Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1. DEFINISI
Pengertian rumah tinggal dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Rumah merupakan bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah juga
dapat dijadikan tempat untuk menampung kegiatan sehari-hari.

Sedangkan pengertian lingkungan rumah tinggal juga dibedakan sebagai berikut:


1. Perumahan (housing) adalah suatu daerah yang terdiri dari sekelompok rumah tinggal (sekelompok rumah
dengan ruang-ruang di dalamnnya, halaman dan utilitas dalam rumah).
2. Pemukiman (settlement) adalah suatu daerah yang terdiri dari sekelompok rumah dengan sarana dan
prasarana pendukungnya, yang di dalam daerah tersebut terjadi proses sosialisasi. Yang dimaksud dengan
sarana pendukung adalah utilitas rumah dan lingkungan, sedangkan prasarana pendukung adalah fasilitas
ibadah, fasilitas pendidikan dan fasilitas pendukung lainnya. (digilib.petra.ac.id)

Rumah tinggal minimalis adalah rumah tinggal yang menampilkan kesederhanaan dengang
penggunaan elemen yang sesuai dengan kebutuhan saja namun tetap terkesan elegan.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut rumah tinggal yang tepat yang akan dirancang
menerapkan rumah tinggal sebagai home dengan mengangkat konsep minimalis dan back to nature untuk
keluarga Ibu Elis Seorang ibu rumah tangga yang memiliki 2 orang anak. Rumah tinggal yang akan
dirancang disesuaikan dengan kebutuhan penghuni, terutama kebutuhan Seluruh anggota keluarga. Selain
itu rumah harus dapat digunakan untuk menjalani kegiatan hunian dan dapat terjadi interaksi antar
penghuni rumah dengan nyaman, aman, dan sehat tanpa adanya gangguan dari luar rumah.

2. LATAR BELAKANG
Sudah menjadi kebutuhan primer manusia untuk memiliki tempat tinggal bagi keluarganaya, karena
rumah memiliki banyak fungsi untuk menunjang kegiatan manusia yang bukan hanya melindungi manusia
dari gangguan luar tetapi juga kegiatan-kegiatan yang bersifat privat. Untuk membangun rumah yang
diinginkan, maka membutuhkan lahan yang cukup serta sarana dan prasarana pendukungnya. Diberbagai
negara didunia memiliki ciri khas rumah yang beragam, karena setiap rumah yang akan dibangun harus
memberi kenyamanan, keamanan, dan sehat. Maka dalam merancang rumah harus memperhatikan iklim dan
kondisi lingkungan sekitar.

1 (SETUDIO PERANCANGAN 1)
3. TINJAUAN TEORI RUMAH TINGGAL

Gambaran rumah yang akan dirancang didapat dari keinginan Ibu Elis yang menginginkan konsep
minimalis untuk rumahnya. Konsep minimalis memiliki bentuk dan garis geometri yang tegas, biasanya didominasi
dengan perulangan garis vertical/horizontal; terdapat bukaan-bukaan yang lebar; atap cenderung datar atau nyaris
datar. Hampir seluruh fasad rumah minimalis sangat sederhana bahkan material yang digunakan. Namun,
kesederhanaan tersebut tetap dapat memberikan kesan elegan terhadap rumah. Ruangan terdiri dari Ruang tamu,
Ruang keluarga, Ruang makan, Kamar tidur utama + Kamar mandi, 2 Kamar tidur anak + 1 Kamar mandi, Kamar
mandi Dapur, Tempat cuci+jemur, Garasi, Gudang,. Rumah memiliki komposisi ruang yang terpusat. Pusat dari
komposisi tersebut berada di meja makan.
Orientasi bangunan yang baik adalah menghadap 2ating2 selatan atau utara. Karena mendapatkan sinar
matahari yang optimal, tidak berlebihan. Berbeda bila bangunan menghadap 2ating2 timur atau barat. Sinar
matahari akan langsung masuk ke dalam rumah dan membuat rumah terasa panas, terutama dari arah barat.
Penggunaan ventilasi silang pada rumah akan memudahkan sirkulasi udara. Udara dingin yang masuk tidak
akan hanya melewati sati titik saja tetapi akan menyebar ke sudut-sudut ruangan apabila menggunakan ventilasi
silang ini. Lalu penggunaan tritisan yang semakin lebar akan membuat rumah lebih teduh karena bayangan tritisan
akan membantu menutupi bagian dalam rumah dari hujan maupun matahari.
Pemanfaatan vegetasi tidak hanya sebagai pengurang polusi tetapi dapat juga sebagai barrier rumah.
Dimana saat angina tau hujan yang kencang 2ating, rumah tidak akan langsung terkena karena ada vegetasi-
vegetasi yang menahannya. Vegetasi juga dapat dimafaatkan sebagai alat kedap suara

4. ANALISIS KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

1) PERENCANAAN
Ibu Elis menginginkan rumah minimalis yang memiliki suasana nyaman, sehat dan aman sehingga
dapat membuat keluarganya merasa bahagia dan tentram. Rumah minimalis memiliki bentuk dan garis
geometri yang tegas, biasanya didominasi dengan perulangan garis vertical/horizontal; terdapat bukaan-
bukaan yang lebar; atap cenderung datar atau nyaris datar. Fasadnya dibuat sederhana tetapi tetap terkesan
elegan. Selain minimalis, ibu Ismiarti menginginkan rumah tinggalnya memiliki penghawaan yang baik sehingga
rumahnya tidak panas dan lembab. Selain itu, ia juga menginginkan plafond rumah dibuat tinggi agar udara
lebih terasa dingin.
Kriteria ruang :

 Ruang tamu ada 1 ( di dalam ) yang di teras untuk tamu yang hanya sekedar mampir atau untuk tukang
pengirim paket. Ruang tamu yang di dalam dekat dengan ruang keluarga / ruang makan, namun tidak
langsung.
 Ruang keluarga dekat dengan ruang makan. Ruang keluarga sebagai tempat anak-anak belajar.
 Ruang makan lebih private dari ruang keluarga. Sebagai tempat berkumpulnya keluarga untuk
berbincang-bincang. Sebagai pusat sirkulasi.
 Tempat jemur berada ditempat terbuka
 Penentuan letak bangunan disesuaikan dengan proporsi dari luas lahan ±300 m2
 Desain dapat memenuhi kebutuhan ruang secara optimal
 Organisasi ruang yang ada pada desain rumah dapat memudahkan penghuni untuk melakukan
aktivitasnya.
 Baik sirkulasi antar ruang, udara, maupun pencahayaan harus disusun sebaik dan seefisien mungkin.
Ruang praktek berada dekat dengan ruang keluarga. Ada ruang tunggu. Ada kamar mandi. Ada
wastafel dan kulkas yang letaknya tersamar. Tempat beristirahat yang nyaman. Furniture yang digunakan tidak
berbahaya untuk anak (jangan bersudut dan pegangan laci tersamar). Suasana tidak seram. Memiliki sirkulasi
udara yang baik. Ayah yang sangat menyukai barang-barang antic/kuno senang mengoleksi barang-barang
seperti itu sehingga beberapa sudut rumah dan dinding rumah dipasang barang-barang antic yang digunakan
sebagai hiasan.

2 (SETUDIO PERANCANGAN 1)
5. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
a. Permasalahan
Bagaimana merancang sebuah rumah tinggal yang dapat menjadi wadah kegiatan seluruh anggota
keluarga dengan menerapkan rumah tinggal yang nyaman, aman, dan sehat tanpa adanya kebisingan dan
gangguan dari luar sehingga dapat terbentuk sebuah keluarga yang bahagia dan tentram di dalamnya?

b. Persoalan
Konsep rumah tinggal yang diinginkan Ibu Ismiarti adalah Konsep Minimalis. Ruamah minimalis
memiliki bentuk dan garis geometri yang tegas, biasanya didominasi dengan perulangan garis
vertical/horizontal; terdapat bukaan-bukaan yang lebar; atap cenderung datar atau nyaris datar. Rumah
diharapkan dapat menyatu dengan lingkungan sekitarnya dan tetap terlihat indah/elegan tanpa harus
memberikan sentuhan-sentuhan yang berlebihan pada rumah. Konsep rumah minimalis yang akan
dirancang kan didukung oleh tiga sub konsep sebagai berikut

2) Rumah yang nyaman


Rumah yang nyaman dapat dilihat dari sirkulasi peruangannya. Selain itu, dapat diatur dari
system penghawaan, pencahayaan, posisi rumah, dan volume ruang. Penggunaan bukaan-bukaan
yang lebar pada rumah serta jendela-jendela yang banyak dapat membantu udara serta cahaya
masuk dengan lancer ke dalam rumah. Dengan memperhatikan letak bukaan dan jendela yang benar
cahaya dan udara yang masuk-keluar dapat dioptimalkan dengan baik.
Posisi rumah terhadap matahari juga sangat berpengaruh terhadap kenyamanan sebuah
rumah tinggal. Biasanya posisi rumah mempengaruhi letak pintu masuk dan bukaan-bukaan. Jendela
dan bukaan pada rumah sebaiknya dioptimalkan di sebelah timur agar matahari pagi dapat masuk
dengan baik sedangkan untuk arah barat sebisa mungkin diminimalkan karena matahari sore tidak
baik. Untuk arah pintu masuk, sebaiknya diletakkan di arah selatan atau utara. Sinar matahari yang
masuk dari arah tersebut tidak sedikit dan juga tidak terlalu berlebihan sehingga sangat cocok jiga
pintu mengarah kedua arah tersebut.
Volume ruang mempengaruhi sirkulasi udara yang masuk dan keluar. Salah satunya dengan
permainan plafond. Ibu Ismiarti menginginkan plafon yang tinggi hal ini disebabkan karena dengan
penggunaan plafond yang tinggi, rumah akan terasa lebih dingin dan sejuk. Plafond yang tinggi akan
memudahkan udara panas bertukar ke udara dingin sebelum mencapai ke bawah.

3) Rumah yang sehat


Rumah yang sehat dapat dicapai dengan system sanitasi yang benar. Adanya drainase yang
dapat mengalirkan air ke sungai atau tempat pembuangan akan meminimalkan terjadinya peluapan
air. Perlunya septictank dengan ukuran yang tepat untuk menampung tinja dan kotoran yang berasal
dari saluran air kamar mandi. Perlu adanya bak control yang menyimpan air bersih yang dapat
digunakan untuk keperluan sehari-hari. Penghawaan dan pencahayaan dalam rumah juga menjadi
salah satu factor utama agar rumah dapat memiliki konsep sehat.

4) Rumah yang aman


Rumah yang aman dapat diwujudkan dengan penggunaan pagar di sekeliling rumah. Pagar
yang tidak terlalu tinggi tapi dibuat tertutupi oleh tumbuhan-tumbuhan rambat setidaknya dapat
menutupi sebagian rumah dari pandangan luar. Tetapi, penghuni rumah tetap dapat berinteraksi
secara intens dengan tetangga dan orang luar. Pemberian vegetasi di sekitar rumah juga akan
menghalangi pandangan orang luar secara langsung.
Konsep Minimalis yang diterapkan juga akan membantu rumah lebih aman karena konsep
minimalis memaksa rumah untuk terlihat sederhana dari luar.

6. TUJUAN DAN SASARAN


a. Tujuan
Merancang sebuah rumah tinggal yang dapat menjadi wadah kegiatan seluruh anggota keluarga dengan
menerapkan konsep rumah tinggal minimalis yang nyaman, aman, dan sehat tanpa adanya kebisingan
dan gangguan dari luar sehingga dapat terbentuk sebuah keluarga yang bahagia dan tentram di dalamnya.

b. Sasaran
1) Merancang Rumah dengan konsep minimalis yang nyaman, aman, dan sehat sehingga dapat
membuat keluarga bahagia dan tentram.
2) Merancang rumah tinggal yang nyaman dengan mengoptimalkan utilitas pada bangunan.
3) Merancang rumah tinggal yang sehat dengan mengoptimalkan utilitas pada bangunan.
4) Merancang rumah tinggal yang aman dapat dilakukan dengan pemanfaatan tapak dan vegetasi-
vegetasi yang ada di sekitar bangunan.

3 (SETUDIO PERANCANGAN 1)
BAB II
METODE PEMBAHASAN

1. METODE
Metode perancangan yang digunakan untuk proses perancangan rumah tinggal klien adalah metode
analisis deskriptif. Sebuah metode penelitian yang dilakukan dengan cara menguraikan dan menganalisa
data dan fakta yang telah dikumpulkan dan menerangkannya menjadi sebuah paragraf deskripsi agar
mudah dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
Dalam metode ini terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil akhir
dari sebuah perancangan, yaitu :
1. Mencari masalah dan membuat gambaran awal projek
2. Mengumpulkan data dan informasi
Data-data yang perlu diketahui adalah :
a. Mencari data dan informasi tentang siapakah usernya, usia, profesi, hobi dan aktifitas sehari-
hari.
b. Mencari data tentang informasi site, luasan, kontur, orientasi dari site, serta batas-batas dari
site (dari arah barat, timur, utara dan selatan ).
c. Mencari data tentang tapak, kondisi ekonomi, sosial, budaya dan teknologi dilingkungan sekitar
site.
3. Merumuskan konsep perencanaan
Perancang melakukan pendekatan terhadap data-data dan informasi yang telah dikumpulkan
untuk merumuskan kriteria dan konsep perancangan.

4. Merumuskan kriteria design/perancangan


Kriteria tersebut yaitu :
a. Kriteria penataan tapak
Perancang menata tapak berdasarkan faktor tertentu, misalnya terhadap entrance ( jalur
masuk ), zona kebisingan, zona sinar matahari, privasi dll.
b. Kriteria peruangan
Perancang menentukan organisasi ruang akhir sehingga dapat diperoleh pembentuk organisasi
denah yang final.
c. Kriteria bentuk dan tampilan
Perancang menentukan bentuk-bentuk yang akan digunakan dan gambaran tampilan seperti
misalnya kriteria bentuk atap, dan bentuk bangunan.
d. Kriteria srtuktur
Perancang menentukan kriteria struktur seperti misalnya material yang digunakan dll.
e. Kriteria utilitas
Perancang menentukan kriteria berdasarkan fungsi dan kebutuhan.

5. Transformasi design
Yang merupakan sintesis dari konsep perancangan. Pada tahap ini perancang
mengembangkan design gambarnya sehingga menghasilkan sebuah design yang dapat memenuhi
tujuang dari didirikannya bangunan tersebut.

4 (SETUDIO PERANCANGAN 1)
2. PENYAJIAN DATA-DATA FISIK DAN NON FISIK

A. DATA PENGHUNI RUMAH


1) Ibu
Nama :Ibu Tasya
Usia : 41 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hobby : Mendengarkan musik
2) Ayah
Nama :Bpk. Benny
Usia : 49 tahun
Pekerjaan : Pengacara
Hobby : Berkebun
3) Anak ke-1
Nama : Boy
Usia : 15 tahun
Hobby : Bermain Musik, Mengarang cerpen
4) Anak ke-2 (SMP)
Nama : Girl
Usia : 13 tahun
Hobby : Main computer

B. PERATURAN BANGUNAN:

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 06/PRT/M/2007 tanggal 16 Maret 2007 tentang Pedoman Umum
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
Bagian III RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

 Rencana Umum

Secara Fisik dan Non Fisik, meliputi penataan:

Pola, dimensi, dan standar umum

(i) Penetapan batasan umum terhadap blok, kaveling dan massa bangunan dengan arahan
pengembangan dan fungsi/kegiatan yang mewadahinya

(ii) Penetapan batasan Garis Sempadan Bangunan (GSB), Garis Samping/Belakang Bangunan
(GSpB/GSbB), Garis Muka Bangunan (GMB), ataupun batasan spesifik lain, seperti Garis Sempadan
Sungai dan Garis Sempadan Pantai, yang terkait dengan kondisi kawasan perencanaan

(iii) Penetapan arahan umum dimensi/luas bangunan dengan merujuk pada kebutuhan tipe dan
langgan bangunan yang akan diciptakan

 Prinsip – prinsip pengembangan rancangan


Aturan – Aturan Dasar
(a) Seluruh aturan yang wajib diikuti, dengan kewenangan pemberlakuan pada jenjang tertinggi seperti
Gubernur/Walikota/Bupati adalah:
(i) Peruntukan Lahan
(ii) Luas Lahan dan Batas Lahan
(iii) Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
(iv) Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
(v) Ketinggian Maksimum Bangunan
(vi) Transfer KLB >10%
(vii) Standar Perencanaan Kota
(b) Seluruh aturan yang wajib diikuti, dengan kewenangan pemberlakuan dapat pada jenjang Kepala Dinas
Tata teknis setempat adalah:
(i) Garis Sempadan Bangunan (GSB)
(ii) Jarak Bebas
(iii) Transfer KLB <10% di dalam satu blok
- GSB pada site ini tergantung lebar jalan yang berada di depan site tersebut
- Buillding Covering ≤ 60%

5 (SETUDIO PERANCANGAN 1)
BAB III
TABEL KONSEP

3. TABEL AKTIVITAS KELUARGA

User Aktivitas
Ibu Bangun
Solat
Mandi
PAGI
Memasak
Sarapan
Mencuci pakaian
Menjemur pakaian
Membersihkan rumah
SIANG
Makan siang
Istirahat
SORE-MALAM Menyetrika
Makan malam
MALAM Ngobrol
Tidur
Ayah Bangun
Solat
Mandi
PAGI
Sarapan
Mengantar anak sekolah
Pergi ke kantor
Pulang kantor
Makan siang
SIANG
Solat
Istirahat
SORE Berkebun
Makan malam
MALAM Ngobrol
Tidur
Anak 1 PAGI Bangun
Solat
Mandi
Sarapan
Berangkat sekolah
SIANG Pulang sekolah
Makan siang
Istirahat
SORE Bermain Band ( Musik )
Mandi
MALAM Solat
Makan malam
Belajar & Menulis cerpen
Tidur
Anak 2 Bangun
Solat
PAGI Mandi
Sarapan
Berangkat sekolah
Pulang sekolah
SIANG Makan siang
Istirahat
Bermain komputer
SORE Nonton tv
Mandi
Solat
Makan malam
MALAM
Belajar
Tidur

6 (SETUDIO PERANCANGAN 1)
4. TABEL PERANCANGAN FASILITAS

Berikut ini adalah table yang menunjukan hubungan antara aktivitas penghuni dengan Fasilitas/Ruangan yang di
perluhkan

KETERANGAN :
WARNA AREA (ZONA)
PUBLIC
SERVICE
SEMI PUBLIK
PRIVATE

PENGHUNI JUMLAH BESARAN RUANG ZONE


AKTIVITAS JENIS RUANG
RUANG (m2)

CARPORT LUAR ± ±
AYAH
PARKIR, MENCUCI
IBU
MOTOR/MOBIL
ANAK ke-I GARASI 1 Unit 12 m2
PUBLIC
TERAS DEPAN DAN BELAKANG 2 Unit 16 m2
AYAH
MENYAMBUT TAMU
IBU
R.TAMU 1 Unit 14 m2

AYAH BERKUMPUL, MEMBACA,


IBU MENGOBROL DAN MENONTON R.KELUARGA 1 Unit 40 m2
ANAK KE-1 TV
ANAK KE-2 SEMI
AYAH PUBLIK
IBU SARAPAN, MAKAN SIANG DAN
R.MAKAN 1 Unit 10 m2
ANAK KE-1 MAKAN MALAM BERSAMA
ANAK KE-2

K.TIDUR UTAMA 1 Unit 15 m2


AYAH
IBU K.TIDUR ANAK I 1 Unit 12 m2
TIDUR, BERISTIRAHAT, BELAJAR
ANAK KE-1
ANAK KE-2
K.TIDUR ANAK II 1 Unit 9 m2 PRIVATE

AYAH
IBU KAMAR MANDI UTAMA 1 Unit 5 m2
KEGIATAN MCK (MANDI CUCI
ANAK KE-1
KAKUS)
ANAK KE-2 KAMAR MANDI ANAK 1 Unit 4 m2

KEGIATAN MCK (MANDI CUCI


KAMAR MANDI LUAR 1 Unit 3 m2
KAKUS)

MENYIAPKAN MAKAN/MINUM,
DAPUR/PANTRY 1 Unit 14 m2
IBU / TAMU MEMASAK, CUCI PIRING

MENCUCI PAKAIAN TEMPAT CUCI 1 Unit 3 m2 SERVICE

MELIPAT PAKAIAN,
RUANG SETRIKA 1 Unit 3 m2
MENYETRIKA PAKAIAN
AYAH
IBU MENYIMPAN BARANG GUDANG 1 Unit 6 m2

TOTAL LUAS BANGUANAN 152 m2

7 (SETUDIO PERANCANGAN 1)
5. SITE RUMAH TINGGAL

RUKO RUKO RUKO


SITE

JALAN RAYA UMUM

RUMAH PENDUDUK TAMAN


U

Kondisi fisik site


 Luas lahan 300m2
 Kontur tanah relatif datar
 Orientasi site menghadap ke Selatan
Batas-batas site
 Utara : Rumah penduduk
 Timur : Rumah penduduk
 Selatan : Jalan Raya Umum
 Barat : Rumah toko

a. Konteks
Site ini terletak di pinggir jalan raya dan memiliki kondisi ekonomi menengah-keatas, (tidak
berada di dareah kumuh), walaupun begitu, budaya saling hormat menghormati antar warga masih kuat.
Keluarga ibu Elis sering berkomunikasi dengan tetangga sekitar namun tetap menjaga privasi masing-
masing. Di sekitar lingkungan sering diadakan perkumpulan arisan, pkk, dan kegiatan masjid.

8 (SETUDIO PERANCANGAN 1)
6. ANALISIS KEBUTUHAN RUANG

Berikut ini adalah Diagram yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang berdasarkan respon user terhadap
organisasi ruang:

KETERANGAN :
WARNA AREA (ZONA)
PUBLIC
SERVICE
SEMI PUBLIK
PRIVATE

PINTU MASUK UTAMA

CARPORT

TERAS GARASI PUBLIC AREA


KAMAR MANDI
UTAMA (DALAM)

RUANG
SEMI PUBLIC
KAMAR TIDUR TAMU
UTAMA
RUANG
MAKAN

KAMAR PINTU MASUK


TIDUR ANAK RUANG SAMPING

KE-1
KELUARGA DAPUR

KAMAR
MANDI
ANAK
(LUAR) KAMAR
MANDI LUAR SERVICE
KAMAR TIDUR
ANAK KE-2 RUANG
RUANG
SETRIKA CUCI

PRIVATE
GUDANG

9 (SETUDIO PERANCANGAN 1)
7. ANALISIS ZONING RUANG DAN ANALISA TAPAK

a. Diagram micro zoning area ,


 Zone I :
KETERANGAN:
1 Carport
2 Garasi 1 2
3 Teras : HUBUNGAN DEKAT
4 Ruang tamu
4 3
 Zone II : : HUBUNGAN SEDANG
1 Ruang tamu
2 Ruang keluarga 1 2
: HUBUNGAN JAUH

 Zone III :
1 Kamar Tidur Utama 1 2
2 Kamar Anak I
3 Kamar Anak II
4 Ruang Makan 3 4
5 KM/WC Utama (dalam)
6 KM/WC Anak (luar)
7 KM/WC Luar
5 6 7
 Zone IV :
1 Dapur 1 2
2 Ruang Cuci
3 Ruang Setrika
4 Gudang
3 4

b. Analisis Lokasi/ Tapak


Lokasi bangunan yang akan dibangun terletak di area pemukiman. dengan lebar 20m’ dan panjang 20m’
jalan di depannya
15M

20 m

20M

Garis Sepadan Bangunan (GSB) 5M

Skala 1:100

10 (SETUDIO PERANCANGAN 1)
(Studio Perancangan 1) 11
(Studio Perancangan 1) 12
(Studio Perancangan 1) 13
(Studio Perancangan 1) 14
(Studio Perancangan 1) 15
(Studio Perancangan 1) 16
(Studio Perancangan 1) 17
(Studio Perancangan 1) 18
(Studio Perancangan 1) 19
(Studio Perancangan 1) 20
(Studio Perancangan 1) 21
(Studio Perancangan 1) 22

Anda mungkin juga menyukai