Anda di halaman 1dari 164

Dikembangkan oleh:

Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan


Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
i
KATA PENGANTAR peserta didik (warga belajar) yang memerlukan pendidikan akademik dan
keterampilan atau kecakapan hidup untuk meningkatkan mutu kehidupannya,
Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas (5) berkembangnya teknologi dan kemajuan pada berbagai aspek.
Fungsi dan tujuan pendidikan kesetaraan selama ini tetap relevan mengingat
masih besarnya jumlah anak putus sekolah dalam dan antar jenjang pendidikan;
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dan strategis bagi penyiapan masih tetap adanya jumlah penganggur dan setengah penganggur terutama usia
generasi penerus suatu bangsa. Oleh karena itu setiap negara memberikan prioritas muda dari tahun ke tahun; serta kenyataan konsekuensi dari kondisi geografis dan
yang tinggi terhadap pendidikan bagi warga negaranya, termasuk adanya ketimpangan tingkat kemajuan pembangunan di Indonesia sehingga masih
Indonesia. Diamanatkan dalam UUD 1945 bahwa tiap warga negara menghadirkan adanya daerah terluar, terdepan (perbatasan) dan tertinggal atau
berhak mendapat pendidikan (Pasal 31, ayat 1). Untuk itu pendidikan dikenal dengan daerah 3 T; adanya beberapa daerah rawan bencana atau konflik.
nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang Oleh karena itu kehadiran negara untuk menyediakan pendidikan kesetaraan
bermutu untuk setiap warga negara. Negara harus memberi kesempatan tetap diperlukan. Masih banyaknya anak usia sekolah yang tidak sekolah dan
pendidikan yang sama kepada semua warga negara tanpa kecuali. Artinya, banyaknya masyarakat yang sudah bekerja dan belum memiliki ijazah sebagai
warga negara yang karena sesuatu hal terpaksa tidak bisa mengikuti pengakuan kualifikasi akademiknya, mengindikasikan keberadaan pendidikan
pendidikan di jalur sekolah (jalur pendidikan formal) harus dijamin memiliki kesetaraan dapat menjadi pendidikan alternatif bagi masyarakat.
kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang setara melalui jalur luar Kurikulum pendidikan kesetaraan dikembangkan dengan mengacu pada Peraturan
sekolah (jalur pendidikan nonformal). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 24 tahun 2016 tentang kompetensi inti
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berdampak dan kompetensi dasar pendidikan dasar dan menengah. Kompetensi inti dan
pada cepatnya perubahan di semua bidang kehidupan. Sementara itu apa yang kompetensi dasar tersebut disesuaikan dengan konteks pendidikan kesetaraan dan
dipelajari selama di sekolah sering tidak bisa mengimbangi cepatnya perubahan fungsionalisasi dalam kehidupan sehari hari. Kontekstualisasi dan fungsionalisasi
yang terjadi di kehidupan nyata. Konsekuensinya, setiap orang harus senantiasa ini tidak mengurangi derajat kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum
belajar untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan/keahlian, dan/atau pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum pendidikan kesetaraan yang terdiri
kompetensinya kalau tidak mau ketinggalan jaman. Kesempatan belajar tersebut dari; Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket A, Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
bisa melalui jalur pendidikan formal, nonformal, maupun informal. Paket B dan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket C, dikembangkan bersama
Ditjen PAUD dan Dikmas, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kemdikbud bersama
Sejak awal kehadirannya di kancah pembangunan pendidikan di tanah air,
para akademisi dan praktisi pendidikan kesetaraan.
fungsi pendidikan kesetaraan sebagai bagian dari pendidikan nonformal adalah
mengembangkan potensi peserta didik (warga belajar) dengan penekanan Kami berharap agar Kurikulum Pendidikan Kesetaraan ini dapat menjadi pedoman
pada penguasaan pengetahuan akademik dan keterampilan fungsional serta bagi semua pihak yang terkait dengan penyelengaraan pendidikan kesetaraan.
pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Adapun tujuan utama
pendidikan kesetaraan kedepan adalah: (1) menjamin penyelesaian pendidikan Jakarta, November 2017
dasar yang bermutu bagi anak yang kurang beruntung (putus sekolah, putus Direktur Jenderal,
lanjut, tidak pernah sekolah), khususnya perempuan, minoritis etnik, dan anak
yang bermukim di desa terbelakang, miskin, terpencil atau sulit dicapai karena
letak geografis dan atau keterbatasan transportasi; (2) menjamin pemenuhan
kebutuhan belajar bagi semua manusia muda dan orang dewasa melalui Harris Iskandar
akses yang adil pada program-program belajar dan kecakapan hidup; (3) NIP 196204291986011001
menghapus ketidakadilan gender dalam pendidikan dasar dan menengah; dan
(4) melayani

ii KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C iii


KATA SAMBUTAN
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang

Dalam rangka menyesuaikan dinamika perkembangan masyarakat, lokal, kompetensi lebih operasional; dan memberikan tekanan khusus rumusan
nasional, dan global guna mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. kompetensi agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga
Untuk meningkatkan mutu dan daya saing bangsa, pemerintah telah melakukan dapat menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
pengaturan kembali kurikulum dengan diterbitkannya Permendikbud No. alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
24 tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran pada kualitas dan pengembangan pendidikan. Kontekstualisasi yang dilakukan
kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. mencakup konseptualisasi, rincian materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi
Pendidikan kesetaraan adalah program pendidikan nonformal yang kata kerja operasional dan rumusan kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola
menyelenggarakan pendidikan umum program paket A setara SD/MI, paket oleh pendidik (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur
B setara SMP/MTs, dan Paket C setara SMA/MA. Untuk memastikan kualitas pencapaiannya (measurable assessable), dan bermakna dan relevan untuk dipelajari
lulusan pendidikan kesetaraan adalah setara dengan pendidikan formal, maka (worth to learn) peserta didik.
pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan Setelah melalui tahapan workshop kontekstualisasi, review dan validasi kurikulum,
melalui kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dari kurikulum maka kurikulum pendidikan kesetaraan ini dinyatakan sesuai dengan standar
pendidikan formal serta disesuaikan dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan kompetensi lulusan dan standar isi pendidikan dasar dan menengah.
karakteristik pendidikan kesetaraan. Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup Terima kasih kami sampaikan kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan
konseptualisasi, rincian materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja Keaksaraan dan Kesetaraan Ditjen PAUD Dikmas yang telah melibatkan secara
operasional dan rumusan kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola oleh aktif kepada Puskurbuk, perguruan tinggi, tutor, pengawas, pamong belajar,
pendidik (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur guru, penyelenggara lembaga pendidikan, dinas pendidikan, tokoh masyarakat,
pencapaiannya (measurable assessable), dan bermakna dan relevan untuk dipelajari tokoh pendidikan, organisasi pendidikan dan berbagai pihak lainnya untuk
(worth to learn) peserta didik melakukan validasi, review dan memberikan masukan dalam mengembangkan
Prinsip dan strategi dalam pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan ini dan menyempurnakan kurikulum pendidikan kesetaraan ini.
adalah memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau equivalen
dengan kompetensi dasar pendidikan formal; menjadikan rumusan atau deskripsi
kompetensi lebih operasional; dan memberikan tekanan khusus rumusan Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan
kompetensi agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat Balitbang Kemdikbud
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif
untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan
pengembangan pendidikan.
Dr. Awaluddin Tjalla
Prinsip dan strategi dalam pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan ini
NIP. 196011121985031001
adalah memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau equivalen
dengan kompetensi dasar pendidikan formal; menjadikan rumusan atau deskripsi

iv KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C v


DAFTAR ISI STRUKTUR KURIKULUM
PENDIDKAN KESETARAAN PAKET C

Kata Pengantar Dirjen PAUD dan Dikmas ......................................................... ii Struktur kurikulum Paket C merupakan pola susunan mata pelajaran dan beban
Kata Sambutan Puskurbuk ................................................................................ iv belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran,
DaŌar Isi ........................................................................................................... vi meliputi mata pelajaran, dan bobot satuan kredit kompetensi (SKK).
Struktur Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket C ......................................... 1 Penyusunan kurikulum pendidikan kesataraan mengacu pada komptensi inti dan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ..................................................... 5 kompetensi dasar kurikuluk pendidikan dasar dan menengah (Permendikbud
Bahasa Indonesia .............................................................................................. 19
No. 24 tahun 2016) Kompetensi inti dan kempetensi dasar tersebut dilakukan
MatemaƟka ...................................................................................................... 32
Sejarah Indonesia ............................................................................................. 44
kontekstualisasi dan fungsionalsasi tanpak mengurangi kualitas dan standar
Bahasa Inggris ................................................................................................... 54 kompetensi yang ada. Khusus kurikulum mata pelajaran agama dan budi
MatemaƟka Peminatan .................................................................................... 68 pekerti sepenuhnya menggunakan kurikulum pendidikan dasar dan
Biologi ............................................................................................................... 78 menegah yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Fisika ................................................................................................................. 90 Republik Indonesia.
Kimia ................................................................................................................. 101 Muatan belajar pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi
Geografi ............................................................................................................ 112 (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta
Sejarah Peminatan ............................................................................................ 122
didik dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui pembelajaran tatap
Sosiologi ........................................................................................................... 133
Ekonomi ............................................................................................................ 143
muka, tutorial, dan atau belajar mandiri.
Bahasa dan Sastra Indonesia ............................................................................ 153 SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil
Bahasa dan Sastra Inggris ................................................................................. 165 belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan
Bahasa Arab ...................................................................................................... 180 untuk setiap mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu
Bahasa Mandarin .............................................................................................. 191 SKK dihitung berdasarkan pertimbangan muatan SK dan KD tiap mata
Bahasa Jepang .................................................................................................. 203 pelajaran. SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh
Bahasa Korea .................................................................................................... 213 dari jalur pendidikan informal, formal, kursus, keahlian dan kegiatan mandiri.
Bahasa Jerman .................................................................................................. 224
Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1
Bahasa Perancis ................................................................................................ 236
Antropologi ....................................................................................................... 246
jam pelajaran tatap muka atau 2 jam pelajaran tutorial atau 3 jam pelajaran
Seni Budaya ...................................................................................................... 257 mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya.
Pendidikan Olahraga dan Rekreasi ................................................................... 273 Struktur kurikulum program pendidikan kesetaraan dimaksudkan untuk mencapai
Prakarya dan Kewirausahaan ............................................................................ 284 standar kompetensi lulusan sesuai dengan Permendikbud Nomor 20 Tahun
2016 dengan orientasi pengembangan olahkarya untuk mencapai keterampilan
fungsional yang menjadi kekhasan program program kesetaraan, yaitu:
1. Paket A: Memiliki keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
2. Paket B: Memiliki keterampilan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja.
3. Paket C: Memiliki keterampilan berwirausaha.

vi KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C 1


Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan terdiri mata pelajaran kelompok pengetahuan, kebutuhan beban belajar untuk praktik disesuaikan
umum dan kelompok khusus. dengan jenis keterampilan yang diambil dan diatur oleh lembaga yang
1. Kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun mengacu pada melakukan sertifikasi.
standar pendidikan formal sesuai Peraturan Mendikbud No. 21 tahun c. Strategi dan pendekatan pembelajaran dapat dirancang secara tematik-
2016 tentang Standar Isi serta kontennya dikembangkan oleh pusat dan terpadu atau menggunakan pendekatan berbasis mata pelajaran
merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta didik. sesuai dengan karakteristk dan kebutuhan pendidikan kesetaraan dan
2. Kelompok Perminatan. Kelompok ini merupakan upaya memberikan peserta didik
pilihan berdasarkan minat peserta didik. Mata pelajaran peminatan, yang d. Tingkatan pada pendidikan kesetaraan adalah sebagai berikut.
terbagi menjadi 3 pilihan, yaitu: Peminatan Matematika dan Ilmu 1) Muatan dan kompetensi Tingkatan 5/ setara dengan kelas X – XI
Alam, Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, dan Peminatan Ilmu Bahasa dan pada jenjang pendidikan formal
Budaya. 2) Muatan dan kompetensi Tingkatan 6/ setara dengan kelas XII
3. Kelompok Khusus terdiri dari kelompok pemberdayaan dan keterampilan pada jenjang pendidikan formal
a. Pemberdayaan memuat kompetensi untuk menumbuhkan Muatan belajar program pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam
keberdayaan, harga diri, percaya diri, sehingga peserta didik mampu satuan kredit kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi
mandiri dan berkreasi dalam kehidupan bermasyarakat. Materi- yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program
materi untuk mencapai kompetensi dapat meliputi: Pengembangan pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan/
diri, pengembangan kapasitas dalam rangka mendukung keterapilan atau kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang
yang dipilih oleh peserta didik. dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial
b. Keterampilan diberikan dengan memperhatikan variasi potensi atau 3 jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya.
sumber daya daerah yang ada, kebutuhan peserta didik dan Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran
peluang kesempatan kerja yang tersedia, sehingga peserta didik yaitu sama dengan 45 menit untuk Paket C
mampu melakukan aktualisasi kemandirian, otonomi, kebebasan
Adapun struktur sebaran mata pelajaran Program n Paket C sebagaimana tersaji
dan kreativitas dalam berkarya untuk mengisi ruang publik secara
pada tabel berikut.
produktif. Keterampilan terdiri atas:
• Seni dan budaya untuk membentuk karakter peserta didik menjadi STRUKTUR KURIKULUM PAKET C Kredit Kompetensi (SKK)
Mata Pelajaran Bobot Satuan
manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tingkatan 5 / Derajat Mahir 1 Setara
• Pendidikan Olahraga dan Rekreasi untuk membentuk karakter Kelas X-XI Tingkatan 6 / Derajat Jumlah
peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan Mahir 2 Setara
rasa sportivitas. Kls XII
• Prakarya untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang Kelompok Umum
1. Pendidikan Agama
memiliki kecakapan okupasional dan vokasional
2. Pendidikan Kewarganegaraan
Muatan tersebut merupakan muatan wajib, tetapi untuk pendalaman 3. Bahasa Indonesia 26 14 40
dan spesialisasi peserta didik dapat memilih keterampilan keahlian 4. MatemaƟka
yang sesuai potensi, kebutuhan, kearifan lokal dan karakteristik 5. Sejarah Indonesia
peserta didik. Keterampilan keahlian untuk Paket C terbagi menjadi 6. Bahasa Inggris
dua pilihan, yaitu non sertifikasi dan tersertifikasi. Khusus untuk Peminatan MatemaƟka dan Ilmu Alam
keterampilan tersertifikasi merupakan keterampilan yang dituntut 7. MatemaƟka
uji kompetensi oleh lembaga yang berhak di akhir programnya. 8. Biologi
Alokasi SKK dalam Struktur kurikulum untuk keterampilan 9. Fisika
10. Kimia
terstruktur/tersertifikasi merupakan alokasi waktu untuk penguasaan

2 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C 3


Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
7. Geografi
8. Sejarah
9. Sosiologi 30 15 45
10. Ekonomi
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
7. Bahasa dan Sastra Indonesia
8. Bahasa dan Sastra Inggeris
9. Bahasa Asing Lain (Arab, Mandarin,
Jepang, Korea, Jerman, Perancis)
10. Antropologi
Kelompok Khusus
11. Pemberdayaan
12. Keterampilan:
24 13 37
Fungsional
Terstruktur/TerserƟfikas
iJumlah 80 42 122
Keterangan:
1. Kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun mengacu pada standar
pendidikan formal sesuai Peraturan Mendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi
serta kontennya dikembangkan oleh pusat dan merupakan mata pelajaran yang wajib
diberikan untuk semua peserta didik. Kelompok umum termasuk mata pelajaran
peminatan, yang terbagi menjadi 3 pilihan, yaitu: Peminatan Matematika dan Ilmu
Alam, Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, dan Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya.
2. Kurikulum mata pelajaran Agama tidak dilakukan kontekstualisasi dan fungsionalisasi,
akan tetapi mengikuti sepenuhnya kurikulum pendidikan pendidikan dasar dan menengah
yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
3. Kelompok Perminatan terdiri dari perminatan ilmu sosial, perminatan ilmu
pengetahuan Alam dan perminatan bahasa.
4. Kelompok khusus: memuat mata pelajaran yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan yaitu:
a. Pemberdayaan memuat materi-materi untuk menumbuhkan keberdayaan, harga
diri, percaya diri, sehingga peserta didik mampu mandiri dan berkreasi dalam
kehidupan bermasyarakat. Materi-materi yang diberikan berupa: Pengembangan
diri, pengembangan kapasitas untuk mendukung jenis keterampilan yang dipilih
oleh peserta didik.
b. Keterampilan merupakan muatan keterampilah pilihan berupa keterampilan
fungsional atau keterampilan terstruktur.

4 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN ΈPPKNΉ 5


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
PENDIDIKAN KESETARAAN pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
Mata Pelajaran : pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
A. Rasional sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif, inovatif,
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan dan futuristik.
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
Pengembangan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
(PPKn) di pendidikan formal berupaya menjadikan mata pelajaran yang
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
mampu memberikan kontribusi dan solusi terhadap krisis multidimensional.
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu
Misi mata pelajaran PPKn adalah mengembangkan keadaban Pancasila
pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional
yang mampu membudayakan dan memberdayakan peserta didik menjadi
tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal
warganegara yang cerdas dan baik serta menjadi pemimpin bangsa dan negara
keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi
Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, cerdas, dan bertanggungjawab.
setiap warga negara.
Selain itu, dalam konteks kehidupan global, mata pelajaran PPKn juga
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan membekali peserta didik untuk hidup sebagai warga dunia (global citizenship)
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan dengan nilai dan moral Pancasila sesuai dinamika kehidupan abad 21. Oleh
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap karena itu, substansi dan pembelajaran PPKn diorientasikan pada visi dan
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan keterampilan abad 21 sebagaimana telah menjadi komitmen global.
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
mata pelajaran PPKn di pendidikan kesetaraan. Mengingat tujuan dalam
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
konteks pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan,
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan.
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara

6 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN ΈPPKNΉ 7


B. Tujuan C. Ruang Lingkup
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang pendidikan kesetaraan memiliki ruang lingkup sebagai berikut:
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau 1. Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa
ekstrakurikuler. Sesuai dengan PP Nomor 32 Tahun 2013 penjelasan 2. UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi landasan
pasal konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
77 J ayat (1) huruf b ditegaskan bahwan Pendidikan kewarganegaraan 3. Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk
dimaksudkan untuk membentuk Peserta Didik menjadi manusia yang Negara Republik Indonesia
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral 4. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang melandasi
Pancasila, kesadaran berkonstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik dan mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
Indonesia Tahun 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta bernegara
komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ruang lingkup materi Tingkatan V setara kelas X-XI dan Tingkatan VI setara
Secara umum tujuan mata pelajaran PPKn pada jenjang pendidikan dasar dan kelas XII sesuai dengan aspek-aspek berikut.
menengah adalah mengembangkan potensi peserta didik atau warga belajar NO RUANG TINGKATAN V TINGKATAN VI
dalam seluruh dimensi kewarganegaraan, yakni: (1) sikap kewarganegaraan LINGKUP SETARA KELAS XͳXI SETARA KELAS XII
termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab kewarganegaraan 1 Pancasila • Nilai-Nilai Pancasila dalam • Kasus-kasus
kerangka prakƟk pelanggaran hak
(civic confidence, civic committment, and civic responsibility); (2) pengetahuan penyelenggaraan pemerintahan dan pengingkaran
kewarganegaraan; (3) keterampilan kewarganegaraan termasuk kecakapan Negara kewajiban warga
dan partisipasi kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility). • Kasus-kasus pelanggaran hak negara
asasi manusia dalam perspekƟf
Secara khusus tujuan PPKn yang berisikan keseluruhan dimensi tersebut Pancasila.
bertujuan agar peserta didik mampu: Undang- • Ketentuan Undang-Undang • Pelindungan dan
Undang Dasar Dasar Negara Republik Indonesia penegakan hukum
1. Menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman, Negara Republik tahun 1945 yang mengatur dalam masyarakat
Indonesia 1945 tentang wilayah negara, untuk menjamin
dan pengamalan nilai dan moral Pancasila secara personal dan sosial; warga negara dan penduduk, keadilan dan
2. Memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap agama dan kepercayaan, serta
kedamaian
pertahanan dan keamanan
positif dan pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara • Kewenangan lembaga-lembaga
Republik Indonesia Tahun 1945; Negara menurut Undang-
3. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangat Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
kebangsaan serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, • Hubungan struktural dan
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, fungsional pemerintahan pusat
dan daerah menurut Undang-
semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Undang Dasar Negara Republik
Republik Indonesia; dan Indonesia Tahun 1945
• Sistem dan dinamika demokrasi
4. Berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai anggota Pancasila sesuai dengan Undang-
masyarakat, tunas bangsa, dan warga negara sesuai dengan harkat dan Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945
martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup
bersama dalam berbagai tatanan sosial budaya.

8 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN ΈPPKNΉ 9


NO RUANG TINGKATAN V TINGKATAN VI rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
LINGKUP SETARA KELAS XͳXI SETARA KELAS XII tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
• Sistem hukum dan peradilan di
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
Indonesia sesuai dengan
Undang-Undang Dasar Negara menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
Republik Indonesia tahun 1945 alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
• Dinamika peran Indonesia
kualitas dan pengembangan pendidikan.
dalam perdamaian dunia sesuai
Undang-Undang Dasar Negara Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
Republik Indonesia tahun 1945
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
3 Bhinneka Tunggal • Faktor-faktor pembentuk • Pengaruh posiƟf dan
Ika integrasi nasional dalam bingkai negaƟf kemajuan Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
Bhinneka Tunggal Ika iptek terhadap
• Indikator ancaman negara dalam bingkai Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
terhadap negara dan upaya Bhinneka Tunggal Ika mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
penyelesaiannya di bidang
Ipoleksosbudhankam dalam sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti Sikap Spiritual
bingkai Bhinneka Tunggal Ika yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran
• Kasus-kasus ancaman terhadap agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti Sikap Sosial, yaitu peserta didik
Ipoleksosbudhankam dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong
4 Negara Kesa- • ArƟ penƟngnya Wawasan • Dinamika persatuan royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian
tuan Republik Nusantara dalam konteks Negara dan kesatuan dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
Indonesia Kesatuan Republik Indonesia bangsa sebagai
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
• Faktor pedorong dan upaya menjaga dan
penghambat persatuan dan mempertahankan dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun
kesatuan bangsa dalam Negara Negara Kesatuan melalui proses pembelajaran langsung (direct teaching) dan tidak langsung
Kesatuan Republik Indonesia Republik Indonesia
(indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pendidikan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
terdapat dalam pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan agar
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Pada tingkatan V
mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik
pencapaian pembelajaran mengacu pada pencapaian kompetensi inti setara
penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
kelas XI sebagai pencapaian akhir pembelajaran PPKn. Untuk kompetensi
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan dasar pada KI sikap spiritual dan sikap sosial juga dirumuskan pencapaian
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, akhir yang diharapkan (setara SMA kelas XI), sedangkan untuk proses
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau pencapaiannya meliputi tahapan menerima, menjalankan, menghargai,
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan mengahayati, dan mengamalkan. Kontekstualisasi kompetensi dasar pada KI

10 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN ΈPPKNΉ 11


pengetahuan dan keterampilan dirumuskan dengan pengelompokan sesuai KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dengan ruang lingkup mata pelajaran PPKn. Kontekstualisasi kompetensi inti KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
1.6 Mensyukuri nilai-nilai dalam 2.6 Menunjukkan sikap disiplin
dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. sistem hukum dan peradilan di terhadap aturan sebagai
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Indonesia sesuai dengan Undang- cerminan sistem hukum dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN Undang Dasar Negara Republik peradilan di Indonesia
Indonesia Tahun 1945 sebagai
SIKAP SPIRITUAL SIKAP SOSIAL bentuk pengabdian kepada Tuhan
1. MenghayaƟ dan mengamalkan ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, Yang Maha Esa
agama yang dianutnya tanggung jawab, peduli (gotong royong, 1.7 MenghormaƟ hubungan pemerintah 2.7 Bersikap peduli terhadap
kerja sama, toleran, damai), santun, pusat dan daerah menurut Undang- hubungan pemerintah pusat dan
responsif dan proakƟf sebagai bagian Undang Dasar Negara Republik daerah yang harmonis di daerah
dari solusi atas berbagai permasalahan Indonesia Tahun 1945 sebagai setempat
dalam berinteraksi secara efekƟf anugerah Tuhan Yang Maha Esa
dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan 1.8 Mensyukuri peran Indonesia 2.8 Bersikap toleran dan cinta damai
bangsa dalam pergaulan dunia dalam mewujudkan perdamaian sebagai refleksi peran Indonesia
dunia sebagai anugerah Tuhan dalam perdamaian dunia dalam
1.1 Mensyukuri nilai-nilai Pancasila 2.1 Menunjukkan sikap gotong Yang Maha Esa hidup bermasyarakat, berbangsa
dalam prakƟk penyelenggaraan royong sebagai bentuk penerapan dan bernegara
pemerintahan negara sebagai nilai-nilai Pancasila dalam kehi-
salah satu bentuk pengabdian dupan berbangsa dan bernegara 1.9 Mensyukuri nilai-nilai yang 2.9 Menunjukkan sikap kerjasama
kepada Tuhan Yang Maha Esa membentuk komitmen integrasi dalam rangka mewujudkan
nasional dalam bingkai Bhinneka komitmen integrasi nasional
1.2 Menghargai hak asasi manusia 2.2 Bersikap peduli terhadap hak asasi Tunggal Ika sebagai wujud syukur dalam bingkai Bhinneka Tunggal
berdasarkan perspekƟf Pancasila manusia berdasarkan perspekƟf kepada Tuhan yang Maha Esa Ika
sebagai anugerah Tuhan yang Pancasila dalam kehidupan
Maha Esa berbangsa dan bernegara 1.10 Bersyukur pada Tuhan Yang Maha 2.10 Bersikap responsif dan proakƟf
Esa atas nilai-nilai yang atas ancaman terhadap
1.3 Menerima ketentuan Undang- 2.3 Bersikap peduli terhadap membentuk kesadaran akan negara strategi mengatasinya
Undang Dasar Negara Republik penerapan ketentuan Undang- ancaman terhadap negara strategi berdasarkan asas Bhinneka
Indonesia Tahun 1945 yang Undang Dasar Negara Republik mengatasinya berdasarkan asas Tunggal Ika
mengatur tentang wilayah Indonesia Tahun 1945 yang Bhinneka Tunggal Ika
negara, warga negara dan mengatur tentang wilayah 1.11 Bersyukur kepada Tuhan Yang 2.11 Bersikap responsif dan proakƟf
penduduk, agama dan keperca- negara, warga negara dan Maha Esa atas nilai-nilai yang atas ancaman terhadap negara dan
yaan, pertahanan dan keamanan penduduk, agama dan keperca- membentuk kesadaran atas upaya penyelesaiannya dibidang
sebagai wujud rasa syukur pada yaan, pertahanan dan keamanan ancaman terhadap negara dan Ideologi, poliƟk, ekonomi, sosial,
Tuhan Yang Maha Esa upaya penyelesaiannya dalam budaya, pertahanan, dan keamanan
1.4 Menghargai nilai-nilai ke-Tuhanan 2.4 Berperilaku santun dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
dalam berdemokrasi Pancasila sesu- ber-demokrasi Pancasila sesuai 1.12 Menghargai wawasan nusantara 2.12 Bertanggung jawab mengem-
ai Undang-Undang Dasar Negara Undang-Undang Dasar Negara dalam konteks Negara Kesatuan bangkan kesadaran akan
Republik Indonesia Tahun 1945 Republik Indonesia Tahun 1945 Republik Indonesia sebagai penƟngnya wawasan nusantara
1.5 Menghargai nilai-nilai terkait fungsi 2.5 Bersikap peduli terhadap anugerah Tuhan Yang Maha Esa dalam konteks Negara Kesatuan
dan kewenangan lembaga-lembaga lembaga-lembaga di satuan Republik Indonesia
negara menurut Undang-Undang pendidikan sebagai cerminan dari 1.13 Bersyukur pada Tuhan Yang Maha 2.13 Bersikap proakƟf dalam
Dasar Negara Republik Indonesia lembaga-lembaga negara Esa atas nilai-nilai persatuan dan menerapkan nilai-nilai persatuan
Tahun 1945 sebagai bentuk sikap kesatuan bangsa dalam Negara dan kesatuan bangsa dalam Negara
beriman dan bertaqwa Kesatuan Republik Indonesia Kesatuan Republik Indonesia

12 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN ΈPPKNΉ 13


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.5 Menganalisis fungsi dan 4.5 Mendemonstrasikan hasil analisis
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji kewenangan lembaga-lembaga tentang fungsi dan kewenangan
pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah Negara menurut Undang-Undang lembaga-lembaga Negara menurut
prosedural dan metakogniƟf abstrak terkait dengan pengembangan Dasar Negara Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara
berdasarkan rasa ingintahunya tentang dari yang dipelajarinya di satuan Tahun 1945 Republik Indonesia Tahun 1945
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, pendidikan secara mandiri, berƟndak 3.6 Mendeskripsikan sistem hukum 4.6 Menyaji hasil penalaran tentang
budaya, dan humaniora dengan secara efekƟf dan kreaƟf serta mampu dan peradilan di Indonesia sesuai sistem hukum dan peradilan di
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, menggunakan metoda sesuai kaidah dengan Undang-Undang Dasar Indonesia sesuai dengan Undang-
kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan Negara Republik Indonesia Tahun Undang Dasar Negara Republik
penyebab fenomena dan kejadian, 1945 yang mencakup makna, Indonesia Tahun 1945 yang
serta menerapkan pengetahuan klasifikasi, tujuan, dan tata mencakup makna, klasifikasi,
prosedural pada bidang kajian yang hukum Republik Indonesia, serta tujuan,dan tata hukum Republik
spesifik sesuai dengan bakat dan makna, dasar hukum,klasifikasi, Indonesia, serta makna, dasar
minatnya untuk memecahkan masalah perangkat lembaga, Ɵngkatan, hukum, klasifikasi, perangkat
3.1 Menganalisis nilai-nilai dari Ɵap- 4.1 Menyaji hasil analisis nilai-nilai dan peran lembaga peradilan di lembaga, Ɵngkatan, dan peran
Ɵap sila Pancasila dalam kerangka dari Ɵap-Ɵap sila Pancasila dalam Indonesia. lembaga peradilan di Indonesia.
prakƟk penyelenggaraan kerangka prakƟk penyelenggaraan 3.7 Merumuskan hubungan 4.7 Melakukan peneliƟan sederhana
pemerintahan negara dari lingkup pemerintahan negara dari lingkup pemerintah pusat dan daerah dengan cara mencatat pasal-pasal
pemerintahan yang terdekat di pemerintahan yang terdekat di menurut Undang-Undang Dasar tentang hubungan pemerintah
daerah sampai ke Ɵngkat pusat. daerah sampai ke Ɵngkat pusat. Negara Republik Indonesia pusat dan pemerintah daerah
3.2 Menganalisis pelanggaran hak 4.2 Menyaji hasil analisis pelanggaran Tahun 1945, baik hubungan menurut Undang-Undang Dasar
asasi manusia terkait dengan hak hak asasi manusia dalam yang bersifat struktural maupun Negara Republik Indonesia
dan kewajiban asasi manusia, perspekƟf Pancasila dalam hubungan fungsional sesuai Tahun 1945, baik hubungan
nilai dasar, nilai instrumental, kehidupan berbangsa dan Undang-Undang Otonomi Daerah yang bersifat struktural maupun
dan nilai praksis Pancasila dalam bernegara terkait dengan hak hubungan fungsional sesuai
kehidupan sehari-hari. dan kewajiban asasi manusia, Undang-Undang Otonomi Daerah
nilai dasar, nilai instrumental, 3.8 Menganalisis dinamika peran 4.8 Mendemonstrasikan hasil analisis
dan nilai praksis Pancasila dalam Indonesia dalam perdamaian dunia tentang peran Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari. sesuai Undang-Undang Dasar perdamaian dunia sesuai Undang-
3.3 Menelaah ketentuan Undang- 4.3 Menyaji hasil telaah tentang Negara Republik Indonesia Tahun Undang Dasar Negara Republik
Undang Dasar Negara Republik ketentuan Undang-Undang 1945 yang mencakup makna, dan Indonesia Tahun 1945 yang
Indonesia Tahun 1945 yang Dasar Negara Republik Indonesia penƟngnya hubungan internasional mencakup makna, dan penƟngnya
mengatur tentang wilayah negara, Tahun 1945 yang mengatur bagi Indonesia, dinamika poliƟk hubungan internasi-onal bagi
warga negara dan penduduk, wilayah negara, warga negara luar negeri Indonesia dalam Indonesia, dinamika poliƟk luar negeri
agama dan kepercayaan, serta dan penduduk, agama dan menjalin hubungan internasional, Indonesia dalam menjalin hubungan
pertahanan dan keamanan kepercayaan, serta pertahanan dinamika peran Indonesia di internasional, dinamika peran
dan keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia di Perserikatan Bangsa-
3.4 Mengkaji sistem dan dinamika 4.4 Menyajikan hasil kajian tentang ASEAN (AssociaƟon of South East Bangsa (PBB), ASEAN (AssociaƟon
demokrasi Pancasila sesuai sistem dan dinamika demokrasi Asian NaƟon), dan Gerakan Non- of South East Asian NaƟon), dan
dengan Undang-Undang Dasar Pancasila sesuai dengan Undang- Blok yang berdampak langsung Gerakan Non-Blok yang berdampak
Negara Republik Indonesia Undang Dasar Negara Republik pada konteks daerah langsung pada konteks daerah.
Tahun 1945, mencakup makna Indonesia Tahun 1945 mencakup 3.9 MengidenƟfikasi faktor-faktor 4.9 Menyimulasikan faktor-faktor pem-
demokrasi, klasifikasi, prinsip, makna demokrasi, klasifikasi, pembentuk integrasi nasional, bentuk integrasi nasional, yang dapat
periodesasi perkembangan prinsip, periodesasi perkembangan yang dapat berupa kesamaan berupa kesamaan ideologi, sosial
demokrasi di Indonesia, dan demokrasi di Indonesia, dan ideologi, sosial budaya, poliƟk, budaya, poliƟk, dan kewilayahan
penƟngnya demokrasi dalam penƟngnya demokrasi dalam dan kewilayahan dalam bingkai dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari. Bhinneka Tunggal Ika sesuai konteks daerah.

14 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN ΈPPKNΉ 15


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR pendidikan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.10 Mengkaji kasus-kasus ancaman 4.10 Melakukan peneliƟan sederhana
terhadap Ideologi, poliƟk, dengan mengumpulkan data Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
ekonomi, sosial, budaya, tentang potensi ancaman
pertahanan, dan keamanan dan terhadap Ideologi, poliƟk, pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
strategi mengatasinya dalam ekonomi, sosial, budaya, keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
bingkai Bhinneka Tunggal Ika pertahanan, dan keamanan dan
melalui media massa. strategi mengatasinya dalam
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
bingkai Bhinneka Tunggal Ika kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
melalui media massa.
3.11 Menganalisis ancaman terhadap 4.11 Menyaji hasil analisis tentang KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
negara dan upaya penyelesaiannya ancaman terhadap negara KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
di bidang ideologi, poliƟk, dan upaya penyelesaiannya di SIKAP SPIRITUAL SIKAP SOSIAL
ekonomi, sosial, budaya, bidang Ideologi, poliƟk, ekonomi,
pertahanan, dan keamanan dalam sosial, budaya, pertahanan, dan 1. MenghayaƟ dan mengamalkan ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
bingkai Bhinneka Tunggal Ika keamanan sesuai dengan konteks agama yang dianutnya tanggung jawab, peduli (gotong royong,
sesuai dengan konteks daerah. daerah. kerja sama, toleran, damai), santun,
3.12 Menginterpretasi dengan 4.12 Mempresentasikan hasil responsif dan proakƟf sebagai bagian
menunjukkan bukƟ-bukƟ interpretasi dengan menunjukkan dari solusi atas berbagai permasalahan
penƟngnya Wawasan Nusantara bukƟ-bukƟ terkait penƟngnya dalam berinteraksi secara efekƟf
dalam konteks Negara Kesatuan Wawasan Nusantara dalam dengan lingkungan sosial dan alam serta
Republik Indonesia, dari aspek konteks Negara Kesatuan Republik menempatkan diri sebagai cerminan
kewilayahan Nusantara dan aspek Indonesia dari aspek kewilayahan bangsa dalam pergaulan dunia
kehidupan. Nusantara dan aspek kehidupan.
1.1 Menghargai perbedaan sebagai 2.1 Bersikap responsif dan proakƟf
3.13 MengidenƟfikasikan faktor 4.13 Menyaji hasil idenƟfikasi tentang anugerah Tuhan yang Maha Esa terhadap pelanggaran hak
pendorong dan penghambat faktor pedorong dan penghambat
dalam rangka penghormatan hak dan pengingkaran kewajiban
persatuan dan kesatuan bangsa persatuan dan kesatuan bangsa
dalam Negara Kesatuan Republik dalam Negara Kesatuan Republik asasi manusia warga negara dalam kehidupan
Indonesia dalam konteks daerah Indonesia dalam konteks daerah berbangsa dan bernegara
1.2 Menjalankan perilaku sebagai 2.2 Berperilaku jujur dalam prakƟk
Tingkatan: VI (Setara Kelas XII) orang beriman dalam prakƟk perlindungan dan penegakan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum pelindungan dan penegakan hukum di tengah masyarakat
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap hukum untuk menjamin keadilan
dan kedamaian
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti Sikap Spiritual
1.3 Menyikapi pengaruh kemajuan 2.3 Bertanggungjawab dalam menyi-
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran ilmu pengetahuan dan teknologi kapi pengaruh kemajuan ilmu
agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti Sikap Sosial, yaitu peserta didik dengan tetap memegang nilai- pengetahuan dan teknologi dalam
mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong nilai ke-Tuhanan Yang Maha Esa bingkai Bhinneka Tunggal Ika
1.4 Mensyukuri persatuan dan 2.4 Bersikap proakƟf dalam
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian
kesatuan bangsa sebagai mengem-bangkan persatuan
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan upaya dalam menjaga dan dan kesatuan bangsa sebagai
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa mempertahankan Negara upaya dalam menjaga dan
Kesatuan Republik Indonesia mempertahankan Negara
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun
sebagai bentuk pengabdian Kesatuan Republik Indonesia
melalui proses pembelajaran langsung (direct teaching) dan tidak langsung
(indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan

16 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN ΈPPKNΉ 17


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
menganalisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan
prosedural, dan metakogniƟf pengembangan dari yang dipelajarinya
berdasarkan rasa ingin tahunya di satuan pendidikan secara mandiri
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, serta berƟndak secara efekƟf dan
seni, budaya, dan humaniora dengan kreaƟf, dan mampu menggunakan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, metoda sesuai kaidah keilmuan.
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Menganalisis nilai-nilai Ɵap-Ɵap 4.1 Menyajikan hasil analisis nilai-
sila Pancasila terkait dengan nilai Ɵap-Ɵap sila Pancasila terkait
kasus-kasus pelanggaran hak dengan kasus-kasus pelanggaran
dan pengingkaran kewajiban hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara dalam kehidupan warga negara dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara seperƟ berbangsa dan bernegara seperƟ
hak dan kewajiban poliƟk, sosial hak dan kewajiban poliƟk, sosial
budaya, dan ekonomi dalam budaya, dan ekonomi dalam
konteks daerah konteks daerah
3.2 Mengevaluasi dengan cara 4.2 Menyimulasikan hasil evaluasi
menunjukkan bukƟ-bukƟ prakƟk prakƟk perlindungan dan
perlindungan dan penegakan penegakan hukum untuk
hukum untuk menjamin keadilan menjamin keadilan dan
dan kedamaian yang dilakukan kedamaian yang dilakukan oleh
oleh lembaga-lembaga penegak lembaga-lembaga penegak
hukum (Polisi, jaksa, hakim, KPK) hukum (Polisi, jaksa, hakim, KPK)
3.3 Mengidendifikasi dengan cara 4.3 Mempresentasikan hasil
menunjukkan data pengaruh idenƟfikasi dengan cara
kemajuan ilmu pengetahuan dan menunjukkan data pengaruh
teknologi terhadap negara dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan
bingkai Bhinneka Tunggal Ika teknologi terhadap negara dalam
dalam konteks daerah. bingkai Bhinneka Tunggal Ika
dalam konteks daerah
3.4 Mengevaluasi dengan menunjuk- 4.4 Membuat poster persatuan dan
kan bukƟ-bukƟ dinamika kesatuan bangsa sebagai upaya
persatuan dan kesatuan bangsa menjaga dan mempertahankan
sebagai upaya menjaga dan Negara Kesatuan Republik
mempertahankan Negara Kesatuan Indonesia dalam bidang poliƟk,
Republik Indonesia dalam bidang sosial budaya, ekonomi,
poliƟk, sosial budaya, ekonomi, pertahanan dan keamanan.
pertahanan dan keamanan.

18 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 19


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
PENDIDIKAN KESETARAAN berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
A. Rasional aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan Dalam konteks di atas, pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi sangat
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, penting dalam upaya membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah didik sebagai komunikator dan pemikir (termasuk pemikir imajinatif ).
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga mengantar warga negara Indonesia
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada menjadi melek literasi dan informasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia di
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional sekolah merupakan pembinaan dan pengembangan sikap, pengetahuan, dan
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang keterampilan berkomunikasi yang diperlukan peserta didik dalam menempuh
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan, kehidupan di lingkungan sosial, dan menjalani dunia kerja.
pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional
Pembelajaran berbahasa Indonesia mencakup pembelajaran pengetahuan
tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal
kebahasaindonesiaan dan cara penggunaannya secara efektif. Peserta didik
keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi
belajar tentang fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana berinteraksi secara
setiap warga negara.
efektif; membangun dan membina hubungan; mengungkapkan dan
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan mempertukarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap berbahasa. Peserta
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan didik mampu berkomunikasi secara efektif, dengan kalimat yang tertata
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap dengan baik (termasuk ejaan dan tanda bacanya). Pemahaman tentang
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan bahasa, sebagai penghela pengetahuan dan wahana komunikasi, diharapkan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi dapat menjadikan peserta didik sebagai pengguna bahasa Indonesia yang
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus komunikatif dan produktif, baik secara lisan maupun tulis.
dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam
Kemampuan membaca dan menulis sangat diperlukan untuk membangun
pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan,
sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai fenomena kehidupan yang mampu
khususnya untuk pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah
menumbuhkan kehalusan budi, kesetiakawanan, dan sebagai bentuk upaya
atas karena berbagai sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa
melestarikan budaya bangsa. Sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai
pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan untuk mampu menampung
fenomena kehidupan dengan sendirinya menuntut kecakapan personal
warga bangsa yang karena berbagai sebab masih belum mendapatkan
(personal skills) yang berfokus pada kecakapan berpikir rasional yang
kesempatan dalam pendidikan.
mengedepankan kecakapan menggali informasi dan menemukan informasi.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
Pembelajaran literasi bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dalam memahami, menafsirkan, dan menciptakan teks yang tepat, akurat,
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
fasih, dan penuh percaya diri selama belajar di sekolah dan untuk kehidupan di
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
20 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 21
masyarakat. Pilihan teks mencakup teks media, teks sehari-hari, dan teks dunia 7. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah
kerja. Rentangan bobot teks dari tingkatan 1 hingga tingkatan 6 secara bertahap budaya dan intelektual manusia Indonesia.
semakin kompleks dan semakin sulit, dari bahasa sehari-hari pengalaman C. Ruang Lingkup
pribadi hingga semakin abstrak, bahasa ragam teknis dan khusus, dan bahasa Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
untuk kepentingan akademik. Peserta didik dihadapkan pada bahasa untuk sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
berbagai tujuan, audiens, dan konteks. Peserta didik dipajankan pada beragam alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
pengetahuan dan pendapat yang disajikan dan dikembangkan dalam teks dan Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
penyajian multimodal (lisan, cetakan, dan konteks digital) yang mengakibatkan bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
kompetensi mendengarkan, memirsa, membaca, berbicara, menulis dan sangat diperlukan.
mencipta dikembangkan secara sistematis dan berperspektif masa depan. Secara khusus, pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengah atas
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas
mata pelajaran Bahasa Indonesia di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Bahasa Indonesia di pendidikan
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi
meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski,
pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan,
dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran.
kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada Mengacu pada kompetensi Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas ,
standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam kompetensi yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini ruang
pendidikan formal. lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup pengetahuan tentang
B. Tujuan bahasa dan bagaimana penggunaan bahasa secara efektif. Peserta didik
Tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu sikap spiritual, belajar bagaimana bahasa Indonesia memungkinkan orang saling berinteraksi
sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai secara efektif; membangun dan membina hubungan; mengungkapkan dan
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau mempertukarkan pengetahuan, keterampilan, sikap, perasaan, dan pendapat.
ekstrakurikuler. Peserta didik mampu berkomunikasi secara efektif melalui teks yang koheren,
1. Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kalimat yang tertata dengan baik, termasuk tata ejaan, tanda baca pada tingkat
kemampuan sebagai berikut. kata, kalimat, dan teks yang lebih luas. Melalui pembelajaran berbasis teks,
2. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang pemahaman tentang bahasa, bahasa sebagai sistem dan bahasa sebagai wahana
berlaku, baik secara lisan maupun tulis. pengetahuan dan komunikasi akan menjadikan peserta didik sebagai penutur
3. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa Bahasa Indonesia yang produktif.
persatuan dan bahasa negara. D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
4. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
kreatif untuk berbagai tujuan. Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
5. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
6. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.

22 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 23


dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pendidikan kesetaraan. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau prosedural, berdasarkan rasa ingin terkait dengan pengembangan dari
tahunya tentang ilmu pengetahuan, yang dipelajarinya di sekolah secara
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan teknologi, seni, budaya, dan humaniora mandiri dan mampu menggunakan
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan dengan wawasan kemanusiaan, metode sesuai dengan keilmuan.
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menerapkan pengetahuan prosedural
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan pada bidang kajian yang spesifik sesuai
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
kualitas dan pengembangan pendidikan. 3.1 MengidenƟfikasi laporan hasil 4.1 Menginterpretasi isi teks laporan
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, observasi yang dipresentasikan hasil observasi baik secara lisan
dengan lisan dan tulis berkaitan maupun tulis berkaitan pekerjaan
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan dengan pekerjaan sesuai potensi sesuai dengan potensi daerah atau
kalimat. daerah atau kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari..
3.2 Menganalisis isi dan aspek 4.2 Menyusun teks laporan dengan
Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI) kebahasaan dari minimal dua memerhaƟkan isi dan aspek kebaha-
teks laporan hasil observasi tulis saan baik lisan maupun tulis sesuai
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum berkaitan kehidupan sehari-hari. dengan kehidupan sehari-hari.
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap 3.3 MengidenƟfikasi (permasalah- 4.3 Mengembangkan isi
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual an, argumentasi, pengetahuan, (permasalahan, argumen,
dan rekomendasi) teks eksposisi pengetahuan, dan rekomendasi)
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan yang didengar dan atau dibaca teks eksposisi secara lisan dan/
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta tulis berkaitan dengan kehidupan tulis berkaitan dengan kehidupan
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli sehari-hari. sehari-hari.
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif 3.4 Menganalisis struktur dan 1.4 Menyusun teks eksposisi dengan
kebahasaan teks eksposisi memerhaƟkan isi (permasalahan,
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi berkaitan dengan kehidupan argumen, pengetahuan, dan
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sehari-hari. rekomendasi), struktur dan
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut kebahasaan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect 3.5 Mengevaluasi teks anekdot dari 4.5 Menyusun makna tersirat dalam
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan aspek makna tersirat. sebuah teks anekdot baik lisan
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, maupun tulis.
3.6 Menganalisis struktur dan 4.6 Menulis kembali teks anekdot
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. kebahasaan teks anekdot. dengan memerhaƟkan struktur,
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses dan kebahasaan baik lisan maupun
tulis berkaitan dengan pekerjaan
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan atau kehidupan sehari-hari.
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor 3.7 MengidenƟfikasi nilai-nilai 4.7 Menceritakan kembali isi cerita
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi dan isi yang terkandung dalam rakyat setempat yang didengar
cerita rakyat setempat baik lisan dan dibaca.
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. maupun tulis.

24 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 25


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.8 MengidenƟfikasi nilai-nilai 4.8 Menuliskan cerita rakyat 3.18 MengidenƟfikasi informasi berupa 4.18 Merancang pernyataan umum
dan kebahasaan cerita rakyat setempat dengan memerhaƟkan pernyataan-pernyataan umum dan tahapan-tahapan dalam
setempat. isi dan nilai-nilai. dan tahapan-tahapan dalam teks prosedur dengan organisasi
3.9 MengidenƟfikasi buƟr-buƟr 4.9 Menyusun ringkasan dari satu teks prosedur berkaitan dengan yang tepat secara lisan dan tulis
penƟng dari satu buku pe- buku pengetahuan populer dan kehidupan sehari-hari. berkaitan dengan kehidupan
ngetahuan populer dan satu novel. satu novel. sehari-hari.
3.10 Mengevaluasi pengajuan, 4.10 Menyampaikan pengajuan, penawar- 3.19 Menganalisis struktur dan 4.19 Mengembangkan teks prosedur
penawaran dan persetujuan dalam an, persetujuan dan penutup dalam kebahasaan teks prosedur dengan memerhaƟkan hasil
teks negosiasi lisan maupun tertulis teks negosiasi secara lisan atau tulis berkaitan dengan kehidupan analisis terhadap isi, struktur, dan
berkaitan dengan pekerjaan atau berkaitan dengan pekerjaan atau sehari-hari. kebahasaan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari . kehidupan sehari-hari.
3.11 Menelaah isi, struktur (orientasi, 4.11 Menyusun teks negosiasi dengan 3.20 MengidenƟfikasi informasi 4.20 Menyusun informasi
pengajuan, penawaran, memerhaƟkan isi, struktur (orien- (pengetahuan dan urutan (pengetahuan dan urutan
persetujuan, penutup) dan tasi, pengajuan, penawaran, perse- kejadian) dalam teks ekplanasi kejadian) dalam teks eksplanasi
kebahasaan teks negosiasi tujuan, penutup) dan kebahasaan lisan dan tulis berkaitan secara lisan dan tulis berkaitan
berkaitan dengan pekerjaan atau berkaitan dengan pekerjaan atau kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari.
kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari. 3.21 Menganalisis struktur dan 4.21 Memproduksi teks eksplanasi
3.12 Menghubungkan permasalahan/ 4.12 Menyusun permasalahan/isu, kebahasaan teks eksplanasi secara lisan atau tulis dengan
isu, sudut pandang dan argumen sudut pandang dan argumen berkaitan kehidupan sehari-hari. memerhaƟkan struktur dan
beberapa pihak dan simpulan dari beberapa pihak, dan simpulan kebahasaan berkaitan kehidupan
debat untuk menemukan esensi dari debat secara lisan untuk sehari-hari.
dari debat berkaitan dengan menunjukkan esensi dari debat 3.22 MengidenƟfikasi informasi 4.22 Menyusun bagian-bagian penƟng
kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari. berupa permasalahan aktual yang dari permasalahan aktual sebagai
3.13 Menelaah isi debat 4.13 Mengembangkan permasalahan/ disajikan dalam ceramah. bahan untuk disajikan dalam
(permasalahan/isu, sudut isu dari berbagai sudut pandang ceramah.
pandang dan argumen beberapa yang dilengkapi argumen dalam 3.23 Menganalisis isi, struktur, dan 4.23 Menyusun teks ceramah tentang
pihak, dan simpulan berkaitan de- berdebat berkaitan dengan kebahasaan dalam teks ceramah. permasalahan aktual dengan
ngan kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari. memerhaƟkan aspek kebahasaan
3.14 Menilai hal yang dapat diteladani 4.14 Mengungkapkan kembali hal-hal dan menggunakan struktur yang
dari teks biografi. yang dapat diteladani dari tokoh tepat.
dalam teks biografi yang dibaca 3.24 MengidenƟfikasi buƟr-buƟr 4.24 Menyusun buƟr-buƟr penƟng
secara tertulis. penƟng dari satu buku pengayaan penƟng dari satu buku pengayaan
3.15 Menelaah aspek makna dan 4.15 Menceritakan kembali isi teks (nonfiksi) yang dibaca. (nonfiksi).
kebahasaan dalam teks biografi. biografi baik lisan maupun tulis. 3.25 MengidenƟfikasi nilai-nilai 4.25 Menulis keterkaitan nilai
3.16 MengidenƟfikasi suasana, tema, 4.16 Mendemonstrasikan (membacakan kehidupan yang terkandung kehidupan yang dipelajari dalam
dan makna beberapa puisi yang atau memusikalisasikan) satu puisi dalam cerita pendek yang dibaca. cerita pendek dengan kehidupan
terkandung dalam antologi puisi dari antologi puisi atau kumpulan sehari-hari.
yang diperdengarkan atau dibaca. puisi dengan memerhaƟkan vokal, 3.26 Menganalisis unsur-unsur 4.26 Menyusun sebuah cerita pendek
ekspresi, dan intonasi (tekanan pembangun cerita pendek. dengan memerhaƟkan unsur-
dinamik dan tekanan tempo). unsur pembangun cerpen.
3.17 Menganalisis unsur pembangun 4.17 Menulis puisi dengan memerhaƟkan 3.27 Menemukan buƟr-buƟr penƟng 4.27 Menulis kesan pribadi ter-
puisi. unsur pembangunnya (tema, dari satu buku ilmiah yang dibaca. hadap salah satu buku ilmiah
diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, yang dibaca dalam bentuk teks
perwajahan). eksplanasi singkat.

26 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 27


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.28 Menganalisis pesan dari satu buku 4.28 Menyusun ulasan terhadap pesan mengemukakan gagasan dan
fiksi yang dibaca. dari satu buku fiksi yang dibaca. perasaan, berparƟsipasi dalam
3.29 MengidenƟfikasi Informasi penƟng 4.29 Melengkapi informasi dalam masyarakat yang menggunakan
yang ada dalam proposal kegiatan proposal secara lisan supaya lebih bahasa tersebut,
atau peneliƟan yang dibaca. efekƟf. memberdayakan diri,
3.30 Menganalisis isi, sistemaƟka, dan 4.30 Merancang sebuah proposal karya menemukan serta menggunakan
kebahasaan suatu proposal. ilmiah dengan memerhaƟkan kemampuan analiƟs dan imaginaƟf
informasi, tujuan, dan esensi yang ada dalam dirinya. Menyusun
karya ilmiah yang diperlukan. sebuah resensi dari buku
kumpulan cerita pendek atau
3.31 MengidenƟfikasi informasi, tujuan 4.31 Merancang informasi, tujuan, dan novel yang sudah dibaca.
dan esensi sebuah karya ilmiah esensi yang harus disajikan dalam 3.35 MengidenƟfikasi alur cerita, 4.35 Memerankan salah satu tokoh
yang dibaca. karya ilmiah. babak demi babak, dan konflik dalam drama yang dibaca atau
dalam drama yang dibaca atau ditonton secara lisan.
3.32 Menganalisis sistemaƟka dan 4.32 Menyusun sebuah karya ilmiah ditonton.
kebahasaan karya ilmiah. dengan memerhaƟkan isi,
sistemaƟka, dan kebahasaan.
3.33 Membandingkan isi beberapa 4.33 Bahasa memiliki peran sentral Tingkatan: VI (Setara Kelas XII)
resensi untuk menemukan dalam perkembangan intelektual,
sistemaƟka sebuah resensi (buku sosial, dan emosional warga
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
atau film). belajar dan merupakan mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
penunjang keberhasilan dalam sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
mempelajari semua bidang
studi. Pembelajaran bahasa yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
diharapkan membantu warga ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
belajar mengenal dirinya,
budayanya, dan budaya orang didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
lain, mengemukakan gagasan dan (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
perasaan, berparƟsipasi dalam
masyarakat yang menggunakan sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
bahasa tersebut, memberdayakan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
diri, menemukan serta
menggunakan kemampuan
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
analiƟs dan imaginaƟf yang ada dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
dalam dirinya. Menyusun sebuah
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
resensi dengan memerhaƟkan
hasil perbandingan beberapa teks dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
resensi (buku atau film). mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.34 Menganalisis kebahasaan resensi 4.34 Bahasa memiliki peran sentral
dari minimal dua karya yang dalam perkembangan intelektual, Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
berbeda. sosial, dan emosional warga
belajar dan merupakan penunjang pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
keberhasilan dalam mempelajari keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
semua bidang studi. Pembelajaran
bahasa diharapkan membantu
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
warga belajar mengenal dirinya, kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
budayanya, dan budaya orang lain,

28 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 29


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji 3.8 Menafsir pandangan pengarang 4.8 Menyajikan hasil interpretasi
analisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah terhadap kehidupan dalam novel terhadap pandangan pengarang
konseptual, procedural, berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan yang dibaca. baik secara lisan maupun tulis.
rasa ingin tahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di sekolah 3.9 Menganalisis isi dan kebahasaan 4.9 Merancang novel atau novelet
pengetahuan, teknologi, seni, secara mandiri dan mempu novel. dalam bentuk kerangka tulisan
budaya, dan humaniora dengan menggunakna metode sesuai dengan dengan memerhaƟkan isi dan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, keilmuan. kebahasaan baik secara lisan
kenegaraan, dan peradaban terkait maupun tulis.
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural 3.10 Mengevaluasi informasi, baik 4.10 Menyusun opini dalam satu
pada bidang kajian yang spesifik fakta maupun opini, dalam paragraph.
sesuai dengan bakat dan minatnya sebuah arƟkel yang dibaca.
untuk memecahkan masalah. 3.11 Menganalisis kebahasaan arƟkel 4.11 Menyusun sebuah arƟkel
3.1 MengidenƟfikasi isi dan 4.1 Menyajikan simpulan sistemaƟka dan/atau buku ilmiah. dengan memerhaƟkan fakta dan
sistemaƟka surat lamaran dan unsur-unsur isi surat lamaran kebahasaan.
pekerjaan yang dibaca. baik secara lisan maupun tulis. 3.12 Membandingkan kriƟk sastra dan 4.12 Menyusun kriƟk atau esai dengan
3.2 MengidenƟfikasi unsur 4.2 Menyusun surat lamaran esai dari aspek pengetahuan dan memerhaƟkan aspek pengetahuan
kebahasaan surat lamaran pekerjaan dengan memerhaƟkan pandangan penulis. dan pandangan penulis baik secara
pekerjaan. isi, sistemaƟka dan kebahasaan. lisan maupun tulis.
3.3 MengidenƟfikasi informasi, yang 4.3 Menulis nilai-nilai dari informasi 3.13 Menganalisis sistemaƟka dan 4.13 Menyusun sebuah kriƟk atau esai
mencakup orientasi, rangkaian cerita sejarah dan mengaitkannya kebahasaan kriƟk dan esai. dengan memerhaƟkan
kejadian yang saling berkaitan, dengan kehidupan sehari-hari. sistemaƟka dan kebahasaan baik
komplikasi dan resolusi, dalam secara lisan maupun tulis.
cerita sejarah setempat lisan 3.14 MengidenƟfikasi nilai-nilai yang 4.14 Menulis refleksi tentang nilai-nilai
atau tulis. terdapat dalam sebuah buku yang terkandung dalam sebuah
3.4 Menganalisis kebahasaan cerita 4.4 Menulis cerita sejarah pribadi pengayaan (nonfiksi) dan satu buku pengayaan (nonfiksi) dan
atau novel sejarah. dengan memerhaƟkan buku drama (fiksi). satu buku drama (fiksi).
kebahasaan.
3.5 MengidenƟfikasi informasi 4.5 Menyeleksi ragam informasi
(pendapat, alternaƟf solusi dan sebagai bahan teks editorial baik
simpulan terhadap suatu isu) secara lisan maupun tulis.
dalam teks editorial.
3.6 Menganalisis struktur dan 4.6 Merancang teks editorial dengan
kebahasaan teks editorial. memerhaƟkan struktur dan
kebahasaan baik secara lisan
maupun tulis.
3.7 Menilai isi satu buku fiksi 4.7 Menyusun laporan hasil diskusi
(kumpulan cerita pendek atau buku tentang satu topik yang
kumpulan puisi) dan satu buku diminaƟ baik secara lisan
pengayaan (nonfiksi) yang dibaca. maupun tulis.

30 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 31


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Matematika
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah satu misinya
hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan yang merata
untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada dasarnya adalah
hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional juga diharapkan
mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu untuk
setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana
ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab
tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan
kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

32 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 33


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat B. Tujuan
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
Matematika bekerja melalui perluasan dan pembenaran, pembenahan, ekstrakurikuler.
generalisasi, dan/atau formalisasi dari fakta, aksioma, prinsip, dan Dalam belajar matematika, pemahaman konsep sering diawali secara induktif
konsep- konsep matematika yang berkaitan dengan fenomena-fenomena dan melalui pengamatan pola atau fenomena, pengalaman peristiwa nyata atau
masalah empiris yang ditemui dan perlu diselesaikan dalam kehidupan intuisi. Cara belajar secara deduktif dan induktif digunakan dan sama-sama
keseharian serta dalam konteks perkembangan masyarakat. berperan penting dalam matematika sehingga terbentuk sikap kritis, kreatif,
Pengembangan kurikulum matematika diarahkan untuk meningkatkan jujur dan komunikatif pada peserta didik.
kecakapan hidup (life skill), terutama dalam membangun penalaran, Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika yaitu memberikan kontribusi
kreatifitas, bekerjasama, inovasi dan komunikasi dengan menggunakan dalam mendukung pencapaian kompetensi lulusan pendidikan dasar dan
bahasa simbolis yang singkat dan jelas dan pemecahan masalah (problem pendidikan menengah yang diperoleh melalui pengalaman belajar, dan
solving). Selain itu, pengembangan kompetensi matematika juga menekankan diuraikan sebagai berikut.
kemahiran atau keterampilan menggunakan perangkat teknologi untuk
1. Memahami konsep dan menerapkan algoritma, operasi atau prosedur
melakukan perhitungan teknis (komputasi), penyajian dalam bentuk gambar
matematika secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam kehidupan atau
dan grafik (visualisasi), mendukung keterampilan lainnya yang
dalam pemecahan masalah sehari-hari
bersifat keterampilan lintas disiplin ilmu dan keterampilan yang bersifat
2. Melakukan penalaran matematis yang meliputi membuat generalisasi
nonkognitif, pengembangan nilai, norma dan etika (soft skill), serta
berdasarkan pola, fakta, fenomena atau data yang ada, membuat dugaan
bertanggungjawab terhadap perkembangan diri dan masyarakatnya sehingga
dan memverifikasinya;
mampu menopang pembangunan bangsa dan peradaban dunia.
3. Melakukan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan, maupun
Setiap individu perlu memiliki penguasaan matematika pada tingkat tertentu, yaitu menganalisis komponen yang ada dalam pemecahan masalah dalam
penguasaan akan kecakapan matematika yang diperlukan untuk dapat memahami konteks matematika maupun di luar matematika (kehidupan nyata, ilmu,
dunia di sekitarnya, berhasil dalam kehidupan atau karier, mengembangkan kreativitas dan teknologi) yang bersifat rutin maupun tidak rutin
dan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya, 4. Mengomunikasikan gagasan, penalaran, argumentasi atau pembuktian
situasi yang selalu berubah, tidak pasti, dan sangat kompetitif. melalui kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran memperjelas keadaan atau masalah;
mata pelajaran Matematika di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah 5. Menumbuhkan sikap positif seperti sikap logis, kritis, cermat, teliti,
Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih sistematis, taat azas, konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan, toleran,
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.

34 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 35


C. Ruang Lingkup Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
sangat diperlukan. dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
Secara khusus, pembelajaran Matematika di Paket C setara sekolah menengah menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
atas dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
kualitas sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Matematika di kualitas dan pengembangan pendidikan.
pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan
dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola oleh pendidik (teachable); mudah
pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapaiannya (measurable
dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada assessable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk
aspek pembelajaran Matematika. Materi-materi pembelajaran matematika kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik.
meliputi: Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
1. Menggunakan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel yang Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
memuat nilai mutlak, sistem persamaan linear tiga variabel, fungsi, logika mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
matematika, induksi matematika, program linear dua variabel, matriks, sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
barisan dan deret dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran
2. Menggunakan matriks pada transformasi geometri, bidang datar, agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik
tranformasi geometri, geometri ruang dalam pemecahan masalah mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
3. Menggunakan statistik deskriptif dari data berkelompok, kaidah royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai
pencacahan, dan peluang dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
4. Menggunakan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku dan dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
sudut-sudut yang berelasi, identitas, aturan sinus dan cosinus, fungsi bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan
trigonometri dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
5. Menggunakan limit, turunan, dan integral tak tentu fungsi aljabar dalam keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat
pemecahan masalah dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran,
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas atau keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam
kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi
pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
pendidikan kesetaraan.

36 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 37


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji 3.5 Menjelaskan dan menentukan 4.5 Menganalisis karakterisƟk grafik
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak notasi fungsi, daerah asal, daerah fungsi (ƟƟk potong dengan
faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari hasil, ekspresi simbolik fungsi, sumbu, ƟƟk puncak, asimtot)
dan metakogniƟf berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara serta sketsa grafik dari fungsi dan menghubungkan perubahan
rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, berƟndak secara efekƟf dan linear, fungsi kuadrat, dan fungsi bentuk grafik fungsinya akibat
pengetahuan, teknologi, seni, kreaƟf, serta mampu menggunakan rasional dengan menggunakan transformasi f2(x), 1/f(x), |f(x)|
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan contoh atau perisƟwa kontekstual dsb
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, 3.6 Menjelaskan operasi komposisi 4.6 Menyelesaikan masalah
kenegaraan, dan peradaban terkait pada fungsi dan operasi invers kontekstual yang berkaitan
penyebab fenomena dan kejadian, pada fungsi invers serta sifat- dengan operasi penjumlahan,
serta menerapkan pengetahuan sifatnya dengan menggunakan pengurangan, perkalian,
prosedural pada bidang kajian yang contoh atau perisƟwa kontekstual pembagian,komposisi, dan
spesifik sesuai dengan bakat dan operasi invers suatu fungsi dengan
minatnya untuk memecahkan masalah menggunakan prosedur dan
3.1 Menjelaskan makna dari 4.1 Menyelesaikan masalah strategi penyelesaian masalah
persamaan dan perƟdaksamaan kontekstual yang berkaitan 3.7 Menjelaskan konsep dan rasio 1.7 Menyelesaikan masalah
nilai mutlak dari bentuk dengan persamaan dan trigonometri (sinus, cosinus, kontekstual yang berkaitan dengan
linear satu variabel dengan perƟdaksamaan nilai mutlak tangen, cosecan, secan, dan rasio trigonometri (sinus, cosinus,
menggunakan contoh atau linear satu variabel dengan cotangen) pada segiƟga siku-siku tangen, cosecan, secan, dan
perisƟwa kontekstual kemudian menggunakan prosedur dan dengan menggunakan contoh cotangen) pada segiƟga siku-siku
menjabarkannya kedalam bentuk strategi penyelesaian masalah atau perisƟwa kontekstual dengan menggunakan prosedur
persamaan dan perƟdaksamaan dan strategi penyelesaian masalah
linear satu variabel lainnya sesuai dengan karakterisƟk
3.2 Menjelaskan dan menentukan 4.2 Menyelesaikan masalah masalahnya
penyelesaian perƟdaksamaan kontekstual yang berkaitan 3.8 Menggeneralisasi rasio 4.8 Menyelesaikan masalah
rasional dan irasional satu dengan perƟdaksamaan rasional trigonometri untuk sudut- kontekstual yang berkaitan dengan
variabel dengan menggunakan dan irasional satu variabel dengan sudut di berbagai kuadran dan rasio trigonometri sudut-sudut di
sifat-sifat dan langkah-langkah menggunakan prosedur dan sudut-sudut berelasi dengan berbagai kuadran dan sudut-sudut
penyelesaiannya strategi penyelesaian masalah menggunakan sifat-sifat dan berelasi dengan menggunakan
3.3 Menyatakan masalah kontekstual 4.3 Menyelesaikan masalah langkah-langkah penyelesaiannya prosedur dan strategi
ke dalam model MatemaƟka kontekstual yang berkaitan penyelesaian masalah sesuai
dengan bentuk sistem persamaan dengan sistem persamaan dengan karakterisƟk masalahnya
linear Ɵga variabel melalui linear Ɵga variabel dengan 3.9 Menjelaskan konsep aturan 4.9 Menyelesaikan masalah kontekstual
idenƟfikasi variabel-variabel dan menggunakan prosedur dan sinus dan cosinus dengan yang berkaitan dengan aturan sinus
besarannya strategi penyelesaian masalah menggunakan contoh atau dan cosinus dengan menggunakan
3.4 Menjelaskan dan menentukan 4.4 Menyajikan masalah kontekstual perisƟwa kontekstual prosedur dan strategi penyelesaian
penyelesaian sistem dalam bentuk model MatemaƟka masalah sesuai dengan karakterisƟk
perƟdaksamaan dua variabel yang berkaitan dengan sistem masalahnya
(linear-kuadrat dan kuadrat- perƟdaksamaan dua variabel 3.10 Menjelaskan fungsi trigonometri 4.10 Menganalisis perubahan grafik
kuadrat) dengan menggunakan (linear -kuadrat dan kuadrat- dengan menggunakan lingkaran fungsi trigonometri dengan
sifat-sifat dan langkah-langkah kuadrat) dan menyelesaikannya satuan dengan menggunakan alat perubahan konstanta pada fungsi
penyelesaiannya sesuai prosedur dan strategi peraga (benda sekitar, soŌware, y = a sin b(x + c) + d dengan
penyelesaian masalah dsb) atau tanpa alat peraga menggunakan alat peraga
melalui contoh atau perisƟwa (soŌware) atau tanpa alat peraga
kontekstual

38 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 39


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.11 Menjelaskan metode pembukƟan 4.11 Menggunakan metode 3.17 Menjelaskan limit fungsi aljabar 4.17 Menyelesaikan masalah kontekstual
pernyataan matemaƟs dengan pembukƟan induksi MatemaƟka (fungsi polinomial dan fungsi yang berkaitan dengan limit fungsi
induksi MatemaƟkaberupa untuk menguji pernyataan rasional) dan sifat-sifatnya aljabar dengan menggunakan
barisan, keƟdaksamaan, matemaƟs berupa barisan, menggunakan contoh atau prosedur dan strategi penyelesaian
keterbagiaan dari perisƟwa keƟdaksamaan, dan keterbagiaan perisƟwa kontekstual masalah sesuai dengan
kontekstual. dengan menggunakan prosedur karakterisƟk masalahnya
dan strategi penyelesaian masalah 3.18 Menjelaskan sifat-sifat turunan 4.18 Menyelesaikan masalah
sesuai dengan karakterisƟk fungsi aljabar serta menentukan kontekstual yang berkaitan
masalahnya kontekstualnya turunan fungsi aljabar dengan turunan fungsi aljabar
3.12 Menjelaskan penyusunan 4.12 Menyelesaikan masalah menggunakan definisi atau dengan menggunakan prosedur
model MatemaƟka dari kontekstual yang berkaitan sifat-sifat turunan fungsi dengan dan strategi penyelesaian
masalah kontekstual ke dalam dengan program linear dua menggunakan sifat-sifat dan masalah sesuai dengan
program linear dua variabel variabel dengan menggunakan langkah-langkah penyelesaiannya karakterisƟk masalahnya
serta menentukan metode langkah-langkah/ prosedur 3.19 Menganalisiskeberkaitan turunan 4.19 Menggunakan turunan pertama
penyelesaiannya sesuai dengan penyelesaian masalah sesuai pertama fungsi dengan nilai fungsi pada masalah kontekstual
karakterisƟk masalahnya dengan karakterisƟk masalahnya maksimum, nilai minimum, dan untuk menentukan ƟƟk
3.13 Menjelaskan matriks dan 4.13 Menyelesaikan masalah selang kemonotonan fungsi, maksimum, ƟƟk minimum,
kesamaan matriks dengan kontekstual yang berkaitan serta kemiringan garis singgung selang kemonotonan fungsi,
menggunakan masalah dengan matriks dan operasinya kurva menggunakan contoh atau kemiringan garis singgung kurva,
kontekstual dan melakukan dengan menggunakan langkah- perisƟwa kontekstual serta persamaan garis singgung,
operasi pada matriks yang melipuƟ langkah/prosedur penyelesaian dan garis normal kurva dengan
penjumlahan, pengurangan, dan masalah menggunakan prosedur dan
perkalian matriks baik dengan strategi penyelesaian masalah
skalar maupun dengan matriks sesuai dengan karakterisƟk
lainnya, serta transpose matriks masalahnya
3.14 Menganalisis sifat-sifat 4.14 Menyelesaikan masalah 3.20 Menjelaskan konsep integral tak 4.20 Menyelesaikan masalah
determinan dan invers matriks kontekstual yang berkaitan dengan tentu (anƟ turunan) fungsi aljabar kontekstual yang berkaitan
berordo 2×2 dan 3×3 dengan determinan dan invers matriks dan menganalisis sifat-sifatnya dengan integral tak tentu (anƟ
menggunakan contoh atau berordo 2×2 dan 3×3 dengan berdasarkan sifat-sifat turunan turunan) fungsi aljabar dengan
perisƟwa kontekstual menggunakan langkah-langkah/ fungsi menggunakan prosedur dan
prosedur penyelesaian masalah strategi penyelesaian masalah
3.15 Menganalisis serta membandingkan 4.15 Menyelesaikan masalah sesuai dengan karakterisƟk
masalah kontekstual yang berkaitan kontekstual yang berkaitan masalahnya
dengan transformasi dan komposisi dengan matriks transformasi
transformasi dengan menggunakan geometri (translasi, refleksi, Tingkatan: VI (Setara Kelas XII)
rumus, matriks dan grafik sesuai dilatasi dan rotasi) dengan
dengan karakterisƟk masalahnya menggunakan prosedur dan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
strategi penyelesaian masalah mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3.16 Menggeneralisasi pola bilangan 4.16 Menggunakan pola barisan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
dan jumlah pada barisan aritmeƟka atau geometri untuk
aritmeƟka dan geometri beserta menyajikan dan menyelesaikan yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
penggunaannya menggunakan masalah kontekstual (termasuk ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
contoh atau perisƟwa kontekstual pertumbuhan, peluruhan, bunga
majemuk, dan anuitas) sesuai didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
dengan karakterisƟk masalahnya (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif

40 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 41


sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect 3.2 Menentukan dan menganali- sis 4.2 Menyelesaikan masalah
ukuran pemusatan dan kontekstual yang berkaitan
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
penyebaran data yang disajikan dengan penyajian data hasil
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, dalam bentuk tabel distribusi pengukuran dan pencacahan
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. frekuensi dan histogram melalui dalam tabel distribusi
contoh dari perisƟwa kontekstual frekuensidan histogram
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses dengan mengidenƟfikasi dan
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan memahami karakterisƟk masalah
kontekstualnya
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.3 Menganalisis aturan pencacahan 4.3 Menyelesaikan masalah
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi (aturan penjumlahan, kontekstual yang berkaitan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. aturan perkalian, permutasi, dengan kaidah pencacahan
dan kombinasi) melalui (aturan penjumlahan, aturan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR masalah kontekstual dengan perkalian, permutasi, dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN mengidenƟfikasi dan memahami kombinasi) sesuai dengan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN karakterisƟk masalah karakterisƟk masalahnya
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan kontekstualnya
analisis, dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret 3.4 Mendeskripsikan dan 4.4 Menyelesaikan masalah
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan menentukan peluang kejadian kontekstual yang berkaitan
prosedural, dan metakogniƟf pengembangan dari yang dipelajarinya majemuk (peluang kejadian- dengan peluang kejadian
berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta kejadian saling bebas, saling majemuk (peluang kejadian-
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, lepas, dan kejadian bersyarat) kejadian saling bebas, saling
berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf,
seni, budaya, dan humaniora dengan
dan mampu menggunakan metoda dari suatu percobaan acak lepas, dan kejadian bersyarat)
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan dengan menggunakan contoh dengan menggunakan langkah-
penyebab fenomena dan kejadian, dari perisƟwa kontekstual langkah/prosedur penyelesaian
serta menerapkan pengetahuan masalah sesuai dengan
prosedural pada bidang kajian yang karakterisƟk masalah
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Menjelaskan dan menentukan 4.1 Menentukan penyelesaian
jarak dalam ruang (antar ƟƟk, masalahan kontekstual yang
ƟƟk ke garis, dan ƟƟk ke bidang) berkaitan dengan jarak dalam
dengan alat peraga (benda di ruang (antar ƟƟk, ƟƟk ke garis,
sekitar) atau tanpa alat peraga dan ƟƟk ke bidang) dengan alat
peraga(benda disekitar) atau
tanpa alat peraga

42 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 43


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

44 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH INDONESIA 45


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup kesadaran akan perspektif kebangsaan, mengembangkan historical thinking
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan yang ditransformasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kemandirian warga
masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggung jawab
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi Secara khusus, mata pelajaran Sejarah Indonesia diajarkan untuk mencapai
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan tujuan-tujuan khusus sebagai berikut.
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad Secara khusus tujuan mata pelajaran Sejarah Indonesia agar peserta didik
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang memiliki kemampuan sebagai berikut.
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya
yang bersifat kreatif dan inovatif. 1. Memahami konsep waktu, tempat/ruang, perubahan dan keberlanjutan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia yang
Sejauh ini, mata pelajaran Sejarah Indonesia di Sekolah Menengah Atas dirancang mengalami suatu proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.
untuk mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai 2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta-fakta sejarah
pribadi orang dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi
dan memiliki etika sosial yang tinggi serta memiliki rasa kebangsaan dan keilmuan (sejarah).
cinta tanah air. Secara khusus, mata pelajaran Sejarah Indonesia memiliki 3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan terhadap peninggalan sejarah
arti penting untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan diri dalam sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau.
konteks perkembangan masyarakat. Tumbuhnya kesadaran akan perspektif 4. Menumbuhkan pemahaman terhadap proses terbentuknya bangsa
kebangsaan, mengembangkan historical thinking yang ditransformasikan dalam Indonesia melalui perjalanan sejarah yang panjang dan masih berlangsung
kehidupan sehari-hari. Termasuk, kemampuannya dalam menjalin kerjasama, hingga masa kini dan masa yang akan datang.
melakukan tindakan kolektif dalam memecahkan masalah-masalah sosial dan 5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik bahwa mereka menjadi
mengembangkan kehidupan publik. bagian dari bangsa Indonesia yang harus memiliki rasa kebanggaan dan
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran cinta tanah airnya yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan
mata pelajaran Sejarah Indonesia di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara sehari-hari.
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih C. Ruang Lingkup
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. sangat diperlukan.
B. Tujuan Secara khusus, pembelajaran Sejarah Indonesia di Sekolah Menengah Atas
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Sejarah Indonesia di pendidikan
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan
Kurikulum mata pelajaran Sejarah Indonesia dirancang untuk mempersiapkan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi
generasi baru bangsa yang memiliki kemampuan sebagai pribadi orang dewasa setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski,
dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki
46 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH INDONESIA 47
mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
Mengacu pada kompetensi Sejarah Indonesia di Sekolah Menengah Atas, mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
kompetensi yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini berorientasi pada sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti yang ingin
analisis keterkaitan antara dua peristiwa sejarah atau lebih mengenai dicapai mengacu pada Kompetensi Inti untuk pendidikan formal setara Kelas
maknanya untuk kehidupan masa kini dan mendatang, serta memahami fakta XI untuk mata pelajaran Sejarah Indonesia. Kompetensi inti sikap spiritual
suatu peristiwa sejarah untuk tingkatan V. Kemampuan mencari fakta dari suatu yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
peristiwa sejarah sebagai dasar penulisan peristiwa sejarah untuk tingkatan VI. ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
Kompetensi pada tingkatan V dicapai melalui pembelajaran materi-materi didik mampu “Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab,
berkaitan dengan masa praaksara, Hindu-Budha, Kerajaan-Kerajaan Islam, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
Penjajahan Bangsa Barat, Pergerakan Nasonal, dan Proklamasi. Sedangkan responsif dan pro-aktif ) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
kompetensi pada tingkatan VI dicapai melalui pembelajaran materi-materi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan, demokrasi liberal dan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
terpimpin, orde baru dan reformasi. bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat
Kurikulum pada Pendidikan Kesetaraan dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran,
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantang- serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
an pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pendidikan kesetaraan. dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau PENGETAHUAN KETERAMPILAN
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari
dan metakogniƟf berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, berƟndak secara efekƟf dan
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan pengetahuan, teknologi, seni, kreaƟf, serta mampu menggunakan
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kualitas dan pengembangan pendidikan. kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, serta menerapkan pengetahuan
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan prosedural pada bidang kajian yang
kalimat. spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah

48 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH INDONESIA 49


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Memahami konsep dan cara 4.1 Menyajikan informasi tentang 3.10 Menganalisis upaya perlawanan 4.10 Menyajikan informasi tentang upaya
berpikir dalam mempelajari sejarah penerapan konsep dan cara berpikir bangsa Indonesia terhadap perlawanan bangsa Indonesia
(kronologis, diakronik, sinkronik, dalam perisƟwa sejarah penjajahan bangsa Eropa (Portugis, terhadap penjajahan bangsa Eropa
ruang, dan waktu dalam sejarah) Spanyol, Belanda, Inggris) sampai (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris)
3.3 Menganalisis corak kehidupan 4.3 Menyajikan informasi mengenai corak dengan abad ke-20. sampai dengan abad ke-20.
manusia purba di Indonesia dan kehidupan manusia purba di Indonesia 3.11 Menganalisis dampak penjajahan 4.11 Menyajikan informasi tentang dampak
asal-usul nenek moyang bangsa dan asal-usul nenek moyang bangsa bangsa Eropa dalam kehidupan penjajahan bangsa Eropa dalam
Indonesia (Proto Melayu, Deutero Indonesia (Proto Melayu, Deutero bangsa Indonesia pada aspek kehidupan bangsa Indonesia pada
Melayu, dan Melanesoid). Melayu dan Melanesoid). poliƟk, budaya, sosial-ekonomi dan aspek poliƟk, budaya, sosial, ekonomi,
3.4 Memahami hasil dan nilai-nilai 4.4 Menyajikan informasi tentang pendidikan masa kini. dan pendidikan terutama yang masih
budaya masyarakat praaksara hasil-hasil budaya masyarakat berkelanjutan pada masa kini.
Indonesia dan pengaruhnya dalam zaman praaksara yang masih bisa 3.12 Memahami nilai-nilai Sumpah 4.12 Menyajikan informasi tentang
kehidupan masyarakat Indonesia ditemukan pada masa kini, termasuk Pemuda dan maknanya bagi penerapan nilai-nilai Sumpah
masa kini termasuk yang berada di yang berada di lingkungan sekitar. kehidupan kebangsaan di Indonesia Pemuda dan maknanya dalam
lingkungan sekitar. pada masa kini. kehidupan kebangsaan di Indonesia
3.5 Memahami teori, proses masuk, 4.5 Menyajikan informasi secara krono- pada masa kini.
dan perkembangan agama dan logis tentang proses masuk dan 3.13 Menganalisis dampak pendudukan 4.13 Menyajikan informasi tentang dampak
kebudayaan Hindu-Buddha di perkembangan agama dan kebu- Jepang dan respon bangsa dan respon bangsa Indonesia terhadap
Indonesia serta pengaruhnya pada dayaan Hindu-Buddha di Indonesia Indonesia. pendudukan Jepang.
kehidupan masyarakat Indonesia serta pengaruhnya pada kehidupan 3.14 Menganalisis peran tokoh-tokoh 4.14 Menyajikan informasi berupa biografi
masa kini. masyarakat Indonesia masa kini. nasional dan daerah dalam salah satu tokoh nasional atau daerah
3.6 Memahami perkembangan kehidupan 4.6 Menyajikan informasi tentang memperjuangkan kemerdekaan yang berperan dalam memperjuangkan
masyarakat, pemerintahan, dan nilai-nilai dan unsur budaya yang Indonesia. kemerdekaan Indonesia.
budaya pada masa kerajaan-kerajaan berkembang pada masa kerajaan 3.15 Menganalisis perisƟwa proklamasi 4.15 Menyajikan informasi tentang
Hindu-Buddha di Indonesia melalui Hindu-Buddha yang masih kemerdekaan dan maknanya bagi perisƟwa proklamasi kemerdekaan
contoh bukƟ-bukƟ yang masih berkelanjutan dalam kehidupan kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan maknanya bagi kehidupan
berlaku pada kehidupan masyarakat bangsa Indonesia pada masa kini. poliƟk, dan pendidikan bangsa sosial, budaya, ekonomi, poliƟk, dan
Indonesia masa kini. Indonesia. pendidikan bangsa Indonesia.
3.7 Menganalisis teori, proses masuk, 4.7 Menyajikan informasi secara 3.16 Menganalisis perisƟwa pembentukan 4.16 Menyajikan informasi tentang
dan perkembangan agama serta kronologis tentang proses masuk pemerintahan pertama Republik proses pembentukan pemerintahan
kebudayaan Islam di Indonesia dan perkembangan agama dan Indonesia pada awal kemerdekaan pertama Republik Indonesia pada
serta pengaruhnya pada kehidupan kebudayaan Islam melalui bukƟ dan maknanya bagi kehidupan awal kemerdekaan serta maknanya
masyarakat Indonesia masa kini. serta pengaruhnya pada kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini. bagi kehidupan kebangsaan
masyarakat Indonesia masa kini. Indonesia masa kini.
3.8 Menganalisis perkembangan kehi- 4.8 Menyajikan informasi tentang nilai 3.17 Menganalisis peran dan nilai- 4.17 Menyajikan informasi tentang peran
dupan masyarakat, pemerintahan, dan dan unsur budaya yang berkembang nilai perjuangan Bung Karno dan dan nilai-nilai perjuangan Bung
budaya pada masa kerajaan-kerajaan pada masa kerajaan Islam dan Bung HaƩa sebagai proklamator Karno dan Bung HaƩa serta tokoh-
Islam di Indonesia melalui contoh yang masih berkelanjutan dalam serta tokoh-tokoh lainnya sekitar tokoh lainnya sekitar proklamasi.
bukƟ-bukƟ yang masih berlaku pada kehidupan bangsa Indonesia pada proklamasi.
kehidupan masyarakat Indonesia masa masa kini.
3.18 Menganalisis perjuangan bangsa 4.18 Menyajikan informasi tentang
kini.
Indonesia dalam upaya perjuangan bangsa Indonesia
3.9 Menganalisis proses masuk dan 4.9 Menyajikan informasi mengenai mempertahankan kemerdekaan dalam upaya mempertahankan
perkembangan penjajahan bangsa proses masuk dan perkembangan dari ancaman Sekutu dan Belanda kemerdekaan dari ancaman Sekutu
Eropa (Portugis, Belanda, Inggris) di penjajahan bangsa Eropa di melalui perundingan/diplomasi dan dan Belanda baik melalui diplomasi/
Indonesia. Indonesia. peperangan. perundingan maupun peperangan.

50 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH INDONESIA 51


Tingkatan: VI (Setara Kelas XII) KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap 3.1 Menganalisis perjuangan bangsa 4.1 Menyajikan informasi tentang perju-
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual Indonesia dalam menghadapi angan bangsa Indonesia dalam meng-
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ancaman disintegrasi bangsa, antara hadapi ancaman disintegrasi bangsa,
lain: pemberontakan PKI Madiun antara lain: pemberontakan PKI Madiun
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz,
didik mampu “Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, PRRI, Permesta, G-30-S/PKI). RMS, PRRI, Permesta, G-30-
peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, 3.2 Mengevaluasi peran dan nilai- 4.2 S/PKI).
Menyajikan informasi tentang peran
nilai perjuangan tokoh nasional dan nilai-nilai perjuangan tokoh
responsif dan pro-aktif ), menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi dan daerah dalam nasional dan daerah yang berjuang
atas berbagai permasalahan bangsa, serta memosisikan diri sebagai agen mempertahankan keutuhan mempertahankan keutuhan Negara
transformasi masyarakat dalam membangun peradaban bangsa dan dunia”. negara dan bangsa Indonesia dan bangsa Indonesia pada masa
pada masa 1945–1965. 1945–1965.
Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran 3.3 Menganalisis perkembangan 4.3 Menyajikan informasi tentang
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya kehidupan poliƟk dan ekonomi perkembangan kehidupan poliƟk dan
di satuan pendidikan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik bangsa Indonesia pada masa ekonomi bangsa Indonesia pada awal
awal kemerdekaan sampai masa kemerdekaan sampai dengan masa
pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
Demokrasi Liberal. demokrasi Liberal.
didik. 3.4 Menganalisis perkembangan kehidupan 4.4 Menyajikan informasi tentang perkem-
poliƟk dan ekonomi bangsa Indonesia bangan kehidupan poliƟk dan ekonomi
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses pada masa Demokrasi Terpimpin. pada masa Demokrasi Terpimpin.
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan 3.5 Menganalisis perkembangan 4.5 Menyajikan informasi tentang pekem-
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor kehidupan poliƟk dan ekonomi Bangsa bangan kehidupan poliƟk dan ekonomi
Indonesia pada masa Orde Baru. Bangsa Indonesia pada masa Orde Baru.
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
3.6 Menganalisis perkembangan 4.6 Menyajikan informasi tentang
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. kehidupan poliƟk dan ekonomi pekembangan kehidupan poliƟk dan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Bangsa Indonesia pada masa awal ekonomi Bangsa Indonesia pada
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN Reformasi. masa awal Reformasi.
PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.7 Mengevaluasi peran pelajar, 4.7 Menyajikan informasi tentang peran
mahasiswa, dan pemuda pelajar, mahasiswa, dan pemuda
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
analisis pengetahuan faktual, dalam perubahan poliƟk dan dalam perubahan poliƟk dan
dalam ranah konkret dan ranah abstrak
konseptual, prosedural berdasarkan ketatanegaraan Indonesia. ketatanegaraan Indonesia.
terkait dengan pengembangan dari
rasa ingin tahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di sekolah secara 3.8 Mengevaluasi peran Indonesia dalam 4.8 Menyajikan informasi tentang peran
pengetahuan, teknologi, seni, mandiri, dan mampu menggunakan perdamaian dunia, antara lain: KAA, Indonesia dalam perdamaian dunia,
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan ASEAN, Non Blok, Misi Garuda, antara lain: KAA, ASEAN, Non Blok,
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, Deklarasi Djuanda, OKI, dan Jakarta Misi Garuda, Deklarasi Djuanda, OKI,
kenegaraan, dan peradaban terkait Informal MeeƟng. dan Jakarta Informal MeeƟng.
penyebab fenomena dan kejadian, 3.9 Mengevaluasi kehidupan Bangsa 4.9 Membuat studi evaluasi tentang
serta menerapkan pengetahuan
Indonesia dalam mengembangkan kehidupan Bangsa Indonesia dalam
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan ilmu pengetahuan dan teknologi pada mengembangkan ilmu pengetahuan
minatnya untuk memecahkan masalah era kemerdekaan (sejak proklamasi dan teknologi di era kemerdekaan
sampai dengan Reformasi). (sejak proklamasi sampai dengan Refor-
masi) dalam bentuk tulisan dan/atau
media lain.
52 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH INDONESIA 53
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

54 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 55


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup Pencapaian kompetensi tersebut perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan mata pelajaran Bahasa Inggris di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara
masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat
yang bersifat kreatif dan inovatif. dalam pendidikan formal.
Adapun, Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang berperan B. Tujuan
penting bagi pengembangan wawasan dan daya saing generasi muda ditingkat Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
internasional. Dengan kemampuan bahasa Inggris, peserta didik diharapkan dapat yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
mengembangkan wawasannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
budaya yang berkembang di negara lain diseluruh dunia. Sebaliknya, peserta didik ekstrakurikuler.
juga dapat mulai belajar mengomunikasikan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan Tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris di Paket B dan Paket C adalah sama
budaya yang berkembang di Indonesia ke berbagai bangsa dan negara lain. yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi
Bahasa Inggris juga memungkinkan siswa mulai mengenal nilai-nilai luhur komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional.
dan karakter positif yang berkembang di berbagai bangsa, belajar menghargai, Kompetensi ini dikembangkan melalui pembelajaran yang membimbing peserta
dan bahkan berupaya menirunya. Tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa didik untuk dapat menggunakan berbagai teks berbahasa Inggris, lisan dan tulis,
Inggris juga memungkinkan masuknya berbagai hal negatif ke bangsa ini. secara runtut dengan menggunakan unsur kebahasaan yang akurat dan berterima,
Namun dengan siswa belajar teks yang melibatkan berbagai konteks budaya tentang berbagai pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
dan konteks situasi, siswa diharapkan mampu meningkatkan serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan di
kemampuan berpikir kritis sehingga mereka dapat menilai, memilih, lingkungan rumah, satuan pendidikan nonformal, dan masyarakat.
dan membuat keputusan yang tepat dalam menanggapi berbagai informasi Perbedaannya adalah pada cakupan jenis teks dan tingkat kompleksitas teks
dalam berbagai situasi. Mereka diharapkan mampu mempertimbangkan yang hendak dicapai. Mata pelajaran Bahasa Inggris untuk jenjang pendidikan
manfaat serta kerugian dari setiap tindakan yang dilakukan dalam mengatasi Paket C bertujuan untuk mempelajari teks-teks yang lebih panjang dan lebih
masalah dalam setiap situasi. Penguasaan bahasa Inggris juga diharapkan kompleks dari pada yang sudah dipelajari pada Paket B.
menjadi kunci untuk belajar memperoleh wawasan seluas-luasnya tentang
cara mengatasi berbagai masalah yang dihadapi siswa. C. Ruang Lingkup
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
Konsep ‘genre’ pada Bahasa Inggris dipandang sangat tepat jika digunakan sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
sebagai dasar dalam merumuskan kompetensi yang hendak dicapai oleh alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
peserta didik, karena dapat mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
Genre merupakan bagaimana sebuah teks lisan, tulis, visual, diorganisasikan bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
untuk mencapai tujuan sosialnya. Genre merupakan praktik sosial yang sangat diperlukan.
beroperasi pada tataran budaya, dan disebut konteks budaya. Tujuan sosial
dari tindakan komunikasi membentuk jenis teks.

56 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 57


Pembelajaran Bahasa Inggris di Paket C setara sekolah menengah atas • Menangkap makna dan menyusun teks • Unsur-unsur kebahasaan mencakup
dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas lisan dan tulis, dengan menggunakan penanda wacana, kosa kata, tata
struktur teks secara urut dan runtut bahasa, ucapan, tekanan kata, intonasi,
sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Bahasa Inggris di serta unsur kebahasaan secara akurat, ejaan, tanda baca, dan kerapian tulisan
pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi berterima, dan lancar. tangan;
sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga • Modalitas: dengan batasan makna yang
jelas.
dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan
pendidikan formal. Meski,
mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. Kurikulum Pada Pendidikan Kesetaraan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
Secara umum kompetensi Bahasa Inggris adalah kemampuan berkomunikasi
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
dalam tiga jenis wacana, (1) interpersonal, (2) transaksional, dan (3) fungsional,
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
secara lisan dan tulis, pada tataran literasi informasional (kompetensi
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
yang diperlukan untuk menghimpun informasi atau mengakses pengetahuan
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
dalam bahasa yang dipelajari), untuk melaksanakan fungsi sosial, dalam
pendidikan kesetaraan.
konteks kehidupan personal, sosial budaya, akademik, dan profesi. Peserta didik
dipandu untuk menggunakan berbagai bentuk teks untuk kebutuhan literasi Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
dasar, dengan struktur yang berterima secara koheren dan kohesif serta unsur- masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
unsur kebahasaan secara tepat. Berikut ruang lingkup kompetensi dan materi yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
Bahasa Inggris. equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
KOMPETENSI RUANG LINGKUP MATERI
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
• Menunjukkan perilaku yang berte- • Teks-teks pendek dalam wacana
rima dalam lingkungan personal, sosial interpersonal, transaksional, fungsional tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
budaya, akademik, dan profesi; khusus, dan fungsional dalam bentuk dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
teks descripƟve, recount, analyƟcal menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
exposiƟon, narraƟve, procedure,
explanaƟon, dan news item, pada alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
tataran literasi informasional; kualitas dan pengembangan pendidikan.
• MengidenƟfikasi fungsi sosial, struktur • Penguasaan seƟap jenis teks mencakup
teks dan unsur kebahasaan dari teks Ɵga aspek, yaitu fungsi sosial, struktur Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
pendek dalam kehidupan dan kegiatan teks, dan unsur kebahasaan, yang kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
peserta didik sehari-hari; keƟganya ditentukan dan dipilih sesuai
tujuan dan konteks komunikasinya; Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
• Berkomunikasi secara interperso- • Sikap mencakup menghayaƟ dan
nal, transaksional dan fungsional mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
tentang diri sendiri, keluarga, serta tanggung jawab, peduli (gotong mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
orang, binatang, dan benda, kongkrit royong, kerja sama, toleran, damai), sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
dan imajinaƟf yang terdekat dengan santun, responsif dan proakƟf dan
kehidupan dan kegiatan peserta menunjukkan sikap sebagai bagian dari yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
didik sehari-hari di rumah, satuan solusi atas berbagai permasalahan; ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
pendidikan, dan masyarakat, serta • Keterampilan mencakup didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
terkait dengan mata pelajaran lain dan menyimak, berbicara, membaca,
dunia kerja; dan menulissecara efekƟf, dengan (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
lingkungan sosial dan alam dalam sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
lingkup pergaulan dunia; secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri

58 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 59


sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, 3.3 Menerapkan fungsi sosial, 4.3 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. kebahasaan teks interaksi pendek dan sederhana yang
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses transaksional lisan dan tulis melibatkan Ɵndakan memberi
dalam memberi dan meminta dan meminta informasi terkait
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan informasi terkait niat melakukan niat melakukan suatu Ɵndakan/
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor suatu Ɵndakan/kegiatan, sesuai kegiatan, dengan memperhaƟkan
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi dengan konteks penggunaannya. fungsi sosial, struktur teks, dan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. (PerhaƟkan unsur kebahasaan be unsur kebahasaan yang benar
going to, would like to). dan sesuai konteks.
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR 3.4 Membedakan fungsi sosial, 4.4 Teks deskripƟf
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN struktur teks, dan unsur 4.4.1 Menangkap makna secara
PENGETAHUAN KETERAMPILAN kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi
3. Memahami,menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji, deskripƟf lisan dan tulis terkait sosial, struktur teks, dan unsur
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah tempat wisata dan bangunan kebahasaan teks deskripƟf, lisan
faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan pengembangan bersejarah terkenal, pendek dan dan tulis, pendek dan sederhana
dan metakogniƟf berdasarkan dari yang dipelajarinya di satuan sederhana, sesuai dengan konteks terkait tempat wisata dan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pendidikan secara mandiri serta penggunaannya. bangunan bersejarah terkenal.
pengetahuan, teknologi, seni, 4.4.2 Menyusun teks deskripƟf lisan
berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf,
budaya, dan humaniora dengan dan tulis, pendek dan sederhana,
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan. terkait tempat wisata dan
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, bangunan bersejarah terkenal,
serta menerapkan pengetahuan dengan memperhaƟkan fungsi
prosedural pada bidang kajian yang sosial, struktur teks, dan unsur
spesifik sesuai dengan bakat dan kebahasaan, secara benar dan
minatnya untuk memecahkan masalah. sesuai konteks.
3.1 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.1 Menyusun teks interaksi 3.5 Membedakan fungsi sosial, 4.5 Teks pemberitahuan
teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis struktur teks, dan unsur (announcement)
interaksi transaksional lisan dan tulis pendek dan sederhana yang kebahasaan beberapa teks khusus 4.5.1 Menangkap makna secara
dalam Ɵndakan memberi dan me- melibatkan Ɵndakan memberi dalam bentuk pemberitahuan kontekstual terkait fungsi
minta informasi terkait jaƟ diri dan dan meminta informasi terkait (announcemen) terkait kegiatan sosial, struktur teks, dan
hubungan keluarga, sesuai dengan jaƟ diri, dengan memperhaƟkan satuan pendidikan nonformal, unsur kebahasaan teks khusus
konteks penggunaannya. (PerhaƟkan fungsi sosial, struktur teks, dan sesuai dengan konteks dalam bentuk pemberitahuan
unsur kebahasaan pronoun: unsur kebahasaan yang benar penggunaannya. (announcement).
subjecƟve, objecƟve, possessive). dan sesuai konteks. 4.5.2 Menyusun teks khusus dalam
3.2 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.2 Menyusun teks interaksi interper- bentuk pemberitahuan
teks, dan unsur kebahasaan teks sonal lisan dan tulis sederhana yang (announcement), lisan dan
interaksi interpersonal lisan dan melibatkan Ɵndakan memberikan tulis, pendek dan sederhana,
tulis dalammemberikan ucapan ucapan selamat dan memuji bersa- dengan memperhaƟkan fungsi
selamat dan memuji bersayap yap (extended), dan menanggapinya sosial, struktur teks, dan unsur
(extended), serta menanggapinya, dengan memperhaƟkan fungsi so- kebahasaan, secara benar dan
sesuai dengan konteks sial, struktur teks, dan unsur kebaha- sesuai konteks.
penggunaannya saan yang benar dan sesuai konteks

60 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 61


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.6 Menerapkan fungsi sosial, 4.6 Menyusun teks interaksi 3.11 Menerapkan fungsi sosial, 4.11 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional, lisan dan tulis, struktur teks, dan unsur transaksional, lisan dan tulis,
kebahasaan teks interaksi pendek dan sederhana, yang kebahasaan teks interaksi pendek dan sederhana, yang
transaksional lisan dan tulis melibatkan Ɵndakan memberi transaksional lisan dan tulis melibatkan Ɵndakan memberi
dalam memberi dan meminta dan meminta informasi terkait dalam memberi dan meminta dan meminta informasi terkait
informasi terkait keadaan/ keadaan/Ɵndakan/ kegiatan/
informasi terkait pendapat dan pendapat dan pikiran, dengan
Ɵndakan/ kegiatan/kejadian yang kejadian yang dilakukan/
dilakukan/terjadi di waktu lampau terjadi di waktu lampau yang pikiran, sesuai dengan konteks memperhaƟkan fungsi sosial,
yang merujuk waktu terjadinya merujuk waktu terjadinya penggunaannya. (PerhaƟkan struktur teks, dan unsur
dan kesudahannya, sesuai dan kesudahannya, dengan unsur kebahasaan I think, I kebahasaan yang benar dan
dengan konteks penggunaannya. memperhaƟkan fungsi sosial, suppose, in my opinion). sesuai konteks.
(PerhaƟkan unsur kebahasaan struktur teks, dan unsur 3.12 Membedakan fungsi sosial, 4.12 Teks Undangan Resmi
simple past tense vs present kebahasaan yang benar dan struktur teks, dan unsur 4.12.1 Menangkap makna secara
perfect tense). sesuai konteks. kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi sosial,
3.7 Membedakan fungsi sosial, 4.7 Teks recount – perisƟwa bersejarah khusus dalam bentuk undangan struktur teks, dan unsur kebaha-
struktur teks, dan unsur 4.7.1 Menangkap makna secara resmi terkait kegiatan satuan saan teks khusus dalam bentuk
kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi pendidikan nonformal/tempat undangan resmi lisan dan tulis,
recount lisan dan tulis terkait sosial, struktur teks, dan unsur kerja sesuai dengan konteks terkait kegiatan satuan pendidikan
perisƟwa bersejarah sesuai kebahasaan teks recount lisan dan
penggunaannya nonformal/tempat kerja.
dengan konteks penggunaannya. tulis terkait perisƟwa bersejarah.
4.7.2 Menyusun teks recount lisan dan 4.12.2 Menyusun teks khusus dalam
tulis, pendek dan sederhana, bentuk undangan resmi lisan
terkait perisƟwa bersejarah, dan tulis, terkait kegiatan satuan
dengan memperhaƟkan fungsi pendidikan nonformal/tempat
sosial, struktur teks, dan unsur kerja, dengan memperhaƟkan
kebahasaan, secara benar dan fungsi sosial, struktur teks, dan
sesuai konteks. unsur kebahasaan, secara benar
3.8 Membedakan fungsi sosial, 4.8 Menangkap makna secara dan sesuai konteks.
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi 3.13 Membedakan fungsisosial, 4.13 Teks eksposisi analiƟs
kebahasaan beberapa teks naraƟf sosial, struktur teks, dan unsur struktur teks, dan unsure 4.13.1 Menangkap makna secara
lisan dan tulis terkait legenda kebahasaan teks naraƟf, lisan dan kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi
rakyat, sederhana, sesuai dengan tulis sederhana terkait legenda
eksposisi analiƟs lisan dan tulis sosial, struktur teks, dan unsur
konteks penggunaannya. rakyat.
dengan member dan meminta kebahasaan teks eksposisi analiƟs
3.9 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.9 Menangkap makna terkait fungsi
informasi terkait isu aktual, sesuai lisan dan tulis, terkait isu altual.
unsur kebahasaan dalam lirik sosial dan unsur kebahasaan
lagu. secara kontekstual dalam lirik lagu. dengan konteks penggunaannya. 4.13.2 Menyusun teks eksposisi
analiƟs tulis, terkait isu aktual,
3.10 Menerapkan fungsi sosial, 4.10 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional, lisan dan tulis, dengan memperhaƟkan fungsi
kebahasaan teks interaksi pendek dan sederhana, yang sosial, struktur teks, dan unsur
transaksional lisan dan tulis melibatkan Ɵndakan memberi kebahasaan, secara benar dan
yang melibatkan Ɵndakandalam dan meminta informasi terkait sesuai konteks.
memberi dan meminta saran dan tawaran, dengan
informasi terkait saran dan memperhaƟkan fungsi sosial,
tawaran, sesuai dengan konteks struktur teks, dan unsur
penggunaannya. (PerhaƟkan kebahasaan yang benar dan
unsur kebahasaan should, can). sesuai konteks.

62 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 63


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.14 Menerapkan fungsi sosial, 4.14 Menyusun teks interaksi 3.17 Membedakan fungsi sosial, 4.17 Menangkap makna secara
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
kebahasaan teks interaksi yang melibatkan Ɵndakan kebahasaan beberapa teks sosial, struktur teks, dan unsur
transaksional lisan dan tulis dalam memberi dan meminta explanaƟon lisan dan tulis terkait kebahasaan teks explanaƟon lisan
memberi dan meminta informasi informasi terkait keadaan/ gejala alam atau sosial yang dan tulis, terkait gejala alam atau
terkait keadaan/ Ɵndakan/ Ɵndakan/kegiatan/kejadian tercakup dalam mata pelajaran sosial yang tercakup dalam mata
kegiatan/ kejadian tanpa perlu tanpa perlu menyebutkan lain di setara kelas XI, sesuai pelajaran lain di kelas XI.
menyebutkan pelakunya dalam pelakunya dalam teks ilmiah, dengan konteks penggunaannya.
teks ilmiah, sesuai dengan dengan memperhaƟkan fungsi 3.18 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.18 Menangkap makna terkait fungsi
konteks penggunaannya. sosial, struktur teks, dan unsur unsur kebahasaan dalam lirik sosial dan unsur kebahasaan
(PerhaƟkan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan lagu. dalam lirik lagu.
passive voice). sesuai konteks.
3.15 Membedakan fungsi sosial, 4.15 Teks surat pribadi
struktur teks, dan unsur 4.15.1 Menangkap makna secara
Tingkatan: VI (Setara Kelas XII)
kebahasaan beberapa teks khusus kontekstual terkait fungsi
dalam bentuk surat pribadi terkait sosial, struktur teks, dan unsur Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
kegiatan diri sendiri dan orang kebahasaan teks khusus dalam
sekitarnya, sesuai dengan konteks bentuk surat pribadi terkait
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
penggunaannya kegiatan diri sendiri dan orang sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
sekitarnya. yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
4.15.2 Menyusun teks khusus dalam
bentuk surat pribadi terkait
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
kegiatan diri sendiri dan orang didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
sekitarnya, lisan dan tulis, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
dengan memperhaƟkan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
kebahasaan, secara benar dan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sesuai konteks. sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
3.16 Menerapkan fungsi sosial, 4.16 Menyusun teks interaksi
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
kebahasaan teks interaksi yang melibatkan Ɵndakan teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
transaksional lisan dan tulis yang memberi dan meminta informasi dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
melibatkan Ɵndakan memberi terkait hubungan sebab akibat,
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
dan meminta informasi terkait dengan memperhaƟkan fungsi
hubungan sebab akibat, sesuai sosial, struktur teks, dan unsur Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
dengan konteks penggunaannya. kebahasaan yang benar dan
(PerhaƟkan unsur kebahasaan sesuai konteks.
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
because of ..., due to ..., thanks to keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
...) dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.

64 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 65


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami,menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan 3.3 Membedakan fungsi sosial, 4.3 Teks penyerta gambar (capƟon)
menganalisis, dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret struktur teks, dan unsur 4.3.1 Menangkap makna secara
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan kebahasaan beberapa teks khusus kontekstual terkait fungsi
prosedural, dan metakogniƟf pengembangan dari yang dipelajarinya dalam bentuk teks capƟon, sosial, struktur teks, dan unsur
berdasarkan rasa ingin tahunya di satuan pendidikan secara mandiri terkait gambar/foto/tabel/ grafik/ kebahasaan teks khusus dalam
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, serta berƟndak secara efekƟf dan bagan, sesuai dengan konteks bentuk capƟon terkait gambar/
seni, budaya, dan humaniora dengan kreaƟf, dan mampu menggunakan penggunaannya. foto/tabel/ grafik/bagan.
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, metoda sesuai kaidah keilmuan. 4.3.2 Menyusun teks khusus dalam
kenegaraan, dan peradaban terkait bentuk teks capƟon terkait
penyebab fenomena dan kejadian, gambar/foto/tabel/grafik/
serta menerapkan pengetahuan bagan, dengan memperhaƟkan
prosedural pada bidang kajian yang fungsi sosial, struktur teks, dan
spesifik sesuai dengan bakat dan unsur kebahasaan, secara benar
minatnya untuk memecahkan masalah dan sesuai konteks.
3.1 Menerapkan fungsi sosial, 4.1 Menyusun teks interaksi 3.4 Membedakan fungsi sosial, struktur 4.4 Menangkap makna secara
struktur teks, dan unsur interpersonal lisan dan tulis teks, dan unsur kebahasaan kontekstual terkait fungsi
kebahasaan teks interaksi sederhana yang melibatkan beberapa teks news item lisan dan sosial, struktur teks, dan unsur
interpersonal lisan dan tulis Ɵndakan menawarkan jasa, tulis terkait berita sederhana dari kebahasaan teks news items lisan
dalam menawarkan jasa, serta dan menanggapinya dengan koran/radio/TV, sesuai dengan dan tulis, dalam bentuk berita
menanggapinya, sesuai dengan memperhaƟkan fungsi sosial, konteks penggunaannya. sederhana koran/radio/TV.
konteks penggunaannya. struktur teks, dan unsur 3.5 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.5 Menyusun teks interaksi
(PerhaƟkan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis yang
May I help you?, What can I do sesuai konteks. interaksi transaksional lisan dan melibatkan Ɵndakan memberi
for you? What if ...?) tulis dalam memberi dan meminta dan meminta informasi terkait
3.2 Membedakan fungsi sosial, 4.2 Surat lamaran kerja informasi terkait pengandaian pengandaian diikuƟ oleh perintah/
struktur teks, dan unsur 4.2.1 Menangkap makna secara diikuƟ oleh perintah/saran, sesuai saran, dengan memperhaƟkan
kebahasaan beberapa teks khusus kontekstual terkait fungsi dengan konteks penggunaannya. fungsi sosial, struktur teks, dan
dalam bentuk surat lamaran sosial, struktur teks, dan (PerhaƟkan unsur kebahasaan if unsur kebahasaan yang benar dan
kerja, terkait jaƟ diri, latar unsur kebahasaan teks khusus dengan imperaƟve, can, should). sesuai konteks.
belakang pendidikan/pengalaman dalam bentuk surat lamaran 3.6 Membedakan fungsi sosial, 4.6 Teks prosedur
kerja, sesuai dengan konteks kerja, yang memberikan struktur teks, dan unsur 4.6.1 Menangkap makna secara konteks-
penggunaannya. informasi antara lain jaƟ diri, kebahasaan beberapa teks tual terkait fungsi sosial, struktur
latar belakang pendidikan/ prosedur lisan dan tulis terkait teks, dan unsur kebahasaan teks
pengalaman kerja. manual penggunaan teknologi prosedur lisan dan tulis, dalam
4.2.2 Menyusun teks khusus dan kiat-kiat (Ɵps), pendek dan bentuk manual penggunaan
surat lamaran kerja, yang sederhana, sesuai dengan konteks teknologi dan kiat-kiat (Ɵps)
memberikan informasi antara penggunaannya 4.6.2 Menyusun teks prosedur, lisan
lain jaƟ diri, latar belakang dan tulis, dalam bentuk manual
pendidikan/pengalaman kerja, penggunaan teknologi dan kiat-
dengan memperhaƟkan fungsi kiat (Ɵps), dengan memperhaƟkan
sosial, struktur teks, dan unsur fungsi sosial, struktur teks, dan
kebahasaan, secara benar dan unsur kebahasaan, secara benar
sesuai konteks. dan sesuai konteks.
3.7 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.7 Menangkap makna secara
unsur kebahasaan lirik lagu kontekstual terkait fungsi sosial
dan unsur kebahasaan lirik lagu

66 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 67


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Matematika
Jenjang : Paket C (Kelompok Peminatan Matematika dan IPA)

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

68 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA PEMINATAN 69


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup,
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara
sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan terdapat dalam pendidikan formal.
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai B. Tujuan
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
Matematika bekerja melalui perluasan dan pembenaran, pembenahan, yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
generalisasi, dan/atau formalisasi dari fakta, aksioma, prinsip, dan dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
konsep- konsep matematika yang berkaitan dengan fenomena-fenomena dan ekstrakurikuler.
masalah empiris yang ditemui dan perlu diselesaikan dalam kehidupan Dalam belajar matematika, pemahaman konsep sering diawali secara induktif
keseharian serta dalam konteks perkembangan masyarakat. melalui pengamatan pola atau fenomena, pengalaman peristiwa nyata atau
Pengembangan kurikulum matematika diarahkan untuk meningkatkan intuisi. Cara belajar secara deduktif dan induktif digunakan dan sama-sama
kecakapan hidup (life skill), terutama dalam membangun penalaran, berperan penting dalam matematika sehingga terbentuk sikap kritis, kreatif,
kreativitas, bekerjasama, inovasi dan komunikasi dengan menggunakan jujur, dan komunikatif pada peserta didik.
bahasa simbolis yang singkat dan jelas dan pemecahan masalah (problem Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika yaitu memberikan kontribusi
solving). Selain itu, pengembangan kompetensi matematika juga menekankan dalam mendukung pencapaian kompetensi lulusan pendidikan dasar dan
kemahiran atau keterampilan menggunakan perangkat teknologi untuk pendidikan menengah yang diperoleh melalui pengalaman belajar, dan
melakukan perhitungan teknis (komputasi), penyajian dalam bentuk gambar diuraikan sebagai berikut.
dan grafik (visualisasi), mendukung keterampilan lainnya yang
bersifat keterampilan lintas disiplin ilmu dan keterampilan yang bersifat 1. Memahami konsep, algoritma, operasi atau prosedur dan strategi
nonkognitif, pengembangan nilai, norma dan etika (soft skill), serta matematika secara luwes, akurat, efisien, efektif, dan tepat dalam
bertanggungjawab terhadap perkembangan diri dan masyarakatnya sehingga kehidupan atau dalam pemecahan masalah sehari-hari dan masalah tidak
mampu menopang pembangunan bangsa dan peradaban dunia. rutin
2. Melakukan penalaran matematis yang meliputi menghubungkan antar
Setiap individu perlu memiliki penguasaan matematika pada tingkat fakta, aksioma, prinsip dan konsep, membuat generalisasi berdasarkan
tertentu, yaitu penguasaan akan kecakapan matematika yang diperlukan pola, fakta, fenomena atau data yang ada, membuat dugaan, dan
untuk dapat memahami dunia di sekitarnya, berhasil dalam kehidupan atau memverifikasinya;
karier, mengembangkan kreativitas dan sebagai sarana untuk meningkatkan 3. Melakukan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan, maupun
kesadaran terhadap perkembangan budaya, situasi yang selalu berubah, tidak menganalisis komponen yang ada dalam pemecahan masalah dalam
pasti, dan sangat kompetitif. konteks matematika maupun di luar matematika (kehidupan nyata, ilmu,
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran dan teknologi) yang bersifat rutin maupun tidak rutin
mata pelajaran Matematika Peminatan di Pendidikan Kesetaraan Paket 4. Mengomunikasikan dan menyajikan gagasan, penalaran, argumentasi
C setara Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan atau pembuktian melalui kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;

70 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA PEMINATAN 71


5. Menumbuhkan sikap positif seperti sikap logis, kritis, cermat, teliti, D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
sistematis, taat azas, konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan, toleran, dan Kurikulum Matematika Program Paket C Setara SMA pada
tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah rutin dan tidak rutin. Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
C. Ruang Lingkup Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. pendidikan formal, agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang dalam praktek penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
sangat diperlukan. masalah, tantangan, kebutuhan, dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
Secara khusus, pembelajaran Matematika di Paket C Kelompok Peminatan yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
Matematika dan IPA setara sekolah menengah atas dirancang agar memberi equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya manusia rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
tersebut. Mata pelajaran Matematika Kelompok Peminatan Matematika dan tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
IPA di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi- dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
materi sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kualitas dan pengembangan pendidikan.
kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
Matematika. Materi-materi pembelajaran matematika meliputi: kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan
1. Menggunakan sistem persamaan dan pertidaksamaan linear dan kuadrat kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola oleh pendidik (teachable); mudah
dua variabel, sistem persamaan dan pertidaksamaan kuadrat dua variabel, dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapaiannya (measurable
fungsi eksponensial dan logaritma, pertidaksamaan mutlak, pecahan, assessable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk
irrasional, operasi dan sifat-sifat vektor dalam ruang, operasi pada kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik.
polinomial dalam pemecahan masalah Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
2. Menggunakan irisan kerucut (lingkaran, ellips, parabola, dan hiperbola),
hubungan antar lingkaran, garis singgung persekutuan, dan luas daerah Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
irisan dua lingkaran dalam pemecahan masalah mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3. Menggunakan statistika inferensial, data berdistribusi Binomial dan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
normal dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
4. Menggunakan persamaan trigonometri, rumus jumlah dan selisih sinus ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
dan cosinus dalam pemecahan masalah didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
5. Menggunakan jumlah Riemann untuk luas daerah tertutup, dan teorema (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
dasar kalkulus, integral tentu dan integral,limit aljabar, limit trigonometri, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
limit tak hingga, turunan parsial, turunan trigonometri dalam pemecahan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
masalah.

72 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA PEMINATAN 73


sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, 1.3 Menjelaskan dan menentukan 4.3 Menyelesaikan masalah
penyelesaian persamaan kontekstual yang berkaitan de-
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. trigonometri dengan ngan persamaan trigonometri
menggunakan contoh dan model dengan mengidenƟfikasi dan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses dari perisƟwa kontekstual menyusun model matemaƟkanya
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan serta menggunakan langkah-
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor langkah/prosedur penyelesaian
masalah
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
1.4 Membedakan dan menjelaskan 4.4 Menyelesaikan masalah
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. penggunaan rumus jumlah dan kontekstual yang berkaitan
selisih sinus dan cosinus melalui dengan rumus jumlah serta
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR perisƟwa kontekstual selisih sinus dan cosinus dengan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN menggunakan prosedur dan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN strategi penyelesaian masalah
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji sesuai dengan karakterisƟk
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak masalahnya
faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari 1.5 Menganalisis unsur-unsur bangun 4.5 Menyelesaikan masalah
dan metakogniƟf berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara datar lingkaran dengan alat kontekstual yang berkaitan
rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, berƟndak secara efekƟf dan peraga (benda di sekitar) atau dengan lingkaran dengan
pengetahuan, teknologi, seni, kreaƟf, serta mampu menggunakan tanpa alat peraga mengidenƟfikasi dan memahami
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan karakterisƟk masalahnya
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, 1.6 Menganalisis keterbagian dan 4.6 Menyelesaikan masalah
kenegaraan, dan peradaban terkait faktorisasi dari polinomial dengan kontekstual yang berkaitan
penyebab fenomena dan kejadian, menggunakan contoh dan model dengan faktorisasi polinomial
serta menerapkan pengetahuan dari perisƟwa kontekstual dengan menggunakan langkah-
prosedural pada bidang kajian yang langkah/prosedur penyelesaian
spesifik sesuai dengan bakat dan masalah
minatnya untuk memecahkan masalah
1.1 Menjelaskan dan menentukan 4.1 Menyajikan dan menyelesaikan Tingkatan VI Setara Kelas XII
penyelesaian masalah kontekstual masalah kontekstual yang
yang berkaitan dengan fungsi berkaitan dengan fungsi Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
eksponensial dan fungsi logaritma eksponensial dan fungsi logaritma
dengan menggunakan contoh dan dengan menggunakan langkah- mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
model dari perisƟwa kontekstual langkah/prosedur penyelesaian sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
masalah
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
1.2 Menjelaskan penggunaan vektor, 4.2 Menyelesaikan masalah
operasi vektor, panjang vektor, kontekstual yang berkaitan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
sudut antar vektor dalam ruang dengan vektor, operasi vektor, didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
berdimensi dua (bidang) dan panjang vektor, sudut antar
berdimensi Ɵga vektor dalam ruang berdimensi (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
dua (bidang) dan berdimensi Ɵga sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
dengan menggunakan langkah-
langkah/prosedur penyelesaian secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
masalah sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect

74 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA PEMINATAN 75


teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1.3 Menjelaskan penggunaan prinsip 4.3 Menyelesaikan masalah
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses turunan pada fungsi Trigonometri kontekstual yang berkaitan
sederhana dengan menggunakan dengan turunan fungsi
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
sifat-sifat dan langkah-langkah trigonometri sederhana dengan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor penyelesaiannya menggunakan prosedur dan
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi strategi penyelesaian masalah
sesuai dengan karakterisƟk
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
masalahnya
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR 1.4 Menjelaskan keberkaitan turunan 4.4 Menyelesaikan masalah
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN pertama dan turunan kedua dari kontekstual yang berkaitan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN suatu fungsi kaitannya dengan dengan nilai maksimum, nilai
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan nilai maksimum, nilai minimum, minimum, selang kemonotonan
menganalisis, dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret selang kemonotonan fungsi, fungsi, dan kemiringan garis
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan kemiringan garis singgung serta singgung serta ƟƟk belok dan
prosedural, dan metakogniƟf pengembangan dari yang dipelajarinya ƟƟk belok dan selang kecekungan selang kecekungan kurva dari
berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta kurva fungsi trigonometri dengan fungsi trigonometri dengan
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, menggunakan sifat-sifat dan menggunakan prosedur dan
berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf,
seni, budaya, dan humaniora dengan langkah-langkah penyelesaiannya strategi penyelesaian masalah
dan mampu menggunakan metoda
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, sesuai dengan karakterisƟk
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
masalahnya
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan 1.5 Menjelaskan dan menentukan 4.5 Menyelesaikan masalah
prosedural pada bidang kajian yang distribusi peluang binomial kontekstual yang berkaitan
spesifik sesuai dengan bakat dan berkaitan dengan fungsi peluang dengan distribusi peluang
minatnya untuk memecahkan masalah binomial menggunakan contoh binomial dari suatu percobaan
1.1 Menjelaskan dan menentukan 4.1 Menyelesaikan masalah atau perisƟwa kontekstual (acak) serta membuat penarikan
nilai limit dari fungsi trigonometri kontekstual yang berkaitan kesimpulannya dengan
menggunakan contoh atau dengan limit fungsi trigonometri menggunakan prosedur dan
perisƟwa kontekstual dengan menggunakan prosedur strategi penyelesaian masalah
dan strategi penyelesaian sesuai dengan karakterisƟk
masalah sesuai dengan masalahnya
karakterisƟk masalahnya 1.6 Menjelaskan karakterisƟk dari 4.6 Menyelesaikan masalah
1.2 Menjelaskan dan menentukan 4.2 Menyelesaikan masalah data berdistribusi normal dengan kontekstual yang berkaitan
nilai limit tak hingga dari fungsi kontekstual berkaitan dengan menggunakan contoh atau dengan distribusi normal
aljabar dan fungsi trigonometri limit tak hingga fungsi aljabar perisƟwa kontekstual serta membuat penarikan
dengan menggunakan sifat- dan fungsi trigonometri dengan kesimpulan dengan menggunakan
sifat dan langkah-langkah menggunakan prosedur dan prosedur dan strategi
penyelesaiannya strategi penyelesaian masalah penyelesaian masalah sesuai
sesuai dengan karakterisƟk dengan karakterisƟk masalah
masalahnya kontekstualnya

76 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA PEMINATAN 77


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Biologi
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah satu misinya
hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan yang merata
untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada dasarnya adalah
hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional juga diharapkan
mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu untuk
setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana
ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab
tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan
kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab tantangan
tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara dengan
pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan kesetaraan
setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum pendidikan
kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi kurikulum

78 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 79


pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkuppengetahuan, atau ekstrakurikuler. Kurikulum mata pelajaran Biologi dirancang untuk
keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, tantangan, mempersiapkan generasi baru bangsa sebagai pribadi dan sebagai warga negara
karakteristikdan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraanberorientasi dengan cara mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya
pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dalam menjelajahi dan memahami lingkungan alam dan sekitarnya melalui
dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, sumberdaya pengalaman belajar secara langsung. Biologi berhubungan dengan kehidupan
alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan sehari-hari dalam konteks sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi sehingga penguasaan konsep-konsep Biologi akan berperan dalam konstruksi
ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial. Secara khusus, tujuan pembelajaran mata pelajaran Biologi agar peserta
sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
Pembelajaran biologi memiliki arti penting pada pembentukan kultur 1. Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan
masyarakat. Penguasaan konsep-konsep dasar Biologi akan membentuk dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha
budaya pada masyarakat karena akan memengaruhi cara berpikir, bertindak Esa
dan bersikap secara ilmiah dalam memanfaatkan sumber daya alam dan 2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
menghadapi permasalahan sehari-hari. Pemanfaatan sumber daya alam itu bekerjasama dengan orang lain
harus memperhatikan dampak lingkungan agar tidak merusak keseimbangan 3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji
ekologis. Dengan demikian proses kehidupan akan lebih efektif dan efisien hipotesis melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan
dengan derajat kesehatan, kualitas hidup, dan mutu lingkungan yang baik. secara lisan dan tertulis
Literasi sains yang menjadi salah satu indikator kemajuan dari suatu 4. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif
negara dapat dibentuk melalui kurikulum Biologi yang mengembangkan dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi
kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking/HOT). 5. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling
Kemampuan berpikir tingkat tinggi sebagai human capital/modal keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan,
manusia, dalam suatu negara sangat menentukan pertumbuhan ekonomi. keterampilan dan sikap percaya diri
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran 6. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya
mata pelajaran Biologi di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia
Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih 7. Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan lingkungan.
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain C. Ruang L ingkup
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat ekstrakurikuler. Mata pelajaran Biologi di pendidikan kesetaraan dalam hal
dalam pendidikan formal. ini memuat materi-materi yang sejalan dengan pendidikan formal sehingga
dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan
B. Tujuan formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. Materi-
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang materi pembelajaran Biologi berorientasi pada
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/

80 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 81


1. Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
hidup, hubungan antarkomponen ekosistem, perubahan materi dan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
energi, peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
2. Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tumbuhan, dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
hewan dan manusia serta penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
teknologi dan masyarakat dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
3. Proses yang terjadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
dan masyarakat pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas
atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pendidikan formal, agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dalam praktek penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan konseptual, prosedural berdasarkan terkait dengan pengembangan dari
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, rasa ingintahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di sekolah secara
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau pengetahuan, teknologi, seni, mandiri dan mampu menggunakan
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan kenegaraan, dan peradaban terkait
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat prosedural pada bidang kajian yang
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan spesifik sesuai dengan bakat dan
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Menjelaskan ruang lingkup 4.1 Menyajikan data hasil penerapan
kualitas dan pengembangan pendidikan. biologi (permasalahan pada metode ilmiah tentang
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, berbagai obyek biologi dan permasalahan pada berbagai
Ɵngkat organisasi kehidupan), obyek biologi dan Ɵngkat
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan melalui penerapan metode ilmiah organisasi kehidupan
kalimat. dan prinsip keselamatan kerja
3.2 Menganalisis berbagai Ɵngkat 4.2 Menyajikan hasil observasi
Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI) keanekaragaman hayaƟ di (pengamatan) berbagai Ɵngkat
Indonesia beserta ancaman dan keanekaragaman hayaƟ di
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum pelestariannya beserta ancaman Indonesia dan usulan upaya
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap dan pelestariannya pelestariannya
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual 3.3 Menjelaskan prinsip-prinsip 4.3 Menyusun kladogram (pohon
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan klasifikasi makhluk hidup dalam diagram kekerabatan antar
lima kingdom organisme) berdasarkan prinsip-
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta prinsip klasifikasi) makhluk hidup
didik mampu“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
82 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 83
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Memahami struktur, replikasi 4.4 Melakukan kampanye tentang 3.13 Memahami berbagai bioproses 4.13 Membuat model tentang
(kemampuan memperbanyak diri) bahaya virus dalam kehidupan dalam sel yang melipuƟ bioproses yang terjadi dalam sel
dan peran virus dalam kehidupan terutama bahaya AIDS mekanisme transpormembran, berdasarkan studi pustaka.
berdasarkan Ɵngkat virulensinya reproduksi, dan sintesis protein
(kemampuan virus untuk 3.14 Menganalisis keterkaitan antara 4.14 Menyusun laporan berdasarkan
menimbulkan penyakit) struktur sel pada jaringan studi pustaka tentang struktur
3.5 MengidenƟfikasi struktur, cara 4.5 Menyajikan data tentang ciri- tumbuhan dengan fungsi organ jaringan dan organ pada
hidup, reproduksi dan peran ciri dan peran bakteri dalam pada tumbuhan tumbuhan.
bakteri dalam kehidupan kehidupan 3.15 Menganalisis keterkaitan antara 4.15 Menyusun karya tulis berdasarkan
3.6 Mengelompokkan proƟsta (berdasar- 4.6 Menyajikan laporan hasil studi struktur sel pada jaringan hewan studi pustaka tentang struktur
kan ciri-ciri umum kelas dan menga- pustaka ( ) tentang berbagai dengan fungsi organ pada hewan jaringan dan organ pada hewan
itkan peranannya dalam kehidupan peran proƟsta dalam kehidupan 3.16 Menganalisis hubungan antara 4.16 Menyusun karya tulis sederhana
3.7 Mengelompokkan jamur 4.7 Menyajikan laporan hasil inves- struktur jaringan penyusun berdasarkan studi pustaka
berdasarkanciri-ciri, cara Ɵgasi atau studi pustaka tentang organ pada sistem gerak dalam tentang pemanfaatan teknologi
reproduksi, dan mengaitkan keanekaragaman jamur dan kaitannya dengan bioproses dan dalam mengatasi gangguan
peranannya dalam kehidupan peranannya dalam kehidupan gangguan fungsi yang dapat sistem gerak.
3.8 Mengelompokkan tumbuhan 4.8 Menyajikan laporan hasil terjadi pada sistem gerak manusia
ke dalam divisio berdasarkan pengamatan dan analisis feneƟk 3.17 Menganalisis hubungan antara 4.17 Menyajikan karya tulis
ciri-ciri umum, serta mengaitkan (kekerabatan yang didasarkan struktur jaringan penyusun organ berdasarkan studi pustaka tentang
peranannya dalam kehidupan pada persamaan dan perbedaan pada sistem sirkulasi dalam kelainan pada struktur dan fungsi
ciri-ciri yang nampak pada takson) kaitannya dengan bioproses dan darah, jantung, pembuluh darah
dan filogeneƟk (kekerabatan gangguan fungsi yang dapat yang menyebabkan gangguan
yang didasarkan pada hubungan terjadi pada sistem sirkulasi sistem sirkulasi manusia serta
antara takson yang satu dengan manusia kaitannya dengan teknologi
takson yang lain dikaitkan dengan 3.18 Menganalisis hubungan antara 4.18 Menyajikan laporan berdasarkan
proses evolusi yang dianggap struktur jaringan penyusun studi pustaka tentang hasil uji zat
mendasarinya)tumbuhan serta organ pada sistem pencernaan makanan yang terkandung dalam
peranannya dalam kehidupan dalam kaitannya dengan nutrisi, berbagai jenis bahan makanan
3.9 Mengelompokkan hewan ke 4.9 Menyajikan laporan hasil studi bioproses dan gangguan dikaitkan dengan kebutuhan
dalam filum berdasarkan lapisan pustaka mengenai perbandingan fungsiyang dapat terjadi pada energi seƟap individu serta
tubuh, rongga tubuh simetri kompleksitas lapisan penyusun sistem pencernaan manusia teknologi pengolahan pangan dan
tubuh, dan reproduksi tubuh hewan (diploblasƟk dan keamanan pangan
triploblasƟk), simetri tubuh, 3.19 Menganalisis hubungan antara 4.19 Menyajikan hasil analisis
rongga tubuh, dan reproduksinya struktur jaringan penyusun organ pengaruh pencemaran udara
3.10 Menganalisis komponen- 4.10 Menyajikan karya yang pada sistem respirasi dalam terhadap kelainan pada struktur
komponen ekosistem dan menunjukkan interaksi antar kaitannya dengan bioproses dan dan fungsi organ pernapasan
interaksi antar komponen komponen ekosistem (jaring-jaring gangguan fungsi yang dapat terjadi manusia berdasarkan studi
tersebut makanan) siklus Biogeokimia pada sistem respirasi manusia pustaka
3.11 Menganalisis data perubahan 4.11 Merumuskan gagasan pemecahan 3.20 Menganalisis hubungan antara 4.20 Menyajikan hasil analisis
lingkungan, penyebab, dan masalah perubahan lingkungan struktur jaringan penyusun organ pengaruh pola hidup terhadap
dampaknya bagi kehidupan yang terjadi di lingkungan sekitar pada sistem ekskresi dalam kelainan pada struktur dan
3.12 Menjelaskan komponen kimiawi 4.12 Menyajikan tulisan/laporan hasil kaitannya dengan bioproses dan fungsi organ yang meyebabkan
penyusun sel, struktur, fungsi, dan studi pustaka tentang struktur sel gangguan fungsi yang dapat gangguan pada sistem ekskresi
proses yang berlangsung dalam sel hewan dan sel tumbuhan sebagai terjadi pada sistem ekskresi serta kaitannya dengan
sebagai unit terkecil kehidupan unit terkecil kehidupan manusia teknologi berdasarkan studi
pustaka.
84 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 85
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat
3.21 Memahami hubungan antara 4.21 Menyajikan hasil analisis
struktur jaringan penyusun organ berdasarkan studi pustaka dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran,
pada sistem koordinasi dalam tentang pengaruh pola hi- serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
kaitannya dengan mekanisme dup terhadap kelainan pada
koordinasi dan regulasi serta struktur dan fungsi organ sistem Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
gangguan fungsi yang dapat koordinasi yang menyebabkan
terjadi pada sistem koordinasi gangguan sistem saraf dan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
manusia hormon pada manusia. keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.22 Mengevaluasi bahaya 4.22 Melakukan kampanye narkoba dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
penggunaan senyawa dan (narkoƟka dan obat/bahan
dampaknya terhadap kesehatan berbahaya) di lingkungan sekolah kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
diri, lingkungan, dan masyarakat dan masyarakat sekitar
3.23 Menganalisis hubungan struktur 4.23 Menyajikan hasil analisis tentang KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
jaringan penyusun organ dampak pergaulan bebas, KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
reproduksi dengan fungsinya penyakit dan kelainan pada PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dalam sistem reproduksi manusia struktur dan fungsi organ yang
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, danmenyaji
menyebabkan gangguan sistem
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
reproduksi manusia serta
konseptual, prosedural berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan
teknologi sistem reproduksi
rasa ingintahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di sekolah
berdasarkan studi pustaka.
pengetahuan, teknologi, seni, secara mandiri dan mampu
3.24 Menganalisis penerapan prinsip 4.24 Menyajikan karya tulis tentang budaya, dan humaniora dengan
reproduksi pada manusia dan penƟngnya menyiapkan generasi menggunakan metoda sesuai kaidah
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
pemberian ASIeksklusifdalam terencana untuk meningkatkan kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan
program keluarga berencana mutu Sumber Daya Manusia penyebab fenomena dan kejadian,
sebagai upaya meningkatkan mutu (SDM) serta menerapkan pengetahuan
Sumber Daya Manusia (SDM) prosedural pada bidang kajian yang
3.25 Menganalisis peran sistem imun 4.25 Melakukan kampanye penƟngnya spesifik sesuai dengan bakat dan
dan imunisasi terhadap proses parƟsipasi masyarakat dalam minatnya untuk memecahkan masalah
fisiologi di dalam tubuh program dan imunisasi serta
3.1 Menjelaskan pengaruh faktor 4.1 Menyusun laporan hasil
kelainan dalam sistem imun di
lingkungan masyarakat sekitar internal dan faktor eksternal percobaan tentang pengaruh
terhadap pertumbuhan dan faktor eksternal terhadap
Tingkatan: VI (Setara Kelas XII) perkembangan makhluk hidup proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum 3.2 Menjelaskan proses metabolisme 4.2 Menyusun laporan hasil
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sebagai reaksi enzimaƟs dalam percobaan tentang mekanisme
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual makhluk hidup kerja enzim, fotosintesis, dan
respirasi anaerob
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran
3.3 Memahami hubungan struktur 4.3 Menyajikan hasil studi pustaka
agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik dan fungsi gen, DNA, kromosom mengenai urutan proses sintesis
mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong dalam penerapan prinsip proteindalam kaitannya dengan
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai pewarisan sifat pada makhluk penyampaian kode geneƟk (DNA-
hidup RNA-Protein)
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
86 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 87
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Menganalisis proses pembelahan 4.4 Menyajikan hasil studi pustaka 3.9 Menjelaskan teori, prinsip 4.9 Menyajikan karya ilmiah
sel (proses pembelahan dari sel mengenai pembelahan sel pada dan mekanisme evolusi serta terhadap gagasan baru tentang
induk menjadi dua atau lebih sel sel hewan maupun tumbuhan pandangan terkini para ahli kemungkinan-kemungkinan
anak) sebagai dasar penurunan terkait spesiasi pandangan evolusi berdasarkan
sifat dari induk kepada pemahaman yang dimilikinya
keturunannya 3.10 Menganalisis prinsip-prinsip 4.10 Menyajikan laporan hasil
3.5 Menerapkan prinsip pewarisan 4.5 Menyajikan hasil penerapan Bioteknologi dan penerapan percobaan penerapan prinsip-
sifat makhluk hidup berdasarkan hukum Mendel (hukum me- nya sebagai upaya peningkatan prinsip Bioteknologi Bioteknologi
hukum Mendel (hukum ngenai pewarisan sifat pada kesejahteraan manusia konvensional berdasarkan
mengenai pewarisan sifat pada organisme) dalam perhitungan scienƟficmethod (metode
organisme) peluang dari persilangan sainƟfik/metode ilmiah)
makhluk hidup di bidang
pertanian dan peternakan
3.6 Menganalisis pola-pola hereditas 4.6 Menyajikan hasil penerapan
(cara penurunan sifat dari induk pola-pola hereditas (cara
ke keturunannya melalui gen/ penurunan sifat dari induk ke
DNA) pada makhluk hidup keturunannya melalui gen/
DNA) dalam perhitungan
peluang dari persilangan
yang melibatkan perisƟwa pautan
(suatu keadaan dimana terdapat
banyak gen dalam satu
kromosom)dan pindah silang
(perisƟwa pertukaran gen karena
kromosom homolog saling melilit
saat meiosis dan mengalami
pemisahan).
3.7 Menganalisis pola-pola hereditas 4.7 Menyajikan data hasil studi kasus
pada manusia tentang pola-pola hereditas pada
manusia dalam berbagai aspek
kehidupan
3.8 Memahami perisƟwa mutasi 4.8 Menyajikan laporan hasil studi
(perubahan struktur gen dan pustaka perisƟwa mutasi yang
kromosom) pada makhluk hidup menyebabkan variasi dan
kelainan sifat pada makhluk
hidup

88 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 89


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Fisika
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah satu misinya
hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan yang merata
untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada dasarnya adalah
hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional juga diharapkan
mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu untuk
setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana
ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa
menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

90 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C FISIKA 91


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan penting kecakapan hidup.
masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk mata pelajaran Fisika di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu
yang bersifat kreatif dan inovatif. dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan
Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah upaya sistematis untuk menemukan, mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat
membangun, menciptakan, dan mengorganisasikan pengetahuan tentang dalam pendidikan formal.
gejala alam di sekitarnya berdasarkan pengamatan. Ilmu Pengetahuan Alam B. Tujuan
bukan hanya kumpulan pengetahuan yang bersumber dari fakta-fakta, konsep- Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga meliputi proses penemuan dan sikap yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
ilmiah. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan ekstrakurikuler. Mata pelajaran Fisika di Program Paket C bertujuan agar
lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang 1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan
alam sekitar. Pemahaman yang mendalam tentang alam sekitar ini selanjutnya dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa;
diharapkan menumbuhkan sikap menghargai alam sekitar, melindunginya 2. Mengembangkan sikap ilmiah yaitu mengembangkan rasa ingin tahu,
sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan sebagai penciptanya. jujur, optimisme, bertanggung jawab, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan
dapat bekerjasama dengan orang lain;
Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan 3. Mengembangkan pengalaman melalui percobaan agar dapat merumuskan
teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Perkembangan pesat masalah, mengajukan dan menguji hipotesis, merancang dan merakit
di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dipicu oleh temuan instrumen, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data, serta
di bidang fisika material melalui penemuan piranti mikroelektronika yang mengkomunikasikan hasil dengan berbagai cara baik lisan maupun
mampu memuat banyak informasi dengan ukuran sangat kecil. Pengelolaan tertulis;
sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan dampak bencana alam 4. Mengembangkan kemampuan penalaran induktif dan deduktif dengan
tidak akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik tentang fisika. menggunakan konsep dan prinsip untuk mendeskripsikan berbagai
Fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun
dengan beberapa pertimbangan. kuantitatif; dan
Mata pelajaran Fisika diajarkan di SMA/MA/Paket C, selain memberikan 5. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan
bekal ilmu kepada peserta didik, Fisika dapat juga sebagai wahana untuk mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal
menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna dalam memecahkan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta
masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Fisika dilaksanakan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi;
secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bernalar,

92 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C FISIKA 93


C. Ruang Lingkup Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
sangat diperlukan. sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
Secara khusus, mata pelajaran Fisika di Pendidikan Kesetaraan Paket C me- ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
rupakan mata pelajaran pada peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
Alam yang mempelajari fenomena fisis di alam dan pengukurannya dengan (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
perluasan pada konsep yang abstrak yang meliputi aspek-aspek berikut. sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
1. Pengukuran berbagai besaran yang mengikuti prosedur ilmiah, secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
karakteristik gerak lurus dan melingkar, hukum-hukum Newton, Usaha sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
(kerja) dan energi, momentum, impuls dan tumbukan; dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
2. Kesetimbangan, hukum Hooke, fluida statik dan dinamik, suhu dan teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
kalor, termodinamika, Cahaya dan optik, dan pemanasan global; dan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
3. Listrik statik dan dinamik, gelombang elektromagnetik, arus bolak- mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
balik, tadiasi elektromagnetik, teori relativitas, fenomena kuantum, dan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
teknologi digital. pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas
atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pendidikan formal, agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dalam praktek penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan konseptual, prosedural berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, rasa ingintahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di satuan
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau pengetahuan, teknologi, seni, pendidikan nonformal & lingkungan
budaya, dan humaniora dengan sekitar secara mandiri, dan mampu
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, menggunakan metoda sesuai kaidah
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat prosedural pada bidang kajian yang
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan spesifik sesuai dengan bakat dan
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan minatnya untuk memecahkan masalah
kualitas dan pengembangan pendidikan.

94 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C FISIKA 95


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Menjelaskan hakikat ilmu fisika 4.1 MemprakƟkan metode ilmiah 3.9 Menganalisis konsep energi, 4.9 Memecahkan masalah dengan
dan metode ilmiah serta peranan dan keselamatan kerja melalui usaha, hubungan usaha menggunakan metode ilmiah
fisika melalui berbagai fenomena berbagai pengalaman dalam dan perubahan energi, dan terkait dengan konsep energi,
fisika yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. hukum kekekalan energi untuk usaha, dan kekekalan energi
kehidupan sehari-hari menyelesaikan permasalahan pada permasalahan gerak yang
3.2 Menerapkan prinsip-prinsip 4.2 Menyajikan hasil pengukuran gerak yang dijumpai dalam berkaitan dengan kehidupan
pengukuran besaran fisis yang besaran fisis dengan teknik kejadian sehari-hari sehari-hari
berkaitan dengan keteliƟan dan yang tepat dan menggunakan 3.10 Menerapkan konsep momentum 4.10 Merancang roket air atau bola
angka penƟng peralatan yang dijumpai dalam dan impuls, serta hukum jatuh bebas di lantai serta
kehidupan sehari-hari serta kekekalan momentum dalam percobaan sederhana lainnya
mengikuƟ kaidah angka penƟng kehidupan sehari-hari dengan menerapkan hukum
dan memahami makna fisisnya kekekalan momentum
3.3 Memahami prinsip penjumlahan 4.3 Merancang resultan vektor 3.11 Memahami hubungan antara gaya 4.11 Melakukan percobaan sederhana
vektor sebidang secara geometris sebidang dengan menggunakan dan getaran dan dihubungkan konsep getaran harmonis pada
peralatan dan bahan yang ada di dengan kehidupan sehari-hari ayunan bandul sederhana
lingkungan kehidupan sehari-hari 3.12 Memahami konsep torsi, 4.12 Melaksanakan percobaan
3.4 Memahami besaran-besaran fisis 4.4 Mengolah data hasil percobaan momen inersia, ƟƟk berat, dan ƟƟk berat pada bidang
pada gerak lurus dengan untuk menentukan ciri-ciri momentum sudut pada benda datar Ɵdak beraturan
kecepatan konstan dan gerak atau karakterisƟk benda yang tegar (staƟs dan dinamis) dalam dan mendemonstrasikan
lurus dengan percepatan konstan bergerak lurus dengan kecepatan kehidupan sehari-hari keseimbangan benda tegar
konstan dan gerak lurus dengan 3.13 Menerapkan sifat elasƟsitas 4.13 Mengolah data hasil percobaan
percepatan konstan dan bahan dalam kehidupan sehari tentang sifat elasƟsitas suatu
memahami makna fisisnya hari bahan dan pemanfaatannya
3.5 Memahami gerak parabola 4.5 Mengolah data hasil percobaan 3.14 Menerapkan hukum-hukum fluida 4.14 Membuat alat sederhana yang
dengan menggunakan vektor dan gerak parabola untuk staƟk dalam kehidupan sehari- memanfaatkan sifat-sifat fluida
dihubungkan dengan kehidupan menentukan karakterisƟk hari staƟk untuk mempermudah suatu
sehari-hari geraknya pekerjaan yang berhubungan
3.6 Memahami interaksi gaya serta 4.6 Melakukan percobaan sederhana dengan kehidupan sehari-hari
hubungan antara gaya, massa, untuk menyelidiki interaksi gaya 3.15 Menerapkan prinsip fluida dinamik 4.15 Merancang ide/gagasan proyek
dan gerakan benda pada gerak serta hubungan gaya, massa, dalam teknologi sederhana yang sederhana yang menerapkan
melingkar dan percepatan dalam gerak dijumpai sehari-hari prinsip dinamika fluida
melingkar dan memahami makna
3.16 Menerapkan konsep kalor, 4.16 Melakukan percobaan sederhana
fisisnya
perpindahan kalor dan kapasitas tentang karakterisƟk termal
3.7 Memahami besaran fisis pada 4.7 Menyajikan ide/gagasan hasil kalor serta pegaruhnya pada suatu bahan untuk menentukan
hubungan antara gaya, massa pengamatan benda bergerak kehidupan sehari-hari kapasitas kalor dan kondukƟvitas
dan gerak lurus dalam kehidupan melingkar yang dijumpai kalor
sehari-hari di kehidupan sehari dan
3.17 Memahami teori kineƟk gas serta 4.17 Memecahkan fenomena fisika
pemanfaatannya dalam teknologi
karakterisƟk gas pada ruang yang berkaitan dengan konsep
3.8 Menganalisis konsep keteraturan 4.8 Menyajikan karya mengenai gerak tertutup teori kineƟk gas
gerak planet dalam tatasurya satelit buatan yang mengorbit
3.18 Memahami perubahan keadaan 4.18 Menyajikan laporan sederhana
berdasarkan hukum-hukum bumi, pemanfaatan dan dampak
gas ideal berdasarkan Hukum hasil penelusuran informasi
Newton secara kualitaƟf yang diƟmbulkannya dari
Termodinamika tentang hubungan antara
penelusuran berbagai sumber
tekanan, volume, dan temperatur
informasi
gas pada ruang tertutup

96 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C FISIKA 97


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
PENGETAHUAN KETERAMPILAN kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
3.19 Menganalisis karakterisƟk 4.19 Melakukan percobaan sederhana
gelombang mekanik tentang karakterisƟk gelombang KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
mekanik KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.20 Memahami konsep gelombang 4.20 Memecahkan masalah tentang PENGETAHUAN KETERAMPILAN
stasioner dan gelombang berjalan karakterisƟk gelombang mekanik 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
pada berbagai kasus nyata dari fenomena fisika yang dan mengevaluasi pengetahuan mencipta dalam ranah konkret
dijumpai sehari-hari faktual, konseptual, prosedural, dan dan ranah abs trak terkait dengan
3.21 Menerapkan konsep dan prinsip 4.21 Memecahkan masalah fisika metakogniƟf berdasarkan rasa pengembangan dari yang dipelajarinya
gelombang bunyi dan cahaya dengan menggunakan konsep ingintahunya tentang ilmu
pada teknologi sederhana yang dan prinsip gelombang bunyi di satuan pendidikan nonformal &
pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dapat dijumpai sehari-hari yang dijumpai pada kehidupan lingkungan sekitar secara mandiri serta
dan humaniora dengan wawasan
sehari-hari kemanusiaan, kebangsaan, berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf,
3.22 Menerapkan cara kerja alat opƟk 4.22 Menyajikan ide/rancangan sebuah kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda
menggunakan sifat pemantulan alat opƟk dengan menggunakan penyebab fenomena dan kejadian, sesuai kaidah keilmuan
dan pembiasan cahaya oleh prinsip pemantulan dan serta menerapkan pengetahuan
cermin dan lensa pembiasan pada cermin dan lensa prosedural pada bidang kajian yang
3.23 Menganalisis gejala pemanas- 4.23 Mengajukan ide/gagasan spesifik sesuai dengan bakat dan
an global dan dampaknya bagi penyelesaian masalah sederhana minatnya untuk memecahkan masalah
kehidupan serta lingkungan pemanasan global sehubungan 3.1 Menerapkan prinsip kerja 4.1 MengidenƟfikasi rangkaian listrik
dengan gejala dan dampaknya peralatan listrik searah (DC) salah satu peralatan listrik untuk
bagi kehidupan serta lingkungan dalam kehidupan sehari-hari menarik kesimpulan tentang
prinsip kerja rangkaian listrik
Tingkatan: VI (Setara Kelas XII)
searah (DC)
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum 3.2 Memahami gaya listrik, kuat 4.2 MengidenƟfikasi rangkaian listrik
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap medan listrik, fluks, potensial sederhana dengan beberapa
listrik, energi potensial listrik dan kapasitor sebagai komponennya
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual penerapannya pada berbagai untuk menyimpulkan manfaatnya
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan kasus nyata dikehidupan sehari- dalam kehidupan sehari-hari
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta hari.
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli 3.3 Menerapkan induksi magnet dan 4.3 MengamaƟ gejala induksi
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif gaya magneƟk pada berbagai magneƟk dan gaya magneƟk
produk teknologi disekitar kawat berarus listrik
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi 3.4 Memahami fenomena induksi 4.4 Melakukan percobaan tentang
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri elektromagneƟk pada berbagai induksi elektromagneƟk dan
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut peralatan elektronik sederhana manfaatnya dalam kehidupan
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect yang umum dijumpai dalam sehari-hari
kehidupan sehari-hari
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
3.5 Memahami rangkaian arus 4.5 Menyajikan hasil penelusuran
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, bolak-balik (AC) sederhana dan informasi tentang penerapan
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. penerapannya dalam kehidupan rangkaian arus bolak-balik (AC)
sehari-hari dalam kehidupan sehari-hari
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan

98 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C FISIKA 99


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.6 Memahami fenomena 4.6 Menyajikan hasil penelusuran
spektrum gelombang dan informasi tentang manfaat dan
radiasi elektromagneƟk secara dampak radiasi gelombang
sederhana, pemanfaatannya elektromagneƟk pada
dalam teknologi, serta teknologi kehidupan sehari-
dampaknya pada kehidupan hari
3.7 Menjelaskan fenomena 4.7 Menyajikan laporan hasil
perubahan panjang, waktu, penelusuran informasi dari
dan massa dikaitkan dengan berbagai sumber tentang teori
kerangka acuan dan kesetaraan relaƟvitas
massa dengan energi dalam teori
relaƟvitas khusus
3.8 Mengenal gejala kuantum yang 4.8 Menyajikan laporan tertulis hasil
mencakup sifat radiasi benda penelusuran informasi tentang
hitam, efek fotolistrik, dan sinar X penerapan sinar X dalam berbagai
dalam kehidupan sehari-hari bidang (industri dan kesehatan)
dalam kehidupan sehari-hari
3.9 Mengenal prinsip penyimpanan 4.9 Menyajikan laporan hasil
dan transmisi data dalam penelusuran informasi tentang
bentuk analog dan digital serta perkembangan teknologi
penerapannya dalam teknologi digital melipuƟ: perkembangan
informasi dan komunikasi yang komputer dan perkembangan
nyata dalam kehidupan sehari- penyimpanan data misalnya
hari hardisk, flash drive, ZIP drive,
Floppy disk, Compack Disc (CD),
Digital VersaƟle Disc (DVD).
3.10 Memahami karakterisƟk inƟ atom, 4.10 Menyajikan laporan lewat
radioakƟvitas, dan penelusuran informasi tentang
pemanfaatannya dan dampaknya sumber radioakƟf, radioakƟvitas,
dalam kehidupan sehari-hari serta pemanfaatan, dampak, dan
teknologi yang menghasilkannya proteksinya bagi kehidupan
3.11 Menganalisis keterbatasan 4.11 Menyajikan ide/ gagasan dampak
sumber energi dan dampaknya keterbatasan sumber energi
bagi kehidupan bagi kehidupan dan upaya
penyelesaian masalah dengan
energi alternaƟf

100 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C FISIKA 101


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
Mata Pelajaran : Kimia pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
A. Rasional untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Kementerian Kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam yang diperoleh dan
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah satu misinya dikembangkan berdasarkan percobaan dan penalaran untuk mencari jawaban
hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan yang merata atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana tentang gejala-gejala alam
untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada dasarnya adalah khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat, transformasi,
hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional juga diharapkan dinamika dan energetika zat. Kurikulum kimia dirancang sesuai dengan
mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu untuk karkteristik kimia sebagai proses, sikap, dan produk
setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana
Kimia sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry methods) meliputi
ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa
cara berpikir, bernalar, merumuskan masalah, melakukan percobaan dan
menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pengamatan, menganalisis data dan menyimpulkan untuk memperoleh
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
produk-produk sains. Rangkaian proses itu dilandasi oleh sikap ilmiah antara
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan lain: rasa ingin tahu, keseimbangan antara terbuka dan tidak mudah percaya,
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan jujur, disiplin, bertanggung jawab, tekun, hati-hati, teliti, peduli, mudah
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap bekerja sama, toleran, santun, responsif dan pro-aktif. Dengan demikian Kimia
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan dapat dipandang sebagai cara berpikir dan bersikap terhadap alam, sebagai
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi cara untuk melakukan penyelidikan, dan sebagai kumpulan pengetahuan.
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
Dalam rangka penguasaan kecakapan abad 21, pembelajaran Kimia pada
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih
Pendidikan Kesetaraan Paket C dipandang bukan hanya untuk pengalihan
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and skills) saja kepada
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
peserta didik, tetapi juga untuk membangun kemampuan berpikir tingkat
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
tinggi (analitis, sintesis, kritis, kreatif, dan inovatif ) melalui pengalaman kerja
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
ilmiah. Pengetahuan, keterampilan, kemampuan berpikir, dan kemampuan
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
bersikap yang diperoleh dari pembelajaran Kimia akan membekali peserta
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab didik memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, maupun untuk
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara studi lanjut terkait dengan karakteristik Kimia sebagai landasan berbagai ilmu
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan dasar dan terapan. Selain itu pembelajaran Kimia dapat digunakan sebagai
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum wahana untuk memahami alam, untuk membangun sikap dan nilai, serta
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi untuk meningkatkan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

102 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C KIMIA 103


Pencapaian kompetensi tersebut di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kemandirian
mata pelajaran Kimia di Pendidikan Kesetaraan Paket C. Mengingat tujuan warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggungjawab
dalam pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau Mata pelajaran Kimia di pendidikan kesetaraan memuat materi-materi yang
kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, sejalan dengan pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi lulusan setara
kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. dengan kualitas lulusan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan
Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu
kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan dilakukan pada aspek pembelajaran.
kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
Kompetensi pada tingkatan 5 dicapai melalui pembelajaran materi-materi
B. Tujuan tentang hakikat dan peran kimia dalam kehidupan sehari-hari, struktur atom
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, dan sistem periodik, ikatan kimia dan bentuk molekul, larutan elektrolit dan
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai larutan non elektrolit, konsep reaksi oksidasi reduksi dan bilangan oksidasi,
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau tatanama senyawa anorganik dan organik, stoikiometri, senyawa hidrokarbon
ekstrakurikuler. dan minyak bumi, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, asam dan
Secara khusus, mata pelajaran Kimia diajarkan untuk mencapai tujuan- basa, kesetimbangan asam basa, kesetimbangan kelarutan, dan sistem koloid.
tujuan khusus sebagai berikut. Sedangkan kompetensi pada tingkatan 6 dicapai melalui pembelajaran materi-
1. Menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya pikir kritis, kreatif, materi tentang sifat koligatif larutan, reaksi redoks dan elektrokimia, kimia
inovatif, dan kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan, berdasarkan unsur, senyawa karbon, dan makromolekul.
potensi proses dan produk Kimia.
2. Memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil pembelajaran D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
sains melalui bidang-bidang Kimia. Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
3. Membedakan produk atau cara yang masuk akal dengan produk atau cara Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
yang tidak bersesuaian dengan prinsip-prinsip Kimia. pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas
4. Mengambil keputusan di antara berbagai pilihan yang dibedakan oleh atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam
hal-hal yang bersifat ilmiah. pendidikan formal, agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di
5. Menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, terutama dalam praktek penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
memilih di antara cara-cara yang telah dikenal manusia berdasarkan Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
pertimbangan ilmiah. masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
6. Mengenali dan menghargai peran Kimia dalam memecahkan permasalahan yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
umat manusia. equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
7. Memahami dampak dari perkembangan Kimia terhadap perkem- rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
bangan teknologi dan kehidupan manusia di masa lalu, maupun potensi tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
dampaknya di masa depan bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya. dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
C. Ruang Lingkup menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan kualitas dan pengembangan pendidikan.

104 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C KIMIA 105


Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI) 3.1 Memahami metode ilmiah, 4.1 Menyajikan hasil rancangan dan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum hakikat ilmu Kimia, keselamatan hasil percobaan pelarutan gula
dan keamanan bahan kimia di atau garam dapur
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap lingkungan, serta peran kimia
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual dalam kehidupan
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan 3.2 Menganalisis parƟkel dasar 4.2 Membandingkan fenomena
penyusun atom berdasarkan alam atau hasil percobaan
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta model atom Rutherford dan Bohr menggunakan model atom
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli 3.3 Memahami konfigurasi elektron 4.3 Menentukan letak suatu unsur
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan pola konfigurasi elektron dalam kehidupan sehari-hari
terluar untuk seƟap golongan dalam tabel periodik berdasarkan
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi dalam tabel periodik konfigurasi elektron
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri 3.4 Menganalisis kemiripan sifat 4.4 Menyajikan hasil analisis data-
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut unsur dalam golongan dan data unsur dalam kaitannya
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect keperiodikannya dengan kemiripan dan sifat
keperiodikan unsur
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan 3.5 Membandingkan ikatan ion, 4.5 Membedakan karakterisƟk
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, ikatan kovalen, ikatan kovalen beberapa senyawa ion atau
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. koordinasi, dan ikatan logam senyawa kovalen berdasarkan
serta kaitannya dengan sifat zat beberapa sifat fisis senyawa
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses 3.6 Menerapkan Teori Pasangan 4.6 Membuat model bentuk molekul
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan Elektron Kulit Valensi (VSEPR) dengan menggunakan bahan-
dan Teori Domain elektron dalam bahan yang ada di lingkungan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam menentukan bentuk molekul sekitar atau perangkat lunak
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi komputer
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. 3.7 Menghubungkan interaksi antar 4.7 Menerapkan prinsip interaksi
ion, atom dan molekul (Ikatan antar ion, atom dan molekul
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Hidrogen, Gaya Van Der Waals, dalam memahami sifat-sifat fisik
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dan Gaya London) dengan sifat zat di sekitarnya
PENGETAHUAN KETERAMPILAN fisika zat
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji 3.8 Menganalisis penyebab larutan 4.8 Membedakan daya hantar
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak dapat menghantarkan listrik listrik berbagai larutan melalui
faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari perancangan dan pelaksanaan
dan metakogniƟf berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara percobaan
rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, berƟndak secara efekƟf dan 3.9 MengidenƟfikasi reaksi reduksi 4.9 Menganalisis beberapa reaksi
pengetahuan, teknologi, seni, kreaƟf, serta mampu menggunakan dan oksidasi dalam kehidupan berdasarkan perubahan bilangan
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan sehari-hari dan menggunakan oksidasi yang diperoleh dari data
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, konsep bilangan oksidasi unsur hasil percobaan yang tertulis di
kenegaraan, dan peradaban terkait modul/ buku
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah

106 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C KIMIA 107


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.10 Menerapkan hukum-hukum dasar 4.10 Menganalisis data hasil percobaan 3.19 Menganalisis faktor-faktor 4.19 Menalar dan menyimpulkan data
kimia, konsep massa molekul menggunakan hukum-hukum (konsentrasi, volum, tekanan, hasil percobaan tentang faktor-
relaƟf, persamaan kimia, konsep dasar kimia kuanƟtaƟf dan suhu) yang memengaruhi faktor yang mempengaruhi
mol, dan kadar zat untuk pergeseran arah keseƟmbangan pergeseran arah keseƟmbangan
menyelesaikan perhitungan kimia dan penerapannya dalam industri
dalam kehidupan sehari-hari 3.20 Memahami konsep asam dan 4.20 Menganalisis trayek perubah- an
3.11 Menganalisis struktur dan sifat 4.11 Membuat model visual berbagai basa serta kekuatannya dan pH beberapa indikator yang
senyawa hidrokarbon struktur molekul hidrokarbon keseƟmbangan pengionannya diekstrak dari bahan alam melalui
berdasarkan kekhasan atom yang memiliki rumus molekul dalam larutan percobaan
karbon dan golongan senyawanya yang sama dengan menggunakan 3.21 Menganalisis keseƟmbangan 4.21 Menyimpulkan sifat asam basa
bahan yang ada di sekitar ion dalam larutan garam dan berbagai larutan garam berdasar-
3.12 Memahami proses pembentukan 4.12 Menyajikan karya tentang pro- menghubungkan pH-nya kan informasi yang tertulis di
fraksi-fraksi minyak bumi, teknik ses pembentukan dan teknik buku/modul /internet
pemisahan serta kegunaannya pemisahan fraksi-fraksi minyak 3.22 Memahami prinsip kerja, 4.22 Menentukan pH larutan pe-
bumi beserta kegunaannya perhitungan pH, dan peran nyangga dengan indikator
3.13 MengidenƟfikasi reaksi 4.13 Menyusun gagasan cara meng- larutan penyangga dalam tubuh
pembakaran hidrokarbon yang atasi dampak pembakaran makhluk hidup
sempurna dan Ɵdak sempurna senyawa karbon terhadap 3.23 Menganalisis data hasil berbagai 4.23 Menyimpulkan hasil analisis data
serta sifat zat hasil pembakaran lingkungan dan kesehatan jenis Ɵtrasi asam-basa percobaan Ɵtrasi asam-basa
(CO2, CO, parƟkulat karbon) 3.24 Mengelompokkan berbagai Ɵpe 4.24 Membuat makanan atau produk
3.14 Memahami konsep perubahan 4.14 Menyimpulkan hasil analisis sistem koloid, dan memahami lain yang berupa koloid atau
entalpi reaksi pada tekanan tetap data percobaan termokima pada kegunaan koloid dalam kehidupan melibatkan prinsip koloid
dalam persamaan termokimia tekanan tetap berdasarkan sifat-sifatnya
3.15 Memahami jenis entalpi reaksi, 4.15 Membandingkan perubahan
hukum Hess dan konsep energi entalpi beberapa reaksi (reaksi Tingkatan: VI (Setara Kelas XII)
ikatan eksoterm dan reaksi endoterm)
berdasarkan data hasil percobaan Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
3.16 Memahami faktor konsentrasi, 4.16 Menyajikan hasil penelusuran mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
suhu, dan ukuran parƟkel yang informasi cara-cara pengaturan
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
memengaruhi laju reaksi dengan dan penyimpanan bahan untuk
menggunakan teori tumbukan mencegah perubahan fisika dan yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
kimia yang tak terkendali ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
3.17 Menentukan orde reaksi dan 4.17 Menalar dan menyimpulkan data
tetapan laju reaksi berdasarkan hasil percobaan tentang faktor- didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
data hasil percobaan faktor yang mempengaruhi laju (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
reaksi dan orde reaksi
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
3.18 Memahami reaksi keseƟmbangan 4.18 Menyajikan hasil pengolahan data
di dalam hubungan antara untuk menentukan nilai tetapan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
pereaksi dan hasil reaksi serta keseƟmbangan suatu reaksi sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
penerapannya dalam kehidupan
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

108 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C KIMIA 109


Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.6 Menerapkan stoikiometri reaksi 4.6 Menyajikan rancangan prosedur
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi redoks dan hukum Faraday untuk penyepuhan benda dari logam
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. menghitung besaran-besaran dengan ketebalan lapisan dan
yang terkait sel elektrolisis luas tertentu
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
3.7 Menganalisis kelimpahan, 4.7 Menyajikan data hasil
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
kecenderungan sifat fisika dan penelusuran informasi sifat dan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN kimia, manfaat, dan proses pembuatan unsur-unsur golongan
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan pembuatan unsur-unsur golongan utama (halogen, alkali, dan alkali
analisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret utama (gas mulia, halogen, alkali, tanah) yang banyak digunakan
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan dan alkali tanah) yang banyak dalam kehidupan
prosedural, dan metakogniƟf pengembangan dari yang dipelajarinya
berdasarkan rasa ingin tahunya digunakan dalam kehidupan
di sekolah secara mandiri serta 3.8 Menganalisis kelimpahan, 4.8 Menyajikan data hasil
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf, kecenderungan sifat fisika dan penelusuran informasi sifat
seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan mampu menggunakan metoda kimia, manfaat, dan proses dan pembuatan unsur-unsur
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan pembuatan unsur-unsur periode Periode 3 dan unsur golongan
penyebab fenomena dan kejadian, 3 dan golongan transisi (periode transisi (periode 4) yang banyak
serta menerapkan pengetahuan 4) yang banyak digunakan dalam digunakan dalam kehidupan
prosedural pada bidang kajian yang kehidupan
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah 3.9 Menganalisis struktur, tatanama, 4.9 Menyanyikan hasil penelusuran
sifat, sintesis, dan kegunaan informasi tentang sintesis dan
3.1 Menganalisis fenomena sifat 4.1 Menyajikan hasil penelusuran
senyawa karbon yang banyak idenƟfikasi gugus fungsi senyawa
koligaƟf larutan (penurunan te informasi tentang kegunaan
digunakan dalam kehidupan karbon yang banyak digunakan
kanan uap jenuh, kenaikan ƟƟk prinsip sifat koligaƟf larutan
dalam kehidupan
didih, penurunan ƟƟk beku, dan dalam kehidupan sehari-hari
3.10 Menganalisis struktur, tata nama, 4.10 Menyajikan hasil penelusuran
tekanan osmosis)
sifat, dan kegunaan benzena dan informasi beberapa turunan
3.2 Membedakan sifat koligaƟf 4.2 Menganalisis data percobaan
turunannya benzena yang berbahaya dan
larutan elektrolit dan larutan untuk menentukan derajat
Ɵdak berbahaya
nonelektrolit pengionan
3.11 Menganalisis struktur, tata 4.11 Menganalisis hasil penelusuran
3.3 Menyetarakan persamaan reaksi 4.3 Menentukan urutan kekuatan
nama, sifat dan penggolongan informasi mengenai pembuatan
redoks dengan menggunakan pengoksidasi atau pereduksi
makromolekul dan dampak suatu produk dari
metode setengah reaksi dan berdasarkan data hasil percobaan
makromolekul
metode perubahan bilangan
oksidasi
3.4 Menganalisis proses yang terjadi 4.4 Merancang sel Volta dengan
dalam sel Volta dan memahami mengunakan bahan di sekitar
kegunaannya
3.5 Menganalisis faktor-faktor yang 4.5 Mengajukan gagasan untuk
mempengaruhi terjadinya korosi mencegah dan mengatasi
dan cara mengatasinya terjadinya korosi

110 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C KIMIA 111


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Geografi
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup

112 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C GEOGRAFI 113


pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan Kurikulum mata pelajaran Geografi dirancang untuk mempersiapkan
masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan generasi baru bangsa yang memiliki kemampuan sebagai pribadi orang
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi memiliki kepedulian terhadap hubungan kausal antara keruangan, manusia,
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan dan lingkungannya untuk dapat berkontribusi terhadap pembangunan
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad baik pada skala lokal, nasional, maupun internasional. Kemandirian warga
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggung jawab
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
yang bersifat kreatif dan inovatif. Secara khusus, mata pelajaran Geografi diajarkan untuk mencapai tujuan-
Sejauh ini, mata pelajaran Geografi di Sekolah Menengah Atas dirancang untuk tujuan khusus sebagai berikut.
mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai pribadi 1. Berpikir kritis dan mampu mengatasi masalah kaitannya dengan
orang dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, perubahan ruang di permukaan Bumi, kerusakan dan upaya pelestarian
dan memiliki etika sosial yang tinggi serta bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup, persebaran dan pemanfaatan sumber daya alam, dan
perkembangan diri dan masyarakatnya untuk menopang pembangunan berbagai dampak perubahan akibat proses geosfer baik dalam konteks
bangsa dan peradaban dunia. Secara khusus, mata pelajaran Geografi lokal, nasional, maupun global.
memiliki arti penting untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan 2. Mencipta dan memperbarui kondisi lingkungan fisik dan lingkungan
diri dalam konteks perkembangan masyarakat. Melalui belajar Geografi, sosial sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya
perlu ditingkatkan kepedulian mereka terhadap masalah sosial di masyarakat untuk kesejahteraan manusia yang dikelola secara arif dengan menjunjung
sebagai bagian dari tanggungjawab sebagai orang dewasa atau warga negara tinggi nilai-nilai toleransi terhadap keragaman budaya bangsa.
yang mandiri dan peduli terhadap lingkungan sekitar dan hubungan timbal 3. Melek teknologi informasi, media, dan komunikasi terkait dengan pengelolan
balik antara alam dan manusia. Termasuk, kemampuannya dalam menjalin peta, citra pengindraan jauh, dan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang
kerjasama, melakukan tindakan kolektif dalam memecahkan masalah- dapat diaplikasikan sebagai alat analisis geografi untuk pengambilan
masalah sosial yang berkaitan dengan berbagai gejala dan peritiwa yang terjadi kebijakan baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional.
di muka bumi, baik fisik maupun makhluk hidup yang mendiaminya. 4. Belajar secara kontekstual sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata memahami permasalahan ruang dan interaksi lingkungan fisik dan sosial
pelajaran Geografi di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah Menengah secara mandiri dan berkelanjutan.
Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada 5. Bekerja sama dan berkomunikasi untuk terjalinnya hubungan (koneksi)
pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan antarruang dalam lingkungan lokal, nasional, maupun internasional
keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek dengan tetap menunjukkan perilaku cinta tanah air, bangga sebagai bangsa
pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan Indonesia, dan bertanggung jawab terhadap keutuhan Negara Kesatuan
keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar Republik Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.
kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar C. Ruang Lingkup
kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga
perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan
B. Tujuan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kemandirian
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggungjawab
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
114 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C GEOGRAFI 115
Secara khusus, pembelajaran Geografi di sekolah menengah atas dirancang 6. Pemanfaatan geografi yang meliputi pemanfaatan peta, pengindraan
agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya jauh, Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam pengembangan jaringan
manusia tersebut. Mata pelajaran Geografi di pendidikan kesetaraan dalam transportasi, tata guna lahan, kesehatan lingkungan, dan potensi bencana.
hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan yang terdapat di Kompetensi yang diharapkan muncul adalah peserta didik mampu
dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas menampilkannya dalam bentuk visual, verbal, matematis, digital, maupun
lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan dalam pola pikir (kognitif ).
tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu 7. Koneksi global dan pengelolaan perubahan yang meliputi konektivitas
dilakukan pada aspek pembelajaran. perdagangan internasional (pergerakan barang, jasa, modal atau tenaga kerja,
Mengacu pada kompetensi Geografi di Sekolah Menengah Atas, kompetensi transfer teknologi, dan informasi) di negara maju dan negara berkembang.
yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini berorientasi pada D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
penumbuhan literasi keruangan dan keterampilan geografi, geografi Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
fisik, geografi manusia, dan interaksi lingkungan untuk tingkatan V, dan Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
pemahaman geografi regional, pemanfaatan geografi, dan koneksi global dan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
pengelolaan perubahan untuk tingkatan VI. kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
Rincian dari materi-materi tersebut sebagai berikut. dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
1. Literasi keruangan dan keterampilan geografi yang meliputi pengetahuan pendidikan kesetaraan.
dasar geografi dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari. Materi Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
pokoknya adalah memperkenalkan ruang lingkup, objek studi, prinsip, masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
konsep, dan pendekatan geografi. yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
2. Geografi fisik yang meliputi dinamika planet bumi sebagai ruang equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
kehidupan, dinamika litosfer, atmosfer, hidrosfer, dan biosfer (geosfer) rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
serta dampaknya terhadap kehidupan. Kajian geografi fisik ini akan tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
disintesiskan dengan aspek lainnya dan direpresentasikan dalam bentuk dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
visual, verbal, matematis, digital, dan kognitif (peta pikiran). menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
3. Geografi manusia yang meliputi dinamika kependudukan di Indonesia dan alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional berdasarkan pola sebaran, kualitas dan pengembangan pendidikan.
keunikan, dan proses interaksinya untuk menjaga kerukunan bangsa. Kajian
geografi manusia juga disintesiskan dengan aspek lainnya serta direpresentasikan Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
dalam bentuk visual, verbal, matematis, digital, maupun kognitif. kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat
4. Interaksi lingkungan yang meliputi kondisi wilayah Indonesia, sebaran Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
sumber daya alam Indonesia, dan mitigasi serta adaptasi bencana alam Kompetensi inti Sikap Spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah
berdasarkan nilai kearifan lokal dan pembangunan berkelanjutan. “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan
5. Geografi regional yang meliputi konsep wilayah dan pewilayahan, pola kompetensi inti Sikap Sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan
persebaran dan interaksi spasial desa-kota, dan regionalisasi fenomena perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
geografi di dunia. Kajiannya akan diarahkan pada konteks integrasi dalam toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
tempat, interdependensi antar tempat, dan interdependensi antarskala.

116 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C GEOGRAFI 117


berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui PENGETAHUAN KETERAMPILAN
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, 3.4 Menganalisis proses pembentukan 4.4 Menyajikan ciri-ciri planet Bumi yang
planet Bumi dan perkembangan mendukung perkembangan kehi-
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan kehidupan serta proses-proses yang dupan dalam bentuk tulisan yang
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta memengaruhinya dilengkapi dengan peta dan bagan/
gambar/ tabel/grafik/ foto/video
kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.5 Menganalisis proses tenaga endogen 4.5 Menyajikan proses tenaga endogen
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses dan eksogen pada litosfer serta dan eksogen pada litosfer serta
dampaknya terhadap kehidupan dampaknya terhadap kehidupan
pembelajaran berlangsungsehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan dalam bentuk tulisan yang dilengkapi
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dengan peta dan bagan/gambar/
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi tabel/grafik/ video
3.6 Menganalisis unsur-unsur cuaca dan 4.6 Menganalisis unsur-unsur cuaca dan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. iklim yang terjadi pada atmosfer iklim yang terjadi pada atmosfer serta
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR serta dampaknya terhadap dampaknya terhadap kehidupan 4.6
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN kehidupan Menyajikan unsur-unsur cuaca dan
iklim yang terjadi pada atmosfer serta
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dampaknya terhadap kehidupan
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam bentuk tulisan yang dilengkapi
analisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan peta dan bagan/gambar/
konseptual, prosedural berdasarkan terkait dengan pengembangan dari tabel/grafik/ foto/video
rasa ingin tahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di sekolah secara
3.7 Menganalisis proses pada siklus 4.7 Menyajikan proses pada siklus
pengetahuan, teknologi, seni, mandiri, dan mampu menggunakan
air, perairan darat, dan perairan air, perairan darat, dan perairan
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan laut serta dampaknya terhadap laut serta dampaknya terhadap
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kehidupan kehidupan dalam bentuk tulisan yang
kenegaraan, dan peradaban terkait
dilengkapi dengan peta dan bagan/
penyebab fenomena dan kejadian, gambar/ tabel/grafik/ foto/video
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang 3.8 Memahami kondisi wilayah dan 4.8 Menyajikan contoh potensi dan
spesifik sesuai dengan bakat dan posisi strategis Indonesia dalam manfaat posisi strategis Indonesia
minatnya untuk memecahkan masalah bidang pelayaran dan perdagangan dalam bidang pelayaran dan
internasional sebagai poros mariƟm perdagangan internasional sebagai
3.1 Memahami objek, ruang lingkup, 4.1 Menyajikan contoh konsep, dunia poros mariƟm dunia dalam bentuk
prinsip, konsep, pendekatan, pendekatan, prinsip, dan tulisan yang dilengkapi peta dan
dan keterampilan geografi serta keterampilan geografi pada tabel/grafik/foto/gambar
pemanfaatannya dalam kehidupan kehidupan sehari-hari dalam bentuk
sehari-hari tulisan 3.9 Menganalisis persebaran flora dan 4.10 Membuat peta persebaran flora dan
fauna di Indonesia dan/atau dunia fauna di Indonesia dan/atau dunia
3.2 Memahami komponen dan cara 4.2 Membuat peta temaƟk seperƟ peta berdasarkan kondisi lingkungannya yang dilengkapi gambar hewan dan
menafsirkan peta, dasar-dasar kepadatan penduduk, peta penggu-
tumbuhan endemik
pembuatan peta, citra satelit, naan lahan, atau peta jaringan jalan di
foto udara, serta cara kerja Sistem wilayah setempat dan/atau salah satu 3.10 Menganalisis sebaran dan pengelolaan 4.10 Membuat peta persebaran sumber
Informasi Geografis (SIG) pulau di Indonesia berdasarkan peta sumber daya kehutanan, pertambangan, daya kehutanan, pertambangan,
rupa bumi kelautan, dan pariwisata sesuai prinsip- kelautan, dan pariwisata di
prinsip pembangunan berkelanjutan Indonesia
3.3 Memahami cara-cara melakukan 4.3 Menyajikan hasil peneliƟan geografi
peneliƟan geografi sederhana sederhana dalam bentuk tulisan yang 3.11 Menganalisis potensi dan persebaran 4.11 Membuat peta persebaran sumber
dengan menggunakan peta dilengkapi dengan peta dan bagan/ sumber bahan pangan, bahan bahan pangan, bahan industri, serta
gambar/ tabel/grafik/foto/ video industri, serta sumber energi baru energi baru dan dapat diperbarui di
dan dapat diperbarui di Indonesia Indonesia

118 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C GEOGRAFI 119


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.12 Menganalisis dinamika kependudukan 4.12 Menyajikan data kependudukan
terkait dengan perubahan jumlah wilayah setempat dalam bentuk peta 3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
penduduk, perpindahan penduduk, dan bagan/tabel/grafik analisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret
dan indeks pembangunan manusia pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan
untuk perencanaan pembangunan di prosedural, dan metakogniƟf pengembangan dari yang dipelajarinya
Indonesia berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
3.13 Menganalisis persebaran dan faktor 4.13 Membuat peta sederhana tentang berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf,
seni, budaya, dan humaniora dengan
yang memengaruhi keunikan dan persebaran unsur-unsur budaya dan mampu menggunakan metoda
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
keragaman budaya daerah sebagai daerah sebagai bagian dari budaya sesuai kaidah keilmuan
kenegaraan, dan peradaban terkait
bagian dari budaya nasional nasional
penyebab fenomena dan kejadian,
3.14 Menganalisis jenis dan 4.14 Membuat sketsa/denah/peta sederha- serta menerapkan pengetahuan
penanggulangan bencana alam na mengenai potensi bencana wilayah prosedural pada bidang kajian yang
melalui edukasi, kearifan lokal, dan setempat serta strategi mengurangi spesifik sesuai dengan bakat dan
pemanfaatan teknologi modern dampak bencana berdasarkan sketsa/ minatnya untuk memecahkan masalah
denah/peta tersebut
3.1 Memahami konsep wilayah 4.1 Membuat peta pengelompokan
Tingkatan: VI (Setara kelas XII) seperƟ wilayah formal dan penggunaan lahan di wilayah
wilayah fungsional serta kabupaten/kota/provinsi
Kompetensi inti Sikap Spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah pewilayahan dalam perencanaan berdasarkan data wilayah
“Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan tata ruang wilayah nasional, setempat
provinsi, dan kabupaten/kota
kompetensi inti Sikap Sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan
3.2 Menganalisis struktur keruang- 4.2 Membuat tulisan tentang usaha
perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
an desa dan kota, interaksi pemerataan pembangunan di
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas desa dan kota, serta kaitannya desa dan kota yang dilengkapi
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan dengan usaha pemerataan dengan peta dan bagan/tabel/
pembangunan grafik/diagram
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
3.3 Menganalisis jaringan 4.3 Menyajikan peta temaƟk untuk
pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui transportasi dan penggunaan pengembangan potensi wilayah
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, lahan dengan peta/citra dan kesehatan lingkungan
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan satelit/foto udara serta Sistem berdasarkan pengolahan peta
Informasi Geografis (SIG) untuk rupa bumi/citra satelit/foto
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
pengembangan potensi wilayah udara dan Sistem Informasi
kebutuhan dan kondisi peserta didik. dan kesehatan lingkungan Geografis (SIG)

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses 3.4 Menganalisis ciri-ciri negara maju 4.4 Membuat tulisan tentang kerja
dan negara berkembang dalam sama Indonesia dengan negara
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan lingkup pasar bebas maju dan negara berkembang
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam lingkup pasar bebas yang
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi dilengkapi dengan peta dan tabel
/grafik/diagram
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.

120 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C GEOGRAFI 121


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Sejarah
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup

122 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH 123


pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan yang berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki komitmen dan kesadaran
masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan serta bangga menjadi warga negara
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk Indonesia. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi negara yang bertanggung jawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan dalam hal ini sangat diperlukan. Secara khusus, mata pelajaran Sejarah diajarkan
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad untuk mencapai tujuan-tujuan khusus sebagai berikut.
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang
1. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman mengenai kehidupan
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat dan bangsa Indonesia serta dunia;
yang bersifat kreatif dan inovatif.
2. Mengembangkan rasa kebangsaan, cinta tanah air, dan penghargaan
Sejauh ini, mata pelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas dirancang untuk terhadap hasil dan prestasi bangsa Indonesia dan umat manusia di masa lalu;
mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai pribadi 3. Membangun kesadaran tentang konsep waktu dan ruang dalam berfikir
orang dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, kesejarahan;
dan membangun manusia Indonesia yang akan menghadapi tantangan 4. Mengembangkan kemampuan berpikir sejarah (historical thinking),
global, membangun kehidupan kebangsaan yang produktif, dan mampu
kesadaran sejarah (historical awareness), keterampilan sejarah (historical
menjadi warga dunia dengan tetap memiliki kepribadian sebagai orang
skills), dan wawasan terhadap isu sejarah (historical issues), serta menerapkan
Indonesia. Secara khusus, mata pelajaran Sejarah memiliki arti penting
kemampuan, keterampilan dan wawasan tersebut dalam kehidupan masa
untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan diri dalam konteks
kini (making and decition maker);
perkembangan masyarakat. Tumbuhnya kesadaran akan identitas diri dalam
5. Mengembangkan perilaku yang didasarkan pada nilai dan moral yang
hubungan sosial di masyarakat sekitar penting dikembangkan. Demikian pula,
mencerminkan karakter diri, masyarakat, dan bangsa;
melalui belajar Sejarah, perlu ditingkatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah
air sebagai perwujudan bangsa yang bermartabat. Termasuk, kemampuannya 6. Menanamkan sikap berorientasi kepada kehidupan masa kini dan masa
dalam menjalin kerjasama, melakukan tindakan kolektif dalam memecahkan depan berdasarkan pengalaman masa lampau;
masalah-masalah sosial dan mengembangkan kehidupan publik. 7. Memahami dan mampu menangani isu-isu kontroversial untuk mengkaji
permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakatnya; dan
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata 8. Memahami perkembangan internasional dalam menelaah fenomena
pelajaran Sejarah di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah Menengah
aktual dan dan isu-isu global.
Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada
C. Ruang lingkup
pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga
keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan
perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan
pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek
perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kemandirian
sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan,
standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggungjawab
standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
formal. Secara khusus, pembelajaran Sejarah di sekolah menengah atas dirancang
B. Tujuan agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu manusia tersebut. Mata pelajaran Sejarah di pendidikan kesetaraan dalam
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan yang terdapat di
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas

Kurikulum mata pelajaran Sejarah dirancang untuk mempersiapkan generasi baru


bangsa yang memiliki kemampuan sebagai pribadi orang dewasa dan warga negara
124 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH 125
lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
dilakukan pada aspek pembelajaran. Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
Mengacu pada kompetensi Sejarah di Sekolah Menengah Atas, kompetensi Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini berorientasi pada mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
menganalisis keterkaitan antar peristiwa sejarah untuk menemukan konsep sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
atau teori, fakta dan hubungan sebab akibat suatu peristiwa sejarah untuk yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
tingkatan 5, dan kemampuan mencipta atau merekonstruksi suatu peristiwa ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
sejarah dalam bentuk tulisan untuk tingkatan 6. didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
Kompetensi pada tingkatan 5 dicapai melalui pembelajaran materi-materi (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
berkaitan dengan prinsip dasar Ilmu Sejarah, peradaban awal masyarakat dunia sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
dan Indonesia, Perkembangan negara-negara tradisional di Indonesia, Indonesia secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
pada masa penjajahan, Revolusi besar dunia dan pengaruhnya, Kebangkitan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
heroisme dan kebangsaan Indonesia, Proklamasi dan perkembangan negara dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
dan bangsa Indonesia. Sedangkan kompetensi pada tingkatan 6 dicapai melalui teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
pembelajaran materi-materi tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
Indonesia, Dunia pada masa Perang Dingin dan perubahan poilitik global, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Indonesia pada masa Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum Pada pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Mata Pelajaran Sejarah Pendidikan Kesetaraan Paket C keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, dan menganali- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan sis pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, prosedural, dan metakogniƟf berdasar- terkait dengan pengembangan dari
kan rasa ingin tahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di sekolah secara
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau pengetahuan, teknologi, seni, budaya, mandiri, berƟndak secara efekƟf dan
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan dan humaniora dengan wawasan kreaƟf, serta mampu menggunakan
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan kemanusiaan, kebangsaan, kenega- metoda sesuai kaidah keilmuan terkait
raan, dan peradaban terkait penyebab dengan pengembangan dari yang
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan fenomena dan kejadian, serta menerap- dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat kan pengetahuan prosedural pada bidang berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf,
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat serta mampu menggunakan metoda
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan dan minatnya untuk memecahkan masalah sesuai kaidah keilmuan
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan 3.1 Menganalisis kehidupan manusia 4.1 Menyajikan hasil kajian tentang
kualitas dan pengembangan pendidikan. dalam ruang dan waktu keterkaitan kehidupan manusia
dalam ruang dan waktu dalam bentuk
tulisan dan/atau media lain
126 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH 127
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Menganalisis kehidupan manusia 4.2 Menyajikan hasil telaah dalam bentuk 3.10 Menganalisis kehidupan awal 4.10 Menarik kesimpulan dari hasil analisis
dalam perubahan dan keberlanjutan tertulis tentang keterkaitan kehidupan manusia Indonesia dalam aspek mengenai keterkaitan kehidupan
manusia dalam perubahan dan kepercayaan, sosial, budaya, awal manusia Indonesia pada aspek
keberlanjutan ekonomi, dan teknologi serta kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi,
3.3 Menganalisis keterkaitan perisƟwa 4.3 Membuat tulisan tentang hasil kajian pengaruhnya dalam kehidupan masa dan teknologi, serta pengaruhnya
sejarah tentang manusia di masa lalu mengenai keterkaitan kehidupan kini dalam kehidupan masa kini dalam
untuk kehidupan masa kini masa lalu untuk kehidupan masa kini bentuk tulisan dan/atau media lain
3.4 Menganalisis sejarah sebagai ilmu, 4.4 Menyajikan hasil telaah tentang 3.11 Menganalisis peradaban awal 4.11 Menyajikan hasil analisis peradaban
perisƟwa, kisah, dan seni sejarah sebagai ilmu, perisƟwa, kisah dunia serta keterkaitannya dengan awal dunia serta keterkaitannya
dan seni dalam bentuk tulisan dan/ peradaban masa kini khususnya di dengan peradaban masa kini
atau media lain Indonesia pada aspek lingkungan, khususnya di Indonesia pada aspek
3.5 Menganalisis cara berpikir urutan 4.5 Menyajikan hasil telaah hukum, kepercayaan, pemerintahan, lingkungan, hukum, kepercayaan,
waktu (diakronik) dan waktu tentang penerapan cara dan sosial pemerintahan, dan sosial dalam
tertentu (sinkronik) dalam karya berpikir urutan bentuk tulisan dan/atau media lain
sejarah waktu (diakronik) dan waktu tertentu 3.12 Menganalisis kerajaan-kerajaan 4.12 Menyajikan hasil analisis tentang
(sinkronik) dalam karya sejarah mariƟm Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan mariƟm Indonesia
3.6 Mengevaluasi kelebihan dan melalui tulisan
4.6 Menyajikan hasildan/atau media lain
evaluasi kelebihan Hindu dan Buddha dalam sistem pada masa Hindu dan Buddha dalam
kekurangan berbagai bentuk/jenis dan kekurangan berbagai bentuk/ pemerintahan, sosial, ekonomi, sistem pemerintahan, sosial, ekonomi,
sumber sejarah (artefak, fosil, jenis sumber sejarah (benda arkeologi dan kebudayaan serta pengaruhnya dan kebudayaan serta pengaruhnya
tekstual, nontekstual, kebendaan, (artefak), sisa/bekas makhluk hidup dalam kehidupan masyarakat dalam kehidupan masyarakat
visual, audiovisual, tradisi lisan) yang membatu (fosil), bahan tertulis Indonesia pada masa kini Indonesia pada masa kini dalam
(tekstual), bahan Ɵdak tertulis bentuk tulisan dan/atau media lain
(nontekstual), kebendaan, benda yang 3.13 Menganalisis kerajaan-kerajaan 4.13 Menyajikan hasil analisis tentang
terlihat dengan mata (visual), benda mariƟm Indonesia pada masa Islam kerajaan-kerajaan mariƟm Indonesia
yang dapat didengar dan dilihat dalam sistem pemerintahan, sosial, pada masa Islam dalam sistem
(audiovisual), tradisi lisan) dalam ekonomi, dan kebudayaan serta pemerintahan, sosial, ekonomi,
bentuk tulisan dan/atau media lain pengaruhnya dalam kehidupan dan kebudayaan serta pengaruh-
3.7 Memahami langkah-langkah 4.7 Menerapkan langkah-langkah pene- masyarakat Indonesia pada masa nya dalam kehidupan masyarakat
peneliƟan sejarah ((mencari & liƟan sejarah (mencari & mene- kini Indonesia pada masa kini dalam
menemukan (heurisƟk), penilaian mukan (heurisƟk), penilaian terhadap bentuk tulisan dan/atau media lain
terhadap sumber (verifikasi), sumber (verifikasi), menafsirkan fakta 3.14 Menganalisis pemikiran-pemikiran yang 4.14 Membuat karya tulis tentang pemi-
menafsirkan fakta (interpretasi/ (interpretasi/ eksplanasi), dan penulisan melandasi perisƟwa-perisƟwa penƟng kiran-pemikiran yang melandasi peris-
eksplanasi), dan penulisan sejarah sejarah (historiografi) dalam mempelajari di Eropa antara lain Renaissance, Ɵwa-perisƟwa penƟng di Eropa antara
(historiografi)) sumber sejarah yang ada di sekitarnya MerkanƟlisme, Reformasi Gereja, lain Renaissance, MerkanƟlisme,
3.8 Menganalisis ciri-ciri dari penulisan 4.8 Menyajikan hasil kajian ciri-ciri penu- AuŅlarung, Revolusi Industri dan Reformasi Gereja, AuŅlarung,
sejarah (historiografi) tradisional, lisan sejarah (historiografi) tradisional, pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Revolusi Industri dan pengaruhnya
kolonial, dan modern kolonial, dan modern dalam bentuk Indonesia serta bangsa lain di dunia bagi kehidupan bangsa Indonesia dan
tulisan dan/atau media lain pada masa kini bangsa lain di dunia pada masa kini
3.9 Menganalisis persamaan dan 4.9 Menyajikan hasil analisis mengenai 3.15 Menganalisis pemikiran-pemikiran 4.15 Menyajikan hasil analisis tentang
perbedaan antara manusia purba persamaan dan perbedaan antara yang melandasi revolusi-revolusi pemikiran-pemikiran yang melandasi
Indonesia dan dunia dengan manusia purba Indonesia dan dunia besar dunia (Amerika, Perancis, revolusi-revolusi besar dunia
manusia modern dalam aspek fisik dengan manusia modern dalam Cina, Rusia, dan Indonesia) dan (Amerika, Perancis, Cina, Rusia, dan
dan nonfisik aspek fisik dan nonfisik dalam pengaruhnya bagi kehidupan umat Indonesia) dan pengaruhnya bagi
bentuk tulisan dan/atau media lain manusia pada masa kini umat manusia pada masa kini dalam
bentuk tulisan dan/atau media lain

128 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH 129


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Tingkatan: VI (Setara Kelas XII)
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3.16 Menganalisis hubungan 4.16 Menyajikan hasil analisis tentang
perkembangan paham-paham besar hubungan perkembangan paham- sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
seperƟ demokrasi, liberalisme, -paham besar seperƟ demokrasi, yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
sosialisme, nasionalisme, Pan liberalisme, sosialisme, nasionalisme,
Islamisme dengan gerakan Pan Islamisme dengan gerakan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
nasionalisme di Asia-Afrika nasionalisme di Asia-Afrika dalam didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
bentuk tulisan dan/atau media lain
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
3.17 Menganalisis pengaruh Perang 4.17 Menyajikan hasil analisis tentang
Dunia I dan Perang Dunia II terhadap pengaruh Perang Dunia I dan Perang sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
kehidupan poliƟk global (LBB dan Dunia II terhadap kehidupan poliƟk secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
PBB) global (LBB dan PBB) dalam bentuk
tulisan dan/atau media lain sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
3.18 Menganalisis respon bangsa 4.18 Menyajikan hasil analisis respon dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
Indonesia terhadap imperialisme dan bangsa Indonesia terhadap teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
kolonialisme dalam bidang poliƟk imperialisme dan kolonialisme
(organisasi pergerakan), ekonomi dalam bidang poliƟk, ekonomi, dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
(bentuk perlawanan terhadap prakƟk sosial-budaya, dan pendidikan dalam mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
monopoli), sosial- budaya (karya seni bentuk tulisan dan/atau media lain
dan sastra), dan pendidikan (Taman Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Siswa, Kayu Tanam)
3.19 Menganalisis akar-akar nasionalisme 4.19 Menyajikan hasil telaah tentang akar- pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Indonesia dan pengaruhnya pada akar nasionalisme Indonesia dan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
masa kini pengaruhnya bagi masa kini dalam
bentuk tulisan dan/atau media lain
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
3.20 Menganalisis akar-akar demokrasi di 4.20 Menyajikan hasil telaah tentang akar- kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
Indonesia dan perkembangan- nya akar demokrasi di Indonesia dan per-
pada masa kini kembangannya pada masa kini dalam KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN
bentuk tulisan dan/atau media lain
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.21 Menganalisis persamaan dan 4.21 Mengolah informasi tentang persama-
perbedaan tentang strategi an dan perbedaan strategi pergerakan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
pergerakan nasional nasional dan menyajikannya dalam dan mengevaluasi pengetahuan faktual, mencipta dalam ranah konkret
bentuk cerita sejarah konseptual, prosedural, dan metakogniƟf dan ranah abstrak terkait dengan
3.22 Menganalisis kehidupan bangsa 4.22 Menyusun cerita sejarah tentang berdasarkan rasa ingin tahunya pengembangan dari yang dipelajarinya
Indonesia di bidang sosial, ekonomi, kehidupan bangsa Indonesia di tentang ilmu pengetahuan, teknologi, di sekolah secara mandiri serta
budaya, militer, dan pendidikan pada bidang sosial, ekonomi, budaya, seni, budaya, dan humaniora dengan berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf,
zaman pendudukan Jepang militer, dan pendidikan pada zaman wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan mampu menggunakan metoda
pendudukan Jepang kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
penyebab fenomena dan kejadian, serta
3.23 Menganalisis pemikiran dalam 4.23 Menyajikan hasil analisis tentang menerapkan pengetahuan prosedural
Piagam PBB, Proklamasi 17 Agustus pemikiran dalam Piagam PBB, pada bidang kajian yang spesifik sesuai
1945, dan perangkat kenegaraan Proklamasi 17 Agustus 1945, dengan bakat dan minatnya untuk
serta maknanya bagi kehidupan dan perangkat kenegaraan serta memecahkan masalah
berbangsa dan bernegara pada masa maknanya bagi kehidupan berbangsa
kini dan bernegara pada masa kini dalam
bentuk tulisan dan/atau media lain

130 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH 131


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Menganalisis secara kriƟs respon 4.1 Menyajikan secara kriƟs respon
Internasional terhadap proklamasi Internasional terhadap proklamasi
kemerdekaan Indonesia kemerdekaan Indonesia dalam bentuk
tulisan dan/atau media lain
3.2 Mengevaluasi perkembangan Ilmu 4.2 Menyajikan hasil analisis
Pengetahuan dan Teknologi dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan
era globalisasi dan dampaknya bagi dan Teknologi dalam era globalisasi
kehidupan manusia dan dampaknya bagi kehidupan
manusia dalam bentuk tulisan dan/
atau media lain
3.3 Menganalisis peran akƟf bangsa 4.3 Merekonstruksi tentang peran akƟf
Indonesia pada masa Perang Dingin bangsa Indonesia pada masa Perang
dan dampaknya terhadap poliƟk dan Dingin dan dampaknya terhadap
ekonomi global poliƟk dan ekonomi global dan
menyajikannya dalam bentuk tulisan
dan/atau media lain
3.4 Menganalisis sejarah organisasi 4.4 Merekonstruksi tentang sejarah
regional dan global yakni NATO, organisasi regional dan global yakni
SEATO, PAKTA WARSAWA, CENTO, NATO, SEATO, PAKTA WARSAWA,
ANZUS, SAARC, OPEC, APEC, MEE, CENTO, ANZUS, SAARC, OPEC,
GATT, WTO, AFTA, NAFTA, CAFTA, APEC, MEE, GATT, WTO, AFTA,
dan pengaruhnya terhadap bangsa NAFTA, CAFTA, dan pengaruhnya
Indonesia terhadap bangsa Indonesia dan
menyajikannya dalam bentuk tulisan
dan/atau media lain
3.5 Mengevaluasi sejarah masa kini 4.5 Merekonstruksi sejarah masa
(kontemporer) dunia antara lain kini (kontemporer) dunia antara
runtuhnya Vietnam Selatan, lain runtuhnya Vietnam Selatan,
Apartheid di Afrika Selatan, Apartheid di Afrika Selatan,
USSR, Jerman Timur, Yugoslavia, USSR, Jerman Timur, Yugoslavia,
Cekoslowakia Cekoslowakia dan menyajikannya
dalam bentuk tulisan dan/atau
media lain
3.6 Menganalisis konflik-konflik di Timur- 4.6 Menyajikan hasil analisis tentang
Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, konflik-konflik Timur-Tengah, Asia
Asia Timur, Eropa, Afrika, dan Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur,
Amerika LaƟn Eropa, Afrika dan Amerika LaƟn dalam
bentuk tulisan dan/atau media lain

132 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SOSIOLOGI 133


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
PENDIDIKAN KESETARAAN pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
Mata Pelajaran : Sosiologi berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
A. Rasional untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Sejauh ini, mata pelajaran Sosiologi di Sekolah Menengah Atas dirancang untuk
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai pribadi orang
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada etika sosial yang tinggi serta bertanggungjawab terhadap perkembangan diri dan
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional masyarakatnya untuk menopang pembangunan bangsa dan peradaban dunia.
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang Secara khusus, mata pelajaran Sosiologi memiliki arti penting untuk meningkatkan
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu kemampuan mengembangkan diri dalam konteks perkembangan masyarakat.
pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional Tumbuhnya kesadaran akan identitas diri dalam hubungan sosial di masyarakat
tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal sekitar penting dikembangkan. Demikian pula, melalui belajar Sosiologi, perlu
keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi ditingkatkan kepedulian mereka terhadap masalah sosial di masyarakat sebagai
setiap warga negara. bagian dari tanggungjawab sebagai orang dewasa atau warga negara yang mandiri
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan dan peduli terhadap lingkungan sekitar dan kehidupan publik. Termasuk,
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan kemampuannya dalam menjalin kerjasama, melakukan tindakan kolektif dalam
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap memecahkan masalah-masalah sosial dan mengembangkan kehidupan publik.
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi pelajaran Sosiologi di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah Menengah
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab B. Tujuan
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum

134 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SOSIOLOGI 135


dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau penumbuhan kesadaran individual dan sosial, kepekaan dan kepedulian
ekstrakurikuler. terhadap masalah-masalah sosial dan tanggungjawab pemecahan masalah
Kurikulum mata pelajaran Sosiologi dirancang untuk mempersiapkan generasi sosial untuk tingkatan 5, dan kemampuan melakukan pemberdayaan sosial
baru bangsa yang memiliki kemampuan sebagai pribadi orang dewasa dan untuk tingkatan 6.
warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki etika Kompetensi pada tingkatan 5 dicapai melalui pembelajaran materi-
sosial yang tinggi serta bertanggungjawab terhadap perkembangan diri dan materi berkaitan dengan individu, hubungan antara individu, kelompok,
masyarakatnya untuk menopang pembangunan bangsa dan peradaban dunia. hubungan antar kelompok, hubungan sosial, kelembagaan atau institusi
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang sosial, metode penelitian sosial, masalah sosial, konflik dan penyelesaiannya,
bertanggung jawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini pembentukan kerjasama. Sedangkan kompetensi pada tingkatan 6 dicapai
sangat diperlukan. Secara khusus, mata pelajaran Sosiologi diajarkan untuk melalui pembelajaran materi-materi tentang perubahan sosial sebagai dampak
mencapai tujuan-tujuan khusus sebagai berikut. globalisasi, ketimpangan, dan pemberdayaan komunitas lokal.
1. Meningkatkan penguasaan pengetahuan Sosiologi di kalangan peserta D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
didik yang berorientasi pada pemecahan masalah dan pemberdayaan sosial Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
2. Mengembangkan pengetahuan Sosiologi dalam praktik atau praktik Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
pengetahuan Sosiologi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
dalam memecahkan masalah-masalah sosial kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
3. Menumbuhkan sikap religius dan etika sosial yang tinggi di kalangan terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
siswa sehingga memiliki kepekaaan, kepedulian dan tanggungjawab dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
memecahkan masalah-masalah sosial. pendidikan kesetaraan.
C. Ruang Lingkup Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kemandirian equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggungjawab rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan. tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
Secara khusus, pembelajaran Sosiologi di sekolah menengah atas dirancang dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
manusia tersebut. Mata pelajaran Sosiologi di pendidikan kesetaraan dalam alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan yang terdapat di kualitas dan pengembangan pendidikan.
dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu
dilakukan pada aspek pembelajaran. Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)

Mengacu pada kompetensi Sosiologi di Sekolah Menengah Atas, kompetensi Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini berorientasi pada mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap

136 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SOSIOLOGI 137


sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta PENGETAHUAN KETERAMPILAN
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli 3.2 Mengenali dan mengidenƟfikasi 4.2 Mengolah realitas dari
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif pembentukan idenƟtas individu, mengenali dan mengidenƟfikasi
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi idenƟtas kelompok, hubungan pembentukan idenƟtas
sosial antar individu dan kelompok, individu, idenƟtas kelompok,
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri serta perlunya pembentukan dan hubungan sosial untuk
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut lembaga sosial untuk menciptakan menentukan sikap dalam
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect tatanan atau terƟb sosial pergaulan sosial di masyarakat
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan 3.3 Menerapkan konsep-konsep 4.3 Mengkaitkan realitas sosial
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, dasar Sosiologi, mencakup dengan menggunakan konsep-
perbedaan sosial, baik konsep dasar Sosiologi, yang
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. perbedaan antar individu mencakup perbedaan dan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses maupun antar kelompok, dan keragaman sosial, untuk
keragaman sosial berdasar mengenali berbagai gejala sosial
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
perbedaan etnis, agama, ras, di masyarakat
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dan ekonomi, untuk memahami
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi ragam gejala sosial di masyarakat
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. 3.4 Memahami pengerƟan metode 4.4 Melakukan peneliƟan sosial
peneliƟan sosial, jenis-jenis pene- secara sederhana untuk
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR liƟan sosial, tahapan peneliƟan mengenali ragam gejala
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN sosial, mulai dari merancang, sosial dan ineteraksi sosial di
PENGETAHUAN KETERAMPILAN melaksanakan dan melaporkan masyarakat yang bermanfaat
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji hasil peneliƟan, untuk mengenali untuk pengembangan usaha dan
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah gejala sosial di masyarakat pemberdayaan masyarakat
faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan pengembangan 3.5 Memahami pengelompokan sosi- 4.5 Menalar tentang terjadinya
dan metakogniƟf berdasarkan dari yang dipelajarinya di sekolah al di masyarakat, bermula dari pengelompokan sosial dan
rasa ingin tahunya tentang ilmu secara mandiri, berƟndak secara proses pembentukannya hingga terbentuknya kehidupan sosial
pengetahuan, teknologi, seni, keberadaan berbagai jenis kelom- atau publik dari keberadaan
efekƟf dan kreaƟf, serta mampu
budaya, dan humaniora dengan
menggunakan metoda sesuai kaidah pok di masyarakat yang terbentuk beragam kelompok sosial yang
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan atas dasar kepenƟngan ekonomi, ada di masyarakat berdasar
penyebab fenomena dan kejadian, poliƟk, budaya, serta karakterisƟk kepenƟngan ekonomi, poliƟk,
serta menerapkan pengetahuan kelompok dari sudut pandang dan budaya, dari sudut pandang dan
prosedural pada bidang kajian yang pendekatan Sosiologi. pendekatan Sosiologi
spesifik sesuai dengan bakat dan 3.6 Menganalisis permasalahan 4.6 Memberikan respon terhadap
minatnya untuk memecahkan masalah sosial dalam kaitannya dengan permasalahan sosial dalam
3.1 Memahami Sosiologi sebagai 4.1 Menalar hasil pengamatan dilema kepenƟngan kelompok kaitannya dengan dilema
ilmu pengetahuan yang memiliki di lingkungan sekitar tentang dengan kepenƟngan publik kepenƟngan kelompok dan
obyek kajian, yaitu realitas sosial, realitas sosial dengan kepenƟngan umum dengan
dan metode peneliƟan untuk menggunakan pengetahuan melakukan penyelarasan
mengkaji realitas sosial Sosiologi kepenƟngan kelompok dengan
kepenƟngan publik

138 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SOSIOLOGI 139


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.7 Memahami arƟ penƟng prinsip 4.7 Menerapkan prinsip kesetaraan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kesetaraan untuk menyikapi untuk mengatasi perbedaan kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
perbedaan sosial di masyarakat sosial di masyarakat dengan
demi terwujudnya kehidupan menghadirkan kepenƟngan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masyarakat yang damai dan bersama demi terwujudkan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
demokraƟs kehidupan masyarakat yang
damai dan demokraƟs PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.8 Menganalis penyebab konflik sosial 4.8 Memetakan konflik yang 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
dan bagaimana mengatasi konflik terjadi di lingkungan sekitar, menganalisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret
sosial dengan melakukan pemetaan melipuƟ latar belakang, pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan
konflik, melipuƟ latar belakang, masalah, pihak, dinamika dan prosedural, dan metakogniƟf pengembangan dari yang dipelajarinya
masalah, pihak, dinamika konflik, alternaƟf penyelesaian, sehingga berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta
dan alternaƟf penyelesaian konflik, ditemukan penyelesaian konflik tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf,
menuju tercapainya kerjasama dan menuju tercapainya kerjasama seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan mampu menggunakan metoda
terciptanya perdamaian di dan terciptanya perdamaian di sesuai kaidah keilmuan
masyarakat masyarakat. kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
3.9 Menganalisis dampak konflik 4.9 Melakukan peneliƟan serta menerapkan pengetahuan
terhadap perpecahan sosial sederhana berorientasi pada prosedural pada bidang kajian yang
dan cara mengatasinya dengan pemecahan masalah berkaitan spesifik sesuai dengan bakat dan
pemulihan, dan rekonsiliasi dengan permasalahan sosial minatnya untuk memecahkan masalah
terhadap konflik yang telah berkaitan dengan konflik yang
menjadi kekerasan menuju terjadi di masyarakat sekitar 3.1 Memahami perubahan sosial, 4.1 Menalar terjadinya perubahan
terciptanya kerjasama dan melipuƟ jenis-jenis perubahan sosial di lingkungan sekitar
perdamaian di masyarakat sosial, faktor penyebab terjadi berdasarkan pengamatan dan
perubahan sosial, dan akibat diskusi tentang sebab-sebab dan
Tingkatan: VI (Setara Kelas XII) diƟmbulkan dari perubahan akibat diƟmbulkan perubahan
sosial baik secara negaƟf sosial, baik secara negaƟf terhadap
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
terhadap terjadinya keƟmpangan terjadinya keƟmpangan sosial
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial maupun secara posiƟf maupun secara posiƟf dalam
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual mendorong kemajuan masyarakat mendorong kemajuan masyarakat
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan 3.2 Memahami berbagai 4.2 Mengkategorisasi berbagai
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta permasalahan sosial terjadi di permasalahan sosial di
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli komunitas lokal sebagai akibat dari komunitas lokal disebabkan
perubahan sosial yang diƟmbulkan dampak globalisasi sehingga
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif oleh dampak globalisasi yang dengan itu dapat melakukan
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi berlangsung melalui modernisasi respon terhadap permasalahan
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sosial-ekonomi, kemajuan sosial yang muncul dan
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut teknologi, perluasan penggunaan keƟmpangan sosial yang terjadi
sarana komunikasi, perubahan di masyarakat
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect gaya hidup di dalam kehidupan
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan masyarakat
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
140 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SOSIOLOGI 141
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Memahami penyebab terjadinya 4.3 Mengolah hasil kajian
keƟmpangan sosial di dan pengamatan tentang
komunitas lokal dan keƟmpangan sosial terjadi di
pertautannya dengan komunitas lokal sebagai akibat
perubahan sosial sebagai dari perubahan sosial yang
dampak dari globalisasi berlangsung sebagai dampak dari
globalisasi
3.4 Mendeskripsikan bagaimana 4.4 Merancang, melaksanakan dan
melakukan strategi melaporkan aksi pemberdayaan
pemberdayaan komunitas komunitas lokal dalam
lokal dalam menghadapi menghadapi globalisasi dengan
dampak globalisasi dengan mengedepankan nilai-nilai
mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal
kearifan lokal.
3.5 Mengevaluasi aksi 4.5 Mengelaborasi berbagai
pemberdayaan komunitas lokal alternaƟf pemberdayaan sosial
dalam menghadapi globalisasi, yang diperlukan sesuai nilai-
melipuƟ aspek tujuan, agenda nilai kearifan lokal dan prinsip
aksi dan hasil dicapai, sebagai peningkatan kapasitas dan
bentuk kemandirian dalam kemandirian komunitas lokal
mensikapi keƟmpangan sosial dalam menghadapi perubahan
terjadi di masyarakat sosial sebagai dampak dari
globalisasi

142 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C EKONOMI 143


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
Mata Pelajaran : Ekonomi pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
A. Rasional untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Sejauh ini, mata pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas dirancang untuk
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai pribadi
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan orang dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, dan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada memiliki tanggung jawab dalam kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional hidupnya yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi barang
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang dan jasa. Secara khsusus, mata pelajaran Ekonomi memiliki arti penting untuk
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu meningkatkan kemampuan mengembangkan diri menjadi individu yang kreatif
pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional dan efisien untuk mengolah sumber daya yang ada di lingkungan sekitarnya
tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal sehingga memberikan manfaat bagi dirinya, keluarga, dan masyarakat. Demikian
keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi pula, melalui belajar Ekonomi, perlu ditingkatkan kepedulian terhadap masalah
setiap warga negara. ekonomi di masyarakat sebagai bagian dari tanggung jawab sebagai orang
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan dewasa atau warga negara yang mandiri dan peduli terhadap lingkungan sekitar
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan kehidupan publik. Termasuk, kemampuannya untuk menjalin kerjasama
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap dan kemitraan untuk kehidupan yang lebih baik.
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi pelajaran Ekonomi di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah Menengah
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab B. Tujuan
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

144 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C EKONOMI 145


Kurikulum mata pelajaran Ekonomi dirancang untuk mempersiapkan peserta Mengacu pada kompetensi Ekonomi di Sekolah Menengah Atas, kompetensi
didik memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan ekonomi sendiri yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini berorientasi pada
secara bertanggung jawab dengan memperhatikan dampak terhadap diri dan penguasan konsep ekonomi pada tataran mikro dan makro untuk tingkatan
lingkungannya. Peserta didik juga diharapkan memiliki kepekaan sosial yang tinggi V, dan kemampuan melakukan pencatatan keuangan pada perusahaan jasa
sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan sosial ekonomi di lingkungannya. dan dagang untuk tingkatan VI. Materi-materi pembelajaran Ekonomi secara
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang umum meliputi ekonomi mikro, ekonomi makro, perdagangan internasional,
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini pengenalan manajemen, dan akuntansi yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
sangat diperlukan. Secara khusus, tujuan pembelajaran mata pelajaran Ekonomi 1. Konsep ilmu ekonomi, memberikan pemahaman mengenai kebutuhan,
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. kelangkaan dan skala prioritaa, biaya peluang, pembagian ilmu ekonomi,
1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan prinsip dan motif ekonomi, permasalahan ekonomi, peran pelaku
masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di ekonomi, dan pasar dan struktur pasar.
lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara. 2. Lembaga jasa keuangan (bentuk dan layanan yang diberikan), sistem dan
2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang alat pembayaran, otoritas yang mengatur kebijakan moneter dan fiskal,
diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi. inflasi/deflasi, serta kebijakan moneter dan fiskal.
3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan 3. Ketenagakerjaan, pendapatan nasional, pembangunan dan pertumbuhan
memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, dan Ekonomi, APBN dan APBD.
manajemen yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, 4. Badan usaha, pengetahuan dan penerapan manajemen.
masyarakat, dan negara. 5. Teori perdagangan internasional, neraca perdagangan dan pembayaran,
4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial kerjasama internasional, dan hambatan perdagangan.
ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional 6. Akuntansi sebagai penyedia informasi keuangan, pencatatan akuntansi
maupun internasional. perusahaan jasa dan dagang.
5. Menerapkan ilmu ekonomi dalam kehidupan nyata yang mendorong D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum
produktivitas dan menghindari konsumerisme. pada Pendidikan Kesetaraan
C. Ruang Lingkup Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumber daya manusia, sumber daya kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini pendidikan kesetaraan.
sangat diperlukan. Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
Secara khusus, pembelajaran Ekonomi dirancang agar memberi kontribusi masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Mata pelajaran yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
Ekonomi di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi- equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
materi sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan

146 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C EKONOMI 147


alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
kualitas dan pengembangan pendidikan. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
3.1 Mendeskripsikan konsep ilmu 4.1 Menerapkan konsep ilmu
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat ekonomi, kelangkaan, dan biaya ekonomi dalam menghadapi
Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI) peluang. masalah kelangkaan dan biaya
peluang yang terjadi dalam
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum kehidupan sehari-hari.
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap 3.2 Menganalisis masalah ekonomi 4.2 Menyajikan hasil analisis masalah
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual dalam sistem ekonomi sosialis, ekonomi dalam suatu sistem
kapitalis, dan campuran. ekonomi sosialis, kapitalis, dan
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
campuran.
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta 3.3 Menganalisis peran Rumah 4.3 Menyajikan hasil analisis peran
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli Tangga Produsen, Konsumen, Rumah Tangga Produsen,
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif; Pemerintah, dan Masyarakat Luar Konsumen, Pemerintah,
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi Negeri berdasarkan teori perilaku dan Masyarakat Luar Negeri
produsen dan konsumen dalam berdasarkan teori perilaku
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
kegiatan ekonomi. produsen dan konsumen dalam
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut kegiatan ekonomi
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect 3.4 Mendeskripsikan terbentuknya 4.4 Menyajikan perubahan harga dan
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan keseimbangan pasar, elasƟsitas, kuanƟtas suatu barang terhadap
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, dan pasar persaingan sempurna keseimbangan pasar, dan
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. maupun Ɵdak sempurna elasƟsitas.
3.5 Mendeskripsikan peranan 4.5 Menyajikan hasil idenƟfikasi
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses lembaga jasa keuangan bank, kegiatan masyarakat setempat
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan nonbank, dan lembaga keuang- dalam memanfaatkan produk
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor an mikro di bawah pengawasan lembaga jasa keuangan yang ada
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi dalam perekonomian Indonesia.
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. 3.6 Mendeskripsikan peran bank 4.6 Menyajikan peran bank sentral
sentral sebagai salah satu otoritas sebagai salah satu otoritas
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
moneter, sistem pembayaran, moneter, sistem pembayaran,
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
dan alat pembayaran dalam dan alat pembayaran dalam
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
perekonomian Indonesia. perekonomian Indonesia.
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji 3.7 Mendeskripsikan konsep badan 4.7 Menyajikan peran, fungsi, dan
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
usaha menurut jenis kegiatan kegiatan badan usaha menurut
konseptual, prosedural, dan metakogniƟf terkait dengan pengembangan dari
berdasarkan rasa ingin tahunya dan kepemilikan modal dalam jenis kegiatan dan kepemilikan
yang dipelajarinya di sekolah secara
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, perekonomian Indonesia modal terhadap peningkatan
mandiri, berƟndak secara efekƟf dan
seni, budaya, dan humaniora dengan perekonomian masyarakat di
kreaƟf, serta mampu menggunakan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, sekitarnya.
metode sesuai kaidah keilmuan
kenegaraan, dan peradaban terkait 3.8 Mendeskripsikan peran koperasi 4.8 Menerapkan pengelolaan
penyebab fenomena dan kejadian, serta dalam perekonomian Indonesia. koperasi di lingkungan tempat
menerapkan pengetahuan prosedural Ɵnggal
pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

148 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C EKONOMI 149


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.9 Mendeskripsikan Ɵngkatan, 4.9 Menerapkan fungsi perencanaan, 3.18 Menganalisis konsep dan 4.18 Menyajikan hasil analisis
unsur, fungsi, dan bidang pengorganisasian, Ɵndakan, dan kebijakan perdagangan dampak kebijakan perdagangan
manajemen, pengawasan dalam mengelola internasional. internasional terhadap
kegiatan yang ada di masyarakat perekonomian nasional.
3.10 Menganalisis konsep dan metode 4.10 Menyajikan hasil penghitungan
penghitungan pendapatan pendapatan nasional melalui
nasional. konsep, pendekatan produksi, Tingkatan: VI (Setara Kelas XII)
pendekatan pengeluaran, dan
pendekatan penerimaan Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
3.11 Menganalisis konsep 4.11 Menyajikan hasil analisis mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
pertumbuhan ekonomi dan permasalahan pertumbuhan
pembangunan ekonomi serta dan pembangunan ekonomi sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
permasalahan dan cara meng- di daerahnya dan usulan cara yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
atasinya. mengatasinya. ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
3.12 Menganalisis permasalahan 4.12 Menyajikan hasil analisis
ketenagakerjaan dalam penyebab, dampak, dan cara didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
pembangunan ekonomi mengatasi permasalahan (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif;
ketenagakerjaan dalam sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
pembangunan ekonomi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
3.13 Memahami indeks harga dan 4.13 Menyajikan hasil idenƟfikasi
inflasi indeks harga dan inflasi di sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
daerahnya. dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
3.14 Menganalisis kebijakan mo- 4.14 Menyajikan hasil analisis dampak teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
neter dan fiskal dan dampaknya kebijakan moneter dan fiskal
terhadap perekonomian. terhadap perekonomian di dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
daerah. mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.15 Menganalisis fungsi, peran, dan 4.15 Menyajikan hasil analisis fungsi,
pengelolaan APBN dan APBD peran, dan pengelolaan APBN Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
dalam pembangunan ekonomi dan APBD dalam pembangunan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
ekonomi
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.16 Menganalisis perpajakan dalam 4.16 Menyajikan hasil analisis fungsi,
pembangunan ekonomi. dan peran perpajakan dalam dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
pembangunan ekonomi daerah. kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
3.17 Mendeskripsikan bentuk kerja 4.17 Menyajikan bentuk dan manfaat
sama ekonomi internasional kerja sama ekonomi interna-
sional dan pengaruhnya terhadap
perekonomian daerah.

150 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C EKONOMI 151


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
analisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan
prosedural, dan metakogniƟf pengembangan dari yang dipelajarinya
berdasarkan rasa ingintahunya di sekolah secara mandiri serta
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf,
seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan mampu menggunakan metode
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Mendeskripsikan konsep 4.1 Menyajikan konsep akuntansi
akuntansi sebagai sistem sebagai sistem informasi
informasi.
3.2 Mendeskripsikan konsep 4.2 Menyajikan persamaan dasar
persamaan dasar akuntansi dan akuntansi
mekanisme debit/kredit.
3.3 Memahami tahapan pencatatan 4.3 Membuat laporan keuangan
akuntansi melipuƟ jurnal, buku sebagai hasil tahapan pencatatan
besar, neraca saldo, kertas kerja akuntasi pada perusahaan jasa
dan laporan keuangan pada
perusahaan jasa
3.4 Memahami tahapan penutupan 4.4 Membuat jurnal penutup dan
pencatatan akuntansi pada neraca saldo setelah penutup
perusahaan jasa sebagai hasil tahapan penutupan
pencatatan akuntansi pada
perusahaan jasa
3.5 Memahami tahapan pencatatan 4.5 Membuat laporan keuangan
akuntasi, melipuƟ jurnal, buku sebagai hasil tahapan pencatatan
besar, neraca saldo, kertas kerja akuntasi pada perusahaan
dan laporan keuangan pada dagang
perusahaan dagang
3.6 Memahami tahapan penutupan 4.6 Membuat jurnal penutup dan
pencatatan akuntansi pada neraca saldo setelah penutup
perusahaan dagang sebagai hasil tahapan penutupan
pencatatan akuntansi pada
perusahaan dagang

152 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 153
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
A. Rasional untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Dalam konteks di atas, pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi sangat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah penting dalam upaya membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan didik sebagai komunikator dan pemikir (termasuk pemikir imajinatif ).
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga mengantar warga negara Indonesia
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional menjadi melek literasi dan informasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia di
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang sekolah merupakan pembinaan dan pengembangan sikap, pengetahuan, dan
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu keterampilan berkomunikasi yang diperlukan peserta didik dalam menempuh
pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional pendidikan, kehidupan di lingkungan sosial, dan menjalani dunia kerja.
tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal
Pembelajaran berbahasa Indonesia mencakup pembelajaran pengetahuan
keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi
tentang kaidah bahasa Indonesia dan cara penggunaannya secara efektif.
setiap warga negara.
Peserta didik belajar tentang fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana berinteraksi
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan secara efektif; membangun dan membina hubungan; mengungkapkan dan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan mempertukarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap berbahasa. Peserta
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap didik mampu berkomunikasi secara efektif, dengan kalimat yang tertata
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan dengan baik (termasuk ejaan dan tanda bacanya). Pemahaman tentang
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi bahasa, sebagai penghela pengetahuan dan wahana komunikasi, diharapkan
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dapat menjadikan peserta didik sebagai pengguna bahasa Indonesia yang
dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam komunikatif dan produktif, baik secara lisan maupun tulis.
pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam
Kemampuan membaca dan menulis sangat diperlukan untuk membangun
pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah pertama
sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai fenomena kehidupan yang mampu
dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang dihadapi,
menumbuhkan kehalusan budi, kesetiakawanan, dan sebagai bentuk upaya
menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan untuk
melestarikan budaya bangsa. Sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai fenomena
mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai sebab masih belum
kehidupan dengan sendirinya menuntut kecakapan personal (personal skills)
mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
yang berfokus pada kecakapan berpikir rasional yang mengedepankan
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab kecakapan menggali informasi dan menemukan informasi.
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
Pembelajaran literasi bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
dalam memahami, menafsirkan, dan menciptakan teks yang tepat, akurat,
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
154 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 155
fasih, dan penuh percaya diri selama belajar di sekolah dan untuk kehidupan 1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
di masyarakat. Pilihan teks mencakup teks media, teks sehari-hari, dan baik secara lisan maupun tulis.
teks dunia kerja. Rentangan bobot teks dari tingkatan 1 hingga tingkatan 2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
6 secara bertahap semakin kompleks dan semakin sulit, dari bahasa persatuan dan bahasa negara.
sehari- hari pengalaman pribadi hingga semakin abstrak, bahasa ragam 3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
teknis dan khusus, dan bahasa untuk kepentingan akademik. Peserta didik kreatif untuk berbagai tujuan.
dihadapkan pada bahasa untuk berbagai tujuan, audiens, dan konteks. 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
Peserta didik dipajankan pada beragam pengetahuan dan pendapat yang intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
disajikan dan dikembangkan dalam teks dan penyajian multimodal (lisan, 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
cetakan, dan konteks digital) yang mengakibatkan kompetensi memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
mendengarkan, memirsa, membaca, berbicara, menulis dan mencipta kemampuan berbahasa.
dikembangkan secara sistematis dan berperspektif masa depan. 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata budaya dan intelektual manusia.
pelajaran Bahasa Indonesia di Pendidikan Kesetaraan Paket C (Peminatan) C. Ruang Lingkup
setara Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara sangat diperlukan.
dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana Secara khusus, pembelajaran Bahasa Indonesia di Paket C setara sekolah
terdapat dalam pendidikan formal. menengah atas dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan
B. Tujuan peningkatan kualitas sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Bahasa
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, Indonesia di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai materi sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan
ekstrakurikuler. formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan
kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran.
Kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dalam bahasa Indonesia Mengacu pada kompetensi Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas,
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan pengembangan kompetensi Bahasa Indonesia diarahkan pada kemampuan
apresiasi terhadap hasil karya kesastrabahasa Indonesia, peserta didik dapat mendengarkan, berbicara, memirsa (melihat dari sudut pandang tertentu),
menguasai pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap membaca, dan menulis. Pengembangan kemampuan tersebut dilakukan
bahasa dan sastra Indonesia. Hal tersebut merupakan dasar bagi peserta didik melalui beragam jenis teks, baik lisan ataupun tulis, yang diwadahi oleh
untuk memahami dan merespons situasi lokal/daerah, nasional, dan global. suatu kegiatan/kepentingan komunikasi yang jelas. Teks yang dimaksud
hendaknya dipahami berdasarkan isi, struktur penyajian, serta kaidah (fitur)
Secara khusus, kurikulum bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik kebahasannya, baik itu berupa ragam kalimat dan pilihan katanya.
memiliki kemampuan sebagai berikut.
156 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 157
Lingkup materi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kesetaraan Paket C sesuatu yang bermakna bagi kehidupan. Kemampuan literasi tingkat tinggi
merupakan penjabaran tiga aspek: kebahasaan, kesastraan, dan literasi. Ruang memungkinkan mereka menggunakan bahasa untuk memenuhi beragam
lingkup kebahasaan mencakup pengenalan ragam bahasa, sebagai bagian dari kebutuhannya. Seorang yang cakap berliterasi (manusia literat) menggunakan
masyarakat Indonesia yang multilingual. Peserta didik perlu belajar bahasa kemampuan tersebut untuk kegiatan sehari-hari di sekolah, lingkungan
dalam beragam konteks komunikasi, baik yang dipengaruhi oleh latar belakang masyarakat, dan di dunia kerja.
sosial budaya maupun kepentingan komunikasinya. Idiolek, dialek, sosiolek,
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
ataupun logat gaya haruslah dihargai sebagai bagian dari kajian pembelajaran
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
bahasa. Aspek bahasa juga membelajarkan struktur dan kaidah kebahasaan dari
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
setiap teks. Peserta didik belajar organisasi dan ciri-ciri kebahasaan suatu teks
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
berdasarkan tujuannya--yang ternyata--memiliki beberapa keragaman: berupa
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
perbedaan di samping persamaan-persamaannya. Dengan cara demikian,
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
peserta didik diharapkan dapat mengenali suatu teks dengan mudah dan tepat
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
dan dapat mereproduksi dan mengkreasikannya secara benar dan menarik
pendidikan kesetaraan.
yang selanjutnya akan menjadi bekal keterampilan hidup peserta didik.
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
Ruang lingkup literasi dalam pengertian luas meliputi kemampuan peserta
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
didik di dalam memanfaatkan informasi dan pengetahuan melalui kegiatan
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
berbahasa, terutama membaca dan menulis. Kemampuan peserta didik
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
dalam berliterasi merupakan langkah awal dalam mencapai keberhasilan
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
pembelajaran. Salah satu indikasi keberhasilan pembelajaran ditandai dengan
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
semakin baiknya tingkat berliterasi peserta didik. Artinya, semakin baik tingkat
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
literasi peserta didik semakin baik pula tingkat daya serap mereka terhadap
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
informasi yang diperolehnya dalam proses pembelajaran. Para peserta didik
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
yang memiliki daya serap tinggi akan lebih mudah mengeksplorasi informasi
kualitas dan pengembangan pendidikan.
ataupun pengetahuan yang dimilikinya.
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
Kemampuan berliterasi tidak serta-merta dimiliki dalam diri setiap peserta
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat
didik. Kemampuan tersebut membutuhkan pembiasaan dan pembudayaan
yang terus-menerus melalui pengembangan kompetensi dasar (KD) yang Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
dijalani peserta didik pada setiap pertemuannya. Bentuknya dapat berupa Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
kegiatan membaca sebanyak-banyaknya buku perpustakaan, e-book, ataupun mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
laman-laman internet, berkenaan dengan KD yang mereka pelajari itu. sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
Mereka juga didorong untuk menulis resume, sinopsis, ataupun laporan buku yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
di samping lomba-lomba membaca dan menulis. Penyediaan pojok bacaan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
dan optimalisasi fungsi perpustakaan sekolah juga perlu dilakukan dalam didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
rangka peningkatan budaya literasi di lingkungan sekolah. Dengan proses (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
tersebut, peserta didik pada akhirnya terbiasa dalam memahami, mengkritisi, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
memproduksi, dan mengkreasikan beragam informasi untuk menjadi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri

158 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 159
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, 3.4 Menjelaskan proses morfologis 4.4 Menerapkan proses morfologis
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. (afiksasi, pemajemukan, (afiksasi, pemajemukan,
pengulangan, dan penyerapan) pengulangan, dan penyerapan)
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses dalam kalimat. dalam kalimat.
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan 3.5 MengidenƟfikasi jenis-jenis 4.5 Menggunakan jenis-jenis dan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor frasa dan konstruksi frasa dalam konstruksi frasa dalam kalimat
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kalimat. secara lisan dan tertulis.
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. 3.6 Membedakan jenis-jenis makna 4.6 Menggunakan jenis-jenis
(makna konotaƟf dan denotaƟf, makna (konotaƟf dan denotaƟf,
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR makna gramaƟkal dan leksikal, gramaƟkal dan leksikal, kias
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN makna kias dan lugas, makna dan lugas, referensial dan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN referensial dan makna nonreferensial, umum dan
nonreferensial, makna umum khusus, perubahan dan
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
dan khusus, perubahan dan pergeseran makna kata, serta
analisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan
pergeseran makna kata, serta hubungan makna kata dalam
konseptual, prosedural, berdasarkan ranah abstrak terkait dengan
rasa ingin tahunya tentang ilmu hubungan makna kata. teks lisan dan tulis.
pengembangan dari yang dipelajarinya
pengetahuan, teknologi, seni, di sekolah secara mandiri dan mampu 3.7 Menafsirkan sastra Melayu Klasik 4.7 Mengungkapkan kembali naskah
budaya, dan humaniora dengan (hikayat) lisan atau tulis. sastra Melayu Klasik (hikayat)
menggunakan metode sesuai dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, secara lisan atau tulis.
kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan.
fenomena dan kejadian, serta 3.8 Menganalisis puisi bertema 4.8 Menulis puisi bertema sosial,
menerapkan pengetahuan prosedural sosial, budaya, dan kemanusian budaya, dan kemanusiaan
pada bidang kajian yang spesifik dengan memperhaƟkan struktur dengan memperhaƟkan
sesuai dengan bakat dan minatnya fisik (Ɵpografi, diksi, imaji, strukturfisik (Ɵpografi, diksi,
untuk memecahkan masalah. kata konkret, bahasa figuraƟf, imaji, kata konkret, bahasa
3.1 Menafsirkan informasi dari suatu 4.1 Mengubah informasi dari bentuk verifikasi: rima, ritme, dan figuraƟf, verifikasi: rima, ritme,
tabel dan atau grafik dengan tabel dan atau grafik ke dalam metrum) dan struktur baƟn dan metrum) dan struktur baƟn
membaca intensif. bentuk uraian secara lisan atau puisi (tema, feeling, nada, dan puisi (tema, feeling, nada, dan
tertulis. amanat). amanat.
3.2 Menjelaskan informasi teks 4.2 Menulis teks naraƟf objekƟf 3.9 MengidenƟfikasi pendapat 4.9 Berdebat dengan tema ilmu
naraƟf objekƟf tentang riwayat tentang riwayat tokoh (sastra dan narasumber dalam suatu debat pengetahuan, teknologi, seni,
tokoh (sastra dan bahasa) bahasa) dengan memperhaƟkan yang bertema ilmu pengetahuan, budaya, dan atau humaniora
dengan memperhaƟkan hal- hal-hal yang menarik dan patut teknologi, seni, budaya, dan atau atau tema lain yang relevan.
hal yang menarik dan perlu diteladani . humaniora.
diteladani. 3.10 Menganalisis isi makalah 4.10 Menyajikan makalah bertema
3.3 Menerangkan informasi tentang 4.3 Menggunakan berbagai kategori bertema ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi,
kategori kata dalam teks. kata dalam kalimat secara lisan teknologi, seni, budaya, dan seni, budaya, dan humaniora
atau tertulis dalam teks. humaniora yang dipresentasikan. hasil pengamatan (peneliƟan)
secara lisan dan tertulis.

160 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 161
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
PENGETAHUAN KETERAMPILAN (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
3.11 Menganalisis berbagai jenis 4.11 Menyajikan laporan hasil analisis sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
klausa dalam teks ilmiah bertema jenis-jenis klausa dalam teks
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
pendidikan, lingkungan hidup, ilmiah bertema pendidikan,
sosial, dan atau budaya atau lingkungan hidup, sosial, dan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
tema lain yang relevan. atau budaya secara lisan dan dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
tertulis.
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
3.12 MengidenƟfikasi berbagai jenis 4.12 Meringkas isi novel dengan
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
kalimat (akƟf dan pasif, transiƟf menggunakan berbagai jenis
dan intransiƟf, verbal dan kalimat (akƟf dan pasif, transiƟf mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
nominal, tunggal dan majemuk, dan intransiƟf, verbal dan
mayor dan minor, langsung dan nominal, tunggal dan majemuk, Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Ɵdak langsung, versi dan inversi) mayor dan minor, langsung dan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
dalam novel. Ɵdak langsung, versi dan inversi). keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.13 MengidenƟfikasi berbagai genre 4.13 Menyajikan hasil idenƟfikasi dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
sastra berdasarkan periodisasi berbagai genre sastra
sastra Indonesia dari berbagai berdasarkan periodisasi sastra kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
sumber. Indonesia secara lisan dan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
tertulis
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.14 Menganalisis nilai-nilai (budaya, 4.14 Menyajikan hasil analisis
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
sosial, moral, agama, dan perbandingan nilai-nilai (budaya,
pendidikan) dalam satu atau sosial, moral, agama, dan 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
lebih cerita pendek pendidikan) dalam satu atau menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
lebih cerita pendek secara lisan konseptual, procedural, berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan
rasa ingin tahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di sekolah
dan tertulis
pengetahuan, teknologi, seni, secara mandiri dan mempu
3.15 Menganalisis nilai-nilai (budaya, 4.15 Mengungkapkan nilai-nilai budaya, dan humaniora dengan
menggunakan metode sesuai dengan
sosial, moral, agama, dan (budaya, sosial, moral, agama, wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan.
pendidikan) dalam novel. dan pendidikan) dalam novel
secara lisan dan tertulis. fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural
3.16 Mengevaluasi pementasan 4.16 Mementaskan naskah drama pada bidang kajian yang spesifik
drama (langsung atau hasil yang berkaitan dengan sesuai dengan bakat dan minatnya
rekaman). kehidupan sehari-hari. untuk memecahkan masalah.
3.1 Merumuskan berbagai pendapat 4.1 Mempresentasikan makalah
dalam kegiatan seminar dan rumusan berbagai pendapat
Tingkatan VI Setara Kelas XII atau diskusi panel tentang ilmu tentang ilmu pengetahuan,
pengetahuan, teknologi, seni, teknologi, seni, budaya, dan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum budaya, dan humaniora atau humaniora atau tema-tema lain
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap tema-tema lain yang relevan. yang relevan dalam seminar dan
atau diskusi panel.
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan

162 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 163
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 MengidenƟfikasi informasi dalam 4.2 Menyusun laporan pelaksanaan
laporan pelaksanaan kegiatan kegiatan sekolah atau lingkungan
sekolah atau lingkungan tempat tempat Ɵnggal.
Ɵnggal.
3.3 Menganalisis kohesi dan 4.3 Menyusun arƟkel ilmiah dengan
koherensi dalam arƟkel ilmiah. memperhaƟkan kohesi dan
koherensi.
3.4 Mengulas isi dan unsur 4.4 Menyajikan ulasan isi dan unsur
kebahasaan sebuah novel. kebahasaan sebuah novel dalam
kegiatan bedah buku secara lisan
dan tertulis.
3.5 MengidenƟfikasi kalimat dalam 4.5 Menyajikan sebuah teks dengan
berbagai ragam bahasa dalam berbagai ragam bahasa baik
teks lisan dan tulis. secara lisan maupun tulis.
3.6 Menganalisis unsur fisik dan 4.6 Mengalihwahanakan puisi
baƟn puisi terjemahan. terjemahan ke dalam bentuk
prosa.
3.7 Menelaah naskah sastra Melayu 4.7 Mengalihaksarakan teks sastra
Klasik beraksara Arab-Melayu. Melayu klasik beraksara Arab-
Melayu ke dalam aksara LaƟn.
3.8 MengidenƟfikasi isi dan unsur 4.8 Menulis laporan tentang isi dan
sebuah buku nonfiksi. unsur sebuah buku nonfiksi.

164 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 165
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Inggris pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
A. Rasional untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Adapun, Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang berperan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah penting bagi pengembangan wawasan dan daya saing generasi muda ditingkat
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan internasional. Dengan kemampuan bahasa Inggris, peserta didik diharapkan dapat
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada mengembangkan wawasannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional budaya yang berkembang di negara lain diseluruh dunia. Sebaliknya, peserta didik
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang juga dapat mulai belajar mengomunikasikan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu dan budaya yang berkembang di Indonesia ke berbagai bangsa dan negara lain.
pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional
Bahasa Inggris juga memungkinkan siswa mulai mengenal nilai-nilai luhur
tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal
dan karakter positif yang berkembang di berbagai bangsa, belajar menghargai,
keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi
dan bahkan berupaya menirunya. Tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa
setiap warga negara.
Inggris juga memungkinkan masuknya berbagai hal negatif ke bangsa ini.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan Namun dengan siswa belajar teks yang melibatkan berbagai konteks budaya
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan konteks situasi, siswa diharapkan mampu meningkatkan kemampuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap berpikir kritis sehingga mereka dapat menilai, memilih, dan membuat
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan keputusan yang tepat dalam menanggapi berbagai informasi dalam berbagai
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi situasi. Mereka diharapkan mampu mempertimbangkan manfaat serta
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi kerugian dari setiap tindakan yang dilakukan dalam mengatasi masalah dalam
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. setiap situasi. Penguasaan bahasa Inggris juga diharapkan menjadi kunci
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk untuk belajar memperoleh wawasan seluas-luasnya tentang cara mengatasi
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai berbagai masalah yang dihadapi siswa.
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
Konsep ‘genre’ pada Bahasa Inggris dipandang sangat tepat jika digunakan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
sebagai dasar dalam merumuskan kompetensi yang hendak dicapai oleh
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
peserta didik, karena dapat mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab Genre merupakan bagaimana sebuah teks lisan, tulis, visual, diorganisasikan
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara untuk mencapai tujuan sosialnya. Genre merupakan praktik sosial yang
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan beroperasi pada tataran budaya, dan disebut konteks budaya. Tujuan sosial
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum dari tindakan komunikasi membentuk jenis teks.
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

166 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 167
Pencapaian kompetensi tersebut perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran Berikut ruang lingkup kompetensi dan materi Bahasa dan Sastra Inggris.
mata pelajaran Bahasa Inggris di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara KOMPETENSI RUANG LINGKUP MATERI
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih Tingkatan V Setara Kelas X dan XI • Teks-teks: iklan, recount, naraƟf,
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan • Mensyukuri nikmat belajar Bahasa proverb, riddle, lagu, brosur, leaflet,
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain Inggris sebagai alat komunikasi untuk banner, pamphlet, factual report,
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan lingkup internasional biografi, eksposisi hortatory, puisi,
• Menunjukkan perilaku yang berterima diskusi dan reviuw dalam wacana
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dalam lingkungan personal, sosial interpersonal, transaksional, dan
dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan budaya, dan akademik; fungsional pada tataran literasi
mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat • MengidenƟfikasi fungsi sosial, struktur informasional
dalam pendidikan formal. teks dan unsur kebahasaan dari teks • Struktur teks interpersonal,
agak panjang dalam kehidupan dan transaksional, dan fungsional
B. Tujuan kegiatan peserta didik sehari-hari • Keterampilan mendengarkan,
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu • Komunikasi interpersonal, berbicara, membaca, dan menulis
transaksional, dan fungsional tentang teks interpersonal, transaksional, dan
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, yang dicapai dicapai diri sendiri, keluarga, orang lain, dan fungsional yang tercakup
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. objek kongkrit dan imajinaƟf, yang • Unsur-unsur kebahasaan
Tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris di Paket B dan Paket C adalah terdekat dengan kehidupan dan • Frasa kompleks
sama yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kegiatan peserta didik sehari-hari • Modalitas: alternaƟf pembeda lebih
di rumah, satuan pendidikan, dan samar satu dengan yang lainnya
kompetensi komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional, dan masyarakat, serta terkait dengan mata
fungsional. Kompetensi ini dikembangkan melalui pembelajaran yang pelajaran lain
membimbing peserta didik untuk dapat menggunakan berbagai teks berbahasa • Menyusun teks lisan dan tulis, agak
Inggris lisan dan tulis, secara runtut dengan menggunakan unsur kebahasaan panjang dengan menggunakan
yang akurat dan berterima, tentang berbagai pengetahuan faktual, konseptual, struktur teks dan unsur kebahasaan
secara akurat dan berterima
prosedural, dan metakognitif serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter • MenyunƟng teks tulis, agak panjang
bangsa, dalam konteks kehidupan di lingkungan rumah, satuan pendidikan, dan dengan menggunakan struktur teks
masyarakat. dan unsur kebahasaan
• Menggunakan unsur kebahasaan
Perbedaannya adalah pada cakupan jenis teks dan tingkat kompleksitas teks secara akurat, berterima, dan lancar
yang hendak dicapai. Mata pelajaran Bahasa Inggris untuk jenjang secara spontan
pendidikan Paket B bertujuan mengenalkan teks-teks pendek dan sederhana Tingkatan VI Setara Kelas XII
• Mensyukuri nikmat belajar Bahasa
yang menjadi dasar untuk mempelajari teks-teks yang lebih panjang dan
Inggris sebagai alat komunikasi untuk
lebih kompleks di Paket C. Hanya saja pada paket B dan C kegiatan dan lingkup internasional
materi yang ada pada Kompetensi Dasar (KD) lebih dikontekstualisasikan • Menunjukkan perilaku yang berterima
dengan kebutuhan peserta didik dan karakterisitik layanannya. dalam lingkungan personal, sosial
budaya, akademik, dan profesi;
C. Ruang Lingkup • MengidenƟfikasi fungsi sosial, struktur
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga teks dan unsur kebahasaan dari teks,
perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan agak panjang dalam kehidupan dan
kegiatan peserta didik sehari-hari
perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kemandirian
warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggungjawab
pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.

168 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 169
KOMPETENSI RUANG LINGKUP MATERI Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
• Komunikasi interpersonal, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
transaksional, dan fungsional tentang
diri sendiri, keluarga, orang lain, dan Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
objek kongkrit dan imajinaƟf, yang
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
terdekat dengan kehidupan dan
kegiatan peserta didik sehari-hari mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
di rumah, satuan pendidikan, dan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
masyarakat, serta terkait dengan mata yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
pelajaran lain dan dunia kerja
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
• Menyusun teks lisan dan tulis, agak
panjang dengan menggunakan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
struktur teks dan unsur kebahasaan (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
secara akurat dan berterima sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
• MenyunƟng teks tulis, agak panjang
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
dengan menggunakan struktur teks
dan unsur kebahasaan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
• Menggunakan unsur kebahasaan dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
secara akurat, berterima, dan lancar teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
secara spontan
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Kurikulum pada Kesetaraan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pendidikan kesetaraan. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah
prosedural berdasarkan rasa ingin abstrak terkait dengan pengembangan
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau tahunya tentang ilmu pengetahuan, dari yang dipelajarinya di satuan
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan teknologi, seni, budaya, dan humaniora pendidikan secara mandiri, dan
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan dengan wawasan kemanusiaan, mampu menggunakan metode sesuai
kebangsaan, kenegaraan, dan kaidah keilmuansatuan pendidikan.
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan peradaban terkait penyebab fenomena
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
kualitas dan pengembangan pendidikan.

170 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 171
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Membedakan fungsi sosial, 4.1 Menangkap makna secara 3.5 Membedakan fungsi sosial, 4.5 Teks recount dalam bentuk
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi struktur teks, dan unsur biografi
kebahasaan beberapa teks khusus sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks recount lisan dan 4.5.1 Menangkap makna secara
dalam bentuk formulir isian kebahasaan teks khusus dalam tulis dalam bentuk biografi terkait kontekstual terkait fungsi
yang digunakan di perusahaan/ bentuk formulir isian yang tokoh terkenal, sesuai dengan sosial, struktur teks, dan unsur
bank/instansi lain sesuai konteks digunakan di perusahaan/ bank/ konteks penggunaannya. kebahasaan teks recount lisan
penggunaannya. instansi lain, terkait jaƟ diri dan dan tulis, dalam bentuk biografi
informasi yang relevan. terkait tokoh terkenal.
3.2 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.2 Menyusun teks interaksi 4.5.2 Menyusun teks recount lisan
teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis dan tulis, dalam bentuk biografi,
interaksi transaksional lisan dan yang melibatkan Ɵndakan terkait tokoh terkenal dengan
tulis dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi memperhaƟkan fungsi sosial,
informasi terkait keharusan terkait keharusan melakukan struktur teks, dan unsur kebahasaan,
melakukan suatu Ɵndakan/ suatu Ɵndakan/kegiatan pada secara benar dan sesuai konteks.
terkait kegiatan pada waktu yang waktu yang akan datang, 3.6 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.6 Menyusun teks interaksi
akan datang, saat ini, atauwaktu saat ini, atau waktu lampau, teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis yang
lampau, sesuai dengan konteks dengan memperhaƟkan fungsi interaksi transaksional lisan dan melibatkan Ɵndakan memberi
penggunaannya. (PerhaƟkan unsur sosial, struktur teks, dan unsur tulis dalam memberi dan meminta dan meminta informasi terkait
kebahasaan should+(simple), kebahasaan yang benar dan informasi terkait kecukupan untuk kecukupan untuk dapat/Ɵdak
should+(conƟnuous), sesuai konteks. dapat/Ɵdak dapat melakukan/ dapat melakukan/menjadi
should+(perfect)). menjadi sesuatu, sesuai dengan sesuatu, dengan memperhaƟkan
3.3 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.3 Menyusun teks interaksi konteks penggunaannya. fungsi sosial, struktur teks, dan
teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis (PerhaƟkan unsur kebahasaan too unsur kebahasaan yang benar
teks interaksi transaksional lisan yang melibatkan Ɵndakan ... to ..., ... enough to...) dan sesuai konteks.
dan tulis dalam memberi dan memberi dan meminta informasi 3.7 Membedakan fungsi sosial, 4.7 Iklan kegiatan (event)
meminta informasi terkait terkait Ɵndakan/ kegiatan/ struktur teks, dan unsur 4.7.1 Menangkap makna secara
Ɵndakan/ kegiatan/kejadian kejadian yang akan, sedang, kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi
yang akan, sedang, dan telah dan telah dilakukan/ terjadi di khusus dalam bentuk iklan terkait sosial, struktur teks dan unsur
dilakukan/ terjadi di waktu yang waktu yang akan datang, kegiatan (event), sesuai dengan kebahasaan teks khusus dalam
akan datang, sesui dengankonteks dengan memperhaƟkan fungsi konteks penggunaannya. bentuk iklan kegiatan (event).
penggunaannya(PerhaƟkan sosial, struktur teks, dan unsur 4.7.2 Menyusun teks khusus dalam
unsur kebahasaan will+(simple), kebahasaan yang benar dan bentuk iklan kegiatan (event), lisan
will+(conƟnuous), will+(perfect)). sesuai konteks. dan tulis, dengan memperhaƟkan
3.4 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.4 Menyusun teks interaksi fungsi sosial, struktur teks, dan
teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis yang unsur kebahasaan secara benar
teks interaksi transaksional lisan melibatkan Ɵndakan memberi dan sesuai konteks.
dan tulis dalam memberi dan dan meminta informasi yang 3.8 Membedakan fungsi sosial, 4.8 Teks report
meminta informasi terkait mengandung hubungan setara struktur teks, dan unsur 4.8.1 Menangkap makna secara
hubungan setara antara dua antara dua benda/Ɵndakan, kebahasaan beberapa teks report kontekstual terkait fungsi
benda/ Ɵndakan, sesuai dengan dengan memperhaƟkan fungsi lisan dan tulis terkait teknologi sosial, struktur teks, dan unsur
konteks penggunaannya. sosial, struktur teks, dan unsur dalam matapelajaran lain di kebahasaan teks report lisan
(PerhaƟkan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan Kelas X sesuai dengan konteks dan tulis, terkait teknologi yang
both... and; not only ... but also; sesuai konteks. penggunaannya. tercakup dalam mata pelajaran
either ...or; neither ... nor). lain di Kelas X.

172 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 173
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
4.8.2 Menyusun teks report lisan 3.13 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.13 Menyusun teks interaksi
dan tulis, terkait teknologi teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis yang
yang tercakup dalam mata interaksi transaksional lisan dan melibatkan Ɵndakan memberi dan
pelajaran lain di Kelas X, tulis dalam memberi dan meminta meminta informasi terkait rencana
dengan memperhaƟkan fungsi informasi terkait rencana yang yang akan datang dengan kondisi
sosial, struktur teks, dan unsur akan datang dengan kondisi tertentu dengan memperhaƟkan
kebahasaan, secara benar dan tertentu, sesuai dengan konteks fungsi sosial, struktur teks, dan
sesuai konteks. penggunaannya. (PerhaƟkan unsur unsur kebahasaan yang benar dan
3.9 Menafsirkan fungsi sosial, struktur 4.9 Menangkap makna secara kebahasaan if dalam present tense). sesuai konteks.
teks, dan unsur kebahasaan teks kontekstual terkait fungsi 3.14 Menafsirkan fungsi sosial, struktur 4.14 Menangkap makna secara
khusus dalam bentuk proverb sosial, struktur teks, dan unsur teks, dan unsur kebahasaan teks kontekstual terkait fungsi
dan riddle, terkait kehidupan di kebahasaan teks khusus dalam khusus dalam bentuk poem, lisan sosial, struktur teks, dan unsur
lingkungannya sesuai dengan bentuk proverb dan riddle terkait dan tulis, sesuai dengan konteks kebahasaan teks khusus dalam
konteks penggunaannya. kehidupan di lingkungannya. penggunaannya. bentuk poem.
3.10 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.10 Menangkap makna secara 3.15 Membedakan fungsi sosial, 4.15. Menangkap makna secara
unsur kebahasaan lirik lagu. kontekstual terkait fungsi sosial struktur teks, dan unsur kontekstual terkait dengan fungsi
dan unsur kebahasaan lirik lagu. kebahasaan teks naraƟf lisan dan sosial, struktur teks, dan unsur
3.11 Menerapkan fungsi sosial, 4.11 Menyusun teks interaksi tulis terkait cerita pendek, sesuai kebahasaan teks naraƟf, lisan dan
struktur teks, dan unsur interpersonallisan dan dengan konteks penggunaannya. tulis, terkait cerita pendek.
kebahasaan teks interaksi tulisyang melibatkan 3.16 Menerapkan fungsi sosial, 4.16 Menyusun teks interaksi
interpersonal lisan dan tulis Ɵndakan menyarankan struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis yang
dalam dalam menyarankan untuk untuk melakukan atau Ɵdak kebahasaan teks interaksi melibatkan Ɵndakan memberi dan
melakukan atau Ɵdak melakukan melakukan sesuatu dengan transaksional lisan dan tulis meminta informasi melalui telepon
sesuatu dengan penjelasan, dan penjelasan,dan meresponnya dalam memberi dan meminta terkait acara, tawaran, janji dan
meresponsnya, sesuai dengan dengan memperhaƟkan fungsi informasi melalui telepon reservasi dengan memperhaƟkan
konteks penggunaannya. sosial, struktur teks,dan unsur terkait acara, tawaran, janji dan fungsi sosial, struktur teks, dan
kebahasaan yang benar dan reservasi, sesuai dengan konteks unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks. penggunaannya. sesuai konteks.
3.12 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.12 Menyusun teks interaksi 3.17 Membedakan fungsi sosial, 4.17 Brosur, leaflet, banner, dan
teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis yang struktur teks, dan unsur pamflet
teks interaksi transaksional lisan melibatkan Ɵndakan memberi kebahasaan teks khusus dalam 4.17.1 Menangkap makna secara
dan tulis dalam memberi dan dan meminta informasi terkait bentuk brosur, leaflet, banner, kontekstual terkait fungsi
meminta informasi terkait Ɵndakan/kegiatan/ kejadian dan pamflet, terkait promosi sosial, struktur teks, dan
Ɵndakan/ kegiatan/kejadian yang yang sudah/telah dilakukan/ barang/jasa/kegiatan sesuai unsur kebahasaan brosur,
sudah/telah dilakukan/terjadi terjadi dikaitkan dengan satu ƟƟk dengan konteks penggunaannya. leaflet, banner, dan pamflet
dikaitkan dengan satu ƟƟk waktu waktu di waktu lampau, saat ini, terkait promosi
di waktu lampau, saat ini, dan dan waktu yang akan datang, 4.17.2 barang/jasa/kegiatan.
Menyusun teks khusus brosur,
waktu yang akan datang, sesuai dengan memperhaƟkan fungsi leaflet, banner, dan pamflet
dengan konteks penggunaannya. sosial, struktur teks, dan unsur terkait promosi barang/jasa/
(PerhaƟkan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan kegiatan dengan memper-
past perfect, present perfect, sesuai konteks. haƟkan fungsi sosial, struktur
future perfect). teks, dan unsur kebahasaan,
secara benar dan sesuai konteks.

174 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 175
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.18 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.18 Menyusun teks interaksi transak-
teks, dan unsur kebahasaan teks sional lisan dan tulis yang melibat-
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
interaksi transaksional lisan dan kan Ɵndakan memberi dan memin- kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
tulis dalam memberi dan meminta ta informasi terkait pemberian
informasi terkait pemberian contoh, dengan memperhaƟkan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
contoh, sesuai dengan konteks fungsi sosial, struktur teks, dan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
penggunaannya. (PerhaƟkan unsur unsur kebahasaan yang benar dan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
kebahasaan for example, such as). sesuai konteks. 3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyajidalam
3.19 Membedakan fungsi sosial, 4.19 Teks hortatory exposiƟon analisis pengetahuan faktual, ranah konkret dan ranah abstrak
struktur teks, dan unsur 4.19.1 Menangkap makna secara konseptual, prosedural berdasarkan terkait dengan pengembangan dari
kebahasaan teks hortatory kontekstual terkait fungsi rasa ingin tahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di satuan
exposiƟon lisan dan tulis terkait sosial, struktur teks, dan pengetahuan, teknologi, seni, pendidikan secara mandiri, dan
pandangan/pendapat mengenai unsur kebahasaan teks budaya, dan humaniora dengan
mampu menggunakan metode sesuai
topik yang hangat dibicarakan hortatory exposiƟon lisan dan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
umum, argumentasi pendukung, tulis, terkait isu aktual. kaidah keilmuan
kenegaraan, dan peradaban terkait
serta saran, sesuai dengan 4.19.2 Menyusun teks hortatory expo- penyebab fenomena dan kejadian,
konteks penggunaannya. siƟon lisan dan tulis, terkait isu serta menerapkan pengetahuan
aktual dengan memperhaƟkan prosedural pada bidang kajian yang
fungsi sosial, struktur teks, dan spesifik sesuai dengan bakat dan
unsur kebahasaan, secara benar minatnya untuk memecahkan masalah
dan sesuai konteks. 3.1 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.1 Menyusun teks interaksi
3.20 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.20 Menangkap makna secara konteks- teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulisyang
unsur kebahasaan lirik lagu. tual terkait dengan fungsi sosial dan teks interaksi transaksional lisan melibatkan Ɵndakanmemberi
unsur kebahasaan lirik lagu. dan tulis dalam memberi dan dan memintainformasi terkait
Tingkatan VI Setara Kelas XII meminta informasi terkait hubungan sebab akibat dengan
hubungan sebab akibat, sesuai memperhaƟkan fungsisosial,
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum dengan konteks penggunaannya. struktur teks,dan unsur
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap (PerhaƟkan unsur kebahasaan kebahasaan yang benardan sesuai
such ... that; so ... that) konteks
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
3.2 Menerapkan fungsi sosial, 4.2 Menyusun teks interaksi
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta kebahasaan teks interaksi yang melibatkan Ɵndakan
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta informasi
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dalam memberi dan meminta terkait benda dengan pewatas
informasi terkait benda dengan berupa sifat dan jenis, dengan
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi pewatas berupa sifat dan memperhaƟkan fungsi sosial,
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri jenis, sesuai dengan konteks struktur teks, dan unsur
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut penggunaannya. (PerhaƟkan kebahasaan yang benar dan
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect unsur kebahasaan preposiƟonal sesuai konteks
phrase, adjecƟve clause: finite
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan non-finite)
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

176 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 177
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Menerapkan fungsi sosial, 4.3 Menyusun teks interaksi 3.6 Membedakan fungsi sosial, 4.6 Teks pembahasan
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis yang struktur teks, dan unsur ilmiah(discussion)
kebahasaan teks interaksi melibatkan Ɵndakan memberi kebahasaan teks pembahasan 4.6.1 Menangkap makna secara
transaksional lisan dan tulis dan meminta informasi terkait ilmiah (discussion) lisan dan kontekstual terkait fungsi
dalam memberi dan meminta keterangan (circumstance), tulis terkait pembahasan isu sosial, struktur teks,
informasi terkait keterangan dengan memperhaƟkan fungsi kontrovesial dan aktual dari dan unsur kebahasaan teks
(circumstance), sesuai dengan sosial, struktur teks, dan unsur beberapa (minimal dua) sudut pembahasan ilmiah
konteks penggunaannya. kebahasaan yang benar dan pandang, sesuai dengan konteks (discussion) lisan dan tulis,
(PerhaƟkan unsur kebahasaan sesuai konteks penggunaannya terkait isu kontroversial dan
klausa finite atau klausa non- aktual
finite) 4.6.2 Menyusun pembahasan
3.4 Menerapkan fungsi sosial, 4.4 Menyusun teks interaksi ilmiah (discussion) lisan dan
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis tulis, terkait isu kontroversial
kebahasaan teks interaksi yang melibatkan Ɵndakan dan aktual, dengan
transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta informasi memperhaƟkan fungsi sosial,
dalam memberi dan meminta terkait pengandaian terjadinya/ struktur teks, dan unsur
informasi terkait pengandaian dilakukannya sesuatu yang kebahasaan secara benar dan
terjadinya/dilakukannya sesuatu Ɵdak nyata pada saat ini dan sesuai konteks
yang Ɵdak nyata pada saat ini pada waktu lampau, dengan 3.7 Menerapkan fungsi sosial, 4.7 Menyusun teks interaksi
dan pada waktu lampau, sesuai memperhaƟkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis yang
dengan konteks penggunaannya. struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi melibatkan Ɵndakan memberi
(PerhaƟkan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan transaksional lisan dan tulis dan meminta informasi terkait
condiƟonal: past dan past perfect) sesuai konteks dalam memberi dan meminta konsesi, dengan memperhaƟkan
3.5 Menerapkan fungsi sosial, 4.5. Menyusun teks interaksi informasi terkait konsesi, sesuai fungsi sosial, struktur teks, dan
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis dengan konteks penggunaannya. unsur kebahasaan yang benar
kebahasaan teks interaksi yang melibatkan Ɵndakan (PerhaƟkan unsur kebahasaan dan sesuai konteks
transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta even though, although)
dalam memberi dan meminta informasi terkait hubungan 3.8 Membedakan fungsi sosial, 4.8 Menangkap makna secara
informasi terkait hubungan pertentangan dan kebalikan, struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
pertentangan dan kebalikan, dengan memperhaƟkan fungsi kebahasaan beberapa teks ulasan sosial, struktur teks, dan unsur
sesuai dengan konteks sosial, struktur teks, dan unsur (review) lisan dan tulis terkait kebahasaan teks ulasan (review),
penggunaannya. (PerhaƟkan kebahasaan yang benar dan film/buku/cerita, sesuai dengan lisan dan tulis, terkait film/buku/
unsur kebahasaan even if ..., sesuai konteks konteks penggunaannya cerita
unless ..., however, on the other 3.9 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.9 Menangkap makna secara
hand, in contrast, nevertheless) unsur kebahasaan lirik lagu kontekstual terkait fungsi sosial
dan unsur kebahasaan lirik lagu

178 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 179
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab tantangan
tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara dengan
pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan kesetaraan
setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulumpendidikan
kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi kurikulum

180 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA ARAB 181


pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkuppengetahuan, B. Tujuan
keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, tantangan, Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraanberorientasi yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, sumberdaya ekstrakurikuler.
alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan Pembelajaran bahasa Arab pada pendidikan kesetaraan memiliki tujuan
teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi komunikatif
ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional. Kompetensi ini
sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. mengarahkan peserta didik melalui berbagai bentuk teks berbahasa Arab lisan
Dengan demikian program paket C mata pelajaran bahasa Arab, pada dan tulis, secara runtut dengan unsur kebahasaan yang akurat dan berterima,
tingkatan V setara kelas X dan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII penting tentang berbagai pengetahuan faktual dan prosedural, serta menanamkan
diarahkan pada pembentukan kompetensi untuk melaksanakan fungsi sosial. nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan di lingkungan
Kompetensi ini dicapai dengan menggunakan teks yang memiliki struktur rumah, sekolah, dan masyarakat. Peserta didik dituntut dapat melakukan
dan unsur kebahasaan yang tepat dan benar sesuai dengan tujuan dan konteks berbagai kegiatan pembelajaran yang produktif, kreatif dan inovatif yang
komunikatif dalam berbahasa Arab. sejalan dengan kegiatan sainstifik.
Selain perubahan pada rumusan kompetensi, dalam implementasi Kurikulum Setelah mempelajari Bahasa Arab, peserta didik diharapkan mampu menggunakan
2013 pada pendidikan kesetaraan juga memastikan bahwa proses pembelajaran beragam fungsi sosial kebahasaan untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulis
terpusat pada peserta didik. Pembelajaran tidak terfokus hanya pada pengetahuan dalam berbagai situasi dan topik dengan menggunakan bahasa Arab sederhana.
konseptual, tidak berbasis hanya pada buku teks, dan tidak hanya menggunakan Kompetensi yang harus dicapai mencakup pengetahuan dan keterampilan
bahasa tulis. Keempat kecenderungan arah implementasi kurikulum tersebut, berbahasa. Pengetahuan yang harus dimiliki adalah tentang unsur-unsur penunjang
telah menghasilkan prosedur belajar yang paling lazim diterapkan selama ini, kebahasaan yaitu fonetik/pelafalan, kosakata, struktur gramatikabahasa Arabdan
yaitu diawali dengan memahami penjelasan pendidik tentang aturan dan konsep pengetahuan lintas budaya. Sedangkan empat keterampilan berbahasa yang
yang terdapat dalam buku teks.Kemudian diikuti latihan penerapan konsepsecara diajarkan meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
tertulis. Sebagai gantinya Kurikulum 2013 pada pendidikan kesetaraan C. Ruang Lingkup
menerapkan pendekatan Competency Based Learning, Contextual Based Learning, Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
Problem Based Learning, dan/atau Experimental Learning, yang lebih sesuai dengan sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
proses belajar manusia secara alami di dunia nyata dan di pendidikan nonformal. alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
mata pelajaran Bahasa Arab di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih sangat diperlukan.
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta Ruang lingkup pembelajaran bahasa Arab untuk tingkatan V setara kelas X dan
meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII di pendidikan kesetaraan sebagaimana
pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap tertera pada tujuan pembelajaran adalah mencakup aspek pengetahuan
dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kebahasaan dan aspek keterampilan berbahasa, dengan memperhatikan hal-
kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar hal sebagai berikut:
kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.

182 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA ARAB 183


1. Unsur pengetahuan kebahasaan maupun keterampilan berbahasa yang (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
bermanfaat dalam kehidupan nyata (aplikatif ) yang terlihat dari teks yang sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
terkait dengan fungsi sosial berbahasa. secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
2. Unsur penunjang kebahasaan dan keterampilan yang dipelajari berada sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dalam konteks kompetensi komunikatif yang diterapkan dalam hubungan dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
fungsional interpersonal antara siswa/peserta didik dengan pendidik, teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
teman, dan orang di sekitarnya. dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
3. Unsur kebahasaan dan keterampilan tertuang dalam wacana-wacana mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
transaksional baik berbentuk lisan maupun tulis. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam
pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan pengembangan
dan metakogniƟf berdasarkan dari yang dipelajarinya di sekolah
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan rasa ingin tahunya tentang ilmu secara mandiri, berƟndak secara
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan pengetahuan, teknologi, seni,
efekƟf dan kreaƟf, serta mampu
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, menggunakan metoda sesuai kaidah
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan.
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan penyebab fenomena dan kejadian,
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
kualitas dan pengembangan pendidikan. yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, masalah.
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
Tingkatan V Setara Kelas X dan XI 3.1 Mendemonstrasikan Ɵndak tutur 4.1 Menggunakan ungkapan salam,
menyapa (salam, menanyakan menanyakan keadaan,
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum keadaan), memperke-nalkan memperkenalkan diri (ta’aruf),
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap diri (ta’aruf), mengucapkan meng-ucapkan terimakasih
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual teri-makasih (taqdim al-syukr), (taqdimal- syukr), meminta
meminta maaf (al-isƟ’fa), dan maaf (alisƟ’fa), dan berpamitan
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan berpamitan (wada’an), dan cara- (wada’an), secara sederhana
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta cara meresponnya. dengan memperhaƟkan penutur
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli asli.

184 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA ARAB 185


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Mengemukakan jaƟ diri 4.2 Menjelaskan jaƟ diri (huwiyah) 3.9 Mengemukakan Ɵndak tutur 4.9 Menggunakan teks sederhana
(huwiyah) sesuai konteks sesuai konteks penggunanya untuk meminta perhaƟan yang berisi meminta perhaƟan
penggunanya. dan dituturkan dengan (mulahazhat), mengecek (mulahadhat), mengecek
memperhaƟkan penutur pemahaman (al-isƟ’ab), dan pemahaman (al-isƟ’ab), dan
asalinya. (mutahaddits qoumy). meminta dan mengungkapkan meminta dan mengungkapkan
3.3 Mengemukakan nama hari 4.3 Menggunakan teks sederhana pendapat (taqdim al-ara) secara pendapat (taqdim al araa) sesuai
(asmaal-ayyam), bulan terkait nama hari (asma al- sederhana sesuai dengan konteks dan diungkapkan, sesuai
(syuhural-hijriyahmiladiyah), ayyam), bulan (syuhur al- konteks penggunaannya. dengan penutur asli.
nama waktu dalam hari (shobah, hijriyah/fgggimiladiyah), nama 3.10 Mendemontrasikan Ɵndak tutur 4.10 Menggunakan teks sederhana
nahar, masalailah), waktu dalam waktu dalam hari (shobah, tentang kemampuan (al- terkait kemampuan (al- kafaah)
bentuk angka (sa’ah) sesuai nahar, masa, lailah), waktu kafaah) dan kemauan (al- dan kemauan (al-iradah)
dengan konteks penggunaannya. dalam bentuk angka (sa’ah), iradah) melakukan suatu melakukan suatu Ɵndakan
sesuai konteks, dan dituturkan Ɵndakan (al‘amal) sesuai dengan (al amal) sesuai konteks dan
sesuai dengan penutur asli. konteks penggunaannya. diungkapkan, sesuai dengan
3.4 Menunjukkan bangunan publik 4.4 Menggunakan teks sederhana penutur asli.
(al- mabanial- ‘ammah) yang terkait dengan bangunan publik 3.11 Membedakan ungkapan minta 4.11 Menggunakan teks sederhana
dekat dengan kehidupan siswa (al- mabanial-‘ammah) yang ijin (isƟ’dzan), menyuruh berisi Ɵndakan minta ijin
sehari-harisesuai dengan konteks dekat dengan kehidupan siswa (al-amr), dan melarang (al- (isƟ’dzan), menyuruh (al-amr),
penggunaannya. sehari-hari, sesuai konteks dan nahyu) sesuai dengan konteks melarang (al-nahyu) sesuai
sesuai dengan penuturaslinya. penggunaannya. konteks dan diungkapkan, sesuai
3.5 Menggambarkan sifat orang 4.5 Menjelaskan teks sederhana dengan penutur asli.
(sifat al-insan)sesuai dengan terkait sifat orang (sifat al-insan) 3.12 Menentukan ucapan selamat 4.12 Menggunakan teks sederhana
konteks penggunaannya. sesuai konteks dan sesuai dengan (tahni’ah) sesuai dengan konteks berisi ucapan selamat (tahni’ah)
penutur aslinya. penggunaannya. sesuai konteks, dan dituturkan
3.6 Membedakan akƟvitas 4.6 Menggunakan teks sederhana sesuai dengan penutur asli.
(ansyithah) orang dan fungsi terkait dengan akƟvitas 3.13 Mengemukakan Ɵndak tutur 4.13 Menggunakan teks sederhana
(wadhaif) benda/alatsesuai (ansyithah) orang dan fungsi yang menyatakan dan berisi Ɵndakan memberi dan
dengan konteks penggunaannya (wadhaif) benda/alat, sesuai menanyakan Ɵndakan/kejadian meminta informasi terkait
konteks dan diungkapkan, sesuai yang dilakukan/terjadi di waktu dengan Ɵndakan/kejadian yang
dengan penutur asli. lampau (al-madli) sesuai dengan dilakukan/terjadi di waktu
3.7 Menyatakan deskripsi orang 4.7 Menjelaskan deskripsi orang konteks penggunaannya. lampau (al-madli) sesuai konteks,
(washf al-insan) secara (washfal- insan), secara dan dituturkan sesuai dengan
sederhana sesuai dengan konteks sederhana sesuai konteks dan penutur asli.
penggunaannya. diungkapkan, sesuai dengan 3.14 Mengemukakan Ɵndak tutur 4.14 Menggunakan teks sederhana
penutur asli. yang menyatakan dan berisi Ɵndakan menyatakan dan
3.8 Menentukan peribahasa Arab 4.8 Menjelaskan peribahasa Arab menanyakan Ɵndakan/kejadian menanyakan tentang Ɵndakan/
yang sederhana. secara sederhana. yang sedang dilakukan/terjadi kejadian yang sedang dilakukan/
(mudlari’) sesuai dengan konteks terjadi (mudlari’) sesuai konteks,
penggunaannya. dan dituturkan sesuai dengan
penutur asli.

186 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA ARAB 187


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
PENGETAHUAN KETERAMPILAN mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.15 Mengemukakan Ɵndak 4.15 Menggunakan teks sederhana Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
tutur yang menyatakan dan berisi Ɵndakan memberi dan
menanyakan perbandingan meminta informasi terkait pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
jumlah (muqaranah al- dengan perbandingan jumlah keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
adad) sesuai dengan konteks (muqaranah al-‘adad) sesuai dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
penggunaannya. konteks dan dituturkan sesuai kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
dengan penutur asli.
3.16 Mengemukakan Ɵndak tutur 4.16 Memproduksi teks sederhana KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
yang menyatakan dan berisi Ɵndakan memberi dan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
menanyakan tentang deskripsi meminta informasi terkait PENGETAHUAN KETERAMPILAN
benda (sifat al-maddah), secara dengan keberadaan benda (sifat 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
sederhana sesuai dengan al-maddah), sesuai konteks, dan mengevaluasi pengetahuan mencipta dalam ranah konkret
konteks penggunaannya. dan dituturkan sesuai dengan faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan
penutur asli. dan metakogniƟf berdasarkan pengembangan dari yang dipelajarinya
rasa ingin tahunya tentang ilmu di sekolah secara mandiri serta
3.17 Menunjukkan ungkapan berisi 4.17 Menjelaskan pesan singkat dan pengetahuan, teknologi, seni,
pesan singkat dan pengumuman/ pengumuman/pemberitahuan berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf,
budaya, dan humaniora dengan
pemberitahuan (al-akhbar aw (al-akhbar aw al-ma’lumat), wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan mampu menggunakan metoda
al-ma’lumat), dengan memberi lisan dan tulis secara sederhana kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan.
dan meminta informasi terkait tentang kegiatan lembaga sesuai penyebab fenomena dan kejadian,
kegiatan lembaga /PKBM/SKB/ konteks, dan dituturkan sesuai serta menerapkan pengetahuan
LKP sesuai dengan konteks dengan penutur asli. prosedural pada bidang kajian yang
penggunaannya. spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
3.18Menyatakan kembali syair atau 4.18 Menjelaskan syair atau lagu Arab
3.1 Memberi contoh ungkapan 4.1 Menggunakan teks sederhana
lagu bahasa Arab sangat singkat sangat sederhana.
sederhana yang menyatakan berisi harapan (roja’) atas suatu
dan sederhana.
harapan (roja’) atas suatu kebahagiaan dan prestasisesuai
Tingkatan VI Setara Kelas XII kebahagiaan dan prestasi sesuai konteks dan diungkapkan, sesuai
dengan konteks penggunaannya. dengan penutur asli.
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum 3.2 Menyatakan kembali ungkapan 4.2 Menggunakan teks sederhana
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sederhana terkait persetujuan berisi ungkapan Ɵndakan
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual (muwafaqah) sesuai dengan memberi dan meminta informasi
konteks penggunaannya. terkait persetujuan (muwafaqah)
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan melakukan suatu Ɵndakan/
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta kegiatan sesuai konteks, dan
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli dituturkan sesuai dengan penutur
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif asli.
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect

188 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA ARAB 189


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Menentukan ungkapan terkait 4.3 Menggunakan teks sederhana
maksud (al-maqashid) dan tujuan berisi ungkapan Ɵndakan
(al-ahdaf) melakukan suatu memberi dan meminta informasi
Ɵndakan/kegiatan sesuai dengan terkait maksud (al-maqashid)
konteks penggunaannya. dan tujuan (al-ahdaf) melakukan
suatu Ɵndakan/kegiatan sesuai
konteks dan dituturkan meniru
penutur asli.
3.4 Membedakan ungkapan 4.4 Menggunakan teks sederhana
sederhana terkait menyuruh berisi ungkapan menyuruh (al-
(al-amr) dan melarang (al-nahyu) amr) dan melarang (al-nahyu)
melakukan suatu Ɵndakan/ melakukan suatu Ɵndakan/
kegiatansesuai dengan konteks kegiatan sesuai konteks dan
penggunaannya. dituturkan meniru penutur asli.
3.5 Menentukan isi teks cerita (al- 4.5. Menjelaskan teks naraƟf
qashash) pendek dan sederhana secara lisan dan tulis,
sederhanasesuai dengan konteks terkait teks cerita (al-qashash)
penggunaannya. sesuai konteks.
3.6 Membedakan iklan (al- 4.6 Menentukan informasi dalam
i’lan), sesuai dengan konteks teks iklan (al-i’lan) sesuai konteks.
penggunaannya.
3.7 Menyatakan kembali kisah-kisah 4.7 Menjelaskan teks-teks kisah
teladan dalam bahasa Arab teladan dalam bahasa Arab
sangat sederhana. sangat sederhana.

190 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 191


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan
dalam lingkuppengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan
PENDIDIKAN KESETARAAN dengan masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi
pendidikan kesetaraanberorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan
Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan
hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad 23. Selain
A. Rasional itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, bersifat kreatif dan inovatif.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah Pembelajaran bahasa Mandarin pada ranah pendidikan kesetaraan, memiliki
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan arti penting untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan diri dalam
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada menyesuaikan perkembangan dan kemajuan masyarakat global. Dengan
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional pendekatan-pendekatan pembelajaran implementatif, aplikatif, praktis, dan
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang kontekstual dalam pembelajaran bahasa Mandarin akan membentuk kompetensi
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu penggunaan fungsi sosial bahasa. Kompetensi itu memiliki struktur dan unsur
pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional kebahasaan yang benar sesuai dengan tujuan dan konteks komunikatifnya.
tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal
Proses pembelajaran berbasis genre, berarti berdasarkan pada ketentuan dan
keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi
rumusan yang rinci tentang fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
setiap warga negara.
yang perlu dicakup sesuai dengan tujuan dan konteks penggunaannya.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan Pendekatan ini terdiri atas 5 (lima) dimensi, yaitu: kompetensi wacana,
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan kompetensi sosio-kultural, kompetensi aksional, kompetensi kebahasaan, dan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap kompetensi strategi.
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
Selain perubahan pada rumusan kompetensi, dalam implementasi
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
Kurikulum 2013 pada pendidikan kesetaraan juga memastikan bahwa proses
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus
pembelajaran terpusat pada peserta didik. Pembelajaran tidak terfokus hanya
dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam
pada pengetahuan konseptual, tidak berbasis hanya pada buku teks, dan
pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam
tidak hanya menggunakan bahasa tulis. Kecenderungan arah implementasi
pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah pertama
kurikulum tersebut, telah menghasilkan prosedur belajar yang paling lazim
dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang dihadapi,
diterapkan selama ini, yaitu diawali dengan memahami penjelasan pendidik
menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan untuk
tentang aturan dan konsep yang terdapat dalam buku teks.Kemudian diikuti
mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai sebab masih belum
latihan penerapan konsepsecara tertulis. Sebagai gantinya, Kurikulum 2013
mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
pada pendidikan kesetaraan menerapkan pendekatan Competency Based
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab Learning, Contextual Based Learning, Problem Based Learning, dan/atau
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara Experimental Learning, yang lebih sesuai dengan proses belajar manusia
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan dewasa secara alami di dunia nyata dan dipendidikan nonformal.
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan
melalui
192 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 193
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran 4. Memiliki kompetensi komunikatif yang baik dalam wacana lisan maupun
mata pelajaran Bahasa Jepang di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara wacana tulis untuk diterapkan dalam mencapai kemandirian dan
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih keterampilan hidup di masyarakat.
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta C. Ruang Lingkup
meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
pendidikan formal. sangat diperlukan.
B. Tujuan Mata pelajaran Bahasa Mandarin untuk tingkatan V setara kelas X dan XI,
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu dan tingkatan VI setara kelas XII di pendidikan kesetaraan dalam hal ini
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai memuat materi-materi yang sejalan dengan pendidikan formal sehingga
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan
Kurikulum mata pelajaran Bahasa Mandarin dirancang untuk mempersiapkan formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan
generasi baru bangsa memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. Materi-
peserta didik agar memiliki kompetensi komunikatif dalamwacana interpersonal, materi pembelajaran Bahasa Mandarin berorientasi pada:
transaksional, dan fungsional, dengan menggunakan berbagai teks berbahasa 1. Penguasaan unsur kebahasaan fonetik/pelafalan bahasa Mandarin,
Mandarin lisan dan tulis, secara runtut dengan menggunakan unsur kebahasaan kosakata, struktur gramatika, aksara Cina (Kanji)/sistem ejaan dan
yang akurat dan berterima, tentang berbagai pengetahuan faktual dan prosedural, pengetahuan lintas budaya maupun keterampilan berbahasamenyimak/
serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis yang bermanfaat dalam
di lingkungan rumah, satuan pendidikan, dan masyarakat. kehidupan nyata (aplikatif ) yang terlihat dari teks yang terkait dengan
Kemandirian peserta didik sebagai orang dewasa yang sekaligus menjadi warga fungsi sosial berbahasa.
masyarakat dan warga negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri 2. Penguasaan unsur kebahasaan dan keterampilan atau berkompetensi
dan masyarakat sekitarnya, akanselalu memerlukan bahasa untuk komunikasi komunikatif yang diterapkan dalam hubungan fungsional interpersonal
aktif dengan orang lain. Oleh karena itu, secara khusus, tujuan pembelajaran antara peserta didik dengan pendidik, teman, dan orang di sekitarnya.
mata pelajaran Bahasa Mandarin agar peserta didik: 3. Penguasaan unsur kebahasaan dan keterampilan tertuang dalam wacana-
1. Memiliki kompetensi komunikatif dalam wacana interpersonal, wacana transaksional baik berbentuk lisan maupun tulis.
transaksional, dan fungsionalberbahasa Mandarin dalam bentuk lisan D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam
maupun tulis/teks. Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
2. Memiliki pengetahuan kebahasaan yang akurat dan berterima. Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
Pengetahuan ini mencakup tentang unsur-unsur kebahasaan yaitu pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
fonetik/pelafalan bahasa Mandarin, kosakata, struktur gramatika, aksara kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
Cina (Kanji)/sistem ejaan, dan pengetahuan lintas budaya. terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
3. Terampil berbahasa Mandarin yang aplikatif komunikatif mencakup dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak/mendengar, berbicara, pendidikan kesetaraan.
membaca, dan menulis

194 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 195


Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau PENGETAHUAN KETERAMPILAN
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah
faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan pengembangan
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan dan metakogniƟf berdasarkan dari yang dipelajarinya di sekolah
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat rasa ingin tahunya tentang ilmu secara mandiri, berƟndak secara
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan pengetahuan, teknologi, seni,
efekƟf dan kreaƟf, serta mampu
budaya, dan humaniora dengan
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, menggunakan metoda sesuai kaidah
kualitas dan pengembangan pendidikan. kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan
penyebab fenomena dan kejadian,
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, serta menerapkan pengetahuan
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat. prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
Tingkatan V Setara Kelas X dan XI minatnya untuk memecahkan masalah

Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum 3.1 MengidenƟfikasi beragam 4.1 MemprakƟkkan beragam Ɵndak
Ɵndak tutur lisan dan tulis tutur lisan dan tulis terkait
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap terkait dengan tema keseharian dengan tema keseharian
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual mencakup tata cara menyapa, mencakup tata cara menyapa,
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan memberi salam, berpamitan, memberi salam, berpamitan,
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta berterimakasih, dan meminta berterimakasih, dan meminta
maaf, serta bagaimana maaf, serta bagaimana
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli meresponnya dengan meresponnya dengan
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif memperhaƟkan perbedaan memperhaƟkan perbedaan
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi waktu, situasi dan kondisi, serta waktu, situasi dan kondisi, serta
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri status sosial lawan bicara, baik status sosial lawan bicara, baik
secara lisan dan tulis secara lisan dan tulis
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
3.2 Menginterpretasikan beragam 4.2 MemprakƟkkan beragam Ɵndak
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect Ɵndak tutur terkait jaƟ diri tutur memberi dan meminta
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan (melipuƟ nama, usia, alamat, informasi terkait dengan jaƟ diri
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, nomor telepon, email, asal (melipuƟ nama, usia, alamat,
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. daerah dan pekerjaan), dengan nomor telepon, email, asal
memperhaƟkan konteks waktu, daerah dan pekerjaan) dengan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses situasi dan kondisi, serta status memperhaƟkan konteks waktu,
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan sosial lawan bicara, baik secara situasi dan kondisi serta status
lisan dan tulis sosial lawan bicara secara lisan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
dan tulis
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.

196 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 197


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 MengidenƟŅasi nama hari, 4.3 Memproduksi beragam bentuk 3.9 Mendemonstrasikan beragam 4.9 Memproduksi Ɵndak tutur
tanggal, bulan, tahun, jam, waktu Ɵndak tutur terkait nama hari, Ɵndak tutur untuk meminta meminta perhaƟan, mengecek
dalam beragam bentuk Ɵndak tanggal, bulan, tahun, berupa perhaƟan, mengecek pemahaman, dan memuji
tutur memberi dan meminta Ɵndakan memberi dan meminta pemahaman, dan memuji suatu hasil kerja, serta cara
informasi sesuai situasi dan informasi waktu dengan suatu hasil kerja, serta cara meresponnya, sesuai dengan
kondisi baik secara lisan dan tulis memperhaƟkan situasi dan meresponnya, sesuai dengan konteks penggunaannya secara
kondisi secara lisan dan tulis konteks penggunaannya secara lisan dan tulis
3.4 Mendeskripsikan profesi 4.4 Memproduksi Ɵndak tutur lisan dan tulis
seseorang, nama/ sifat/ kondisi/ memberi dan meminta informasi 3.10 Mendemonstrasikan Ɵndak 4.10 Memproduksi Ɵndak tutur
jumlah orang/ benda, binatang tentang profesi seseorang, tutur memberi instruksi, memberi instruksi, mengajak,
dan bangunan publik yang dekat nama/ sifat/ kondisi/ jumlah mengajak, minta ijin, serta cara minta ijin, serta cara
dengan kehidupan sehari-hari orang/ benda, binatang dan meresponnya, sesuai dengan meresponnya, sesuai dengan
secara lisan dan tulis bangunan publik yang dekat konteks penggunaannya secara konteks penggunaannya secara
dengan kehidupan sehari-hari lisan dan tulis lisan dan tulis
secara lisan dan tulis 3.11 MengidenƟfikasi ungkapan rasa 4.11 Memproduksi ungkapan rasa
3.5 Mendeskripsikan Ɵndakan/ 4.5 Mendemonstrasikan Ɵndak tutur simpaƟ/empaƟ sesuai dengan simpaƟ/empaƟ sesuai dengan
kegiatan/ kejadian/ perisƟwa memberi dan meminta informasi konteks penggunaannya dengan konteks penggunaannya dengan
ruƟn sehari-hari yang terkait Ɵndakan/ kegiatan/ memperhaƟkan situasi dan memperhaƟkan situasi dan
merupakan kebenaran umum kejadian/ perisƟwa ruƟn sehari- kondisi serta status sisiao lawan kondisi serta status sisiao lawan
atau kebiasaan sehari-hari, hari yang merupakan kebenaran bicara secara lisan dan tulis bicara secara lisan dan tulis
sesuai dengan situasi dan kondisi umum atau kebiasaan sehari- 3.12 Menggambarkan kegiatan/ 4.12 Memproduksi beragam bentuk
secara lisan dan tulis hari, sesuai dengan situasi dan kejadian yang sedang dilakukan ujaran berisi kegiatan/ kejadian
kondisi secara lisan dan tulis atau sedang berlangsung dalam yang sedang dilakukan atau
3.6 Menafsirkan beragam teks 4.6 Memproduksi beragam beragam bentuk ujaran lisan dan sedang berlangsung, dengan
berupa instruksi (가਷ teks berupa instruksi (가਷ tulis dengan memperhaƟkan memperhaƟkan situasi dan
instrucƟon), tanda atau rambu instrucƟon), tanda atau rambu situasi dan kondisi kondisi secara lisan dan tulis
(਷가 short noƟce), tanda (਷가 short noƟce), tanda 3.13 Mendeskripsikan Ɵndakan/ 4.13 Memproduksi beragam bentuk
peringatan (਷ۡwarning/ peringatan (਷ۡ warning/ kejadian yang telah atau pernah ujaran lisan dan tulis berupa
cauƟon) cauƟon) dilakukan/terjadi di waktu pernyataan atau pertanyaan
3.7 Mendeskripsikan keinginan, 4.7 Mengemukaan keinginan, lampau yang terdapat dalam tentang Ɵndakan/ kejadian yang
kemauan dan kesukaan sesuai kemauan dan kesukaan dalam beragam bentuk ujaran secara telah/pernah dilakukan/terjadi di
situasi dan kondisi dalam bentuk bentuk beragam Ɵndak tutur lisan dan tulis waktu lampau
ujaran secara lisan dan tulis sesuai dengan situasi dan kondisi 3.14 Mengklasifikasikan hubungan 4.14 Mengemukakan hubungan sebab
baik secara lisan maupun tulis sebab akibat dan hubungan akibat dan hubungan kebalikan
3.8 Menafsirkan isi suatu lirik lagu 4.8 Menjelaskan makna isi lirik lagu kebalikan serta hubungan serta hubungan perbandingan
dan/atau kisah seputar hari raya dan/ atau kisah seputar hari raya perbandingan yang terdapat dalam berbagai bentuk ujaran
tradisional Cina tradisional Cina dalam berbagai bentuk ujaran sesuai situasi dan kondisi secara
secara lisan dan tulis lisan dan tulis

198 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 199


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap terintergrasi dan dilakukan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga terjadi harmonisasi
PENGETAHUAN KETERAMPILAN dengan kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
3.15 Menggambarkan beberapa 4.15 Memproduksi beragam ujaran pertimbangan pendidik dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
Ɵndakan yang dilakukan/ yang menggambarkan suatu
lanjut.Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
terjadi secara bersamaan atau keadaan yang menunjukkan
menunjukkan bagaimana suatu adanya beberapa Ɵndakan sebagai berikut.
Ɵndakan dilakukan secara lisan yang dilakukan/terjadi secara
dan tulis bersamaan atau menunjukkan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
bagaimana suatu Ɵndakan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
dilakukan secara lisan dan tulis PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.16 MengidenƟfikasi penggunaan 4.16 Memproduksi beragam ujaran 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
beragam pelengkap (Ҁე )untuk yang menyatakan dan menganalisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret
menyatakan suatu keadaan/hasil menanyakan keadaan/hasil pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan
suatu Ɵndakan yang dilakukan/ suatu Ɵndakan yang dilakukan/ prosedural, dan metakogniƟf pengembangan dari yang dipelajarinya
terjadi secara lisan dan tulis terjadi menggunakan beragam berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta
pelengkap (补语) secara lisan tentang ilmu pengetahuan, teknologi, berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf,
dan tulis seni, budaya, dan humaniora dengan dan mampu menggunakan metoda
3.17 Menafsirkan pesan singkat dan 4.17 Memproduksi pesan singkat dan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, sesuai kaidah keilmuan
pengumuman/ pemberitahuan pengumuman/ pemberitahuan kenegaraan, dan peradaban terkait
(਷가 noƟce) baik secara lisan (਷가 noƟce) baik secara lisan penyebab fenomena dan kejadian,
dan tulis terkait kehidupan di dan tulis terkait kehidupan di serta menerapkan pengetahuan
lingkungan sosial lingkungan sosial prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
3.18 Menafsirkan isi cerita rakyat 4.18 Menjelaskan makna cerita rakyat minatnya untuk memecahkan masalah
dan/atau asal usul peribahasa dan/atau asal usul peribahasa
tradisional Cina tradisional Cina 3.1 Menunjukkan Ɵndak tutur berisi 4.1 Membuat beragam ujaran untuk
harapan atau doa dan ucapan mengungkapkan dan merespon
Tingkatan VI Setara Kelas XII selamat atas suatu prestasi, serta harapan atau doa dan ucapan
responnya secara lisan dan tulis selamat atas suatu prestasi secara
Kompetensi inti Sikap Spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah lisan dan tulis
“Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan 3.2 Mendemonstrasikan Ɵndak tutur 4.2 Membuat beragam ujaran untuk
kompetensi inti Sikap Sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan yang menyatakan dan menyatakan dan merespon
menanyakan persetujuan/ persetujuan/ keƟdaksetujuan
perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, keƟdaksetujuan, serta responnya secara lisan dan tulis
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas secara lisan dan tulis
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan 3.3 Mendemonstrasikan beragam 4.3 Membuat beragam ujaran yang
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam bentuk ujaran yang menyatakan menyatakan dan menanyakan
dan menanyakan suatu tentang keharusan/ suruhan/
pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui keharusan/ suruhan/ larangan/ larangan/himbauan melakukan
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, himbauan melakukan suatu suatu Ɵndakan secara lisan dan
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan Ɵndakan/ kegiatan secara lisan tulis
dan tulis
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik.

200 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 201


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Mendemontrasikan maksud 4.4 Menunjukkan Ɵndakan yang
dan tujuan melakukan suatu menyatakan dan menanyakan
Ɵndakan/kegiatan dalam maksud dan tujuan melakukan
berbagai bentuk ujaran secara suatu Ɵndakan/ kegiatan dalam
lisan dan tulis berbagai bentuk ujaran secara
lisan dan tulis
3.5 Mengekspresikan hubungan 4.5 Membuat beragam bentuk
penambahan atau pengecualian ujaran yang menyatakan
dalam beragam bentuk ujaran dan menanyakan hubungan
secara lisan dan tulis penambahan atau pengecualian
secara lisan dan tulis
3.6 Menyebutkan perilaku orang, 4.6 Membuat teks paparan sesuai
binatang, benda, gejala dan fakta tentang perilaku orang,
perisƟwa alam dan sosial dalam binatang, benda, gejala dan
bentuk teks paparan sesuai fakta perisƟwa alam dan sosial
3.7 Menafsirkan isi formulir 4.7 Menjelaskan isi formulir
sederhana, Ɵket, jadwal sederhana, Ɵket, jadwal
(pelajaran/perjalanan) (pelajaran/ perjalanan)

202 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JEPANG 203


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
PENDIDIKAN KESETARAAN kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan
dalam lingkuppengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan
Mata Pelajaran : Bahasa Jepang dengan masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA pendidikan kesetaraanberorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi
A. Rasional sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan bersifat kreatif dan inovatif.
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
Bagi mata pelajaran Bahasa Jepang, perubahan definisi kompetensi tersebut
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
sebenarnya justru memberikan kemudahan untuk mengukur kemampuan
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
peserta didik. Selain itu, dapat memberikan kemudahan dalam hal
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu
pengajaran, memudahkan melakukan kegiatan sebagai bentuk keterampilan
pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional
berbahasa, serta dapat membedakan pengetahuan dan keterampilan
tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal
berbahasa. Perubahan ini didasari juga dengan adanya tingkat kemampuan
keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi
berbahasa Jepang yaitu JF Standard for Japanese Language Education yaitu
setiap warga negara.
A1 untuk kemampuan tingkat dasar.Sehingga dengan adanya perubahan
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan dalam kompetensi dasar yang sudah disesuaikan oleh JF Standard For Japanese
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan Language Education yaitu A1 untuk kemampuan tingkat dasar maka dapat
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap melaksanakan fungsi sosial dengan menggunakan teks yang memiliki struktur
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan dan unsur kebahasaan yang tepat dan benar sesuai dengan tujuan dan konteks
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi komunikatifnya.
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus
Selain perubahan pada rumusan kompetensi, dalam implementasi
dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam
Kurikulum 2013 pada pendidikan kesetaraan juga memastikan bahwa proses
pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam
pembelajaran terpusat pada peserta didik. Pembelajaran tidak terfokus hanya
pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah pertama
pada pengetahuan konseptual, tidak berbasis hanya pada buku teks, dan tidak
dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang dihadapi,
hanya menggunakan bahasa tulis. Keempat kecenderungan arah implementasi
menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan untuk
kurikulum tersebut, telah menghasilkan prosedur belajar yang paling lazim
mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai sebab masih belum
diterapkan selama ini, yaitu diawali dengan memahami penjelasan pendidik
mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
tentang aturan dan konsep yang terdapat dalam buku teks.Kemudian diikuti
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab latihan penerapan konsepsecara tertulis. Sebagai gantinya Kurikulum 2013
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan

204 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JEPANG 205


pada pendidikan kesetaraan menerapkan pendekatan Competency Based 2. Kompentensi/kecakapan berbicara peserta didik diharapkan mampu
Learning, Contextual Based Learning, Problem Based Learning, dan/atau memperkenalkan diri, menceritakan gambar dan mendeskripsikan suatu
Experimental Learning, yang lebih sesuai dengan proses belajar manusia secara obyek.
alami di dunia nyata dan dipendidikan nonformal. 3. Kompentensi/kecakapanmembaca, peserta didik diharapkan mampu
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran membaca dengan lancar, cermat dan tepat, dan menemukan makna yang
mata pelajaran Bahasa Jepang di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah tersirat dalam teks.
Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih 4. Kompentensi/kecakapan menulis, peserta didik diharapkan mampu
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan mengurutkan kata menjadi kalimat, menyusun kalimat berdasarkan
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain gambar dan kosa kata, juga mendeskripsikan obyek atau gambar
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan berdasarkan pertanyaan.
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu C. Ruang Lingkup
dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
dalam pendidikan formal. alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
B. Tujuan bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, sangat diperlukan.
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/ Ruang lingkup materi mata pelajaran Bahasa Jepang yaitu
atau ekstrakurikuler. Kurikulum mata pelajaran Bahasa Jepang dirancang 1. Menentukan identitas diri dan kehidupan sosial
untuk mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan 2. Menunjukkan ungkapan memberi dan meminta informasi
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi 3. Menjelaskan paparan tentang keluarga
komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional, 4. Menjelaskan kehidupan di lingkungan satuan pendidikan nonformal.
dengan menggunakan berbagai teks berbahasa Jepang lisan dan tulis, secara 5. Menggambarkan lingkungan rumah
runtut dengan menggunakan unsur kebahasaan yang akurat dan berterima, 6. Menjelaskan kehidupan sehari-hari
tentang berbagai pengetahuan faktual dan prosedural, serta menanamkan 7. Menentukan kegemaran
nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan di lingkungan 8. Menunjukkan kegiatan di waktu senggang
rumah, satuan pendidikan nonformal, dan masyarakat. D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam
Empat kompetensi/kecakapan berbahasa, yaitu: Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
1. Kompetensi/kecakapan menyimak/mendengarkan, peserta didik pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
diharapkan mampu melafalkan ulang kata yang diperdengarkan, kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
mengidentifikasi bunyi, menentukan makna kata melalui gambar, terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
Menentukan makna kalimat melalui gambar, memahami teks sederhana dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
dalam dialog dan narasi. pendidikan kesetaraan.

206 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JEPANG 207


Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari
dan metakogniƟf berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, berƟndak secara efekƟf dan
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat pengetahuan, teknologi, seni, kreaƟf, serta mampu menggunakan
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kenegaraan, dan peradaban terkait
kualitas dan pengembangan pendidikan. penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat. minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Menentukan ungkapan menyapa, 4.1 Mendemonstrasikan ungkapan me-
Tingkatan V Setara Kelas X dan XI berpamitan, mengucapkan terima nyapa, berpamitan, mengucapkan
kasih, meminta maaf, meminta terima kasih, meminta maaf, me-
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum izin, instruksi dan memperkenalkan minta izin, instruksi dan memper-
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap diri serta cara meresponnya kenalkan diri serta cara meres-
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual terkait topik idenƟtas diri (aisatsu, ponnya terkait topik idenƟtas diri
jikoshoukai) dan kehidupan satuan (aisatsu, jikoshoukai) dan kehidup-
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan pendidikan nonformal (Gakkou no an satuan pendidikan nonformal
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta seikatsu) dengan memperhaƟkan (Gakkou no seikatsu) dengan
unsur kebahasaan, struktur teks memperhaƟkan unsur kebahasaan,
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli dan unsur budaya sesuai konteks struktur teks dan unsur budaya
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif penggunaannya. sesuai konteks penggunaannya.
3.2 Menunjukkan ungkapan memberi 4.2 Mengemukakan ungkapan
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi dan meminta informasi terkait memberi dan meminta informasi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri dengan memperkenalkan terkait dengan memperkenalkan
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut diri dan idenƟtas diri, serta diri dan idenƟtas diri, serta
meresponnya pada teks interaksi meresponnya pada teks interaksi
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect transaksional lisan dan tulis, transaksional lisan dan tulis,
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dengan memperhaƟkan unsur dengan memperhaƟkan unsur
kebahasaan dan struktur kebahasaan dan struktur
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, teks yang sesuai konteks teks yang sesuai konteks
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. penggunaannya. penggunaannya.
3.3 Menentukan informasi 4.3 Mengemukakan informasi
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses berkenaan dengan memberi berkenaan dengan memberi
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan dan meminta informasi terkait dan meminta informasi terkait
tanggal, bulan, dan tahun, serta tanggal, bulan, dan tahun, serta
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor meresponnya pada teks interaksi meresponnya pada teks interaksi
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi transaksional lisan dan tulis, transaksional lisan dan tulis,
dengan memperhaƟkan fungsi dengan memperhaƟkan fungsi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. sosial, struktur teks, dan unsur sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan. kebahasaan.

208 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JEPANG 209


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Tingkatan VI Setara Kelas XII
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
3.4 Menjelaskan paparan tentang 4.4 Membuat wacana pendek dan mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
keluarga, karakter dan hal-hal sederhana mengenai paparan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
yang disukai pada teks interaksi tentang keluarga, karakter dan
transaksional lisan dan tulis hal-hal yang disukai pada teks yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
dengan memperhaƟkan fungsi interaksi transaksional lisan dan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
sosial, struktur teks, dan unsur tulis dengan memperhaƟkan
kebahasaan sesuai dengan konteks fungsi sosial, struktur teks, dan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
penggunaanya. unsur kebahasaan sesuai dengan (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
konteks penggunaannya.
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
3.5 Menunjukkan ungkapan yang 4.5 Menggunakan ungkapan yang
menyatakan kemampuan pada menyatakan kemampuan pada secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
teks interaksi transaksional lisan teks interaksi transaksional lisan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dan tulis, dengan memperhaƟkan dan tulis, dengan memperhaƟkan
fungsi sosial, struktur teks, dan fungsi sosial, struktur teks, dan dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
unsur kebahasaan sesuai dengan unsur kebahasaan sesuai dengan teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
konteks penggunaannya. konteks penggunaannya.
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
3.6 Menjelaskan kehidupan di 4.6 Menggunakan wacana pendek
lingkungan satuan pendidikan dan sederhana mengenai mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
nonformal pada teks interaksi kehidupan di lingkungan satuan
transaksional lisan dan tulis pendidikan nonformal pada teks Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
dengan memperhaƟkan fungsi interaksi transaksional lisan dan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
sosial, struktur teks, dan unsur tulis dengan memperhaƟkan
kebahasaan sesuai dengan fungsi sosial, struktur teks, dan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
konteks penggunaannya. unsur kebahasaan sesuai dengan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
konteks penggunaannya.
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
3.7 Menggambarkan lingkungan 4.7 Menulis wacana mengenai
rumah yang terdapat pada teks lingkungan rumah dengan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
interaksi interpersonal lisan dan memperhaƟkan fungsi sosial, KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
tulis dengan memperhaƟkan struktur teks, dan unsur PENGETAHUAN KETERAMPILAN
fungsi sosial, struktur teks, dan kebahasaan yang benar sesuai
unsur kebahasaan sesuai dengan konteks. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
konteks penggunaannya. dan mengevaluasi pengetahuan mencipta dalam ranah konkret
faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan
3.8 Memilih kegiatan pariwisata pada 4.8 Menghasilkan wacana mengenai dan metakogniƟf berdasarkan pengembangan dari yang dipelajarinya
teks interaksi transaksional lisan kegiatan pariwisata dengan rasa ingin tahunya tentang ilmu di sekolah secara mandiri serta
dan tulis dengan memperhaƟkan memperhaƟkan fungsi sosial, pengetahuan, teknologi, seni, berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf,
fungsi sosial, struktur teks, dan struktur teks, dan unsur budaya, dan humaniora dengan dan mampu menggunakan metoda
unsur kebahasaan sesuai dengan kebahasaan yang benar sesuai wawasan kemanusiaan, kebangsaan, sesuai kaidah keilmuan
konteks penggunaannya. konteks. kenegaraan, dan peradaban terkait
3.9 Menjelaskan Ɵndak tutur yang 4.9 Menggunakan Ɵndak tutur yang penyebab fenomena dan kejadian,
mendeskripsikan kehidupan mendeskripsikan kehidupan seha- serta menerapkan pengetahuan
sehari-hari sesuai dengan konteks ri-hari sesuai dengan konteks prosedural pada bidang kajian yang
penggunaannya pada teks interaksi penggunaannya pada teks interaksi spesifik sesuai dengan bakat dan
transaksional lisan dan tulis dengan transaksional lisan dan tulis dengan minatnya untuk memecahkan masalah
memperhaƟkan fungsi sosial, memperhaƟkan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan. struktur teks, dan unsur kebahasaan.

210 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JEPANG 211


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Menentukan Kegemaran dan 4.1 Membuat wacana yang
kegiatan waktu luang (Shumi berkaitan dengan kegemaran dan
toHima na toki) pada teks kegiatan waktu luang (Shumi to
transaksional lisan dan tulis Hima
dengan memperhaƟkan fungsi na toki) dalam bentuk teks
sosial, struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
kebahasaan sesuai dengan dengan memperhaƟkan fungsi
konteks penggunaannya. sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar sesuai
3.2 Menunjukkan kegiatan di waktu konteks.
4.2 Menghasilkan wacana yang berka-
senggang pada teks interaksi itan kegemaran dan kegiatan pada
transaksional lisan dan tulis waktu senggang (Shumi to Himana
dengan memperhaƟkan fungsi toki) dengan memperhaƟkan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan sesuai dengan kebahasaan yang benar sesuai
konteks penggunaannya. konteks

212 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 213


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkuppengetahuan,
keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, tantangan,
PENDIDIKAN KESETARAAN karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraanberorientasi
pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan
Mata Pelajaran : Bahasa Korea dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan
teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi
A. Rasional ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Dengan pemahaman demikian, maka kompetensi yang ditetapkan bagi peserta
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah didik juga memiliki bobot yang sama antara kompetensi bagi siswa pendidikan
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan formal dengan peserta didik pendidikan nonformal (kesetaraan). Perbedaan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada terletak dari jumlah materi yang diajarkan dan strategi pembelajarannya
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional mengingat bahwa peserta didik pada pendidikan nonformal sebagian besar
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang merupakan warga usia produktif yang bekerja dan memiliki keterbatasan
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu waktu, khususnya pada paket kesetaraan C.
pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional
Kompetensi yang akan dijabarkan pada panduan ini adalah kompetensi inti
tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal
(KI) dan kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam perubahan Kurikulum
keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi
2013. Perubahan yang dilakukan mencakup pendekatan yang digunakan
setiap warga negara.
berupa pendekatan saintifik dan perubahan definisi kompetensi untuk memberi
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan jalan diterapkannya pendekatan berbasis genre (genre-based learning approach).
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan Pendekatan ini bertujuan untuk membentuk kompetensi penggunaan fungsi
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap sosial melalui teks, yang memiliki struktur dan unsur kebahasaan yang
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan tepat dan benar, sesuai dengan tujuan dan konteks komunikatifnya. Proses
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi pembelajaran berbasis genre, berarti berdasar pada ketentuan dan rumusan
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus yang rinci tentang fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang
dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam dicakup sesuai dengan tujuan dan konteks penggunaannya. Pendekatan ini
pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam terdiri atas 5 dimensi, yaitu: kompetensi wacana, kompetensi sosio-kultural,
pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah pertama kompetensi aksional, kompetensi kebahasaan, dan kompetensi strategi.
dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang dihadapi,
Pembelajaran Bahasa Korea memiliki arti penting untuk meningkatkan
menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan untuk
kemampuan mengembangkan diri, menumbuhkan kesadaran akan identitas
mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai sebab masih belum
diri, dan mempermudah berhubungan sosial di masyarakat. Dengan
mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
demikian, dalam pempelajaran Bahasa Korea, peserta didik perlu ditingkatkan
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab tantangan kepeduliannya terhadap masalah sosial di masyarakat sebagai bagian dari
tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara dengan tanggungjawab sebagai orang dewasa atau warga negara yang mandiri yang
pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan kesetaraan peduli terhadap lingkungan sekitar dan kehidupan publik. Termasuk juga,
setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulumpendidikan
kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi kurikulum

214 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 215


mereka perlu ditingkatkan kemampuannya dalam menjalin kerjasama, Secara khusus, tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Korea agar peserta
melakukan tindakan kolektif dalam memecahkan masalah-masalah sosial, didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
dan mengembangkan kehidupan publik. 1. Memahami konsep berbahasa korea seperti aksara, pelafalan, kosakata,
Dalam konteks pendidikan kesetaraan, pembelajaran mata pelajaran intonasi, dan struktur gramatika.
bahasa Korea diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menghadapi 2. Menguasai keterampilan berbahasa korea yaitu, mendengarkan/
perkembangan kebutuhan informasi dan tuntutan teknologi komunikasi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
global yang berkembang pesat, sehingga mampu bersaing dalam perkembangan 3. Memahami berbagai peran sosial bahasa korea dalam kehidupan
dunia usaha bidang ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. bermasyarakat
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran 4. Menumbuhkan sikap, kesadaran, dan kepedulian sosial
mata pelajaran Bahasa Korea di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah 5. Menumbuhkan sikap gotong-royong dan saling menghargai dalam
Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih bermasyarakat multikultural.
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta 6. Memberikan alternatif kesempatan kepada peserta didik untuk dapat
meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan memilih bahasa asing sesuai karakter, minat, dan kebutuhan yang
pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap diperlukan dalam menghadapi dunia kerja dan dunia usaha.
dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar C. Ruang Lingkup
kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga
kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan
perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kemandirian
B. Tujuan warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggungjawab
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, Mata pelajaran Bahasa Korea di Program Paket C Setara SMA, memuat materi-
dan/atau ekstrakurikuler. Pelajaran Bahasa Korea pada pendidikan kesetaraan materi yang sejalan dengan kebutuhan belajar peserta didik dalam pendidikan
paket C secara umum bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, nonformal, tetapi tetap mempertimbangkan kompetensi kesetaraan dengan
keterampilan dan sikap peserta didik agar mampu berkomunikasi interpersonal, pendidikan formal, sehingga kualitas peserta didik lulusan yang dihasilkan
transaksional, dan fungsional menggunakan teks berbahasaKorea baik lisan berkompetensi setara pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan
maupun tulis. Pembelajaran juga diarahkan untuk membelajarkan peserta didik tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu
tentang bahasa Korea secara runtut dengan menggunakan unsur kebahasaan dilakukan pada aspek pembelajaran. Materi-materi pembelajaran Bahasa
yang akurat dan berterima. Disamping itu, pembelajaran juga untuk Korea berorientasi pada:
menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa dalam konteks kehidupan di 1. Unsur kebahasaan maupun keterampilan berbahasa yang bermanfaat
lingkungan tempat tinggal, satusan pendidikan nonformal, dan masyarakat. dalam kehidupan nyata (aplikatif ) yang terlihat dari teks yang terkait
Kurikulum mata pelajaran Bahasa Korea dirancang untuk mempersiapkan dengan fungsi sosial berbahasa.
generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai pribadi orang dewasa 2. Unsur kebahasaan dan keterampilan yang dipelajari berada dalam konteks
dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki etika kompetensi komunikatif yang diterapkan dalam hubungan fungsional
sosial yang tinggi, serta bertanggungjawab terhadap perkembangan diri dan interpersonal antara siswa/peserta didik dengan guru, teman, dan orang
masyarakatnya untuk menopang pembangunan bangsa dan peradaban dunia. di sekitarnya.

216 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 217


3. Kompetensi komunikatif dalam wacana transaksional bertujuan untuk didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
saling memberi dan meminta informasi, misalnya bertanya, memberi (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
tahu, menyuruh, menawarkan, meminta, dsb. sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
4. Tindakan dan strategi komunikatif, sebagai wahana untuk menguasai secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, menonton, sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
secara strategis sesuai konteks dan tujuan yang hendak dicapai. dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
5. Unsur kebahasaan, sebagai wahana untuk menggunakan bahasa korea teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
secara akurat dan berterima, yang mencakup penanda wacana, kosa kata, dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
tata bahasa, ucapan, intonasi, tanda baca, dan ketepatan tulisan. mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pendidikan kesetaraan.
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau dan metakogniƟf berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, berƟndak secara efekƟf dan
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan pengetahuan, teknologi, seni, kreaƟf, serta mampu menggunakan
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan serta menerapkan pengetahuan
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan prosedural pada bidang kajian yang
kualitas dan pengembangan pendidikan. spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, 3.1 Membedakan Ɵndak tutur 2.1 Menerapkan Ɵndak tutur sapaan
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan menyapa (sapaan), berpamitan, yang mencakup sapaan saat
kalimat. mengucapkan terima kasih, bertemu, berpamitan/ berpisah,
meminta maaf, sesuai konteks ucapan terima kasih, permintaan
Tingkatan V Setara Kelas X dan XI siapa lawan bicara, serta maaf dan bentuk sapaan lain sesuai
responnya secara lisan dan tulis. konteks siapa lawan bicara, serta
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum responnya secara lisan dan tulis
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta

218 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 219


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Mendemonstrasikan Ɵndak tutur 2.1 Menerapkan Ɵndak tutur 3.9 Mendemonstrasikan Ɵndak tutur 2.9 Menghasilkan teks mengenai
yang pendek dan sederhana, memperkenalkan diri yang yang melibatkan Ɵndakan Ɵndak tutur yang melibatkan
untuk memberi dan meminta pendek dan sederhana, untuk meminta perhaƟan, mengecek ungkapan meminta perhaƟan,
informasi terkait jaƟ diri (nama, memberi dan meminta informasi pemahaman, dan menghargai mengecek pemahaman, dan
usia, alamat, asal daerah) secara jaƟ diri terkait (nama, usia, kinerja yang baik, serta responnya menghargai kinerja yang baik,
lisan dan tulis. alamat, asal daerah) secara lisan secara lisan dan tulis. serta responnya secara lisan dan
dan tulis. tulis.
3.3 MengidenƟfikasi angka (sino 2.3 Memproduksi kalimat pendek 3.10 Mengemukakan Ɵndak tutur 2.10 Menghasilkan teks mengenai
Korean dan pure Korean), nama menggunakan angka (sino Korean memberi instruksi, mengajak, Ɵndak tutur memberi instruksi,
hari, tanggal, bulan, tahun, dan pure Korean), nama hari, meminta ijin, serta cara mengajak, meminta ijin serta cara
waktu dalam Ɵndak tutur terkait tanggal, bulan, waktu dalam hari, responnya secara lisan dan tulis. responnya secara lisan dan tulis.
memberi dan meminta infomasi yang digunakan sehari-hari secara 3.11 Mengemukakan Ɵndak tutur yang 2.11 Memproduksi Ɵndak tutur
secara lisan dan tulis. lisan dan tulis. menyatakan hubungan sebab hubungan sebab akibat,
akibat dan hubungan kebalikan hubungan kebalikan, dan
3.4 Mendeskripsikan nama benda, 2.4 Menerapkan Ɵndak tutur untuk serta hubungan perbandingan hubungan perbandingan secara
dan bangunan publik di sekitar menyebutkan nama benda, secara lisan dan tulis. lisan dan tulis.
peserta didik secara lisan dan dan bangunan publik di sekitar 3.12 Menunjukan ungkapan berupa 2.11 Memproduksi teks pendek dan
tulis. peserta didik secara lisan dan ucapan selamat sesuai situasi dan sederhana berkaitan dengan
tulis. kondisi secara lisan dan tulis. ucapan selamat sesuai situasi dan
3.5 Mendeskripsikan sifat dan kondisi 2.5 Menjelaskan Ɵndak tutur kondisi secara lisan dan tulis.
manusia, benda, binatang yang menyatakan tentang sifat dan 3.13 Mendemonstrasikan Ɵndak tutur 2.13 Memproduksi Ɵndak tutur
dekat dengan kehidupan sehari- kondisi manusia, benda, binatang memberi dan meminta informasi memberi dan meminta informasi
hari. di sekitar kehidupan peserta didik terkait dengan waktu dalam terkait dengan waktu dalam
secara lisan dan tulis. bentuk angka (sino Korean dan bentuk angka (sino Korean dan
3.6 Mendeskripsikan Ɵndak tutur 2.6 Mendemonstrasikan Ɵngkah laku/ pure Korean), tanggal, tahun pure Korean), tanggal secara lisan
menyatakan Ɵngkah laku/ Ɵndakan yang ruƟn dilakukan, secara lisan dan tulis. dan tulis.
Ɵndakan, yang ruƟn dilakukan, dan menjelaskan fungsi orang, 3.14 Mendemonstrasikan Ɵndak tutur 2.14 Memproduksi Ɵndak tutur
dan menjelaskan fungsi orang, benda, dan binatang yang menyatakan dan menanyakan menyatakan Ɵngkah laku /
benda, dan binatang secara lisan digunakan peserta didik dalam keberadaan orang atau benda Ɵndakan, fungsi dari orang dan
dan tulis kehidupan sehari-hari. dalam jumlah yang Ɵdak tertentu benda dalam jumlah yang Ɵdak
3.7 Mendeskripsikan orang, benda, 2.7 Menerapkan Ɵndak tutur untuk secara lisan dan tulis. tertentu secara lisan dan tulis.
binatang di sekitar kehidupan mendeskripsikan orang, benda, 3.15 Menafsirkan teks pesan 2.15 Memproduksi pesan singkat dan
peserta didik. dan binatang secara lisan dan singkat dan pengumuman/ pengumuman/ pemberitahuan (
tulis. pemberitahuan (광고/안내문) 광고/안내문) dalam kehidupan
3.8 Menafsirkan makna lagu 2.8 Menjelaskan makna lirik lagu, lisan dan tulis yang terkait dengan sehari-hari.
sederhana secara lisan dan tulis dan peran lagu terkait kehidupan informasi seputar lingkungan
(misal: 곰세마리) sehari-hari dalam kehidupan sosial.
sosial korea (misal: 곰세마리). 3.16 Menafsirkan lirik lagu sederhana 2.16 Menjelaskan makna dalam teks
secara lisan dan tulis lagu secara lisan dan tulis.

220 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 221


Tingkatan VI Setara Kelas XII KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap 3.1 Menjabarkan Ɵndak tutur 4.1 Memproduksi Ɵndak tutur
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual mengenai harapan atau doa dan mengenai ungkapan harapan,
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ucapan selamat secara lisan dan doa, dan ucapan selamat secara
tulis. lisan dan tulis.
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta 3.2 Mendemonstrasikan Ɵndak 4.1 Memproduksi teks yang
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli tutur yang menyatakan dan menyatakan persetujuan dan
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif menanyakan persetujuan/ keƟdaksetujuan terhadap sesuatu
keƟdaksetujuan, serta cara secara lisan dan tulis.
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi meresponnya secara lisan dan
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri tulis.
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut 3.3 Mendemonstrasikan Ɵndak 4.3 Memproduksi Ɵndak tutur
tutur yang menyatakan memberi memberi dan meminta informasi
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect dan meminta informasi terkait terkait keharusan dan himbauan
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan keharusan, dan himbauan melakukan suatu Ɵndakan/
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, melakukan suatu Ɵndakan/ kegiatan secara lisan dan tulis.
kegiatan, secara lisan dan tulis.
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.4 Mendemonstrasikan Ɵndak tutur 4.4 Memproduksi Ɵndak tutur yang
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses menyatakan maksud dan tujuan menyatakan dan menanyakan
dalam melakukan suatu kegiatan tentang maksud dan tujuan
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan secara lisan dan tulis. melakukan suatu kegiatan secara
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor lisan dan tulis.
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi 3.5 Mendemonstrasikan Ɵndak tutur 4.5 Memproduksi Ɵndak tutur
menyuruh, melarang, meminta ijin menyuruh dan melarang
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
untuk melakukan suatu Ɵndakan/ melakukan suatu Ɵndakan/
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR kegiatan secara lisan dan tulis. kegiatan secara lisan dan tulis.
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN 3.6 Mendemonstrasikan Ɵndak tutur 4.6 Menjelaskan makna teks naraƟf,
PENGETAHUAN KETERAMPILAN memberi dan meminta informasi berbentuk cerita pendek dan
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan terkait teks naraƟf, dalam bentuk sederhana secara lisan dan tulis.
dan mengevaluasi pengetahuan mencipta dalam ranah konkret biografi singkat dan sederhana
faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan dengan memberi dan meminta
dan metakogniƟf berdasarkan pengembangan dari yang dipelajarinya informasi tokoh terkenal secara
rasa ingin tahunya tentang ilmu di sekolah secara mandiri serta lisan dan tulis.
pengetahuan, teknologi, seni, 3.7 Menjabarkan berbagai bentuk 4.7 Memproduksi teks berbentuk
berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf,
budaya, dan humaniora dengan label untuk obat/makanan/ iklan, produk, jasa secara lisan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan minuman (tanggal kadaluarsa dan tulis.
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, produk) terkait dengan iklan,
serta menerapkan pengetahuan produk, jasa secara lisan dan tulis.
prosedural pada bidang kajian yang 3.8 Menafsirkan lagu bahasa Korea 4.8 Menjelaskan makna lirik lagu
spesifik sesuai dengan bakat dan dengan memperhaƟkan fungsi berbahasa Korea dengan
minatnya untuk memecahkan masalah sosial, unsur kebahasaan dan memperhaƟkan fungsi sosial,
unsur budaya dalam lirik lagu unsur kebahasaan dan unsur
budaya dalam lirik lagu.

222 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 223


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Bahasa Jerman
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui

224 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 225


kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan B. Tujuan
dalam lingkuppengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
dengan masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
pendidikan kesetaraanberorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi ekstrakurikuler.
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan Pembelajaran bahasa Jerman pada pendidikan kesetaraan memiliki tujuan
hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi komunikatif
itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional.
di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang
bersifat kreatif dan inovatif. Kompetensi ini mengarahkan peserta didik melalui berbagai bentuk teks
berbahasa Jerman lisan dan tulis, secara runtut dengan unsur kebahasaan yang
Dengan demikian program paket C mata pelajaran bahasa Jerman, pada akurat dan berterima, tentang berbagai pengetahuan faktual dan prosedural,
tingkatan V setara kelas X dan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII penting serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan
diarahkan pada pembentukan kompetensi untuk melaksanakan fungsi sosial. di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Peserta didik dituntut dapat
Kompetensi ini dicapai dengan menggunakan teks yang memiliki struktur melakukan berbagai kegiatan pembelajaran yang produktif, kreatif dan
dan unsur kebahasaan yang tepat dan benar sesuai dengan tujuan dan konteks inovatif yang sejalan dengan kegiatan sainstifik.
komunikatif dalam berbahasa Jerman.
Setelah mempelajari Bahasa Jerman, peserta didik diharapkan mampu
Selain itu agar peserta didik pada pendidikan kesetaraan dapat pula diakui menggunakan beragam fungsi sosial kebahasaan untuk berkomunikasi baik
oleh masyarakat internasional seperti halnya pendidikan formal, penyetaraan lisan maupun tulis dalam berbagai situasi dan topik dengan menggunakan
kompetensi khusus untuk bahasa Jerman harus diarahkan pada peningkatan bahasa Jerman sederhana. Kompetensi yang harus dicapai mencakup
kemampuan peserta untuk berkomunikasi secara tertulis dan lisan dalam pengetahuan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan yang harus dimiliki
bahasa Jerman sesuai level kemampuan berbahasa A1 Standar Internasional adalah tentang unsur-unsur penunjang kebahasaan yaitu fonetik/pelafalan,
GER(Gemeinsamer Europäscher Referenzrahmen). Sehingga peserta didik kosakata, struktur gramatikabahasa Jermandan pengetahuan lintas budaya.
dapat mengembangkan kemampuannya dalam menjalin kerjasama dengan Sedangkan empat keterampilan berbahasa yang diajarkan meliputi menyimak,
komunitas masyarakat internasional, melakukan tindakan kolektif dalam berbicara, membaca dan menulis.
memecahkan masalah-masalah dan mengembangkan kehidupan publik.
C. Ruang Lingkup
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
mata pelajaran Bahasa Jerman di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan sangat diperlukan.
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu
dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan Ruang lingkup pembelajaran bahasa Jerman Paket C untuk tingkatan V setara
mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat kelas X dan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII sebagaimana tertera pada
dalam pendidikan formal. tujuan pembelajaran adalah mencakup aspek pengetahuan kebahasaan dan
aspek keterampilan berbahasa, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

226 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 227


1. Unsur pengetahuan kebahasaan maupun keterampilan berbahasa yang didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
bermanfaat dalam kehidupan nyata (aplikatif ) yang terlihat dari teks yang (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
terkait dengan fungsi sosial berbahasa; sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
2. Unsur penunjang kebahasaan dan keterampilan yang dipelajari berada secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
dalam konteks kompetensi komunikatif yang diterapkan dalam hubungan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
fungsional interpersonal antara siswa/peserta didik dengan pendidik, dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
teman, dan orang di sekitarnya; teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
3. Unsur kebahasaan dan keterampilan tertuang dalam wacana-wacana dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
transaksional baik berbentuk lisan maupun tulis. mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Dalam Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pendidikan kesetaraan.
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
konseptual, prosedural, dan terkait dengan pengembangan dari
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau metakogniƟf berdasarkan rasa ingin yang dipelajarinya di sekolah secara
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan tahunya tentang ilmu pengetahuan, mandiri, berƟndak secara efekƟf dan
teknologi, seni, budaya, dan humaniora kreaƟf, serta mampu menggunakan
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan dengan wawasan kem anusiaan, metoda sesuai kaidah keilmuan.
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan kebangsaan, kenegaraan, dan
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan pengetahuan prosedural pada bidang
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
kualitas dan pengembangan pendidikan. dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, 3.1 Mendemontrasikan Ɵndak 4.1 Melakukan dialog pendek dan
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat tutur menyapa, berpamitan, sederhana dengan Ɵndak tutur
mengucapkan terimakasih, untuk menyapa, berpamitan,
Tingkatan V Setara Kelas X dan XI dan meminta maaf (eine BiƩe mengucapkan terima kasih,
formulieren), serta bagaimana meminta maaf (eine BiƩe
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum meresponnya secara lisan dan formulieren) menggunakan unsur
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap tulis dalam bentuk teks dialog kebahasaan yang benar sesuai
sederhana menggunakan unsur konteks.
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual kebahasaan yang benar sesuai
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan konteks.
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta

228 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 229


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Mendemonstrasikan Ɵndak 4.2 Melakukan dialog pendek dan 4.5.4. Menyusun teks deskripƟf lisan
tutur yang pendek dan sederhana dengan dan tulis pendek dan sederhana,
sederhana, untuk memberi menggunakan Ɵndak tutur secara mandiri maupun
dan meminta informasi terkait secara mandiri maupun dengan dengan bimbingan, tentang
memperkenalkan diri dan orang bimbingan tentang, memberi orang dan benda di lingkungan
lain (sich vorstellen und andere dan meminta informasi terkait kelas, menggunakan unsur
vorstellen) dan benda-benda di memperkenalkan diri dan orang kebahasaan yang benar sesuai
kelas (Gegenstände in derKlasse) lain (sich vorstellen und andere konteks.
dalam bentuk teks dialog vorstellen), benda-benda di 3.6. Mendemonstrasikan lagu 4.6. Menjelaskan arƟ lirik lagu dan
sederhana secara lisan dan tulis, kelas (Gegenstände in derKlasse) dan atau puisi (Gedicht) atau puisi (Gedicht) yang dilihat
menggunakan unsur kebahasaan menggunakan unsur kebahasaan yang dilihat atau didengar atau didengar secara mandiri
yang benar sesuai konteks. yang benar sesuai konteks. dengan memperhaƟkan unsur maupun dengan bimbingan,
3.3 Menafsirkan Ɵndak tutur untuk 4.3 Menyusun teks pendek dan kebahasaan yang benar sesuai dengan memperhaƟkan unsur
memberi dan meminta informasi sederhana secara mandiri konteks. kebahasaan dan budaya yang
tentang nama dan jumlah orang, maupun dengan bimbingan , benar.
benda, bangunan publik, sifat terkait Ɵndakan untuk memberi 3.7 Mendemonstrasikan Ɵndak tutur 4.7 Melakukan dialog pendek dan
dan Ɵngkah laku/Ɵndakan/ dan meminta informasi tentang untuk menghargai kinerja yang sederhana secara mandiri
fungsi orang dan benda, di nama dan jumlah orang, benda, baik ucapan selamat, mengajak, maupun dengan bimbingan
lingkungan kelas melalui teks bangunan publik, sifat dan melarang,minta untuk menggunakan Ɵndak tutur
sederhana secara lisan dan tulis, Ɵngkah laku orang, dan benda di ijin,meminta/mengungkapkan tentang menghargai kinerja yang
menggunakan unsur kebahasaan lingkungan kelas, menggunakan pendapat, mengungkapkan baik, ucapan selamat, mengajak,
yang benar sesuai konteks. unsur kebahasaan yang benar permintaan/permohonan (eine melarang, minta izin, meminta/
sesuai konteks. BiƩeformulieren) dalam bentuk mengungkapkan pendapat
3.4. Menerka isi teks khusus lisan 4.4 Menentukan isi teks khusus teks lisan dan tulis pendek dan dan mampu, mengungkapkan
dan tulis pendek dan lisan dan tulis pendek dan sederhana, dengan menggunakan permintaan/permohonan (eine
sederhana berbentuk formulir sederhana berbentuk formulir unsur kebahasaan yang benar BiƩe formulieren) dengan
(Formular), kartu idenƟtas (Formular), kartu idenƟtas sesuai konteks. menggunakan unsur kebahasaan
(Personalausweis), pesan (Personalausweis), pesan yang benar sesuai konteks.
pada mesin penjawab telepon pada mesin penjawab telepon 3.8 Menafsirkan Ɵndak tutur yang 4.8 Menyusun teks lisan dan tulis
(Anruĩeantworter), pembicaraan (Anruĩeantworter), pembicaraan terkait dengan memberi dan pendek dan sederhana secara
telepon (Telephongespräch), iklan telepon (Telephongespräch), iklan meminta informasi tentang mandiri maupun dengan
(Anzeige), surat (Brief), E-Mail (Anzeige), surat (Brief), E-Mail , bangunan rumah, benda dan bimbingan ,terkait Ɵndakan untuk
terkait jaƟ diri dan orang lain terkait jaƟ diri dan kegiatan di binatang di rumah, orang, memberi dan meminta informasi
dan kegiatan di lingkungan kelas lingkungan kelas menggunakan pekerjaan dan kegiatan sehari- tentang bangunan rumah, benda
menggunakan unsur kebahasaan unsur kebahasaan yang benar hari di rumah dan di lingkungan dan binatang di rumah, orang,
yang benar sesuai konteks sesuai konteks. tempat Ɵnggal yang terdapat pekerjaan dan kegiatan sehari-
3.5 . Menerka isi teks deskripƟf lisan 4.5.1. Menentukan isi teks deskripƟf pada teks lisan dan tulis hari di rumah dan di lingkungan
dan tulis pendek dan sederhana lisan dan tulis pendek dan pendek dan sederhana dengan tempat Ɵnggal, dengan
terkait orang dan benda di sederhana terkait orang menggunakan unsur kebahasaan menggunakan unsur kebahasaan
lingkungan kelas menggunakan dan benda di lingkungan kelas yang benar sesuai konteks. yang benar sesuai konteks.
unsur kebahasaan yang benar menggunakan unsur
sesuai konteks kebahasaan yang benar sesuai
konteks.

230 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 231


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Tingkatan VI Setara Kelas XII
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
3.9 Menafsirkan isi teks khusus lisan 4.9 Menentukan isi teks khusus mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
dan tulis pendek dan sederhana lisan dan tulis pendek dan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
berbentuk daŌar menu, iklan sederhana berbentuk daŌar
singkat, E-Mail, pesan pada menu, iklan singkat, surat/ yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
mesin penjawab telepon undangan pribadi, E-Mail, ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
(Anruĩeantworter) pesan pesan pada mesin penjawab
singkat dan pengumuman telepon (Anruĩeantworter), didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
/ pemberitahuan (ZeƩel/ pesan singkat dan pengumuman (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
InformaƟonschilder) terkait / pemberitahuan (ZeƩel/
benda dan binatang di rumah, InformaƟonschilder) terkait benda
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
orang, pekerjaan, kegiatan dan binatang di rumah, orang, secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sehari-hari di rumah dan di pekerjaan, kegiatan sehari-hari di sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
lingkungan tempat Ɵnggal dengan rumah dan di lingkungan tempat
menggunakan unsur kebahasaan Ɵnggal dengan menggunakan dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
yang benar sesuai konteks. unsur kebahasaan yang benar teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
sesuai konteks.
3.10 Menafsirkan isi teks deskripƟf 4.10.1 Menentukan isi teks deskripƟf
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
lisan dan tulis pendek dan lisan dan tulis pendek dan mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
sederhana terkait bangunan sederhana terkait bangunan
rumah, benda di rumah, rumah, benda di rumah, Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
orang, pekerjaan dan kegiatan orang, pekerjaan dan kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
sehari-hari di rumah dan di sehari-hari di rumah dan di
lingkungan tempat Ɵnggal dengan lingkungan tempat Ɵnggal keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
menggunakan unsur kebahasaan dengan menggunakan unsur dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
yang benar sesuai konteks. kebahasaan yang benar sesuai
konteks. kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
4.10.2 Menyusun teks lisan dan tulis
pendek dan sederhana secara KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
mandiri maupun dengan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
bimbingan, terkait Ɵndakan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
untuk memberi dan meminta
informasi tentang bangunan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
rumah, benda dan binatang di menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah
rumah, orang, pekerjaan dan faktual, konseptual, prosedural abstrak terkait dengan pengembangan
kegiatan sehari-hari di rumah dan metakogniƟf berdasarkan dari yang dipelajarinya di sekolah
dan di lingkungan tempat rasa ingin tahunya tentang secara mandiri, dan mampu
Ɵnggal, dengan menggunakan ilmupengetahuan, teknologi, seni,
menggunakan metoda sesuai kaidah
unsur kebahasaan yang benar budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, keilmuan.
sesuai konteks.
kenegaraan, dan peradaban
3.11 Mendemostrasikan lagu dan atau 4.11 Menjelaskan arƟ lirik lagu dan terkaitpenyebab fenomena dan
puisi (Gedicht) yang dilihat atau atau puisi (Gedicht) yang dilihat kejadian, serta menerapkan
didengar dengan memperhaƟkan atau didengar secara mandiri pengetahuan prosedural pada
unsur kebahasaan yang benar maupun dengan bimbingan, bidang kajian yang spesifik sesuai
sesuai konteks. dengan memperhaƟkan unsur dengan bakat dan minatnya untuk
budaya. memecahkan masalah.

232 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 233


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Mendemonstrasikan Ɵndak tutur 4.1 Melakukan dialog dengan 3.4 Menerka isi teks khusus lisan 4.4 Menentukan isi teks khusus lisan
untuk mengungkapkan usulan, menggunakan Ɵndak tutur dan tulis pendek dan sederhana dan tulis pendek dan sederhana
persetujuan, keƟdaksetujuan, untuk mengungkapkan berbentuk pengumuman singkat berbentuk pengumuman singkat
mengajak, meminta usulan,persetujuan, (kurze MiƩeilungen), iklan (kurze MiƩeilungen), iklan
izin,melarang, harapan atau keƟdaksetujuan singkat (kurze Anzeigen), papan singkat(kurze Anzeigen), papan
doa, dalam bentuk teks lisan mengajak,meminta petunjuk (Hinweisschilder/ petunjuk (Hinweisschilder/
dan tulis pendek dan sederhana, izin,melarang,harapan atau doa, Aushänge), pengumuman Aushänge), pengumuman
dengan memperhaƟkan unsur dalam bentuk teks lisan dan lisan (Durchsage),agenda lisan (Durchsage), agenda
kebahasaan yang benar sesuai tulis pendek dan sederhana, kegiatan (Terminkalender), Ɵket kegiatan (Terminkalender), Ɵket
konteks. denganmemperhaƟkan unsur perjalanan (Fahrkarte),jadwal perjalanan (Fahrkarte), jadwal
kebahasaan yang benar sesuai perjalanan (Fahrplan), rencana perjalanan (Fahrplan), rencana
konteks. perjalanan (Reiseprogramm), perjalanan (Reiseprogramm),
3.2 Mendemonstrasikan Ɵndak tutur 4.2 Melakukan dialog secara mandiri pesan pada mesin penjawab pesan pada mesin penjawab
memberi dan meminta informasi maupun dengan bimbingan guru telepon (Anruĩeantworter) telepon (Anruĩeantworter)
untuk menyatakan keharusan, terkait dengan interaksi yang terkait kegiatan waktu senggang terkait kegiatan waktu senggang
himbauan, kemampuan/ melibatkan Ɵndakan keharusan, dan perjalanan/ wisata sesuai dan perjalanan/wisata sesuai
kesanggupan, memberi instruksi himbauan, kemampuan/ unsur kebahasaan dan konteks unsur kebahasaan dan konteks
dan melarang melakukan suatu kesanggupan, memberi instruksi penggunaan yang benar. penggunaan yang benar.
Ɵndakan/ kegiatan terkait dan melarang melakukan suatu 3.5 Menerka isi teks deskripƟf lisan 4.5.1 Menentukan isi teks deskripƟf
kegiatan waktu senggang Ɵndakan/kegiatan terkait dan tulis pendek dan sederhana, lisan dantulis pendek
(FreizeitbeschäŌigung) dalam kegiatan waktu senggang terkait kegiatan waktu senggang dan sederhana tentang
bentuk teks lisan dan dengan memperhaƟkan unsur (FreizeitbeschäŌigung) dan kegiatan waktu senggang
tulis pendek dan sederhana, kebahasaan yang benar sesuai perjalanan/wisata (Reisen), (FreizeitbeschäŌigung) dan
dengan memperhaƟkan unsur konteks. sesuai unsur kebahasaan dan perjalanan/wisata Reisen)
kebahasaan yang benar sesuai konteks yang benar. sesuai unsur kebahasaan dan
konteks. konteks penggunaan yang
3.3 Menafsirkan Ɵndak tutur yang 4.3 Menyusun teks lisan dan tulis benar.
terkait dengan memberi dan pendek dan sederhana terkait 4.5.2 Menyusun teks deskripƟf
meminta informasi Ɵndakan/ Ɵndakan untuk memberi dan lisan dan tulis pendek
kegiatan waktu senggang/ meminta informasi terkait dan sederhana, tentang
kejadian yang sudah dilakukan/ Ɵndakan kegiatan waktu kegiatan waktu senggang dan
terjadi di waktu lampau terkait senggang /kejadian yang sudah perjalanan/wisata dengan
perjalanan/wisata (Reisen) dilakukan/ terjadi di waktu memperhaƟkan fungsi sosial,
pada teks lisan dan tulis sesuai lampau terkait perjalanan/ struktur teks, dan unsur
konteks penggunaannya, dengan wisata dengan memperhaƟkan kebahasaan yang benar sesuai
memperhaƟkan unsur kebaha- unsur kebahasaan yang benar konteks.
saan yang benar sesuai konteks. sesuai konteks. 3.6 Mendemonstrasikan lagu dan 4.6. Menjelaskan arƟ lirik lagu dan
atau puisi (Gedicht), dengan atau puisi (Gedicht) yang dilihat
memperhaƟkan unsur atau didengar secara mandiri
kebahasaan yang benar sesuai maupun dengan bimbingan,
konteks. memperhaƟkan unsur budaya.

234 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 235


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Bahasa Perancis
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan serta
dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi kondisi
objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi berkaitan
dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya
partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat
menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan
untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai sebab masih
belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui

236 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA PERANCIS 237


kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan B. Tujuan
dalam lingkuppengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
dengan masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
pendidikan kesetaraanberorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi ekstrakurikuler.
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan Pembelajaran bahasa Perancis pada pendidikan kesetaraan memiliki tujuan
hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi komunikatif
itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional.
di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang
bersifat kreatif dan inovatif. Kompetensi ini mengarahkan peserta didik melalui berbagai bentuk teks
berbahasa Perncis lisan dan tulis, secara runtut dengan unsur kebahasaan yang
Dengan demikian program paket C mata pelajaran bahasa Perancis, pada akurat dan berterima, tentang berbagai pengetahuan faktual dan prosedural,
tingkatan V setara kelas X dan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII penting serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan
diarahkan pada pembentukan kompetensi untuk melaksanakan fungsi sosial. di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Peserta didik dituntut dapat
Kompetensi ini dicapai dengan menggunakan teks yang memiliki struktur melakukan berbagai kegiatan pembelajaran yang produktif, kreatif dan
dan unsur kebahasaan yang tepat dan benar sesuai dengan tujuan dan konteks inovatif yang sejalan dengan kegiatan sainstifik.
komunikatif dalam berbahasa Perancis.
Setelah mempelajari Bahasa Perancis, peserta didik diharapkan mampu
Selain itu agar peserta didik pada pendidikan kesetaraan dapat pula diakui menggunakan beragam fungsi sosial kebahasaan untuk berkomunikasi baik
oleh masyarakat internasional seperti halnya pendidikan formal, penyetaraan lisan maupun tulis dalam berbagai situasi dan topik dengan menggunakan
kompetensi khusus untuk bahasa Perancis harus diarahkan pada peningkatan bahasa Perancis sederhana. Kompetensi yang harus dicapai mencakup
kemampuan peserta untuk berkomunikasi secara tertulis dan lisan dalam pengetahuan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan yang harus dimiliki
bahasa Perncis sesuai level kemampuan berbahasa A1 Standar Internasional adalah tentang unsur-unsur penunjang kebahasaan yaitu fonetik/pelafalan,
GER (Gemeinsamer Europäscher Referenzrahmen). Sehingga peserta didik kosakata, struktur gramatika bahasa Perancis dan pengetahuan lintas budaya.
dapat mengembangkan kemampuannya dalam menjalin kerjasama dengan Sedangkan empat keterampilan berbahasa yang diajarkan meliputi menyimak,
komunitas masyarakat internasional, melakukan tindakan kolektif dalam berbicara, membaca dan menulis.
memecahkan masalah-masalah dan mengembangkan kehidupan publik.
C. Ruang Lingkup
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
mata pelajaran Bahasa Perancis di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan sangat diperlukan.
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu
dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan Ruang lingkup pembelajaran bahasa Perancis untuk tingkatan V setara kelas
mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat X dan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII sebagaimana tertera pada tujuan
dalam pendidikan formal. pembelajaran adalah mencakup aspek pengetahuan kebahasaan dan aspek
keterampilan berbahasa, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

238 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA PERANCIS 239


1. Unsur pengetahuan kebahasaan maupun keterampilan berbahasa yang didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
bermanfaat dalam kehidupan nyata (aplikatif ) yang terlihat dari teks yang (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
terkait dengan fungsi sosial berbahasa. sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
2. Unsur penunjang kebahasaan dan keterampilan yang dipelajari berada secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
dalam konteks kompetensi komunikatif yang diterapkan dalam hubungan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
fungsional interpersonal antara siswa/peserta didik dengan pendidik, dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
teman, dan orang di sekitarnya. teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
3. Unsur kebahasaan dan keterampilan tertuang dalam wacana-wacana dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
transaksional baik berbentuk lisan maupun tulis. mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pendidikan kesetaraan.
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau dan metakogniƟf berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, berƟndak secara efekƟf dan
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan pengetahuan, teknologi, seni, kreaƟf, serta mampu menggunakan
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan.
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan serta menerapkan pengetahuan
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan prosedural pada bidang kajian yang
kualitas dan pengembangan pendidikan. spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, 3.1 Mendemonstrasikan Ɵndak tutur 4.1 Mempraktekan ungkapan selamat
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat menyapa, berpamitan, berterima pagi, selamat siang, selamat
kasih, meminta maaf dan cara- malam pada seseorang sesuai
Tingkatan V Setara Kelas X dan XI cara meresponnya. dengan konteks formal/ informal
dan meresponnya secara lisan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
dan tulisan.
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap 3.2 Mendemonstrasikan cara 4.2 MemprakƟkan ungkapan
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual memperkenalkan diri dan memperkenalkan diri dan
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan menanyakan nama secara formal menanyakan nama orang lain
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta dan informal. secara formal/informal secara
lisan dan tulisan.

240 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA PERANCIS 241


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Menyatakan dan menanyakan 4.3 Mempraktekan ungkapan 3.12 Mencontohkan Ɵndak tutur 4.12 Menghasilkan teks yang berisi
nama hari, tanggal, bulan, dan mengenai nama hari, nama bulan ucapan selamat (féliciter Ɵndak tutur ucapan selamat
tahun dalam bentuk angka dan dan tahun secara lisan dan tulis. quelqu’un) dengan dalam berbagai situasi secara
huruf pada saat pembelajaran. memperhaƟkan fungsi sosial, lisan dan tulis.
3.4 Mendemonstrasikan nama, 4.4 MemprakƟkan dengan cara struktur teks, dan unsur
tanggal lahir, alamat, nomor membuat wacana pendek yang kebahasaan pada teks interaksi
telepon, alamat email. berisi informasi mengenai nama, lisan dan tulis.
tanggal lahir, bulan, tahun, alamat 3.13 Menyatakan keberadaan orang 4.13 Memproduksi teks yang berisi
dan nomor telepon. atau benda (mis: il est dans la Ɵndak tutur untuk menyatakan
3.5 Menyebutkan nama-nama benda 4.5 Menceritakan nama-nama benda classe, la chat est sur la table). keberadaan orang dan benda
di dalam kelas, nama-nama di dalam kelas, nama-nama secara lisan dan tulis.
bangunan di sekitar sekolah. bangunan di sekitar SPNF secara 3.14 Menggambarkan kegiatan yang 4.14 Menghasilkan teks yang
lisan dan tulis. sedang dilakukan/kegiatan yang menceritakan kejadian/kegiatan
3.6 Menyatakan karakter/sifat teman, 4.6 Menceritakan karakter/sifat ruƟn dilakukan. yang dilakukan sehari-hari
pendidik, kepala SPNF secara lisan teman sekelas, Pendidik, kepala (present de l’indicaƟf) secara lisan
dan tulisan. SPNF, arƟs/tokoh terkenal secara dan tulis.
lisan dan tulisan. 3.15 Menggambarkan kegiatan/ 4.15 Menghasilkan teks yang
3.7 Menyatakan instruksi yang 4.7 Mendemonstrasikan instruksi keadaan pada waktu lampau menceritakan kegiatan di waktu
berupa rambu-rambu di jalan. rambu-rambu lalu lintas di jalan (passé composé). lampau (passé-composé) secara
Membedakan rambu-rambu di secara lisan dan tulis. lisan dan tulis.
jalan. 3.16 Mendemonstrasikan pesan 4.16 Menghasilkan teks berupa
3.8 Menafsirkan makna lagu 4.8 Menceritakan makna lagu singkat (message courte) dan pesansingkat dan pengumuman
tradisional Prancis (mis: tradisional Prancis secara lisan pemberitahuan sesuai dengan dan tulis terkait dengan
AlloueƩe). dan tulis. fungsi sosial secara lisan dan kehidupan sekolah.
3.9 Mendemonstrasikan Ɵndak tutur 4.9 Memproduksi teks pendek yang tulisan.
meminta perhaƟan. Mengecek berisiƟndak tutur untuk meminta 3.17 Menemukan ciri-ciri teks 4.17 Menghasilkan teks deskripƟf
pemahaman, menghargai kinerja, perhaƟan, mengecek deskripƟf dengan memperhaƟkan untuk mendeskripsikan orang dan
meminta dan mengungkapkan pemahaman, menghargai kinerja fungsi sosial. benda secara lisan dan tulis.
pendapat. dan mengungkapkan pendapat
serta meresponnya secara lisan 3.18 Menafsirkan puisi berbahasa 4.18 Menghasilkan puisi berbahasa
dan tulis. Prancis. Prancis secara lisan dan tulis.
3.10 Mengekspresikan Ɵndak tutur 4.10 Menghasilkan teks yang berisi
untuk menanyakan kebersediaan Ɵndak tutur untuk menyatakan
Tingkatan VI (Setara Kelas XII)
dan keinginan melakukan sebuah kesanggupan dan kemauan Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
Ɵndakan sesuai dengan fungsi melakukan Ɵndakan secara lisan
sosial. dan tulis. mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3.11 Membedakan Ɵndak tutur untuk 4.11 Menghasilkan teks yang berisi sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
memberi instruksi, mengajak, Ɵndak tutur memberi instruksi, yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
melarang, minta ijin sesuai mengajak, melarang, minta ijin
konteks. secara lisan dan tulis.
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli

242 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA PERANCIS 243


(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri PENGETAHUAN KETERAMPILAN
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut 3.3 Menyatakan Ɵndak tutur untuk 4.3 Menghasilkan teks yang berisi
mengeskpresikan tujuan (but). Ɵndak tutur untuk menyatakan
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
dan menanyakan maksud dan
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan tujuan melakukan Ɵndakan/
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, kegiatan secara lisan dan tulis.
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. 3.4 Mengekspresikan Ɵndak tutur 4.4 Menghasilkan teks yang berisi
untuk menyuruh dan melarang suruhan/larangan melakukan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses (demander quelqu’un de faire Ɵndakan secara lisan dan tulis.
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan quelque chose et interdicƟon)
melakukan suatu Ɵndakan/
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor kegiatan, sesuai dengan konteks.
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi 3.5 Mengekspresikan teks prosedural 4.5 Memproduksi teks prosedural
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. yang berisi kalimat-kalimat berbentuk resep makanan dan
perintah seperƟ resep makanan, buku petunjuk secara lisan dan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR buku petunjuk. tulis.
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.6 Mendemonstrasikan Ɵndak tutur 4.6 Memproduksi teks yang berisi
PENGETAHUAN KETERAMPILAN untuk menyatakan kejadian di Ɵndak tutur untuk menyatakan
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji waktu yang akan datang (future). kegiatan yang akan dilakukan di
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah waktu mendatang (future) secara
faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan pengembangan lisan dan tulis.
dan metakogniƟf berdasarkan dari yang dipelajarinya di sekolah 3.7 Menafsirkan isi teks naraƟf. 4.7 Menghasilkan teks naraƟf
rasa ingin tahunya tentang ilmu secara mandiri, berƟndak secara
pengetahuan, teknologi, seni, berbentuk formulir, Ɵket, jadwal
efekƟf dan kreaƟf, serta mampu pelajaran secara lisan dan tulis.
budaya, dan humaniora dengan
menggunakan metoda sesuai kaidah
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, 3.8 Menafsirkan cerita fabel Prancis. 4.8 Menceritakan kembali isi cerita
kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan.
fabel Perancis (fable française)
penyebab fenomena dan kejadian, yang sederhana secara lisan dan
serta menerapkan pengetahuan tulis.
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
3.1 Menyatakan Ɵndak tutur 4.1 Memproduksi teks sederhana
harapan dan ucapan selamat atas yang berisi ungkapan harapan,
suatu kebahagiaan. ucapan selamat atas kebahagiaan
dan prestasi secara lisan dan
tulis.
3.2 Menyatakan Ɵndak tutur untuk 4.2 Menghasilkan teks yang berisi
menyatakan keharusan dan Ɵndak tutur untuk menyatakan
usulan. larangan/suruhan/himbauan
secara lisan dan tulis.

244 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA PERANCIS 245


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Antropologi
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan

246 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C ANTROPOLOGI 247


kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum B. Tujuan
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan ekstrakurikuler.
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk Kurikulum mata pelajaran Antropologi dirancang untuk mempersiapkan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi generasi baru bangsa yang memiliki kemampuan sebagai pribadi orang dewasa
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, dan memahami
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad berbagai persoalan dan kekuatan budaya dalam membangun kehidupan
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang bermasyarakat, hidup berdampingan secara damai dalam perbedaan.
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
yang bersifat kreatif dan inovatif. bertanggung jawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal
Sejauh ini, mata pelajaran Antropologi di Sekolah Menengah Atas dirancang ini sangat diperlukan. Secara khusus, mata pelajaran Antropologi diajarkan
untuk mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai untuk mencapai tujuan-tujuan khusus sebagai berikut.
pribadi orang dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, 1. Tujuan umum, yaitu:
dan memiliki etika sosial yang tinggi serta bertanggung jawab terhadap a. Memahami ruang lingkup kajian Antropologi;
perkembangan diri dan masyarakatnya untuk menopang pembangunan b. Memahami dan menerapkan pendekatan dan metode kerja
bangsa dan peradaban dunia. Secara khusus, mata pelajaran Antropologi Antropologi;
memiliki arti penting untuk memahami berbagai persoalan dan kekuatan c. Memahami kebudayaan dan dapat memanfaatkannya untuk
budaya dalam membangun kehidupan bermasyarakat, hidup berdampingan menyelesaikan berbagai masalah terkait dengan manusia dan
secara damai dalam perbedaan. Demikian pula, melalui belajar Antropologi, kehidupannya sebagai makhluk biologi dan sosial budaya yang
perlu ditingkatkan empati antar sesama, toleran dan menghargai keberadaan beraneka ragam.
setiap orang dalam sebuah komunitas, kelompok dan masyarakat. Termasuk, d. Menelaah fenomena budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi dan
kemampuannya dalam menjalin kerjasama, melakukan tindakan kolektif dalam bahasa dalam masyarakat multikultur.
memecahkan masalah-masalah sosial dan mengembangkan kehidupan publik. e. Mengaplikasikan hasil telaah terkait dengan budaya dalam masyarakat
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran multikultur dalam kehidupan sehari-hari.
mata pelajaran Antropologi di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah f. Menyajikan data dan informasi yang diperoleh melalui proses
Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih penelitian Antropologi
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan g. Produktif dan responsif dalam menyikapi berbagai persoalan terkait
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dengan keberadaan budaya lokal, nasional, pengaruh budaya luar dan
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan membina hubungan antar budaya
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu h. Menginternalisasikan nilai-nilai budaya sebagai pembentuk kepri-
dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan badian yang toleran, empati, serta saling menghargai antar sesama untuk
mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat membangun kehidupan harmonis dalam masyarakat multikultur.
dalam pendidikan formal.

248 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C ANTROPOLOGI 249


2. Tujuan khusus, yaitu: Mengacu pada kompetensi Antropologi di Sekolah Menengah Atas,
a. Pembelajaran Antropologi menginspirasi, menantang, memotivasi kompetensi yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini berorientasi
pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang pada fenomena keragaman budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bahasa beserta unsur-unsurnya yang terinternalisasi menjadi budaya dalam
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik kehidupan sehari-hari di sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam rangka
dalam menghadapi perubahan budaya manusia. membentuk kepribadian dan karakter, dan menggunakan metode etnografi
b. Memahami dan menerapkan pendekatan dan metode kerja dalam menganalisis kesamaan dan keberagaman bahasa, dialek, tradisi
Antropologi dengan mempertimbangkan latar belakang peserta didik lisan dalam masyarakat multikultur untuk tingkatan 5, dan kemampuan
yang merupakan Usia Sekolah dan Orang Dewasa. mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap terkait dengan
c. Memahami kebudayaan dan dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan tentang kesetaraan, perubahan sosial-budaya dalam
berbagai masalah terkait dengan kebutuhan di masyarakat agar peserta masyarakat multikultur untuk tingkatan 6.
didik mampu mempertahankan hidup dan kehidupannya sebagai
makhluk biologi dan sosial budaya yang beraneka ragam. Kompetensi-kompentensi tersebut dapat dicapai melalui pembelajaran
d. Mengaplikasikan hasil telaah sederhana terkait dengan budaya dalam materi-materi berikut.
masyarakat multikultur dalam kehidupan sehari-hari. 1. Peran Antropologi sebagai ilmu dan metode dalam memahami manusia,
e. Memiliki keterampilan yang dapat diterapkan di masyarakat tempat perilaku, dan hubunganya dengan kebudayaan.
tinggalnya secara produktif dan responsif dalam menyikapi berbagai 2. Budaya sebagai sistem pengetahuan/sistem nilai yang menjadi acuan
persoalan terkait dengan keberadaan budaya lokal, nasional, pengaruh dalam bersikap, berperilaku, dan bertindak sebagai anggota masyarakat.
budaya luar dan membina hubungan antar budaya. 3. Kesamaan dan keberagaman budaya, agama, religi/kepercayaan, bahasa/
C. Ruang Lingkup dialek dan tradisi di nusantara serta cara menyikapi berbagaiperbedaan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, (simpati, empati, emansispasi, kesetaraan dan keadilan), dan hubungan
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya antar budaya dalam rangka membangun kehidupan harmonis pada
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. masayarakat multikultur.
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang 4. Globalisasi dan perubahan sosial budaya: latar belakang, proses dan
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini dampaknya terhadap kehidupan masyarakat.
sangat diperlukan. 5. Alternatif solusi dan strategi pemecahan masalah sosial-budaya melalui pende-
Secara khusus, pembelajaran Antropologi di sekolah menengah atas dirancang katan kajian Antropologi dan kaitanya dengan pembangunan masyarakat.
agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
manusia tersebut. Mata pelajaran Antropologi di pendidikan kesetaraan dalam Kurikulum pada Pendidikan Kesetaraan
hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan yang terdapat di Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
dilakukan pada aspek pembelajaran. dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
pendidikan kesetaraan.

250 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C ANTROPOLOGI 251


Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari
dan metakogniƟf berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, berƟndak secara efekƟf dan
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat pengetahuan, teknologi, seni, kreaƟf, serta mampu menggunakan
budaya, dan humaniora dengan
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan metode sesuai kaidah keilmuan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kenegaraan, dan peradaban terkait
kualitas dan pengembangan pendidikan. penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat. minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Menjelaskan manfaat Antropologi 4.1 Membaca berbagai sumber/bahan
Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
dalam mempelajari keanekaragaman bacaan tentang ilmu Antropologi
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum dan kesamaan suku bangsa di yang mempelajari keanekaragaman
Indonesia dalam kehidupan sehari- dan kesamaan suku bangsa di
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap hari yang dijadikan pembiasaan Indonesia dalam kehidupan sehari-
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual untuk membangun sikap toleran, hari yang dijadikan pembiasaan
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan empaƟ, dan saling menghargai untuk membangun sikap toleran,
sehingga tercipta kerukunan empaƟ, dan saling menghargai
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta nasional sehingga tercipta kerukunan nasional
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli 3.2 Menggambarkan adanya 4.1 Melakukan pengamatan, kajian
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif pengelompokan komunitas berbagai sumber bacaan, dan
masyarakat Indonesia berdasarkan berdiskusi tentang masyarakat
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
kriteria agama, etnik, gender, sekitar untuk memahami adanya
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri pekerjaan, desa-kota dalam rangka pengelompokan komunitas
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut menyadari bahwa masyarakat masyarakat berdasarkan agama, etnik,
Indonesia beraneka ragam gender, pekerjaan, desa-kota dalam
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
rangka menyadari bahwa masyarakat
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan Indonesia beraneka ragam
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, 3.3 Menjelaskan adanya pembagian 4.3 Melakukan pengamatan, kajian
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. kerja atau kewenangan dalam berbagai sumber bacaan, dan
masyarakat, atau organisasi berdiskusi di masyarakat sekitar
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses berdasarkan Ɵngkatan tertentu tentang pembagian kerja atau
dalam rangka menyadari bahwa kewenangan dalam masyarakat, atau
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
pelapisan kedudukan tersebut organisasi berdasarkan Ɵngkatan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor diperoleh dari pencapaian seperƟ tertentu dalam rangka menyadari
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi penghasilan, pendidikan, dsb bahwa pelapisan kedudukan
tersebut diperoleh dari pencapaian
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
seperƟ penghasilan, pendidikan, dsb

252 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C ANTROPOLOGI 253


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Tingkatan: VI (Setara Kelas XII)
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Mencari cerita, ritual, mitos, atau 4.4 Melakukan kajian hasil peneliƟan mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
membuka tabir budaya dengan etnografi melalui pengamatan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
mengamaƟ perbedaan atau (observasi) di masyarakat setempat yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
persamaan antara sistem untuk melihat adanya perbedaan
kekerabatan, sistem religi , sistem atau persamaan antara sistem ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
poliƟk, sistem mata pencaharian kekerabatan, sistem religi , sistem didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
hidup, bahasa, dan kesenian disuatu poliƟk, sistem mata pencaharian (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
daerah atau kelompok suku bangsa hidup, bahasa, dan kesenian disuatu
setempat. daerah atau kelompok suku bangsa sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
setempat. secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
3.5 Menemukan dan menunjukkan 4.5 Melakukan pengamatan (observasi), sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
persamaan dan perbedaan insƟtusi- wawancara (interview), mengkaji
insƟtusi sosial dalam berbagai berbagai sumber untuk melihat
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
kelompok etnik di Indonesia, agar persamaan serta perbedaan teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
tercapai pemahaman tentang insƟtusi-insƟtusi sosial dalam dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
keanekaragaman dan kesamaan berbagai kelompok etnik di
budaya, sehingga terbentuk sikap Indonesia, agar terbentuk sikap
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
toleransi, saling menghargai, dan toleransi, saling menghargai, Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
empaƟ dalam rangka membangun dan empaƟ untuk membangun
masyarakat mulƟetnik Indonesia masyarakat mulƟetnik Indonesia pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
yang rukun, aman, dan damai yang yang rukun, aman, dan damai keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
3.6 Menemukan nilai-nilai kultural yang 4.6 Mengomunikasikan dalam forum
disepakaƟ bersama oleh masyarakat diskusi nilai- nilai kultural nasional kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
Indonesia (misalnya: gotong royong, Indonesia (misalnya: gotong royong, KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
tolong menolong, kekeluargaan, tolong menolong, kekeluargaan, KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
kemanusiaan, tenggang rasa) dalam kemanusiaan, tenggang rasa) dalam
rangka membangun sikap toleran, rangka membangun sikap toleran, PENGETAHUAN KETERAMPILAN
empaƟ, dan saling menghargai empaƟ, dan saling menghargai 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
sehingga tercipta masyarakat mulƟ sehingga tercipta masyarakat mulƟ menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
etnik Indonesia yang rukun, aman, etnik Indonesia yang rukun, aman, konseptual, prosedural berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan
dan damai dan damai rasa ingin tahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di sekolah
pengetahuan, teknologi, seni, secara mandiri, dan mampu
3.7 Menunjukkan dan memperkenalkan 4.7 Merancang kegiatan untuk
budaya, dan humaniora dengan
perilaku yang menjunjung nilai- mempromosikan nilai- nilai kultural menggunakametode sesuai kaidah
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
nilai kultural yang disepakaƟ yang disepakaƟ bersama oleh kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan
bersama oleh masyarakat Indonesia masyarakat Indonesia (misalnya: penyebab fenomena dan kejadian,
(misalnya: gotong royong, gotong royong, tolong menolong, serta menerapkan pengetahuan
tolong menolong, kekeluargaan, kekeluargaan, kemanusiaan, prosedural pada bidang kajian yang
kemanusiaan, tenggang rasa) tenggang rasa) sebagai budaya spesifik sesuai dengan bakat dan
sebagai budaya nasional (naƟonal nasional (naƟonal culture) minatnya untuk memecahkan masalah
culture)

254 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C ANTROPOLOGI 255


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Memahami dampak posiƟf dan 4.1 Melakukan pengamatan,kajian
negaƟf dari pengaruh adanya literatur, diskusi dan pengamatan
pertemuan dua kebudayaan ( untuk mengidenƟfikasi
Asimilasi dan Akulturasi,imitasi pertemuan dua kebudayaan (
budaya )sebagai perubahan Asimilasi dan Akulturasi,imitasi
sosial budaya, pembangunan budaya )sebagai perubahan
nasional, globalisasi, dan social budaya, pembangunan
modernisasi terhadap nasional, globalisasi, dan
masyarakat modernisasi terhadap
masyarakat Indonesia.
3.2 Menemukan perilaku yang 4.1 Melakukan kajian pengamatan
berdampak negaƟf dari atas perilaku untuk dapat
pertemuan dua kebudayaan memahami budaya manusia dan
(Asimilasi dan Akulturasi,imitasi mendapatkan gambaran adanya
budaya ) seperƟ perilaku dampak negaƟf perubahan
korupƟf, diskriminaƟf, sosial, pembangunan nasional,
pelanggaran HAM, kekerasan globalisasi, dan modernisasi
dalam rumah tangga, dan terhadap kehidupan masyarakat
hedonism) sebagai perubahan setempat (misalnya: perilaku
social budaya, pembangunan korupƟf, diskriminaƟf,
nasional, globalisasi, dan pelanggaran HAM, kekerasan
modernisasi terhadap dalam rumah tangga, dan
masyarakat hedonisme)
3.3 Merancang cara 4.3 Membaca berbagai sumber,
memperkenalkan budaya yang melakukan pengamatan, dan
baik seperƟ kearifan lokal wawancara untuk merancang
dan tradisi lisan di lingkungan cara memperkenalkan kearifan
masyarakat setempat untuk lokal dan tradisi lisan di
mengatasi berbagai dampak lingkungan masyarakat setempat
negaƟf dari perubahan sosial, sebagai upaya mengatasi
pembangunan nasional, berbagai dampak negaƟf
globalisasi, dan modernisasi bagi perubahan sosial, pembangunan
pembangunan karakter bangsa. nasional, globalisasi, dan
modernisasi dalam rangka
pembangunan karakter bangsa .

256 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 257


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
PENDIDIKAN KESETARAAN berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
Mata Pelajaran : Seni Budaya sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
A. Rasional aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan Sejauh ini, mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Atas dirancang
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, untuk mempersiapkan generasi baru bangsa yang berpengetahuan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah berketerampilan, dan memiliki kepekaan rasa estetik dan artistik, sikap kritis,
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan apresiatif, dan kreatif untuk menopang pembangunan bangsa dan peradaban
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada dunia. Secara khusus, mata pelajaran Seni Budaya memiliki arti penting
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan diri dalam konteks
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang perkembangan masyarakat melalui menumbuhkembangkan kesadaran dan
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu kemampuan apresiasi terhadap beragam seni budaya yang memungkinkan
pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya
tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal yang majemuk. Termasuk, kemampuannya dalam menjalin kerjasama,
keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi melakukan tindakan kolektif dalam memecahkan masalah-masalah sosial dan
setiap warga negara. mengembangkan kehidupan publik.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan mata pelajaran Seni Budaya di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
B. Tujuan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
Kurikulum mata pelajaran Seni Budaya dirancang untuk mempersiapkan
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
generasi baru bangsa yang berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
kepekaan rasa estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif untuk
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup

258 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 259


menopang pembangunan bangsa dan peradaban dunia. Kemandirian warga 2. Seni Musik
masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggung jawab Pembelajaran seni music meliputi apresiasi seni musik, estetika seni musik,
pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan. pengetahuan bahan dan alat seni musik, teknik penciptaan seni musik,
Secara khusus, mata pelajaran Seni Budaya diajarkan untuk mencapai tujuan- pertunjukan seni musik, evaluasi seni musik, portofolio seni musik.
tujuan khusus sebagai berikut. 3. Seni Tari
1. Menumbuhkembangkan sikap menghargai, jujur, disiplin, percaya diri, Pembelajaran seni tari meliputi apresiasi seni tari, estetika seni tari,
toleransi, kerjasama, dan bertanggungjawab; pengetahuan bahan dan alat seni tari, teknik penciptaan seni tari,
2. Memahami fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan pentingnya mempelajari pertunjukkan seni tari, evaluasi seni tari, portofolio seni tari.
Seni Budaya; 4. Seni Teater
3. Menampilkan sikap apresiasiatif dan mengembangkan pengalaman Pembelajaran seni teater meliputi apresiasi seni teater, estetika seni teater,
estetik melalui pembelajaran Seni Budaya; pengetahuan bahan dan alat seni teater, teknik penciptaan seni teater,
4. Mengekspresikan diri melalui kegiatan berkarya seni yang kreatif dan pertunjukkan seni teater, evaluasi seni teater, portofolio seni teater.
produktif; Dari ke-4 aspek mata pelajaran Seni Budaya yang tersedia, satuan pendidikan
5. Membuat pagelaran dan pameran karya seni dapat memilih sesuai dengan sumber daya dan sarana prasarana satuan
C. Ruang Lingkup pendidikan, potensi daerah, dan minat peserta didik. Karakteristik mata
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga pelajaran Seni Budaya dapat menjadi sarana konservasi dan pengembangan
perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan budaya lokal, sehingga budaya tersebut terjaga kelestariannya.
perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kemandirian
warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggungjawab D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan. Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
Secara khusus, pembelajaran Seni Budaya di sekolah menengah atas dirancang pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas atau
agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam pendidikan
manusia tersebut. Mata pelajaran Seni Budaya di pendidikan kesetaraan dalam formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan
hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan yang terdapat di di dalam praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas
lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, yaitu: (1)
dilakukan pada aspek pembelajaran. memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau equivalen dengan
kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi
Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya pada jenjang Kesetaraan Paket C berisi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan
kegiatan apresiasi, ekspresi dan kreasi yang meliputi 4 aspek seni yang dicapai kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai
melalui pembelajaran pada tingkatan V dan VI. Empat aspek materi seni meliputi: kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan kesetaraan
1. Seni Rupa mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk memecahkan masalah
Pembelajaran seni rupa meliputi apresiasi seni rupa, estetika seni rupa, sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan pengembangan pendidikan.
pengetahuan bahan dan alat seni rupa, teknik penciptaan seni rupa, Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
pameran seni rupa, evaluasi seni rupa, portofolio seni rupa. kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.

260 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 261


Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI) KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
SENI RUPA PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup 3.2 Memahami prosedur, bahan,dan 4.2 Membuat karya seni rupa Ɵga dimensi
pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) teknik dalam proses berkarya seni menggunakan berbagai media dan
rupa Ɵga dimensi teknik, sesuai dengan ketersediaan
pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu bahan di daerah setempat berdasarkan
dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama melihat model/contoh
yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu 3.3 Memahami konsep, prosedur dan 4.3 Menyelenggarakan pameran hasil
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, tata kelola pameran karya seni rupa karya seni rupa dua dan Ɵga dimensi
yang dibuat berdasarkan melihat
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan model/contoh
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi 3.4 Memahami konsep,prosedur dan 4.4 Membuat deskripsi/tanggapan karya
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri fungsi kriƟk dalam karya seni rupa seni rupa berdasarkan pengamatan
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dalam bentuk lisan atau tulisan
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect 3.5 Menganalisis konsep, unsur, prinsip, 4.5 Membuat karya seni rupa dua dimensi
bahan dan teknik dalam berkarya berdasarkan contoh objek yang
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan seni rupa dua dimensi kemudian dimodifikasi, mengubah
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata sedikit bentuknya menjadi lebih
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. menarik dengan berbagai media dan
teknik, sesuai dengan ketersediaan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses bahan di daerah setempat
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan 3.6 Menganalisis konsep, unsur, prinsip, 4.6 Membuat karya seni rupa Ɵga
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor bahan dan teknik dalam berkarya dimensi berdasarkan contoh objek
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi seni rupa Ɵga dimensi yang kemudian dimodifikasi,
mengubah sedikit bentuknya
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. menjadi lebih menarik dengan
berbagai media dan teknik, sesuai
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR dengan ketersediaan bahan di
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN daerah setempat
PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.7 Menganalisis perencanaan, 4.7 Menyelenggarakan pameran karya
3. Memahami, menerapkan, dan mengana- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji pelaksanaan,dan pelaporan pameran seni rupa dua dan Ɵga dimensi hasil
lisis pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak karya seni rupa modifikasi
prosedural, dan metakogniƟf berda- terkait dengan pengembangan dari 3.8 Menganalisis karya seni rupadalam 4.8 Membuat analisis karya seni rupa
sarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di sekolah secara bentuk tulisan dalam bentuk lisan atau tulisan
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, mandiri, berƟndak secara efekƟf dan
dan humaniora dengan wawasan kema- kreaƟf, serta mampu menggunakan SENI MUSIK
nusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan metoda sesuai kaidah keilmuan
peradaban terkait penyebab fenomena Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup
dan kejadian, serta menerapkan pengeta- pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3)
huan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan
pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu
minatnya untuk memecahkan masalah dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
3.1 Memahami konsep, unsur, prinsip, 4.1 Membuat karya seni rupa dua dimensi yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu
bahan,dan teknik dalam proses menggunakan berbagai media dan “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
berkarya seni rupa dua dimensi teknik, sesuai dengan ketersediaan kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan
bahan di daerah setempatberdasarkan
melihat model/contoh sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi

262 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 263


secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect PENGETAHUAN KETERAMPILAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan 3.7 Menganalisis hasil pertunjukan 4.7 Membuat tulisan tentang musik
musik Barat Barat
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata
3.8 Memahami perkembangan musik 4.8 Menampilkan beberapa lagu dan
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Barat pertunjukan musik Barat dengan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses menggunakan alat musik Barat yang
tersedia di daerah setempat
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor SENI TARI
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3)
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
PENGETAHUAN KETERAMPILAN yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan
konseptual, prosedural, dan metakogniƟf terkait dengan pengembangan dari
berdasarkan rasa ingin tahunya yang dipelajarinya di sekolah secara sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, mandiri, berƟndak secara efekƟf dan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
seni, budaya, dan humaniora dengan kreaƟf, serta mampu menggunakan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, metoda sesuai kaidah keilmuan
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
kenegaraan, dan peradaban terkait dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),
penyebab fenomena dan kejadian, yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan ma-
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang syarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata
spesifik sesuai dengan bakat dan pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Memahami musik tradisi 4.1 Memainkan alat musik tradisi, Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
berdasarkan ketersediaan alat di pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
daerah setempat keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.2 Menganalisis jenis dan fungsi 4.2 Membuat presentasi dari
sosial dari alat musik tradisi pada hasil analisis alat musik tradisi
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
masyarakat berdasarkan jenis dan fungsinya kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
berdasarkan ketersediaan alat di
daerah setempat
3.3 Memahami dan mengapresiasi 4.3 Menampilkan musik tradisi
pertunjukan musik tradisi berdasarkan ketersediaan alat di
daerah setempat
3.4 Memahami konsep, bentuk dan jenis 4.4 Membuat analisis dari hasil
pertunjukan musik tradisi pertunjukan musik tradisi
3.5 Memahamikonsep musik Barat 4.5 Memainkan alat musik Barat yang
tersedia di daerah setempat
3.6 Menganalisis musik Barat 4.6 Mempresentasikan hasil analisis
musik Barat

264 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 265


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata
PENGETAHUAN KETERAMPILAN pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
konseptual, prosedural, dan metakogniƟf terkait dengan pengembangan dari pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
berdasarkan rasa ingin tahunya yang dipelajarinya di sekolah secara keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, mandiri, berƟndak secara efekƟf dan
seni, budaya, dan humaniora dengan
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kreaƟf, serta mampu menggunakan kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
metoda sesuai kaidah keilmuan
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
serta menerapkan pengetahuan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
prosedural pada bidang kajian yang PENGETAHUAN KETERAMPILAN
spesifik sesuai dengan bakat dan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
minatnya untuk memecahkan masalah menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
3.1 Memahami teknik dan 4.1 Meragakan ragam gerak tari konseptual, prosedural, dan metakogniƟf terkait dengan pengembangan dari
prosedur gerak tari tradisi tradisional berdasarkan rasa ingin tahunya yang dipelajarinya di sekolah secara
3.2 Memahami nilai esteƟk gerak tari 4.2 Memeragakan gerak tari sesuai tentang ilmu pengetahuan, teknologi, mandiri, berƟndak secara efekƟf dan
seni, budaya, dan humaniora dengan kreaƟf, serta mampu menggunakan
tradisi dengannilai esteƟka
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, metoda sesuai kaidah keilmuan
3.3 Menganalisis ragam gerak tari tradisi 4.3 Meragakan ragam gerak tari tradisi kenegaraan, dan peradaban terkait
sesuai dengan iringan penyebab fenomena dan kejadian,
3.4 Menganalisis tari tradisi 4.4 Membuat tulisan sebuah karya tari serta menerapkan pengetahuan
3.5 Menerapkan konsep berkarya tari 4.5 Berkarya seni tari kreasi sesuai prosedural pada bidang kajian yang
kreasi dengan hitungan spesifik sesuai dengan bakat dan
3.6 Menerapkan nilai esteƟs pada tari 4.6 Berkarya seni tari kreasi sesuai minatnya untuk memecahkan masalah
kreasi sesuai dengan iringan dengan nilai esteƟs dan iringan 3.1 Memahami konsep seni peran 4.1 meragakan adegan sesuai konsep
3.7 Mengevaluasi gerak tari kreasi 4.7 Menyajikan ragam gerak tari kreasi yang bersumber pada seni teater seni peran yang bersumber pada
berdasarkan tata teknik pentas berdasarkan tata teknik pentas tradisi seni teater tradisi
3.8 Mengevaluasi karya tari kreasi 4.8 Membuat tulisan tentang 3.2 Memahami teknik menyusun nas- 4.2 Memahami teknik menyusun nas-
pertunjukan tari kreasi kah lakon bersumber cerita tradisi kah lakon bersumber cerita tradisi
3.3 Memahami konsep perancangan 4.3 Merancang pementasan seni
SENI TEATER pementasan seni teater tradisi teater tradisi
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup 3.4 Menganalisis pementasan seni 4.4 Mementaskan seni teater tradisi
pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) teater tradisi
pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu 3.5 Memahami konsep seni peran 4.5 Meragakan adegan sesuai konsep
sesuai kaidah teater modern kaidah seni teater modern
dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
3.6 Menafsirkan kembali makna 4.6 Membuat naskah lakon sesuai
yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu naskah lakon sesuai kaidah seni kaidah seni teater modern
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, teater modern berdasarkan penafsiran perisƟwa
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan keseharian
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi 3.7 Memahami perancangan 4.7 Merancang pementasan seni
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri pementasan seni teater modern teater modern
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut 3.8 Menganalisis pementassan seni 4.8 Mementaskan seni teater modern
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teater modern

266 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 267


Tingkatan: VI (Setara Kelas XII) 3.1 Mengevaluasi karya seni rupadua 4.1 Membuat karya seni rupa dua
dimensi dimensi berdasarkan imajinasi
SENI RUP A dengan berbagai media dan
teknik, sesuai dengan ketersediaan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup
bahan di daerah setempat
pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) 3.2 Mengevaluasi karya seni rupa Ɵga 4.2 Membuat karya seni rupa Ɵga
pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu dimensi dimensi berdasarkanimajinasi
dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama denganberbagai media dan teknik,
sesuai dengan ketersediaan bahan
yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu di daerah setempat
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, 3.3 Mengevaluasi penyelenggaraan 4.3 Menyelenggarakan pameran
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan pameran karya seni rupa dua dan Ɵga
dimensi hasil kreasi sendiri
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
3.4 Mengevaluasi Karya Seni Rupa 4.4 Membuat evaluasi dalam bentuk
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri kriƟk karya seni rupa secara lisan
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut atau tulisan
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect SENI MUSIK
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata
pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3)
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
PENGETAHUAN KETERAMPILAN dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
dan mengevaluasi pengetahuan mencipta dalam ranah konkret teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan
faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata
dan metakogniƟf berdasarkan pengembangan dari yang dipelajarinya
rasa ingin tahunya tentang ilmu pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
di sekolah secara mandiri serta
pengetahuan, teknologi, seni,
berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf, Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
budaya, dan humaniora dengan
dan mampu menggunakan metoda
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
prosedural pada bidang kajian yang kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah

268 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 269


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
menganalisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
prosedural, dan metakogniƟf pengembangan dari yang dipelajarinya pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf,
seni, budaya, dan humaniora dengan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
dan mampu menggunakan metoda
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
penyebab fenomena dan kejadian, KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
serta menerapkan pengetahuan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
minatnya untuk memecahkan masalah 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
dan mengevaluasi pengetahuan mencipta dalam ranah konkret
3.1 Memahami konsep dan teknik 4.1 Mempresentasikan konsep
faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan
berkreasi musik kontemporer dan teknik berkreasi musik dan metakogniƟf berdasarkan
kontemporer pengembangan dari yang dipelajarinya
rasa ingin tahunya tentang ilmu di sekolah secara mandiri serta
3.2 Menganalisis karya musik 4.2 Mempresentasikan analisis musik pengetahuan, teknologi, seni,
berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf,
kontemporer kontemporer budaya, dan humaniora dengan
dan mampu menggunakan metoda
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
3.3 Mengevaluasi pertunjukan musik 4.3 Menerapkan konsep dan teknik kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmua
kontemporer berkreasi musik kontemporer penyebab fenomena dan kejadian,
3.4 Merancang konsep dan teknik 4.4 Menampilkan karya musik serta menerapkan pengetahuan
berkreasi musik kontemporer kontemporer kreasi sendiri prosedural pada bidang kajian yang
secara mandiri spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
SENI TARI 3.1 Merancang manajemen 4.1 Menerapkan manajemen
pergelaran tari pergelaran tari
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup 3.2 Merancang karya tari 4.2 Membuat karya tari
pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) 3.3 Mengevaluasi rancangan karya tari 4.3 Mempergelarkan karya tari
pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu 3.4 Mengevaluasi pergelaran tari 4.4 Membuat evaluasi tertulis dari
pergelaran tari
dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama SENI TEATER
yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3)
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan

270 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 271


sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
dan mengevaluasi pengetahuan mencipta dalam ranah konkret
faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan
dan metakogniƟf berdasarkan pengembangan dari yang dipelajarinya
rasa ingin tahunya tentang ilmu di sekolah secara mandiri serta
pengetahuan, teknologi, seni,
berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf,
budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan mampu menggunakan metoda
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Memahami konsep seni peran 4.1 Meragakan adegan teater
teater kontemporer kontemporer
3.2 Memahami teknik menyusun 4.2 Menyusun naskah lakon sesuai
naskah teater kontemporer kaidah teater kontemporer
3.3 Memahami perancangan 4.3 Merancang pementasan teater
pementasan teater kontemporer kontemporer
3.4 Menganalisis pementasan teater 4.4 Mementaskan teater
kontemporer kontemporer

272 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 273


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
Mata Pelajaran : Pendidikan Olahraga dan Rekreasi pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
A. Rasional untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Pendidikan Olahraga dan Rekreasi dirancang sebagai sarana untuk menyegarkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah dan memulihkan kekuatan fisik dan mental melalui berbagai kegiatan
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan pengembangan organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada (physical fitness), kegiatan pisik (physical activities), dan pengembangan
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional keterampilan (skill development) untuk membentuk karakter generasi muda
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang bangsa yang sehat jasmani dan rohani, dan memiliki rasa sportivitas dan jujur
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu sebagai warga negara yang berpengetahuan, berkepribadian, keterampilan,
pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional cerdas serta berkepribadian dalam rangka membentuk manusia Indonesia
tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal yang berkualitas. Secara khusus, mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan
keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi Rekreasi memiliki arti penting untuk mendorong pertumbuhan fisik,
setiap warga negara. perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan penghayatan nilai-nilai (sikap mental, emosional, sportivitas, spiritual, dan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan sosial) yang dibangun melalui aktivitas yang menyenangkan bersifat rekreatif,
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi Dengan belajar Olahraga dan Rekreasi peserta didik belajar berinteraksi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dengan orang lain di alam terbuka, lapangan ataupun arena indoor sebagai
dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembentukan karakter dan kesehatan fisik dan psikis, melalui suatu program
pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam olahraga rekreatif yang disusun dan direncanakan dengan baik, menarik dan
pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah pertama menyenangkan, sehingga dapat membentuk perkembangan pribadi peserta
dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang dihadapi, didik yang mampu bekerja sama, sportif, jujur dan toleran dalam melakukan
menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan untuk aktivitas serta memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan
mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai sebab masih belum sehari- secara mandiri dan berani berkompetisi di era global atau abad 21.
mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan Rekreasi di Pendidikan Kesetaraan
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara Paket C setara Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup,
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

274 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 275
maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dan olahraga sederhana dan/atau tradisional bersifat rekreatif, serta aktivitas
dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga gerak berirama, selain itu juga dimuat pendidikan kesehatan yang membahas
aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara kesehatan pribadi berupa kebersihan diri dan lingkungan, pencegahan terhadap
dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana obat berbahaya, hingga bahaya HIV – AIDS, serta kesehatan mental dan sosial.
terdapat dalam pendidikan formal. D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
B. Tujuan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
ekstrakurikuler. terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
Adapun mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan Rekreasi bertujuan untuk dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan pendidikan kesetaraan.
berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, landasan Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
karakter moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
melalui aktivitas jasmani, olahraga, kesehatan dan rekreasi yang direncanakan yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
secara sistematis, bersifat rekreatif/menyenangkan, dan sesuai usia equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
perkembangan serta kehidupan budaya setempat. rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
C. Ruang Lingkup tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang kualitas dan pengembangan pendidikan.
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
sangat diperlukan. kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat
Pembelajaran Olahraga dan Rekreasi di Paket C setara sekolah menengah atas Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Olahraga dan rekreasi di mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
Lingkup materi pada pendidikan olahraga dan rekreasi berupa pengembangan sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
pola gerak dasar, atletik (track and field), permainan bola besar, dan bola kecil, secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
beladiri, pengembangan kebugaran jasmani, melalui berbagai permainan

276 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 277
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, 3.3 Menganalisis keterampilan gerak 4.3 MemprakƟkkan hasil analisis
salah satu permainan bola kecil keterampilan gerak salah satu
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. sederhana, tradisional dan atau permainan bola kecil sederhana,
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses rekreaƟf untuk menghasilkan tradisional dan atau rekreaƟf
koordinasi gerak yang baik* untuk menghasilkan koordinasi
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan gerak yang baik*
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor 3.4 Menganalisis keterampilan 4.4 MemprakƟkkan hasil analisis
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi gerak salah satu permainan bola keterampilan gerak salah satu
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. kecil sederhana, tradisional dan permainan bola kecil dengan
atau rekreaƟf serta menyusun peraturan yang disederhanakan,
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR rencana perbaikan* tradisional dan atau rekreaƟf
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN serta menyusun rencana
PENGETAHUAN KETERAMPILAN perbaikan*
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 3.5 Menganalisis keterampilan jalan 4.5 MemprakƟkkan hasil analisis
menganalisis pengetahuan ranah konkret dan ranah abstrak terkait cepat, lari, lompat dan lempar keterampilan jalan cepat, lari,
faktual, konseptual, prosedural, dengan pengembangan dari yang untuk menghasilkan gerak yang lompat dan lempar untuk
dan metakogniƟf berdasarkan dipelajarinya di sekolah secara mandiri, efekƟf* menghasilkan gerak yang efekƟf*
rasa ingin tahunya tentang ilmu berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf, 3.6 Menganalisis keterampilan 4.6 MemprakƟkkan hasil analisis
pengetahuan, teknologi, seni,
serta mampu menggunakan metoda jalan, lari, lompat, dan lempar keterampilan jalan, lari, lompat,
budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, sesuai kaidah keilmuan untuk menghasilkan gerak yang dan lempar untuk menghasilkan
kenegaraan, dan peradaban terkait efekƟf serta menyusun rencana gerak yang efekƟf serta
penyebab fenomena dan kejadian, perbaikan* menyusun rencana perbaikan *
serta menerapkan pengetahuan 3.7 Menganalisis keterampilan gerak 4.7 MemprakƟkkan hasil analisis
prosedural pada bidang kajian yang seni dan olahraga beladiri (sikap keterampilan gerak seni dan
spesifik sesuai dengan bakat dan kuda-kuda, sikap pasang, pola olahraga beladiri (sikap kuda-
minatnya untuk memecahkan masalah langkah, pukulan, tendangan, dan kuda, sikap pasang, pola langkah,
3.1 Menganalisis keterampilan gerak 4.1 MemprakƟkkan hasil analisis tangkisan) untuk menghasilkan pukulan, tendangan, dan
salah satu permainan bola besar keterampilan gerak salah gerak yang efekƟf** tangkisan) untuk menghasilkan
sederhana, tradisional dan atau satu permainan bola besar gerak yang efekƟf **
rekreaƟf untuk menghasilkan sederhana, tradisional dan atau 3.8 Menganalisis strategi dalam 4.8 MemprakƟkkan hasil analisis
koordinasi gerak yang baik* rekreaƟf dengan peraturan pertarungan bayangan (shadow strategi dalam pertarungan
yang disederhanakan untuk fighƟng) olahraga beladiri bayangan (shadow fighƟng)
menghasilkan koordinasi gerak untuk menghasilkan gerak yang olahraga beladiri untuk
yang baik* efekƟf** menghasilkan gerak yang efekƟf
3.2 Menganalisis keterampilan gerak 4.2 MemprakƟkkan hasil analisis **
salah satu permainan bola besar keterampilan gerak salah satu 3.9 Menganalisis konsep laƟhan dan 4.9 MemprakƟkkan hasil analisis
sederhana, tradisional dan atau permainan bola besar dengan pengukuran komponen konsep laƟhan dan pengukuran
rekreaƟf serta menyusun rencana peraturan yang disederhanakan, kebugaran jasmani terkait komponen kebugaran jasmani
perbaikan* tradisional dan atau rekreaƟf kesehatan (daya tahan, kekuatan, terkait kesehatan (daya tahan,
serta menyusun rencana dan kelenturan) menggunakan kekuatan, dan kelenturan)
perbaikan* instrumen terstandar, misalnya; menggunakan instrumen
TKJI terstandar, misalnya; TKJI

278 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 279
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
PENGETAHUAN KETERAMPILAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.10 Menganalisis konsep laƟhan 4.10 MemprakƟkkan hasil analisis PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dan pengukuran komponen konsep laƟhan dan pengukuran 3.19 Menganalisis berbagai peraturan 4.19 Mempresentasikan berbagai
kebugaran jasmani terkait komponen kebugaran jasmani perundangan serta konsekuensi peraturan perundangan serta
keterampilan (kecepatan, terkait keterampilan (kecepatan, hukum bagi para pengguna dan konsekuensi hukum bagi
kelincahan, keseimbangan, kelincahan, keseimbangan, pengedar narkoƟka, psikotropika, para pengguna dan pengedar
dan koordinasi) menggunakan dan koordinasi) menggunakan zat-zat adiƟf (NAPZA) dan obat narkoƟka, psikotropika, zat-
instrumen terstandar instrumen terstandar berbahaya lainnya zat adiƟf (NAPZA) dan obat
3.11 Menganalisis keterampilan 4.11 MemprakƟkkan hasil analisis berbahaya lainnya
rangkaian gerak sederhana dalam keterampilan rangkaian gerak 3.20 Menganalisis bahaya, cara 4.20 Mempresentasikan hasil analisis
akƟvitas spesifik senam lantai sederhana dalam akƟvitas spesifik penularan, dan cara mencegah bahaya, cara penularan, dan cara
(guling depan-belakang, lenƟng senam lantai (guling depan- HIV/AIDS mencegah HIV/AIDS
tengkuk, kayang, sikap lilin) belakang, lenƟng tengkuk, kayang,
sikap lilin)
3.12 Menganalisis berbagai ke- 4.12 MemprakƟkkan hasil analisis Tingkatan VI Setara Kelas XII
terampilan rangkaian gerak yang berbagai keterampilan rangkaian
lebih kompleks dalam akƟvitas gerak yang lebih kompleks dalam Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
spesifik senam lantai (guling akƟvitas spesifik senam lantai
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
depan-belakang, lenƟng tengkuk, (guling depan-belakang, lenƟng
kayang, sikap lilin, handstand, tengkuk, kayang, sikap lilin, sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
headstand, lompat jongkok- handstand, headstand, lompat yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
kangkang, dan meroda) jongkok-kangkang, dan meroda)
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
3.13 Menganalisis gerak rangkaian 4.13 MempraƟkkan hasil analisis gerak
langkah kaki, ayunan lengan, dan rangkaian langkah kaki, ayunan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
anggota tubuh lainnya mengikuƟ lengan, dan anggota tubuh (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
irama (ketukan) dalam akƟvitas lainnya mengikuƟ irama (ketukan) sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
gerak berirama dalam akƟvitas gerak berirama
3.14 Menganalisis sistemaƟka laƟhan 4.14 MemprakƟkkan hasil sistemaƟka
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
(gerak pemanasan, inƟ laƟhan, laƟhan (gerak pemanasan, inƟ sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dan pendinginan) dalam akƟvitas laƟhan, dan pendinginan) dalam dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
gerak berirama akƟvitas gerak berirama
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
3.15 Menganalisis keterampilan satu 4.15 MemprakƟkkan hasil analisis
gaya renang*** keterampilan satu gaya renang dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
*** mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.16 Menganalisis keterampilan dua 4.16 MemprakƟkkan hasil analisis
gaya renang *** keterampilan dua gaya renang*** Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
3.17 Memahami konsep dan prinsip 4.17 Mempresentasikan konsep dan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
pergaulan yang sehat antar prinsip pergaulan yang sehat
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
remaja dan menjaga diri dari antar remaja dan menjaga diri
kehamilan pada usia sekolah dari kehamilan pada usia sekolah dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
3.18 Menganalisis manfaat jangka 4.18 Mempresentasikan manfaat kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
panjang dalam akƟvitas fisik jangka panjang dalam akƟvitas
secara teratur fisik secara teratur

280 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 281
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan 2.6 Merancang beberapa pola 4.6 MemprakƟkkan hasil rancang
dan mengevaluasi pengetahuan mencipta dalam ranah konkret rangkaian keterampilan senam beberapa pola rangkaian
faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan lantai keterampilan senam lantai
dan metakogniƟf berdasarkan pengembangan dari yang dipelajarinya 2.7 Merancang sistemaƟka laƟhan 4.7 Merancang sistemaƟka laƟhan
rasa ingin tahunya tentang ilmu di sekolah secara mandiri serta (gerak pemanasan, inƟ laƟhan, (gerak pemanasan, inƟ laƟhan,
pengetahuan, teknologi, seni,
berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf, dan pendinginan) dalam akƟvitas dan pendinginan) dalam akƟvitas
budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan mampu menggunakan metoda gerak berirama gerak berirama
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan 3.8 Menganalisis keterampilan dua 4.8 MemprakƟkkan hasil analisis
penyebab fenomena dan kejadian, gaya renang untuk keterampilan dua gaya
serta menerapkan pengetahuan keterampilan penyelamatan renang untuk keterampilan
prosedural pada bidang kajian yang diri, dan Ɵndakan pertolongan penyelamatan diri, dan Ɵndakan
spesifik sesuai dengan bakat dan kegawatdaruratan di air dengan pertolongan kegawatdaruratan
minatnya untuk memecahkan masalah menggunakan alat bantu*** di air dengan menggunakan alat
3.1 Merancang pola penyerangan dan 4.1 MemprakƟkkan hasil rancangan bantu***
pertahanan salah satu permainan pola penyerangan dan pertahanan 3.9 Menganalisis langkah-langkah 4.9 Mempresentasikan hasil analisis
bola besar sederhana, tradisional salah satu permainan bola melindungi diri dan orang lain langkah-langkah melindungi
dan atau rekreaƟf* besar dengan peraturan yang dari Penyakit Menular Seksual diri dan orang lain dari Penyakit
disederhanakan, tradisional dan (PMS) Menular Seksual (PMS)
atau rekreaƟf*
3.2 Merancang pola penyerangan dan 4.2 MemprakƟkkan hasil rancangan pola Keterangan:
pertahanan salah satu permainan penyerangan dan pertahanan salah
bola kecil sederhana, tradisional satu permainan bola kecil dengan
*) Untuk kompetensi dasar permainan bola besar dan permainan bola
dan atau rekreaƟf* peraturan yang disederhanakan, kecil dapat dipilih sesuai dengan sarana prasarana yang tersedia. (Dan
tradisional dan atau rekreaƟf* dipastikan Guru tidak mengajarkan pada salah satu pembelajaran
3.3 Merancang simulasi perlombaan 4.3 MemprakƟkkan hasil rancangan
yang diminati oleh gurunya melainkan diminati oleh siswanya agar
jalan cepat, lari, lompat dan simulasi perlombaan jalan cepat,
lempar sesuai peraturan* lari, lompat dan lempar sesuai siswa tidak terpaksa dan PJOK menjadi momok bagi siswanya)
peraturan*
**) Pembelajaran aktifitas beladiri selain pencaksilat dapat juga aktifit-
3.4 Merancang pola penyerangan 4.4 MemprakƟkkan hasil rancangan
dan pertahanan dalam olahraga pola penyerangan dan pertahanan as beladiri lainnya (karate, yudo, taekondo, dll) disesuaikan dengan
beladiri sesuai peraturan ** dalam olahraga beladiri sesuai situasi dan kondisi sekolah. Olahraga beladiri pencaksilat mulai dia-
peraturan permainan**
jarkan pada kelas IV dikarenakan karakterisrtik psikis anak kelas I. II
3.5 Merancang program laƟhan untuk 4.5 MemprakƟkkan hasil rancangan
meningkatkan derajat kebugaran program laƟhan untuk dan III belum cukup untuk menerima aktifitas pembelajaran beladi-
jasmani terkait kesehatan (laƟhan; meningkatkan derajat kebugaran ri.
daya tahan, kekuatan, dan jasmani terkait kesehatan
kelenturan) dan keterampilan (laƟhan; daya tahan, kekuatan, ***) Pembelajaran aktifitas air boleh dilaksanakan sesuai dengan kondisi,
(laƟhan; kecepatan, kelincahan, dan kelenturan) dan keterampil jikalau tidak bisa dilaksanakan digantikan dengan aktifitas fisik lain-
keseimbangan, dan koordinasi) an (laƟhan; kecepatan,
secara pribadi kelincahan, keseimbangan, dan
nya yang terdapat di lingkup materi.
koordinasi) secara pribadi

282 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 283
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Prakarya dan Kewirausahaan
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

284 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 285


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar
masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk B. Tujuan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang ekstrakurikuler.
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya
yang bersifat kreatif dan inovatif. Secara khusus, mata pelajaran Prakarya diajarkan untuk mencapai tujuan
material dan tujuan formal sebagai berikut.
Adapun, mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dirancang untuk
mempersiapkan generasi muda bangsa sebagai pewaris budaya bangsa sebagai 1. Tujuan Material
individu dan warga negara yang beriman, produktif kreatif, inovatif dan peduli Menemukan, membuat karya (produk) prakarya, merancang ulang produk
terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa, serta mampu berkontribusi dan mengembangkan produk berupa: kerajinan, rekayasa, budidaya dan
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. pengolahan melalui kegiatan mengidentifikasi, memecahkan masalah,
Secara khusus, mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan memiliki arti merancang, membuat, memanfaatkan, mengevaluasi, dan mengembangkan
penting untuk mengembangkan dan menguatkan budaya lokal (local genius dan produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan
local wisdom), nilai-nilai karakter sebagai pembangunan kembali potensi lokal, keterampilan yang dikembangkan adalah kemampuan memodifikasi,
pemanfaatan sumber daya alam secara seimbang dan dasar pengembangan menggubah, mengembangkan, dan menciptakan serta merekonstruksi
kewirausahaan dan ekonomi kreatif, sehingga mampu membangun citra dan karya yang ada, baik karya sendiri maupun karya orang lain
identitas bangsa, serta memberikan dampak ekonomi dan sosial yang positif. 2. Tujuan F ormal
Melalui penguatan pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan nantinya peserta a. Menemukan atau mengemukakan gagasan atau ide-ide yang mampu
didik mampu menciptakan ide-ide kreatif, kritis, dan mampu beradaptasi memunculkan bakat atau talenta peserta didik, terutama diterapkan
dengan perubahan yang berlangsung di lingkungan sekitar, pengembangan pada jenjang pendidikan dasar (Paket A setara SD/MI).
kompetensi kemandirian yang dilengkapi dengan berpikir kreatif dan b. Mengembangkan kreatifitas melalui: mencipta, merancang,
menemukan cara-cara baru dalam memecahkan masalah untuk menemukan memodifikasi (menggubah), dan merekonstruksi berdasarkan
solusi yang inovatif. Dasar pembelajaran berbasis budaya pada mata pelajaran pendidikan teknologi dasar, kewirausahaan dan kearifan lokal,
Prakarya ini diharapkan dapat menumbuhkan nilai kearifan lokal dan nilai ‘jati dimulai pada jenjang pendidikan menengah pertama (Paket B setara
diri’ sehingga tumbuh semangat kemandirian, kewirausahaan dan sekaligus SMP/MTs) sampai dengan pendidikan menengah atas (Paket C setara
kesediaan melestarikan potensi dan nilai-nilai kearifan lokal. SMA/MA, SMK/MA).
Pencapaian kompetensi atau visi mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan c. Melatih kepekaan rasa peserta didik terhadap perkembangan ilmu
di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata pelajaran Prakarya dan pengetahuan, teknologi dan seni untuk menjadi inovator dengan
Kewirausahaan di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah Menengah mengembangkan: rasa ingin tahu, rasa kepedulian, rasa memiliki
Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada bersama, rasa keindahan dan toleransi.
pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan d. Membangun jiwa mandiri dan inovatif peserta didik yang berkarakter:
keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada jujur, bertanggungjawab, disiplin, dan peduli.
aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap

286 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 287


e. Menumbuhkembangan berpikir teknologis dan estetis: cepat, tepat, 2. Rekayasa
cekat serta estetis, ekonomis dan praktis, dimulai pada jenjang Rekayasa terkait dengan beberapa kemampuan: merancang, merekonstruksi
pendidikan menengah atas (Paket C setara SMA/MA/SMK/MAK). dan membuat benda produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-
f. Menempa keberanian untuk mengambil resiko dalam mengembangkan hari dengan pendekatan pemecahan masalah. Sebagai contoh: rekayasa
keterampilan dan mengimplementasikan pengetahuannya. penyambungan balok kayu untuk membuat susunan (konstruksi)
C. Ruang Lingkup kerangka atap rumah, harus dilakukan dengan prinsip ketepatan agar
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, susunan rumah tidak mudah runtuh. Lingkup ini memerlukan kesatuan
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya pikir dan kecekatan tangan membuat susunan mengarah kepada: berpikir
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. kreatif, praktis, efektif, ketepatan dan hemat serta berpikir prediktif.
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang 3. Budidaya
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja berusaha untuk
sangat diperlukan. menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda atau makhluk
Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di Paket C setara sekolah menengah hidup agar lebih besar/tumbuh, dan berkembangbiak, bertambah banyak.
atas dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah dirinya pembudidaya. Prinsip
kualitas sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Prakarya di pembinaan rasa dalam kinerja budidaya ini akan memberikan hidup
pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi pada tumbuhan atau hewan, namun dalam bekerja dibutuhkan sistem
sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga yang berjalan rutin atau prosedural. Manfaat edukatif teknologi budidaya
dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan ini adalah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami
pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (ecosystem) menjadi peserta
dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek didik yang berpikir sistematis berdasarkan potensi kearifan lokal.
pembelajaran. 4. Pengolahan
Adapun penataan konten mata pelajaran Prakarya disusun mengikuti Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berdasarkan pada benda produk jadi, agar dapat dimanfaatkan. Pada prinsipnya kerja
budaya/kearifan lokal sehingga tumbuh semangat kemandirian, pengolahan adalah mengubah benda mentah menjadi produk jadi yang
kewirausahaan dan sekaligus kesediaan melestarikan potensi dan nilai-nilai mempunyai nilai tambah melalui teknik pengelolaan seperti: mencampur,
kearifan lokal. Konteks pendidikan kearifan lokal (berbasis budaya) mengawetkan, dan memodifikasi. Manfaat edukatif teknologi pengolahan
diselenggarakan pada tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan bagi pengembangan kepribadian peserta didik adalah pelatihan rasa
menengah. Konteks pendidikan berbasis budaya/kearifan lokal pada mata yang dapat dikorelasikan dalam kehidupan sehari-hari, sistematis yang
pelajaran Prakarya dibagi dalam empat aspek, yaitu: dipadukan dengan pikiran serta Prakarya.
1. Kerajinan Keempat aspek Prakarya tersebut hendaknya dipilih oleh satuan pendidikan,
Kerajinan dapat dikaitkan dengan kerja tangan yang hasilnya minimal dua atau satu aspek Prakarya dan Kewirausahaan. Ketentuan pemilihan
merupakan benda untuk memenuhi tuntutan kepuasan pandangan: aspek Prakarya dan Kewirausahaan tersebut dengan mempertimbangkan
estetika - ergonomis, dengan simbol budaya, kebutuhan tata ketersediaan tutor/fasilitator yang memiliki latar belakang pengetahuan dan
upacara dan kepercayaan (theory of magic and relligy), dan benda kemampuan keterampilan dari aspek prakarya tersebut serta berdasarkan
fungsional yang dikaitkan dengan nilai pendidikan pada prosedur minat peserta didik.
pembuatannya. Lingkup ini dapat menggali dari potensi lokal dan seni
terap (applied art), desain kekinian (modernisme dan postmodernisme).

288 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 289


D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau prosedural berdasarkan rasa ingin terkait dengan pengembangan dari
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan tahunya tentang ilmu pengetahuan, yang dipelajarinya di sekolah secara
teknologi, seni, budaya, dan humaniora mandiri, dan mampu menggunakan
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan dengan wawasan kemanusiaan, metoda sesuai kaidah keilmuan.
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan prosedural pada bidang kajian yang
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
kualitas dan pengembangan pendidikan.
3.1 MengidenƟfikasi pengerƟan, 4.1 Menentukan karakterisƟk
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, bentuk, dan karakterisƟk wirausahawan berdasarkan
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat. kewirausahaan berdasarkan jenis usaha, modal serta
jenis usaha, modal serta cara pemasarannya serta
Tingkatan V Setara Kelas X dan Kelas XI cara pemasarannya serta memperhaƟkan serta mengkaji
memperhaƟkan faktor keberhasilan dan kegagalan usaha
KERAJINAN keberhasilan dan kegagalan melalui pengamatan atau studi
suatu usaha melalui kegiatan pustaka untuk menentukan Ɵngkat
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum pengamatan atau studi pustaka. keberhasilan selanjutnya
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap 3.2 Menjelaskan tahapan 4.2 Merencanakan dan
perencanaan usaha kerajinan mempraktekkan wirausaha
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual dengan mengambil inspirasi kerajinan dengabn mengambil
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan budaya lokal non bendawi inspirasi budaya lokal non benda
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta berdasarkan kebutuhan, peluang berdasarkan hasil pengamatan
usaha, dan bahan dan alat lokal atau studi pustaka tentang
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli yang ada didaerah setempat ketersediaan bahan dan alat,
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif melalui kegiatan pengamatan atau serta kebutuhan masyarakat yang
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi studi pustaka. ada di daerah setempat
3.3 Menganalisis sistem produksi 4.3 Menciptakan karya kerajinan
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri kerajinan (cara dan tahapan dengan inspirasi budaya lokal non
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut pembuatan suatu usaha bendawi berdasarkan kebutuhan,
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect kerajinan) dengan inspirasi dan ketersediaan bahan dan
budaya lokal non bendawi alat, serta daya dukung yang
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan berdasarkan ketersediaan sumber dimiliki oleh daerah setempat
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, daya lokal dan daya dukung yang berdasarkan hasil analisa system
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. dimiliki produksi kerajinan)
oleh daerah setempat melalui
pengamatan atau studi pustaka
290 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 291
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 MengidenƟfikasi cara 4.4 Mempraktekkan penghitungan 3.11 Menganalisis evaluasi proses 4.11 Melakukan evaluasi hasil usaha
menentukan harga pokok dan biaya produksi suatu karya hasil (kekurangan dan kelebihan kerajian dengan inspirasi artefak/
menghitung biaya produksi kerajinan budaya lokal non benda ) usaha kerajian dengan inspirasi objek budaya lokal untuk
satuan karya kerajinan dengan sesuai perencanaan artefak/objek budaya lokal untuk pengembangan usaha berikutnya.
mengambil inspirasi budaya lokal pengembangan usaha berikutnya.
non bendawi melalui belajar dari 3.12 Menjelaskan tahapan 4.12 Merencanakan suatu wirausaha
pengalaman wirausaha yang ada perencanaan usaha kerajinan dari kerajinan dari bahan limbah
di daerah setempat. bahan limbah berbentuk bangun berbentuk bangun datar
3.5 Menjelaskan arƟ perencanaan 4.5 Mempraktekkan strategi
datar berkaitan dengan masalah berkaitan dengan lingkungan
dan strategi pemasaran pemasaran hasil karya kerajinan
lingkungan hidup berdasarkan hidup berdasarkan hasil
suatu karya kerajinan dengan dengan mengambil inspirasi
kebutuhan, peluang usaha, pengamatan atau studi pustaka
mengambil inspirasi budaya lokal budaya lokal non bendawi
dan bahan dan alat lokal yang tentang ketersediaan bahan dan
non bendawi di daerah setempat berdasarkan hasil pengamatan di
ada didaerah setempat melalui alat, serta kebutuhan masyarakat
lapangan serta studi pustaka.
kegiatan pengamatan atau studi yang ada di daerah setempat
3.6 Menganalisis evaluasi proses hasil 4.6 Mengevaluasi hasil usaha karya
pustaka.
(kekurangan dan kelebihan) usaha kerajinan dengan mengambnil
kerajian dengan inspirasi budaya inspirasi budaya lokal non 3.13 Menganalisis system produksi 4.13 Menciptakan karya kerajinan
lokal non bendawi untuk bendawi untuk pengembangan (tenaga, bahan dan teknik) (masinal, manual dan produksi
pengembangan usaha berikutnya. usaha kerajinan dari bahan limbah tunggal maupun reproduksi
3.7 Menjelaskan tahapan dalam 4.7 Menyusun perencanaan suatu berbentuk lembaran berdasarkan masal) dari bahan limbah
merencanakan wirausaha wirausaha kerajinan dengan ketersediaan sumber daya lokal berbentuk lembaran berdasarkan
kerajinan dengan mengambil inspirasi artefak/objek budaya dan daya dukung yang dimiliki kebutuhan, dan ketersediaan
inspirasi artefak/objek budaya lokal berdasarkan ketersediaan oleh daerah setempat melalui bahan dan alat, serta daya
lokal berdasarkan kebutuhan, bahan dan alat, serta kebutuhan pengamatan atau studi pustaka dukung yang dimiliki oleh daerah
peluang usaha, dan bahan dan masyarakat yang ada di daerah setempat
alat lokal yang ada didaerah setempat melalui pengamatan 3.14 Menjelaskan arƟ, jenis dan cara 4.14 Mempraktekkan penghitungan
setempat melalui kegiatan atau studi pustaka menghitung ƟƟk impas (Break ƟƟk impas (Break Even Point)
pengamatan atau studi pustaka. Even Point) satuan produk karya pada satuan karya kerajinan
3.8 Menganalisis sistem produksi 4.8 Membuat karya kerajinan dengan kerajinan dari bahan limbah dari bahan limbah berbentuk
kerajinan (tenaga, teknik dan inspirasi artefak/objek budaya berbentuk lembaran/lempengan lembaran sesuai perencanaan
bahan) berdasarkan daya dukung lokal berdasarkan kebutuhan, dengan mempelajari yang dibuat sebelumnya.
yang dimiliki oleh daerah setempat dan ketersediaan bahan dan alat, pengalaman berwirausaha di
untuk dengan inspirasi artefak/ serta daya dukung yang dimiliki daerah setempat
3.15 Menganalisis strategi promosi 4.15 Mempraktekkan strategi
objek budaya lokal dan material oleh daerah setempat (pemilihan media, strategi promosi (pemilihan media,
dari daerah sekitar melalui komunikasi dan model strategi komunikasi dan model
pengamatan atau studi pustaka pembayaran) karya kerajinan pembayaran) karya kerajinan
3.9 Menjelaskan cara menghitung 4.9 Mempraktekkan penghitungan dari bahan limbah berbentuk dari bahan limbah berbentuk
biaya produksi suatu karya biaya produksi suatu karya lembaran sesuai dengan daya lembaran sesuai dengan daya
kerajinan artefak/objek budaya kerajinan artefak/objek budaya dukung daerah setempat dukung daerah setempat
lokal dengan mempelajari lokal sesuai perencanaan
3.16 Menganalisis laporan hasil 4.16 Membuat laporan kegiatan
pengalaman wirausaha yang ada
pemasaran (barang keluar dan usaha pemasaran kerajinan
di daerah setempat
barang sisa pemasaran) produk dari bahan limbah berbentuk
3.10 Menjelaskan perencanaan dan 4.10 Mempraktekkan pemasaran
kerajinan dari bahan limbah lembaran sesuai dengan daya
strategi pemasaran suatu karya karya kerajinan dengan inspirasi
berbentuk lembaran sesuai dukung daerah setempat untuk
kerajinan dengan inspirasi artefak/objek budaya lokal
dengan daya dukung daerah mendiagnosis permasalahan
artefak/objek budaya lokal berdasarkan analisis pasar (jenis
setempat sebagai usaha pengembangan
di daerah setempat melalui dan bentuk pasar).
produk kerajinan.
pengamatan dan studi pustaka.
292 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 293
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR REKAYASA
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
PENGETAHUAN KETERAMPILAN mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3.17 Menjelaskan tahapan dalam 4.17 Merencanakan wirausaha sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
merencanakan suatu wirausaha kerajinan dari bahan limbah
kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun ruang
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
berbentuk bangun ruang (bervolume) berkaitan dengan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
(bervolume) berkaitan dengan lingkungan hidup di daerah didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
masalah lingkungan hidup di setempat berdasarkan hasil (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
daerah setempat berdasarkan pengamatan atau studi pustaka
kebutuhan, peluang usaha, sesuai kebutuhan masyarakat, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
dan bahan dan alat lokal serta ketersediaan bahan dan alat, secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
administrasi pembukuannya administrasi pembukuan, serta sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
melalui kegiatan pengamatan strategi pemasaran nya dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
atau studi pustaka.
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
3.18 Menganalisis system produksi 4.18 Menciptakan karya kerajinan
(tenaga, bahan dan teknik) (masinal, manual dan produksi dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
kerajinan dari bahan bangun tunggal maupun reproduksi mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
ruang (bervolume) berdasarkan masal) kerajinan dari bahan
ketersediaan sumber daya lokal bangun ruang (bervolume) Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
dan daya dukung yang dimiliki berdasarkan ketersediaan sumber pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
oleh daerah setempat melalui daya lokal dan daya dukung yang keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam
pengamatan atau studi pustaka dimiliki oleh daerah setempat
melalui pengamatan atau studi
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi
pustaka inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
3.19 Menjelaskan arƟ, jenis dan cara 4.19 Mempraktekkan penghitungan
menghitung ƟƟk impas (Break ƟƟk impas (Break Even Point) KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
Even Point) satuan produk karya pada satuan karya kerajinan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
kerajinan dari bahan limbah dari bahan limbah berbentuk PENGETAHUAN KETERAMPILAN
berbentuk berbentuk bangun bangun ruang (bervolume) sesuai 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
ruang dengan mempelajari perencanaan pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
pengalaman wirausaha yang ada prosedural berdasarkan rasa ingin terkait dengan pengembangan dari
di daerah setempat tahunya tentang ilmu pengetahuan, yang dipelajarinya di sekolah secara
3.20 Menjelaskan laporan hasil 4.20 Mempraktekkan strategi teknologi, seni, budaya, dan humaniora mandiri, dan mampu menggunakan
pemasaran (barang keluar promosi (pemilihan media, dengan wawasan kemanusiaan, metoda sesuai kaidah keilmuan.
dan barang sisa pemasaran) strategi komunikasi dan model kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
produk kerajinan dari bahan pembayaran) karya kerajinan terkait penyebab fenomena dan
limbah berbentuk bangun ruang dari bahan limbah berbentuk kejadian, serta menerapkan pengetahuan
(bervolume) yang diterapkan di bangun ruang (bervolume) yang prosedural pada bidang kajian yang
daerah setempat diterapkan di daerah setempat spesifik sesuai dengan bakat dan
3.21 Menganalisis laporan hasil 4.21 Membuat laporan kegiatan usaha minatnya untuk memecahkan masalah.
pemasaran (barang keluar pemasaran kerajinan dari bahan 3.1 MengidenƟfikasi sifat-sifat 4.1 Menentukan karakterisƟk wirau-
dan barang sisa pemasaran) limbah berbentuk bangun kewirausahaan melalui kegiatan sahawan yang menyebabkan keberha-
produk kerajinan dari bahan berruang (bervolume) sesuai pengamatan atau studi pustaka silan atau kegagalan suatu wirausaha
limbah berbentuk bangun ruang dengan daya dukung daerah 3.2 Menjelaskan kewirausahaan pada 4.2 Merancang wirausaha bidang
(bervolume) untuk evaluasi setempat untuk mendiagnosis bidang transportasi logisƟk dan transportasi dan logisƟk
pengembangan usaha tersebut permasalahan sebagai usaha produk teknologi yang digunakan berdasarkan hasil pengamatan atau
pengembangan produk kerajinan. melalui kegiatan pengamatan studi pustaka yang sesuai dengan
atau studi pustaka. kebutuhan masyarakat yang ada di
daerah setempat
294 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 295
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
PENGETAHUAN KETERAMPILAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.3 Menganalisis mekanisme sistem 4.3 Merancang desain pengangkutan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
transportasi dan logisƟk melalui dan penyimpanan barang pada 3.15 Menjelaskan pengerƟan, dan 4.15 Mempraktekkan strategi promosi
pengamatan dan atau studi kegiatan wirausaha transportasi berbagai strategi promosi alat yang sesuai untuk alat
pustaka dan logisƟk pengolahan makanan tradisional pengolahan makanan tradisional
3.4 Menjelaskan cara menghitung 4.4 Mempraktekkan penghitungan menggunakan sistem teknis menggunakan sistem teknis
biaya operasi dengan mempelajari biaya operasi suatu wirausahan 3.16 Menganalisis kegiatan usaha 4.16 Membuat laporan evaluasi
pengalaman wirausaha melalui sederhana dalam bidang produksi alat pengolahan usaha kegiatan alat pengolahan
pengamatan atau studi pustaka transportasi dan logisƟk makanan tradisional makanan tradisional
3.5 MengidenƟfikasi cara pemasaran 4.5 Merancang cara pemasaran menggunakan sistem teknis menggunakan sistem teknis
produk wirausaha bidang produk wirausaha bidang 3.17 Menjelaskan konversi energi dan 4.17 Merencanakan produk usaha
transportasi dan logisƟk transportasi dan logisƟk jenis-jenis usaha pada bidang bidang konversi energi dan proses
3.6 MengidenƟfikasi kelebihan dan keku- 4.6 Mengevaluasi kelebihan dan konversi energi produksi
rangan rancangan kegiatan wirausaha kekurangan kegiatan wirausaha 3.18 Menganalisis sistem produksi 4.18 Membuat produk usaha bidang
bidang transportasi dan logisƟk bidang transportasi dan logisƟk produk usaha bidang konversi konversi energi dan proses
3.7 Menjelaskan jenis dan perencanaan 4.7 Merancang kegiatan wirausaha energi dan proses produksi produksi
kewirausahaan bidang grafika bidang grafika sesuai kebutuhan 3.19 Memahami cara menghitung biaya 4.19 Mempraktekkan penghitungan
melalui kegiatan pengamatan dan masyarakat yang ada di daerah produksi suatu produk usaha biaya produksi. produk usaha
atau studi pustaka. setempat bidang konversi energi dan proses bidang konversi energi dan proses
3.8 Menjelaskan cara dan tahapan 4.8 Merancang alur pembuatan produksi melalui pengamatan dan produksi
pembuatan produk teknologi produk teknologi grafika yang atau studi pustaka
grafika sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan 3.20 MengidenƟfikasi berbagai strategi 4.20 Mempraktekkan berbagai strategi
masyarakat melalui pengamatan masyarakat promosi produk usaha bidang promosi produk usaha bidang
dan atau studi pustaka konversi energi dan proses produksi konversi energi dan proses produksi
3.9 Menjelaskan cara menghitung biaya 4.9 Mempraktekkan penghitungan 3.21 Menganalisis kegiatan usaha 4.21 Membuat laporan kegiatan
produksi suatu produk teknologi biaya produksi suatu produk bidang konversi energi dan proses evaluasi usaha bidang konversi
grafika melalui pengamatan dan teknologi grafika produksi energi dan proses produksi untuk
atau studi pustaka mengetahui permasalahan usaha
3.10 Menjelaskan metode pemasaran 4.10 Merancang metode pemasaran dan pengembangan usaha
produk teknologi grafika produk teknologi grafika
BUDIDAYA
3.11 Memahami cara metode evaluasi 4.11 Mengevaluasi rencana kegiatan
rencana kegiatan wirausahan wirausahan pada bidang grafika Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
pada bidang grafika mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3.12 Menjelaskan sistem teknik dan 4.12 Merencanakan suatu wirausaha sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
produk teknologi pengelolaan ma- pengolahan makanan tradisional
kanan trandisional menggunakan dari bahan pangan nabaƟ yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
sistem teknik melalui kegiatan dan hewani berdasarkan hasil ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
pengamatan atau studi pustaka. pengamatan atau studi pustaka didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
3.13 MengidenƟfikasi alat pengolahan 4.13 Mendesain alat pengolahan
makanan tradisional menggunakan makanan tradisional
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sistem teknis melalui pengamatan menggunakan sistem teknis sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
dan atau studi pustaka secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
3.14 Menjelaskan metode menghitung 4.14 Mempraktekkan perhitungan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
biaya pembuatan alat biaya pembuatan alat
pengolahan makanan tradisional pengolahan makanan tradisional dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
menggunakan sistem teknis menggunakan sistem teknis teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan

296 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 297


dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses 3.6 Merencanakan evaluasi hasil usaha 4.6 Mengevaluasi hasil kegiatan usaha
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan budidaya tanaman pangan budidaya tanaman pangan secara
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor langsung untuk mengetahui
permasalahan usaha dan
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi pengembangan usaha
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. 3.7 Menjelaskan langkah-langkah 4.7 Merencanakan usaha budidaya
merencanakan usaha budidaya tanaman hias yang ada di daerah
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR tanaman pangan berdasarkan setempat
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN kebutuhan, peluang usaha, dan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN bahan dan alat lokal yang ada
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji didaerah setempat
analisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak 3.8 Menjelaskan pengerƟan, bentuk, 4.8 Membuat produk hasil budidaya
konseptual, prosedural berdasarkan terkait dengan pengembangan dari dan ciri-ciri kewirausahaan dan tanaman hias berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di sekolah secara faktor keberhasilan dan kegagalan kebutuhan, dan ketersediaan bahan
pengetahuan, teknologi, seni, mandiri, dan mampu menggunakan suatu usaha budidaya tanaman hias dan alat, serta daya dukung yang
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan. melalui kegiatan pengamatan atau dimiliki oleh daerah setempat
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, studi pustaka
kenegaraan, dan peradaban terkait 3.9 Menjelaskan langkah-langkah dan 4.9 Menghitung biaya produksi suatu
penyebab fenomena dan kejadian, merencanakan usaha budidaya produk budidaya tanaman hias
serta menerapkan pengetahuan tanaman hias dengan mempelajari sesuai perencanaan
prosedural pada bidang kajian yang pengalaman wirausahawan yang ada
spesifik sesuai dengan bakat dan di daerah setempat .
minatnya untuk memecahkan masalah.
3.10 Menjelaskan langkah-langkah 4.10 Mempraktekkan pemasaran produk
3.1 MengidenƟŅasi pengerƟan, bentuk, 4.1 Menentukan karakterisƟk wirausaha- pemasaran yang cocok untuk produk budidaya tanaman hias
dan ciri-ciri kewirausahaan dan faktor wan berdasarkan keberhasilan dan budidaya tanaman hias di daerah
keberhasilan dan kegagalan suatu usaha kegagalan usaha budidaya tanaman setempat
budidaya melalui kegiatan pengamatan pangan berdasarkan hasil pengamatan
3.11 Memahami perencanakan evaluasi 4.11 Mengevaluasi hasil kegiatan usaha
atau studi pustaka atau studi pustaka
hasil usaha budidaya tanaman hias budidaya tanaman hias secara
3.2 Menjelaskan langkah-langkah dan me- 4.2 Merencanakan usaha budidaya langsung
rencanakan usaha budidaya tanaman tanaman pangan berdasarkan hasil
3.12 Menjelaskan tahapan dalam 4.12 Merencanakan usaha budidaya
pangan berdasarkan kebutuhan, pengamatan atau studi pustaka
merencanakan suatu usaha budidaya pembenihan ikan konsumsi (yang
peluang usaha, dan bahan dan alat sesuai dengan ketersediaan bahan
pembenihan ikan konsumsi (yang dimakan sehari-hari) berdasarkan
di daerah setempat melalui kegiatan dan alat, serta kebutuhan masyarakat
dimakan sehari-hari) berdasarkan hasil pengamatan atau studi pustaka
pengamatan atau studi pustaka. yang ada di daerah setempat
kebutuhan, peluang usaha, dan tentang ketersediaan bahan dan
3.3 Menjelaskan proses produksi tanaman 4.3 Membuat produk hasil budidaya bahan dan alat lokal yang ada alat, serta kebutuhan masyarakat
pangan berdasarkan ketersediaan sum- pangan berdasarkan kebutuhan, didaerah setempat melalui kegiatan yang ada di daerah setempat.
ber daya lokal dan daya dukung yang dan ketersediaan bahan dan alat, pengamatan atau studi pustaka.
dimiliki oleh daerah setempat melalui serta daya dukung yang dimiliki oleh
3.13 Menjelaskan alur kegiatan 4.13 MemprakƟkkan pembenihan ikan
pengamatan atau studi pustaka daerah setempat
pembenihan ikan konsumsi (yang konsumsi (yang dimakan sehari-
3.4 Menjelaskan cara menghitung biaya 4.4 Menghitung biaya produksi suatu dimakan sehari-hari) berdasarkan hari)berdasarkan kebutuhan, dan
produksi budidaya tanaman pangan produk budidaya tanaman pangan ketersediaan sumber daya lokal ketersediaan bahan dan alat, serta
yang ada di daerah setempat sesuai perencanaan dan daya dukung yang dimiliki daya dukung yang dimiliki oleh
3.5 Menjelaskan langkah-langkah 4.5 Mempraktekkan pemasaran produk oleh daerah setempat melalui daerah setempat
pemasaran produk budidaya budidaya tanaman pangan pengamatan atau studi pustaka
tanaman pangan secara langsung

298 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 299


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENGOLAHAN
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
PENGETAHUAN KETERAMPILAN mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3.14 Menjelaskan cara menghitung ƟƟk 4.14 Mempraktekkan penghitungan ƟƟk
impas (Break Even Point) budidaya impas (Break Even Point) budidaya
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
pembenihan ikan konsumsi dengan pembenihan ikan konsumsi (yang yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
mempelajari pengalaman wirausaha- dimakan sehari-hari) sesuai ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
wan yang ada di daerah setempat perencanaan
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
3.15 Menjelaskan pengerƟan, dan 4.15 Mempraktekkan strategi promosi
menentukan strategi promosi yang sesuai untuk produk budidaya (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
budidaya pembenihan ikan konsumsi pembenihan ikan konsumsi (yang sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
(yang dimakan sehari-hari) yang ada dimakan sehari-hari) yang dibuatnya secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
di daerah setempat
3.16 menjelaskan fungsi, manfaat dan 4.16 Membuat laporan kegiatan usaha sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
tahapan pembuatan laporan kegiatan budidaya pembenihan ikan konsumsi dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
usaha budidaya pembenihan ikan (yang dimakan sehari-hari) untuk teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
konsumsi (yang dimakan sehari- mengetahui permasalahan usaha
hari) sebagai bahan evaluasi dan pengembangan usaha dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
pengembangan usaha tersebut mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.17 MengidenƟfikasi usaha budidaya 4.17 Merencanakan usaha budidaya
pembenihan ikan hias di daerah pembenihan ikan hias di daerah Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
setempat berdasarkan kebutuhan, setempat berdasarkan hasil pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan ke-
peluang usaha, dan bahan dan pengamatan atau studi pustaka seharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam
alat lokal serta administrasi sesuai kebutuhan masyarakat,
pembukuannya melalui kegiatan ketersediaan bahan dan alat, mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi
pengamatan atau studi pustaka. administrasi pembukuan, serta inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
strategi pemasaran nya
3.18 Menjelaskan langkah-langkah 4.18 MemprakƟkkan budidaya KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
budidaya pembenihan ikan hias pembenihan ikan hias sesuai KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
berdasarkan ketersediaan sumber tahapan pembuatan produksi PENGETAHUAN KETERAMPILAN
daya lokal dan daya dukung yang berdasarkan kebutuhan, dan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
dimiliki oleh daerah setempat melalui ketersediaan bahan dan alat, serta pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
pengamatan atau studi pustaka daya dukung yang dimiliki oleh prosedural berdasarkan rasa ingin terkait dengan pengembangan dari
daerah setempat tahunya tentang ilmu pengetahuan, yang dipelajarinya di sekolah secara
3.19 Menjelaskan cara menghitung ƟƟk 4.19 Mempraktekkan penghitungan ƟƟk teknologi, seni, budaya, dan humaniora mandiri, dan mampu menggunakan
impas (Break Even Point) budi- impas (Break Even Point) budidaya dengan wawasan kemanusiaan, metoda sesuai kaidah keilmuan.
daya pembenihan ikan hias dengan pembenihan ikan hias sesuai kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
mempelajari pengalaman wirausa- perencanaan terkait penyebab fenomena dan
hawan yang ada di daerah setempat kejadian, serta menerapkan pengetahuan
3.20 MengidenƟfikasi berbagai strategi 4.20 Mempraktekkan berbagai strategi prosedural pada bidang kajian yang
promosi budidaya pembenihan promosi budidaya pembenihan ikan spesifik sesuai dengan bakat dan
ikan hias yang diterapkan di daerah hias pada lingkungan masyarakat minatnya untuk memecahkan masalah.
setempat yang berbeda 3.1 MengidenƟŅasi pengerƟan, bentuk, 4.1 Menentukan karakterisƟk
3.21 Menjelaskan fungsi dan tahapan 4.21 Membuat laporan kegiatan usaha dan ciri-ciri kewirausahaan dan faktor wirausahawan berdasarkan
pembuatan laporan kegiatan usaha budidaya pembenihan ikan hias keberhasilan dan kegagalan suatu keberhasilan dan kegagalan usaha
budidaya pembenihan ikan hias untuk mengetahui permasalahan usaha pengolahan pangan melalui pengolahan pangan yang ada di
untuk evaluasi pengembangan usaha usaha dan pengembangan usaha kegiatan pengamatan atau studi daerah setempat berdasarkan hasil
pustaka pengamatan atau studi pustaka

300 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 301


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Menjelaskan langkah-langkah dan 4.2 Merencanakan usaha peng- 3.10 Menjelaskan langkah-langkah 4.10 Mempraktekkan pemasaran produk
merencanakan usaha pengolahan olahan bahan pangan nabaƟ yang pemasaran yang cocok untuk produk pengolahan bahan pangan hewani
bahan pangan nabaƟ yang diawet- diawetkan berdasarkan hasil pengolahan bahan pangan hewani yang diawetkan yang dibuatnya
kan berdasarkan kebutuhan, peluang pengamatan atau studi pustaka yang diawetkan di daerah setempat
usaha, dan bahan dan alat lokal yang tentang ketersediaan bahan dan 3.11 Memahami perencanaan evaluasi 4.11 Mengevaluasi hasil kegiatan usaha
ada didaerah setempat melalui kegiatan alat, serta kebutuhan masyarakat hasil usaha pengolahan bahan pengolahan bahan pangan hewani
pengamatan atau studi pustaka. yang ada di daerah setempat pangan hewani yang diawetkan untuk yang diawetkan untuk mengetahui
3.3 Menjelaskan proses pengolahan 4.3 Membuat produk pengolahan bahan pengembangan usaha tersebut permasalahan usaha dan
bahan pangan nabaƟ yang diawetkan pangan nabaƟ yang diawetkan pengembangan usaha
berdasarkan ketersediaan sumber berdasarkan kebutuhan, dan 3.12 Menjelaskan tahapan dalam 4.12 Merencanakan usaha peng- olahan
daya lokal dan daya dukung yang ketersediaan bahan dan alat, serta merencanakan suatu wirausaha makanan tradisional dari bahan
dimiliki oleh daerah setempat melalui daya dukung yang dimiliki oleh pengolahan makanan tradisional pangan nabaƟ dan hewani
pengamatan atau studi pustaka daerah setempat dari bahan pangan nabaƟ dan berdasarkan hasil pengamatan atau
3.4 MengidenƟfikasi cara menghitung 4.4 Menghitung biaya produksi suatu hewani berdasarkan kebutuhan, studi pustaka tentang ketersediaan
biaya produksi suatu pengolahan produk pengolahan bahan pangan peluang usaha, dan bahan dan alat bahan dan alat, serta kebutuhan
bahan pangan nabaƟ yang nabaƟ yang diawetkan sesuai lokal yang ada didaerah setempat masyarakat yang ada di daerah
diawetkan di daerah setempat perencanaan melalui kegiatan pengamatan atau setempat
3.5 Menjelaskan langkah-langkah 4.5 Memasarkan hasil praktek berupa studi pustaka.
pemasaran produk pangan nabaƟ produk pengolahan bahan pangan 3.13 Menjelaskan alur kegiatan 4.13 MemprakƟkkan usaha peng-
yang diawetkan di daerah setempat nabaƟ yang diawetkan pengolahan makanan tradisional olahan makanan tradisional dari
3.6 Merencanakan evaluasi hasil usaha 4.6 Melakukan evaluasi hasil usaha dari bahan pangan nabaƟ dan bahan pangan nabaƟ dan hewani
suatu pengolahan bahan pangan terhadap pengolahan bahan pangan hewani berdasarkan ketersediaan berdasarkan kebutuhan, dan
nabaƟ yang diawetkan untuk nabaƟ yang diawetkan untuk sumber daya lokal dan daya dukung ketersediaan bahan dan alat, serta
pengembangan usaha tersebut mengetahui permasalahan usaha yang dimiliki oleh daerah setempat daya dukung yang dimiliki oleh
dan pengembangan usaha melalui pengamatan atau studi daerah setempat
3.7 Menjelaskan langkah-langkah 4.7 Merencanakan usaha peng- pustaka
merencanakan usaha peng- olahan bahan pangan hewani yang 3.14 Memahami cara menghitung ƟƟk 4.14 Mempraktekkan penghitungan ƟƟk
olahan bahan pangan hewani yang diawetkan yang ada di daerah impas (Break Even Point) suatu impas (Break Even Point) pengolahan
diawetkan berdasarkan kebutuhan, setempat pengolahan makanan tradisional dari makanan tradisional dari bahan
peluang usaha, dan bahan dan alat bahan pangan nabaƟ dan hewani pangan nabaƟ dan hewani sesuai
lokal yang ada didaerah setempat. dengan mempelajari pengalaman perencanaan
3.8 Menjelaskan pengerƟan, bentuk, dan 4.8 Membuat produk pengolahan bahan wirausahawan yang ada di daerah
ciri-ciri kewirausahaan dan faktor pangan hewani yang diawetkan setempat
keberhasilan dan kegagalan suatu usaha berdasarkan kebutuhan, dan 3.15 Menjelaskan pengerƟan, dan menen- 4.15 Mempraktekkan media promosi yang
pengolahan bahan pangan hewani yang ketersediaan bahan dan alat, serta tukan strategi promosi pengolahan cocok untuk produk pengolahan
diawetkan berdasarkan ketersediaan daya dukung yang dimiliki oleh makanan tradisional dari bahan makanan tradisional dari bahan
sumber daya lokal dan daya dukung daerah setempat pangan nabaƟ dan hewani yang ada di pangan nabaƟ dan hewani yang di-
yang dimiliki oleh daerah setempat daerah setempat buatnya
melalui pengamatan atau studi pustaka 3.16 Menjelaskan fungsi, manfaat dan 4.16 Membuat laporan kegiatan usaha
3.9 Menjelaskan langkah-langkah dan 4.9 Menghitungan biaya produksi suatu tahapan pembuatan laporan kegiatan pengolahan makanan tradisional dari
merencanakan usaha pengolahan pengolahan bahan pangan hewani usaha pengolahan makanan tradisional bahan pangan nabaƟ dan hewani
bahan pangan hewani yang yang diawetkan sesuai perencanaan dari bahan pangan nabaƟ dan hewani untuk mengetahui permasalahan
diawetkan dengan mempelajari untuk evaluasi pengembangan usaha usaha dan pengembangan usaha
pengalaman wirausahawan yang ada tersebut
di daerah setempat

302 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 303


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
PENGETAHUAN KETERAMPILAN sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
3.17 MengidenƟfikasi suatu usaha 4.17 Merencanakan usaha peng- olahan
pengolahan makanan tradisional makanan tradisional dari bahan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
dari bahan pangan nabaƟ dan pangan nabaƟ dan hewani berkaitan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
hewani berkaitan dengan masalah dengan lingkungan hidup di daerah dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
lingkungan hidup di daerah setempat setempat berdasarkan hasil
berdasarkan kebutuhan, peluang pengamatan atau studi pustaka teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
usaha, dan bahan dan alat lokal sesuai kebutuhan masyarakat, dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
serta administrasi pembukuannya ketersediaan bahan dan alat, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
melalui kegiatan pengamatan atau administrasi pembukuan, serta
studi pustaka. strategi pemasaran nya Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
3.18 Menjelaskan langkah-langkah 4.18 Membuat produk pengolahan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
pengolahan makanan internasional makanan internasional dari bahan
dari bahan pangan nabaƟ dan pangan nabaƟ dan hewani sesuai keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
hewani berdasarkan ketersediaan tahapan pembuatan produksi dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
sumber daya lokal dan daya dukung berdasarkan kebutuhan, dan kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
yang dimiliki oleh daerah setempat ketersediaan bahan dan alat, serta
melalui pengamatan atau studi daya dukung yang dimiliki oleh KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pustaka daerah setempat KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.19 Memahami cara menghitung ƟƟk 4.19 Mempraktekkan penghitungan ƟƟk PENGETAHUAN KETERAMPILAN
impas (Break Even Point) pengolahan impas (Break Even Point) pengolahan
makanan internasional dari makanan internasional dari bahan 3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
bahan pangan nabaƟ dan hewani pangan nabaƟ dan hewani sesuai analisis dan mengevaluasi pe- mencipta dalam ranah konkret
dengan mempelajari pengalaman perencanaan ngetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan
wirausahawan yang ada di daerah prosedural, dan metakogniƟf pengembangan dari yang dipelajarinya
setempat berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
3.20 MengidenƟfikasi berbagai strategi 4.20 Mempraktekkan berbagai strategi berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf,
seni, budaya, dan humaniora dengan
promosi pengolahan makanan promosi pengolahan makanan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan mampu menggunakan metoda
internasional dari bahan pangan internasional dari bahan pangan kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
nabaƟ dan hewani yang diterapkan nabaƟ dan hewani pada lingkungan penyebab fenomena dan kejadian,
di daerah setempat masyarakat yang berbeda serta menerapkan pengetahuan
3.21 Menjelaskan fungsi dan tahapan 4.21 Membuat laporan kegiatan usaha prosedural pada bidang kajian yang
pembuatan laporan kegiatan pengolahan makanan internasional spesifik sesuai dengan bakat dan
usaha pengolahan makanan dari bahan pangan nabaƟ dan minatnya untuk memecahkan masalah
internasional dari bahan pangan hewani untuk mengetahui 3.1 Menjelaskan tahapan perencanaan 4.1 Merencanakan suatu wirausaha
nabaƟ dan hewani untuk evaluasi permasalahan usaha dan
usaha kerajinan dari bahan limbah kerajinan sesuai kebutuhan
pengembangan usaha pengembangan usaha
berbentuk bangun datar berkaitan lingkungan pasar setempat
Tingkatan VI Setara Kelas XII dengan masalah lingkungan hidup berdasarkan hasil pengamatan
berdasarkan kebutuhan, peluang atau studi pustaka tentang
KERAJINAN usaha, dan bahan dan alat lokal ketersediaan bahan dan alat,
yang ada didaerah setempat administrasi pembukuan serta
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
melalui kegiatan pengamatan atau pemasaran di daerah setempat
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap studi pustaka.
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
304 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 305
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
PENGETAHUAN KETERAMPILAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.2 Menjelaskan cara dan tahapan 4.2 Membuat suatu karya kerajinan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
pembuatan kerajinan sesuai sesuai kebutuhan lingkungan 3.8 Menjelaskan arƟ, jenis dan cara 4.8 Mengevaluasi hasil perhitung-
kebutuhan lingkungan pasar pasar setempat berdasarkan penghitungan harga jual produk an harga jual produk usaha
setempat berdasarkan kebutuhan, dan ketersediaan kerajinan yang sesuai kebutuhan kerajinan yang sesuai kebutuhan
ketersediaan sumber daya lokal bahan dan alat, serta daya pasar global melalui pengamatan, pasar global mengacu
dan daya dukung yang dimiliki dukung yang dimiliki oleh daerah praktek pemasaran dan atau studi pada perencanaan melalui
oleh daerah setempat melalui setempat pustaka pengamatan, praktek pemasaran
pengamatan atau studi pustaka dan atau studi pustaka
3.3 Menjelaskan pengerƟan, jenis dan 4.3 Mempraktekkan penghitungan 3.9 MengidenƟfikasi jenis media 4.9 Membuat media promosi karya
cara menghitung ƟƟk impas (Break ƟƟk impas (Break Even Point) promosi yang cocok untuk promosi kerajinan yang sesuai dengan
Even Point) suatu karya kerajinan suatu karya kerajinan sesuai karya kerajinan berdasarkan jenis produk kerajinan dan
sesuai kebutuhan lingkungan pasar kebutuhan lingkungan pasar kebutuhan pasar luar negeri kebutuhan pasar luar negeri
setempat dengan mempelajari setempat sesuai perencanaan maupun dalam negeri melalui maupun dalam negeri melalui
pengalaman wirausaha yang ada di pengalaman pemasaran serta pengalaman pemasaran serta
daerah setempat pengamatan dan studi pustaka pengamatan dan studi pustaka
3.4 Menjelaskan pengerƟan, jenis 4.4 Mempraktekkan pembuatan 3.10 Memahami penjualan dengan 4.10 Memasarkan karya kerajinan
dan manfaat media promosi media promosi yang sesuai untuk cara peniƟpan barang (konsinyasi) berdasarkan kebutuhan pasar
terhadap karya kerajinan sesuai karya kerajinan sesuai kebutuhan karya kerajinan berdasarkan luar negeri maupun dalam negeri
kebutuhan lingkungan pasar lingkungan pasar setempat kebutuhan pasar luar negeri melalui beajar dari pengalaman
setempat sebagai daya tarik penjualan maupun dalam negeri melalui pemasaran serta pengamatan
3.5 MengidenƟfikasi pengerƟan, 4.5 Memasarkan karya kerajinan pengalaman pemasaran serta dan studi pustaka dengan cara
keunggulan dan kelemahan, serta sesuai kebutuhan lingkungan pengamatan dan studi pustaka penjualan cara peniƟpan barang
tata cara konsinyasi suatu kerajinan pasar setempat dengan cara (konsinyasi) konsinyasi untuk
sesuai kebutuhan lingkungan penjualan konsinyasi untuk pengembangan usaha
pasar setempat untuk evaluasi pengembangan usaha
REKAYASA
pengembangan usaha tersebut
3.6 Menjelaskan tahapan dalam 4.6 Merencanakan suatu wirausaha Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
merencanakan suatu wirausaha kerajinan sesuai kebutuhan mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
kerajinan sesuai kebutuhan pasar pasar global berdasarkan hasil sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
global berdasarkan kebutuhan, pengamatan atau studi pustaka yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
peluang usaha, bahan dan alat tentang ketersediaan bahan dan
yang ada didaerah setempat, alat, administrasi pembukuan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
administrasi pembukuan, serta serta pemasaran di daerah didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
pemasaran melalui kegiatan setempat (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
pengamatan atau studi pustaka. sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
3.7 Menjelaskan cara dan tahapan 4.7 Membuat karya kerajinan yang
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
pembuatan kerajinan yang sesuai sesuai kebutuhan pasar global
kebutuhan pasar global berdasarkan sesuai tahapan pembuatan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
ketersediaan sumber daya lokal produksi berdasarkan dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
dan daya dukung yang dimiliki oleh ketersediaan sumber daya lokal teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
daerah setempat melalui peng- dan daya dukung yang dimiliki
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
amatan atau studi pustaka oleh daerah setempat
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

306 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 307


Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.7 Menganalisis mekanisme 4.7 Membuat produk teknologi
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kewirausahaan, produk teknologi terapan sesuai tahapan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. terapan melalui pengamatan atau pembuatan produksi berdasarkan
studi pustaka ketersediaan sumber daya lokal
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR dan daya dukung yang dimiliki
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN oleh daerah setempat
PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.8 MengidenƟfikasi kelemahan dan 4.8 Mengevaluasi kegiatan
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan keunggulan mekanisme kegiatan kewirausahaan bidang teknologi
analisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret kewirausahaan bidang teknologi terapan
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan terapan
prosedural, dan metakogniƟf pengembangan dari yang dipelajarinya 3.9 Menjelaskan pemanfaatan media 4.9 Membuat media promosi produk
berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta promosi produk teknologi terapan teknologi terapan yang kreaƟf
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf, melalui pengamatan atau studi dan memiliki nilai jual
seni, budaya, dan humaniora dengan dan mampu menggunakan metoda pustaka
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, sesuai kaidah keilmuan 3.10 Memahami penjualan dengan cara 4.10 Memasarkan produk teknologi te-
kenegaraan, dan peradaban terkait konsinyasi produk teknologi terap- rapan dengan cara penjualan konsi-
penyebab fenomena dan kejadian, an sebagai pengembangan usaha nyasi untuk pengembangan usaha
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang BUDIDAYA
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
3.1 Menjelaskan makna profesi, 4.1 Merencanakan kewirausahaan mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
profesionalisme dan hubung- bidang jasa berdasarkan hasil
annya dengan kewirausahaan pengamatan dan atau studi pustaka sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
3.2 Menjelaskan mekanisme 4.2 Mempraktekkan kewirausahaan yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
kewirausahaan bidang jasa melalui bidang jasa sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
pengamatan atau studi pustaka kebutuhan masyarakat sekitar didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
3.3. MengidenƟfikasi kelemahan dan 4.3 Mengevaluasi kegiatan
keunggulan mekanisme kegiatan kewirausahaan bidang jasa (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
kewirausahaan bidang jasa sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
3.4 MengidenƟfikasi strategi promosi 4.4 Mempraktekkan pembuatan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
kewirausahaan bidang jasa media promosi yang sesuai bagi
kewirausahaan bidang jasa
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
3.5 Menjelaskan pengerƟan, 4.5 Menganalisis kelebihan dan dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
keunggulan dan kelemahan, kelemahan sistem konsiyasi pada teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
serta tata cara konsinyasi usaha kewirausahaan bidang jasa dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
kewirausahaan bidang jasa
3.6 Menjelaskan makna teknologi 4.6 Merencanakan usaha produk
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
terapan, produk teknologi teknologi terapan berdasarkan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
terapan dan jenis usaha pada hasil pengamatan atau studi
bidang teknologi terapan pustaka . pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.

308 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 309


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
PENGETAHUAN KETERAMPILAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dan mengevaluasi pengetahuan mencipta dalam ranah konkret 3.6 Menjelaskan tahapan dalam 4.6 Merencanakan usaha budidaya
faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan merencanakan usaha budidaya unggas pedaging berdasarkan
dan metakogniƟf berdasarkan pengembangan dari yang dipelajarinya
rasa ingin tahunya tentang ilmu unggas pedaging berdasarkan hasil pengamatan atau studi
di sekolah secara mandiri serta kebutuhan, peluang usaha, pustaka tentang ketersediaan
pengetahuan, teknologi, seni,
berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf, bahan dan alat yang ada bahan dan alat, administrasi
budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan mampu menggunakan metoda didaerah setempat, administrasi pembukuan serta pemasaran di
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan pembukuan, serta pemasaran daerah setempat
penyebab fenomena dan kejadian, melalui kegiatan pengamatan atau
serta menerapkan pengetahuan studi pustaka.
prosedural pada bidang kajian yang 3.7 Menjelaskan cara dan tahapan 4.7 MemprakƟkkan usaha budidaya
spesifik sesuai dengan bakat dan usaha budidaya unggas pedaging unggas pedaging sesuai tahapan
minatnya untuk memecahkan masalah
berdasarkan ketersediaan sumber pembuatan produksi berdasarkan
3.1 Menjelaskan tahapan dalam 4.1 Merencanakan usaha budidaya daya lokal dan daya dukung yang ketersediaan sumber daya lokal
merencanakan usaha budidaya unggas petelur berdasarkan hasil dimiliki oleh daerah setempat dan daya dukung yang dimiliki
unggas petelur berdasarkan pengamatan atau studi pustaka melalui pengamatan atau studi oleh daerah setempat
kebutuhan, peluang usaha, tentang ketersediaan bahan dan pustaka
bahan dan alat yang ada alat, administrasi pembukuan
3.8 Mengevaluasi kegiatan usaha 4.8 Merencanakan usaha budidaya
didaerah setempat, administrasi serta pemasaran di daerah
budidaya unggas pedaging unggas pedaging sebagai
pembukuan, serta pemasaran setempat
pembelajaran pengembangan
melalui kegiatan pengamatan atau
usaha
studi pustaka.
3.9 MengidenƟfikasi pemanfaatan 4.9 Mempraktekkan pembuatan
3.2 Menjelaskan langkah-langkah 4.2 MemprakƟkkan usaha budidaya
media promosi usaha budidaya media promosi yang sesuai bagi
produksi usaha budidaya unggas unggas petelur berdasarkan
unggas pedaging melalui usaha budidaya unggas pedaging
petelur berdasarkan ketersediaan kebutuhan, dan ketersediaan
pengamatan atau studi pustaka sebagai daya tarik penjualan
sumber daya lokal dan daya bahan dan alat, serta daya
3.10 Memahami penjualan dengan 4.10 Memasarkan usaha budidaya
dukung yang dimiliki oleh daerah dukung yang dimiliki oleh daerah
cara konsinyasi usaha budidaya unggas pedaging dengan cara
setempat melalui pengamatan setempat
unggas pedaging sebagai penjualan konsinyasi untuk
atau studi pustaka
pengembangan usaha pengembangan usaha
3.3 Mengevaluasi kegiatan usaha 4.3 Merencanakan usaha budidaya
budidaya unggas petelur unggas petelur sebagai PENGOLAHAN
pembelajaran pengembangan
usaha Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
3.4 Menjelaskan pengerƟan, jenis 4.4 Mempraktekkan pembuatan mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
dan manfaat media promosi yang media promosi yang sesuai bagi sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
cocok untuk usaha budidaya usaha budidaya unggas petelur
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
unggas petelur sebagai daya tarik penjualan
3.5 Menjelaskan pengerƟan, 4.5 Memasarkan usaha budidaya ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
keunggulan dan kelemahan, unggas petelur untuk didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
cara konsinyasi/kerjasama usaha pengembangan usaha (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
budidaya unggas petelur sebagai sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
pengembangan usaha
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri

310 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 311


sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Menjelaskan langkah-langkah 4.2 Membuat pengolahan makanan
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, produksi usaha pengolahan khas daerah yang dimodifikasi
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. makanan khas daerah yang dari bahan pangan nabaƟ dan
dimodifikasi dari bahan pangan hewani berdasarkan kebutuhan,
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses nabaƟ dan hewani berdasarkan dan ketersediaan bahan dan alat,
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan ketersediaan sumber daya lokal serta daya dukung yang dimiliki
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat
oleh daerah setempat melalui
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi pengamatan atau studi pustaka
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. 3.3 Memahami penghitungan ƟƟk 4.3 Mengevaluasi hasil penghitungan
impas (Break Even Point) peng- ƟƟk impas (Break Even Point)
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR olahan makanan khas daerah pengolahan makanan khas
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN yang dimodifikasi dari bahan daerah yang dimodifikasi dari
PENGETAHUAN KETERAMPILAN pangan nabaƟ dan hewani bahan pangan nabaƟ dan
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan melalui sebagai pembelajaran hewani melalui pengalaman
analisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret pengembangan usaha wirausahawan yang sukses
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan sebagai pembelajaran
prosedural, dan metakogniƟf pengembangan dari yang dipelajarinya pengembangan usaha
berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta 3.4 Menjelaskan pengerƟan, jenis 4.4 Mempraktekkan pembuatan
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, berƟndak secara efekƟf dan kreaƟf, dan manfaat media promosi media promosi yang sesuai
seni, budaya, dan humaniora dengan dan mampu menggunakan metoda yang cocok untuk pengolahan bagi pengolahan makanan khas
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, sesuai kaidah keilmuan makanan khas daerah yang daerah yang dimodifikasi dari
kenegaraan, dan peradaban terkait dimodifikasi dari bahan pangan bahan pangan nabaƟ dan hewani
penyebab fenomena dan kejadian, nabaƟ dan hewani sebagai daya tarik penjualan
serta menerapkan pengetahuan 3.5 Menjelaskan pengerƟan, 4.5 Memasarkan pengolahan
prosedural pada bidang kajian yang keunggulan dan kelemahan, makanan khas daerah yang
spesifik sesuai dengan bakat dan cara konsinyasi/kerjasama suatu dimodifikasi dari bahan pangan
minatnya untuk memecahkan masalah pengolahan makanan khas nabaƟ dan hewani dengan cara
3.1 Menjelaskan tahapan dalam 4.1 Merencanakan suatu wirausaha daerah yang dimodifikasi dari penjualan konsinyasi untuk
merencanakan suatu wirausaha pengolahan makanan khas bahan pangan nabaƟ dan hewani pengembangan usaha
pengolahan makanan khas daerah yang dimodifikasi dari sebagai pengembangan usaha
daerah yang dimodifikasi dari bahan pangan nabaƟ dan hewani 3.6 Menjelaskan tahapan dalam 4.6 Merencanakan usaha pengolahan
bahan pangan nabaƟ dan hewani berdasarkan hasil pengamatan merencanakan usaha peng- makanan fungsional berdasarkan
berdasarkan kebutuhan, peluang atau studi pustaka tentang olahan makanan fungsional hasil pengamatan atau studi
usaha, bahan dan alat yang ada ketersediaan bahan dan alat, berdasarkan kebutuhan, peluang pustaka tentang ketersediaan
didaerah setempat, administrasi administrasi pembukuan serta usaha, bahan dan alat yang ada bahan dan alat, administrasi
pembukuan, serta pemasaran pemasaran di daerah setempat didaerah setempat, administrasi pembukuan serta pemasaran di
melalui kegiatan pengamatan pembukuan, serta pemasaran daerah setempat
atau studi pustaka. melalui kegiatan pengamatan
atau studi pustaka.

312 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 313


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.7 Menjelaskan cara dan proses 4.7 Membuat pengolahan makanan
pengolahan makanan fungsional fungsional sesuai proses produksi
berdasarkan ketersediaan sumber berdasarkan ketersediaan sumber
daya lokal dan daya dukung yang daya lokal dan daya dukung yang
dimiliki oleh daerah setempat dimiliki oleh daerah setempat
melalui pengamatan atau studi
pustaka
3.8 Menjelaskan pengerƟan, jenis dan 4.8 Mengevaluasi hasil perhitungan
cara menghitung harga jual produk harga jual produk usaha
pengolahan makanan fungsional pengolahan makanan fungsional
melalui pengamatan atau studi mengacu pada perencanaan
pustaka
3.9 MengidenƟfikasi pemanfaatan 4.9 Membuat media promosi yang
media yang cocok promosi cocok untuk produk pengolahan
pengolahan makanan fungsional makanan fungsional yang kreaƟf
melalui pengamatan atau studi dan memiliki nilai jual
pustaka
3.10 Memahami penjualan dengan 4.10 Memasarkan produk pengolahan
cara konsinyasi/kerjasama makanan fungsional dengan cara
pengolahan makanan fungsional konsinyasi untuk pengembangan
sebagai pengembangan usaha usaha

314 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C

Anda mungkin juga menyukai