mungkin. Sering kali penderita mengetahui dirinya
Lebih dini kanker ditemukan dan mendapatkan penanganan yang tepat, akan
Terdapat beberapa cara deteksi dini kanker payudara dengan tingkat akurasi yang
berbeda. Akurasi deteksi dini kanker payudara akan jauh bertambah bila ketiga tes
ini dikombinasi.
14
Cara deteksi dini kanker payudara adalah :
Biopsy).
payudara.
Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebasar 25-30%. Terbukti 95%
wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup
lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang
15
A. Waktu Dikakukan SADARI
yang sedang haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke-5 sampai ke-10
dari hari pertama haid, ketika payudara sedang mengendur dan terasa lebih lunak.
Pada wanita normal, American Cancer Society menganjurkan wanita yang berusia
diatas umur 20 tahun untuk melakukan SADARI setiap tiga bulan. Selain
SADARI untuk deteksi dini kanker payudara pada usia 35-40 tahun dengan
16
Wanita di atas 25 tahun yang keluarganya pernah menderita kanker
payudara
Melihat payudara
Memijat payudara
Meraba payudara
17
D. Tahap Pemeriksaan SADARI
Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau
Tahap 1
Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta
kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermn, posisi kedua
Tahap 2
Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk
melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.
Tahap 3
Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan kiri. Miringkan
Tahap 4
18
Melihat Perubahan Bentuk Payudara dengan Berbaring
Tahap 1 Persiapan
kedua lutut anda. Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah
bahu sebelah kanan untuk menaikkan bagian yang akan diperiksa. Kemudian
letakkan tangan kanan anda di bawah kepala. Gunakan tangan kiri anda untuk
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di
bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara
ke garis tengah bagian ketiak anda. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan
pada ketiak. Kemudia putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan
tangan anda perlahan-lahan ke bawah bra-line dengan putaran ringan dan tekan
kuat disetiap tempat. Di bagian bawah bra-line, bergerak kurang lebih 2cm kekiri
dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan.
Bergeraklah ke atas dan ke bawah mangikuti pijatan dan meliputi bagian yang di
tunjuk.
19
Berawal dari bagian atas payudara anda, buat putaran yang besar. Bergeraklah
sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sesekali dengan tekanan kuat.
Menggunakan kedua tangan, kemudia tekan payudara anda untuk melihat adanya
Letakkan tangan kanan anda ke samping dan rasakan ketiak anda dengan teliti,
2.3.1 Definisi
Kanker leher rahim atau karsinoma serviks adalah penyakit akibat tumor pada
daerah mulut rahim akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak
David M. Eddy (1981, yang dikutip dari Hoepoedio, 1986) dalam tulisannya
berjudul “The Economic of Cancer Prevention and Detection, Getting More for
20
Less” tujuan konkrit dari penemuan dini kanker, termasuk kanker leher rahim
4. Mengurangi penderitaan
5. Mengurangi biaya
2.3.2 Etiologi
Penelitian meta analisis yang meliputi 10.000 kasus didapatkan 8 tipe HPV yang
banyak ditemukan, yaitu tipe 16, 18, 45, 31,33, 52, 58 dan 35. Dari berbagai
2. HPV risiko sedang : HPV 33, 35, 39, 40, 43, 45, 51, 56, dan 58.
21
Infeksi HPV terjadi melalui hubungan seksual dengan masa inkubasi selama 3
bulan. Bentuk klasik dari infeksi HPV adalah kondiloma akuminata yaitu kutil
yang berbentuk kembang kol pada jaringan ikat di tengahnya dan ditutup terutama
serviks dimana lesinya hanya terbatas pada vulva, anus dan vagina bagian
melakukan gangguan pada gen yang mengatur pembelahan virus dan mengakibat
kan pembelahan sel menjadi tidak terkontrol ke arah keganasan. (Bustan, 2000).
Suwiyoga (2007) mengatakan bahwa faktor risiko minor kanker serviks adalah
paritas tinggi dengan jarak persalinan pendek, hubungan seksual dini dibawah
umur 17 tahun, multipartner seksual, merokok aktif dan pasif, status ekonomi
Pada tahapan pra kanker sering tidak ditemukannya gejala (asimtomatis). Bila ada
gejala yang timbul biasanya keluar keputihan yang tidak khas. Namun, beberapa
gejala mengarah kepada infeksi HPV menjadi kanker serviksi antara lain :
22
3. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul maka pasien akan menderita
(Wijaya, 2010)
4. Adanya perdarahan tidak normal. Hanya terjadi bila setelah sel-sel leher
10. Bila kanker sudah mencapai stadium tiga ke atas, maka akan terjadi
sebagainya.
23
2. Mereka yang berganti-ganti pasangan seksual
seksual (IMS)
antara lesi pra kanker dan kanker serviks dengan aktivitas seksual pada usia dini,
khususnya sebelum umur 17 tahun. Hal ini diduga ada hubungan dengan belum
matangnya daerah transformasi pada usia tersebut bila sering terekspos. Frekuensi
hubungan seksual berpengaruh terhadap lebih tingginya risiko pada usia, tetapi
tidak pada kelompok usia lebih tua. Jumlah pasangan seksual menimbulkan
24
konsep pria berisiko tinggi sebagai vektor yang dapat menimbulkan infeksi yang
Nugraha B.D (2003) menganalisis bahwa akan terjadinya perubahan pada sel
leher rahim pada wanita yang sering berganti-ganti pasangan, penyebabnya adalah
b. Paritas
Kanker serviks sering terjadi pada wanita yang sering melahirkan. Semakin sering
aktivitas seksual dan saat mulai kontak seksual pertama kali daripada akibat
trauma persalinan. Pada wanita dengan paritas 5 atau lebih mempunyai risiko
terjadinya kanker serviks 2,5 kali lebih besar dibandingkan dengan wanita dengan
c. Merokok
Menurut Suwiyoga (2007) dilihat dari segi epidemiologinya, perokok aktif dan
pasif berkontribusi pada perkembangan kanker serviks yaitu 2 sampai 5 kali lebih
besar dibandingkan dengan yang tidak perokok. Pada wanita yang merokok
25
d. Kontrasepsi Oral
dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari 5 tahun dapat meningkatkan risiko
relatif 1,53 kali. World Health Organization (WHO) melaporkan risiko relatif
pada pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan meningkat sesuai dengan
e. Defisiensi Gizi
sedang yang berhubungan dengan defisiensi zat gizi seperti beta karotin, vitamin
A dan asam folat. Banyak mengkonsumsi sayuran dan buah – buahan yang
jeruk, anggur, bawang, bayam dan tomat berkhasiat untuk mencegah terjadinya
f. Sosial Ekonomi
penelitian yang menunjukkan bahwa inpeksi HPV lebih prevalen pada wanita
dengan tingkat pendidikan dan pendapatan yang rendah dengan status gizi karena
26
status gizi berhubungan dengan daya tahan tubuh baik terhadap infeksi maupun
2.3.5 Patofisiologi
Lesi prakanker dapat terjadi dalam waktu 2-3 tahun setelah infeksi
Apabila lesi tidak diketahui dan tidak diobati, dalam waktu 3-17 tahun
2.3.6 Pencegahan
27
2. Selain itu juga menghindari faktor risiko lain yang dapat memicu
pemeriksaan PAP dan IVA dengan hasil positif, dan meningkatkan daya
telah terinfeksi HPV atau mengalami lesi prakanker yang harus dilanjutkan
beberapa tipe yaitu bivalea (tipe 16 dan 18) atau kuadrivalen (tipe
6,11,16,18). Kendala utama pelaksanaan vaksin saat ini adalah biaya yang
masih mahal.
2.3.7 Stadium
Preinvasif
28
Karsinoma Invasive
mikroskopis
Stadium IV : Kanker sudah meluas keluar pelvis atau secara klinik sudah
29
Stadium IVA: Menyebar ke ogan sekitarnya
Stadium IVB: Telah terjadi penyebaran ke organ yang lebih jauh lokasinya
LEHER RAHIM
STADIUM KESEMBUHAN
Stadium IA 100%
Stadium IB 87%-90%
Stadium IIA 68%-83%
Stadium IIB 62%-68%
Stadium III 33%-48%
Stadium IV 14%
Untuk pemeriksaan Pap Smear, sebaiknya ibu dalam keadaan tidak haid,
seluruh leher rahin dapat dilihat. Dengan alat spatula dan sikat khusus
30
diambil Sitologi, Pemeriksaan sitologi dikenal dengan pemeriksaan pap
smear. Sitologi bermanfaat untuk mendeteksi sel – sel serviks yang tidak
(Sjamsuddin, 2001).
2. Kolposkopi
pembuluh darah lebih dilihat. Pada alat ini juga dilengkapi dengan filter
hijau untuk memberikan kontras yang baik pada pembuluh darah dan
hasil test pap smear abnormal dan juga sebagai penuntun biopsi pada lesi
3. Biopsi
31
biopsi harus tajam dan harus diawetkan dalam larutan formalin 10%
4. Konisasi
sel-sel dari leher rahim, kemudian oleskan di kaca objek untuk dikirim ke
laboratorium dan dibaca para ahli. Hasil akan didapat + 1 minggu sampai 1 bulan
kemudian, oleh karena itu ibu harus membuat janji dengan petugas kesehatan
Pemeriksaan IVA
Posisi pemeriksaan sama dengan pada tes Pap. Dengan mengoleskan asam asetat
(cuka dapur) yang telah diencerkan (3 – 5%) ke leher rahim, tenaga kesehatan
terlatih akan melihat perbedaan antara bagian yang sehat dan yang tidak normal.
Asam asetat merubah warna sel-sel abnormal menjadi lebih putih dan lebih
32
sama efektifnya dengan pemeriksaan Pap dalam mendeteksi lesi prakanker, dapat
dilakukan di fasilitas kesehatan dasar seperti Puskesmas, Pustu, atau Polindes dan
fasilitas lebih murah dan mudah. Hasilnya dapat diketahui pada saat pemeriksaan,
sehingga apabila diperlukan pengobatan dapat segera dilakukan atau dirujuk bila
perlu.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
33
Skrining, dalam pengobatan, adalah strategi yang digunakan dalam suatu populasi
untuk mendeteksi suatu penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala
penyakit itu. Tidak seperti apa yang biasanya terjadi dalam kedokteran, tes
Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal yang menyerang organ dengan
cepat sehingga fungsinya hancur dan menyebabkan kematian. Menurut data dari
penyebab kematian sebanyak 6,7 juta kasus yaitu mencakup kira-kira 14% dari
semua jenis kematian global. Di dunia dan di Indonesia tiap tahunnya kasus
payudara merupakan jenis kanker yang sering ditemukan oleh kebanyakan wanita.
Kanker leher rahim atau karsinoma serviks adalah penyakit akibat tumor pada
daerah mulut rahim akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak
3.3 Saran
34
melakukan tes skrining kanker serviks yaitu dengan beberapa macam cara yaitu
Pap Smear dan IVA test. Wanita-wanita mulai mempunyai tes-tes Pap 3 tahun
setelah mereka mulai mempunyai hubungan seksual, atau ketika mereka mencapai
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah (Edisi
8 Volume 2) . Jakarta . Buku Kedokteran EGC
35
Joko Purwanto, D. “Deteksi Dini Kanker Payudara” diakses 10 agustus
2014 :http://www.omni-hospitals.com/omni_alamsutera/blog_detail.php?
id_post=5
Muhimatus. 2011. “Skrining Untuk Keganasan Dan Penyakit Sistemik” diakses
10 agustus 2014 : http://muhimatus.wordpress.com/2011/04/13/skrining-
untuk keganasan-dan-penyakit-sistemik/
Tirtoprodjo, Prijono (2007), Makalah Pap Smear, Refresing Pap Smear Bagi
Bidan, Yayasan Kanker Indonesia Cabang D.I. Yogyakarta.
36