Anda di halaman 1dari 18

CASE BASED DISCUSSION

KB SUNTIK

Disusun oleh:

Nur Husnina Desi

1813020028

Pembimbing:

dr. Leni Wuriyansari


dr. Helmi Indra
dr. Gunawan

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

PUSKESMAS 2 SUMBANG

PERIODE 2 NOVEMBER - 11 JANUARI 2019


LEMBAR PENGESAHAN

Case Based Discussion yang berjudul:

“KB SUNTIK”

Yang disusun oleh:

Nur Husnina Desi

1813020028

Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing:

dr. Leni Wuriyansari

dr. Helmi Indra Dewi

dr. Gunawan Setiadi

Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan


Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Periode 2 November - 11 Januari 2019

Purwokerto, Januari, 2020

Pembimbing

dr. Leni Wuriyansari

dr. Helmi Indra Dewi

dr. Gunawan Setiadi

DAFTAR ISI

ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 2

2.1 Definisi .......................................................................................................... 2

2.2 Jenis Suntikan KB ......................................................................................... 2

2.3 Indikasi ........................................................................................................ 4

2.4 Kontraindikasi ............................................................................................... 5

2.5 Mekanisme Kerja .......................................................................................... 6

2.6 Cara Penggunaan ......................................................................................... 6

2.7 Waktu Penggunaan ....................................................................................... 7

2.8 Keadaan Khusus.......................................................................................... 10

2.9 Keuntungan dan Kerugian .......................................................................... 11

2.10 Efek Samping dan Penanganannya ........................................................... 12

2.11 Informasi Tambahan ................................................................................. 12

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Pengertian kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel


sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi
ke dinding rahim.Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam
kontrasepsi. Metode dalam kontrasepsi tidak ada satupun yang efektif secara
menyeluruh.Meskipun begitu, beberapa metode dapat lebih efektif
dibandingkan metode lainnya. Efektivitas metode kontrasepsi yang digunakan
bergantung pada kesesuaian pengguna dengan instruksi. Perbedaan
keberhasilan metode juga tergantung pada tipikal penggunaan (yang terkadang
tidak konsisten) dan penggunaan sempurna (mengikuti semua instruksi dengan
benar dan tepat). Perbedaan efektivitas antara penggunaan tipikal dan
penggunaan sempurna menjadi sangat bervariasi antara suatu metode
kontrasepsi dengan metode kontrasepsi yang lain. Sebagai contoh: kontrasepsi
oral sangat efektif bila digunakan secara tepat, tetapi banyak wanita yang sering
kali lupa untuk meminum pilnya secara teratur. Sehingga penggunaan
kontrasepsi oral secara tipikal kurang efektif dibandingkan penggunaan
sempurna.

Seseorang cenderung menggunakan suatu metode kontrasepsi secara tepat


ketika semakin terbiasa dengan metode kontrasepsi tersebut. Hasilnya,
perbedaan efektivitas antara penggunaan yang tipikal dengan penggunaan
sempurna semakin berkurang seiring dengan berjalannya waktu.

KB metode suntik memiliki efektifitas yang tinggi bila penyuntikannya


dilakukan secara teratur dan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Pada makalah
ini kami akan membahas metode KB metode suntik.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi
KB metode suntik merupakan metode kontrasepsi yang diberikan
melalui suntikan dan merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode
yang dalam penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat
kelangsungan pemakaian relatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif
lebih rendah bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana.
KB metode suntik adalah suatu cara mencegah terjadinya kehamilan
dengan menyuntikkan secara berkala hormone estrogen dan progesterone
ke dalam tubuh wanita . KB suntik di Indonesia semakin banyak dipakai
karena kerjanya efektif , pemakaian praktis , harganya relatif murah dan
aman.

2. Jenis Suntikan KB
Berikut ini adalah jenis suntikan yang sering diberikan di Indonesia :
1. Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medrogsi
progestaron asetat dan 5 mg estradiol sipinoat yang diberikan injeksi
IM sebulan sekali (cyclofem) dan 50 mg noretrindon enoat dan 5 mg
estradiol valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (Saifuddin,
2010).
2. Suntikan Progestin
Ada 2 senyawa dari golongan progestagen yang cocok sebagai
obat kontrasepsi secara depot, yaitu DMPA dan Norigest. Kedua
kontrasepsi suntik ini memiliki keefektifitas yang tinggi, dengan 0,3
kehamilan per 100 perempuan – tahun, asal penyuntikannya dilakukan
secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. Berikut
penjelasannya :

2
a. Depo Medroxy Progesterone Acetat (MPA) atau “Depo Provera”
Depo Provera atau Depo Medroxy Progesteron Acetat
adalah suatu Sintesa Progestin yang mempunyai efek seperti
progeteron asli dari tubuh wanita.Obat ini mulai dicoba pada 1958
untuk mengobati absortis habitualis dan endometriosis ternyata
pada pengobatan absortus habitualis seringkali terjadi kemandulan
setelah kehamilan berakhir.
Berdasarkan penemuan ini dimulai seragkaian percobaan
klinik DPMA, untuk maksud kontrasepsi dengan bebagai dosis,
kemudian didapat dosis standard yang efektif 150 mg DPMA dalam
3 cc larutan air diberikan sekali tiap 3 bulan.
Depo Provera sebagai obat KB metode suntikan ternyata
cukup manjur dan aman dalam pelayanan Keluarga
Berencana.Anggapan bahwa Depo Provera dapat menimbulkan
kanker pada leher rahim atau payudara pada wanita yang
memergunakannya, belum didapat bukti – bukti yang cukup tegas,
bahkan sebaliknya di Amerika Serikat DPMA masih dipergunakan
untuk pengobatan kanker selaput lendir rahim (endometrium) yang
tidak bisa disembuhkan dengan jalan pembedahan.
b. Norithidrone Enantate (NEE) atau “Norigest”
Norigest adalah obat kontrasepsi yang disuntikkan (secara
Depot). 1 ampul Norigest berisi 200 mg Norethindrone enanthate
dalam larutan minyak.Larutannya merupakan campuran benzyl
benzoate dan castor iol dalam perbandingan 4:6. Efek
kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui
lender cervix.
Sesudah pengobatan dihentikan, keadaan fertilitas biasanya
kembali dalam waktu beberapa minggu. Karena pada beberapa
kasus mungkin akan terjadi perdarahan-perdarahan yang atypis,
maka perlu diberitahukan terlebih dahulu kepada setiap calon
akseptor akan kemungkinkan hal ini. Suntikan 1 ampul norigest
mempunyai efek mencegah konsepsi untuk masa 8 minggu.

3
Norigest saat ini sudah tidak digunakan lagi karena
hasil-hasil penyelidikannya tentang penggunaan NEE bahwa
kurangnya sifat akumulasinya didalam tubuh.

3. Indikasi
SUNTIKAN KOMBINASI SUNTIKAN PROGESTIN

Usia reproduksi Usia reproduksi

Telah memiliki anak, ataupun Telah memiliki anak, ataupun yang


yang belum memiliki anak belum memiliki anak

Ingin mendapatkan kontrasepsi Menghendaki kontrasepsi jangka


dengan efektipitas yang tinggi panjang dan yang memiliki efektivitas
tinggi

Menyusui ASI pascapersalinan Menyusui ASI pascapersalinan 6 bulan


6 bulan
Pasca persalinan dan tidak Pasca persalinan dan tidak menyusui
menyusui
Anemia Anemia defisiensi besi

Nyeri haid hebat Perokok

Riwayat kehamilan ektropik Setelah abortus/keguguran

Sering lupa menggunakan pil Sering lupa menggunakan pil


kontrasepsi kontrasepsi

Telah banyak anak tetapi belum


menghendaki tubektomi.

Tekanan darah kurang dari 180/110


mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah atau anemia bulan

4
sabit

Menggunakan obat untuk epilepsy


(penitoin dan barbitorat) atau obat
tuberculosis (rifampisin)

Tidak dapat memakai kontrasepsi yang


mengandung estrogen

Mendekati usia menepouse yang tidak


mau atau tidak boleh menggunakan
kontrasepsi kombinasi

4. Kontraindikasi
SUNTIKAN KOMBINASI SUNTIKAN PROGESTIN

Hamil atau diduga hamil (resiko Hamil atau dicurigai hamil(resiko


cacat pada janin 7 per 100 ribu cacat pada janin 7 per 100 ribu
kelahiran) kelahiran)

Perdarahan pervaginam yang Perdarahan pervagina yang belum


belum jelas penyebabnya jelas penyebabnya

Usia >35 tahun yang merokok Tidak dapat menerima terjadinya


gangguan haid terutama amenorea

Menderita kanker payudara atau Menderita kanker payudara atau


riwayat kanker payudara riwayat kanker payudara

Diabetes melittus disertai Diabetes melittus disertai


komplikasi komplikasi
Kelainan pembuluh darah yang
menyebabkan sakit kepala atau
migraine
Riwayat penyakit jantung, stroke

5
atau dengan tegangan darah tinggi
(>180/110mmHg)

5. Mekanisme Kerja

Secara umum kerja dari KB suntik adalah :


1. Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat
lonjakan luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi
ovulasi. Kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun
dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan
folikel dan mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi
pelepasan (FSH) dan (LH) .
2. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus
serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan
siklus yang normal pada lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam
keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi
spermatozoa.
3. Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk
implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi
perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan
sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum
yang telah di buahi.
Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin
mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau
memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur)
melalui tuba.
6. Cara Penggunaan
Cara penggunaan suntikan kombinasi, yaitu diberikan setiap bulan
dengan suntikan intramuscular dalam.Klien diminta dating setiap 4
minggu.Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan
kemungkinan terjadi gangguan perdarahan.Dapat juga diberikankan setelah
7 hari dari jadwal yang telah di tentukan, asal saja diyakini ibu tersebut

6
tidak hami. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari
atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja
(Saifuddin, 2010).

Sedangkan cara penggunaan suntikan progestin yaitu :


1. Kontrasespsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik IM di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu
dangkal,penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja
segera dan efektif. Suntikan diberikan setia 90 hari.pemberian
kontrasepsi suntikan noristerat untuk tiga injeksi berikutnya diberikan
setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12
minggu.
2. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi
oleh etil atau isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum
disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik.
Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung
udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat
endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan
di kocok.

7. Waktu Penggunaan
Berikut ini adalah waktu penggunaan suntikan kombinasi, yaitu :
1. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid tidak
di perlukan kontrasepsi tambahan.
2. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak
boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
kontrasepsi lain untuki 7 hari.
3. Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal
saja dapat di pastikan ibu tersebut tidak hamil , klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan
metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.

7
4. Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid,
suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat di pastikan tidak
hamil.
5. Bila pascapersalinan 6 bulan, menyusui serta telah mendapat haid,
maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.
6. Bila pascapersalinan 6 bulan dan menyusui, jangan diberikan suntikan
kombinasi
7. Bila pascapersalinan 3 minggu dan tidak menyusui, suntikan
kombinasi dapat diberikan.
8. Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam
waktu 7 hari.
9. Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain
dan ingin menggantinya dengan hormonal kombinasi. Selama ibu
tersebut menggunakan konrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan
kombinasi dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid , bila
ragu-ragu perlu dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu.
10. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal , dan ibu
tersebut ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan
kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi
sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lainnya.
11. Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi nonhormonal, dan ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama
dapat segera diberikan asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil, dan
pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan
pada hari 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak diperlukan, Bila
sebelumnya menggunakan AKDR, dan ingin menggantinya dengan
suntikan kombinas, maka suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus
haid. Canut segera AKDR.

Berikut ini adalah waktu penggunaan suntikan progestin, yaitu :


1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
2. Mulai hari pertama –hari ke 7 siklus haid.

8
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat,
asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan
tidak boleh melakukan hubungan seksual.
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi
hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil,
suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai
haid berikutnya datang.
5. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi yang lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi,
kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal
kontrasepsi jadwal yang sebelumnya.
6. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama
kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapaat segera diberikan asal
saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu
haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik hari ke7 haid , ibu tersebut
selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan
seksual.
7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan
pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus h aid,
atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke 7 siklus haid, asal saja
yakin ibu tersebut tidak hamil.
8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil,
dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan
seksual.

8. Keadaan Khusus

KEADAAN ANJURAN

9
Tekanan darah tinggi 180/110 mmHg dapat diberikan
tetapi perlu pengawasan

Kencing manis Dapat diberikan kasus tanpa


komplikasi dan kencing manisnya
terjadi  20 tahun. Perlu diawasi.

Migrain Bila tidak ada gejala neurologic yang


berhubungan dengan sakit kepala,
boleh diberikan

Menggunakan obat tuberculosis/ Berikan pil kontrasepsi kombinasi


obat epilepsi dengan 50 etinilestradiol atau cari
metode kontrasepsi lain.

Mempunyai penyakit amenia bulan Sebaiknya jangan menggunakan


sabit (sickte cell) suntikan kombinasi

9. Keuntungan dan Kerugian


Menurut Saifuddin (2010) keuntungan menggunakan KB metode
suntik, antara lain :
1. Sangat Efektif
2. Bisa digunakan oleh ibu menyusui 6 minggu setelah melahirkan dan
tidak mempengaruhi ASI
3. Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri saat haid
4. Memberi perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur dan
pembengkakan pinggul
5. Tidak mempegaruhi hubungan suami istri
6. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopause asal tidak perokok

Sedangkan Kerugiannya adalah :

10
1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti : siklus haid memendek atau
memanjang, spotting, perdarahan yang banyak atau sedikit, dan bahkan
tidak mendapatkan haid sama sekali.
2. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
3. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
4. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan
tulang (densitas).
Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang),
sakit kepala, nervositas, jerawat.

10. Efek Samping dan Penanganannya


1. Gangguan haid
Gangguan haid yang sering dialami oleh akseptor yaitu : amenorhea
(tidak/terlambat haid), menoragia (perdarahan yang berlebihan
jumlahnya), dan spotting (bercak diluar siklus haid.
Penanganan yang diberikan menurut Prawirohardjo (2010) yaitu
dengan :
a. Konseling
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada
pemakaian KB metode suntikan dapat memberikan gejala
perdarahan tidak berlangsung lama.
b. Pengobatan
Pemberian tablet Estradiol 25 mg 3 x 1 untuk 3 hari atau 1 tablet pil
oral kombinasi per hari untuk 14 hari. Bila hal tersebut tidak
menolong diberikan suntikan intramuskuler estrogen sintetis seperti
5 mg Estradiolcyponat atau Estradiol Valerate dalam larutan minyak
yang harus diulangi apabila perdarahan tidak berhenti dalam waktu
24 jam.Jika perdarahan tetap berlangsung terus, pertimbangkan
untuk melakukan dilatasi dan kuretase.
2. Perubahan berat badan

11
Berat badan akan bertambah beberapa kilogram selama
penggunaan Kb suntik 1 bulan. Oleh karena itu sebagai bidan harus
memberikan konseling pada calon akseptor bahwa kenaikan berat
badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi. Bila berat badan berlebihan,
hentikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain. Hipotesa para ahli :
DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan dihipotalamus
yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya
(Saifuddin ,2010)
3. Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di
bawah kulit (Prawirohardjo, 2010).
4. Pusing dan sakit kepala
Rasa berputar atau sakit kepala yang terjadi pada satu sisi, kedua sisi
atau keseluruhan dan bagian kepala.Penanganan dengan cara
menjelaskan kepada akseptor bahwa efek samping, tersebut mungkin
ada tetapi jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara (Saifuddin,
2010)
5. Terlambat kembali kesuburan
Hal tersebut bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ
genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan
dari deponya / tempat suntikan
Penanganan :
Konseling : setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid
akan datang pada umumnya setelah 6 bulan. Dan selama tidak haid
tersebut ibu dapat saja mengalami kehamilan. Bila selama 6 bulan lebih
ibu tidak juga haid, klien disarankan untuk segera ke tempat pelayanan
untuk mencari penyebab tidak haidnya (Saifuddin, 2010).

11. Informasi Tambahan

1. Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid


(amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit
sekali mengganggu kesehatan.

12
2. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit
kepala, dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini jarang, tidak
berbahaya, dan cepat hilang.
3. Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan
pada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi ibu yang
merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat.
4. Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang
kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut
dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid,
klien harus kembali ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk
dicari penyebab tidak haid tersebut.
5. Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan,
suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan
diberikan 2 minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal saja tidak
terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual
selama 7 hari, atau menggunakan metode kontrasepsi lainnya selama 7
hari. Bilaperlu dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat.
6. Bila klien, misalnya, sedang menggunakan salah satu kontrasepsi
suntikan dan kemudian meminta untuk digantikan dengan kontrasepsi
suntikan yang lain, sebaiknya jangan dilakukan. Andai kata terpaksa
juga dilakukan, kontrasepsi yang akan diberikan tersebut diinjeksi
sesuai dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang
sebelumnya.
7. Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal
saja diyakini ibu tersebut tidak hamil

13
BAB IV
PENUTUP

KB metode suntik adalah suatu cara mencegah terjadinya kehamilan


dengan menyuntikkan secara berkala hormone estrogen dan progesterone ke dalam
tubuh wanita . KB suntik di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya
efektif , pemakaian praktis , harganya relatif murah dan aman. Cara kerja KB suntik
untuk mencegah ovulasi, Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, Membuat
endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi dari ovum yang
telah di buahi, Menghambat transportasi gamet dan tuba.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bagan Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran


Bandung : 2012 , Teknik Keluarga Berencana, Elstar Offset,Bandung
BKKBN. 2012. Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN.
Kurniawati, T. 2014. Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Proverawati, A. 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Saifuddin, A.B., 2010, Buku panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, , Yayasan
Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Suratun. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:
Trans Info Media.

15

Anda mungkin juga menyukai