Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK DENGAN


MENGGUNAKAN METODE KOLAM STABILISASI

Dosen Pengampu: Dr. Eko Prasetyo Kuncoro, S.T., DEA.

Disusun Oleh:

Indra Bayu Doni 081611133041

Febriana Purnama Putri 081611133042

Mirza Chalif Ardian 081611133044

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Pengolaham Limbah Cair Domestik
dengan Menggunakan Metode Kolam Stabilisasi.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Pengolaham
Limbah Cair Domestik dengan Menggunakan Metode Kolam Stabilisasi ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 29 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak lepas dari berbagai
aktivitas yang dapat menyebabkan bertambahnya kuantitas limbah cair dan
salah satu sumber penghasilnya adalah rumah tangga. Meningkatnya aktivitas
manusia di rumah tangga menyebabkan semakin besarnya volume limbah
yang dihasilkan dari waktu ke waktu. Volume limbah rumah tangga
meningkat 5 juta m3 pertahun dengan peningkatan kandungan rata-rata 50%
(Haryoto, 1999 dalam Yusuf, 2008). Keadaan tersebut menyebabkan
terjadinya pencemaran yang banyak menimbulkan kerugian bagi manusia dan
lingkungan.
Sumber utama air limbah rumah tangga dari masyarakat berasal dari
Indonesia membuang ratusan ribu ton deterjen yang mengandung fosfor serta
bahan organik seperti sisa makanan, dan sebagainya ke saluran air, yang
akibatnya juga mencemarkan perairan (Khiatuddin, 2003). Air limbah yang
mengandung bahan organik dapat membusuk atau terdegradasi oleh
mikroorganisme sehingga bila dibuang ke badan air akan meningkatkan
populasi mikroorganisme, sehingga akan menaikkan kadar BOD sedangkan
sabun dan deterjen yang mengakibatkan naiknya pH air.
Kolam stabilisasi merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk
dapat mengolah limbah cair rumah tangga. Kolam ini terdiri dari serangkaian
kolam yang bertujuan untuk menjernihkan limbah cair sehingga tidak
berbahaya bagi lingkungan. Keunggulan teknologi ini dalam pengolahan
limbah cair, yaitu konstruksi sederhana, mudah dirancang dan diubah jika
diperlukan perubahan tanah, mampu memulihkan pencemaran berat, tetapi
dengan masa penahanan yang lebih lama, dapat tetap berfungsi walaupun
limbah yang masuk beragam, seperti limbah peternakan, limbah rumah
tangga, dan limbah domestik lainnya, menghasilkan ganggang (alga) yang
mengandung protein tinggi, yang dapat dimanfaatkan untuk usaha perikanan
dan biaya pemeliharaan relatif murah.

1.2 Rumusan Masalah


Berikut rumusan masalah dari Pengolahan Limbah Cair Domestik dengan
Menggunakan Metode Kolam Stabilisasi.
1. Bagaimanakah cara kerja pengolahan limbah cair domestik dengan metode
kolam stabilisasi?
2. Apa keuntungan dan kerugian dari metode kolam stabilisasi?
1.3 Tujuan
Berikut tujuan dari Pengolahan Limbah Cair Domestik dengan
Menggunakan Metode Kolam Stabilisasi.
1. Mengetahui cara kerja pengolahan limbah cair domestik dengan metode
kolam stabilisasi.
2. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari metode kolam stabilisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengolahan Limbah Cair Domestik dengan Metode Kolam Stabilisasi


Kolam stabilisasi didefinisikan sebagai kolam dangkal buatan manusia yang
menggunakan proses fisis dan biologis untuk mengurangi kandungan bahan
pencemar yang terdapat pada air limbah. Proses tersebut antara lain meliputi
pengendapan partikel padat, penguraian zat organik, pengurangan nutrien (P dan
N) serta pengurangan organisme patogenik seperti bakteri, telur cacing dan virus
(Polprasert, 1996; Pena-Varon and Mara, 2004). Kolam stabilisasi ini cukup
banyak digunakan oleh negara-negara berkembang karena biaya pembuatan dan
pemeliharaannya murah serta lahan yang tersedia masih cukup banyak. Prinsip
dasar dari kolam stabilisasi adalah menyeimbangkan dan menjaga fluktuasi beban
organik dan beban hidrolis limbah air, mengendapkan partikel padatan dari air
limbah di kolam pertama, memanfaatkan proses fotosintesis yang dilakukan oleh
algae sebagai sumber utama oksigen, proses penguraian zat organik secara
biologis yang dilakukan oleh mikroorganisme (baik secara aerobik maupun
anaerobik), dan pengurangan organisme patogenik melalui beberapa proses
interaktif antara alga dan bakteri. (Veenstra, 2000)
Kolam stabilisasi dapat diklasifikasikan berdasarkan pada proses biologis
yang utama pada kolam tersebut, pola pembebanan hidrolis atau tingkat
pengolahan yang diinginkan. Berdasarkan pada hal tersebut, kolam stabilisasi
dapat digolongkankan menjadi: kolam anaerobik, kolam fakultatif dan kolam
pematangan (Polprasert, 1996).
a. Kolam anaerobik (anaerobic ponds).
Kolam anaerobik didesain agar partikel padat yang dapat terurai secara
biologis dapat mengendap dan diuraikan melalui proses anaerobik. Kolam ini
biasanya mempunyai kedalaman 3 sampai 5 meter dengan masa tinggal hidrolis
(hydraulic retention time) antara 1 sampai 20 hari.
b. Kolam fakultatif (facultative ponds).
Kolam fakultatif biasanya mempunyai kedalaman berkisar 1 sampai 2 meter
dengan proses penguraian secara aerobik dibagian atas dan penguraian secara
anaerobik di lapisan bawahnya. Jenis kolam ini mempunyai masa tinggal hidrolis
antara 5 sampai 30 hari. Penggunaan kolam fakultatif bertujuan untuk
menyeimbangkan input oksigen dari proses fotosintesis alga dengan pemakaian
oksigen yang digunakan untuk penguraian zat organik.
c. Kolam pematangan (maturation ponds).
Kolam pematangan adalah kolam dangkal dengan kedalaman hanya 1 sampai
1,5 meter. Hal ini ditujukan agar keseluruhan kolam tersebut dapat ditumbuhi oleh
alga sehingga oksigen yang dihasilkan selama proses fotosintesis dapat
dipergunakan untuk proses penguraian secara aerobik. Kolam ini digunakan untuk
memperbaiki kualitas air yang dihasilkan oleh pengolahan di kolam fakultatif dan
untuk mengurangi jumlah organisme patogenik. Sebagai upaya untuk
mendapatkan kualitas air limbah hasil olahan yang lebih baik, kolam anaerobik,
kolam fakultatif dan kolam pematangan dapat dikombinasikan dalam beberapa
cara.
Selain cukup banyak digunakan di negara-negara tropis maupun sub-tropis,
dikarenakan oleh kehandalan dan efisiensinya, sistem ini juga digunakan
dibeberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan Jerman. Kolam stabilisasi
yang terdiri dari kolam anaerobik, fakultatif dan pematangan mampu mengurangi
kandungan BOD air limbah sampai dengan 90%, sedangkan pengurangan bakteri
coli (sebagai indikator adanya organisme patogen) dapat mencapai 99%
(Veenstra, 2000).

2.2 Keuntungan dan Kerugian Metode Kolam Stabilisasi


Kelebihan
1. Biaya untuk investasi relatif rendah
2. Mempunyai kemampuan untuk menghindari kelebihan pembebanan bahan
organik
3. Kebutuhan energi relatif rendah
4. Pengoperasian dan pemeliharaan relatif mudah
5. Lumpur (biomass) yang dihasilkan dapat digunakan sebagai kompos untuk
keperluan pertanian
Kerugian
1. Area yang dibutuhkan relatif luas (2-5 m2 /PE)
2. Air hasil pengolahan mempunyai kandungan algae yang tinggi
3. Adanya kehilangan air karena penguapan
4. Ada kemungkinan menjadi tempat berkembang biak nyamuk dan agen
penyakit lainnya
(Diadaptasi dari: Veenstra, 2000, Pescod, 1992 dan Pena-Varon and Mara, 2004)

Anda mungkin juga menyukai