Anda di halaman 1dari 42

BAHAYA POTENSIAL DAN RISIKO KECELAKAAN KERJA

PADA PEKERJA DAN LINGKUNGAN KERJA


PT. GREAT GIANT PINEAPPLE BAGIAN FACTORY

Disusun oleh:

Bisart Benediccto Ginting, S.Ked


Dian Octaviani, S.Ked
Iqbal Reza Pahlevi, S.Ked
Nidya Tiaz Putri Azhari, S.Ked
Tarrinni Inastyarikusuma, S.Ked
Widya Pebryanti Manurung, S.Ked

Pembimbing:

dr. Kemas Abdul Hamid

Kepanitraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
PT. Great Giant Pineapple Lampung Tengah
30 Juli - 18 Agustus 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat
dan pertolongan-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.

Makalah dengan judul “Bahaya Potensial dan Risiko Kecelakaan Kerja pada
Pekerja dan Lingkungan Kerja PT. Great Giant Pineapple Bagian Factory”
merupakan salah satu tugas dalam kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas di
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Pada kesempatan ini penulis haturkan
terima kasih yang tulus kepada dr. Kemas Abdul Hamid selaku pembimbing
makalah ini yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing hingga
terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, akan tetapi
dengan kerendahan hati penulis berharap makalah ini dapat memperkaya ilmu
pengetahuan bagi dunia pendidikan dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandarlampung, Agustus 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Permasalahan....................................................................................... 6
1.3 Tujuan.................................................................................................. 6
BAB II HASIL OBSERVASI
2.1 Informasi Umum.........................................................................................7
2.2 Alur Produksi............................................................................................9
2.3 Program K3 Tempat Kerja......................................................................15
2.4 Identifikasi Faktor Resiko.......................................................................19
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN................................................................32
3.1 Kesimpulan.............................................................................................32
3.2 Saran.......................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan yang berkesinambungan memerlukan inovasi, kemampuan
mengadposi teknologi ramah lingkungan, mengembangkan keterampilan
dan sumber daya manusia, dan meningkatkan peroduktivitas untuk tetap
kompetitif di pasar nasional dan internasional. Setiap perusahaan juga perlu
menerapkan praktek-praktek tempat kerja yang didasari pada sikap
menjungjung tinggi hak-hak mendasar di tempat kerja dan standar
perburuhan internasional, dan membina hubungan manajemen-tenaga kerja
yang baik sebagai hal penting untuk meningkatkan produktivitas dan
menciptakan pekerjaan yang layak. Untuk mendukung perbaikan di tempat
kerja maupun meningkatakan produktivitas perusahaan, maka perlu
ditingkatkan rasa hormat terhadap hak-hak pekerja, yang salah satunya ialah
dengan menjamin keselamatan dan kesehatan dalam bekerja (ILO, 2013).

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu upaya


perlindungan yang ditujukan kepada semua potensi yang dapat
menimbulkan bahaya, agar tenaga kerja dan orang lain yang berada di
tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat. Potensi-potensi yang
dapat menimbukan bahaa dapat berasal dari mesin, lingkungan kerja, sifat
pekerjaan, cara kerja dan proses produksi. Dalam pengertian yang luas, K3
mengarah kepada pengendalian hazard dan risiko untuk meminimalkan
terjadinya injury ataupun accident, promosi dan pemeliharaan derajat
tertinggi dari fisik, mental dan kesejahteraan sosial pada pekerja di semua
tempat kerja, pencegahan pada pekerja terhadap efek buruh kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan terhadap para pekerja
dalam lingkungan kerja dari rsiko yang berakibat kepada kesehatan yang
buruk dan adaptasi pekerjaan terhadap manusia (Anugrah, 2009).

Indonesia memiliki jumlah angkata kerja terbesar nomor 4 di dunia, yaitu +


106 juta jiwa dan jumlah industri yang cukup besar berjumlah + 102.000
perusahaan. Oleh karena itu kesehatan kerja sangat penting peranannya
didalam meningkatka produktivitas perusahaaan. Jika tingkat kesehatan
pekerja terpelihara dengan baik, maka angka kesakittan, absensi, kecacatan,
keluar masuk (turn over), kecelakaan kerja dan kerugian materi dapat
diminimalkan. Dengan demikian produktivittas pekerja akan meningkatkan
produktivitas perusahaan (Depkes RI, 2009).

Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013, satu


pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160
pekerja mengalami sakit akibat kerja. Pada tahun 2012, ILO mencatata
angka kematian karena kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja
(PAK) sebanyak dua juta kasus setiap tahunnya. Berdasarkan hasil laporan
pelaksanaan kesehatan kerja di 26 Provinsi di Indonesia pada tahun 2013,
jumlah kasus penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan berjumlah 428.844
kasus (Kemenkes RI, 2014).

Suatu perusahaan menunjukkan bahwa tiga alasan pokok melaksanakan


kesehatan kerja ialah: 1) diwajibkan oleh peaturan perundangan, 2)
pemenhan hak asasi manusia dan 3) pertimbangan ekonomi. Pada Undang-
undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 64 disebutkan bahwa
kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan. Selanjutnya cara pencapaiannya melalui upaya pencegahan,
peningkatan, pengobatan dan pemulihan (Kurniawidjaja, 2010).

Dalam pelaksanaan pekerjaan di perusahaan, terdapat berbagai potensi


bahaya (hazard) atau faktor risiko di tempat kerja yang mengancam diri
pekerja sehingga dapat menimbulkan cedera atau gangguan keehatan.
Potensi bahaya dan risiko di tempat kerja antara lain akibat sistem kerja atau
proses kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan, yang bersumber dari
keterbatasan pekerjaannya sendiri, perilaku hidup yang tidak sehat dan
perilaku kerja yang tidak aman/selamat, buruknya lingkungan kerja, kondisi
pekerjaan yang tidak ergonomik, pengorganisasian pekerjaan dan budaya
kerja yang tidak kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja
(Kurniawidjaja, 2010).
Regulasi yang sudah diterapkan di Indonesia adalah berupa peraturan dan
perundang-undangan. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, penerapan SMK3 ditujukan untuk meningkatkan
efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,
terukur, terstruktur, dan terintegrasi, mencegah dan mengurangi kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen,
pekerja/buruh, dan serikat buruh, serta untuk menciptakan tempat kerja yang
aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas.

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebaiknya diterapkan


pada semua bidang industri termasuk bidang industri agrikultural. Indonesia
memiliki potensi yang sangat besar pada bidang agrikultural atau hasil
pertanian dan perkebunan. Salah satu hasil perkebunan yang berhasil
menembus pangsa pasar internasional adalah nanas. Pineapple and
Agricultural Organization (FAO) menempatkan Indonesia pada peringkat
ketujuh di dunia dalam hal produksi nanas dengan 1.390.380 juta ton nanas
setiap tahunnya. Salah satu penghasil dan pengekspor nanas terbesar di
dunia dipegang oleh salah satu pabrik nanas di Provinsi Lampung yaitu PT
Great Giant Pineapple.

PT Great Giant Pineapple memiliki sejumlah lokasi tempat kerja yang


memiliki spesifikasi dan utilisasi yang berbeda-beda sesuai dengan tahapan
produksi nanas sampai menjadi sebuah produk jadi yang siap diedarkan ke
pasaran. Masing-masing dari lokasi tersebut juga memiliki bahaya potensial
dan risiko kesehatan kerja yang berbeda-beda tergantung dari jenis paparan
yang ada. Bahaya potensial di bidang agroindustri dibagi menjadi bahaya
fisik, biologis, kimiawi, ergonomi dan psikologi. Bahaya potensial fisik di
bidang agroindustri antara lain suhu, getaran, radiasi, cahaya dan
kebisingan.

Mengingat pentingnya dampak dari bahaya potensial dan masalah kesehatan


potensial yang akan muncul, baik kecelakaan kerja maupun penyakit akibat
kerja yang terdapat di lingkungan kerja PT. Great Giant Pineapple maka
diperlukan pengkajian mengenai bahaya potensial dari berbagai faktor,
termasuk faktor tenaga kerja, peralatan/mesin, material kimia, dan metode
kerja, serta mengidentifikasi risiko kesehatan dan pengobatan serta
pencegahan yang harus dilakukan oleh dokter perusahaan untuk
meningkatkan kesejahteraan para pekerja.

1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa
permasalahan yaitu:
1. Apa saja bahaya potensial dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja
dalam lingkungan pabrik PT. Great Giant Pineapple?
2. Apa saja upaya perlindungan dan pencegahan yang dapat dilakukan oleh
PT Great Giant Pineapple untuk menanggulangi bahaya potensial yang
ada?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi bahaya potensial dan risiko kecelakaan kerja yang
dapat terjadi pada pekerja di pabrik PT Great Giant Pineapple.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui bahaya potensial yang terdapat di pabrik PT Great Giant
Pineapple.
b. Mengetahui potensi gangguan kesehatan akibat bahaya potensial pada
pekerja di pabrik PT Great Giant Pineapple.
c. Mengetahui upaya perlindungan atau pencegahan yang dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk menanggulangi bahaya potensial di
pabrik PT Great Giant Pineapple.
BAB II
HASIL OBSERVASI

2.1 Gambaran Umum PT. Great Giant Pineapple


PT Great Giant Pineapple didirikan pada tanggal 14 Mei 1979 secara
yuridis formal dengan Akte Notaris No 48 di Terbanggi Besar Kabupaten
Lampung Tengah Provinsi Lampung. Awal berdirinya perusahaan yang
bergerak di bidang pengalengan nanas ini dipelopori PT Umas Jaya Farm,
kini Great Giant Food berada bersama perusahaan agroindustri lainnya
seperti PT Nusantara Tropical Fruit, PT Great Giant Livestock, dibawah
naungan PT Sewu Segar Group. Tahun 1984 PT Great Giant Pineapple
telah mampu mengekspor produk nanas kaleng sebanyak empat kontainer.
Tahun 1989 perusahaan mengembangkan usaha dengan membangun pabrik
untuk produksi konsentrat sari buah nanas (pineapple juice concentrate).
Produksi nanas kaleng saat ini telah mencapai 10.000 kontainer per tahun.
PT Great Giant Pineapple merupakan perusahaan pengalengan nanas ketiga
terbesar di dunia setelah Dole dan Del Monteserta dan telah membangun
suatu reputasi pasar yang cukup kuat.

Sebelum perusahaan ini fokus dalam bidang budidaya nanas, perusahaan ini
pernah mencoba menanam komoditas lain seperti papermin, singkong,
semangka dan jagung. Tetapi karena masih banyak terdapat permasalahan
yang tidak dapat diatasi secara maksimal serta kondisi pasa yang kurang
mendukung, akhirnya komoditas dialihkan ke buah nanas. Produk olahan
dengan bahan baku buah nanas yang diproduksi oleh PT Great Giant
Pineapple antara lain nanas kaleng slice, tidbit dan chunk, cocktail,
concentrate, juice nanas. Produksi PT Great Giant Pineapple sampai
sekarang ini sudah terjual ke-33 negara diantaranya Amerika Serikat,
negara-negara Eropa, Australia, Jepang,Kanada, Timur Tengah, Korea dan
Taiwan.

Pada tahun 1983-1984 PT Great Giant Pineapple memulai pembangunan


pabrik pengolahan nanas. Operasional perkebunan terintegrasi penuh
dengan pabrik pengalengan yang berada di tengah lokasi perkebunan. PT
Great Giant Pineapple mendorong untuk pengembangan dan peningkatan
mutu varietas nanas secara berkelanjutan melalui budidaya nanas yang
intensif. Selama lebih dari 20 tahun, PT Great Giant Pineapple telah
mengembangkan industri nanas untuk mencapai kualitas produk yang
sempurna. PT Great Giant Pineapple telah menjadi pemimpin produsen
nanas di Indonesia.

PT Great Giant Pineapple secara administratif terletak di Jalan Raya Arah


Menggala KM 77 Terbanggi besar, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi
Lampung.Secara geografis, PT Great Giant Pineapple terletak pada 490
Lintang Selatan dan 1050 Bujur Timur pada ketinggian 46m dpl hingga
perusahaan ini terletak di daerah tropis. Perkebunan PT Great Giant
Pineapple memiliki luas sekitar 70.000 ha dengan budidaya utama nanas
varietas Cayenne atau Smooth Cayenne. Perkebunan nanas PT Great Giant
Pineapple terletak 77 km dari Kota Bandarlampung yang dapat ditempuh
melalui jalur darat selama kurang lebih dua jam.

Gambar 1. Potret PT Great Giant Pineapple

2.2 Alur Produksi


Proses penanaman nanas dapat dilihat pada Gambar 2, yaitu dimulai dari
persiapan lahan (land preparation) yang membutuhkan waktu paling lama
10 hari. Lalu dilakukan penanaman (planting) bibit/tunas nanas secara
manual. Setelah itu dilakukan penyiangan (weeding) yaitu pencabutan atau
pembunuhan tumbuhan pengganggu (gulma) seperti rumput-rumputan di
sekitar penanaman bibit nanas tersebut baik secara manual ataupun
menggunakan herbisida (kimiawi). Selanjutnya diberi pupuk anorganik
NPK (fertilizing) baik secara manual ataupun mekanik. Lalu disemprot
dengan epilepces untuk dipaksa berbunga supaya panen dalam waktu yang
sama (forcing/flower induction). Kemudian setelah 14 bulan dilakukan
pemanenan (harvesting) secara manual atau mekanik. Setelah panen,
dilakukan irigasi (irigation) kembali lahan tumbuhan nanas dengan irigator
otomatis. Jika musim kemarau, irigasi ini sangat diperlukan setiap hari.
Setelah 16 bulan kemudian, tumbuhan nanas akan panen kembali untuk
kedua kalinya. Setelah itu baru tumbuhan dihancurkan untuk pengosongan
lahan selanjutnya. Secara umum, 80% seluruh proses disini secara
mekanisasi.

Gambar 2. Diagram Alur Proses Produksi


Gambar 3. Diagram Alur Proses Pendahuluan pada Nanas

Proses pengolahan buah nanas di PT Great Giant Pineapple dari bahan


mentah menjadi produk buah nanas yang telah dikemas dan siap
dipasarkan melalui tahapan-tahapan Size Grading, Peeling, Trimming Top-
bottom, Washing, Slicing, Trimmning dan Sortasi, Penghilangan hati buah
(Coring), Pengisian (Filing), Resizer dan Pemotongan (Cutting),
Pemberian syrup (Syrupping) dan Prevacumizing, Penutupan (Seaming)
dan Coding, Pemasakan (cooking), Pendinginan (Cooling), Penyusunan ke
rak (Palletizer), Inkubasi dan Pemeriksaan Produk, Pemberian label
(Labelling) dan Pengepakan (Packing).
1. Proses Penilaian Buah (Size Grading)
Buah yang telah dipanen dibawa truk masuk ke pabrik lewat bagian raw
material. Pada tahap ini dilakukan pemilahan menggunakkan mesin yang
telah didesain sedemikian rupa untuk memilah buah sesuai dengan
ukuranya. Proses size grading diawali dari proses pencucian buah di bak
penampung. Kemudian melalui conveyor dilewatkan menuju mesin
sortasi yang mempunyai karakteristik pemilahan buah sesuai dengan
ukuranya. Ukuran buah nanas berperan penting dalam menentukan
kapasitas produksi dari nanas olahan. Karena ukuran buah nanas pada
mesin memiliki ukuran tertentu yang standar sehingga tidak bisa diubah.

2. Proses Pengupasan (Peeling), Pemotongan Ujung (Trimming Top-


bottom) dan Pencucian (Washing)
Nanas yang sudah digrading selanjutnya masuk ketahapan proses
pengupasan kulit. Melalui conveyor, nanas menuju ke mesin
pengupasan. Tujuan proses ini adalah untuk mendapatkan daging
buahnya saja dengan metode pengupasan silindris dan dilanjutkan
pemotongan ujung buah.

3. Pengirisan (Slicing)
Tahap proses selanjutnya ialah slicing, yangmana dilakukan pengirisan
secara melintang setebal kurang lebih 1–2cm. Hasil yang didapatkan dari
proses ini adalah produk nanas iris dengan bagian yang paling baik.

4. Pemotongan (Trimmning) dan Pemisahan (Sortasi)


Nanas silindris yang sudah diiris selanjutnya masuk pada proses sortasi
secara manual. Jadi pada proses ini yang berperan adalah manusia bukan
mesin lagi. Pada proses ini prinsipnya ialah nanas disortasi dengan
menghilangkan mata buahnya dan dipisahkan sesuai kualitasnya. Bagian
tengah irisan nanas biasanya adalah yang paling baik (ukuran dan
warnanya seragam), sedangkan bagian yang tepi serta nanas iris di bawah
ukuran dipisahkan untuk diproses lebih lanjut sebagai piece atau crushed.
5. Penghilangan Hati Buah (Coring), Pengisian (Filing), Resizer dan
Pemotongan (Cutting)
Nanas iris yang dipilih sebagai produk sliced, selanjutnya dihilangkan
mata buahnya dengan alat yang bernama can loader machine dan
seterusnya diisikan ke dalam kaleng. Bagian nanas lainya masuk ke
dalam resizing dan cutter untuk diproses menjadi nanas potong (pieced
product), sedang yang tidak memenuhi syarat untuk dipotong
dimasukkan ke dalam mesin pencacah (crushing machine) untuk diproses
menjadi nanas cacahan (crushed product). Produk olahan ini selanjutnya
diisikan ke dalam kaleng.

6. Pemberian Sirup (Syrupping) dan Prevacumizing


Masing – masing produk olahan yang telah diisikan ke dalam kaleng
ditambahkan gula dan media cair berupa jus nanas untuk produk yang
perlu tambahan rasa manisnya. Sedangkan yang tidak ada tambahan rasa
manis hanya ditambahkan jus nanas untuk pengalengan. Selain itu, nanas
kaleng juga memakai media sirup encer. Jus nanas dihasilkan dari proses
pengolahan sisa produk yang tidak dimanfaatkan (reject) antara lain sisa
daging buah pada kulit, bonggol dan hati (core).

7. Penutupan (Seaming) dan Coding, Pemasakan (cooking),


Pendinginan (Cooling)
Setelah proses pemberian sirup kemudian masuk pada tahapan
penutupan kaleng yaitu dengan alat seamers machine. Setelah ditutup,
kemudian produk disterilkan menggunakan uap panas untuk
meminimalisir adanya mikroba pada kaleng. Setelah disterilkan,
kemudian produk dalam kaleng didinginkan mencapai batas suhu
tertentu.

8. Penyusunan ke Rak (Palletizer)


Setelah produk buah kaleng didinginkan, nanas kaleng disusun di atas
pallet – pallet dengan alat palletizer.
9. Inkubasi dan Pemeriksaan Produk
Produk nanas kaleng perlu diinkubasi yaitu disimpan selama lebih kurang
satu minggu agar dapat diketahui apabila ada kerusakan pada produk
tersebut. Setelah melewati masa inkubasi dilakukan pemeriksaan secara
sampling pada produk tersebut antara lain pencemaran mikrobiologi,
kerapatan penutupan (seamers control) dan sebagainya.

10. Pemberian Label (Labelling) dan Pengepakan (Packing)


Produk yang telah diperiksa dan dinyatakan dapat dipasarkan selanjutnya
diberi label sesuai buyer atas jenis produk yang dipesan. Pengepakan
dilakukkan pada kotak-kotak karton dengan isi 6, 12, 48 kaleng tiap pak.
Pengalengan nanas Great Giant Pineapple mempunyai kapasitas
produksi sebesar 80 ton per jam. Dengan kapasitas tersebut, setiap hari
dapat dihasilkan nanas kaleng rata-rata 19 container. (1 standart case =
12 kg nanas kaleng = ± 6 kg buah nenas. 1 container = 22 ton nanas
kaleng = ± 11 ton buah nanas). Produksi kaleng yang dihasilkan
perusahaan dapat dibagi dalam beberapa jenis :
1. Menurut bentuknya:
 Slices ialah irisan utuh, tidak rusak atau pecah dan merupakan
irisan yang tegak lurus terhadap sumbu dan mempunyai ukuran dan
besar yang sama.
 Chunk adalah irisan nanas yang mempunyai ukuran dan bentuk
yang mempunyai dimensi tidak lebih dari 1,5 inci.
 Tidbits merupakan bagian buah nanas yang berasal dari potongan
irisan buah nanas utuh menjadi bagian yang lebih kecil, yang
mempunyai bentuk dan ukuran yang sama.
 Pieces adalah bentuk irisan mirip dengan tidbits tetapi bentuk
ukuran tidak perlu sama.
 Crushed pineapple merupakan bagian buah nanas yang dipotong
atau dihancurkan sedemikian rupa sehingga menjadi potongan yang
halus.

2. Menurut Grade kualitas, terdapat tiga kode, yaitu:


F = Fancy = paling baik
C = Choice = baik
S = Standard = standar
3. Menurut medianya juga dibagi menjadi tiga kode, yaitu:
Natural juice : juice nanas tanpa tambahan gula, asam (brix 11-
14)
Light syrup : ditambah gula, manis (brix 14 -18)
Heavy syrup : ditambah gula, manis sekali (brix 18-22)
4. Menurut ukuran kaleng, terdapat beberapa ukuran yaitu:
1) 8 oz/ ons, A-1: dalam satu standar case terdapat 90 kaleng A-1
2) 15 oz/ ons, A-1 ½: dalam satu standar case terdapat 45 kaleng A-½
3) 20 oz/ ons, A-2: dalam satu standar case terdapat 36 kaleng A-2
4) 30 oz/ ons, A-2 ½: dalam satu standar case terdapat 24 kaleng A-

5) 37 oz/ ons, A-10: dalam satu standar case terdapat 6 kaleng A-10
6) 42 oz/ ons, A-3: khusus juice

2.3 Program K3 Tempat Kerja


Sejak tahun 1950, International Labour Organization (ILO) dan World
Health Organization (WHO) telah memberikan pemikiran tentang suatu
definisi umum dari kesehatan kerja (occupational health). Setelah diadopsi
oleh ILO/WHO Joint Committee on Occupational Health pada sidang
pertama tahun 1950 dan direvisi pada sidang ke-12 pada tahun 1955, telah
dirumuskan definisi kesehatan kerja adalah segala hal yang mengarah
kepada promosi dan pemeliharaan derajat kesehatan yang paling tinggi
secara fisik, mental dan sosial baik dari para tenaga kerja dalam semua jenis
pekerjaan dan jabatan. Bentuk pencegahan yang dilakukan berupa
pencegahan dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi kerja,
perlindungan tenaga kerja dalam pekerjaannya dari risiko sebagai akibat
faktor-faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan
tenaga kerja dalam lingkungan kerja yang diadaptasi pada kemampuan
fisiologis dan psikologis dan penyesuaian pekerjaan pada manusia dan
setiap orang pada pekerjaannya (Soedirman dan Suma’mur, 2014).

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia di dasari oleh UU No. 1


tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Permenakertrans No 1 Tahun
2007 tentang Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Menurut
Permenkes RI No. 50 tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja, definisi keselamatan dan kesehatan kerja
yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk meningkatkan
efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,
terukur, terstruktur dan terintegrasi; mencegah dan mengurangi kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen,
pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh serta menciptakan
tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong
produktivitas (Permenkes RI No. 50 tahun 2012).

Terdapat beberapa alasan yang mengungkapkan pentingnya sistem


manajemen K3 diterapkan dalam suatu perusahaan. Alasan tersebut dapat
dilihat dari aspek manusiawi, ekonomi, undang-undang (UU) dan peraturan,
serta nama baik (Adrian dkk, 2009). Berikut adalah argumentasi betapa
pentingnya sistem manajemen K3.
a. Alasan manusiawi. Membiarkan terjadinya kecelakaan kerja, tanpa
berusaha melakukan sesuatu untuk memperbaiki keadaan, merupakan
suatu tindakan yang tidak manusiawi. Hal ini dikarenakan kecelakaan
yang terjadi tidak hanya menimbulkan penderitaan bagi korbannya
(misalnya kematian, cacat/luka berat, luka ringan), melainkan juga
penderitaan bagi keluarganya. Oleh karena itu pengusaha atau pemimpin
suatu perusahaan mempunyai kewajiban untuk melindungi para
pekerjanya dengan cara menyediakan lapangan kerja yang aman.
b. Alasan ekonomi. Setiap kecelakaan kerja yang terjadi akan menimbulkan
kerugian ekonomi, seperti kerusakan mesin, peralatan, bahan dan
bangunan, biaya pengobatan dan biaya santunan kecelakaan. Oleh karena
itu, dengan melakukan langkah-langkah pencegahan kecelakaan, maka
selain dapat mencegah terjadinya cedera pada pekerja, perusahaan juga
dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan.
c. Alasan UU dan Peraturan. UU dan peraturan dikeluarkan oleh
pemerintah atau suatu organisasi bidang keselamatan kerja dengan
pertimbangan bahwa masih banyak kecelakaan yang terjadi, makin
meningkatnya pembangunan dengan menggunakan teknologi modern,
pekerjaan masih menjadi sumber kompleks terjadinya kecelakaan kerja.
d. Nama Baik Institusi. Suatu perusahaan yang mempunyai reputasi yang
baik dapat mempengaruhi kemampuannya dalam bersaing dengan
perusahaan lain. Reputasi atau citra perusahaan juga merupakan sumber
daya penting yang dilihat salah satunya dari kesejahteraan pekerjanya.
Prestasi keselamatan kerja perusahaan dapat mendukung reputasi
perusahaan itu, sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi keselamatan
kerja yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan secara
tidak langsung.

K3 memiliki dua komponen di dalamnya yaitu kesehatan dan keselamatan


kerja. Adapun pengertian dari keselamatan kerja adalah sarana utama untuk
pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat dari kecelakaan
kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan
tenaga kerja. Kecelakaan selai menjadi hambatan langsung, juga merugikan
secara tidak langsung yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja,
terhentinya proses produksi untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan
kerja dan lain-lain. Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai
ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan aset perusahaan
agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya.

Kesehatan kerja adalah suatu ilmu yang penerapannya untuk meningkatkan


kualitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit akibat kerja yang diwujudkan melalui pemeriksaan kesehatan,
pengobatan dan asupan makanan yang bergizi. Mengingat betapa
pentingnya program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di suatu
perusahaan, sebagai sebuah perusahaan yang besar dan terstandardisasi
internasional, PT Great Giant Pineapple telah menerapkan Standar
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) baik dari segi
fasilitas, jenis pelayanan maupun monitoring semua pekerja yang ada di
perusahaan tersebut, dimana terdiri dari 12 komponen yaitu:
1. Komitmen
2. Pendokumentasian berupa monitoring risk assesment, pembuatan
manual SMK3 dan pendistribusian
3. Peninjauan ulang perencanaan dan kontrol dengan melakukan risk
assesment pada tahap design serta peninjauan ulang kontrak
4. Pengendalian dokumen
5. Pembelian alat dan bahan kerja
6. Keamanan bekerja berdasarkan SMK3
7. Pemantauan bahaya, lingkungan kerja dan pemantauan kesehatan (pre-
okupasi, pemeriksaan berkala, dan pemeriksaan khusus)
8. Pelaporan dan perbaikan kekurangan
9. Pengelolaam material dan perpindahan
10. Pengumpulan dan penggunaan kerja yaitu baerita acara kecelakaan
kerja terdiri atas laporan hasil pemeriksaan, hasil inspeksi dan hasil
pengukuran faktor risiko, dan penyediaan peraturan dan referensi K3
11. Audit sistim manajemen K3 yang dilakukan secara internal dan
eksternal yang dilakukan jangka waktu setiap tahun dan 3 tahun 1 kali
12. Pengembangan keterampilan dan kemampuan kerja dengan strategi
pelatihan, training kepada tenaga kerja dan training khusus.

PT Great Giant Pineapple melakukan audit rutin untuk menentukan insiden


kejadian penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja yang banyak terjadi di
lingkungan perusahaan. Adapun dari hasil data yang dimiliki oleh bagian K3
diketahui bahwa infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) mendominasi
sebagai penyakit yang paling banyak diderita oleh pekerja PT Great Giant
Pineapple diikuti dengan beberapa penyakit seperti dispepsia, sefalgia,
penyakit muskuloskeletal, penyakit kulit seperti dermatitis, febris non
spesifik, sakit mata, diare dan otitis media akut (OMA). Sedangkan
kecelakaan kerja yang paling sering terjadi adalah kecelakaan berupa luka
terkena golok ketika bekerja, terpeleset, kecelakaan akibat mesin dan
paparan dust pineapple.

Untuk menangani permasalahan kesehatan pekerja tersebut, PT Great


Giant Pineapple melakukan tindakan surveilans medis yang terdiri atas tiga
hal, yaitu pemeriksaan kesehatan pra-kerja (pre-employment atau pre-
placement medical examination), sebelum subjek pemeriksaan bekerja atau
ditempatkan, pemeriksaan kesehatan berkala (periodeic medical
examination atau yang kita sebut medical check up yang terkait dengan
pajanan bahaya kesehatan dan pemeriksaan kesehatan khusus (specific
medical examination) yang terkait dengan kembali bekerja (returning to
work) setelah terdapat gangguan kesehatan yang bermakna dan penyakit
yang berat.
2.4 Identifikasi Faktor Risiko
Pemantauan bahaya yang efektif terdiri dari langkah persiapan, identifikasi
bahaya dan analisis akibat, penilaian risiko, menentukan tingkatan bahaya,
menetapkan penanggulangan, perbaikan dan pencegahan, program
pemantauan dan review dan evaluasi. Secara umum bahaya potensial dan
gangguan kesehatan yang ada di perkebunan dan lingkungan pabrik
pengolahan serta pengemasan nanas dapat dirangkum dalam tabel matriks
bahaya potensial yang ada di bawah ini.
BAHAYA POTENSIAL DAN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA DAN LINGKUNGAN KERJA
FACTORY PT GREAT GIANT PINEAPPLE

PROSES BAHAYA POTENSIAL PENYAKIT


No SARAN
KERJA Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikis POTENSIAL
1. Area Raw
- Tempat - Penggunaan - Infeksi jamur - Posisi kerja - Kelelahan - Trauma - Pendisiplinan
Material
kontrol yang bahan kimia pada tidak bekerja (tertimpa pemakaian alat
- Proses
- Jenuh dengan
tinggi (air penggunaan ergonomis tumpukan pelindung diri
pemindahan
- Tumpukan rutinitas
pencucian pakaian (jarak buah nanas, atau APD
buah dari truk
buah nanas pekerjaan
nanas berlapis antara terjatuh dari (helm, masker,
ke tempat
yang tinggi, yang sama
mengandung dalam pekerja dan tangga besi, sarung tangan,
penampungan
menggelinding dalam waktu
klorin) lingkungan buah nanas dan ear plug, safety
buah
dari tempat yang cukup
- Pengoperasian yang panas terlalu sebagainya) shoes, dan lain-
tinggi lama - Muscle injury
dumper dan lembab dekat dan lain)
- Debu dari luar - Masalah
- Pencucian - Pertumbuhan (terjatuh) - Penyediaan
postur
pabrik yang dengan atasan - Dermatitis
buah mikro tempat
duduk - Masalah
- Pemisahan masuk, dari kontak iritan
organisme di pengeringan
yang salah internal dalam
buah oleh buah di area (terpapar zat
tempat kaki di tempat
dalam rumah atau
mesin grader raw material, kimia sisa
lembab pergantian
- Distribusi jangka dengan
dan mesin pencucian
sepatu
buah dari waktu sesama teman
operasional nanas) - Peningkatan
mesin grader - Terjatuh dari lama) kerja - Tinea pedis, frekuensi
- Pengoperasian - Posisi kerja - Usia kerja
tangga besi cruris mencuci sepatu
mesin sortasi - Benda tajam di statis yang terlalu - Noice - Pemasangan
nanas sekitar tempat muda (<18 induced karpet karet
- Pengoperasian
kontrol tahun) hearing loss pada anak
mesin - Getaran mesin
(gangguan tangga
GINACA operasional - Memperbanyak
pendengaran
- Suara mesin
ventilasi agar
akibat bising
operasional
lingkungan
suara mesin
melebihi
kerja tidak
operasional)
ambang
- Parestesia terlalu panas
maksimum
(gangguan dan lembab
pendengaran - Membatasi
sensoris
- Pagar
tinggi badan
akibat getaran
pembatas di
pekerja sesuai
mesin
mesin sortasi
dengan bagian
operasional
nanas kurang
pekerjaan
secara terus-
aman - Menyediakan
- Lantai besi di menerus
tempat duduk
lingkungan dalam waktu
yang dapat
kerja yang cukup
diatur tingginya
cenderung lama) - Memberikan
basah dan licin - Low back konseling
pain karyawan
- Vulnus
secara berkala
laceratum
(terkena
benda tajam)

2. Area Line
- Pisau yang - Gas tabung - Posisi kerja - Jenuh dengan - Vulnus - Pendisiplinan
Implant - Infeksi jamur
tajam emisi dalam statis pekerjaan laceratum pemakaian
- Mobilitas pada
- Mesin
pabrik yang (bekerja yang (tersayat pisau APD (terutama
tenaga kerja penggunaan
operasional
tertutup dengan monoton atau terjepit sarung tangan,
pemotongan pakaian
yang tajam - Paparan zat
posisi dalam jangka pinset) masker helmet,
bonggol nanas berlapis
dan bergerak bromelain dan - Penyakit kulit:
- Pemotongan berdiri/ waktu yang ear plug, dan
dalam
cepat kristal oksalat DKA, DKI,
nanas menjadi duduk yang lama lain-lain)
- Benda dengan lingkungan
dalam buah - Hubungan tinea - Meningkatkan
slice salah
ujung runcing yang panas - Tergelincir:
- Proses pinset nanas secara pekerja dan frekuensi
secara
(pinset) dan lembab muscle injury/
duri buah terus-menerus atasan yang pencucian dan
- Suhu ruang - Pertumbuhan terus-
- Pemisahan sprain, bone
kurang pengeringan
terlalu panas mikro menerus
buah injury, trauma
harmonis APD
dan minim organisme di dalam
berdasarkan - Masalah kepala, spinal - Memperbanyak
warna ventilasi tempat jangka dengan cord injury ventilasi agar
- Exhausting - Gangguan
sehingga lembab waktu yang sesama teman lingkungan
- Filling ke
pendengaran
kurang cukup kerja kerja tidak
kaleng dengan
- Masalah (noice
oksigen lama) terlalu panas
manual
- Lantai licin - Pekerja internal induced
- Filling dan lembab
- Genangan air
yang dalam rumah hearing loss) - Teguran
menggunakan
cucian nanas - Gangguan
ceroboh tangga berjenjang bila
bantuan can
di lantai dan di - Usia kerja pernapasan
ada karyawan
loader
sekitar sumber yang terlalu (hipersensitivi
yang tidak
machine
listrik muda (<18 tas saluran
- Penyusunan bekerja sesuai
- Suara mesin
tahun) pernafasan)
produk di SOP
operasional - Waktu jam - Gangguan
- Pemasangan
finish line
melebihi kerja persyarafan
karpet karet
ambang berlebihan (parestesia,
pada anak
- Sistem kerja
maksimum carpal tunnel
tangga
shift per
pendengaran syndrome, - Melakukan
- Kereta dorong minggu
hernia nukleus senam SKJ
pembawa mengganggu
pulposus) selama 3-5
kaleng nanas irama
menit setiap 3
(dapat sirkadian
jam kerja
menabrak dan tubuh
secara serentak
kaleng nanas - Perubahan
dapat jatuh rotasi jenis
menimpa pekerjaan
pekerja) secara berkala
- Pengurangan

jam kerja
dengan
menambah
pergantian shift
- Memberikan

batasan usia
dan tinggi
badan pekerja
- Menyediakan

kursi yang
dapat diatur
ketinggianya
- Penyuluhan

berkala
mengenai APD
dan K3
3. Line Crushed
- Suara mesin - Infeksi jamur - Posisi - Masalah - Noice induced - Kepatuhan
A. Penghancuran - Genangan
operasional pada kerja statis dengan hearing loss menggunakan
buah air nanas
- Gangguan
melebihi penggunaan (bekerja sesama APD (ear plug,
dan air
keseimbangan
ambang pakaian dengan teman saftey shoes,
pendingin - Heat Rash
maksimum - Gas emisi berlapis posisi kerja - Heat Syncope dan lain-lain)
- Hubungan - Heat Cramp - Penggunaan
pendengaran dari tabung dalam berdiri/
- Heat Stroke
- Getaran pekerja peredam panas
dalam lingkungan duduk - Heat Exhaustion/
mesin dan atasan dan suara
pabrik yang panas yang salah Dehidrasi
operasional yang - Terpeleset (shine foil
dan lembab secara
- Mesin - Miliaria
- Pertumbuhan kurang insulation)
terus- - Tinea/Infeksi
operasional - Penyediaan
mikro harmonis
menerus jamur
yang panas - Masalah tempat untuk
organisme di - Low Back Pain
- Suhu dalam
internal minum bagi
tempat (Gangguan
ruangan jangka
dalam pegawai yang
lembab Muskuloskeletal)
terlalu panas waktu
rumah - Gangguan kehausan atau
- Genangan
yang
tangga persyarafan diperbolehkan
air
cukup - Usia kerja
(hernia nukleus untuk
pendingin
lama) yang
pulposus) membawa
- Pekerja
terlalu - Gangguan
botol minum ke
yang
muda (<18 emosional dan
area kerja
ceroboh
tahun) suasana perasaan - Menggunakan
- Jenis ubin/keramik
perkerjaan yang kasar atau
monoton perbanyak
dan lama ventilasi agar
lingkungan
kerja tidak
lembab dan
licin sehingga
mengurangi
risiko jatuh
- Peningkatan
kewaspadaan
kecelakaan
kerja
- Mengganti
pakaian setiap
basah/berkerin
gat
- Melakukan
gerakan senam
singkat selama
3-5 menit
setiap 3 jam
kerja secara
serentak
- Pengurangan
jam kerja
dengan
menambah
pergantian shift
menjadi tiga
shift
B. Pemindahan ke - Getaran mesin - Pertumbuhan - Posisi -Masalah - Gangguan - Penyesuaian
thermoscrew operasional jamur di area kerja statis dengan keseimbangan tinggi badan
- Mesin - Bekerja - Dehidrasi
lembab sesama (postur tubuh)
- Terpleset
operasional - Infeksi jamur dengan
teman - Infeksi jamur dengan posisi
yang panas pada posisi - Gangguan
kerja kerja
- Suhu ruangan
penggunaan berdiri -Hubungan Muskuloskeletal - Penyesuaian
terlalu panas - Gangguan
pakaian yang salah pekerja jam kerja
- Genangan air
persyarafan
berlapis dalam dan atasan dengan jam
pendingin - Gangguan
jangka yang istirahat
mesin emosional dan
- Penggunaan
waktu kurang
suasana perasaan
APD lengkap
lama harmonis (helm, googles,
- Bekerja -Masalah
masker, sarung
dengan internal
tangan, sepatu
posisi dalam
boots)
duduk rumah - Perubahan
yang salah tangga rotasi jenis
-Usia kerja
dalam pekerjaan
yang
jangka secara berkala
terlalu - Memberikan
waktu
muda (<18 konseling
lama
tahun) karyawan
-Jenis
secara berkala
perkerjaan
monoton
dan lama

C. Pemanasan - Getaran mesin - Pertumbuhan - Posisi -Masalah - Gangguan - Penggunaan


dengan steam operasional jamur di area kerja statis dengan keseimbangan, APD lengkap
- Mesin - Bekerja - Dehidrasi,
oleh mesin lembab sesama (helm, googles,
- terpleset
operasional - Infeksi jamur dengan
thermoscrew teman - Infeksi jamur masker, sarung
yang panas pada posisi - Gangguan
dan steam kerja tangan, sepatu
penggunaan berdiri -Hubungan Muskuloskeletal
jacket boots)
- Gangguan
pakaian yang salah pekerja emosional dan - Perubahan
berlapis dalam dan atasan suasana perasaan posisi kerja
jangka yang secara berkala
- Memberikan
waktu kurang
konseling
lama harmonis
- Bekerja -Masalah karyawan
dengan internal secara berkala
posisi dalam
duduk rumah
yang salah tangga
-Usia kerja
dalam
yang
jangka
terlalu
waktu
muda (<18
lama
tahun)
-Jenis
perkerjaan
monoton
dan lama

4. Seamer cooker
A. Pengisian
- Suara mesin - Masalah - Gangguan - Penggunaan
kaleng
operasional dengan pendengaran, APD (ear
- Heat cramp,
melebihi sesama plug) dan
exhaustion/dehi
ambang teman kerja sarung tangan
- Hubungan drasi, - Pengguanaan
maksimum
- Luka lecet
pekerja dan peredam
pendengaran. - Gangguan
- Ruangan atasan yang panas dan
emosional dan
yang Panas kurang suara (shine
suasana
- Mesin yang
harmonis foil insulation)
perasaan (Mood)
panas - Masalah - Modifikasi:
- Permukaan
internal Memperbesar
kaleng yang
dalam sirkulasi udara
tajam - Memberikan
rumah
konseling
tangga
- Usia kerja karyawan
yang terlalu secara berkala
muda (<18
tahun)
- Jenis
perkerjaan
monoton
dan lama

B. Penutupan - Suara mesin - Masalah - Gangguan - Penggunaan


kaleng operasional dengan pendengaran, APD (ear
- dehidrasi,
melebihi sesama plug)
- luka lecet
- Pengguanaan
ambang teman kerja - Gangguan
- Hubungan peredam
maksimum emosional dan
pekerja dan panas dan
pendengaran. suasana
- Ruangan atasan yang suara (shine
perasaan
yang Panas kurang foil insulation)
- Mesin yang - Modifikasi:
harmonis
panas - Masalah Memperbesar
- Permukaan
internal sirkulasi udara
kaleng yang - Memberikan
dalam
tajam konseling
rumah
karyawan
tangga
- Usia kerja secara berkala
yang terlalu
muda (<18
tahun)
- Jenis
perkerjaan
monoton
dan lama

. C. Proses - Suara mesin - Masalah - Gangguan - Penggunaan


memasak operasional dengan pendengaran, APD (ear
- Heat cramp,
produk melebihi sesama plug)
exhaustion/dehid - Pengguanaan
ambang teman kerja
- Hubungan rasi peredam
maksimum
- gangguan kulit
pekerja dan panas dan
pendengaran. - Gangguan
- Ruangan yang atasan yang suara (shine
emosional dan
Panas kurang foil insulation)
suasana
- Mesin yang - Modifikasi:
harmonis
perasaan
panas - Masalah Memperbesar
internal sirkulasi udara
- Memberikan
dalam
konseling
rumah
karyawan
tangga
- Usia kerja secara berkala
yang terlalu
muda
- Jenis
perkerjaan
monoton
dan lama

D. Penyusunan - Suara mesin - Masalah - Gangguan - Penggunaan


produk ke operasionalme dengan pendengaran, APD (ear
- Heat cramp,
palet lebihi ambang sesama plug)
exhaustion/dehid - Pengguanaan
maksimum teman kerja
- Hubungan rasi peredam
pendengaran.
- gangguan kulit
- Ruangan yang pekerja dan panas dan
- Gangguan
Panas atasan yang suara (shine
emosional dan
- Mesin yang
kurang foil insulation)
suasana
panas - Modifikasi:
harmonis
- Mesin yang perasaan
- Masalah Memperbesar
bekerja (mood).
internal sirkulasi udara
otomatis - Memberikan
dalam
konseling
rumah
karyawan
tangga
- Usia kerja secara berkala
yang terlalu
muda (<18
tahun)
- Jenis
perkerjaan
monoton
dan lama

5. Area
Transportasi
- Kebisingan - Gas tabung
- Infeksi jamur - Posisi - Masalah - Menggunakan
Kereta Dorong
dalam emisi dari
karena kerja dengan - Dapat terjadi APD saat
- Pemindahan
ruangan mesin
penggunaan statis sesama trauma akibat didalam
produk dari - Cat area jalan
operasional - Bekerja
pakaian teman kerja kecelakaan ruangan
preparation yang
dengan - Hubungan - Membuat dua
berlapis kerja seperti
ke area masuk memudar dan
posisi pekerja dan jalur agar
tertimpa benda
seamer beberapa
duduk atasan yang tidak terjadi
- Pengambilan yang berat atau
tertutup oleh
yang kurang tabrakan
kaleng kosong kecelakaan
tumpukan
salah harmonis antara kereta
dari SCN ke karena tabrakan
produk - Masalah
dalam satu dan yang
line - Kereta satu kereta satu sama
internal
- Pemindahan jangka lain
jalur dengan lain
dalam rumah - Mencat ulang
dari seamer waktu - Hearing loss
pekerja lain
tangga - Penyakit kulit / area yang
ke - pagar lama
- Usia kerja
- Pekerja infeksi jamur sudah
accumulator pembatas
yang terlalu - Low back pain
yang menghilang
kedua jalur ceroboh muda (<18 - Gangguan - Tidak
tidak ada tahun) perasaan dan menumpuk
- Penyusunan - Jenis
emosional barang terlalu
produk yang perkerjaan
tinggi
terlalu tinggi monoton - Olahraga
- Pencahayaan - Waktu jam
singkat untuk
yang kurang kerja
perenggangan
berlebihan
otot
- Sistem kerja
shift
perminggu
mengganggu
irama
sirkadian
BAHAYA POTENSIAL DAN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA
DAN LINGKUNGAN KERJA PLANTATION GROUP III PT GREAT GIANT PINEAPPLE

BAHAYA POTENSIAL PENYAKIT


No PROSES KERJA SARAN
Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikis POTENSIAL
1. Panen
- Duri daun - Paparan - Gigitan ular - Posisi kerja - Kelelahan - Trauma - Pendisiplinan
- Proses memetik
- Gigitan tikus
nanas yang bahan kimia tidak bekerja (tertimpa pemakaian alat
buah nanas dari - Sengatan
- Jenuh dengan
pohonnya tajam pada pestisida lebah, ergonomis rutinitas tumpukan buah pelindung diri
- Proses - Proses - Paparan zat
kalajengking, (jarak pekerjaan yang nanas, terjatuh atau APD
pemindahan pemindahan kimia pada
dan serangga antara sama dalam dari tangga (masker,
buah dari lahan nanas dengan pupuk
lainnya pekerja dan waktu yang besi, dan kacamata,
- Paparan solar
panen ke alat pelemparan - Infeksi jamur
alat cukup lama sebagainya) sarung tangan,
- Tumpukan pada bahan
harvester atau pada - Masalah - Muscle injury
harvester safety shoes,
buah nanas bakar alat
cameco penggunaan dengan atasan (terjatuh)
atau dan lain-lain)
- Proses yang harvester atau - Masalah - Dermatitis
pakaian - Penyediaan
cameco
pemindahan menggelinding cameco internal dalam kontak iritan
berlapis dan pembasmi
terlalu
buah dari alat dari cameco rumah atau (terpapar zat
sepatu serangga dan
- Sayap mesin dekat dan
harvester atau dengan sesama kimia pestisida
(Tinea) ular
harvest yang postur
cameco ke truk teman kerja dan solar) - Pemasangan
tajam duduk - Usia kerja yang - Tinea pedis,
(bin) karpet karet
- Tangga
- Transportasi yang salah terlalu muda cruris
pada anak
cameco yang - Snake bite dan
buah dari truk dalam (<18 tahun)
tangga
tajam dan insect bite
ke jangka - Memberikan
- Carpal Tunnel
curam
penampungan waktu konseling
- Benda tajam di Syndrome,
buah lama) karyawan
sekitar cameco Parestesia, Low
- - Posisi kerja
secara berkala
atau harvester, back pain
statis
- Vulnus
terutama pada
laceratum
pemotong
crown nanas (terkena benda
- Gerakan keatas
tajam)
dan kebwah
mesin harvest
- Jalur mobil
operasional
satu jalur
dengan pekerja
- Sepatu pekerja
yang licin
- Getaran dan
suara alat
harvester atau
cameco
- Bising mobil
harvest
- Sinar matahari
- Debu
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Adapun hasil dari pembahasan dan kepustakaan mengenai topik yang


dibahas, dapat disimpulkan menjadi beberapa poin yaitu:
1. Bahaya potensial yang dialami oleh para pekerja di pabrik pengolahan
dan pengemasan nanas PT Great Giant Food bervariasi sesuai dengan
area produksi masing-masing. Bahaya potensial yang ada terdiri dari
bahaya potensial fisik, kimia, ergonomi, biologi dan psikososial seperti
suhu panas yang ekstrem, getaran, posisi duduk yang tidak ergonomis,
kondisi lantai yang licin, kondisi mesin produksi, kebisingan, benda
tajam, dan berbagai faktor stress.
2. Gangguan kesehatan yang mungkin timbul akibat bahaya potensial antara
lain berupa gangguan pendengaran akibat bising suara mesin operasional
yang dialami oleh pekerja seperti noice induced hearing loss atau tinitus,
gangguan persyarafan seperti Carpal Tunnel Syndrome dan Hernia
Nukleus Pulposus, gangguan pada kulit seperti Dermatitis Kontak dan
Tinea Pedis, muscle injury hingga trauma akibat benda tajam, terjatuh,
ataupun gigitan hewan. Selain itu juga gangguan fisik seperti kelelahan,
lemas, sakit kepala, nadi cepat, pernafasan cepat (tanda dehidrasi) dan
risiko hipertensi.
3. Upaya perlindungan yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah dengan
menerapkan program K3 dan surveilens medis yang diantaranya adalah
pemeriksaan pra kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan spesifik.
Disamping itu pengkondisian alat produksi dan penerapan kebijakan
penggunan alat pelindung diri (APD) sudah dilakukan oleh PT Great
Giant Pineapple untuk meningkatkan kesejahteraan para pekerjanya.

3.2. Saran
Adapun saran yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk pekerja PT Great Giant Pineapple, selalu memakai APD standar
(topi, baju lengan panjang, celana panjang, sarung tangan khusus untuk
benda tajam, masker, google khusus, dan sepatu boots) ketika bekerja di
lingkungan perkebunan nanas.
2. Untuk pekerja PT Great Giant Pineapple, selalu memakai APD standar
(topi, baju lengan panjang, celana panjang, sarung tangan, masker, ear
plug/ear muff dan sepatu boots) ketika bekerja di lingkungan pabrik
pengolahan dan pengemasan nanas.
3. Untuk perusahaan PT Great Giant Pineapple sebaiknya melakukan
perbaikan, pendataan dan pelaporan ulang mengenai bahaya potensial
dalam rangka melaksanakan program konservatif pendengaran (PKP) di
lingkungan pabrik.
4. Untuk institusi terkait (Fakultas Kedokteran Unila), lebih meningkatkan
kerja sama dengan perusahaan-perusahaan agroindustri lainnya dalam hal
kesehatan dan kedokteran komunitas serta melakukan penelitian-
penelitian penting yang dapat dipublikasikan kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Anugrah. 2009. Tinjauan Persepsi. (Online). Diakses pada 5 Agustus 2018. http://
www.danger-theory.com/

Depkes RI. 2009. Pedoan Klinik di Tempat Kerja/Perusahaan. Jakarta:


Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
ILO. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Sarana untuk Produktivitas.
Jakarta: Internatioal Labour Office.

Kurniawidjaja LM. 2010. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja Jakarta. Jakarta: UI
Press .

Kemenkes RI. 2014. Satu Orang Pekerja di Dunia Meninggal Setiap 15 Detik
Karena Kecelakaan Kerja. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Pineapple and Agriculture Organization (FAO). 2009. FAO Statistical Yearbook.
Rome: Pineapple and Agriculture Organization.

Soedirmann & Suma’mur. 2014. Kesehatan Kerja dalam Perspektif Hiperkes dan
Keselamatan Kerja. Jakarta. Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai