Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH WAKTU PEMINDAHAN SELAMA PROSES

AUSTEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT


MEKANIK BESI TUANG NODULAR FCD 500

Indra Sidharta, Wajan Berata


Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS Keputih Sukolilo, Surabaya 60111
Email: sidarta@me.its.ac.id

Abstrak

Austempered ductile iron (ADI) merupakan material inovatif dari keluarga besi tuang nodular. Material ADI
memiliki sifat mekanik yang lebih baik daripada besi tuang nodular konvensional pada umumnya. Pembuatan
material ADI melibatkan proses pemanasan pada temperatur austenite yang dilakukan dalam dapur pemanas
konvensional lalu dilanjutkan dengan perlakuan panas austempering yang dilakukan didalam dapur salt bath.
Karakter akhir material ADI, baik struktur mikro dan sifat mekanik dipengaruhi oleh beberapa faktor penting
seperti komposisi kimia, temperatur, dan waktu. Namun, pada aplikasi dilapangan terdapat satu variabel yang
sering diabaikan pada proses pembuatan ADI, yaitu waktu pemindahan spesimen dari dapur pemanas ke dapur
salt bath, atau biasa disebut dengan transfer time. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh waktu
pemindahan terhadap struktur mikro dan sifat mekanik akhir dari besi tuang nodular yang diberi perlakuan
austempering.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan besi tuang nodular FCD 500 yang dapat dikategorikan sebagai
unalloyed nodular cast iron sebagai spesimen percobaan. Mula-mula spesimen FCD 500 dipanaskan sampai
temperatur austenisasi 900 °C, lalu ditahan pada temperatur tersebut selama 60 menit. Selanjutnya material
dipindahkan dari dapur austenisasi ke dapur salt bath untuk proses austempering, dengan variasi waktu
pemindahan yang berbeda, yaitu 15, 68, 120 detik. Perlakuan panas austempering dilakukan pada temperatur
316 °C selama 60 menit, kemudian spesimen didinginkan di udara ambien. Pengujian metalografi dilakukan
untuk mempelajari pengaruh waktu pemindahan terhadap struktur mikro. Uji kekerasan dan uji impact dilakukan
untuk mempelajari sifat mekanik dari spesimen FCD 500 setelah dikenai perlakuan austempering. Data
pengujian kemudian dianalisa sehingga diperoleh korelasi antara waktu pemindahan selama pembuatan
material ADI, dengan struktur mikro, kekerasan dan energi impact.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan semakin lama waktu pemindahan yang digunakan, cenderung
mengakibatkan penurunan nilai kekerasan dan energi impact. Hal tersebut diakibatkan kerena menurunnya
jumlah struktur bainite yang terbentuk seiring dengan bertambahnya waktu penambahan. Selain itu, waktu
penahanan yang lebih lama menyebabkan terbentuknya struktur pearlite sehingga nilai kekerasan dan energi
impact menurun..

Kata kunci : austempered ductile iron, austempering, waktu pemindahan, bainite, pearlite.

1. PENDAHULUAN Proses austempering meliputi pemanasan besi


tuang nodular pada temperatur daerah austenite
Austempered Ductile Iron (ADI) merupakan
(austenisasi) lalu ditahan dengan rentang waktu
material baru dari keluarga besi tuang nodular
tertentu. Pada temperatur tersebut, semua fase
yang memiliki keunggulan sifat mekanik seperti
dan grafit menjadi terlarut dalam austenite.
kekuatan, ketangguhan, kekerasan dan
Tahap selanjutnya adalah austempering, yaitu
ketahanan aus yang tinggi [1, 2]. Dengan
proses pendinginan dari temperatur daerah
keunggulan tersebut, ADI menjadi material
austenite sampai dengan temperatur
alternatif untuk industri otomotif, pertanian, dan
austempering tertentu lalu ditahan dengan
alat berat [3, 4].
rentang waktu tertentu.
Material ADI diproduksi melalui perlakuan
Besi tuang nodular akan mengalami dua tahap
panas austempering pada besi tuang nodular.
transformasi pada saat penahanan di temperatur
austempering [2, 5]. Tahap pertama merupakan Spesimen untuk analisa diambil dari bagian
tahap dekomposisi dari austenite menjadi bawah Y-Block yang kemudian dibentuk
bainitic ferrite dan austenite kaya karbon. menjadi spesimen uji impact sesuai dengan
Perpaduan dua struktur mikro tersebut dikenal standar JIS [7]. Mula-mula, spesimen
dengan nama ausferrite dan merupakan struktur diaustenisasi pada temperatur 900 °C selama 60
mikro yang bertanggung jawab atas keunggulan menit. Selanjutnya spesimen dipindahkan ke
sifat mekanik yang dimiliki oleh ADI. dapur salt bath yang berisi campuran garam
Transformasi pada tahap kedua terjadi ketika KNO 3 dan NaNO 3 dengan perbandingan 6 : 9,
material ditahan terlalu lama pada temperatur untuk proses austempering. Waktu pemindahan
austempering, sehingga austenite kaya karbon divariasikan menjadi 15, 68, dan 120 detik
akan terdekomposisi menjadi menjadi bainitic selama pemindahan spesimen dari dapur
ferrite dan karbida yang akan menurunkan austenisasi ke dapur salt bath. Proses
keuletan dari ADI. austempering dilakukan pada temperatur 316
°C selama 60 menit. Proses pendinginan akhir
Dari uraian proses austempering tersebut
dilakukan dengan pendinginan udara.
terlihat dengan jelas bahwa temperatur dan
waktu berpengaruh terhadap sifat mekanik akhir Tabel 1. Komposisi kimia spesimen FCD 500
dari ADI. Selain itu, unsur paduan akan Unsur Jumlah (% Berat)
mempengaruhi kemampuan suatu besi tuang C 3.51
nodular untuk diberi perlakuan austempering Si 2.6
[6]. Namun, pada aplikasinya didunia industri Mn 0.23
terdapat satu faktor yang sering diabaikan yaitu Cr 0.024
transfer time, atau waktu pemindahan material S 0.008
dari lingkungan austenisasi menuju ke dapur P 0.022
salt bath. Cu 0.175
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari Mg 0.046
pengaruh waktu pemindahan terhadap struktur
mikro dan sifat mekanik dari besi tuang nodular Pengamatan struktur mikro, pengujian impact
yang diberi perlakuan panas austempering. dan pengujian kekerasan dilakukan untuk
mengetahui pengaruh waktu penahanan yang
berbeda terhadap karakteristik akhir dari
2. METODE PENELITIAN spesimen FCD 500 setelah austempering.
Besi tuang nodular FCD 500, yang dapat Pengamatan struktur mikro dilakukan dengan
dikategorikan sebagai besi tuang nodular tanpa uji metalografi standar dengan menggunakan
paduan (unnaloyed nodular cast iron), etching reagent nital 2%, lalu spesimen diamati
digunakan sebagai material uji (spesimen) pada dengan mikroskop optik Olympus. Pengujian
penelitian ini. Besi tuang FCD 500 diperoleh impact dilakukan dengan metode Charpy
dari hasil pengecoran oleh PT. PARIN menggunakan spesimen tanpa takikan pada
Indonesia dalam bentuk standard Y-Block yang temperatur kamar. Pengujian kekerasan
ditunjukkan oleh Gambar 1, sesuai dengan JIS dilakukan pada permukaan spesimen dengan
G5502 [7]. Komposisi kimia dari spesimen menggunakan metode Brinnel.
ditunjukkan pada Tabel 1.

3. HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
Struktur mikro spesimen FCD 500 pada kondisi
as-cast ditunjukkan pada Gambar 2. Struktur
mikro dari spesimen kondisi as-cast membentuk
morfologi yang umum disebut sebagai struktur
“bulls eye”, dimana grafit bentuk nodul
dikelilingi oleh fase ferrite, dan memiliki
Gambar 1. Dimensi dari standard Y Block. Satuan matriks fase pearlite yang merupakan fase
dalam mm. Spesimen diambil dari bagian bawah Y-
dalam jumlah terbanyak pada spesimen kondisi
Block.
as-cast.
Jelas terlihat pada bahwa spesimen FCD 500
mengalami transformasi fase selama proses
austempering. Spesimen dengan waktu
pemindahan 15 detik (Gambar 3(a))
memperlihatkan suatu struktur mikro lower
bainite, dimana jelas terlihat struktur yang
menyerupai jarum-jarum warna hitam (dark
needle). Penelitian terdahulu oleh Sidharta dan
Berata [8] menunjukkan bahwa material besi
tuang nodular tanpa paduan cenderung
menghasilkan struktur lower bainite pada range
temperatur austempering 300 °C.
Gambar 2. Struktur mikro spesimen FCD 500 pada Waktu pemindahan yang lebih lama membawa
kondisi as-cast. Grafit berbentuk nodul (bentuk bulat perubahan morfologi pada fase bainite dan
warna hitam) dikelilingi oleh fase ferrite (daerah jumlahnya. Spesimen dengan waktu
berwarna putih), dan matriks adalah fase pearlite
pemindahan 68 detik (Gambar 3(b)) memiliki
(daerah berwarna gelap). Perbesaran 500X.
morfologi bainite yang sedikit berbeda
Gambar 3 menunjukkan struktur mikro dibandingkan dengan spesimen dengan waktu
spesimen FCD 500 setelah mengalami proses pemindahan 15 detik. Struktur bainite yang
austempering dengan variasi waktu pemindahan terbentuk memiliki morfologi yang menyerupai
yang berbeda. Pada Gambar tersebut, grafit struktur inverse bainite, dimana inverse bainite
nodul tidak terlihat sebagai grafit bulat adalah struktur yang memiliki fase dominan
berwarna hitam, melainkan ditunjukkan sebagai cementite [9]. Tidak seperti struktur bainite
lubang-lubang. Hal tersebut mungkin terjadi konvensional, fase yang pertama kali
dikarenakan oleh terlepasnya grafit pada saat terbentuk pada struktur inverse
proses grinding dan polishing. bainite adalah cementite berbentuk plat

Gambar 3. Struktur mikro spesimen FCD 500 setelah proses austempering dengan menggunakan waktu
pemindahan yang berbeda. Perbesaran 500X. (a) Spesimen FCD 500 setelah austempering dengan waktu
pemindahan 15 detik. (b) Spesimen FCD 500 setelah austempering dengan waktu pemindahan 68 detik.
(c) Spesimen FCD 500 setelah austempering dengan waktu pemindahan 120 detik.
(plat-like cementite) yang tumbuh langsung dari
austenite. Selanjutnya, fase tersebut akan
dikelilingi oleh fase ferrite, dan eutectic mixture
yang terdiri dari ferrite dan karbida dengan
morfologi non lamellar. Mekanisme
transformasi inverse bainite secara umum
bersifat teori dan perlu penelitian yang lebih
lanjut.
Spesimen dengan waktu pemindahan 120 detik
(Gambar 3(c)) menghasilkan struktur inverse
bainite ditunjukkan oleh struktur berwarna
gelap. Daerah dengan warna lebih terang Gambar 5. Sifat mekanik dari spesimen FCD 500
kemungkinan merupakan fase ferrite atau setelah austempering dengan waktu pemindahan
austenite, dan dibutuhkan pengujian lebih yang berbeda.
lanjut untuk memastikannya. Perbedaan yang
signifikan pada spesimen dengan waktu yang terjadi bila waktu pemindahan yang
pemindahan 120 detik dibandingkan dengan digunakan 15 dan 68 detik terlihat tidak
spesimen dengan waktu pemindahan yang lebih signifikan dan cenderung konstan. Hal tersebut
cepat, adalah terbentuknya fase pearlite yang sesuai dengan struktur mikro yang dihasilkan
ditunjukkan secara lebih detil pada gambar 4. oleh spesimen dengan waktu penahanan 15 dan
Terbentuknya fase pearlite ini akan 68 detik. Hanya terjadi perubahan morfologi
menghasilkan perubahan sifat mekanik pada dari struktur bainite, sehingga nilai penurunan
sifat akhir spesimen FCD 500 setelah sifat mekanik sangat kecil sehingga dapat
austempering. disimpulkan tidak signifikan.

Sifat mekanik, dalam hal ini kekerasan dan Penurunan kekerasan dan energi impact yang
energi impact, dari spesimen FCD 500 setelah drastis terjadi ketika waktu pemindahan
austempering dengan waktu pemindahan yang diperpanjang sampai dengan 120 detik.
berbeda ditunjukkan pada Gambar 5. Secara Penurunan tersebut terjadi karena jumlah
umum, kekerasan dan energi impact spesimen struktur bainite yang terbentuk semakin
kondisi as-cast mengalami peningkatan yang menurun. Selain itu, terbentuk struktur pearlite
signifikan setelah mengalami proses pada spesimen FCD 500 hasil austempering
austempering. Peningkatan tersebut terjadi dengan waktu penahanan 120 detik, seperti
karena selama selama proses austempering yang ditunjukkan oleh Gambar 5. Struktur
terjadi transformasi pada struktur mikro pearlite memiliki kekerasan yang lebih kecil
spesimen as-cast, menghasilkan struktur lower dibandingkan dengan struktur bainite [10].
bainite sehingga sifat mekanik akhir meningkat. Hasil penelitian Toktaş dan kawan-kawan [10]
juga menunjukkan bahwa besi tuang nodular
Pengaruh waktu pemindahan terhadap sifat dengan matriks pearlitic menghasilkan energi
mekanik terlihat jelas pada Gambar 5. impact yang lebih rendah daripada besi tuang
Perubahan nilai kekerasan dan energi impact nodular yang bermatriks bainitic.
Terbentuknya struktur pearlite pada specimen
FCD 500 dengan waktu penahanan 120 detik
berhubungan dengan penurunan jumlah struktur
bainite. Gambar 6 mengilustrasikan proses
austempering pada diagram isothermal besi
tuang nodular. Austempering ideal, ditunjukkan
oleh garis hitam, hanya memanfaatkan
transformasi tahap 1 dimana austenite akan
berubah menjadi bainite dan austenite kaya
karbon. Namun dari ilustrasi tersebut juga dapat
dilihat bahwa dengan penggunaan waktu
Gambar 4. Struktur mikro specimen FCD 500
setelah austempering dengan waktu pemindahan 120
penahanan yang terlalu lama, spesimen akan
detik. Struktur pearlite ditunjukkan oleh anak panah. mengalami kontak dengan udara ambien dan
Perbesaran 500X. dapat diasumsikan mengalami pendinginan
udara. Apabila waktu berada di udara ambient
cukup lama, maka kurva laju pendinginan dari
spesimen dapat menyentuh kurva transformasi
pearlite, sehingga sebagian austenite berubah
menjadi pearlite, seperti diilustrasikan oleh
garis putus-putus warna biru bagian a.
Setelah waktu penahanan tersebut diatas,
spesimen dipindahkan ke dalam larutan salt
bath (garis putus-putus warna biru bagian b)
untuk proses austempering. Selama proses
austempering ini, austenite yang tidak berubah
menjadi pearlite akan terdekomposisi menjadi
bainite dan austenite kaya karbon, sehingga
struktur akhir spesimen adalah pearlite, bainite,
dan austenite kaya karbon. Apabila waktu
pemindahan semakin lama, maka jumlah
pearlite yang terbentuk meningkat dan Gambar 7. Skema proses austempering dengan
akibatnya, bainite yang terbentuk pada saat waktu pemindahan yang relatif panjang,
austempering akan menurun. Penurunan jumlah diilustrasikan pada diagram IT besi tuang nodular
bainite yang terbentuk akan mempengaruhi sifat [11].
mekanik akhir dari spesimen.
mekanik akhir seperti yang sudah dijelaskan
Spesimen dengan waktu pemindahan 120 detik pada paragraph sebelumnya. Penurunan energi
menghasilkan nilai kekerasan dan energy impact yang drastis pada spesimen dengan
impact yang terendah. Fenomena tersebut waktu pemindahan 120 detik dapat dijelaskan
mengindikasikan bahwa pembentukan pearlite melalui kombinasi pembentukan pearlite dan
akibat panjangnya waktu pemindahan menjadi karbida seperti yang diilustrasikan pada Gambar
mekanisme penyebab terjadinya penurunan sifat 7.
Gambar 7 menunjukkan kurva laju pendinginan
proses austempering dengan waktu pemindahan
yang berbeda, digambarkan pada diagram IT
besi tuang nodular. Waktu penahanan yang
panjang akan mengakibatkan terbentuknya
pearlite, sehingga jumlah bainite yang
terbentuk pun akan berkurang dan sifat mekanik
akhir menurun seperti yang diilustrasikan oleh
garis putus-putus warna biru. Apabila waktu
pemindahan diperpanjang lagi, maka jumlah
pearlite yang terbentuk pun semakin banyak
seperti yang ditunjukkan oleh garis nyata warna
biru.
Selain itu, jika waktu austempering yang
diaplikasikan adalah sama, maka pada spesimen
dengan waktu pemindahan terlama akan
Gambar 6. Skema proses austempering diilutrasikan menyentuh daerah transformasi tahap 2, dimana
pada diagram IT besi tuang nodular [11]. Garis kurva austenite kaya karbon akan terdekomposisi
hitam menunjukkan proses austempering ideal, menjadi karbida. Struktur karbida hasil
dimana a: quenching, b: isothermal holding transformasi tahap 2 dapat mengakibatkan
(austempering), dan c: pendinginan sampai penurunan energi impact. Fenomena tersebut
temperatur kamar. Garis putus-putus warna biru terjadi pada spesimen dengan waktu penahan
menunjukkan austempering dengan waktu 120 detik, dimana nilai energi impact menurun
pemindahan yang cukup lama, dimana
drastis, bahkan lebih rendah dibandingkan
a: pemindahan, b: quenching, c: isothermal holding
(austempering) dan d: pendinginan sampai dengan spesimen kondisi as cast. Penelitian
temperatur kamar. lebih lanjut diperlukan sebagai validasi apakah
karbida sudah terbentuk pada spesimen dengan [6] Erić O., Rajnović D., Zec S., Sidjanin
waktu pemindahan 120 detik. L. dan Jovanović M. T.,
Microstructure and Fracture of
Alloyed Austempered Ductile Iron,
4. KESIMPULAN Materials Charaterization, 57, 211-217,
2006.
Waktu pemindahan berpengaruh terhadap
[7] Association J. S., JIS Handbook
struktur mikro dan sifat mekanik akhir dari besi
Ferrous Materials and Metallurgy,
tuang nodular yang diberi perlakuan
Japanese Standards Association, 2008.
austempering. Secara umum, semakin lama
[8] Sidharta I. dan Berata W., Karakter
waktu pemindahan maka sifat mekanik
Mekanik dan Struktur Mikro FCD 500
kekerasan dan energi impact juga menurun.
Hasil Austempering dalam Pembuatan
Penurunan nilai kekerasan dan energi impact
Austempered Ductile Iron, Seminar
diasosiasikan dengan terbentuknya struktur
Nasional Teknologi Industri XIII, 506-
pearlite selama proses austempering spesimen
1 - 506-8, 2007.
besi tuang nodular FCD 500. Spesimen dengan
[9] Bhadeshia H. K. D. H., Bainite in
waktu penahanan 120 detik menghasilkan
Steels, 2nd Edition, IOM
energi impact yang lebih rendah dibandingkan
Communications Ltd, 2001.
dengan spesimen kondisi as-cast. Hal tersebut
[10] Toktaş G., Tayanç M. dan Toktaş A.,
diakibatkan karena spesimen dengan waktu
Effect of Matrix Structure on the
penahanan 120 detik mengalami transformasi
Impact Properties of an Alloyed
tahap 2 selama austempering dimana austenite Ductile Iron, Materials
kaya karbon berubah menjadi karbida sehingga Characterization, 57, 290-299, 2006.
energi impact menurun.
[11] Metals K. t., Heat Treating of Nodular
Irons, 05 Juni, 2011,
5. DAFTAR PUSTAKA <http://www.keytometals.com/>
[1] Francucci G., Sikora J. dan Dommarco
R., Abrasion Resistance of Ductile Iron
Austempered by the Two-Step Process,
Materials Science and Engineering A,
485, 46-54, 2008.
[2] Yang J. dan Putatunda S. K.,
Improvement in Strength and
Toughness of Austempered Ductile
Cast Iron by a Novel Two-Step
Austempering Process, Materials and
Design, 25, 219-230, 2004.
[3] Tun T. dan Lwin K. T., Optimizing the
Microstructure and Mechanical
Properties of Austempered Ductile
Iron for Automobile Differential Gear,
Journal of Metals, Materials and
Minerals, 18, 199-205, 2008.
[4] Zimba J., Simbi D. J. dan Navara E.,
Austempered Ductile Iron: An
Alternative Material for Earth Moving
Components, Cement & Concrete
Composites, 25, 643-649, 2003.
[5] Bosnjak B., Radulovic B., Pop-Tonev
K. dan Asanovic V., Microstructural
and Mechanical Characteristics of
Low Alloyed Ni–Mo–Cu Austempered
Ductile Iron, ISIJ International, 40,
1246–1252, 2000.

Anda mungkin juga menyukai