1. Kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun mengacu pada c. Strategi dan pendekatan pembelajaran dapat dirancang secara
standar pendidikan formal sesuai Peraturan Mendikbud No. 21 tahun tematik-terpadu atau menggunakan pendekatan berbasis mata
2016 tentang Standar Isi serta kontennya dikembangkan oleh pusat dan pelajaran sesuai dengan karakteristk dan kebutuhan pendidikan
merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta kesetaraan dan peserta didik
didik d. Tingkatan pada pendidikan kesetaraan adalah sebagai berikut.
2. Kelompok khusus: berisi program pengembangan kecakapan hidup yang 1) Muatan dan kompetensi Tingkatan 3/ setara dengan kelas VII –
mencakup keterampilan okupasional, fungsional, vokasional, sikap dan VIII pada jenjang pendidikan formal
kepribadian profesional, dan jiwa wirausaha mandiri yang dikembangkan 2) Muatan dan kompetensi Tingkatan 4/ setara dengan kelas IX pada
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan yaitu: jenjang pendidikan formal
a. Pemberdayaan memuat kompetensi untuk menumbuhkan Muatan belajar program pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam
keberdayaan, harga diri, percaya diri, sehingga peserta didik mampu satuan kredit kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi
mandiri dan berkreasi dalam kehidupan bermasyarakat. Materi- yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program
materi untuk mencapai kompetensi dapat meliputi: Pengembangan pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan/
diri, pengembangan kapasitas untuk mendukung keterampilan yang atau kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang
dipilih peserta didik. dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial
b. Keterampilan diberikan dengan memperhatikan variasi potensi atau 3 jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya.
sumber daya daerah yang ada, kebutuhan peserta didik dan Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran
peluang kesempatan kerja yang tersedia, sehingga peserta didik yaitu sama dengan 40 menit untuk Paket B
mampu melakukan aktualisasi kemandirian, otonomi, kebebasan
dan kreativitas dalam berkarya untuk mengisi ruang publik secara
produktif. Keterampilan terdiri
atas:
Jumlah 80 38 118
Secara umum tujuan mata pelajaran PPKn pada jenjang pendidikan dasar dan Ruang lingkup materi Tingkatan III setara kelas VII-VIII dan Tingkatan IV
menengah adalah mengembangkan potensi peserta didik atau warga belajar setara kelas IX sesuai dengan aspek-aspek berikut.
dalam seluruh dimensi kewarganegaraan, yakni: (1) sikap kewarganegaraan No RUANG TINGKATAN III TINGKATAN IV
termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab kewarganegaraan LINGKUP SETARA KELAS VIIͳVIII SETARA KELAS IX
1 Pancasila • Proses perumusan dan • PerisƟwa dan dinamika
(civic confidence, civic committment, and civic responsibility); (2) pengetahuan penetapan Pancasila yang terjadi di masyarakat
kewarganegaraan; (3) keterampilan kewarganegaraan termasuk kecakapan sebagai dasar negara dengan prakƟk ideal
• Pancasila sebagai dasar Pancasila sebagai dasar
dan partisipasi kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility). negara dan pandangan negara dan pandangan
hidup bangsa hidup bangsa
Secara khusus Tujuan PPKn yang berisikan keseluruhan dimensi tersebut
2 Undang-Undang • Norma-norma yang • Isi alinea dan pokok
sehingga peserta didik mampu: Dasar Negara berlaku dalam kehidup- pikiran yang terkandung
Republik Indonesia an bermasyarakat untuk dalam pembukaan
1. Menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman, mewujudkan keadilan Undang-Undang
1945
dan pengamalan nilai dan moral Pancasila secara personal dan sosial; • Kesejarahan perumusan Dasar Negara Republik
2. Memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap dan pengesahan Undang- Indonesia tahun 1945
undang Dasar Negara • Ketentuan tentang
positif dan pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun bentuk dan kedaulatan
Republik Indonesia Tahun 1945; 1945 negara sesuai Undang-
• Makna, kedudukan Undang Dasar Negara
3. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangat dan fungsi Undang- Republik Indonesia tahun
kebangsaan serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Dasar Negara 1945
Republik Indonesia tahun
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, 1945, serta peratuan
semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan perundangan-undangan
lainnya dalam sistem
Republik Indonesia; dan hukum nasional
4. Berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai anggota • Tata urutan peraturan
perundang-undangan
masyarakat, tunas bangsa, dan warga negara sesuai dengan harkat dan dalam sistem hukum
martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup nasional di Indonesia
bersama dalam berbagai tatanan sosial budaya.
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
Pembelajaran IPA di Pendidikan Kesetaraan Paket B dipandang bukan hanya Secara khusus, tujuan diberikannya mata pelajaran IPA di Paket B adalah agar
untuk pengalihan pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and peserta didik mampu:
skills) saja kepada peserta didik, tetapi juga untuk membangun kemampuan 1. Menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya pikir kritis, kreatif,
berpikir tingkat tinggi (analitis, sintesis, kritis, kreatif, dan inovatif ) melalui inovatif, dan kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan, berdasarkan
pengalaman kerja ilmiah. potensi, proses dan produk sains
Dengan demikian, IPA sangat layak sebagai wahana untuk penumbuhan dan 2. Memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil pembelajaran
penguatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terus-menerus pada sains melalui bidang IPA
diri peserta didik pada berbagai jenjang pendidikan. Melalui pembelajaran 3. Memahami produk atau hasil alam dengan cara yang logis yang bersesuaian
IPA yang meliputi kerja ilmiah, makhluk hidup dan proses kehidupan, zat dengan prinsip-prinsip sains;
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
100 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 101
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi pelajaran Pendidikan Olahraga dan Rekreasi di Pendidikan Kesetaraan Paket
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup B setara Sekolah Menengah Pertama. Mengingat tujuan dalam pendidikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab
masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup,
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang terdapat dalam pendidikan formal.
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya B. Tujuan
yang bersifat kreatif dan inovatif. Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
Pendidikan Olahraga dan Rekreasi dirancang sebagai sarana untuk menyegarkan yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
dan memulihkan kekuatan fisik dan mental melalui berbagai kegiatan dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
pengembangan organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani ekstrakurikuler.
(physical fitness), kegiatan pisik (physical activities), dan pengembangan Adapun mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan Rekreasi bertujuan untuk
keterampilan (skill development) untuk membentuk karakter generasi muda mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, kete-
bangsa yang sehat jasmani dan rohani, dan memiliki rasa sportivitas dan jujur rampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,
sebagai warga negara yang berpengetahuan, berkepribadian, keterampilan, landasan karakter moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkung-
cerdas serta berkepribadian dalam rangka membentuk manusia Indonesia an bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga, kesehatan dan rekreasi yang
yang berkualitas. Secara khusus, mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan direncanakan secara sistematis, bersifat rekreatif/menyenangkan, dan sesuai
Rekreasi memiliki arti penting untuk mendorong pertumbuhan fisik, usia perkembangan serta kehidupan budaya setempat.
perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai (sikap mental, emosional, sportivitas, spiritual, dan C. Ruang Lingkup
sosial) yang dibangun melalui aktivitas yang menyenangkan bersifat rekreatif, Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Dengan belajar Olahraga dan Rekreasi peserta didik belajar berinteraksi Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
dengan orang lain di alam terbuka, lapangan ataupun arena indoor sebagai bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
pembentukan karakter dan kesehatan fisik dan psikis, melalui suatu program sangat diperlukan.
olahraga rekreatif yang disusun dan direncanakan dengan baik, menarik dan Pembelajaran Olahraga dan Rekreasi di Paket B setara sekolah menengah
menyenangkan, sehingga dapat membentuk perkembangan pribadi pertama dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan
peserta didik yang mampu bekerja sama, sportif, jujur dan toleran dalam kualitas sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Olahraga dan Rekreasi
melakukan aktivitas serta memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi
kehidupan sehari- secara mandiri dan berani berkompetisi di era global atau
abad 21.
102 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 103
sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai Tingkatan: III (Setara Kelas VII s.d. VIII)
kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
Lingkup materi pada pendidikan olahraga dan rekreasi berupa pengembangan yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
pola gerak dasar, atletik (track and field), permainan bola besar, dan bola kecil, ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
beladiri, pengembangan kebugaran jasmani, melalui berbagai permainan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
dan olahraga sederhana dan/atau tradisional bersifat rekreatif, serta aktivitas (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
gerak berirama, selain itu juga dimuat pendidikan kesehatan yang membahas sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
kesehatan pribadi berupa kebersihan diri dan lingkungan, pencegahan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
terhadap obat berbahaya, hingga bahaya HIV – AIDS, serta kesehatan mental sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dan sosial. dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tan- mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
tangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
pendidikan kesetaraan. kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau PENGETAHUAN KETERAMPILAN
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi,
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan dengan yang dipelajari di satuan
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan pendidikan dan sumber lain yang
kualitas dan pengembangan pendidikan. sama dalam sudut pandang/teori.
3.1 Memahami gerak dasar dalam 4.1 MemprakƟkkan gerak dasar
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, berbagai permainan bola besar dalam berbagai permainan bola
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan sederhana, tradisional dan atau besar sederhana, tradisional dan
rekreaƟf *) atau rekreaƟf *)
kalimat.
104 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 105
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Memahami variasi gerak dasar 4.2 MemprakƟkkan variasi gerak 3.10 Memahami konsep laƟhan 4.10 MemprakƟkkan laƟhan pe-
(satu pola gerak dilakukan dasar (satu pola gerak dilakukan peningkatan derajat kebugaran ningkatan derajat kebugaran
dengan berbagai cara) dalam dengan berbagai cara) dalam jasmani yang terkait dengan jasmani yang terkait dengan
berbagai permainan bola besar berbagai permainan bola besar keterampilan (kecepatan, keterampilan (kecepatan,
sederhana, tradisional dan atau sederhana, tradisional dan atau kelincahan, keseimbangan, dan kelincahan, keseimbangan, dan
rekreaƟf *) rekreaƟf *) koordinasi) serta pengukuran koordinasi) serta pengukuran
3.3 Memahami gerak dasar dalam 4.3 MemprakƟkkan gerak dasar hasilnya hasilnya
berbagai permainan bola kecil dalam berbagai permainan bola 3.11 Memahami berbagai kete- 4.11 MemprakƟkkan berbagai ke-
sederhana, tradisional dan atau kecil sederhana, tradisional dan rampilan dasar senam lantai terampilan dasar senam lantai
rekreaƟf *) atau rekreaƟf *) 3.12 Memahami kombinasi kete- 4.12 MemprakƟkkan kombinasi
3.4 Memahami variasi gerak dasar 4.4 MemprakƟkkan variasi (satu pola rampilan (menggabungkan dua keterampilan (menggabungkan
(satu pola gerak dilakukan gerak dilakukan dengan berbagai atau lebih keterampilan gerak dua atau lebih keterampilan
dengan berbagai cara) dalam cara) gerak dasar dalam berbagai dasar) dalam bentuk rangkaian gerak dasar) dalam bentuk
berbagai permainan bola kecil permainan bola kecil sederhana, gerak sederhana dalam akƟvitas rangkaian gerak sederhana
sederhana, tradisional dan atau tradisional dan atau rekreaƟf *) senam lantai dalam akƟvitas senam lantai
rekreaƟf *) 3.12 Memahami variasi gerak (satu 4.12 MemprakƟkkan variasi
3.5 Memahami gerak dasar jalan, 4.5 MemprakƟkkan gerak dasar pola gerak dilakukan dengan gerak (satu pola gerak
lari, lompat, dan lempar dalam jalan, lari, lompat, dan lempar berbagai cara) dan kombinasi dilakukan dengan berbagai
berbagai permainan sederhana, dalam berbagai permainan gerak (menggabungkan dua cara) dan kombinasi gerak
tradisional dan atau rekreaƟf *) sederhana, tradisional dan atau atau lebih keterampilan gerak (menggabungkan dua atau
rekreaƟf *) dalam bentuk rangkaian langkah, lebih keterampilan gerak dalam
3.6 Memahami variasi gerak dasar 4.6 MemprakƟkkan variasi gerak dasar ayunan lengan, dan atau gerak bentuk rangkaian langkah,
(satu pola gerak dilakukan dengan (satu pola gerak dilakukan dengan anggota tubuh lainnya mengikuƟ ayunan lengan, dan atau gerak
berbagai cara) jalan, lari, lompat, berbagai cara) jalan, lari, lompat, irama (ketukan) tanpa/dengan anggota tubuh lainnya mengikuƟ
dan lempar sederhana, tradisional dan lempar sederhana, tradisional musik sebagai pembentuk gerak irama (ketukan) tanpa/dengan
dan atau rekreaƟf *) dan atau rekreaƟf *) pemanasan dalam akƟvitas gerak musik sebagai pembentuk gerak
berirama pemanasan dalam akƟvitas gerak
3.7 Memahami gerak dasar seni 4.7 MemprakƟkkan gerak dasar seni
berirama
beladiri. **) beladiri. **)
3.14 Memahami variasi (satu 4.14 MemprakƟkkan prosedur variasi
3.8 Memahami variasi gerak dasar 4.8 MemprakƟkkan variasi gerak
pola gerak dilakukan dengan (satu pola gerak dilakukan
(satu pola gerak dilakukan dasar (satu pola gerak dilakukan
berbagai cara) dan kombinasi dengan berbagai cara) dan
dengan berbagai cara) seni dengan berbagai cara) seni
(menggabungkan dua atau lebih kombinasi (menggabungkan dua
beladiri beladiri
keterampilan gerak dasar) gerak atau lebih keterampilan gerak
3.9 Memahami konsep peningkat- 4.9 MemprakƟkkan laƟhan pe- berbentuk rangkaian langkah, dasar) gerak berbentuk rangkaian
an derajat kebugaran jasmani ningkatan derajat kebugaran ayunan lengan, dan gerak langkah, ayunan lengan, dan
yang terkait dengan kesehatan jasmani yang terkait dengan anggota tubuh lainnya mengikuƟ gerak anggota tubuh lainnya
(laƟhan: daya tahan, kekuatan, kesehatan (laƟhan: daya tahan, irama (ketukan) tanpa/dengan mengikuƟ irama (ketukan)
dan kelenturan) dan pengukuran kekuatan, dan kelenturan) dan musik sebagai pembentuk gerak tanpa/dengan musik sebagai
hasilnya pengukuran hasilnya pemanasan dan inƟ laƟhan pembentuk gerak pemanasan
dalam akƟvitas gerak berirama dan inƟ laƟhan dalam akƟvitas
gerak berirama
106 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 107
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik
3.15 Memahami gerak dasar salah 4.15 MemprakƟkkan gerak dasar dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi
satu gaya renang dengan salah satu gaya renang dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
koordinasi gerak yang baik. ***) koordinasi gerak yang baik. ***)
3.16 Memahami gerak dasar salah 4.16 MemprakƟkkan gerak dasar salah KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
satu gaya renang dalam satu gaya renang dalam KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
permainan air dengan atau tanpa permainan air dengan atau tanpa PENGETAHUAN KETERAMPILAN
alat ***) alat ***)
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
3.17 Memahami perkembangan tubuh 4.17 Memaparkan perkembangan pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
remaja yang melipuƟ perubahan tubuh remaja yang melipuƟ prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
fisik sekunder (masa pubertas) perubahan fisik sekunder (masa tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
dan mental. pubertas) dan mental. teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
3.18 Memahami pola makan sehat, 4.18 Memaparkan pola makan fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
bergizi dan seimbang serta sehat, bergizi dan seimbang dengan yang dipelajari di sekolah dan
pengaruhnya terhadap kesehatan. serta pengaruhnya terhadap sumber lain yang sama dalam sudut
kesehatan. pandang/teori.
3.19 Memahami perlunya pencegahan 4.19 Memaparkan perlunya 3.1 Memahami kombinasi gerak 4.1 MemprakƟkkan kombinasi gerak
terhadap “bahaya pergaulan pencegahan terhadap “bahaya dasar (menggabungkan dua atau dasar (menggabungkan dua atau
bebas” pergaulan bebas” lebih keterampilan gerak dasar) lebih keterampilan gerak dasar)
3.20 Memahami cara menjaga 4.20 Memaparkan cara menjaga dalam berbagai permainan bola dalam berbagai permainan bola
keselamatan diri dan orang lain keselamatan diri dan orang lain besar sederhana, tradisional, dan besar sederhana, tradisional, dan
di jalan raya di jalan raya atau rekreaƟf *) atau rekreaƟf *)
3.2 Memahami kombinasi gerak 4.2 MemprakƟkkan kombinasi gerak
Tingkatan: IV (Setara Kelas IX) dasar (menggabungkan dua atau dasar (menggabungkan dua atau
lebih keterampilan gerak dasar) lebih keterampilan gerak dasar)
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum dalam berbagai permainan bola dalam berbagai permainan bola
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) kecil sederhana, tradisional, dan kecil sederhana, tradisional, dan
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti atau rekreaƟf *) atau rekreaƟf *)
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan 3.3 Memahami kombinasi 4.3 MemprakƟkkan kombinasi
(menggabungkan dua atau (menggabungkan dua atau
menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Kompetensi inti sikap sosial yang lebih keterampilan gerak lebih keterampilan gerak
perlu dimiliki peserta didik adalah mampu “Menunjukkan perilaku jujur, dasar) gerak dasar jalan, lari, dasar) gerak dasar jalan, lari,
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya lompat, dan lempar dalam lompat, dan lempar dalam
berbagai permainan sederhana, berbagai permainan sederhana,
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam tradisional, dan atau rekreaƟf *) tradisional, dan atau rekreaƟf *)
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut 3.4 Memahami variasi (satu pola gerak 4.4 MemprakƟkkan variasi (satu pola
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect dilakukan dengan berbagai cara) gerak dilakukan dengan berbagai
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan kombinasi (menggabungkan cara) dan kombinasi
dua atau lebih keterampilan (menggabungkan dua atau lebih
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, gerak dasar) gerak dasar seni keterampilan gerak dasar) gerak
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. beladiri. **) dasar seni beladiri. **)
108 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 109
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR yang diminati oleh gurunya melainkan diminati oleh siswanya agar
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN siswa tidak terpaksa dan PJOK menjadi momok bagi siswanya)
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
**) Pembelajaran aktifitas beladiri selain pencaksilat dapat juga aktifitas
3.5 Memahami penyusunan 4.5 MemprakƟkkan program
program pengembangan laƟhan pengembangan beladiri lainnya (karate, yudo, taekondo, dll) disesuaikan dengan
komponen kebugaran komponen kebugaran situasi dan kondisi sekolah. Olahraga beladiri pencaksilat mulai di-
jasmani terkait dengan terkait jasmani terkait dengan terkait ajarkan pada kelas IV dikarenakan karakterisrtik psikis anak kelas
kesehatan (laƟhan; daya tahan, kesehatan (laƟhan; daya tahan,
kekuatan, dan kelenturan) dan kekuatan, dan kelenturan) dan I. II dan III belum cukup untuk menerima aktifitas pembelajaran
keterampilan (laƟhan; kecepatan, keterampilan (laƟhan; kecepatan, beladiri.
kelincahan, keseimbangan, dan kelincahan, keseimbangan, dan
koordinasi) secara sederhana. koordinasi) secara sederhana. ***) Pembelajaran aktifitas air boleh dilaksanakan sesuai dengan kondi-
3.6 Memahami kombinasi 4.6 MemprakƟkkan kombinasi si, jikalau tidak bisa dilaksanakan digantikan dengan aktifitas fisik
keterampilan (menggabungkan keterampilan (menggabungkan lainnya yang terdapat di lingkup materi.
dua atau lebih keterampilan dua atau lebih keterampilan
gerak dasar) berbentuk rangkaian gerak dasar) berbentuk rangkaian
gerak sederhana secara gerak sederhana secara
konsisten, tepat, dan terkontrol konsisten, tepat, dan terkontrol
dalam akƟvitas senam lantai. dalam akƟvitas senam lantai.
3.7 Memahami variasi dan kombinasi 4.7 MemprakƟkkan variasi dan
gerak berbentuk rangkaian kombinasi gerak berbentuk
langkah dan ayunan lengan serta rangkaian langkah dan ayunan
anggota tubuh lainnya mengikuƟ lengan serta anggota tubuh
irama (ketukan) tanpa/dengan lainnya mengikuƟ irama
musik sebagai pembentuk gerak (ketukan) tanpa/dengan musik
pemanasan, inƟ laƟhan, dan sebagai pembentuk gerak
pendinginan dalam akƟvitas pemanasan, inƟ laƟhan, dan
gerak berirama. pendinginan dalam akƟvitas
gerak berirama.
3.8 Memahami gerak dasar salah 4.8 MemprakƟkkan gerak dasar
satu gaya renang dalam bentuk salah satu gaya renang dalam
perlombaan ***) bentuk perlombaan ***)
3.9 Memahami Ɵndakan P3K pada 4.9 Memaparkan Ɵndakan P3K pada
kejadian darurat, baik pada diri kejadian darurat, baik pada diri
sendiri maupun orang lain. sendiri maupun orang lain.
3.10 Memahami peran akƟvitas fisik 4.10 Memaparkan peran akƟvitas fisik
terhadap pencegahan penyakit. terhadap pencegahan penyakit.
Keterangan:
*) Untuk kompetensi dasar permainan bola besar dan permainan bola
kecil dapat dipilih sesuai dengan sarana prasarana yang tersedia. (Dan
dipastikan Guru tidak mengajarkan pada salah satu pembelajaran
110 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 111
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Prakarya
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
112 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 113
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan,
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan.
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan
masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi B. Tujuan
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya ekstrakurikuler.
yang bersifat kreatif dan inovatif.
Secara khusus, mata pelajaran Prakarya diajarkan untuk mencapai tujuan
Selama ini, mata pelajaran Prakarya dirancang untuk mempersiapkan generasi material dan tujuan formal sebagai berikut.
muda bangsa sebagai pewaris budaya bangsa sebagai individu dan warga negara
yang beriman, produktif kreatif, inovatif dan peduli terhadap permasalahan 1. Tujuan material
masyarakat dan bangsa, serta mampu berkontribusi pada kehidupan Menemukan, membuat karya (produk) prakarya, merancang ulang
bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Secara khusus, produk dan mengembangkan produk berupa: kerajinan, rekayasa,
mata pelajaran Prakarya memiliki arti penting untuk mengembangkan dan budidaya dan pengolahan melalui kegiatan mengidentifikasi, memecahkan
menguatkan budaya lokal (local genius dan local wisdom), nilai-nilai karakter masalah, merancang, membuat, memanfaatkan, mengevaluasi, dan
sebagai pembangunan kembali potensi lokal, pemanfaatan sumber daya alam mengembangkan produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-
secara seimbang dan dasar pengembangan kewirausahaan dan ekonomi kreatif, hari. Sedangkan keterampilan yang dikembangkan adalah kemampuan
sehingga mampu membangun citra dan identitas bangsa, serta memberikan memodifikasi, menggubah, mengembangkan, dan menciptakan serta
dampak ekonomi dan sosial yang positif. Melalui penguatan pembelajaran merekonstruksi karya yang ada, baik karya sendiri maupun karya orang
Prakarya nantinya peserta didik mampu menciptakan ide-ide kreatif, kritis, dan lain
mampu beradaptasi dengan perubahan yang berlangsung di lingkungan sekitar, 2. Tujuan formal
pengembangan kompetensi kemandirian yang dilengkapi dengan berpikir a. Menemukan atau mengemukakan gagasan atau ide-ide yang mampu
kreatif dan menemukan cara-cara baru dalam memecahkan masalah untuk memunculkan bakat atau talenta peserta didik, terutama diterapkan
menemukan solusi yang inovatif. Dasar pembelajaran berbasis budaya pada pada jenjang pendidikan dasar (Paket A setara SD/MI).
mata pelajaran Prakarya ini diharapkan dapat menumbuhkan nilai kearifan lokal b. Mengembangkan kreatifitas melalui: mencipta, merancang,
dan nilai ‘jati diri’ sehingga tumbuh semangat kemandirian, kewirausahaan dan memodifikasi (menggubah), dan merekonstruksi berdasarkan
sekaligus kesediaan melestarikan potensi dan nilai-nilai kearifan lokal. pendidikan teknologi dasar, kewirausahaan dan kearifan lokal,
dimulai pada jenjang pendidikan menengah pertama (Paket B setara
Pencapaian kompetensi atau visi mata pelajaran Prakarya di atas perlu
SMP/MTs) sampai dengan pendidikan menengah atas (Paket C setara
dijadikan acuan dalam pembelajaran mata pelajaran Prakarya di Pendidikan
SMA/MA, SMK/MA).
Kesetaraan Paket B setara Sekolah Menengah Pertama. Mengingat tujuan
dalam pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan
114 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 115
c. Melatih kepekaan rasa peserta didik terhadap perkembangan ilmu 1. Kerajinan
pengetahuan, teknologi dan seni untuk menjadi inovator dengan Kerajinan dapat dikaitkan dengan kerja tangan yang hasilnya
mengembangkan: rasa ingin tahu, rasa kepedulian, rasa memiliki merupakan benda untuk memenuhi tuntutan kepuasan pandangan:
bersama, rasa keindahan dan toleransi. estetika - ergonomis, dengan simbol budaya, kebutuhan tata upacara
d. Membangun jiwa mandiri dan inovatif peserta didik yang berkarakter: dan kepercayaan (theory of magic and relligy), dan benda fungsional
jujur, bertanggungjawab, disiplin, dan peduli. yang dikaitkan dengan nilai pendidikan pada prosedur pembuatannya.
e. Menumbuhkembangan berpikir teknologis dan estetis: cepat, tepat, Lingkup ini dapat menggali dari potensi lokal dan seni terap (applied art),
cekat serta estetis, ekonomis dan praktis, dimulai pada jenjang desain kekinian (modernisme dan postmodernisme).
pendidikan menengah atas (Paket C setara SMA/MA/SMK/MAK). 2. Rekayasa
f. Menempa keberanian untuk mengambil resiko dalam mengembangkan Rekayasa terkait dengan beberapa kemampuan: merancang, merekonstruksi
keterampilan dan mengimplementasikan pengetahuannya. dan membuat benda produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-
C. Ruang Lingkup hari dengan pendekatan pemecahan masalah. Sebagai contoh: rekayasa
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, penyambungan balok kayu untuk membuat susunan (konstruksi)
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya kerangka atap rumah, harus dilakukan dengan prinsip ketepatan agar
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. susunan rumah tidak mudah runtuh. Lingkup ini memerlukan kesatuan
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang pikir dan kecekatan tangan membuat susunan mengarah kepada: berpikir
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini kreatif, praktis, efektif, ketepatan dan hemat serta berpikir prediktif.
sangat diperlukan. 3. Budidaya
Pembelajaran Prakarya di Paket B setara sekolah menengah pertama dirancang Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja berusaha untuk
agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda atau makhluk
manusia tersebut. Mata pelajaran Prakarya di pendidikan kesetaraan dalam hidup agar lebih besar/tumbuh, dan berkembangbiak, bertambah banyak.
hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan yang terdapat di Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah dirinya pembudidaya. Prinsip
dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas pembinaan rasa dalam kinerja budidaya ini akan memberikan hidup
lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan pada tumbuhan atau hewan, namun dalam bekerja dibutuhkan sistem
tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu yang berjalan rutin atau prosedural. Manfaat edukatif teknologi budidaya
dilakukan pada aspek pembelajaran. ini adalah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami
Adapun penataan konten mata pelajaran Prakarya disusun mengikuti pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (ecosystem) menjadi peserta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berdasarkan pada didik yang berpikir sistematis berdasarkan potensi kearifan lokal.
budaya/kearifan lokal sehingga tumbuh semangat kemandirian, 4. Pengolahan
kewirausahaan dan sekaligus kesediaan melestarikan potensi dan nilai-nilai Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi
kearifan lokal. Konteks pendidikan kearifan lokal (berbasis budaya) benda produk jadi, agar dapat dimanfaatkan. Pada prinsipnya kerja
diselenggarakan pada tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan pengolahan adalah mengubah benda mentah menjadi produk jadi yang
menengah. Konteks pendidikan berbasis budaya/kearifan lokal pada mata mempunyai nilai tambah melalui teknik pengelolaan seperti: mencampur,
pelajaran Prakarya dibagi dalam empat aspek, yaitu: mengawetkan, dan memodifikasi. Manfaat edukatif teknologi pengolahan
116 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 117
bagi pengembangan kepribadian peserta didik adalah pelatihan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
rasa yang dapat dikorelasikan dalam kehidupan sehari-hari, sistematis yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
yang dipadukan dengan pikiran serta Prakarya. ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
Keempat aspek Prakarya tersebut hendaknya dipilih oleh satuan pendidikan, didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
minimal dua atau satu aspek Prakarya. Ketentuan pemilihan aspek Prakarya (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
tersebut dengan mempertimbangkan ketersediaan tutor/fasilitator sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
yang memiliki latar belakang pengetahuan dan kemampuan keterampilan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
dari aspek prakarya tersebut serta berdasarkan minat peserta didik. sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pendidikan kesetaraan. dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau PENGETAHUAN KETERAMPILAN
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan pengetahuan (faktual, konseptual, dan ranah konkret (menggunakan, mengurai,
prosedural) berdasarkan rasa ingin merangkai, memodifikasi, dan membuat)
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan ranah abstrak (menulis, membaca,
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat teknologi, seni, budaya terkait menghitung, menggambar, dan
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan fenomena dan kejadian tampak mata. mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan yang sama dalam sudut pandang/teori.
kualitas dan pengembangan pendidikan. 3.1 Menjelaskan pengerƟan, jenis, 4.1 Memilih jenis bahan dan cara
ciri-ciri dan cara pengolahan pengolahan serat dan teksƟl yang
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, serat dan teksƟl melalui kegiatan dihasilkan di daerah setempat
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan pengamatan di lapangan dan atau berdasarkan hasil pengamatan
kalimat. studi pustaka. atau studi pustaka (contoh serat
misalnya rumput/ ilalang, kapas,
Tingkatan III Setara Kelas VII dan VIII bulu domba, tali plasƟk, kulit
kayu; contoh teksƟl misalnya, kain
KERAJINAN teksƟl, kain tenun, dan lain-lain).
118 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 119
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Menjelaskan dasar-dasar pe- 4.2 Merancang, membuat, dan 3.7 Menjelaskan jenis, ciri-ciri, cara 4.7 Memilih jenis bahan alami,
rancangan, jenis dan karakter menyajikan produk kerajinan dari dan teknik pengolahan bahan arƟficial (buatan pabrik) seperƟ:
bahan, dan tahapan pembuatan bahan serat/teksƟl yang kreaƟf limbah melalui pengamatan atau bahan limbah kerang, sisik ikan,
karya kerajinan dari bahan serat dan inovaƟf, sesuai dengan bahan studi pustaka (misalnya: bahan tulang ikan; bahan limbah buatan
dan teksƟl secara kreaƟf (kreasi dan teknik daerah setempat limbah alam yaitu kerang, sisik yaitu kaca, keramik dan botol
baru), serta cara pengemasannya (misalnya rumput/ilalang, kapas, ikan, tulang ikan; bahan limbah plasƟk) serta teknik pengolahan
melalui kegiatan pengamatan bulu domba, kulit kayu, kain, tali
buatan yaitu kaca, keramik dan bahan limbah yang dihasilkan
atau studi pustaka. plasƟk dan lain-lain).
botol plasƟk). di daerah setempat melalui
3.3 Menjelaskan, jenis, ciri-ciri, cara 4.3 Memilih jenis bahan dan cara pengamatan atau studi pustaka.
dan teknik pengolahan kertas, pengolahan kertas dan plasƟk 3.8 Memahami dasar perancangan dan 4.8 Membuat karya kerajinan dari
plasƟk lembaran (dan yang sejenis lembaran (dan yang sejenis bahan tahapan pembuatan karya kerajinan bahan kulit kerang, kaca, keramik
bahan lembaran) sesuai potensi lembaran) sesuai potensi daerah dari bahan kulit kerang, kaca, dan botol plasƟk secara kreaƟf
daerah melalui pengamatan dan setempat melalui pengamatan
keramik dan botol plasƟk secara (kreasi baru) yang dihasilkan di
atau studi pustaka. atau studi pustaka.
kreaƟf (kreasi baru) serta cara daerah setempat sesuai tahapan
3.4 Memahami dasar-dasar 4.4 Merancang, membuat dan pengemasannya melalui kegiatan pembuatan karya dan pembuatan
perancangan dan tahapan menyajikan karya kerajinan dari pengamatan atau studi pustaka. pengemasannya.
pembuatan karya kerajinan bahan kertas dan plasƟk lembaran
dari bahan kertas dan plasƟk (dan yang sejenis bahan lembaran) REKAYASA
lembaran secara kreaƟf (kreasi dengan teknik memodifikasi
baru) serta cara pengemasannya (menggubah, menambah, Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
melalui pengamatan atau studi mengurangi rancangan yang ada) mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
pustaka. secara kreaƟf berdasarkan potensi
daerah setempat. sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
3.5 Menjelaskan pengerƟan, jenis 4.5 Memilih jenis bahan dan cara peng-
bahan, ciri-ciri dan cara olahan bahan lunak yang dihasilkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
pengolahan bahan lunak melalui di daerah setempat berdasar- didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
pengamatan atau studi pustaka kan hasil pengamatan atau studi (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
(bahan lunak alam yaitu tanah pustaka (bahan lunak alam yaitu
liat, kulit, getah nyatu, flour clay, tanah liat, kulit, getah nyatu, flour sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
bubur Ɵsu; bahan lunak buatan clay, bubur Ɵsu; bahan lunak buat- secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
yaitu lilin, fiberglass, gips, sabun, an yaitu lilin, fiberglass, gips, sabun,
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
polymer clay/ plasƟsin, parafin.) polymer clay/ plasƟsin, parafin).
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
3.6 Menjelaskan dasar perancangan 4.6 Membuat karya kerajinan dari
dan tahapan pembuatan karya bahan lunak secara kreaƟf
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
kerajinan dari bahan lunak secara (kreasi baru) yang dihasilkan di dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
kreaƟf (kreasi baru), serta cara daerah setempat sesuai tahapan mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
pengemasannya melalui kegiatan pembuatan karya dan pembuatan
pengamatan atau studi pustaka. pengemasannya (bahan lunak Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
alam yaitu tanah liat, kulit, getah pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
nyatu, flour clay, bubur Ɵsu;
bahan lunak buatan yaitu lilin, keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
fiberglass, gips, sabun, polymer dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
clay/ plasƟsin, parafin).
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
120 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 121
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
PENGETAHUAN KETERAMPILAN sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam
pengetahuan (faktual, konseptual, ranah konkret (menggunakan, mengurai,
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
dan prosedural) berdasarkan rasa merangkai, memodifikasi, dan membuat) sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
ingin tahunya tentang ilmu penge- dan ranah abstrak (menulis, membaca, dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
tahuan, teknologi, seni, budaya terkait menghitung, menggambar, dan
fenomena dan kejadian tampak mata. mengarang) sesuai dengan yang teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
dipelajari di sekolah dan sumber lain dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
yang sama dalam sudut pandang/teori. mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.1 Menjelaskan perkembangan tek- 4.1 Membuat sketsa gambar dan
nologi dan pengaruhnya terhadap gambar teknik dari suatu Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
profesi dan kehidupan sehari-hari rancangan produk teknologi pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
serta perancangan produk berupa sederhana yang bermanfaat
sketsa gambar, gambar teknik dan untuk kehidupan sehari-hari. keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
keselamatan kerjanya. dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
3.2 MengidenƟfikasi jenis, sifat, 4.2 Membuat produk teknologi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
fungsi dan kekuatan bahan serta sederhana yang sesuai dengan
penggunaan peralatan kerja sifat, fungsi dan kekuatan bahan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pengolahannya. yang tersedia dilingkungan sekitar. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.3 MengidenƟfikasi jenis dan fungsi 4.3 Membuat sketsa gambar produk PENGETAHUAN KETERAMPILAN
teknologi kontruksi. teknologi kontruksi sederhana. 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
3.4 Menjelaskan jenis, sifat dan 4.4 Membuat produk pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
fungsi persambungan dan teknologi konstruksi dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi,
penguatan konstruksi. sederhana.
ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
3.5 Menjelaskan perkembangan 4.5. Merancang produk teknologi tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
peralatan dan media penghantar informasi dan komunikasi
fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
teknologi informasi dan sederhana yang bermanfaat
komunikasi. dalam kehidupan sehari-hari. dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
3.6 MengidenƟfikasi jenis, sifat, 4.6 Membuat produk teknologi
pandang/teori
fungsi, dan isƟlah-isƟlah teknologi informasi dan komunikasi
informasi dan komunikasi. sederhana yang bermanfaat 3.1 MengidenƟfikasi jenis-jenis 4.1 Menentukan komoditas tanaman
dalam kehidupan sehari-hari. tanaman sayuran, sarana produksi, sayuran yang akan dibudidayakan
3.7 MengidenƟfikasi jenis dan fungsi 4.7 Membuat sketsa gambar produk dan alternaƟf media budidaya sesuai dengan karakterisƟk
teknologi kontruksi. teknologi kontruksi sederhana. tanaman sayuran yang dapat wilayah setempat
3.8 Menjelaskan jenis, sifat dan 4.8 Membuat produk dikembangkan di wilayah setempat
fungsi persambungan dan teknologi konstruksi 3.2 Menjelaskan langkah-langkah 4.2 MemprakƟkkan langkah-langkah
penguatan konstruksi. sederhana. budidaya tanaman sayuran budidaya tanaman sayuran
3.3 MengidenƟfikasi jenis-jenis 4.3 Menentukan komoditas tanaman
BUDIDAYA tanaman obat dan sarana obat yang akan dibudidayakan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum produksinya yang dapat sesuai dengan kebutuhan dan
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap dikembangkan sesuai kebutuhan karakterisƟk wilayah setempat
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual dan karakterisƟk wilayah setempat
3.4 Menjelaskan langkah-langkah 4.4 MemprakƟkkan langkah-langkah
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan budidaya tanaman obat budidaya tanaman obat
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
122 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 123
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.5 MengidenƟfikasi jenis per- syaratan 4.5 Menentukan komoditas Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
hidup, dan komoditas ternak ternak kesayangan yang dapat pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
kesayangan yang dapat dikembangkan di wilayah keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam
dikembangkan di wilayah setempat setempat mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi
3.6 Menjelaskan kebutuhan dan 4.6 Menyiapkan sarana pemeliharaan
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
karakterisƟk sarana dan peralatan ternak kesayangan dengan
budidaya ternak kesayangan peralatan sederhana KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
3.7 Menjelaskan langkah-langkah 4.7 Memelihara ternak kesayangan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
budidaya ternak kesayangan sesuai langkah-langkah PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.8 MengidenƟfikasi jenis, per- 4.8 Menentukan komoditas satwa 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
syaratan, dan komoditas satwa harapan (jangkrik, kroto, ulat pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
harapan (jangkrik, kroto, ulat sutra, cacing, bekicot, dan lain- dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi,
sutra, cacing, bekicot, dan lain- lain) yang dapat dikembangkan di ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
lain) yang dapat dikembangkan di wilayah setempat tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
wilayah setempat fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
3.9 Menjelaskan kebutuhan dan 4.9 Menentukan sarana dan dengan yang dipelajari di sekolah dan
karakterisƟk sarana produksi dan peralatan ternak satwa harapan sumber lain yang sama dalam sudut
peralatan budidaya satwa harapan (jangkrik, kroto, ulat sutra, cacing, pandang/teori
(jangkrik, kroto, ulat sutra, cacing, bekicot, dan lain-lain) 3.1 MengidenƟfikasi kandungan 4.1 Membuat dan menyajikan
bekicot, dan lain-lain) dan manfaat buah segar, serta makanan dan minuman dari
3.10 Menjelaskan langkah-langkah 4.10 MemprakƟkkan budidaya satwa tahapan dan teknik pengolahan buah segar khas daerah setempat
budidaya satwa harapan harapan (jangkrik, kroto, ulat buah segar menjadi makanan secara kreaƟf.
(jangkrik, kroto, ulat sutra, cacing, sutra, cacing, bekicot, dan lain- dan minuman yang ada di daerah
bekicot, dan lain-lain) lain) yang dapat dikembangkan di setempat melalui kegiatan
wilayah setempat pengamatan atau studi pustaka
3.2 Menjelaskan pengerƟan, ciri-ciri, 4.2 Membuat dan menyajikan
PENGOLAHAN
kandungan dan manfaat hasil makanan atau minuman dari
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum samping, serta tahapan dan teknik bahan hasil samping buah segar
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap pengolahan hasil samping dari khas daerah setempat secara
buah segar menjadi makanan kreaƟf.
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual atau minuman yang ada di
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan daerah setempat melalui kegiatan
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta pengamatan atau studi pustaka
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli 3.3 MengidenƟfikasi, kandungan dan 4.3 Membuat dan menyajikan
manfaat, serta tahapan dan makanan dan minuman dari
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif teknik pengolahan bahan sayuran bahan sayuran khas daerah
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi menjadi makanan dan minuman setempat secara kreaƟf.
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri yang ada di daerah setempat
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut melalui kegiatan pengamatan
atau studi pustaka.
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
124 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 125
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Tingkatan IV Setara Kelas IX
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
KERAJINAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Menjelaskan pengerƟan, ciri-ciri, 4.4 Membuat dan menyajikan Kompetensi inti Sikap Spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah
kandungan dan manfaat, serta makanan atau minuman dari “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Adapun
tahapan dan teknik pengolahan bahan hasil samping sayuran khas rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukan perilaku jujur,
bahan hasil samping sayuran daerah setempat secara kreaƟf disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan
menjadi makanan atau minuman
yang ada di daerah setempat
percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
melalui kegiatan pengamatan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi
atau studi pustaka. tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),
3.5 MengidenƟfikasi kandungan dan 4.5 Membuat dan menyajikan yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
manfaat, serta tahapan dan teknik makanan atau minuman dari
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.
pengolahan bahan serealia/ padi- bahan serealia/padi-padian,
padian, kacang-kacangan kacang-kacangan dan umbi khas Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
dan umbi menjadi makanan atau daerah setempat secara kreaƟf proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan
minuman yang ada di daerah
setempat melalui kegiatan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
pengamatan atau studi pustaka. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti
3.6 Menjelaskan pengerƟan, jenis dan 4.6 Membuat dan menyajikan/ dalam tabel berikut.
ciri-ciri, serta tahapan dan teknik mengemas bahan pangan
pengolahan bahan serealia/padi- setengah jadi dari bahan serealia/ KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
padian, kacang-kacangan dan umbi padi-padian, kacang-kacangan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
menjadi bahan pangan setengah dan umbi khas daerah setempat PENGETAHUAN KETERAMPILAN
jadi yang ada di daerah setempat secara kreaƟf 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam
melalui kegiatan pengamatan atau pengetahuan (faktual, konseptual, dan ranah konkret (menggunakan, mengurai,
studi pustaka. prosedural) berdasarkan rasa ingin merangkai, memodifikasi, dan membuat)
3.7 MengidenƟfikasi kandungan 4.7 Membuat dan menyajikan tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan ranah abstrak (menulis, membaca,
teknologi, seni, budaya terkait menghitung, menggambar, dan
dan manfaat, serta tahapan dan makanan dari bahan pangan
fenomena dan kejadian tampak mata mengarang) sesuai dengan yang
teknik pengolahan bahan pangan setengah jadi serealia/padi- dipelajari di sekolah dan sumber lain
setengah jadi dari serealia/padi- padian, kacang-kacangan dan yang sama dalam sudut pandang/teori
padian, kacang-kacangan dan umbi umbi khas daerah setempat 3.1 Menjelaskan pengerƟan, jenis, 4.1 Memilih jenis bahan dan cara
menjadi makanan yang ada di secara kreaƟf sifat, serta karakter bahan pengolahan bahan kayu dan
daerah setempat melalui kegiatan (medium) dan teknik pengolahan bambu yang dihasilkan di
pengamatan atau studi pustaka. bahan kayu dan bambu, ranƟng, daerah setempat berdasarkan
3.8 Menjelaskan pengerƟan, jenis, kan- 4.8 Membuat dan menyajikan papan, balok, rotan melalui pengetahuan hasil pengamatan
dungan dan manfaat, serta tahapan makanan atau minuman dari pengamatan dan studi pustaka . dan studi pustaka (misalnya
dan teknik pengolahan bahan hasil bahan pangan hasil samping ranƟng, papan, balok, rotan )
samping pangan serealia/padi-padi- serealia/padi-padian, kacang- 3.2 Menjelaskan dasar perancangan 4.2 Membuat karya kerajinan dari
an, kacang-kacangan dan umbi kacangan dan umbi khas daerah dan tahapan pembuatan karya bahan kayu dan bambu secara
menjadi makanan atau minuman setempat secara kreaƟf kerajinan dari bahan kayu dan bam- kreaƟf (kreasi baru) yang dihasilkan
yang ada di daerah setempat mela- bu secara kreaƟf (kreasi baru) serta di daerah setempat sesuai tahapan
cara pengemasannya melalui peng- pembuatan dan pembuatan
lui kegiatan pengamatan atau studi
amatan dan studi pustaka (misalnya pengemasannya (misalnya ranƟng,
pustaka. ranƟng, papan, balok, rotan) papan, balok, rotan)
126 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 127
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Menjelaskan pengerƟan, jenis, 4.3 Memilih jenis bahan dan teknik
3.1 Menjelaskan prinsip kelistrikan 4.1 Merancang instalasi listrik dalam
ciri-ciri dan langkah-langkah pengolahan bahan (medium)
pengolahan bahan logam, batu, logam, batu atau plasƟk sesuai dan sistem instalasi listrik dalam rumah tangga
atau plasƟk melalui pengamatan potensi daerah setempat melalui rumah tangga
dan studi pustaka pengamatan atau studi pustaka 3.2 MengidenƟfikasi komponen, jenis 4.2 Membuat miniatur instalasi listrik
3.4 MengidenƟfikasi hasil karya 4.4 Merancang, membuat, dan fungsi instalasi listrik dalam rumah tangga
kerajinan berdasarkan prinsip mengemas, menampilkan karya 3.3 Menjelaskan dasar-dasar sistem 4.3 Merancang rangkaian pengendali
perancangan, langkah pembuatan kerajinan dari bahan logam, elektronika analog dan elektronika elektronik sederhana
dan penampilan/pengemasan batu atau plasƟk secara kreaƟf digital, serta sistem pengendali
karya kerajinan dari bahan logam, (kreasi baru) yang dihasilkan di 3.4 Menganalisis sistem-sistem 4.4 Membuat alat pengendali
batu atau plasƟk secara kreaƟf. daerah setempat sesuai tahapan pengendali elektronik melalui elektronik sederhana
pembuatan karya dan pembuatan
pengamatan atau studi pustaka
pengemasannya
BUDIDAYA
REKAYASA Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghargai dan menghayati
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
adalah “Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan
sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.
dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Kontekstualisasi
guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
pengetahuan (faktual, konseptual, ranah konkret (menggunakan, mengurai, dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan prosedural) berdasarkan rasa merangkai, memodifikasi, dan membuat) ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
ingin tahunya tentang ilmu penge- dan ranah abstrak (menulis, membaca, tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
tahuan, teknologi, seni, budaya terkait menghitung, menggambar, dan fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
fenomena dan kejadian tampak mata mengarang) sesuai dengan yang dengan yang dipelajari di sekolah dan
dipelajari di sekolah dan sumber lain sumber lain yang sama dalam sudut
yang sama dalam sudut pandang/teori pandang/teori
128 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 129
3.1 MengidenƟfikasi jenis, 4.1 Menentukan komoditas KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
karakterisƟk, dan komoditas ikan konsumsi yang dapat KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
ikan konsumsi yang dapat dikembangkan di wilayah PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dikembangkan di wilayah setempat setempat
3.2 MengidenƟfikasi jenis wadah, 4.2 Menyiapkan sarana dan peralatan 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
sarana produksi, dan peralatan yang dibutuhkan untuk budidaya pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
budidaya ikan konsumsi ikan konsumsi dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi,
ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
3.3 Menjelaskan langkah-langkah 4.3 MemprakƟkkan langkah-langkah
tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
proses budidaya (pembesaran) proses budidaya (pembesaran)
fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
ikan konsumsi ikan konsumsi yang dapat
dengan yang dipelajari di sekolah dan
dikembangkan di wilayah setempat
sumber lain yang sama dalam sudut
3.4 MengidenƟfikasi jenis, 4.4 Menentukan komoditas ikan hias
pandang/teori
karakterisƟk, dan komoditas ikan yang dapat dikembangkan di
hias yang dapat dikembangkan di wilayah setempat 3.1 MengidenƟfikasi kandungan 4.1 Membuat dan menyajikan
wilayah setempat dan manfaat, serta tahapan dan makanan atau minuman dari
3.5 MengidenƟfikasi jenis wadah, 4.5 Menyiapkan sarana dan peralatan teknik pengolahan bahan hasil bahan hasil peternakan (daging,
sarana produksi, dan peralatan budidaya ikan hias peternakan (daging, telur, susu) telur, susu) dan perikanan (ikan,
budidaya ikan hias dan perikanan (ikan, udang, cumi, udang, cumi, rumput laut) khas
rumput laut) menjadi makanan daerah setempat secara kreaƟf
3.6 Menjelaskan langkah-langkah 4.6 MemprakƟkkan langkah- langkah
atau minuman yang ada di daerah
proses budidaya (pembesaran) proses budidaya (pembesaran) ikan
setempat melalui kegiatan peng-
ikan hias hias yang dapat dikembangkan di
amatan atau studi pustaka.
wilayah setempat
3.2 Menjelaskan pengerƟan, 4.2 Membuat dan menyajikan/
PENGOLAHAN kandungan dan manfaat, serta mengemas bahan pangan
tahapan dan teknik pengolahan setengah jadi dari bahan hasil
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghargai dan menghayati bahan hasil peternakan (daging, peternakan (daging, telur, susu)
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial telur, susu) dan perikanan (ikan, dan perikanan (ikan, udang,
adalah “Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli udang, cumi, rumput laut) cumi, rumput laut) khas daerah
menjadi bahan pangan setengah setempat secara kreaƟf
(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara jadi yang ada di daerah setempat
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan melalui kegiatan pengamatan
keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran atau studi pustaka.
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya 3.3 Menjelaskan pengerƟan, 4.3 Membuat dan menyajikan
kandungan dan manfaat, serta makanan dari bahan pangan
sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan tahapan dan teknik pengolahan setengah jadi hasil peternakan
dan kondisi siswa. bahan pangan setengah jadi (daging, telur, susu) dan
dari hasil peternakan (daging, perikanan (ikan, udang, cumi,
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang telur, susu) dan perikanan (ikan, rumput laut) khas daerah
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan udang, cumi, rumput laut) setempat secara kreaƟf
menjadi makanan yang ada di
guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Kontekstualisasi
daerah setempat melalui kegiatan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. pengamatan atau studi pustaka.
130 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 131
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Menjelaskan pengerƟan, 4.4 Membuat dan menyajikan
kandungan dan manfaat, serta makanan atau minuman dari
tahapan dan teknik pengolahan bahan pangan hasil samping hasil
hasil peternakan (daging, telur, peternakan (daging, telur, susu)
susu) dan perikanan (ikan, udang, dan perikanan (ikan, udang,
cumi, rumput laut) menjadi cumi, rumput laut) khas daerah
makanan atau minuman yang ada setempat secara kreaƟf
di daerah setempat melalui kegiatan
pengamatan atau studi pustaka.