PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berwirausaha merupakan salah satu cara seseorang untuk bekerja dan
menitih karir untuk kehidupan mereka di masa yang akan datang. Dengan
berwirausaha dapat pula membukakan lapangan pekerjaan baru bagi orang-
orang yang membutuhkan atau sedang mencari sebuah pekerjaan, selain itu
dapat membantu tugas pemerintah dalam mengurangi pertumbuhan
pengangguran di negeri ini.
Yudha (2016), menyebutkan bahwa Indonesia masih membutuhkan jutaan
wirausahawan baru. Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha
Muda Indonesia (BPP Hipmi) Bahlil Lahadalia mengatakan, Indonesia masih
kekurangan wirausaha. Dari total penduduk sebanyak 250 juta jiwa, jumlah
wirausaha tercatat hanya 1,56 persen. Menurut Bahlil, jumlah minmal
wirausaha yang ideal pada suatu negara adalah 2 persen dari total penduduk.
"Untuk menuju ideal, berarti kita butuh 1,7 juta pengusaha baru," ujarnya.
Bahlil menjelaskan, jumlah wirausaha di Indonesia masih kalah dengan
sejumlah negara anggota ASEAN. Semisal, Vietnam yang memiliki 3,4 persen
wirausaha dari total penduduk. "Kalau kita menggunakan standar bank dunia
yang minimal empat persen, artinya kita membutuhkan 5,8 juta generasi baru
untuk jadi pelaku usaha. Siapa yang harus mengisi ini?" kata Bahlil. Bahlil
menyebut, masih minimnya jumlah wirausaha disebabkan oleh bagaimana pola
pikir sarjana lulusan perguruan 2 tinggi saat ini. Berdasarkan survei BPP Hipmi,
83 persen responden mahasiswa cenderung ingin menjadi karyawan.
Sementara, yang berminat menjadi wirausaha hanya empat persen.
Kendati Indonesia dinyatakan masih banyak membutuhkan wirausahawan
baru, Badan Pusat Stastistik (BPS) pada tahun 2016 lalu telah mencatat data
pendaftaran sementara usaha Sensus Ekonomi (SE) sebanyak 26,7 juta
wirausahawan yang asrtinya naik sekitar 17,6 persen atau sekitar 4 juta
dibandingkan SE pada tahun 2006 yaitu 22,7 juta wirausahawan. Di pulau Jawa
sendiri jumlah usaha naik sebanyak 1,7 juta dari 14,5 juta pada tahun 2006 dan
naik menajdi 16,2 juta wirausaha (dalam Fauzi, 2016).
Ciputra (dalam Mopangga, 2014) mengemukakan bahwa wirausaha
merupakan solusi tepat untuk menyelesaikan masalah pengangguran dan
kemiskinan di Indonesia, karena dengan hanya berbekal ijazah tanpa kecakapan
entrepreneurship, siapkanlah diri untuk antri pekerjaan karena saat ini pasokan
tenaga kerja lulusan perguruan tinggi tidak sebanding dengan peluang kerja
yang tersedia. Saat ini, ketika Amerika Serikat sudah memiliki 11,5 hingga 12
persen, Singapura 7 persen serta Cina dan Jepang 10 persen, maka wirausaha
Indonesia baru mencapai 0,24 persen dari total 238 juta jiwa, dan itu berarti
masih dibutuhkan sekitar 4 juta wirausaha baru. Padahal bangsa ini
menghasilkan sekitar 700 ribu orang sarjana baru setiap tahunnya, dan memiliki
kemampuan untuk melipat gandakan pertumbuhan ekonomi, pendapatan total
maupun perkapita, menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan bilamana
mampu 3 meningkatkan jumlah wirausaha sukses dengan pemanfaatan
teknologi yang tumbuh pesat dewasa ini.
Pada zaman modern ini tidak hanya orang-orang dewasa atau tua yang
berani untuk memulai bisnis mereka, sekarang banyak terlihat generasi muda
yang sudah berani melangkah untuk memulai usaha mereka dan tidak sedikit
pula yang dapat meraih kesusksesan di usia muda. Banyak kita lihat disekitar
kita usaha-usaha yang ternyata di pelopori oleh anak muda yang notebene masih
menempuh pendidikan mereka. Entah itu usaha makanan, fashion, motivator
dan lain sebagainya. Mereka mulai berfikir untuk menghasilkan keuntungan
sendiri tanpa harus bekerja untuk orang lain. Dengan banyaknya wirausahawan
baru tanpa sadar dapat mengurangi jumlah pengangguran dimasyarakat.
Penduduk Indonesia pun tidaklah asing dengan sebutan wirausaha atau
wirausahawan sebagai pelaku. Tidak sedikit pula masyarakat yang lebih
memilih untuk mendirikan usaha mereka sendiri daripada menggantungkan
kehidupan mereka dengan bekerja sebagai karyawan swasta maupun negeri.
Dengan tekat dan 5 keuletan segala macam peluang dapat dijadikan sebuah
usaha yang menghasilkan pundi-pundi keuntungan. Tergantung bagaimana
mereka dapat memanfaatkan peluang tersebut serta memanfaatkan waktu,
tenaga dan uang untuk bisa menjadi seorang pengusaha sukses.
Untuk memulai langkah menjadi seorang wirausahawan, individu tersebut
harus berani mengambil resiko dan memiliki keyakinan dengan usaha yang
akan diambil. Karena dalam dunia bisnis, intensi berwirausaha dan keyakinan
akan kemampuan diri adalah kunci untuk menjadikan usaha tersebut sukses atau
akan menurun. Ketika seseorang terjun kedalam dunia wirausaha maupun
berorganisasi komitmen selaku pemilik dan karyawan sangatlah penting bagi
kemajuan usaha itu sendiri, tanpa komitmen yang pasti mereka tidak akan
mampu mempertahankan apa yang dimiliki pada saat tertimpa masalah.
Suparyanto (2013) mengemukakan dalam bukunya bahwa untuk meningkatkan
dan 10 menanamankan jiwa kewirausahaan pada masyarakat Indonesia
merupakan tugas dan tanggung jawab dari berbagai pihak, sseperti dari
pemerintah, pengusaha, akademisi, cendikiawan, dan semua unsur masyarakat
harus turut serta untuk mendukung terwujudnya pemanfaatan potensi yang
dimiliki pada diri setiap orang.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah aspek dalam kewirausahaan?
2. Bagaimanakah aspek dalam kewirausahaan secara mandiri?
3. Bagaimankah aspek dalam kewirausahaan secara kelompok?
C. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami aspek dalam kewirausahaan.
2. Mengetahui dan memahami aspek dalam kewirausahaan secara mandiri.
3. Mengetahui dan memahami aspek dalam kewirausahaan secara kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI KEWIRAUSAHAAN
Hamdani (2010: 47) mendefinisikan kewirausahaan sebagai suatu
kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan
kiat, dasar, sumber daya, proses, dan perjuangan untuk menciptakan nilai
tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk
mengambil risiko.
Fadiati dan Dedi (2011: 14) mengemukakan bahwa
entrepreneurship adalah sebagai kemampuan mengelola usaha sendiri
(menjadi bos atau atasan untuk dirinya sendiri). Kewirausahaan merupakan
suatu profesi yang timbul karena interaksi antara ilmu pengetahuan yang
diperoleh dari pendidikan formal dan seni yang hanya dapat diperoleh dari
suatu rangkaian kerja yang didapat dalam praktik (Anoraga, 2011: 28).
Sedangkan menurut Hendro (2011: 5) kewirausahaan adalah sebuah ilmu,
seni, dan keterampilan untuk mengelola semua keterbatasan sumber daya,
informasi, dan dana yang ada guna mempertahankan hidup, mencari nafkah,
atau meraih posisi puncak dalam karir.
Menurut Wiyani (2012: 13) kewirausahaan adalah suatu sikap,
mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindakan seseorang
terhadap tugastugas yang menjadi tanggung jawabnya dan selalu
berorientasi kepada customers.
Menurut Suryana (2013: 2) kewirausahaan (entrepreneurship)
adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan
(ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan
cara memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin
dihadapinya. Kewirausahaan.merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri,
memiliki proses sistematis, dan dapat diterapkan dalam bentuk penerapan
kreativitas dan keinovasian.
Menurut Suryana (2013: 10) dalam kehidupan sehari-hari, masih
banyak orang yang memandang dan menafsirkan bahwa kewirausahaan
identik dengan apa yang dimiliki dan dilakukan oleh para pengusaha atau
pelaku bisnis (businessman). Pandangan tersebut kurang tepat,
kewirausahaan tidak selalu identik dengan perilaku dan watak pengusaha
saja karena sifat ini dimiliki juga oleh mereka yang bukan pengusaha,
seperti petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, arsitektur,
seniman, artisan, pemimpin proyek, peneliti, dan pekerjaan lainnya yang
dilakukan secara kreatif dan inovatif.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa kewirausahaaan adalah proses
kegiatan usaha yang kreatif dan inovatif guna menciptakan nilai tambah
dalam memanfaatkan peluang yang ada dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan, dan tindakan yang menuntut untuk keberanian pengambilan
risiko yang seimbang, serta kemampuan dalam mengelola usaha yang
berorientasi pada customer yang dapat dilakukan dan dimiliki oleh semua
orang.
1. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana
seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.
Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa
diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
Menurut pengertian dari para Pakar-pakar, maka dapat disimpulkan
bahwa kepribadian merupakan suatu susunan sistem psikofisik (psikis dan
fisik yang berpadu dan saling berinteraksi dalam mengarahkan tingkah laku)
yang kompleks dan dinamis dalam diri seorang individu, yang menentukan
penyesuaian diri individu tersebut terhadap lingkungannya, sehingga akan
tampak dalam tingkah lakunya yang unik dan berbeda dengan orang lain.
Berikut ini adalah beberapa semangat dan pribadi seorang
wirausahawan yang memacunya untuk bisa menjadi sukses:
a. Tidak mudah putus asa
Menjalankan usaha, bukan perkara mudah. Pasti banyak tantangan
dalam menjalaninya.
b. Bekerja sama
Bila anda merupakan orang yang bisa berkomunikasi dengan baik
dan bekerja sama dengan orang lain, uang bukan lagi persoalan bagi
anda untuk memulai sebuah usaha. Anda bisa minta bantuan pada
kerabat atau teman anda untuk membuka usaha tersebut.
c. Jujur
Dalam bekerja sama, kejujura sungguh sangat penting. Bukan itu
saja. Kejujuran merupakan aspek penting dalam kehidupan. Begitu juga
dengan wirausaha.
d. Tidak cepat puas
Jangan menjadi orang yang cepat puas bila usaha anda sudah
terbilang cukup sukses.
e. Jangan takut salah / gagal
Kegagalan merupakan sebuah pelajaran dan pengalaman dalam
sebuah usaha. Bila anda takut gagal. Lebih baik anda tidak memulai
sama sekali usaha itu.
3. Fungsi Kewirausahaan
Wirausaha mempunyai dua fungsi, kedua fungsi tersebut adalah fungsi
makro dan fungsi mikro.
a. Fungsi Makro
Secara makro wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali,
dan pemacu perekonomian suatu bangsa. Hasil-hasil dari penemuan
ilmiah, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
rekayasa telah menghasilkan kreasi-kreasi baru dalam produk barang
dan jasa-jasa yang berskala global, yang merupakan hasil dari proses
dinamis wirausaha yang dinamis. Peranan wirausaha melalui usaha
kecilnya tidak diragukan lagi, karena ;
1) Usaha kecil dapat memperkokoh pereko-nomian nasional melalui
berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, fungsi
produksi, fungsi penyalur, dan pemasar bagi hasil produk-produk
industri besar.
2) Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya
dalam menyerap sumber daya yang ada, dapat menyerap tenaga
kerja lokal, sumber daya lokal, dan meningkatkan sumber daya
manusia menjadi wirausaha-wirausaha yang tangguh.
3) Usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan
nasional, alat pemerataan berusaha, dan pemerataan pendapatan,
karena jumlahnya tersebar baik di perkotaan maupun di pedesaan.
b. Fungsi Mikro
Secara mikro peran wirausaha adalah penanggung risiko dan
ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber ke dalam cara
yang baru dan berbeda untuk menciptakan nilai tambah dan usaha-
usaha baru. Dalam melakukan fungsi mikronya menurut marzuki
usman (1977) secara umum wirausaha memiliki dua peran, yaitu
sebagai penemu (innovator) dan sebagai perencana (planner).
1) Innovator (Penemu)
Wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan ;
a) Produk baru (the new product)
b) Teknologi baru (the new technologi)
c) Ide-ide baru (the new image)
d) Organisasi usaha baru (the new organization)
2) Planner (Perencana)
Wirausaha berperan dalam merancang ;
a) Perencanaan usaha (corporate plan)
b) Strategi perusahaan (corporate strategy)
c) Ide-ide dalam perusahaan (corporate image)
d) Organisasi perusahaan (corporate organi-zation).
4. Karakteristik Kewirausahaan
Para ahli mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan
konsep yang berbeda-beda. Geoffrey G. Meredith (1996 : 5-6), misalnya,
mengemukakan cirri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut :
KARAKTERISTIK WATAK
1. Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat,
ketidaktergantungan terhadap orang lain, dan
individualistis.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba,
mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan
tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif.
3. Berani mengambil resiko dan Mampu mengambil resiko yang wajar
mempunyai tantangan
4. Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan
orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.
5. Keorsinilan Inovatif, kreatif dan fleksibel
6. Berorientasi masa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan
Sumber : Geoffrey G. Meredith, et al. Kewirausahaan : Teori dan Praktek Ed. 5 hal 5-6
NILAI-NILAI PERILAKU
1. Komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai
2. Resiko moderat Tidak melakukan spekulasi, melainkan berdasarkan
perhitungan yang matang
3. Melihat peluang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin
4. Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata untuk
memperoleh kejelasan
5. Umpan balik Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu
kegiatan
6. Optimisme Menunjukkan kepercayaan diri yang besar walaupun
berada dalam situasi berat.
7. Uang Melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan
tujuan akhir.
8. Manajemen proaktif Mengelola berdasarkan perencanaan masa depan.
yaitu :
b. Organisasi
Adalah strukturisasi sumberdaya manusia dan non-
manusia. Ada tiga struktur yang lazim dikenal yaitu :
1) Lini : Vertikal, artinya dalam organisasi ada orang yang
didudukkan sebagai ”atasan” dan ”bawahan”.
2) Staff : Horizontal, artinya semua tenaga kerja yang ada di
dalam organisasi didudukkan dalam posisi struktural yang
sama atau setara, sehingga tidak ada dalam organisasi orang
yang didudukkan sebagai ”atasan” dan ”bawahan”
3) Fungsional : Berdasarkan fungsi kerja dari masing-
masing unsur sumberdaya manusia yang ada. Bentuk
organisasi fungsional biasanya dapat dilihat pada suatu tim
kerja atau suatu gugus tugas (team-work). Pada tim tersebut
semua orang setara (tidak ada ’atasan’ - ’bawahan’) akan tetapi
harus ada seseorang yang dijadikan sebagai pemimpin dalam
tim tersebut.
c. Kepemimpinan
e. Pengembangan Usaha
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kewirausahaaan adalah proses kegiatan usaha yang kreatif dan inovatif
guna menciptakan nilai tambah dalam memanfaatkan peluang yang ada
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan, dan tindakan yang menuntut
untuk keberanian pengambilan risiko yang seimbang, serta kemampuan dalam
mengelola usaha yang berorientasi pada customer yang dapat dilakukan dan
dimiliki oleh semua orang.
B. SARAN
Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Aspek – Aspek
Dalam Kewirausahaan, diharapkan masyarakat dapat mengembangakan
potensi yang ada dalam kewirausahaan secara mandiri maupun kewirausahaan
secara berkelompok dan dapat mengelola kewirausahaannya masing-masing
yang sebagaimana dengan aspeknya.
DAFTAR PUSTAKA