Anda di halaman 1dari 3

Pengganti Douma sebagai mahaguru di STT Kampen adalah A. L. Th.

De Bruijne, yang dalam 2006 menerbitkan disertasinya tentang Oliver

O’Donovan, yang berjudul: ‘Levend in Leviathan’ (Hidup di dalam

Leviathan). Leviathan adalah nama Ibrani untuk ular naga, yang dalam

Abad Pertengahan sering dilukiskan sebagai lambang neraka, dan

kadang-kadang juga sebagai pemerintah yang jahat, sesuai Wahyu 13.

Berhubung dengan itu perlu dicantumkan filsof Inggeris Thomas

Hobbes, yang dalam abad ke 17 mengarang ‘Leviathan’, tentang kuasa

pemerintah dari sudut pandang humanistis. Kami akan membahasnya

dalam bab 1.

Kami mencantumkan lagi sebuah pedoman etis yang terkenal:

Christopher J. Wright: ‘Old Testament Ethics for the people of God’,

yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia: Hidup Sebagai Umat

Allah, Etika Perjanjian Lama, BPK 2007. Bagian umum buku ini

tentang ‘segitiga etika’ akan kami bahas dalam pelajaran 4. Yaitu :

Allah, tanah dan bangsa.

Definisi
Moril (sebagai kata sifat; kata benda adalah: moral).

Etika menganalisa dan menimbang hal-hal moril.Tetapi, apakah yang

menentukan arti moril? Sesudah berusaha memberikan beberapa

jawaban, akhirnya Douma berkesimpulan bahwa tidak mungkin kita

memberi suatu definisi tentang moril yang terdiri dari satu ciri khas

saja, yang berlaku bagi semua kenyataan moril. Definisi yang

diusahakannya adalah sebuah perumusan yang menyebut banyak

aspek.

Dalam definisi yang disarankan Douma terdapat 7 aspek yang

menggarisi dan menentukan arti ‘moril’:

Definisi ‘moril’:

(1) manusiawi, (2) bernorma, (3) dipandang dari aspek baik-

buruk, (4) berkaitan dengan motivasi, (5) disertai dengan

emosi, (6) didasari atas kebajikan (virtue)

(7) dituju kepada nilai-nilai tertinggi.

Anda mungkin juga menyukai