KB SUNTIK
Disusun oleh:
1813020028
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
PUSKESMAS 2 SUMBANG
“KB SUNTIK”
1813020028
Pembimbing
DAFTAR ISI
ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
KB metode suntik merupakan metode kontrasepsi yang diberikan
melalui suntikan dan merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode
yang dalam penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat
kelangsungan pemakaian relatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif
lebih rendah bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana.
KB metode suntik adalah suatu cara mencegah terjadinya kehamilan
dengan menyuntikkan secara berkala hormone estrogen dan progesterone
ke dalam tubuh wanita . KB suntik di Indonesia semakin banyak dipakai
karena kerjanya efektif , pemakaian praktis , harganya relatif murah dan
aman.
2. Jenis Suntikan KB
Berikut ini adalah jenis suntikan yang sering diberikan di Indonesia :
1. Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medrogsi
progestaron asetat dan 5 mg estradiol sipinoat yang diberikan injeksi
IM sebulan sekali (cyclofem) dan 50 mg noretrindon enoat dan 5 mg
estradiol valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (Saifuddin,
2010).
2. Suntikan Progestin
Ada 2 senyawa dari golongan progestagen yang cocok sebagai
obat kontrasepsi secara depot, yaitu DMPA dan Norigest. Kedua
kontrasepsi suntik ini memiliki keefektifitas yang tinggi, dengan 0,3
kehamilan per 100 perempuan – tahun, asal penyuntikannya dilakukan
secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. Berikut
penjelasannya :
2
a. Depo Medroxy Progesterone Acetat (MPA) atau “Depo Provera”
Depo Provera atau Depo Medroxy Progesteron Acetat
adalah suatu Sintesa Progestin yang mempunyai efek seperti
progeteron asli dari tubuh wanita.Obat ini mulai dicoba pada 1958
untuk mengobati absortis habitualis dan endometriosis ternyata
pada pengobatan absortus habitualis seringkali terjadi kemandulan
setelah kehamilan berakhir.
Berdasarkan penemuan ini dimulai seragkaian percobaan
klinik DPMA, untuk maksud kontrasepsi dengan bebagai dosis,
kemudian didapat dosis standard yang efektif 150 mg DPMA dalam
3 cc larutan air diberikan sekali tiap 3 bulan.
Depo Provera sebagai obat KB metode suntikan ternyata
cukup manjur dan aman dalam pelayanan Keluarga
Berencana.Anggapan bahwa Depo Provera dapat menimbulkan
kanker pada leher rahim atau payudara pada wanita yang
memergunakannya, belum didapat bukti – bukti yang cukup tegas,
bahkan sebaliknya di Amerika Serikat DPMA masih dipergunakan
untuk pengobatan kanker selaput lendir rahim (endometrium) yang
tidak bisa disembuhkan dengan jalan pembedahan.
b. Norithidrone Enantate (NEE) atau “Norigest”
Norigest adalah obat kontrasepsi yang disuntikkan (secara
Depot). 1 ampul Norigest berisi 200 mg Norethindrone enanthate
dalam larutan minyak.Larutannya merupakan campuran benzyl
benzoate dan castor iol dalam perbandingan 4:6. Efek
kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui
lender cervix.
Sesudah pengobatan dihentikan, keadaan fertilitas biasanya
kembali dalam waktu beberapa minggu. Karena pada beberapa
kasus mungkin akan terjadi perdarahan-perdarahan yang atypis,
maka perlu diberitahukan terlebih dahulu kepada setiap calon
akseptor akan kemungkinkan hal ini. Suntikan 1 ampul norigest
mempunyai efek mencegah konsepsi untuk masa 8 minggu.
3
Norigest saat ini sudah tidak digunakan lagi karena
hasil-hasil penyelidikannya tentang penggunaan NEE bahwa
kurangnya sifat akumulasinya didalam tubuh.
3. Indikasi
SUNTIKAN KOMBINASI SUNTIKAN PROGESTIN
4
sabit
4. Kontraindikasi
SUNTIKAN KOMBINASI SUNTIKAN PROGESTIN
5
atau dengan tegangan darah tinggi
(>180/110mmHg)
5. Mekanisme Kerja
6
tidak hami. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari
atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja
(Saifuddin, 2010).
7. Waktu Penggunaan
Berikut ini adalah waktu penggunaan suntikan kombinasi, yaitu :
1. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid tidak
di perlukan kontrasepsi tambahan.
2. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak
boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
kontrasepsi lain untuki 7 hari.
3. Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal
saja dapat di pastikan ibu tersebut tidak hamil , klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan
metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.
7
4. Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid,
suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat di pastikan tidak
hamil.
5. Bila pascapersalinan 6 bulan, menyusui serta telah mendapat haid,
maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.
6. Bila pascapersalinan 6 bulan dan menyusui, jangan diberikan suntikan
kombinasi
7. Bila pascapersalinan 3 minggu dan tidak menyusui, suntikan
kombinasi dapat diberikan.
8. Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam
waktu 7 hari.
9. Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain
dan ingin menggantinya dengan hormonal kombinasi. Selama ibu
tersebut menggunakan konrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan
kombinasi dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid , bila
ragu-ragu perlu dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu.
10. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal , dan ibu
tersebut ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan
kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi
sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lainnya.
11. Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi nonhormonal, dan ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama
dapat segera diberikan asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil, dan
pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan
pada hari 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak diperlukan, Bila
sebelumnya menggunakan AKDR, dan ingin menggantinya dengan
suntikan kombinas, maka suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus
haid. Canut segera AKDR.
8
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat,
asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan
tidak boleh melakukan hubungan seksual.
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi
hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil,
suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai
haid berikutnya datang.
5. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi yang lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi,
kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal
kontrasepsi jadwal yang sebelumnya.
6. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama
kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapaat segera diberikan asal
saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu
haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik hari ke7 haid , ibu tersebut
selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan
seksual.
7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan
pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus h aid,
atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke 7 siklus haid, asal saja
yakin ibu tersebut tidak hamil.
8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil,
dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan
seksual.
8. Keadaan Khusus
KEADAAN ANJURAN
9
Tekanan darah tinggi 180/110 mmHg dapat diberikan
tetapi perlu pengawasan
10
1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti : siklus haid memendek atau
memanjang, spotting, perdarahan yang banyak atau sedikit, dan bahkan
tidak mendapatkan haid sama sekali.
2. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
3. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
4. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan
tulang (densitas).
Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang),
sakit kepala, nervositas, jerawat.
11
Berat badan akan bertambah beberapa kilogram selama
penggunaan Kb suntik 1 bulan. Oleh karena itu sebagai bidan harus
memberikan konseling pada calon akseptor bahwa kenaikan berat
badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi. Bila berat badan berlebihan,
hentikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain. Hipotesa para ahli :
DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan dihipotalamus
yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya
(Saifuddin ,2010)
3. Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di
bawah kulit (Prawirohardjo, 2010).
4. Pusing dan sakit kepala
Rasa berputar atau sakit kepala yang terjadi pada satu sisi, kedua sisi
atau keseluruhan dan bagian kepala.Penanganan dengan cara
menjelaskan kepada akseptor bahwa efek samping, tersebut mungkin
ada tetapi jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara (Saifuddin,
2010)
5. Terlambat kembali kesuburan
Hal tersebut bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ
genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan
dari deponya / tempat suntikan
Penanganan :
Konseling : setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid
akan datang pada umumnya setelah 6 bulan. Dan selama tidak haid
tersebut ibu dapat saja mengalami kehamilan. Bila selama 6 bulan lebih
ibu tidak juga haid, klien disarankan untuk segera ke tempat pelayanan
untuk mencari penyebab tidak haidnya (Saifuddin, 2010).
12
2. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit
kepala, dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini jarang, tidak
berbahaya, dan cepat hilang.
3. Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan
pada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi ibu yang
merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat.
4. Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang
kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut
dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid,
klien harus kembali ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk
dicari penyebab tidak haid tersebut.
5. Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan,
suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan
diberikan 2 minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal saja tidak
terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual
selama 7 hari, atau menggunakan metode kontrasepsi lainnya selama 7
hari. Bilaperlu dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat.
6. Bila klien, misalnya, sedang menggunakan salah satu kontrasepsi
suntikan dan kemudian meminta untuk digantikan dengan kontrasepsi
suntikan yang lain, sebaiknya jangan dilakukan. Andai kata terpaksa
juga dilakukan, kontrasepsi yang akan diberikan tersebut diinjeksi
sesuai dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang
sebelumnya.
7. Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal
saja diyakini ibu tersebut tidak hamil
13
BAB IV
PENUTUP
14
DAFTAR PUSTAKA
15