Anda di halaman 1dari 71

Dikembangkan oleh:

Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan


Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
i
KATA PENGANTAR peserta didik (warga belajar) yang memerlukan pendidikan akademik dan keterampilan
atau kecakapan hidup untuk meningkatkan mutu kehidupannya, (5) berkembangnya teknologi
dan kemajuan pada berbagai aspek.
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dan strategis bagi penyiapan Fungsi dan tujuan pendidikan kesetaraan selama ini tetap relevan mengingat masih besarnya
generasi penerus suatu bangsa. Oleh karena itu setiap negara memberikan prioritas jumlah anak putus sekolah dalam dan antar jenjang pendidikan; masih tetap adanya jumlah
yang tinggi terhadap pendidikan bagi warga negaranya, termasuk penganggur dan setengah penganggur terutama usia muda dari tahun ke tahun; serta kenyataan
Indonesia. Diamanatkan dalam UUD 1945 bahwa tiap warga negara konsekuensi dari kondisi geografis dan adanya ketimpangan tingkat kemajuan pembangunan di
berhak mendapat pendidikan (Pasal 31, ayat 1). Untuk itu pendidikan Indonesia sehingga masih menghadirkan adanya daerah terluar, terdepan (perbatasan) dan
nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang tertinggal atau dikenal dengan daerah 3 T; adanya beberapa daerah rawan bencana atau konflik.
bermutu untuk setiap warga negara. Negara harus memberi kesempatan Oleh karena itu kehadiran negara untuk menyediakan pendidikan kesetaraan tetap
pendidikan yang sama kepada semua warga negara tanpa kecuali. Artinya, diperlukan. Masih banyaknya anak usia sekolah yang tidak sekolah dan banyaknya
warga negara yang karena sesuatu hal terpaksa tidak bisa mengikuti masyarakat yang sudah bekerja dan belum memiliki ijazah sebagai pengakuan kualifikasi
pendidikan di jalur sekolah (jalur pendidikan formal) harus dijamin memiliki akademiknya, mengindikasikan keberadaan pendidikan kesetaraan dapat menjadi pendidikan
kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang setara melalui jalur luar alternatif bagi masyarakat.
sekolah (jalur pendidikan nonformal). Kurikulum pendidikan kesetaraan dikembangkan dengan mengacu pada Peraturan Menteri
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berdampak Pendidikan dan Kebudayaan No 24 tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar
pada cepatnya perubahan di semua bidang kehidupan. Sementara itu apa yang pendidikan dasar dan menengah. Kompetensi inti dan kompetensi dasar tersebut disesuaikan
dipelajari selama di sekolah sering tidak bisa mengimbangi cepatnya perubahan dengan konteks pendidikan kesetaraan dan fungsionalisasi dalam kehidupan sehari hari.
yang terjadi di kehidupan nyata. Konsekuensinya, setiap orang harus senantiasa Kontekstualisasi dan fungsionalisasi ini tidak mengurangi derajat kompetensi yang ditetapkan
belajar untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan/keahlian, dan/atau dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum pendidikan kesetaraan yang terdiri
kompetensinya kalau tidak mau ketinggalan jaman. Kesempatan belajar tersebut dari; Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket A, Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket B dan
bisa melalui jalur pendidikan formal, nonformal, maupun informal. Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket C,
Sejak awal kehadirannya di kancah pembangunan pendidikan di tanah air, Kami berharap agar Kurikulum Pendidikan Kesetaraan ini dapat menjadi pedoman bagi kami di
fungsi pendidikan kesetaraan sebagai bagian dari pendidikan nonformal adalah dalam meyelengarakan pendidikan kesetaraan.
mengembangkan potensi peserta didik (warga belajar) dengan penekanan
pada penguasaan pengetahuan akademik dan keterampilan fungsional serta Kaur,……………2019
pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Adapun tujuan utama
pendidikan kesetaraan kedepan adalah: (1) menjamin penyelesaian pendidikan KETUA PKBM MEKAR SARI
dasar yang bermutu bagi anak yang kurang beruntung (putus sekolah, putus
lanjut, tidak pernah sekolah), khususnya perempuan, minoritis etnik, dan anak
yang bermukim di desa terbelakang, miskin, terpencil atau sulit dicapai karena
letak geografis dan atau keterbatasan transportasi; (2) menjamin pemenuhan
kebutuhan belajar bagi semua manusia muda dan orang dewasa melalui
TITIN SUMARNI, M.Pd
akses yang adil pada program-program belajar dan kecakapan hidup; (3)
menghapus ketidakadilan gender dalam pendidikan dasar dan menengah; dan
(4) melayani

ii KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ii


DAFTAR ISI STRUKTUR KURIKULUM
PENDIDKAN KESETARAAN PAKET B

Kata Pengantar Dirjen PAUD dan Dikmas ......................................................... ii


Kata Sambutan Puskurbuk ................................................................................ iv Struktur kurikulum Paket B merupakan pola susunan mata pelajaran dan beban
Dafar Isi ........................................................................................................... vi
belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran,
meliputi mata pelajaran, dan bobot satuan kredit kompetensi (SKK).
Struktur Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket B ......................................... 1
Penyusunan kurikulum pendidikan kesataraan mengacu pada komptensi inti dan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ..................................................... 5
kompetensi dasar kurikuluk pendidikan dasar dan menengah (Permendikbud
Bahasa Indonesia .............................................................................................. 19 No. 24 tahun 2016) Kompetensi inti dan kempetensi dasar tersebut dilakukan
Matemaka ...................................................................................................... 33 kontekstualisasi dan fungsionalsasi tanpak mengurangi kualitas dan standar
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ........................................................................... 46 kompetensi yang ada. Khusus kurikulum mata pelajaran agama dan budi
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .......................................................................... 58 pekerti sepenuhnya menggunakan kurikulum pendidikan dasar dan
menegah yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Bahasa Inggris ................................................................................................... 68
Republik Indonesia.
Seni Budaya ...................................................................................................... 84
Mmuatan belajar Paket B dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK)
Pendidikan Olahraga dan Rekreasi ................................................................... 100
yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik
Prakarya ............................................................................................................ 112 dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui pembelajaran tatap muka,
tutorial, dan atau belajar mandiri.
SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil
belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan
untuk setiap mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu
SKK dihitung berdasarkan pertimbangan muatan SK dan KD tiap mata
pelajaran. SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh
dari jalur pendidikan informal, formal, kursus, keahlian dan kegiatan mandiri.
Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1
jam pelajaran tatap muka atau 2 jam pelajaran tutorial atau 3 jam pelajaran
mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam yang
dimaksud adalah satu jam pelajaran yaitu sama dengan 35 menit untuk Paket
A, 40 menit untuk Paket B, dan 45 menit untuk Paket C.

vi KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B 1


Struktur kurikulum program pendidikan kesetaraan dimaksudkan untuk • Seni dan budaya untuk membentuk karakter peserta didik menjadi
mencapai standar kompetensi lulusan sesuai dengan Permendikbud Nomor manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya.
20 Tahun 2016 dengan orientasi pengembangan olahkarya untuk mencapai • Pendidikan Olahraga dan Rekreasi untuk membentuk karakter
keterampilan fungsional yang menjadi kekhasan program program pendidikan peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan
kesetaraan yaitu: rasa sportivitas.
1. Paket A: Memiliki keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidup • Prakarya untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
sehari-hari. memiliki kecakapan okupasional dan vokasional
2. Paket B: Memiliki keterampilan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja. Muatan keterampilan tersebut merupakan muatan wajib, akan tetapi
3. Paket C: Memiliki keterampilan berwirausaha. untuk pendalaman atau spesialisasi peserta didik dapat memilih salah
satu keterampilan keahlian sesuai potensi, kebutuhan, kearifan lokal
Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan terdiri mata pelajaran kelompok
umum dan kelompok khusus. dan karakteristik peserta didik.

1. Kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun mengacu pada c. Strategi dan pendekatan pembelajaran dapat dirancang secara
standar pendidikan formal sesuai Peraturan Mendikbud No. 21 tahun tematik-terpadu atau menggunakan pendekatan berbasis mata
2016 tentang Standar Isi serta kontennya dikembangkan oleh pusat dan pelajaran sesuai dengan karakteristk dan kebutuhan pendidikan
merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta kesetaraan dan peserta didik
didik d. Tingkatan pada pendidikan kesetaraan adalah sebagai berikut.
2. Kelompok khusus: berisi program pengembangan kecakapan hidup yang 1) Muatan dan kompetensi Tingkatan 3/ setara dengan kelas VII –
mencakup keterampilan okupasional, fungsional, vokasional, sikap dan VIII pada jenjang pendidikan formal
kepribadian profesional, dan jiwa wirausaha mandiri yang dikembangkan 2) Muatan dan kompetensi Tingkatan 4/ setara dengan kelas IX pada
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan yaitu: jenjang pendidikan formal
a. Pemberdayaan memuat kompetensi untuk menumbuhkan Muatan belajar program pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam
keberdayaan, harga diri, percaya diri, sehingga peserta didik mampu satuan kredit kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi
mandiri dan berkreasi dalam kehidupan bermasyarakat. Materi- yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program
materi untuk mencapai kompetensi dapat meliputi: Pengembangan pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan/
diri, pengembangan kapasitas untuk mendukung keterampilan yang atau kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang
dipilih peserta didik. dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial
b. Keterampilan diberikan dengan memperhatikan variasi potensi atau 3 jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya.
sumber daya daerah yang ada, kebutuhan peserta didik dan Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran
peluang kesempatan kerja yang tersedia, sehingga peserta didik yaitu sama dengan 40 menit untuk Paket B
mampu melakukan aktualisasi kemandirian, otonomi, kebebasan
dan kreativitas dalam berkarya untuk mengisi ruang publik secara
produktif. Keterampilan terdiri
atas:

2 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B 3


Adapun struktur sebaran mata pelajaran Paket B sebagaimana tersaji pada tabel
berikut.
STRUKTUR KURIKULUM PAKET B
Mata Pelajaran Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK)
Tingkatan 3/
Derajat Terampil 1 Tingkatan 4/ Jumlah
Setara Kelas VII-VIII Derajat Terampil 2
Setara Kelas IX
Kelompok Umum
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Inggris 56 27 83
5. MatemaƟka
6. Ilmu Pengetahuan Alam
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelompok Khusus
7 Pemberdayaan
24 11 35
8 Keterampilan

Jumlah 80 38 118

4 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN ΈPPKNΉ 5


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
PENDIDIKAN KESETARAAN pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
Mata Pelajaran : pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
A. Rasional sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif, inovatif,
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan dan futuristik.
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
Pengembangan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
(PPKn) di pendidikan formal berupaya menjadikan mata pelajaran yang
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
mampu memberikan kontribusi dan solusi terhadap krisis multidimensional.
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu
Misi mata pelajaran PPKn adalah mengembangkan keadaban Pancasila
pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional
yang mampu membudayakan dan memberdayakan peserta didik menjadi
tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal
warganegara yang cerdas dan baik serta menjadi pemimpin bangsa dan negara
keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi
Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, cerdas, dan bertanggungjawab.
setiap warga negara.
Selain itu, dalam konteks kehidupan global, mata pelajaran PPKn juga
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan membekali peserta didik untuk hidup sebagai warga dunia (global citizenship)
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan dengan nilai dan moral Pancasila sesuai dinamika kehidupan abad 21. Oleh
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap karena itu, substansi dan pembelajaran PPKn diorientasikan pada visi dan
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan keterampilan abad 21 sebagaimana telah menjadi komitmen global.
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
mata pelajaran PPKn di pendidikan kesetaraan. Mengingat tujuan dalam
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
konteks pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan,
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan.
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara

6 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN ΈPPKNΉ 7


B. Tujuan C. Ruang Lingkup
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, Mata pelajaran PPKn di pendidikan kesetaraan memiliki ruang lingkup
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dengan aspek sebagai berikut:
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/ Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa
atau ekstrakurikuler. Sesuai dengan PP Nomor 32 Tahun 2013 penjelasan
UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi landasan konstitusional
pasal 77 J ayat (1) huruf b ditegaskan bahwan Pendidikan kewarganegaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
dimaksudkan untuk membentuk Peserta Didik menjadi manusia yang
Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral
Negara Republik Indonesia
Pancasila, kesadaran berkonstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang melandasi dan
komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia. mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Secara umum tujuan mata pelajaran PPKn pada jenjang pendidikan dasar dan Ruang lingkup materi Tingkatan III setara kelas VII-VIII dan Tingkatan IV
menengah adalah mengembangkan potensi peserta didik atau warga belajar setara kelas IX sesuai dengan aspek-aspek berikut.
dalam seluruh dimensi kewarganegaraan, yakni: (1) sikap kewarganegaraan No RUANG TINGKATAN III TINGKATAN IV
termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab kewarganegaraan LINGKUP SETARA KELAS VIIͳVIII SETARA KELAS IX
1 Pancasila • Proses perumusan dan • PerisƟwa dan dinamika
(civic confidence, civic committment, and civic responsibility); (2) pengetahuan penetapan Pancasila yang terjadi di masyarakat
kewarganegaraan; (3) keterampilan kewarganegaraan termasuk kecakapan sebagai dasar negara dengan prakƟk ideal
• Pancasila sebagai dasar Pancasila sebagai dasar
dan partisipasi kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility). negara dan pandangan negara dan pandangan
hidup bangsa hidup bangsa
Secara khusus Tujuan PPKn yang berisikan keseluruhan dimensi tersebut
2 Undang-Undang • Norma-norma yang • Isi alinea dan pokok
sehingga peserta didik mampu: Dasar Negara berlaku dalam kehidup- pikiran yang terkandung
Republik Indonesia an bermasyarakat untuk dalam pembukaan
1. Menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman, mewujudkan keadilan Undang-Undang
1945
dan pengamalan nilai dan moral Pancasila secara personal dan sosial; • Kesejarahan perumusan Dasar Negara Republik
2. Memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap dan pengesahan Undang- Indonesia tahun 1945
undang Dasar Negara • Ketentuan tentang
positif dan pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun bentuk dan kedaulatan
Republik Indonesia Tahun 1945; 1945 negara sesuai Undang-
• Makna, kedudukan Undang Dasar Negara
3. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangat dan fungsi Undang- Republik Indonesia tahun
kebangsaan serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Dasar Negara 1945
Republik Indonesia tahun
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, 1945, serta peratuan
semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan perundangan-undangan
lainnya dalam sistem
Republik Indonesia; dan hukum nasional
4. Berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai anggota • Tata urutan peraturan
perundang-undangan
masyarakat, tunas bangsa, dan warga negara sesuai dengan harkat dan dalam sistem hukum
martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup nasional di Indonesia
bersama dalam berbagai tatanan sosial budaya.

8 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN ΈPPKNΉ 9


No RUANG TINGKATAN III TINGKATAN IV equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
LINGKUP SETARA KELAS VIIͳVIII SETARA KELAS IX rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
3 Bhinneka Tunggal • Keberagaman suku, • Prinsip persatuan dalam tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
Ika agama, ras dan keberagaman suku,
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
antargolongan dalam agama, ras, dan
bingkai Bhinneka Tunggal antargolongan (SARA), menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
Ika sosial, budaya, ekonomi alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
• Makna dan arƟ dan gender dalam bingkat kualitas dan pengembangan pendidikan.
Kebangkitan Nasional Bhinneka Tunggal Ika
1908 dalam perjuangan • Prinsip harmoni Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
kemerdekaan Republik dalam keberagaman kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
Indonesia suku, agama, ras, dan
• Nilai dan semangat antargolongan (sara) Tingkatan: III (Setara Kelas VII s.d. VIII)
Sumpah Pemuda tahun sosial, budaya, ekonomi,
1928 dalam bingkai dan gender dalam bingkai
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
Bhinneka Tunggal Ika Bhinneka Tunggal Ika mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
4 Negara Kesatuan • Bentuk-bentuk kerja • Cinta tanah air/bela sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti Sikap Spiritual
Republik Indonesia sama dalam berbagai negara dalam konteks yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan menghayati ajaran
bidang kehidupan di Negara Kesatuan agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti Sikap Sosial, yaitu peserta didik
masyarakat Republik Indonesia
• KarakterisƟk daerah mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
dalam kerangka Negara (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
Kesatuan Republik efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
Indonesia keberadaannya”.
• Semangat dan komitmen
kebangsaan kolekƟf Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran
untuk memperkuat langsung (direct teaching) dan tidak langsung (indirect teaching), yaitu
Negara Kesatuan Republik
Indonesia dalam kontek
keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat
kehidupan siswa dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran,
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum
Pendidikan Kesetaraan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Pada tingkatan III
atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
pencapaian pembelajaran mengacu pada pencapaian Kompetensi Inti setara
terdapat dalam pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan agar
kelas VIII sebagai pencapaian akhir pembelajaran PPKn. Untuk Kompetensi
mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik
Dasar pada KI sikap spiritual dan sikap sosial juga dirumuskan pencapaian
penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
akhir yang diharapkan (setara SMP kelas VIII), sedangkan untuk proses
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan pencapaiannya meliputi tahapan menerima, menjalankan, menghargai,
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, mengahayati, dan mengamalkan. Kontekstualisasi Kompetensi Dasar pada KI
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau pengetahuan dan keterampilan dirumuskan dengan pengelompokan sesuai

10 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN ΈPPKNΉ 11


dengan ruang lingkup mata pelajaran PPKn. Kontekstualisasi kompetensi inti KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN
1.7 MenghormaƟ keberagaman 2.7 Menghargai keberagaman suku,
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR norma-norma, suku, agama, ras agama, ras dan antargolongan
KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN dan antargolongan dalam bingkai dalam bingkai Bhinneka Tunggal
SIKAP SPIRITUAL SIKAP SOSIAL Bhinneka Tunggal Ika sebagai Ika
1. Menghargai dan menghayaƟ ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, sesama ciptaan Tuhan
agama yang dianutnya tanggung jawab, peduli (toleran, gotong 1.8 Mensyukuri nilai dan semangat 2.8 Bertanggung jawab terhadap
royong), santun, dan percaya diri dalam Kebangkitan Nasional 1908 makna dan arƟ penƟng
berinteraksi secara efekƟf dengan dalam perjuangan kemerdekaan Kebangkitan Nasional 1908
lingkungan sosial dan alam dalam Republik Indonesia secara tulus. dalam perjuangan kemerdekaan
jangkauan pergaulan dan keberadaannya Republik Indonesia
1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang 2.1 Mengembangkan sikap 1.9 Mensyukuri makna kerja sama 2.9 Mendukung bentuk-bentuk
Maha Esa atas semangat bertanggung jawab dan dalam berbagai bidang kehidupan kerjasama dalam berbagai bidang
dan komitmen para pendiri berkomitmen sebagai warga di masyarakat kehidupan di masyarakat
negara dalam merumuskan negara Indonesia seperƟ yang 1.10 Menjalankan perilaku orang 2.10 Mengembangkan sikap toleransi
dan menetapkan Dasar Negara diteladankan para pendiri negara beriman sesuai nilai dan semangat sesuai nilai dan semangat Sumpah
Pancasila dalam perumusan dan penetapan SumpahPemuda tahun 1928 dalam Pemuda tahun 1928 dalam
Pancasila sebagai dasar negara bingkai Bhinneka Tunggal Ika bingkai Bhinneka Tunggal Ika
1.2 Bersyukur kepada Tuhan Yang 2.2 Mengembangkan sikap yang 1.11 Menghargai karakterisƟk daerah 2.11 Bersikap antusias terhadap
Maha Esa atas konsensus nasional mencerminkan nilai-nilai luhur tempat Ɵnggalnya dalam kerangka persatuan dan kesatuan dengan
Pancasila sebagai dasar negara dan Pancasila sebagai dasar negara Negara Kesatuan Republik memperƟmbangkan karakterisƟk
pandangan hidup bangsa dan pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai anugerah daerah tempat Ɵnggalnya
1.3 Menghargai norma-norma 2.3 Mematuhi norma-norma Tuhan Yang Maha Esa
keadilan yang berlaku dalam yang berlaku dalam kehidupan 1.12 Mensyukuri semangat dan 2.12 Menunjukkan sikap gotong royong
kehidupan bermasyarakat sebagai bermasyarakat untuk komitmen kolekƟf kebangsaan sebagai wujud nyata semangat
anugerah Tuhan yang Maha Esa mewujudkan keadilan untuk memperkuat NKRI yang dan komitmen kolekƟf kebangsaan
1.4 Menghargai makna, kedudukan 2.4 Mendukung makna, kedudukan berketuhanan Yang Maha Esa untuk memperkuat Negara
dan fungsi Undang-Undang dan fungsi Undang-Undang Kesatuan Republik Indonesia
Dasar Negara Republik Indonesia Dasar Negara Republik Indonesia PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Tahun1945 sebagai bentuk sikap Tahun 1945, serta peraturan 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
beriman dan bertakwa perundangan lainnya sesuai
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
dengan Undang- Undang Dasar
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
Negara Republik Indonesia 1945
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
1.5 Menghargai nilai kesejarahan 2.5 Mengembangkan sikap teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
perumusan dan pengesahan bertanggung jawab yang fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
Undang-Undang Dasar Negara mendukung nilai kesejarahan dengan yang dipelajari di sekolah dan
Republik Indonesia Tahun 1945 perumusan dan pengesahan sumber lain yang sama dalam sudut
sebagai bentuk sikap beriman Undang-Undang Dasar Republik pandang/teori
Indonesia Tahun 1945
3.1 Menganalisis proses sejarah, 4.1 Menyaji hasil analisis proses
1.6 Bersyukur kepada Tuhan yang 2.6 Menunjukkan sikap disiplin komitmen kebangsaan, dan sejarah perumusan dan
Maha Esa atas diberlakukannya dalam menerapkan aturan sesuai nilai-nilai semangat para pendiri penetapan Pancasila sebagai
tata urutan peraturan perundang- dengan nilai-nilai yang terkandung negara dalam perumusan dan Dasar Negara
undangan dalam sistem hukum dalam tata urutan peraturan penetapan Pancasila sebagai
nasional Indonesia perundanga- undangan nasional Dasar Negara.

12 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN ΈPPKNΉ 13


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN
3.2 Menelaah kedudukan, fungsi, 4.2 Menyaji hasil telaah nilai-nilai 3.11 Mengasosiasikan dengan cara 4.11 Melaksanakan peneliƟan
serta arƟ penƟng Pancasila sebagai Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan karakteristik sederhana dengan cara
dasar negara dan pandangan hidup dan pandangan hidup bangsa daerah seperti potensi menunjukkan data tentang ciri
bangsa Indonesia. dalam kehidupan sehari-hari wilayah, sumber alam, khas daerah tempat Ɵnggalnya
3.3. Memahami norma-norma yang 4.3 Mengampanyekan perilaku sesuai sumberdaya manusia, sebagai sebagai bagian utuh dari Negara
berlaku dalam kehidupan berma- norma-norma yang berlaku dalam bagian yang utuh dari Negara Kesatuan Republik Indonesia .
syarakat mencakup pengerƟan, kehidupan bermasyarakat untuk Kesatuan Republik Indonesia
contoh, dan sanksi norma-norma mewujudkan keadilan 3.12 Menginterpretasikan semangat 4.12 Mengorganisasikan kegiatan di
untuk mewujudkan keadilan dalam dan komitmen kebangsaan lingkungan kehidupan sehari-hari
kehidupan sehari-hari.
kolekƟf dengan menunjukkan yang mencerminkan semangat
3.4 Menelaah makna, kedudukan 4.4 Menyajikan hasil telaah makna, ciri-ciri semangat, dan ciri-ciri dan komitmen kebangsaan untuk
dan fungsi Undang-Undang Dasar kedudukan dan fungsi Undang- komitmen kebangsaan kolekƟf memperkuat Negara Kesatuan
Negara Republik Indonesia Tahun Undang Dasar Negara Republik untuk memperkuat Negara Republik Indonesia
1945, serta peratuan perundangan- Indonesia Tahun 1945 dalam Kesatuan Republik Indonesia
undangan lainnya dalam penerapan kehidupan sehari-hari dalam konteks daerah.
3.5 Menganalisis proses sejarah, arƟ 4.5 Menyimulasikan perilaku yang
penƟng, serta peran tokoh-tokoh meniru karakter tokoh dalam Tingkatan: IV (Setara Kelas IX)
dalam perumusan dan pengesahan perumusan dan pengesahan
Undang-undang Dasar Negara Undang-Undang Dasar Negara Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
Republik Indonesia Tahun 1945 Republik Indonesia Tahun 1945 mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3.6 Memahami makna tata urutan, 4.6 Mendemonstrasikan proses sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti Sikap Spiritual
dan proses pembentukan pembentukan suatu peraturan
peraturan perundang-undangan pada tata peraturan perundang-
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan menghayati ajaran
dalam sistem hukum nasional di undangan dalam sistem hukum agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti Sikap Sosial, yaitu peserta didik
Indonesia nasional di Indonesia dengan cara mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
membuat peta konsep.
(toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
3.7 MengidenƟfikasi keberagaman 4.7 Mendemonstrasikan perilaku
suku, agama, ras dan toleran terhadap adanya kebera- efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
antargolongan dalam bingkai gaman suku, agama, ras dan antar- keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui
Bhinneka Tunggal Ika golongan dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika melalui simulasi proses pembelajaran langsung (direct teaching) dan tidak langsung (indirect
3.8 Menganalisis makna dan arƟ 4.8 Menyaji hasil penalaran tentang teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
penƟng Kebangkitan nasional peran tokoh kebangkitan nasional dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
1908 dalam perjuangan dalam perjuangan kemerdekaan
Republik Indonesia
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
kemerdekaan Republik Indonesia
3.9 Menganalisis bentuk-bentuk 4.9 Menunjukkan bentuk-bentuk Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
kerjasama dalam berbagai bidang kerjasama di pelbagai bidang
kehidupan masyarakat kehidupan masyarakat pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
3.10 Memproyeksikan makna, arƟ 4.10 Mengaitkan nilai-nilai dan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
penƟng, nilai-nilai dan semangat semangat Sumpah Pemuda Tahun dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
Sumpah Pemuda tahun 1928 1928 dalam bingkai Bhineka
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Tunggal Ika dengan kehidupan kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
Ika melalui teladan tokoh dalam sehari-hari
masyarakat sekitar.

14 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN ΈPPKNΉ 15


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN
SIKAP SPIRITUAL SIKAP SOSIAL PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1. Menghargai dan menghayaƟ ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
agama yang dianutnya tanggung jawab, peduli (toleran, pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
gotong royong), santun, dan percaya prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
diri dalam berinteraksi secara efekƟf tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
dengan lingkungan sosial dan alam teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
dalam jangkauan pergaulan dan fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
keberadaannya dengan yang dipelajari di sekolah dan
1.1 Mensyukuri perwujudan 2.1 Menunjukkan sikap bangga akan sumber lain yang sama dalam sudut
Pancasila sebagai Dasar Negara tanah air sebagai perwujudan pandang/teori
yang merupakan anugerah Tuhan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar 3.1 Membandingkan antara perisƟwa 4.1 Melakukan peneliƟan
Yang Maha Esa negara dan dinamika yang terjadi di sederhana dengan cara
1.2 Menghargai isi alinea dan pokok 2.2 Melaksanakan isi alinea dan masyarakat seperƟ adanya menyajikan hasil perbandingan
pikiran yang terkandung dalam pokok pikiran yang terkandung ancaman terhadap nilai-nilai antara perisƟwa dan dinamika
Pembukaan Undang-Undang Dasar dalam Pembukaan Undang- Pancasila, perubahan nilai sesuai yang terjadi di masyarakat
Negara Republik Indonesia Tahun Undang Dasar Negara Republik perkembangan zaman, dan dengan penerapan Pancasila
1945 sebagai wujud rasa syukur Indonesia Tahun 1945 ideologi terbuka, dengan prakƟk sebagai dasar negara dan
kepada Tuhan Yang Maha Esa ideal Pancasila sebagai dasar pandangan hidup bangsa
negara dan pandangan hidup
1.3 Bersyukur kepada Tuhan Yang 2.3 Menunjukkan sikap bertanggung
bangsa.
Maha Esa atas bentuk dan jawab dalam mendukung bentuk
kedaulatan Negara Republik dan kedaulatan Negara 3.2 Menyintesiskan dengan cara 4.2 Menyajikan hasil sintesis isi
Indonesia menjelaskan hubungan antara alinea dan pokok pikiran yang
isi alinea dan pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan
1.4 MenghormaƟ keberagaman 2.4 Mengutamakan sikap toleran
terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
suku,agama, ras, dan dalam menghadapi masalah
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
antargolongan (SARA) di akibat keberagaman kehidupan
Republik Indonesia Tahun 1945
masyarakat sebagai pemberian bermasyarakat dan cara
Tuhan Yang Maha Esa pemecahannya 3.3 Memahami ketentuan tentang 4.3 Memaparkan penerapan tentang
bentuk dan kedaulatan negara se- bentuk dan kedaulatan negara se-
1.5 Mengapresiasi prinsip harmoni 2.5 Menunjukkan sikap peduli
suai Undang-Undang Dasar Negara suai Undang-Undang Dasar Negara
dalam keberagaman suku, terhadap masalah-masalah
Republik Indonesia tahun 1945 Republik Indonesia tahun 1945
agama, ras, dan antargolongan yang muncul dalam bidang
(SARA) sosial, budaya, ekonomi, sosial, budaya, ekonomi, dan 3.4 Menganalisis prinsip persatuan 4.4 Menyimulasikan hasil analisis
dan gender dalam bingkai gender di masyarakat dan cara dalam keberagaman suku, prinsip persatuan dalam
Bhinneka Tunggal Ika sebagai pemecahannya dalam bingkai agama, ras, dan antargolongan keberagaman suku, agama, ras,
anugerah Tuhan Yang Maha Esa Bhinneka Tunggal Ika (SARA), sosial, budaya, ekonomi, dan antargolongan (SARA) dalam
dan gender dalam bingkai bingkai Bhinneka Tunggal Ika
1.6 Menunjukkan perilaku orang 2.6 Mengutamakan sikap disiplin
Bhinneka Tunggal Ika.
beriman dalam mencintai sebagai warga negara sejalan
tanah air dalam konteks Negara dengan konsep bela negara 3.5 Menganalisis prinsip harmoni 4.5 Menyampaikan hasil analisis
Kesatuan Republik Indonesia dalam konteks Negara Kesatuan dalam keberagaman suku, prinsip harmoni dalam
Republik Indonesia agama, ras, dan antargolongan keberagaman suku, agama, ras,
(SARA) sosial, budaya, ekonomi, dan antargolongan (SARA) sosial,
dan gender dalam bingkai budaya, ekonomi, dan gender
Bhinneka Tunggal Ika dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

16 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN ΈPPKNΉ 17


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN
3.6 Mengkreasikan konsep cinta 4.6 Mengorganisasikan kegiatan
tanah air/bela negara dalam lingkungan yang mencerminkan
konteks Negara Kesatuan konsep cinta tanah air dalam
Republik Indonesia dengan cara konteks kehidupan sehari-hari
membuat poster. dengan cara melakukan akƟvitas
yang bermanfaat bagi lingkungan
seperƟ menanam pohon,
kerjabakƟ, mengembangkan
kesenian daerah.

18 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INDONESIA 19


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
A. Rasional untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Dalam konteks di atas, pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi sangat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah penting dalam upaya membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan didik sebagai komunikator dan pemikir (termasuk pemikir imajinatif ).
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga mengantar warga negara Indonesia
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional menjadi melek literasi dan informasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia di
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang sekolah merupakan pembinaan dan pengembangan sikap, pengetahuan, dan
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu keterampilan berkomunikasi yang diperlukan peserta didik dalam menempuh
pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional pendidikan, kehidupan di lingkungan sosial, dan menjalani dunia kerja.
tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal
Pembelajaran berbahasa Indonesia mencakup pembelajaran pengetahuan
keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi
kebahasaindonesiaan dan cara penggunaannya secara efektif. Peserta didik
setiap warga negara.
belajar tentang fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana berinteraksi secara
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan efektif; membangun dan membina hubungan; mengungkapkan dan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan mempertukarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap berbahasa. Peserta
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap didik mampu berkomunikasi secara efektif, dengan kalimat yang tertata
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan dengan baik (termasuk ejaan dan tanda bacanya). Pemahaman tentang
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi bahasa, sebagai penghela pengetahuan dan wahana komunikasi, diharapkan
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dapat menjadikan peserta didik sebagai pengguna bahasa Indonesia yang
dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam komunikatif dan produktif, baik secara lisan maupun tulis.
pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan,
Kemampuan membaca dan menulis sangat diperlukan untuk membangun
khususnya untuk pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah
sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai fenomena kehidupan yang mampu
atas karena berbagai sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa
menumbuhkan kehalusan budi, kesetiakawanan, dan sebagai bentuk upaya
pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan untuk mampu menampung
melestarikan budaya bangsa. Sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai
warga bangsa yang karena berbagai sebab masih belum mendapatkan
fenomena kehidupan dengan sendirinya menuntut kecakapan personal
kesempatan dalam pendidikan.
(personal skills) yang berfokus pada kecakapan berpikir rasional yang
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab mengedepankan kecakapan menggali informasi dan menemukan informasi.
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
Pembelajaran literasi bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
dalam memahami, menafsirkan, dan menciptakan teks yang tepat, akurat,
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
20 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INDONESIA 21
fasih, dan penuh percaya diri selama belajar di sekolah dan untuk kehidupan 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
di masyarakat. Pilihan teks mencakup teks media, teks sehari-hari, dan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
teks dunia kerja. Rentangan bobot teks dari tingkatan 1 hingga tingkatan 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
6 secara bertahap semakin kompleks dan semakin sulit, dari bahasa memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
sehari- hari pengalaman pribadi hingga semakin abstrak, bahasa ragam kemampuan berbahasa.
teknis dan khusus, dan bahasa untuk kepentingan akademik. Peserta didik 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah
dihadapkan pada bahasa untuk berbagai tujuan, audiens, dan konteks.
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Peserta didik dipajankan pada beragam pengetahuan dan pendapat yang
C. Ruang Lingkup
disajikan dan dikembangkan dalam teks dan penyajian multimodal (lisan,
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
cetakan, dan konteks digital) yang mengakibatkan kompetensi
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
mendengarkan, memirsa, membaca, berbicara, menulis dan mencipta
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
dikembangkan secara sistematis dan berperspektif masa depan.
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
pelajaran Bahasa Indonesia di Pendidikan Kesetaraan Paket B setara Sekolah sangat diperlukan.
Menengah Pertama. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih
Secara khusus, pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengah pertama
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan
dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain
sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Bahasa Indonesia di pendidikan
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan
kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu
yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi
dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan
setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski,
mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat
mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan,
dalam pendidikan formal.
kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran.
B. Tujuan Mengacu pada kompetensi Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama,
Tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu sikap spiritual, kompetensi yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini ruang
sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup pengetahuan tentang
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau bahasa dan bagaimana penggunaan bahasa secara efektif. Peserta didik
ekstrakurikuler. belajar bagaimana bahasa Indonesia memungkinkan orang saling berinteraksi
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki secara efektif; membangun dan membina hubungan; mengungkapkan dan
mempertukarkan pengetahuan, keterampilan, sikap, perasaan, dan pendapat.
kemampuan sebagai berikut.
Peserta didik mampu berkomunikasi secara efektif melalui teks yang koheren,
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang kalimat yang tertata dengan baik, termasuk tata ejaan, tanda baca pada tingkat
berlaku, baik secara lisan maupun tulis. kata, kalimat, dan teks yang lebih luas. Melalui pembelajaran berbasis teks,
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemahaman tentang bahasa, bahasa sebagai sistem dan bahasa sebagai wahana
persatuan dan bahasa negara. pengetahuan dan komunikasi akan menjadikan peserta didik sebagai penutur
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan Bahasa Indonesia yang produktif.
kreatif untuk berbagai tujuan.

22 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INDONESIA 23


D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan pembelajaran berlangsungsehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pendidikan kesetaraan. PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan 3. Memahami pengetahuan (faktual, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji
konseptual, dan prosedural) dalam ranah konkret (menggunakan,
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, berdasarkan rasa ingin tahunya mengurai, merangkai, memodifikasi,
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau tentang ilmu pengetahuan, teknologi, dan membuat) dan ranah abstrak
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan seni, budaya terkait fenomena dan (menulis, membaca, menghitung,
kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan dengan yang dipelajari di sekolah dan
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan sumber lain yang sama dalam sudut
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat pandang/teori.
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan 3.1 MengidenƟfikasi informasi dalam 4.1 Menjelaskan isi teks deskripsi
teks deskripsi tentang objek objek (tempat wisata, tempat
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, pentas seni daerah,
kualitas dan pengembangan pendidikan. bersejarah, dan atau suasana kain tradisional, dll) yang
pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca secara lisan,
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, didengar dan dibaca. tulis, dan gambar atau tabel.
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat 3.2 Menelaah struktur dan 4.2 Menyajikan data, gagasan, kesan
kebahasaan dari teks deskripsi dalam bentuk teks deskripsi
Tingkatan: III (Setara Kelas VII s.d. VIII) tentang objek (sekolah, tempat tentang objek (sekolah, tempat
wisata, tempat bersejarah, wisata, tempat bersejarah,
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan
dan⁄atau suasana pentas seni dan⁄atau suasana pentas seni
kurikulum mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap daerah) yang didengar dan daerah) secara tulis dan lisan
spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. dibaca. dengan memperhaƟkan struktur,
kebahasaan baik secara lisan
Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik yaitu
maupun tulis.
mampu “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya”, dan
3.3 MengidenƟfikasi unsur-unsur 4.3 Menceritakan kembali isi teks
kompetensi inti sikap sosial yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan teks narasi (cerita imajinasi) yang narasi (cerita imajinasi) yang
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), dibaca dan didengar. didengar dan dibaca secara lisan,
tulis dan gambar atau tabel.
santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
3.4 Menelaah struktur dan 4.4 Menyajikan gagasan kreaƟf
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kebahasaan teks narasi (cerita dalam bentuk cerita imajinasi
kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect imajinasi) yang dibaca dan secara lisan dan tulis dengan
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan didengar. memperhaƟkan struktur,
penggunaan bahasa, atau aspek
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi lisan.
peserta didik.

24 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INDONESIA 25


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.5 MengidenƟfikasi teks prosedur 4.5 Menyimpulkan isi teks prosedur 3.13 MengidenƟfikasi informasi (pesan, 4.13 Menyimpulkan isi puisi rakyat
tentang cara melakukan sesuatu tentang cara memainkan alat rima, dan pilihan kata) dari puisi (pantun, syair, dan bentuk puisi
dan cara membuat (cara musik daerah, tarian daerah, cara rakyat (pantun, syair, dan bentuk rakyat setempat) yang disajikan
memainkan alat musik/tarian membuat cinderamata, dan/atau puisi rakyat setempat) yang dalam bentuk tulis dan lisan.
daerah, cara membuat kuliner kuliner khas daerah) yang dibaca dibaca dan didengar.
khas daerah, dll.) dari berbagai dan didengar. 3.14 Menelaah struktur dan kebahasaan 4.14 Menyusun puisi rakyat (pantun,
sumber yang dibaca dan didengar. puisi rakyat (pantun, syair, dan syair, dan bentuk puisi rakyat
3.6 Menelaah struktur dan aspek 4.6 Menyajikan data rangkaian bentuk puisi rakyat setempat) yang setempat).
kebahasaan teks prosedur kegiatan ke dalam bentuk teks dibaca dan didengar.
tentang cara melakukan sesuatu prosedur (tentang cara memainkan 3.15 MengidenƟfikasi informasi tentang 4.15 Menceritakan kembali isi cerita
dan cara membuat (cara alat musik daerah, tarian daerah, fabel/legenda daerah setempat fabel/legenda daerah setempat
memainkan alat musik/tarian cara membuat cinderamata, dll) yang dibaca dan didengar. yang dibaca/didengar.
daerah, cara membuat kuliner dengan memperhaƟkan struktur,
khas daerah, dll.) dari berbagai unsur kebahasaan, dan isi secara 3.16 Menelaah struktur dan kebahasa- 4.16 Memerankan isi fabel/legenda
sumber yang dibaca dan didengar. lisan dan tulis. an fabel/legenda daerah setempat daerah setempat yang dibaca
yang dibaca dan didengar. dan didengar.
3.7 MengidenƟfikasi informasi dari 4.7 Menyimpulkan isi teks laporan
teks laporan hasil observasi hasil observasi berupa buku 3.17 MengidenƟfikasi unsur-unsur teks 4.17 Menyimpulkan isi berita
berupa buku pengetahuan yang pengetahuan yang dibaca dan berita (membanggakan dan memo- (membanggakan dan memoƟvasi)
dibaca atau diperdengarkan. didengar. Ɵvasi) yang didengar dan dibaca. yang dibaca dan didengar.
3.8 Menelaah struktur, kebahasaan, 4.8 Menyajikan rangkuman teks 3.18 Menelaah struktur dan 4.18 Menyajikan data dan informasi
dan isi teks laporan hasil laporan hasil observasi yang kebahasaan teks berita dalam bentuk berita secara lisan
observasi yang berupa buku berupa buku pengetahuan (membanggakan dan dan tulis dengan memperhaƟkan
pengetahuan yang dibaca atau secara lisan dan tulis dengan memoƟvasi) yang didengar dan struktur, kebahasaan, atau aspek
diperdengarkan. memperhaƟkan kaidah dibaca. lisan (lafal, intonasi, mimik, dan
kebahasaan atau aspek lisan. kinesik.
3.9 Menemukan unsur-unsur dari 4.9 Membuat peta pikiran/ sinopsis 3.19 MengidenƟfikasi informasi teks 4.19 Menyimpulkan isi iklan, slogan,
buku fiksi dan nonfiksi yang tentang isi buku nonfiksi/buku iklan, slogan, atau poster (yang atau poster (membanggakan
dibaca. fiksi yang dibaca. membuat bangga dan memoƟvasi) dan memoƟvasi) dari berbagai
dari berbagai sumber yang dibaca sumber.
3.10 Menelaah hubungan unsur-unsur 4.10 Menyajikan tanggapan secara
dalam buku fiksi dan nonfiksi. lisan, tulis, dan gambar, tabel dan didengar.
atau grafik terhadap isi buku 3.20 Menelaah pola penyajian dan 4.20 Menyajikan gagasan, pesan,
fiksi/nonfiksi yang dibaca. kebahasaan teks iklan, slogan, dan ajakan dalam bentuk iklan,
3.11 MengidenƟfikasi informasi (kabar, 4.11 Menyimpulkan isi (kabar, atau poster (yang membuat slogan, atau poster secara lisan
keperluan, permintaan, dan/atau keperluan, permintaan, dan/ bangga dan memoƟvasi) dari dan tulis.
permohonan) dari surat pribadi atau permohonan) surat pribadi berbagai sumber yang dibaca
dan surat dinas yang dibaca dan dan surat dinas yang dibaca atau dan didengar.
didengar. diperdengarkan. 3.21 MengidenƟfikasi informasi teks 4.21 Menyimpulkan isi teks eksposisi
3.12 MengidenƟfikasi unsur-unsur dan 4.12 Menulis surat (pribadi dan dinas) eksposisi berupa arƟkel ilmiah (arƟkel ilmiah populer dari koran
kebahasaan dari surat pribadi untuk kepenƟngan resmi dengan populer dari koran/majalah) yang dan majalah) yang didengar dan
dan surat dinas yang dibaca dan memperhaƟkan struktur teks, didengar dan dibaca. dibaca.
didengar. kebahasaan, dan isi.

26 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INDONESIA 27


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.22 MengidenƟfikasi struktur, unsur 4.22 Menyajikan gagasan dan 3.29 MengidenƟfikasi jenis saran, 4.29 Menyimpulkan isi saran, ajakan,
kebahasaan, dan aspek lisan pendapat ke dalam bentuk teks ajakan, arahan, dan perƟmbangan arahan, perƟmbangan tentang
dalam teks eksposisi arƟkel eksposisi arƟkel ilmiah populer tentang berbagai hal posiƟf berbagai hal posiƟf permasalahan
ilmiah populer (lingkungan (lingkungan hidup, kondisi sosial, atas permasalahan aktual dari teks aktual dari teks persuasi
hidup, kondisi sosial, dan/atau dan/atau keragaman budaya, dll) persuasi (lingkungan hidup, kondisi (lingkungan hidup, kondisi sosial,
keragaman budaya, dll) yang secara lisan dan tertulis dengan sosial, dan/atau keragaman budaya dan/atau keragaman budaya
diperdengarkan atau dibaca. memperhaƟkan struktur, unsur daerah setempat) yang didengar daerah setempat) yang didengar
kebahasaan, dan aspek lisan. dan dibaca. dan dibaca.
3.23 MengidenƟfikasi unsur-unsur 4.23 Menyimpulkan unsur-unsur 3.30 Menelaah struktur dan 4.30 Menyajikan teks persuasi (saran,
pembangun teks puisi yang pembangun dan makna teks puisi kebahasaan teks persuasi yang ajakan, arahan, dan
diperdengarkan atau dibaca. yang diperdengarkan atau dibaca. berupa saran, ajakan, dan perƟmbangan) secara tulis dan
3.24 Menelaah unsur-unsur 4.24 Menyajikan gagasan, perasaan, perƟmbangan tentang berbagai lisan dengan memperhaƟkan
pembangun teks puisi dan pendapat dalam bentuk teks permasalahan aktual (lingkungan struktur, kebahasaan, atau aspek
(perjuangan, lingkungan hidup, puisi secara tulis/lisan dengan hidup, kondisi sosial, dan/atau lisan.
kondisi sosial, dan lain-lain) yang memperhaƟkan unsur-unsur keragaman budaya daerah
diperdengarkan atau dibaca. pembangun puisi . setempat, dll) dari berbagai
sumber yang didengar atau dibaca.
3.25 MengidenƟfikasi informasi dari 4.25 Meringkas isi teks eksplanasi
teks ekplanasi berupa paparan yang berupa proses terjadinya 3.31 MengidenƟfikasi unsur-unsur 4.31 Menginterpretasi drama
kejadian suatu fenomena suatu fenomena alam di daerah drama (tradisional dan moderen) (tradisional dan modern) yang
alam di daerah setempat yang setempat dari beragam sumber yang disajikan dalam bentuk dibaca dan ditonton/didengar.
diperdengarkan atau dibaca. yang didengar dan dibaca. pentas atau naskah.
3.26 Menelaah teks ekplanasi 4.26 Menyajikan informasi dan data 3.32 Menelaah karakterisƟk unsur dan 4.32 Menyajikan drama dalam bentuk
berupa paparan kejadian suatu dalam bentuk teks eksplanasi kaidah kebahasaan dalam teks pentas atau naskah.
fenomena alam di daerah proses terjadinya suatu fenomena drama yang berbentuk naskah
setempat yang diperdengarkan alam di daerah setempat atau pentas.
atau dibaca. secara lisan dan tulis dengan 3.33 Menggali dan menemukan 4.33 Membuat peta konsep/garis alur
memperhaƟkan struktur, unsur informasi dari buku fiksi dan dari buku fiksi dan nonfiksi yang
kebahasaan, atau aspek lisan. nonfiksi yang dibaca. dibaca.
3.27 MengidenƟfikasi informasi pada 4.27 Menceritakan kembali isi teks 3.34 Menelaah unsur buku fiksi dan 4.34 Menyajikan tanggapan terhadap
teks ulasan tentang kualitas ulasan tentang kualitas karya nonfiksi yang dibaca. buku fiksi dan nonfiksi yang
karya (film, cerpen, puisi, novel, (film, cerpen, puisi, novel, karya dibaca secara lisan/tertulis .
dan karya seni daerah) yang seni daerah) yang dibaca atau
dibaca atau diperdengarkan. didengar. Tingkatan: IV (Setara Kelas IX)
3.28 Menelaah struktur dan 4.28 Menyajikan tanggapan tentang Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
kebahasaan teks ulasan kualitas karya (film, cerpen,
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
(film, cerpen, puisi, novel, puisi, novel, karya seni daerah,
dan karya seni daerah) yang dll.) dalam bentuk teks ulasan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
diperdengarkan dan dibaca. secara lisan dan tulis dengan yang perlu dimiliki peserta didik yaitu mampu “Menghargai dan menghayati
memperhaƟkan struktur, unsur
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti Sikap Sosial yaitu peserta
kebahasaan, atau aspek lisan.
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
28 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INDONESIA 29
(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran PENGETAHUAN KETERAMPILAN
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya 3.3 MengidenƟfikasi gagasan, pikiran, 4.3 Menyimpulkan gagasan,
pandangan, arahan atau pesan pandangan, arahan, atau pesan
sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan
dalam pidato persuasif tentang dalam pidato (lingkungan
dan kondisi peserta didik. permasalahan aktual di daerah hidup, kondisi sosial, dan/atau
atau lingkungan setempat yang keragaman budaya daerah
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses didengar dan dibaca. setempat) yang didengar dan/
pembelajaran berlangsungsehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan atau dibaca.
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor 3.4 Menelaah struktur dan ciri 4.4 Menuangkan gagasan, pikiran,
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi kebahasaan pidato persuasif arahan atau pesan dalam pidato
tentang permasalahan aktual di (lingkungan hidup, kondisi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. daerah atau lingkungan setempat sosial, dan/atau keragaman
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR yang didengar dan dibaca. budaya daerah setempat)secara
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN lisan dan/atau tulis dengan
memperhaƟkan struktur dan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN kebahasaan.
3. Memahami pengetahuan (faktual, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji 3.5 MengidenƟfikasi unsur 4.5 Menyimpulkan unsur-unsur
konseptual, dan prosedural) dalam ranah konkret (menggunakan, pembangun karya sastra dalam pembangun karya sastra dengan
berdasarkan rasa ingin tahunya mengurai, merangkai, memodifikasi, teks cerita pendek yang dibaca bukƟ yang mendukung dari
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, dan membuat) dan ranah abstrak atau didengar. cerita pendek yang dibaca atau
seni, budaya terkait fenomena dan (menulis, membaca, menghitung, didengar.
kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan 3.6 Menelaah struktur dan aspek 4.6 Mengungkapkan pengalaman
sumber lain yang sama. dalam sudut kebahasaan cerita pendek yang dan gagasan dalam bentuk cerita
pandang/teori dibaca atau didengar. pendek dengan memperhaƟkan
struktur dan kebahasaan.
3.1 MengidenƟfikasi informasi dari 4.1 Menyimpulkan tujuan, bahan/
laporan percobaan yang dibaca alat, langkah, dan hasil dalam 3.7 MengidenƟfikasi informasi 4.7 Menyimpulkan isi teks tanggapan
dan didengar (percobaan laporan percobaan yang didengar berupa kriƟk, sanggahan, atau berupa kriƟk, sanggahan, atau
sederhana untuk mendeteksi dan/atau dibaca. pujian dari teks tanggapan pujian (mengenai lingkungan
zat berbahaya pada makanan, (lingkungan hidup, kondisi sosial, hidup, kondisi sosial, dan/atau
adanya vitamin pada makanan, dan/atau keragaman budaya keragaman budaya daerah
dll). daerah setempat, dll) yang setempat) yang didengar dan
didengar dan/atau dibaca. dibaca.
3.2 Menelaah struktur dan 4.2 Menyajikan tujuan, bahan/ alat,
kebahasaan dari teks laporan langkah, dan hasil dalam laporan 3.8 Menelaah struktur dan 4.8 Mengungkapkan kriƟk,
percobaan yang didengar atau percobaan secara tulis dan lisan kebahasaan dari teks tanggapan sanggahan, atau pujian dalam
dibaca (percobaan sederhana dengan memperhaƟkan (lingkungan hidup, kondisi sosial, bentuk teks tanggapan secara
untuk mendeteksi zat berbahaya kelengkapan data, struktur, aspek dan/atau keragaman budaya, dll) lisan dan/atau tulis dengan
pada makanan, adanya vitamin kebahasaan, dan aspek lisan. berupa kriƟk, sanggahan, atau memperhaƟkan struktur dan
pada makanan, dll). pujian yang didengar dan/atau kebahasaan.
dibaca.

30 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INDONESIA 31


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.9 MengidenƟfikasi informasi teks 4.9 Menyimpulkan isi gagasan,
diskusi berupa pendapat pro pendapat, argumen yang
dan kontra dari permasalahan mendukung dan yang kontra
aktual di daerah atau lingkungan serta solusi atas permasalahan
setempat yang dibaca dan aktual dalam teks diskusi yang
didengar. didengar dan dibaca.
3.10 Menelaah pendapat dan 4.10 Menyajikan gagasan/pendapat,
argumen yang mendukung dan argumen yang mendukung dan
yang kontra dalam teks diskusi yang kontra serta solusi atas
berkaitan dengan permasalahan permasalahan aktual dalam teks
aktual di daerah atau lingkungan diskusi dengan memperhaƟkan
setempat yang dibaca dan struktur dan aspek kebahasaan,
didengar. dan aspek lisan (intonasi,
gesture, pelafalan).
3.11 MengidenƟfikasi isi ungkapan 4.11 Menyimpulkan isi ungkapan
simpaƟ, kepedulian, empaƟ, simpaƟ, kepedulian, empaƟ atau
atau perasaan pribadi dari teks perasaan pribadi dalam bentuk
cerita inspiraƟf yang dibaca dan cerita inspiraƟf yang dibaca dan
didengar. didengar.
3.12 Menelaah struktur, kebahasaan, 4.12 Mengungkapkan rasa simpaƟ,
dan isi teks cerita inspiraƟf. empaƟ, kepedulian, dan
perasaan dalam bentuk cerita
inspiraƟf dengan memperhaƟkan
struktur cerita dan aspek
kebahasaan.
3.13 Menggali informasi unsur-unsur 4.13 Membuat peta konsep/garis alur
buku fiksi dan nonfiksi. dari buku fiksi dan nonfiksi yang
dibaca.
3.14 Menelaah hubungan antara 4.14 Menyajikan tanggapan terhadap
unsur-unsur buku fiksi/nonfiksi buku fiksi dan nonfiksi yang
yang dibaca. dibaca.
3.15 Menemukan unsur-unsur dari 4.15 Membuat peta pikiran/
buku fiksi dan nonfiksi yang rangkuman alur tentang isi buku
dibaca. nonfiksi/ buku fiksi yang dibaca.
3.16 Menelaah hubungan unsur-unsur 4.16 Menyajikan tanggapan terhadap
dalam buku fiksi dan nonfiksi. isi buku fiksi nonfiksi yang dibaca.

32 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B MATEMATIKA 33


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
PENDIDIKAN KESETARAAN dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
Mata Pelajaran : Matematika kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
A. Rasional sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan Matematika bekerja melalui perluasan dan pembenaran, pembenahan,
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada generalisasi, dan/atau formalisasi dari fakta, aksioma, prinsip, dan konsep-
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional konsep matematika yang berkaitan dengan fenomena-fenomena dan masalah
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang empiris yang ditemui dan perlu diselesaikan dalam kehidupan keseharian
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu serta dalam konteks perkembangan masyarakat.
pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional
Pengembangan kurikulum matematika diarahkan untuk meningkatkan
tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal
kecakapan hidup (life skill), terutama dalam membangun penalaran, kreatifitas,
keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi
bekerjasama, inovasi dan komunikasi dengan menggunakan bahasa simbolis
setiap warga negara.
yang singkat dan jelas dan pemecahan masalah (problem solving). Selain
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan itu, pengembangan kompetensi matematika juga menekankan kemahiran
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan atau keterampilan menggunakan perangkat teknologi untuk melakukan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap perhitungan teknis (komputasi) dan penyajian dalam bentuk gambar dan
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan grafik (visualisasi), yang penting untuk mendukung keterampilan lainnya
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi yang bersifat keterampilan lintas disiplin ilmu dan keterampilan yang bersifat
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi nonkognitif serta pengembangan nilai, norma dan etika (soft skill), serta
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. bertanggungjawab terhadap perkembangan diri dan masyarakatnya untuk
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk menopang pembangunan bangsa dan peradaban dunia.
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
Setiap individu perlu memiliki penguasaan matematika pada tingkat
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
tertentu, yaitu penguasaan akan kecakapan matematika yang diperlukan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
untuk dapat memahami dunia di sekitarnya, berhasil dalam kehidupan atau
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.

34 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B MATEMATIKA 35


karier, mengembangkan kreativitas dan sebagai sarana untuk meningkatkan 3. Melakukan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan,
kesadaran terhadap perkembangan budaya, situasi yang selalu berubah, tidak menganalisis komponen yang ada dalam pemecahan masalah dalam
pasti, dan sangat kompetitif. konteks matematika dan di luar matematika (kehidupan nyata, ilmu, dan
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran teknologi) yang bersifat rutin maupun tidak rutin
mata pelajaran Matematika di Pendidikan Kesetaraan Paket B setara Sekolah 4. Mengomunikasikan gagasan, penalaran, argumentasi atau pembuktian
Menengah Pertama. Mengingat dalam konteks pendidikan kesetaraan melalui kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
tujuannya lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab memperjelas keadaan atau masalah
permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, 5. Menumbuhkan sikap positif seperti sikap logis, kritis, cermat, teliti,
maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan kontekstualisasi juga terlebih sistematis, taat azas, konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan, toleran,
perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Namun demikian, meski dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.
kontekstualisasi kedua aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas C. Ruang Lingkup
lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
B. Tujuan Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang sangat diperlukan.
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ekstrakurikuler. Secara khusus, pembelajaran Matematika di Paket B setara sekolah menengah
pertama dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan
Dalam belajar matematika, pemahaman konsep sering diawali secara induktif kualitas sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Matematika di
melalui pengamatan pola atau fenomena, pengalaman peristiwa nyata atau pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi
intuisi. Cara belajar secara deduktif dan induktif digunakan dan sama-sama sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai
berperan penting dalam Matematika sehingga terbentuk sikap kritis, kreatif, kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal.
jujur dan komunikatif pada peserta didik. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan
Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika agar memberikan kontribusi kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran
dalam mendukung pencapaian kompetensi lulusan pendidikan dasar dan Matematika. Materi-materi pembelajaran matematika meliputi:
pendidikan menengah melalui pengalaman belajar, sebagai berikut. 1. Menggunakan bilangan bulat, bilangan pecahan, pangkat dan akar, pola
1. Memahami konsep, algoritma, operasi atau prosedur dan strategi bilangan, barisan dan deret dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-
matematika secara luwes, akurat, efisien, efektif, dan tepat dalam hari
kehidupan atau dalam pemecahan masalah sehari-hari 2. Menggunakan himpunan, ekspresi aljabar, relasi dan fungsi, perbandingan,
2. Melakukan penalaran matematis yang meliputi membuat generalisasi aritmetika sosial, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, sistem
berdasarkan pola, fakta, fenomena atau data yang ada, membuat dugaan persamaan linear dua variabel, persamaan garis lurus, persamaan dan
dan memverifikasinya fungsi kuadrat dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari

36 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B MATEMATIKA 37


3. Menggunakan garis dan sudut, bangun datar (segi empat dan segitiga), yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
bangun ruang sisi datar, bangun datar sisi lengkung, lingkaran, ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
kesebangunan dan kekongruenan,dan teorema Pythagoras, transformasi didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
4. Mengolah, menyajikan dan menafsirkan data, dan menggunakan efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
peluang keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui
(empirik dan teoretik) dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan kebutuhan dan kondisi peserta didik.
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
pendidikan formal, agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
dalam praktek penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan 3. Memahami dan menerapkan 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan, prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan dengan yang dipelajari di sekolah dan
kualitas dan pengembangan pendidikan. sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, 3.1 Membandingkan dan 4.1 Menyelesaikan masalah sehari-
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan menentukan letak urutan hari berkaitan dengan urutan
kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola oleh pendidik (teachable); mudah bilangan bulat dan pecahan letak bilangan bulat dan pecahan
(biasa, campuran, desimal, (biasa, campuran, desimal,
dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapaiannya (measurable persen) dengan alat bantu (garis persen) dengan prosedur dan
assessable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk bilangan/benda konkret) dan strategi sesuai karakteriƟk
kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik. tanpa alat bantu masalah serta menggunakan
alat bantu (garis bilangan/benda
Tingkatan: III (Setara Kelas VII s.d. VIII) konkret) dan tanpa alat bantu

Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum


mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual

38 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B MATEMATIKA 39


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Menentukan dan melakukan 4.2 Menyelesaikan masalah sehari- 3.7 Menjelaskan perbandingan/rasio 4.7 Menyelesaikan masalah sehari-
operasi hitung (penjumlahan, hari yang berkaitan dengan dua besaran (yang satuannya hari yang berkaitan dengan
pengurangan, perkalian, dan operasi hitung bilangan bulat dan sama dan berbeda) dengan perbandingan dua besaran
pembagian) bilangan bulat dan pecahan dengan dengan prosedur menggunakan hasil satuan (satuannya sama dan berbeda)
pecahan dengan dengan alat dan strategi sesuai karakteriƟk pengukuran dan pemodelan dengan prosedur dan strategi
bantu (garis bilangan/benda masalah dalam mengidenƟfikasi benda konkret dan Ɵdak konkret sesuai karakteriƟk masalah melalui
konkret) dan tanpa alat bantu jenis operasi serta menggunakan pengukuran dan pemodelan benda
alat bantu (garis bilangan/benda konkret dan Ɵdak konkret
konkret) dan tanpa alat bantu 3.8 Menentukan perbandingan 4.8 Menyelesaikan masalah sehari-
3.3 Menyatakan bilangan bulat 4.3 Menyelesaikan masalah sehari- senilai dan berbalik nilai de- hari yang berkaitan dengan
sebagai bilangan berpangkat hari yang berkaitan dengan ngan menggunakan tabel data, perbandingan senilai dan berbalik
bulat posiƟf dan negaƟf dengan bilangan dalam bentuk bilangan grafik, dan persamaan dengan nilai dengan prosedur dan strategi
mengidenƟfikasi konteks (dunia berpangkat bulat posiƟf dan menggunakan hasil satuan sesuai karakteriƟk masalah
nyata) dan model-model bilangan negaƟf dengan prosedur dan pengukuran dan pemodelan melalui penggunaan tabel data,
berpangkat dari perisƟwa sehari- strategi sesuai karakteriƟk benda konkret dan Ɵdak konkret grafik, dan persamaan
hari masalah melalui idenƟfikasi 3.9 Menjelaskan berbagai situasi 4.9 Menyelesaikan masalah sehari-
bentuk-bentuk bilangan terkait aritmeƟka sosial hari berkaitan dengan aritmeƟka
berpangkat (penjualan, pembelian, potongan, sosial (penjualan, pembelian,
3.4 Menyatakan himpunan, 4.4 Menyelesaikan masalah sehari- keuntungan, kerugian, bunga potongan, keuntungan, kerugian,
himpunan bagian, himpunan hari yang berkaitan dengan tunggal, persentase, bruto, neto, bunga tunggal, persentase, bruto,
semesta, himpunan kosong, himpunan, himpunan bagian, tara) dengan mengidenƟfikasi neto, tara) dengan prosedur
komplemen himpunan dengan himpunan semesta, himpunan konteks (dunia nyata) dan model dan strategi sesuai karakteriƟk
kata-kata, notasi pembentuk kosong, komplemen himpunan dari perisƟwa sehari-hari masalah
himpunan, dan diagram dan operasi dua himpunan 3.10 MengidenƟfikasi hubungan 4.10 Menyelesaikan masalah sehari-
melalui contoh sehari-hari dengan prosedur dan strategi antar sudut sebagai akibat dari hari yang berkaitan dengan
serta menentukan operasi dua sesuai karakteriƟk masalah dua garis sejajar yang dipotong hubungan antar sudut sebagai
himpunan oleh garis transversal dengan akibat dari dua garis sejajar yang
3.5 Menjelaskan bentuk aljabar 4.5 Menyelesaikan masalah sehari- menggunakan konteks (dunia dipotong oleh garis transversal
dan melakukan operasi pada hariyang berkaitan dengan nyata) dan model perisƟwa dengan prosedur dan strategi
bentuk aljabar (penjumlahan, bentuk aljabar dan operasi pada sehari-hari sesuai karakteriƟk masalah
pengurangan, perkalian, bentuk aljabar dengan prosedur melalui pemodelan
dan pembagian) dengan dan strategi sesuai karakteriƟk 3.11 MengidenƟfikasi dan menentukan 4.11 Menyelesaikan masalah sehari-
menggunakan contoh dan model masalah keliling luas bangun datar segi hari yang berkaitan dengan luas
dari perisƟwa sehari-hari empat (persegi, persegi panjang, dan keliling segiempat (persegi,
3.6 Menentukan persamaan dan 4.6 Menyelesaikan masalah sehari- belah ketupat, jajar genjang, persegipanjang, belahketupat,
perƟdaksamaan linear satu hari yang berkaitan dengan trapesium, layang-layang) dan jajargenjang, trapesium, dan
variabel dengan menggunakan persamaan dan perƟdaksamaan segiƟga dengan menggunakan layanglayang) dan segiƟga dengan
model dan konteks dari perisƟwa linear satu variabel dengan konteks (dunia nyata), model- prosedur dan strategi sesuai
sehari-hari prosedur dan strategi sesuai model (matemaƟka), produksi dan karakteriƟk masalah melalui
karakterisƟk masalah kontruksi dari perisƟwa sehari-hari pemodelan bangun datar

40 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B MATEMATIKA 41


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.12 Menganalisis hubungan antara 4.12 Menyajikan dan menafsirkan 3.19 MengidenƟfikasi dan menentukan 4.19 Menyelesaikan masalah sehari-
data dengan cara penyajiannya data dalam bentuk tabel, hubungan sudut pusat, sudut hari yang berkaitan dengan sudut
(tabel, diagram garis, diagram diagram garis, diagram batang, keliling, panjang busur, dan luas pusat, sudut keliling, panjang
batang, dan diagram lingkaran) dan diagram lingkaran dengan juring lingkaran melalui benda busur, dan luas juring lingkaran,
melalui pencacahan, pengukuran, prosedur dan strategi sesuai konkret dan Ɵdak konkret dalam serta hubungannya dengan
dan pemodelan karakteriƟk masalah melalui perisƟwa sehari-hari prosedur dan strategi sesuai
pencacahan, pengukuran, dan karakteriƟk masalah melalui
pemodelan benda konkret dan Ɵdak konkret
3.13 Menentukan pola pada barisan 4.13 Menyelesaikan masalah sehari-hari 3.20 Menentukan garis singgung 4.20 Menyelesaikan masalah sehari-
bilangan dan barisan konfigurasi yang berkaitan dengan pola pada persekutuan luar dan hari yang berkaitan dengan garis
objek dengan menggunakan barisan bilangan dan barisan konfi- persekutuan dalam dua lingkaran singgung persekutuan luar dan
model benda konkret dan Ɵdak gurasi objek dengan prosedur dan dengan cara melukisnya persekutuan dalam dua lingkaran
konkret dari perisƟwa sehari-hari strategi sesuai karakteriƟk masalah dengan prosedur dan strategi
3.14 Menjelaskan dan menentukan 4.14 Menyelesaikan masalah sehari- sesuai karakteriƟk masalah
kedudukan ƟƟk dalam bidang hari yang berkaitan dengan melalui model-model lingkaran
koordinat Kartesius yang kedudukan ƟƟk dalam bidang 3.21 Membedakan dan menentukan 4.21 Menyelesaikan masalah sehari-
dihubungkan dengan menggunakan koordinat Kartesius dengan luas permukaan dan volume hari yang berkaitan dengan
konteks (dunia nyata), dan model prosedur dan strategi sesuai bangun ruang sisi datar (kubus, luas permukaan dan volume
dari perisƟwa sehari-hari karakteriƟk masalah balok, prisma, dan limas) dengan bangun ruang sisi datar (kubus,
3.15 Menjelaskan dan menyatakan 4.15 Menyelesaikan masalah sehari- hari menggunakan model-model, balok, prima dan limas), serta
relasi dan fungsi dengan yang berkaitan dengan relasi dan konteks (dunia nyata), produksi gabungannya dengan prosedur
menggunakan kata-kata, tabel, fungsi dengan prosedur dan dan kontruksi dan strategi sesuai karakteriƟk
grafik, diagram, dan persamaan strategi sesuai karakteriƟk masalah masalah melalui contoh dan
serta menggunakan berbagai model bangun ruang sisi datar
representasi (kata-kata, tabel, 3.22 Menganalisis data berdasarkan 4.22 Menyajikan dan menyelesaikan
grafik, diagram, dan persamaan) distribusi data, nilai rata-rata, masalah sehari-hari yang
3.16 Menganalisis fungsi linear 4.16 Menyelesaikan masalah sehari- hari median, modus, dan sebaran data berkaitan dengan distribusi data,
(sebagai persamaan garis yang berkaitan dengan fungsi untuk mengambil kesimpulan, nilai rata-rata, median, modus,
lurus) dan menginterpretasikan linear sebagai persamaan garis membuat keputusan, dan dan sebaran data untuk meng-
grafiknya yang dihubungkan lurus dengan prosedur dan strategi membuat prediksi ambil kesimpulan, membuat
dengan masalah sehari-hari sesuai karakteriƟk masalah keputusan, dan membuat prediksi
3.17 Menjelaskan sistem persamaan 4.17 Menyelesaikan masalah sehari- dengan prosedur dan strategi
linear dua variabel dan menentu- hari yang berkaitan dengan sistem sesuai karakteriƟk masalah
kan penyelesaiannya dengan persamaan linear dua variabel 3.23 Menentukan peluang empirik dan 4.23 Menyelesaikan masalah sehari-
menggunakan konteks dan model dengan prosedur dan strategi teoreƟk suatu kejadian dari suatu hari yang berkaitan dengan
dari perisƟwa sehari-hari sesuai karakteriƟk masalah percobaan staƟsƟka peluang empirik dan teoreƟk
3.18 Menjelaskan dan membukƟkan 4.18 Menyelesaikan masalah sehari-hari suatu kejadian dari suatu
teorema Pythagoras dan tripel yang berkaitan dengan teorema percobaan staƟsƟk dengan
Pythagoras dengan menggunakan Pythagoras dan tripel Pythagoras prosedur dan strategi sesuai
contoh dan model dari perisƟwa dengan prosedur dan strategi karakteriƟk masalah
sehari-hari sesuai karakteriƟk masalah

42 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B MATEMATIKA 43


Tingkatan: IV (Setara Kelas IX) KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3.2 Menentukan akar- akar 4.2 Menyelesaikan masalah sehari-
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual persamaan kuadrat dengan hari yang berkaitan dengan
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan menghayati ajaran karakterisƟknya melalui konteks persamaan kuadrat dengan
agama yang dianutnya”. Kompetensi inti sikap sosial yang perlu dimiliki peserta (dunia nyata) dan model dari prosedur dan strategi sesuai
perisƟwa sehari-hari karakterisƟk masalah
didik adalah mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
3.3 Menentukan fungsi kuadrat 4.3 Menyajikan fungsi kuadrat
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi dengan menggunakan tabel, melalui penggunaan tabel,
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan persamaan, dan grafik melalui persamaan, dan grafik dengan
dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui konteks (dunia nyata) dan model prosedur dan strategi sesuai
dari perisƟwa sehari-hari karakteriƟk masalah
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
3.4 MengidenƟfikasi dan 4.4 Menyajikan dan menyelesaikan
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan menentukan hubungan antara masalah sehari-hari dengan
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta koefisien dan diskriminan fungsi menggunakan sifat-sifat fungsi
kebutuhan dan kondisi peserta didik. kuadrat dengan grafiknya kuadrat melalui prosedur dan
strategi sesuai karakteriƟk
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses masalah
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan 3.5 Menentukan hasil transformasi 4.5 Menyelesaikan masalah sehari-
geometri (refleksi, translasi, hari yang berkaitan dengan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik
rotasi, dan dilatasi) yang transformasi geometri (refleksi,
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi dihubungkan dengan masalah translasi, rotasi, dan dilatasi)
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. sehari-hari menggunakan dengan prosedur dan strategi
konteks(dunia nyata) dan model sesuai karakteriƟk masalah
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR benda konkret dan Ɵdak konkret
KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN 3.6 Menjelaskan dan menentukan 4.6 Menyelesaikan masalah sehari-
PENGETAHUAN KETERAMPILAN kesebangunan dan kekongruenan hari yang berkaitan dengan
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar antar bangun datar dengan kesebangunan dan kekongruenan
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan, mengidenƟfikasi model konkret antar bangun datar dengan
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi, dan Ɵdak konkret bangun datar prosedur dan strategi sesuai
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak karakterisƟk masalah serta
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung, menggunakan model konkret
fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai dan Ɵdak konkret bangun datar
dengan yang dipelajari di sekolah dan 3.7 Menentukan luas permukaan 4.7 Menyelesaikan masalah sehari-
sumber lain yang sama dalam sudut dan volume berbagai bangun hari yang berkaitan dengan
pandang/teori ruang sisi lengkung (tabung, luas permukaan dan volume
3.1 Menentukan dan melakukan 4.1 Menyelesaikan masalah sehari- kerucut, dan bola) dengan bangun ruang sisi lengkung
operasi bilangan berpangkat hari berkaitan dengan sifat-sifat menggunakan alat peraga (tabung, kerucut, dan bola), serta
bilangan rasional dan bentuk operasi bilangan berpangkat maupun tanpa alat peraga gabungan beberapa bangun
akar, serta sifat-sifatnya bulat dan bentuk akar dengan ruang sisi lengkung dengan
prosedur dan strategi sesuai prosedur dan strategi sesuai
karakteriƟk masalah karakterisƟk masalah

44 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B MATEMATIKA 45


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui

46 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN ALAM 47


kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dan sifatnya, energi dan perubahannya, bumi dan antariksa, serta keterkaitan
dalam lingkuppengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, peserta didik dapat
dengan masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya
pendidikan kesetaraanberorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Pendidikan Kesetaraan Paket B
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan setara Sekolah Menengah Pertama. Mengingat tujuan dalam pendidikan
hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab
itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup,
di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu
bersifat kreatif dan inovatif. dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga
Pendidikan IPA merupakan salah satu aspek pendidikan yang menggunakan aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara
sains sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan umumnya yakni dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana
tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan sains khususnya, yaitu terdapat dalam pendidikan formal.
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta menerapkannya dalam B. Tujuan
kehidupan sehari-hari. Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu
Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah upaya sistematis untuk menciptakan, sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai melalui
membangun, dan mengorganisasikan pengetahuan tentang gejala alam. Upaya proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
ini berawal dari sifat dasar manusia yang penuh dengan rasa ingin tahu. Rasa Kurikulum mata pelajaran IPA Paket B dirancang agar peserta didik memiliki
ingin tahu ini kemudian ditindaklanjuti dengan penyelidikan dalam rangka kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan masyarakat di masa kini dan di
mencari penjelasan yang paling sederhana namun akurat dan konsisten untuk masa mendatang. Kompetensi yang dimaksud meliputi: (1) menumbuhkan sikap
menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala alam. religius dan etika sosial yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
Hasil dari penyelidikan ini umumnya membawa ke pertanyaan lanjutan dan bernegara; (2) menguasai pengetahuan; (3) memiliki keterampilan atau
yang lebih rinci, lebih rumit, dan memerlukan upaya yang lebih keras untuk kemampuan menerapkan pengetahuan dalam rangka melakukan penyelidikan
menyelidikinya. Kegiatan penyelidikan ini memerlukan teknologi yang ilmiah, pemecahan masalah, dan pembuatan karya kreatif yang berkaitan
sesuai, yang umumnya berupa teknologi terkini yang ada. Di lain pihak, dari dengan kehidupan sehari-hari, serta sikap ilmiah sebagai perilaku sehari-hari
kegiatan penyelidikan pada akhirnya dihasilkan teknologi yang lebih baru. dalam berinteraksi dengan masyarakat, lingkungan dan pemanfaatan teknologi

Pembelajaran IPA di Pendidikan Kesetaraan Paket B dipandang bukan hanya Secara khusus, tujuan diberikannya mata pelajaran IPA di Paket B adalah agar
untuk pengalihan pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and peserta didik mampu:
skills) saja kepada peserta didik, tetapi juga untuk membangun kemampuan 1. Menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya pikir kritis, kreatif,
berpikir tingkat tinggi (analitis, sintesis, kritis, kreatif, dan inovatif ) melalui inovatif, dan kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan, berdasarkan
pengalaman kerja ilmiah. potensi, proses dan produk sains
Dengan demikian, IPA sangat layak sebagai wahana untuk penumbuhan dan 2. Memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil pembelajaran
penguatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terus-menerus pada sains melalui bidang IPA
diri peserta didik pada berbagai jenjang pendidikan. Melalui pembelajaran 3. Memahami produk atau hasil alam dengan cara yang logis yang bersesuaian
IPA yang meliputi kerja ilmiah, makhluk hidup dan proses kehidupan, zat dengan prinsip-prinsip sains;

48 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN ALAM 49


4. Mengambil keputusan di antara berbagai pilihan berdasarkan 4. Energi dan Perubahannya
pertimbangan ilmiah Meliputi energi, suhu, pemuaian, dan kalor, gerak lurus, gaya dan Hukum
5. Menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan berdasarkan Newton, pesawat sederhana, tekanan zat cair, getaran, gelombang dan
pertimbangan ilmiah bunyi, cahaya dan alat optik, listrik statis dan dinamis, kemagnetan dan
6. Memahami dan menghargai peran sains dalam memecahkan permasalahan induksi elektromagnetik.
lingkungan hidup
7. Memahami dampak dari perkembangan sains terhadap perkembangan 5. Bumi dan Antariksa
teknologi, kehidupan, dan lingkungan Meliputi struktur bumi, tata surya, gerak edar bumi dan bulan.
C. Ruang lingkup 6. Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
sangat diperlukan. terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
Mata pelajaran IPA Paket B pada pendidikan kesetaraan memuat materi- dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
materi yang sejalan dengan pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi pendidikan kesetaraan.
setara dengan kualitas lulusan pendidikan formal. Mengingat masalah dan Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
tantangan khusus yang dihadapi pendidikan kesetaraan, perlu dilakukan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
Ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahun Alam Paket B menekankan equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
pada pengamatan fenomena alam dan penerapannya dalam kehidupan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
sehari-hari. Pembahasanfenomenaalam terkait dengan kompetensiproduktif tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
dan teknologi, dengan perluasan pada konsep abstrak yang meliputi mahluk dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
hidup dan proses kehidupan, benda/zat/bahan dan sifat-sifatnya, energi dan menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
perubahannya, bumi dan antariksa, meliputi aspek-aspek sebagai berikut: alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
1. Kerja Ilmiah & Keselamatan Kerja kualitas dan pengembangan pendidikan.
2. Mahluk Hidup dan Proses Kehidupan
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
Meliputi objek ilmu pengetahuan alam, klasifikasi makhluk hidup,
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
organisasi kehidupan, energi dalam kehidupan, interaksi makhluk hidup
dengan lingkungannya, pencemaran lingkungan, pemanasan global, Tingkatan: III (Setara Kelas VII s.d. VIII)
sistem gerak pada manusia, struktur tumbuhan, sistem pencernaan, sistem Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
ekskresi, sistem reproduksi, hereditas, dan perkembangan penduduk. mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3. Zat dan Sifatnya sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
Meliputi karakteristik zat; sifat bahan; bahan kimia; unsur, senyawa, dan yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
campuran; pemisahan campuran; perubahan fisika dan perubahan kimia; ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
asam dan basa; atom, ion, dan molekul. didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli

50 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN ALAM 51


(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri PENGETAHUAN KETERAMPILAN
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut 3.4 Menjelaskan konsep suhu, pemu- 4.4 Menyajikan hasil penyelidikan
aian, kalor, perpindahan kalor, dan tentang pengaruh kalor terhadap
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect penerapannya dalam kehidupan kenaikan suhu dan perubahan wu-
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan sehari-hari termasuk mekanisme jud benda, serta perpindahan kalor
menjaga kestabilan suhu tubuh melalui berbagai perisƟwa sehari-
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, pada manusia dan hewan hari yang diamaƟ dan dialami
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.5 Menjelaskan bentuk-bentuk 4.5 Menyajikan hasil penyelidikan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses energi, sumber energi, hukum tentang terhadap sumber energi,
kekekalan energi, dan perubahan perubahan bentuk energi,
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan energi dalam kehidupan sehari- termasuk fotosintesis melalui
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor hari termasuk fotosintesis fenomena sehari-hari
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi 3.6 MengidenƟfikasi sistem organisasi 4.6 Membuat gambar sel tumbuhan/
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. kehidupan mulai dari Ɵngkat sel hewan dan bagian-bagiannya
sampai organisme (sel, jaringan,
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR organ, sistem organ, organisme)
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dan komposisi utama penyusun sel
PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.7 Menganalisis interaksi antara 4.7 Menyajikan data hasil
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar makhluk hidup dengan pengamatan tentang interaksi
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan, lingkungannya serta dinamika makhluk hidup dengan
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi, populasi akibat interaksi tersebut lingkungan sekitarnya
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak 3.8 Menganalisis terjadinya 4.8 Membuat tulisan tentang
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung, pencemaran lingkungan (air, udara, gagasan penyelesaian masalah
fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai tanah dan suara) serta dampaknya pencemaran di lingkungannya
dengan yang dipelajari di sekolah dan bagi manusia dan lingkungan berdasarkan hasil pengamatan
sumber lain yang sama dalam sudut 3.9 Menganalisis perubahan iklim 4.9 Membuat tulisan tentang gagasan
pandang/teori. dan dampaknya bagi ekosistem berbagai upaya dalam menghadapi
3.1 Menerapkan konsep pengukuran 4.1 Mengukur dengan alat ukur masalah perubahan iklim baik
berbagai besaran dengan satuan baku dan tak baku melalui adaptasi atau miƟgasi
menggunakan satuan baku dan beberapa benda-benda di sekitar, 3.10 Menjelaskan lapisan bumi, gunung 4.10 Mengomunikasikan upaya
satuan Ɵdak baku kemudian menyajikan datanya api, gempa bumi, dan Ɵndakan pengurangan resiko dan dampak
3.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup 4.2 Menyajikan hasil pengklasifikasian pengurangan resiko sebelum, bencana alam serta Ɵndakan
pada saat, dan pasca bencana penyelamatan diri pada saat terjadi
dan benda tak hidup berdasarkan makhluk hidup dan benda tak
sesuai ancaman bencana di bencana sesuai dengan jenis
karakterisƟk (ciri-ciri) yang diamaƟ hidup di lingkungan sekitar
daerahnya ancaman bencana di daerahnya
berdasarkan karakterisƟk (ciri-ciri)
yang diamaƟ 3.11 Menjelaskan sistem tata surya, 4.11 Menyajikan tulisan tentang
3.3 Menjelaskan konsep campuran 4.3 Menyajikan hasil penyelidikan rotasi dan revolusi bumi, dampak rotasi dan revolusi bumi
rotasi dan revolusi bulan, serta dan bulan bagi kehidupan di bumi,
dan zat tunggal (unsur dan tentang perubahan fisika dan
dampaknya bagi kehidupan di berdasarkan hasil pengamatan
senyawa), sifat fisika dan kimia, perubahan kimia atau pemisahan bumi atau sumber informasi lainnya
perubahan fisika dan kimia dalam campuran dalam kehidupan
kehidupan sehari- hari sehari-hari 3.12 Menjelaskan gerak pada 4.12 Menyajikan tulisan berbagai
tumbuhan dan sistem gerak pada gangguan pada sistem gerak,
manusia, serta upaya menjaga serta upaya menjaga kesehatan
kesehatan sistem gerak sistem gerak manusia

52 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN ALAM 53


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.13 Menganalisis gerak lurus, 4.13 Menyajikan hasil penyelidikan 3.21Menganalisis sistem ekskresi pada 4.21Membuat tulisan tentang sistem
pengaruh gaya terhadap gerak pengaruh gaya terhadap gerak manusia dan gangguan yang terjadi ekskresi pada manusia dan
berdasarkan Hukum Newton dan benda berdasarkan perisƟwa pada sistem ekskresi serta upaya penerapannya dalam menjaga
penerapannya pada gerak benda dalam kehidupan sehari-hari menjaga kesehatan sistem ekskresi kesehatan diri
dan gerak makhluk hidup 3.22 Menganalisis konsep getaran, 4.22Membuat tulisan tentang
3.14 Menjelaskan konsep usaha, 4.14 Menyajikan manfaat penggunaan gelombang, dan bunyi dalam kehi- penerapan konsep getaran dan
pesawat sederhana, dan pesawat sederhana dalam dupan sehari-hari termasuk sistem bunyi dalam sistem pendengaran
penerapannya dalamkehidupan kehidupan sehari-hari pendengaran manusia dan sistem manusia dan sistem sonar pada
sehari-hari termasuk kerja otot sonar pada hewan hewan
pada struktur rangka manusia 3.23 Menganalisis sifat-sifat cahaya, pem- 4.23 Menyajikan hasil percobaan
3.15 Menganalisis keterkaitan struktur 4.15 Menyajikan tulisan hasil bentukan bayangan pada bidang tentang pembentukan bayangan
jaringan tumbuhan dan fungsinya, penelusuran berbagai sumber datar dan lengkung serta pene- pada cermin dan lensa
serta teknologi yang terinspirasi informasi tentang teknologi yang rapannya untuk menjelaskan proses
oleh struktur tumbuhan terinspirasi dari hasil pengamatan penglihatan manusia, mata se-
struktur tumbuhan rangga, dan prinsip kerja alat opƟk
3.16 Menganalisis sistem pencernaan 4.16 Menyajikan tulisan tentang
pada manusia dan penyakit yang pencernaan mekanis dan kimiawi
Tingkatan IV Setara Kelas IX
berhubungan dengan sistem dari berbagai sumber Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
pencernaan serta upaya menjaga
kesehatan sistem pencernaan mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
3.17 Menjelaskan berbagai zat adiƟf 4.17 Membuat karya tulis tentang sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
dalam makanan dan minuman, dampak penyalahgunaan sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan
zat adikƟf, psikotropika, serta zat adiƟf dan zat adikƟf bagi
menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Kompetensi inti sikap sosial yang
pengaruhnya terhadap kesehatan kesehatan
3.18 Menganalisis sistem peredaran 4.18 Menyajikan laporan berdasarkan perlu dimiliki peserta didik adalah mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
darah pada manusia dan percobaan hubungan antara disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
gangguan pada sistem peredaran akƟvitas (misalnya sebelum dan diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
darah serta upaya menjaga sesudah berlari) dengan denyut
kesehatan sistem peredaran darah jantung dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut
3.19 Menjelaskan konsep tekanan zat 4.19 Menyajikan tulisan penerapan dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
dan penerapannya dalam tekanan zat cair pada kedalaman teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
kehidupan sehari-hari, termasuk tertentu, gaya apung, dan
tekanan darah, osmosis, dan kapilaritas, misalnya dalam dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
kapilaritas jaringan angkut pada batang tumbuhan dalam mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
tumbuhan kehidupan sehari-hari
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
3.20 Menganalisis sistem pernapasan 4.20 Menyajikan tulisan tentang
dan gangguan pada sistem upaya menjaga kesehatan sistem pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
pernapasan serta upaya menjaga pernapasan dan menemukan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik
kesehatan sistem pernapasan, solusi terhadap berbagai gangguan
yang terjadi pada diri sendiri
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.

54 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN ALAM 55


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar 3.6 Menerapkan konsep kemagnetan, 4.6 Membuat produk sederhana
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret induksi elektromagneƟk, dan pe- yang memanfaatkan prinsip
prosedural) berdasarkan rasa ingin (menggunakan, mengurai, manfaatan medan magnet dalam elektromagneƟk untuk
tahunya tentang ilmu pengetahuan, merangkai, memodifikasi, dan kehidupan sehari-hari termasuk kehidupan sehari-hari
teknologi, seni, budaya terkait membuat) dan ranah abstrak pergerakan/navigasi hewan untuk
fenomena dan kejadian tampak mata (menulis, membaca, menghitung, mencari makanan dan migrasi
menggambar, dan mengarang) 3.7 Menerapkan konsep bioteknologi 4.7 Membuat salah satu produk
sesuai dengan yang dipelajari di dan perannya dalam kehidupan bioteknologi konvensional
sekolah dan sumber lain yang manusia terutama untuk konvensional yang sumbernya
sama dalam sudut pandang/teori meningkatkan produksi pangan ada di lingkungan sekitar
3.1 Menghubungkan sistem 4.1 Menerapkan cara menjaga 3.8 Menghubungkan konsep parƟkel 4.8. Menyajikan hasil penelusuran
reproduksi pada manusia, kesehatan reproduksi pada diri materi (atom, ion, molekul), informasi tentang sifat bahan
kelainan dan penyakit pada sendiri struktur zat sederhana dengan dengan pemanfaatanya dalam
sistem reproduksi dan penerapan sifat bahan yang digunakan kehidupan sehari-hari
pola hidup yang menu njang dalam kehidupan sehari-hari,
kesehatan reproduksi serta dampak penggunaannya
3.2 Menganalisis sistem 4.2 MemprakƟkkan cara terhadap kesehatan manusia
perkembangbiakan pada membiakkan tumbuhan dengan 3.9 Menghubungkan sifat fisika 4.9 Menyajikan hasil penelusuran
tumbuhan dan hewan serta cara vegetaƟf dan kimia tanah, organisme informasi tentang peranan
penerapan teknologi pada sistem yang hidup dalam tanah, organisme yang hidup di dalam
reproduksi tumbuhan dan hewan dengan penƟngnya tanah untuk tanah (cacing tanah)
3.3 Menerapkan konsep pewarisan 4.3 Menyajikan tulisan tentang keberlanjutan kehidupan
sifat dan penerapannya dalam bibit unggul untuk pemuliaan 3.10Menjelaskan proses dan produk 4.10 Membuat produk teknologi
kehidupan untuk pemuliaan dan tanaman dalam kehidupan teknologi ramah lingkungan ramah lingkungan seperƟ biogas
kelangsungan hidup sehari-hari untuk keberlanjutan kehidupan dari kotoran hewan, kompos
3.4 Menjelaskan konsep dan gejala 4.4 Menyajikan hasil pengamatan menggunakan biopori
listrik staƟs dalam kehidupan tentang gejala listrik staƟs dalam
sehari-hari termasuk kelistrikan kehidupan sehari-hari
pada sistem saraf dan pada hewan-
hewan yang mengandung listrik
3.5 Menerapkan konsep rangkaian lis- 4.5 Membuat tulisan berdasarkan
trik, energi dan daya listrik, sumber hasil pengamatan tentang
energi listrik dalam kehidupan penggunaan energi listrik di
sehari-hari termasuk sumber ener- rumah tangga dan cara melakukan
gi listrik alternaƟf, serta berbagai penghematan energi listrik dalam
upaya menghemat energi listrik kehidupan sehari-hari

56 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN ALAM 57


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

58 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 59


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup ekstrakurikuler. Kurikulum mata pelajaran IPS Paket B dirancang untuk
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai individu
masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan yang berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki etika sosial yang tinggi
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk serta bertanggungjawab terhadap perkembangan diri dan masyarakatnya
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi untuk menopang pembangunan bangsa dan peradaban dunia.
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan Untuk itu, kurikulum mata pelajaran IPS Paket B dirancang untuk
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad mempersiapkan peserta didik memiliki kompetensi:
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya 1. Mengenal dan memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan
yang bersifat kreatif dan inovatif. kehidupan masyarakat dan lingkungannya;
2. Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, kreatif, inovatif, kolaboratif
Sejauh ini, mata pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama dirancang dan terampil menyelesaikan masalah dalam kehidupan masyarakat;
untuk mempersiapkan generasi baru bangsa yang memiliki kemampuan 3. Memahami dampak perkembangan ilmu pengetahuan terhadap perkem-
untuk hidup di masyarakat dengan baik dan fungsional, memiliki kepekaan bangan teknologi dan kehidupan manusia baik di masa lalu maupun potensi
sosial dan mampu berpartisipasi dalam mengatasi masalah-masalah sosial dampaknya di masa depan bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya
yang terjadi. Secara khusus, mata pelajaran IPS Paket B memiliki arti penting 4. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan diri dalam konteks kemanusiaan serta bangga menjadi warga negara Indonesia; dan
perkembangan masyarakat. Tumbuhnya kesadaran akan identitas diri dalam 5. Berkomunikasi, bekerja sama, dan berdaya saing dalam masyarakat yang
hubungan sosial di masyarakat sekitar penting dikembangkan. Demikian pula, majemuk, di tingkat lokal, nasional, global.
melalui belajar IPS, perlu ditingkatkan kepedulian mereka terhadap masalah C. Ruang Lingkup
sosial di masyarakat sebagai individu yang mandiri dan peduli terhadap Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
lingkungan sekitar dan kehidupan publik. Termasuk, kemampuannya dalam sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
menjalin kerjasama, melakukan tindakan kolektif dalam memecahkan alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
masalah-masalah sosial dan mengembangkan kehidupan publik. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
mata pelajaran IPS di Pendidikan Kesetaraan Paket B setara Sekolah sangat diperlukan.
Menengah Pertama. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih Secara khusus, pembelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama dirancang
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain manusia tersebut. Mata pelajaran IPS di pendidikan kesetaraan dalam hal
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan yang terdapat di
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas
dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan
mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu
dalam pendidikan formal. dilakukan pada aspek pembelajaran.
B. Tujuan Mengacu pada kompetensi IPS di Sekolah Menengah Pertama, kompetensi
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini dibagi dalam 2 tingkat-
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang an, yaitu tingkatan III dan tingkatan IV yang meliputi materi berikut.
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
60 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 61
1. Keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu; didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
2. Perubahan masyarakat Indonesia pada zaman pra-aksara, zaman Hindu (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
Buddha dan zaman Islam, zaman penjajahan dan tumbuhnya semangat efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
kebangsaan, masa pergerakan kemerdekaan sampai dengan awal (masa) keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui
reformasi sekarang; proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
3. Jenis dan fungsi kelembagaan sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
masyarakat; memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
4. Interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi kebutuhan dan kondisi peserta didik.
dari waktu ke waktu. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum IPS pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Pendidikan Kesetaraan Program Paket B Setara SMP keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Penulisan
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kompetensi dasar dikelompokkan berdasarkan aspek pengembangan
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana kurikulum IPS, yaitu keruangan, waktu, interaksi manusia, dan sumber daya.
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan dalam tabel berikut.
pendidikan kesetaraan.
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, PENGETAHUAN KETERAMPILAN
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau 3. Memahami dan menerapkan pe- 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan ngetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan teknologi, seni, dan budaya; terkait (menulis, membaca, menghitung,
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang); sesuai
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan pandang/teori.
kualitas dan pengembangan pendidikan. KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, 3.3. Memahami kondisi geografis 4.1 Menyajikan tulisan hasil bacaan
Indonesia termasuk di dalamnya tentang kondisi geografis
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat lokasi, iklim, kondisi geologis, Indonesia termasuk di dalamnya
Tingkatan: III (Setara Kelas VII s.d. VIII) bentuk rupa bumi (morfologis), lokasi, iklim, kondisi geologis,
lahan, flora dan fauna. Serta bentuk rupa bumi (morfologis),
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum pengaruh interaksi antarruang di lahan, flora dan fauna. Serta
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap wilayah Indonesia dalam bentuk menceritakanterjadinya interaksi
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual perdagangan, transportasi dan antarruang di wilayah Indonesia
komunikasi,terhadap peningkatan dalam bentuk perdagangan,
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan taraf hidup masyarakat Indonesia. transportasi dan komunikasi.
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta

62 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 63


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.2 Memahami letak geografi 4.2 Menyajikan hasil telaah dalam 3.6 Menganalisis keunggulan dan 4.6 Menyajikan hasil analisis dalam
negara-negara anggota ASEAN, bentuk tulisantentang letak keterbatasan Negara-negara bentuk tabel tentang keunggulan
perkembangan keanggotaan geografi negara-negara anggota ASEAN secara ekonomi, sosial dan keterbatasan Negara-negara
negara-negara anggota ASEAN ASEAN, perkembangan dan budaya dalam bentuk anggota ASEAN secara ekonomi,
dan karakterisƟk negara anggota keanggotaan negara ASEAN dan kerjasama ekonomi (permintaan sosial dan budaya, serta bentuk-
ASEAN secara alam dan penduduk karakterisƟk negara anggota dan penawaran) barang, jasa dan bentuk kerjasama ekonomi
serta peran serta Indonesia ASEAN secara alam dan penduduk teknologi antarnegara ASEAN. (permintaan dan penawaran)
dengan negara-negara ASEAN di serta interaksi Indonesia dengan barang, jasa dan teknologi
bidang sosial, ekonomi, poliƟk negara-negara ASEAN di bidang antarnegara anggota ASEAN
dan budaya, demi kelangsung- sosial, ekonomi, poliƟk dan 3.7 Memahami secara berurutan 4.7 Membuat garis waktu tentang
an hidup dan kesejahteraan budaya, demi kelangsungan hidup perubahan kehidupan bangsa perubahan kehidupan bangsa
penduduknya dan kesejahteraan penduduknya. Indonesia menuju perkembangan Indonesia dalam aspek poliƟk,
3.3 Menganalisis interaksi sosial 4.3 Mengomunikasikan hasil bacaan secara berkesinambungan dalam sosial, budaya dan geografis
antarwilayah di Indonesia dan dari berbagai sumber data dan aspek poliƟk, sosial, budaya dan serta pendidikan, mulai dari
pengaruhnya terhadap kehidupan informasi tentang dampak geografis serta pendidikan, mulai masa pra aksara sampai masa
penduduk pada aspek sosial, berbagai interaksi sosial dari masa pra aksara sampai masa Hindu, Buddha dan Islam,
ekonomi dan budaya, sertanilai antarwilayah terhadap kondisi Hindu, Buddha dan Islam, secara serta menceritakannya secara
dan norma yang mendasari sosial, ekonomi, poliƟk dan kronologis dan sistemaƟs. kronologis dan sistemaƟs.
pembentukan lembaga sosial budaya masyarakat Indonesia, 3.8 Menganalisissecara kronologis 4.8 Menceritakan secara kronologi
yang ada di masyarakat serta membuat peta konsep kedatangan bangsa Eropa kedatangan bangsa Eropa ke
Indonesia. berbagai lembaga sosial ke Indonesia sebagai awal Indonesia sebagai awal penjajahan
budaya yang ada di Indonesia penjajahan dan menuju ke masa dan menuju ke masa penjajahan,
berdasarkan norma dan nilai yang penjajahan, sampai munculnya sampai munculnya pergerakan-
melandasinya. pergerakan-pergerakan secara pergerakan secara berkesinam-
3.4 Menganalisis ciri-ciri masyarakat 4.4 Menceritakan tentang ciri-ciri berkesinambungan yang menum- bungan yang menumbuhkan
yang majemuk/ plural dilihat dari masyarakat yang majemuk/ buhkan semangat kebangsaan, semangat kebangsaan,
etnis, agama, pekerjaan, dan plural dilihat dari etnis, agama, memajukan pendidikan, dan memajukan pendidikan, dan
status sosial, serta bentuk-bentuk pekerjaan dan status sosial, penguatan ekonomi. penguatan ekonomi.
interaksi sosialnya dalam lingkup serta bentuk-bentuk interaksi
Indonesia dan ASEAN sosialnyadalam lingkup Indonesia Tingkatan: IV (Setara Kelas IX)
dan ASEAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
3.5 Menganalisis berbagai akƟvitas 4.5 Menyajikan hasil analisis berupa
ekonomi (produksi, distribusi, daŌar barang-barang kebutuhan mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
konsumsi) dan permintaan sehari-hari yang dibutuhkan oleh sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
penawaran komoditas/ daerah setempat dari daerah yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
barang antar daerah untuk lain dan daŌar barang-barang
keberlangsungan kehidupan kebutuhan sehari-hari yang ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
ekonomi, sosial, dan budaya di dihasilkan oleh daerah setempat didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
Indonesia. untuk dipasark an ke daerah lain (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
untuk meningkatkan kehidupan
ekonomi, sosial, dan budaya. efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,

64 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 65


pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
kebutuhan dan kondisi peserta didik. 3.4 Menganalisis perubahan secara 4.4 Menyajikan hasil analisis
kronologis dan kesinambungan sesuai urutan kejadian
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses dari aspek geografis, poliƟk, dan menceritakan tentang
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan ekonomi, pendidikan, sosial, dan perubahan secara kronologis
budaya masyarakat Indonesia dan kesinambungan dari aspek
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dari awal kemerdekaan sampai geografis, poliƟk, ekonomi,
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Penulisan dengan masa reformasi. pendidikan, sosial, dan budaya
kompetensi dasar dikelompokkan berdasarkan aspek pengembangan masyarakat Indonesia dari awal
kemerdekaan sampai dengan
kurikulum IPS, yaitu keruangan, waktu, interaksi manusia, dan sumber daya. masa reformasi.
Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti
dalam tabel berikut.
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
3.2 Menganalisis proses globalisasi 4.2 Menyajikan tulisanhasil
dalam kehidupan sehari-hari analisis proses globalisasi
sebagai akibat kemajuan dalam kehidupan sehari-
teknologi komunikasi dan hari sebagaiakibat kemajuan
informasi, serta transportasi, teknologi komunikasi dan
dan dampak posiƟf dan negaƟf informasi, serta transportasi,
globalisasi terhadap kehidupaan dan dampak posiƟf dan negaƟf
kebangsaan. globalisasi terhadap kehidupaan
kebangsaan.
3.3 Menganalisis ketergantungan 4.3 Menyajikan hasil analisis dalam
antarruang dalamkerjasama bentuk tabel kerjasama
antarnegara di bidang ekonomi antarnegara di bidang ekonomi
dan pengembangan kegiatan dan pengembangan kegiatan
ekonomi kreaƟf berdasarkan ekonomi kreaƟf berdasarkan
potensi wilayah Indonesia, untuk potensi wilayah Indonesia, untuk
kesejahteraan masyarakat dalam kesejahteraan masyarakat dalam
menghadapi Pasar Bebas menghadapi Pasar Bebas

66 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 67


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

68 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INGGRIS 69


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup Pencapaian kompetensi tersebut perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan mata pelajaran Bahasa Inggris di Pendidikan Kesetaraan Paket B setara Sekolah
masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan Menengah Pertama. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat
yang bersifat kreatif dan inovatif. dalam pendidikan formal.
Adapun, Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang berperan B. Tujuan
penting bagi pengembangan wawasan dan daya saing generasi muda ditingkat Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
internasional. Dengan kemampuan bahasa Inggris, peserta didik diharapkan dapat yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
mengembangkan wawasannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
budaya yang berkembang di negara lain diseluruh dunia. Sebaliknya, peserta didik ekstrakurikuler.
juga dapat mulai belajar mengomunikasikan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan Tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris di Paket B dan Paket C adalah sama,
budaya yang berkembang di Indonesia ke berbagai bangsa dan negara lain. yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi
Bahasa Inggris juga memungkinkan siswa mulai mengenal nilai-nilai luhur komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional.
dan karakter positif yang berkembang di berbagai bangsa, belajar menghargai, Kompetensi ini dikembangkan melalui pembelajaran yang membimbing peserta
dan bahkan berupaya menirunya. Tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa didik untuk dapat menggunakan berbagai teks berbahasa Inggris lisan dan tulis,
Inggris juga memungkinkan masuknya berbagai hal negatif ke bangsa ini. secara runtut dengan menggunakan unsur kebahasaan yang akurat dan berterima,
Namun dengan siswa belajar teks yang melibatkan berbagai konteks budaya tentang berbagai pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
dan konteks situasi, siswa diharapkan mampu meningkatkan serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan di
kemampuan berpikir kritis sehingga mereka dapat menilai, memilih, lingkungan rumah, satuan pendidikan nonformal, dan masyarakat.
dan membuat keputusan yang tepat dalam menanggapi berbagai informasi Perbedaannya adalah pada cakupan jenis teks dan tingkat kompleksitas
dalam berbagai situasi. Mereka diharapkan mampu mempertimbangkan teks yang hendak dicapai. Teks-teks yang dikenalkan di Paket B pendek
manfaat serta kerugian dari setiap tindakan yang dilakukan dalam mengatasi dan sederhana yang menjadi dasar untuk mempelajari teks-teks yang lebih
masalah dalam setiap situasi. Penguasaan bahasa Inggris juga diharapkan panjang dan lebih kompleks di Paket C.
menjadi kunci untuk belajar memperoleh wawasan seluas-luasnya tentang
cara mengatasi berbagai masalah yang dihadapi siswa. C. Ruang Lingkup
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
Konsep ‘genre’ pada Bahasa Inggris dipandang sangat tepat jika digunakan sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
sebagai dasar dalam merumuskan kompetensi yang hendak dicapai oleh alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
peserta didik, karena dapat mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
Genre merupakan bagaimana sebuah teks lisan, tulis, visual, diorganisasikan bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
untuk mencapai tujuan sosialnya. Genre merupakan praktik sosial yang sangat diperlukan.
beroperasi pada tataran budaya, dan disebut konteks budaya. Tujuan sosial
dari tindakan komunikasi membentuk jenis teks.

70 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INGGRIS 71


Pembelajaran Bahasa Inggris di Paket B setara sekolah menengah pertama • Menangkap makna dan menyusun teks • Unsur-unsur kebahasaan mencakup
dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas lisan dan tulis, pendek dan sederhana penanda wacana, kosa kata, tata bahasa,
sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Bahasa Inggris di dengan menggunakan struktur teks ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan,
secara urut dan runtut serta unsur tanda baca, dan kerapian tulisan tangan;
pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi kebahasaan secara akurat, berterima, • Modalitas: dengan batasan makna yang
sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dan lancar. jelas.
dicapai kompetensi
setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski,
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan,
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran.
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
Secara umum kompetensi Bahasa Inggris adalah kemampuan berkomunikasi pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas
dalam tiga jenis wacana, (1) interpersonal, (2) transaksional, dan (3) fungsional, atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam
secara lisan dan tulis, pada tataran literasi fungsional (yaitu kompetensi yang pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan
diperlukan untuk menyelesaikan masalahdalam komunikasisehari-hari), dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
untuk melaksanakan fungsi sosial, dalam konteks kehidupan personal, sosial
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
budaya, akademik, dan profesi. Peserta didik dipandu untuk menggunakan
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
berbagai bentuk teks untuk kebutuhan literasi dasar, dengan struktur yang
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
berterima secara koheren dan kohesif serta unsur-unsur kebahasaan secara
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
tepat. Berikut ruang lingkup kompetensi dan materi Bahasa Inggris untuk
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
tingkatan 5 dan tingkatan 6.
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
KOMPETENSI RUANG LINGKUP MATERI dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
• Menunjukkan perilaku yang berte- • Teks-teks pendek dalam wacana menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
rima dalam lingkungan personal, sosial interpersonal, transaksional, fungsional
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
budaya, akademik, dan profesi; khusus, dan fungsional dalam bentuk
teks descripƟve, personal recount, kualitas dan pengembangan pendidikan.
narraƟve, procedure, informaƟonal Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
report, pada tataran literasi fungsional;
• MengidenƟfikasi fungsi sosial, struktur • Berbagai jenis teks mencakup Ɵga
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
teks dan unsur kebahasaan dari aspek, yaitu fungsi sosial, struktur teks, Tingkatan III Setara Kelas VII dan VIII
teks pendek dan sederhana, dalam dan unsur kebahasaan, yang keƟganya
kehidupan dan kegiatan peserta didik ditentukan dan dipilih sesuai tujuan dan Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
sehari-hari; konteks komunikasinya; mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
• Berkomunikasi secara interperso- nal, • Keterampilan mencakup mende- sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
transaksional dan fungsional tentang ngarkan, berbicara, membaca, yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
diri sendiri, keluarga, serta orang, menulis, dan menonton, secara
binatang dan benda, kongkrit dan efekƟf, dengan lingkungan sosial dan
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
imajinaƟf, yang terdekat dengan alam dalam jangkauan pergaulan dan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
kehidupan dan kegiatan peserta didik keberadaannya. (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sehari-hari di rumah, satuan pendidikan sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
nonformal, dan masyarakat;
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut

72 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INGGRIS 73


dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 MengidenƟfikasi fungsi sosial, 4.4 Menyusun teks interaksi
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan Ɵndakan
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor informasi terkait nama dan terkait nama dan jumlah
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi jumlah binatang, benda, dan binatang, benda, dan bangunan
bangunan publik yang dekat publik yang dekat dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. dengan kehidupan peserta kehidupan peserta didik sehari-
didik sehari-hari, sesuai dengan hari, dengan memperhaƟkan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR konteks penggunaannya. fungsi sosial, struktur teks, dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN (PerhaƟkan unsur kebahasaan unsur kebahasaan yang benar
PENGETAHUAN KETERAMPILAN dan kosa kata terkait arƟcle a dan dan sesuai konteks.
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar the, plural dan singular).
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan, 3.5 MengidenƟfikasi fungsi sosial, 4.5 Menyusun teks interaksi transaksi-
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi, struktur teks, dan unsur kebahasa- onal lisan dan tulis sangat pendek
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak an teks interaksi transaksional dan sederhana yang melibatkan
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung, lisan dan tulis dalam memberi dan Ɵndakan memberi dan meminta
fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai meminta informasi terkait dengan informasi terkait sifat orang,
dengan yang dipelajari di satuan sifat orang, binatang, benda sesuai binatang, dan benda, dengan
pendidikan dan sumber lain yang sama dengan konteks penggunaannya. memperhaƟkan fungsi sosial,
dalam sudut pandang/teori. (PerhaƟkan unsur kebahasaan be, struktur teks dan unsur kebahasaan
3.1 MengidenƟfikasi fungsi sosial, 4.1 Menyusun teks interaksi adjecƟve). yang benar dan sesuai konteks.
struktur teks, dan unsur interpersonal lisan dan tulis sangat 3.6 MengidenƟfikasi fungsi sosial, 4.6 Menyusun teks interaksi
kebahasaan teks interaksi pendek dan sederhana yang struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
interpersonal lisan dan tulis melibatkan Ɵndakan menyapa, kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana
dalam menyapa, berpamitan, berpamitan, mengucapkan transaksional lisan dan tulis dalam yang melibatkan Ɵndakan
mengucapkan terimakasih, terimakasih, dan meminta memberi dan meminta informasi memberi dan meminta informasi
dan meminta maaf, serta maaf, dan menanggapinya dengan terkait dengan Ɵngkah laku/ terkait Ɵngkah laku/Ɵndakan/
menanggapinya, sesuai dengan memperhaƟkan fungsi sosial, Ɵndakan/fungsi orang, binatang, fungsi orang, binatang, dan
konteks penggunaannya. struktur teks, dan unsur benda, sesuai dengan konteks benda, dengan fungsi sosial,
kebahasaan yang benar dan sesuai penggunaannya. (PerhaƟkan unsur struktur teks, dan unsur
konteks. kebahasaan kalimat declaraƟve, kebahasaan yang benar dan
3.3 MengidenƟfikasi fungsi sosial, 4.3 Menyusun teks interaksi interrogaƟve, simple present tense. sesuai konteks.
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis 3.7 Membandingkan fungsi sosial, 4.7 Teks deskripƟf
kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana struktur teks, dan unsur 4.7.1 Menangkap makna secara
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan Ɵndakan kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi
dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi deskripƟf lisan dan tulis terkait sosial, struktur teks, dan unsur
informasi terkait nama hari, terkait nama hari, bulan, nama deskripsi orang, binatang, dan kebahasaan teks deskripƟf
bulan, nama waktu dalam hari, waktu dalam hari, waktu dalam benda, sangat pendek dan lisan dan tulis, sangat pendek
waktu dalam bentuk angka, bentuk angka, tanggal, dan tahun, sederhana, sesuai dengan konteks dan sederhana, terkait orang,
tanggal, dan tahun, sesuai dengan fungsi sosial, struktur penggunaannya. binatang, dan benda
dengan konteks penggunaannya. teks, dan unsur kebahasaan yang
(PerhaƟkan kosa kata terkait benar dan sesuai konteks.
angka kardinal dan ordinal).

74 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INGGRIS 75


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
4.7.2 Menyusun teks deskripƟf lisan 3.12 Menerapkan fungsi sosial, 4.12 Menyusun teks interaksi
dan tulis, sangat pendek dan struktur teks, dan unsur interpersonal lisan dan tulis
sederhana, terkait orang, kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana
binatang, dan benda, dengan interpersonal lisan dan yang melibatkan Ɵndakan
memperhaƟkan fungsi sosial, tulis dalam menyuruh, menyuruh, mengajak, meminta
struktur teks, dan unsur
mengajak, meminta ijin, serta ijin, dan menanggapinya
kebahasaan, secara benar dan
sesuai konteks. menanggapinya, sesuai dengan dengan memperhaƟkan fungsi
konteks penggunaannya. sosial, struktur teks, dan unsur
3.8 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.8 Menangkap maknasecara
unsur kebahasaan dalam lirik kontekstual terkait fungsi sosial dan kebahasaan yang benar dan
lagu. unsur kebahasaan dalam lirik lagu. sesuai konteks.
3.9 Menerapkan fungsi sosial, 4.9 Menyusun teks interaksi interper- 3.13 Membandingkan fungsi sosial, 4.13 Menyusun teks khusus dalam
struktur teks, dan unsur sonal lisan dan tulis sangat pendek struktur teks, dan unsur bentuk greeƟng card, sangat
kebahasaan teks interaksi dan sederhana yang melibatkan kebahasaan beberapa teks pendek dan sederhana, terkait
interpersonal lisan dan tulis Ɵndakan meminta perhaƟan, khusus dalam bentuk greeƟng hari-hari spesial dengan
dalam meminta perhaƟan, mengecek pemahaman, meng- card, terkait dengan hari-hari memperhaƟkan fungsi sosial,
mengecek pemahaman, hargai kinerja, serta meminta spesial, sesuai dengan konteks struktur teks, dan unsur
menghargai kinerja, meminta dan dan mengungkapkan pendapat, penggunaannya. kebahasaan, secara benar dan
mengungkapkan pendapat, serta dan menanggapinya dengan sesuai konteks.
menanggapinya, sesuai dengan memperhaƟkan fungsi sosial,
3.14 Menerapkan fungsi sosial, 4.14 Menyusun teks interaksi
konteks penggunaannya. struktur teks, dan unsur kebahasa-
an yang benar dan sesuai konteks. struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana
3.10 Menerapkan fungsi sosial, 4.10 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis transaksional lisan dan tulis yang melibatkan Ɵndakan
kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan Ɵndakan informasi terkait keberadaan terkait keberadaan orang, benda,
dalam memberi dan meminta memberi dan meminta orang, benda, binatang, sesuai binatang, dengan memperhaƟkan
informasi terkait kemampuan informasi terkait kemampuan dengan konteks penggunaannya. fungsi sosial, struktur teks, dan
dan kemauan, melakukan suatu dan kemauan, melakukan suatu (PerhaƟkan unsur kebahasaan unsur kebahasaan yang benar
Ɵndakan, sesuai dengan konteks Ɵndakan, dengan memperhaƟkan there is/are). dan sesuai konteks.
penggunaannya. (PerhaƟkan fungsi sosial, struktur teks, dan 3.15 Menerapkan fungsi sosial, 4.15 Menyusun teks interaksi
unsur kebahasaan can, will). unsur kebahasaan yang benar struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
dan sesuai konteks.
kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana
3.11 Menerapkan fungsi sosial, 4.11 Menyusun teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan Ɵndakan
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi
kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan Ɵndakan informasi terkait keadaan/ terkait keadaan/ Ɵndakan/
dalam memberi dan meminta memberi dan meminta Ɵndakan/kegiatan/ kejadian kegiatan/kejadian yang dilakukan/
informasi terkait keharusan, informasi terkait keharusan, yang dilakukan/ terjadi secara terjadi secara ruƟn atau
larangan, dan himbauan, sesuai larangan, dan himbauan, ruƟn atau merupakan kebenaran merupakan kebenaran umum,
dengan konteks penggunaannya. dengan memperhaƟkan fungsi umum, sesuai dengan konteks dengan memperhaƟkan fungsi
(PerhaƟkan unsur kebahasaan sosial, struktur teks, dan unsur penggunaannya. (PerhaƟkan sosial, struktur teks dan unsur
must, should). kebahasaan yang benar dan unsur kebahasaan simple present kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks. tense). sesuai konteks .

76 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INGGRIS 77


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.16 Menerapkan fungsi sosial, 4.16 Menyusun teks interaksi 3.19 Membandingkan fungsi sosial, 4.19 Teks recount
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis struktur teks, dan unsur 4.19.1 Menangkap makna secara
kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan Ɵndakan personal recount lisan dan tulis sosial, struktur teks, dan unsur
yang melibatkan Ɵndakan memberi dan meminta terkait pengalaman pribadi di kebahasaan teks recount lisan
memberi dan meminta informasi informasi terkait keadaan/ waktu lampau, pendek dan dan tulis, sangat pendek dan
terkait keadaan/ Ɵndakan/ Ɵndakan/ kegiatan/kejadi sederhana, sesuai dengan konteks sederhana, terkait pengalaman
kegiatan/kejadian yang sedang an yang sedang dilakukan/ penggunaannya. pribadi di waktu lampau
dilakukan/ berlangsung saat berlangsung saat diucapkan, (personal recount).
diucapkan, sesuai dengan konteks dengan memperhaƟkan fungsi 4.19.2 Menyusun teks recount lisan
penggunaannya. (PerhaƟkan sosial, struktur teks, dan unsur dan tulis, sangat pendek dan
unsur kebahasaan present kebahasaan yang benar dan sederhana, terkait pengalaman
conƟnuous tense). sesuai konteks. pribadi di waktu lampau
3.17 Menerapkan fungsi sosial, 4.17 Menyusun teks interaksi (personal recount), dengan
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis memperhaƟkan fungsi sosial,
kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana struktur teks, dan unsur
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan Ɵndakan kebahasaan, secara benar dan
dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi sesuai konteks.
informasi terkait perbandingan terkait perbandingan jumlah dan 3.20 Membandingkan fungsi sosial, 4.20 Teks pesan singkat dan pengumum-
jumlah dan sifat orang, binatang, sifat orang, binatang, benda, struktur teks, dan unsur an/pemberitahuan (noƟce).
benda, sesuai dengan konteks dengan memperhaƟkan fungsi kebahasaan beberapa teks khusus 4.20.1 Menangkap makna secara kon-
penggunaannya. (PerhaƟkan sosial, struktur teks, dan unsur dalam bentuk pesan singkat dan tekstual terkait dengan fungsi
unsur kebahasaan degree of kebahasaan yang benar dan pengumuman/ pemberitahuan sosial, struktur teks, dan unsur
comparison). sesuai konteks. (noƟce), terkait kegiatan satuan kebahasaan teks khusus dalam
3.18 Menerapkan fungsi sosial, 4.18 Menyusun teks interaksi pendidikan nonformal, sesuai bentukpesan singkat dan peng-
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis dengan konteks penggunaannya. umuman/ pemberitahuan (noƟce)
kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana lisan dan tulis, sangat pendek dan
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan Ɵndakan sederhana, terkait kegiatan satuan
dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi pendidikan nonformal.
informasi terkait keadaan/ terkait keadaan /Ɵndakan/ 4.20.2 Menyusun teks khusus dalam
Ɵndakan/kegiatan/ kejadian kegiatan/kejadian yang dilakukan/ bentuk pesan singkat dan peng-
yang dilakukan/terjadi, ruƟn terjadi, ruƟn maupun Ɵdak umuman/pemberitahuan (noƟce),
maupun Ɵdak ruƟn, atau menjadi ruƟn, atau menjadi kebenaran sangat pendek dan sederhana,
kebenaran umum di waktu umum di waktu lampau, terkait kegiatan satuan pendi-
lampau, sesuai dengan konteks dengan memperhaƟkan fungsi dikan nonformal dengan mem-
penggunaannya. (PerhaƟkan sosial, struktur teks, dan unsur perhaƟkan fungsi sosial, struktur
unsur kebahasaan simple past kebahasaan yang benar dan teks, dan unsur kebahasaan,
tense). sesuai konteks. secara benar dan sesuai konteks.
3.21 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.21. Menangkap makna terkait
unsur kebahasaan dalam lirik fungsi sosial dan unsur
lagu. kebahasaansecara kontekstual
dalam lirik lagu.

78 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INGGRIS 79


Tingkatan: IV (Setara Kelas IX) KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) 3.2. Menerapkan fungsi sosial, 4.2. Menyusun teks interaksi
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan Ɵndakan
menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Kompetensi inti sikap sosial yang dalam memberi dan meminta memberi dan meminta
perlu dimiliki peserta didik adalah mampu “Menunjukkan perilaku jujur, informasi terkait maksud, informasi terkait maksud,
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya tujuan, persetujuan melakukan tujuan, persetujuan melakukan
suatu Ɵndakan/kegiatan, sesuai suatu Ɵndakan/kegiatan,
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dengan konteks penggunaannya. dengan memperhaƟkan fungsi
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut (PerhaƟkan unsur kebahasaan sosial, struktur teks, dan unsur
to, in order to, so that, (dis) kebahasaan yang benar dan
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect agreement). sesuai konteks.
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan 3.3. Membandingkan fungsi sosial, 4.3. Menangkap makna secara
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, struktur teks, dan unsur kontekstual terkait dengan
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. kebahasaan beberapa teks khusus fungsi sosial, struktur teks, dan
dalam bentuk label, terkait obat/ unsur kebahasaan teks khusus
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses makanan/ minuman, sesuai dalam bentuk label pendek
dengan konteks penggunaannya. dan sederhana, terkait obat/
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan makanan/minuman.
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik 3.4. Membandingkan fungsi sosial, 4.4. Menangkap makna secara
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. kebahasaan beberapa teks sosial, struktur teks, dan unsur
prosedur lisan dan tulis terkait kebahasaan teks prosedur lisan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR resep makanan/minuman dan dan tulis, sangat pendek dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN manual, pendek dan sederhana, sederhana, dalam bentuk resep
PENGETAHUAN KETERAMPILAN sesuai dengan konteks dan manual.
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar penggunaannya.
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan, 3.5. Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.5. Menyusun teks interaksi
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi, teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak teks interaksi transaksional lisan sangat pendek dan sederhana
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
dan tulis dalam memberi dan yang melibatkan Ɵndakan
fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di satuan meminta informasi terkait memberi dan meminta informasi
pendidikan dan sumber lain yang sama keadaan/ Ɵndakan/kegiatan/ terkait keadaan/ Ɵndakan/
dalam sudut pandang/teori. kejadian yang sedang dilakukan/ kegiatan/kejadian yang sedang
3.1. Menerapkan fungsi sosial, 4.1. Menyusun teks interaksi interper- terjadi pada saat ini dan waktu dilakukan/terjadi pada saat
struktur teks, dan unsur sonal lisan dan tulis sangat pendek lampau, sesuai dengan konteks ini dan waktu lampau, dengan
kebahasaan teks interaksi dan sederhana yang melibatkan penggunaannya (perhaƟkan memper-haƟkan fungsi sosial,
interpersonal lisan dan tulis Ɵndakan menyatakan harapan, unsur kebahasaan present struktur teks, dan unsur
dalam menyatakan harapan, doa, doa, dan ucapan selamat atas conƟnuous, past conƟnuous). kebahasaan yang benar dan
dan ucapan selamat atas suatu suatu kebahagiaan dan prestasi, sesuai konteks.
kebahagiaan dan prestasi, serta dan menanggapinya, dengan
menanggapinya, sesuai dengan memperhaƟkan fungsi sosial,
konteks penggunaannya. struktur teks, dan unsur kebahasa-
an yang benar dan sesuai konteks.

80 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INGGRIS 81


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.6. Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.6. Menyusun teks interaksi 3.9. Membandingkan fungsi sosial, 4.9. Teks informaƟon report
teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis struktur teks, dan unsur 4.9.1 Menangkap makna secara
teks interaksi transaksional sangat pendek dan sederhana kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi
lisan dan tulis dalam memberi yang melibatkan Ɵndakan informaƟon report lisan dan sosial, struktur teks, dan unsur
dan meminta informasi terkait memberi dan meminta informasi tulis terkait mata pelajaran kebahasaan teks informaƟon
keadaan/ Ɵndakan/ kegiatan/ terkait dengan keadaan/Ɵndakan/ lain di Kelas IX, pendek dan report lisan dan tulis, sangat
kejadian yang sudah/telah kegiatan/ kejadian yang sudah/ sederhana, sesuai dengan konteks pendek dan sederhana, terkait
dilakukan/ terjadi di waktu telah dilakukan/terjadi di waktu penggunaannya. topik yang tercakup dalam mata
lampau dikaitkan dengan keadaan lampau dikaitkan dengan keadaan pelajaran lain di Kelas IX.
sekarang, tanpa menyebutkan sekarang, tanpa menyebutkan 4.9.2 Menyusun teks informaƟon
waktu terjadinya secara waktu terjadinya secara spesifik, report lisan dan tulis, sangat
spesifik, sesuai dengan konteks dengan memperhaƟkan fungsi pendek dan sederhana, terkait
penggunaannya (perhaƟkan sosial, struktur teks, dan unsur topik yang tercakup dalam
unsur kebahasaan present perfect kebahasaan yang benar dan mata pelajaran lain di Kelas IX,
tense). sesuai konteks. dengan memperhaƟkan fungsi
3.7. Membandingkan fungsi sosial, 4.7. Menangkap makna secara sosial, struktur teks, dan unsur
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi kebahasaan, secara benar dan
kebahasaan beberapa teks naraƟf sosial, struktur teks, dan unsur sesuai konteks.
lisan dan tulis terkait fairy tales, kebahasaan teks naraƟf, lisan 3.10. Membandingkan fungsi 4.10. Menangkap makna secara
pendek dan sederhana, sesuai dan tulis, sangat pendek dan sosial, struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
dengan konteks penggunaannya. sederhana, terkait fairy tales. kebahasaan beberapa teks khusus sosial, struktur teks, dan unsur
3.8. Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.8. Menyusun teks interaksi dalam bentuk iklan terkait produk kebahasaan teks khusus dalam
teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis dan jasa, sesuai dengan konteks bentuk iklan, pendek dan
teks interaksi transaksional sangat pendek dan sederhana penggunaannya. sederhana, terkait produk dan jasa.
lisan dan tulis dalam yang melibatkan Ɵndakan 3.11. Menafsirkan fungsi sosial dan 4.11.Menangkap makna terkait fungsi
memberi dan meminta memberi dan meminta informasi unsur kebahasaan dalam lirik sosial dan unsur kebahasaan
informasi terkait keadaan /Ɵndakan/ lagu. secara kontekstual dalam lirik lagu.
terkait keadaan/ Ɵndakan/ kegiatan/ kejadian tanpa
kegiatan/ kejadian tanpa perlu perlu menyebutkan pelakunya
menyebutkan pelakunya sesuai dengan memperhaƟkan fungsi
dengan konteks penggunaannya. sosial, struktur teks dan unsur
(perhaƟkan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan
passive voice). sesuai konteks. (perhaƟkan unsur
kebahasaan passive voice).

82 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INGGRIS 83


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Seni Budaya
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup

84 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA 85


pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap
masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan B. Tujuan
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
yang bersifat kreatif dan inovatif.
Mata Pelajaran Seni Budaya bertujuan untuk menumbuhkembangkan
Sejauh ini, mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama dirancang kepekaan estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada diri
untuk mempersiapkan generasi baru bangsa berpengetahuan, berketerampilan, setiap peserta didik secara menyeluruh. Sikap ini dapat tumbuh jika dilakukan
dan mampu mengekspresikan diri memerlukan pemahaman tentang dengan serangkaian proses aktivitas berkesenian pada peserta didik. Mata
konsep seni, pengetahuan seni, proses kreasi seni, dan penyajian karya yang pelajaran Seni Budaya memiliki tujuan khusus, yaitu :
berkontribusi pada pembangunan bangsa dan peradaban dunia. Secara khusus, 1. Menumbuhkembangkan sikap menghargai, jujur, disiplin, percaya diri,
mata pelajaran Seni budaya bersifat: (1) multilingual, yakni pengembangan toleransi, kerjasama, dan bertanggungjawab;
kemampuan peserta didik mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai 2. Memahami fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan pentingnya mempelajari
cara dan media, dengan pemanfaatan bahasa rupa, bahasa kata, bahasa bunyi, Seni Budaya;
bahasa gerak, bahasa peran, dan kemungkinan berbagai perpaduan di antaranya. 3. Menampilkan sikap apresiasiatif dan mengembangkan pengalaman estetik
(2) multidimensional, yakni pengembangan beragam kompetensi peserta didik melalui pembelajaran Seni Budaya;
tentang apresiasi, ekspresi dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis 4. Mengekspresikan diri melalui kegiatan berkarya seni yang kreatif dan
unsur estetika, logika, dan etika. Pendidikan seni bersifat (3) multikultural, produktif;
yakni menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan peserta didik 5. Membuat pergelaran dan pameran karya seni
mengapresiasi beragam budaya nusantara dan mancanegara. C. Ruang Lingkup
Pembelajaran Seni Budaya juga merupakan wujud pembentukan sikap Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga
demokratis yang memungkinkan peserta didik hidup secara beradab dan toleran perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan
terhadap perbedaan nilai dalam kehidupan masyarakat yang pluralistik. Sikap perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kemandirian
ini diperlukan untuk membentuk kesadaran peserta didik akan beragamnya warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggungjawab
nilai budaya yang hidup di tengah masyarakat. Pendidikan seni berperan pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
mengembangkan (4) multikecerdasan, yakni peran seni membentuk pribadi Pembelajaran Seni Budaya di Paket B setara sekolah menengah pertama
yang harmonis sesuai dengan perkembangan psikologis peserta didik, termasuk dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas
kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual-spasial, verbal-linguistik, sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Seni Budaya di pendidikan
musikal, matematik-logik, jasmani-kinestetis, naturalis, dan spiritual. kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi
mata pelajaran Seni Budaya di Pendidikan Kesetaraan Paket B setara Sekolah setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski,
Menengah Pertama. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan,
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran.
meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan

86 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA 87


Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya pada jenjang pendidikan alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
Kesetaraan Paket B berisi kegiatan apresiasi, ekspresi dan kreasi yang meliputi kualitas dan pengembangan pendidikan.
4 aspek seni, yaitu: Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
1. Seni Rupa kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan
Pembelajaran seni rupa meliputi konsep, pengetahuan bahan dan alat, kalimat.
teknik dan prosedur penciptaan, dan pameran Tingkatan: III (Setara Kelas VII s.d. VIII)
2. Seni Musik
Pembelajaran seni musik meliputi konsep, alat, teknik penciptaan, dan SENI RUPA
pergelaran Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
3. Seni Tari mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
Pembelajaran seni tari meliputi konsep, teknik penciptaan, dan pergelaran, sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
4. Seni Teater yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
Pembelajaran seni teater meliputi konsep, teknik, prosedur penciptaan, ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
dan pergelaran didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
Dari ke-4 aspek mata pelajaran Seni Budaya yang tersedia, satuan pendidikan (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
dapat memilih sesuai dengan sumber daya dan sarana prasarana satuan efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
pendidikan, potensi daerah, dan minat peserta didik. Karakteristik mata keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui
pelajaran Seni Budaya dapat menjadi sarana konservasi dan pengembangan proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
budaya lokal, sehingga budaya tersebut terjaga kelestariannya. pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
pendidikan kesetaraan. KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat dengan yang dipelajari di satuan
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan pendidikan dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.

88 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA 89


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI MUSIK
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Memahami prosedur 4.1 Menggambar flora, fauna, alam
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
menggambar flora, fauna dan benda yang ada di lingkungan seki- sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
alam benda dengan berbagai tar dengan memanfaatkan berbagai yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
bahan, alat dan media. alat, bahan dan media yang
tersedia pada daerah setempat. ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
3.2 Memahami prosedur 4.2 Menggambar ragam hias dengan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
menggambar gubahan flora, inspirasi flora, fauna, dan bentuk (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
fauna, dan bentuk geometrik geometrik yang ada di lingkungan efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
menjadi ragam hias. sekitar, dengan memanfaatkan
berbagai alat dan media yang keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui
tersedia pada daerah setempat. proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
3.3 Memahami prosedur penerapan 4.3 Membuat karya dengan berbagai pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
ragam hia s pada bahan buatan moƟf ragam hias yang diaplikasikan
yang ada di daerah setempat. pada bahan buatan yang tersedia memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
di lingkungan setempat. kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.4 Memahami prosedur penerapan 4.4 Membuat karya dengan berbagai
ragam hias pada bahan alam yang moƟf ragam hias yang diaplikasikan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
ada di daerah setempat. pada bahan alam yang tersedia di pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
lingkungan setempat. keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.5 Memahami prosedur 4.5 Menggambar menggunakan
menggambar menggunakan model dengan berbagai
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
model dengan berbagai bahan bahan dan teknik berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
dan teknik. pengamatan, dengan
memanfaatkan berbagai alat, KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
bahan dan media yang tersedia KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pada daerah setempat. PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.6 Memahami cara menggambar 4.6 Menggambar illustrasi dengan tek- 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
illustrasi dengan berbagai teknik nik manual atau digital yang diapli- pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
manual atau digital. kasikan ke karya disain aplikaƟf, dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi,
dengan memanfaatkan berbagai ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
alat, bahan dan media yang tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
tersedia pada daerah setempat.
fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
3.7 Memahami cara menggambar 4.7 Menggambar poster dengan berba- dengan yang dipelajari di satuan
poster dengan berbagai bahan gai bahan dan teknik yang diapli-
pendidikan dan sumber lain yang sama
dan teknik. kasikan ke karya disain aplikaƟf,
dengan memanfaatkan berbagai dalam sudut pandang/teori.
alat, bahan dan media yang 3.1 Memahami konsep dasar bernyanyi 4.1 Menyanyikan lagu dengan satu
tersedia pada daerah setempat. satu suara secara berkelompok. suara secara berkelompok.
3.2 Memahami dasar bernyanyi 4.2 Menyanyikan lagu dengan dua
3.8 Memahami cara menggambar 4.8 Menggambar komik dengan
dengan dua suara atau lebih. suara atau lebih dalam bentuk
komik dengan berbagai teknik. berbagai teknik yang diaplikasikan
kelompok.
ke karya disain aplikaƟf, dengan
3.3 Memahami konsep dasar 4.3 Memainkan alat musik sederhana
memanfaatkan berbagai alat,
permainan alat musik sederhana. secara perorangan yang terdapat
bahan dan media yang tersedia
pada lingkungan sekitar.
pada daerah setempat.

90 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA 91


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
PENGETAHUAN KETERAMPILAN kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
3.4 Memahami konsep dasar 4.4 Memainkan ansambel musik
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
ansambel music. sejenis dan campuran berdasakan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
ketersediaan instrumen musik
pada lingkungan sekitar. PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.5 Memahami teknik dan gaya 4.5 Menyanyikan lagu-lagu daerah 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
menyanyi tunggal lagu-lagu sesuai dengan unsur teknik, gaya, pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
daerah. dialek dan intonasi kedaerahan. prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
3.6 Memahami teknik dan gaya lagu 4.6 Menyanyikan lagu- lagu daerah
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
daerah dalam bentuk dua suara dalam bentuk dua suara atau lebih
fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
atau lebih. dan mampu menyajikannya dalam
dengan yang dipelajari di satuan
kelompok.
pendidikan dan sumber lain yang sama
3.7 Memahami teknik permainan 4.7 Memainkan salah satu alat
dalam sudut pandang/teori.
salah satu alat musik tradisional. musik tradisi secara perorangan
3.1 Memahami gerak tari berdasarkan 4.1 Meragakan geraktari berdasarkan
sesuai ketersediaan pada daerah
unsur ruang waktu dan tenaga. unsur ruang waktu dan tenaga.
setempat.
3.2 Memahami gerak tari sesuai 4.2 Memeragakan gerak tari sesuai
3.8 Memahami teknik permainan 4.8 Memainkan alat-alat musik tradisi
iringan. iringan.
alat-alat musik tradisional. secara berkelompok sesuai keter-
sediaan pada daerah setempat. 3.3 Memahami gerak tari sesuai 4.3 Memeragakan gerak tari sesuai
dengan level dan pola lantai. dengan level dan pola lantai.
SENI TARI 3.4 Memahami gerak tari sesuai iringan. 4.4 Memeragakan gerak tari sesuai
iringan.
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum 3.5 Memahami keunikan gerak tari 4.5 Memeragakan keunikan gerak tari
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap tradisional. tradisional.
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual 3.6 Memahami tari tradisional 4.6 Memeragakan tari tradisional
dengan unsur pendukung tari. dengan unsur pendukung tari.
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
3.7 Memahami penerapan pola lantai 4.7 Memeragakan cara menerapkan
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta gerak tari tradisional. pola lantai gerak tari tradisional.
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli 3.8 Memahami tari tradisional sesuai 4.8 Memeragakan tari tradisional
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara iringan. sesuai iringan.
SENI TEATER
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
kebutuhan dan kondisi peserta didik. ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui

92 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA 93


proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, Tingkatan: IV (Setara Kelas IX)
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan SENI RUPA
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik. Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Kompetensi inti sikap sosial yang
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
perlu dimiliki peserta didik adalah mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan, teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi, dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
dengan yang dipelajari di satuan
pendidikan dan sumber lain yang sama pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
dalam sudut pandang/teori. keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik
3.1 Memahami konsep, teknik dan 4.1 Meragakan adegan fragmen dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi
prosedur dasar seni peran untuk sesuai konsep, teknik dan
pementasan fragmen. prosedur seni peran. kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
3.2 Memahami teknik menyusun 4.2 Menyusun naskah sesuai kaidah KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
naskah fragmen. pementasan fragmen. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.3 Memahami perancangan 4.3 Merancang pementasan fragmen. PENGETAHUAN KETERAMPILAN
pementasan fragmen. 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
3.4 Memahami pementasan fragmen. 4.4 Mementaskan fragmen. pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
3.5 Memahami konsep, teknik dan 4.5 Meragakan gerak pantomim prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
prosedur dasar seni peran sesuai sesuai konsep, teknik dan tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
kaidah pementasan pantomim. prosedur seni peran. teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
3.6 Memahami teknik menyusun 4.6 menyusun naskah sesuai kaidah fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
naskah sesuai kaidah pementasan pementasan pantomim. dengan yang dipelajari di sekolah dan
pantomim. sumber lain yang sama dalam sudut
3.7 Memahami perancangan 4.7 Merancang pementasan pandang/teori.
pementasan pantomim. pantomim. 3.1 Memahami prosedurmembuat 4.1 Membuat karya seni lukis dengan
3.8 Memahami pementasan 4.8 Mementaskan pantomim. karya seni lukis dengan berbagai berbagai bahan dan teknik
pantomim. bahan dan teknik. dengan alat dan media yang
tersedia di daerah setempat.

94 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA 95


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Memahami prosedur membuat 4.2 Membuat karya seni patung 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
karya seni patung dengan dengan berbagai bahan dan teknik pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
berbagai bahan dan teknik. dengan memanfaatkan berbagai prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
alat, bahan dan media yang tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
tersedia pada daerah setempat. teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
3.3 Memahami prosedur membuat 4.3 Membuat karya seni grafis fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
karya seni grafis dengan berbagai dengan berbagai bahan dan dengan yang dipelajari di sekolah dan
bahan dan teknik. teknik dengan memanfaatkan sumber lain yang sama dalam sudut
berbagai alat, bahan dan media pandang/teori
yang tersedia pada daerah 3.1 Memahami teknik 4.1 Mengembangkan ornamentasi
setempat. pengembangan ornamentasi ritme maupun melodi lagu dalam
3.4 Memahami prosedur dan tata 4.3 Menyelenggarakan pameran seni melodi dan ritme bentuk vokal solo/tunggal
kelola penyelenggaraan pameran rupa berdasarkan karya-karya 3.2 Memahami teknik 4.2 Mengembangkan ornamentasi
karya seni rupa. yang telah dihasilkan. pengembangan ornamentasi ritmis maupun melodis lagu
SENI MUSIK ritmis maupun melodis dalam bentuk kelompok vokal
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum 3.3 Memahami konsep, bentuk, dan 4.3 Memainkan karya-karya musik
ciri-ciri musik populer populer dengan vokal dan atau
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap alat musik secara individual
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual 3.4 Memahami pertunjukan musik 4.4 Menampilkan hasil
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan menghayati ajaran Populer pengembangan ornamentasi
agama yang dianutnya”. Kompetensi inti sikap sosial yang perlu dimiliki peserta ritmis maupun melodis musik
populer dalam bentuk ansambel
didik adalah mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi SENI TARI
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan menghayati ajaran
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta agama yang dianutnya”. Kompetensi inti sikap sosial yang perlu dimiliki peserta
kebutuhan dan kondisi peserta didik. didik adalah mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik.

96 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA 97


Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan, pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi, prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori pandang/teori.
3.1 Memahami keunikan gerak tari 4.1 Memeragakan keunikan gerak tari 3.1 Memahami konsep, teknik dan 4.1 Meragakan adegan drama
kreasi. kreasi. prosedur dasar seni peran sesuai musikal dan atau operet sesuai
3.2 Memahami tari kreasi sesuai 4.2 Memeragakan tari kreasi sesuai kaidah pementasan drama musikal konsep, teknik dan prosedur seni
iringan. iringan. dan atau operet. peran.
3.3 Memahami penerapan pola lantai 4.3 Memeragakan cara menerapkan 3.2 Memahami teknik menyusun 4.2 Menyusun naskah sesuai kaidah
gerak tari kreasi. pola lantai geraktari kreasi. naskah sesuai kaidah pementasan pementasan drama musikal dan
3.4 Memahami tari kreasi sesuai 4.4 Memeragakan tari kreasi sesuai drama musikal dan atau operet. atau operet.
iringan. iringan. 3.3 Memahami perancangan 4.3. Merancang pementasan drama
pementasan drama musikal dan musikal dan atau operet.
SENI TEATER atau operet.
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum 3.4 memahami pementasan drama 4.4 Mementaskan drama musikal dan
musikal dan atau operet atau operet
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianutnya”. Kompetensi inti sikap sosial yang perlu dimiliki peserta
didik adalah mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik.

98 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA 99


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Pendidikan Olahraga dan Rekreasi
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan

100 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 101
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi pelajaran Pendidikan Olahraga dan Rekreasi di Pendidikan Kesetaraan Paket
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup B setara Sekolah Menengah Pertama. Mengingat tujuan dalam pendidikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab
masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup,
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang terdapat dalam pendidikan formal.
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya B. Tujuan
yang bersifat kreatif dan inovatif. Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
Pendidikan Olahraga dan Rekreasi dirancang sebagai sarana untuk menyegarkan yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
dan memulihkan kekuatan fisik dan mental melalui berbagai kegiatan dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
pengembangan organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani ekstrakurikuler.
(physical fitness), kegiatan pisik (physical activities), dan pengembangan Adapun mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan Rekreasi bertujuan untuk
keterampilan (skill development) untuk membentuk karakter generasi muda mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, kete-
bangsa yang sehat jasmani dan rohani, dan memiliki rasa sportivitas dan jujur rampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,
sebagai warga negara yang berpengetahuan, berkepribadian, keterampilan, landasan karakter moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkung-
cerdas serta berkepribadian dalam rangka membentuk manusia Indonesia an bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga, kesehatan dan rekreasi yang
yang berkualitas. Secara khusus, mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan direncanakan secara sistematis, bersifat rekreatif/menyenangkan, dan sesuai
Rekreasi memiliki arti penting untuk mendorong pertumbuhan fisik, usia perkembangan serta kehidupan budaya setempat.
perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai (sikap mental, emosional, sportivitas, spiritual, dan C. Ruang Lingkup
sosial) yang dibangun melalui aktivitas yang menyenangkan bersifat rekreatif, Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Dengan belajar Olahraga dan Rekreasi peserta didik belajar berinteraksi Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
dengan orang lain di alam terbuka, lapangan ataupun arena indoor sebagai bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
pembentukan karakter dan kesehatan fisik dan psikis, melalui suatu program sangat diperlukan.
olahraga rekreatif yang disusun dan direncanakan dengan baik, menarik dan Pembelajaran Olahraga dan Rekreasi di Paket B setara sekolah menengah
menyenangkan, sehingga dapat membentuk perkembangan pribadi pertama dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan
peserta didik yang mampu bekerja sama, sportif, jujur dan toleran dalam kualitas sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Olahraga dan Rekreasi
melakukan aktivitas serta memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi
kehidupan sehari- secara mandiri dan berani berkompetisi di era global atau
abad 21.
102 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 103
sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai Tingkatan: III (Setara Kelas VII s.d. VIII)
kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
Lingkup materi pada pendidikan olahraga dan rekreasi berupa pengembangan yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
pola gerak dasar, atletik (track and field), permainan bola besar, dan bola kecil, ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
beladiri, pengembangan kebugaran jasmani, melalui berbagai permainan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
dan olahraga sederhana dan/atau tradisional bersifat rekreatif, serta aktivitas (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
gerak berirama, selain itu juga dimuat pendidikan kesehatan yang membahas sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
kesehatan pribadi berupa kebersihan diri dan lingkungan, pencegahan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
terhadap obat berbahaya, hingga bahaya HIV – AIDS, serta kesehatan mental sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dan sosial. dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tan- mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
tangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
pendidikan kesetaraan. kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau PENGETAHUAN KETERAMPILAN

equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi,
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan dengan yang dipelajari di satuan
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan pendidikan dan sumber lain yang
kualitas dan pengembangan pendidikan. sama dalam sudut pandang/teori.
3.1 Memahami gerak dasar dalam 4.1 MemprakƟkkan gerak dasar
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, berbagai permainan bola besar dalam berbagai permainan bola
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan sederhana, tradisional dan atau besar sederhana, tradisional dan
rekreaƟf *) atau rekreaƟf *)
kalimat.

104 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 105
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Memahami variasi gerak dasar 4.2 MemprakƟkkan variasi gerak 3.10 Memahami konsep laƟhan 4.10 MemprakƟkkan laƟhan pe-
(satu pola gerak dilakukan dasar (satu pola gerak dilakukan peningkatan derajat kebugaran ningkatan derajat kebugaran
dengan berbagai cara) dalam dengan berbagai cara) dalam jasmani yang terkait dengan jasmani yang terkait dengan
berbagai permainan bola besar berbagai permainan bola besar keterampilan (kecepatan, keterampilan (kecepatan,
sederhana, tradisional dan atau sederhana, tradisional dan atau kelincahan, keseimbangan, dan kelincahan, keseimbangan, dan
rekreaƟf *) rekreaƟf *) koordinasi) serta pengukuran koordinasi) serta pengukuran
3.3 Memahami gerak dasar dalam 4.3 MemprakƟkkan gerak dasar hasilnya hasilnya
berbagai permainan bola kecil dalam berbagai permainan bola 3.11 Memahami berbagai kete- 4.11 MemprakƟkkan berbagai ke-
sederhana, tradisional dan atau kecil sederhana, tradisional dan rampilan dasar senam lantai terampilan dasar senam lantai
rekreaƟf *) atau rekreaƟf *) 3.12 Memahami kombinasi kete- 4.12 MemprakƟkkan kombinasi
3.4 Memahami variasi gerak dasar 4.4 MemprakƟkkan variasi (satu pola rampilan (menggabungkan dua keterampilan (menggabungkan
(satu pola gerak dilakukan gerak dilakukan dengan berbagai atau lebih keterampilan gerak dua atau lebih keterampilan
dengan berbagai cara) dalam cara) gerak dasar dalam berbagai dasar) dalam bentuk rangkaian gerak dasar) dalam bentuk
berbagai permainan bola kecil permainan bola kecil sederhana, gerak sederhana dalam akƟvitas rangkaian gerak sederhana
sederhana, tradisional dan atau tradisional dan atau rekreaƟf *) senam lantai dalam akƟvitas senam lantai
rekreaƟf *) 3.12 Memahami variasi gerak (satu 4.12 MemprakƟkkan variasi
3.5 Memahami gerak dasar jalan, 4.5 MemprakƟkkan gerak dasar pola gerak dilakukan dengan gerak (satu pola gerak
lari, lompat, dan lempar dalam jalan, lari, lompat, dan lempar berbagai cara) dan kombinasi dilakukan dengan berbagai
berbagai permainan sederhana, dalam berbagai permainan gerak (menggabungkan dua cara) dan kombinasi gerak
tradisional dan atau rekreaƟf *) sederhana, tradisional dan atau atau lebih keterampilan gerak (menggabungkan dua atau
rekreaƟf *) dalam bentuk rangkaian langkah, lebih keterampilan gerak dalam
3.6 Memahami variasi gerak dasar 4.6 MemprakƟkkan variasi gerak dasar ayunan lengan, dan atau gerak bentuk rangkaian langkah,
(satu pola gerak dilakukan dengan (satu pola gerak dilakukan dengan anggota tubuh lainnya mengikuƟ ayunan lengan, dan atau gerak
berbagai cara) jalan, lari, lompat, berbagai cara) jalan, lari, lompat, irama (ketukan) tanpa/dengan anggota tubuh lainnya mengikuƟ
dan lempar sederhana, tradisional dan lempar sederhana, tradisional musik sebagai pembentuk gerak irama (ketukan) tanpa/dengan
dan atau rekreaƟf *) dan atau rekreaƟf *) pemanasan dalam akƟvitas gerak musik sebagai pembentuk gerak
berirama pemanasan dalam akƟvitas gerak
3.7 Memahami gerak dasar seni 4.7 MemprakƟkkan gerak dasar seni
berirama
beladiri. **) beladiri. **)
3.14 Memahami variasi (satu 4.14 MemprakƟkkan prosedur variasi
3.8 Memahami variasi gerak dasar 4.8 MemprakƟkkan variasi gerak
pola gerak dilakukan dengan (satu pola gerak dilakukan
(satu pola gerak dilakukan dasar (satu pola gerak dilakukan
berbagai cara) dan kombinasi dengan berbagai cara) dan
dengan berbagai cara) seni dengan berbagai cara) seni
(menggabungkan dua atau lebih kombinasi (menggabungkan dua
beladiri beladiri
keterampilan gerak dasar) gerak atau lebih keterampilan gerak
3.9 Memahami konsep peningkat- 4.9 MemprakƟkkan laƟhan pe- berbentuk rangkaian langkah, dasar) gerak berbentuk rangkaian
an derajat kebugaran jasmani ningkatan derajat kebugaran ayunan lengan, dan gerak langkah, ayunan lengan, dan
yang terkait dengan kesehatan jasmani yang terkait dengan anggota tubuh lainnya mengikuƟ gerak anggota tubuh lainnya
(laƟhan: daya tahan, kekuatan, kesehatan (laƟhan: daya tahan, irama (ketukan) tanpa/dengan mengikuƟ irama (ketukan)
dan kelenturan) dan pengukuran kekuatan, dan kelenturan) dan musik sebagai pembentuk gerak tanpa/dengan musik sebagai
hasilnya pengukuran hasilnya pemanasan dan inƟ laƟhan pembentuk gerak pemanasan
dalam akƟvitas gerak berirama dan inƟ laƟhan dalam akƟvitas
gerak berirama

106 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 107
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik
3.15 Memahami gerak dasar salah 4.15 MemprakƟkkan gerak dasar dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi
satu gaya renang dengan salah satu gaya renang dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
koordinasi gerak yang baik. ***) koordinasi gerak yang baik. ***)
3.16 Memahami gerak dasar salah 4.16 MemprakƟkkan gerak dasar salah KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
satu gaya renang dalam satu gaya renang dalam KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
permainan air dengan atau tanpa permainan air dengan atau tanpa PENGETAHUAN KETERAMPILAN
alat ***) alat ***)
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
3.17 Memahami perkembangan tubuh 4.17 Memaparkan perkembangan pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
remaja yang melipuƟ perubahan tubuh remaja yang melipuƟ prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
fisik sekunder (masa pubertas) perubahan fisik sekunder (masa tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
dan mental. pubertas) dan mental. teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
3.18 Memahami pola makan sehat, 4.18 Memaparkan pola makan fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
bergizi dan seimbang serta sehat, bergizi dan seimbang dengan yang dipelajari di sekolah dan
pengaruhnya terhadap kesehatan. serta pengaruhnya terhadap sumber lain yang sama dalam sudut
kesehatan. pandang/teori.
3.19 Memahami perlunya pencegahan 4.19 Memaparkan perlunya 3.1 Memahami kombinasi gerak 4.1 MemprakƟkkan kombinasi gerak
terhadap “bahaya pergaulan pencegahan terhadap “bahaya dasar (menggabungkan dua atau dasar (menggabungkan dua atau
bebas” pergaulan bebas” lebih keterampilan gerak dasar) lebih keterampilan gerak dasar)
3.20 Memahami cara menjaga 4.20 Memaparkan cara menjaga dalam berbagai permainan bola dalam berbagai permainan bola
keselamatan diri dan orang lain keselamatan diri dan orang lain besar sederhana, tradisional, dan besar sederhana, tradisional, dan
di jalan raya di jalan raya atau rekreaƟf *) atau rekreaƟf *)
3.2 Memahami kombinasi gerak 4.2 MemprakƟkkan kombinasi gerak
Tingkatan: IV (Setara Kelas IX) dasar (menggabungkan dua atau dasar (menggabungkan dua atau
lebih keterampilan gerak dasar) lebih keterampilan gerak dasar)
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum dalam berbagai permainan bola dalam berbagai permainan bola
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) kecil sederhana, tradisional, dan kecil sederhana, tradisional, dan
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti atau rekreaƟf *) atau rekreaƟf *)
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan 3.3 Memahami kombinasi 4.3 MemprakƟkkan kombinasi
(menggabungkan dua atau (menggabungkan dua atau
menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Kompetensi inti sikap sosial yang lebih keterampilan gerak lebih keterampilan gerak
perlu dimiliki peserta didik adalah mampu “Menunjukkan perilaku jujur, dasar) gerak dasar jalan, lari, dasar) gerak dasar jalan, lari,
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya lompat, dan lempar dalam lompat, dan lempar dalam
berbagai permainan sederhana, berbagai permainan sederhana,
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam tradisional, dan atau rekreaƟf *) tradisional, dan atau rekreaƟf *)
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut 3.4 Memahami variasi (satu pola gerak 4.4 MemprakƟkkan variasi (satu pola
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect dilakukan dengan berbagai cara) gerak dilakukan dengan berbagai
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan kombinasi (menggabungkan cara) dan kombinasi
dua atau lebih keterampilan (menggabungkan dua atau lebih
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, gerak dasar) gerak dasar seni keterampilan gerak dasar) gerak
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. beladiri. **) dasar seni beladiri. **)

108 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 109
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR yang diminati oleh gurunya melainkan diminati oleh siswanya agar
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN siswa tidak terpaksa dan PJOK menjadi momok bagi siswanya)
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
**) Pembelajaran aktifitas beladiri selain pencaksilat dapat juga aktifitas
3.5 Memahami penyusunan 4.5 MemprakƟkkan program
program pengembangan laƟhan pengembangan beladiri lainnya (karate, yudo, taekondo, dll) disesuaikan dengan
komponen kebugaran komponen kebugaran situasi dan kondisi sekolah. Olahraga beladiri pencaksilat mulai di-
jasmani terkait dengan terkait jasmani terkait dengan terkait ajarkan pada kelas IV dikarenakan karakterisrtik psikis anak kelas
kesehatan (laƟhan; daya tahan, kesehatan (laƟhan; daya tahan,
kekuatan, dan kelenturan) dan kekuatan, dan kelenturan) dan I. II dan III belum cukup untuk menerima aktifitas pembelajaran
keterampilan (laƟhan; kecepatan, keterampilan (laƟhan; kecepatan, beladiri.
kelincahan, keseimbangan, dan kelincahan, keseimbangan, dan
koordinasi) secara sederhana. koordinasi) secara sederhana. ***) Pembelajaran aktifitas air boleh dilaksanakan sesuai dengan kondi-
3.6 Memahami kombinasi 4.6 MemprakƟkkan kombinasi si, jikalau tidak bisa dilaksanakan digantikan dengan aktifitas fisik
keterampilan (menggabungkan keterampilan (menggabungkan lainnya yang terdapat di lingkup materi.
dua atau lebih keterampilan dua atau lebih keterampilan
gerak dasar) berbentuk rangkaian gerak dasar) berbentuk rangkaian
gerak sederhana secara gerak sederhana secara
konsisten, tepat, dan terkontrol konsisten, tepat, dan terkontrol
dalam akƟvitas senam lantai. dalam akƟvitas senam lantai.
3.7 Memahami variasi dan kombinasi 4.7 MemprakƟkkan variasi dan
gerak berbentuk rangkaian kombinasi gerak berbentuk
langkah dan ayunan lengan serta rangkaian langkah dan ayunan
anggota tubuh lainnya mengikuƟ lengan serta anggota tubuh
irama (ketukan) tanpa/dengan lainnya mengikuƟ irama
musik sebagai pembentuk gerak (ketukan) tanpa/dengan musik
pemanasan, inƟ laƟhan, dan sebagai pembentuk gerak
pendinginan dalam akƟvitas pemanasan, inƟ laƟhan, dan
gerak berirama. pendinginan dalam akƟvitas
gerak berirama.
3.8 Memahami gerak dasar salah 4.8 MemprakƟkkan gerak dasar
satu gaya renang dalam bentuk salah satu gaya renang dalam
perlombaan ***) bentuk perlombaan ***)
3.9 Memahami Ɵndakan P3K pada 4.9 Memaparkan Ɵndakan P3K pada
kejadian darurat, baik pada diri kejadian darurat, baik pada diri
sendiri maupun orang lain. sendiri maupun orang lain.
3.10 Memahami peran akƟvitas fisik 4.10 Memaparkan peran akƟvitas fisik
terhadap pencegahan penyakit. terhadap pencegahan penyakit.

Keterangan:
*) Untuk kompetensi dasar permainan bola besar dan permainan bola
kecil dapat dipilih sesuai dengan sarana prasarana yang tersedia. (Dan
dipastikan Guru tidak mengajarkan pada salah satu pembelajaran

110 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 111
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Prakarya
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan

112 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 113
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan,
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan.
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan
masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi B. Tujuan
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya ekstrakurikuler.
yang bersifat kreatif dan inovatif.
Secara khusus, mata pelajaran Prakarya diajarkan untuk mencapai tujuan
Selama ini, mata pelajaran Prakarya dirancang untuk mempersiapkan generasi material dan tujuan formal sebagai berikut.
muda bangsa sebagai pewaris budaya bangsa sebagai individu dan warga negara
yang beriman, produktif kreatif, inovatif dan peduli terhadap permasalahan 1. Tujuan material
masyarakat dan bangsa, serta mampu berkontribusi pada kehidupan Menemukan, membuat karya (produk) prakarya, merancang ulang
bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Secara khusus, produk dan mengembangkan produk berupa: kerajinan, rekayasa,
mata pelajaran Prakarya memiliki arti penting untuk mengembangkan dan budidaya dan pengolahan melalui kegiatan mengidentifikasi, memecahkan
menguatkan budaya lokal (local genius dan local wisdom), nilai-nilai karakter masalah, merancang, membuat, memanfaatkan, mengevaluasi, dan
sebagai pembangunan kembali potensi lokal, pemanfaatan sumber daya alam mengembangkan produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-
secara seimbang dan dasar pengembangan kewirausahaan dan ekonomi kreatif, hari. Sedangkan keterampilan yang dikembangkan adalah kemampuan
sehingga mampu membangun citra dan identitas bangsa, serta memberikan memodifikasi, menggubah, mengembangkan, dan menciptakan serta
dampak ekonomi dan sosial yang positif. Melalui penguatan pembelajaran merekonstruksi karya yang ada, baik karya sendiri maupun karya orang
Prakarya nantinya peserta didik mampu menciptakan ide-ide kreatif, kritis, dan lain
mampu beradaptasi dengan perubahan yang berlangsung di lingkungan sekitar, 2. Tujuan formal
pengembangan kompetensi kemandirian yang dilengkapi dengan berpikir a. Menemukan atau mengemukakan gagasan atau ide-ide yang mampu
kreatif dan menemukan cara-cara baru dalam memecahkan masalah untuk memunculkan bakat atau talenta peserta didik, terutama diterapkan
menemukan solusi yang inovatif. Dasar pembelajaran berbasis budaya pada pada jenjang pendidikan dasar (Paket A setara SD/MI).
mata pelajaran Prakarya ini diharapkan dapat menumbuhkan nilai kearifan lokal b. Mengembangkan kreatifitas melalui: mencipta, merancang,
dan nilai ‘jati diri’ sehingga tumbuh semangat kemandirian, kewirausahaan dan memodifikasi (menggubah), dan merekonstruksi berdasarkan
sekaligus kesediaan melestarikan potensi dan nilai-nilai kearifan lokal. pendidikan teknologi dasar, kewirausahaan dan kearifan lokal,
dimulai pada jenjang pendidikan menengah pertama (Paket B setara
Pencapaian kompetensi atau visi mata pelajaran Prakarya di atas perlu
SMP/MTs) sampai dengan pendidikan menengah atas (Paket C setara
dijadikan acuan dalam pembelajaran mata pelajaran Prakarya di Pendidikan
SMA/MA, SMK/MA).
Kesetaraan Paket B setara Sekolah Menengah Pertama. Mengingat tujuan
dalam pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan

114 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 115
c. Melatih kepekaan rasa peserta didik terhadap perkembangan ilmu 1. Kerajinan
pengetahuan, teknologi dan seni untuk menjadi inovator dengan Kerajinan dapat dikaitkan dengan kerja tangan yang hasilnya
mengembangkan: rasa ingin tahu, rasa kepedulian, rasa memiliki merupakan benda untuk memenuhi tuntutan kepuasan pandangan:
bersama, rasa keindahan dan toleransi. estetika - ergonomis, dengan simbol budaya, kebutuhan tata upacara
d. Membangun jiwa mandiri dan inovatif peserta didik yang berkarakter: dan kepercayaan (theory of magic and relligy), dan benda fungsional
jujur, bertanggungjawab, disiplin, dan peduli. yang dikaitkan dengan nilai pendidikan pada prosedur pembuatannya.
e. Menumbuhkembangan berpikir teknologis dan estetis: cepat, tepat, Lingkup ini dapat menggali dari potensi lokal dan seni terap (applied art),
cekat serta estetis, ekonomis dan praktis, dimulai pada jenjang desain kekinian (modernisme dan postmodernisme).
pendidikan menengah atas (Paket C setara SMA/MA/SMK/MAK). 2. Rekayasa
f. Menempa keberanian untuk mengambil resiko dalam mengembangkan Rekayasa terkait dengan beberapa kemampuan: merancang, merekonstruksi
keterampilan dan mengimplementasikan pengetahuannya. dan membuat benda produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-
C. Ruang Lingkup hari dengan pendekatan pemecahan masalah. Sebagai contoh: rekayasa
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, penyambungan balok kayu untuk membuat susunan (konstruksi)
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya kerangka atap rumah, harus dilakukan dengan prinsip ketepatan agar
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. susunan rumah tidak mudah runtuh. Lingkup ini memerlukan kesatuan
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang pikir dan kecekatan tangan membuat susunan mengarah kepada: berpikir
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini kreatif, praktis, efektif, ketepatan dan hemat serta berpikir prediktif.
sangat diperlukan. 3. Budidaya
Pembelajaran Prakarya di Paket B setara sekolah menengah pertama dirancang Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja berusaha untuk
agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda atau makhluk
manusia tersebut. Mata pelajaran Prakarya di pendidikan kesetaraan dalam hidup agar lebih besar/tumbuh, dan berkembangbiak, bertambah banyak.
hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan yang terdapat di Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah dirinya pembudidaya. Prinsip
dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas pembinaan rasa dalam kinerja budidaya ini akan memberikan hidup
lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan pada tumbuhan atau hewan, namun dalam bekerja dibutuhkan sistem
tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu yang berjalan rutin atau prosedural. Manfaat edukatif teknologi budidaya
dilakukan pada aspek pembelajaran. ini adalah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami
Adapun penataan konten mata pelajaran Prakarya disusun mengikuti pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (ecosystem) menjadi peserta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berdasarkan pada didik yang berpikir sistematis berdasarkan potensi kearifan lokal.
budaya/kearifan lokal sehingga tumbuh semangat kemandirian, 4. Pengolahan
kewirausahaan dan sekaligus kesediaan melestarikan potensi dan nilai-nilai Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi
kearifan lokal. Konteks pendidikan kearifan lokal (berbasis budaya) benda produk jadi, agar dapat dimanfaatkan. Pada prinsipnya kerja
diselenggarakan pada tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan pengolahan adalah mengubah benda mentah menjadi produk jadi yang
menengah. Konteks pendidikan berbasis budaya/kearifan lokal pada mata mempunyai nilai tambah melalui teknik pengelolaan seperti: mencampur,
pelajaran Prakarya dibagi dalam empat aspek, yaitu: mengawetkan, dan memodifikasi. Manfaat edukatif teknologi pengolahan

116 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 117
bagi pengembangan kepribadian peserta didik adalah pelatihan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
rasa yang dapat dikorelasikan dalam kehidupan sehari-hari, sistematis yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
yang dipadukan dengan pikiran serta Prakarya. ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
Keempat aspek Prakarya tersebut hendaknya dipilih oleh satuan pendidikan, didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
minimal dua atau satu aspek Prakarya. Ketentuan pemilihan aspek Prakarya (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
tersebut dengan mempertimbangkan ketersediaan tutor/fasilitator sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
yang memiliki latar belakang pengetahuan dan kemampuan keterampilan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
dari aspek prakarya tersebut serta berdasarkan minat peserta didik. sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pendidikan kesetaraan. dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau PENGETAHUAN KETERAMPILAN
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan pengetahuan (faktual, konseptual, dan ranah konkret (menggunakan, mengurai,
prosedural) berdasarkan rasa ingin merangkai, memodifikasi, dan membuat)
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan ranah abstrak (menulis, membaca,
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat teknologi, seni, budaya terkait menghitung, menggambar, dan
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan fenomena dan kejadian tampak mata. mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan yang sama dalam sudut pandang/teori.
kualitas dan pengembangan pendidikan. 3.1 Menjelaskan pengerƟan, jenis, 4.1 Memilih jenis bahan dan cara
ciri-ciri dan cara pengolahan pengolahan serat dan teksƟl yang
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, serat dan teksƟl melalui kegiatan dihasilkan di daerah setempat
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan pengamatan di lapangan dan atau berdasarkan hasil pengamatan
kalimat. studi pustaka. atau studi pustaka (contoh serat
misalnya rumput/ ilalang, kapas,
Tingkatan III Setara Kelas VII dan VIII bulu domba, tali plasƟk, kulit
kayu; contoh teksƟl misalnya, kain
KERAJINAN teksƟl, kain tenun, dan lain-lain).

Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum


mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap

118 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 119
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Menjelaskan dasar-dasar pe- 4.2 Merancang, membuat, dan 3.7 Menjelaskan jenis, ciri-ciri, cara 4.7 Memilih jenis bahan alami,
rancangan, jenis dan karakter menyajikan produk kerajinan dari dan teknik pengolahan bahan arƟficial (buatan pabrik) seperƟ:
bahan, dan tahapan pembuatan bahan serat/teksƟl yang kreaƟf limbah melalui pengamatan atau bahan limbah kerang, sisik ikan,
karya kerajinan dari bahan serat dan inovaƟf, sesuai dengan bahan studi pustaka (misalnya: bahan tulang ikan; bahan limbah buatan
dan teksƟl secara kreaƟf (kreasi dan teknik daerah setempat limbah alam yaitu kerang, sisik yaitu kaca, keramik dan botol
baru), serta cara pengemasannya (misalnya rumput/ilalang, kapas, ikan, tulang ikan; bahan limbah plasƟk) serta teknik pengolahan
melalui kegiatan pengamatan bulu domba, kulit kayu, kain, tali
buatan yaitu kaca, keramik dan bahan limbah yang dihasilkan
atau studi pustaka. plasƟk dan lain-lain).
botol plasƟk). di daerah setempat melalui
3.3 Menjelaskan, jenis, ciri-ciri, cara 4.3 Memilih jenis bahan dan cara pengamatan atau studi pustaka.
dan teknik pengolahan kertas, pengolahan kertas dan plasƟk 3.8 Memahami dasar perancangan dan 4.8 Membuat karya kerajinan dari
plasƟk lembaran (dan yang sejenis lembaran (dan yang sejenis bahan tahapan pembuatan karya kerajinan bahan kulit kerang, kaca, keramik
bahan lembaran) sesuai potensi lembaran) sesuai potensi daerah dari bahan kulit kerang, kaca, dan botol plasƟk secara kreaƟf
daerah melalui pengamatan dan setempat melalui pengamatan
keramik dan botol plasƟk secara (kreasi baru) yang dihasilkan di
atau studi pustaka. atau studi pustaka.
kreaƟf (kreasi baru) serta cara daerah setempat sesuai tahapan
3.4 Memahami dasar-dasar 4.4 Merancang, membuat dan pengemasannya melalui kegiatan pembuatan karya dan pembuatan
perancangan dan tahapan menyajikan karya kerajinan dari pengamatan atau studi pustaka. pengemasannya.
pembuatan karya kerajinan bahan kertas dan plasƟk lembaran
dari bahan kertas dan plasƟk (dan yang sejenis bahan lembaran) REKAYASA
lembaran secara kreaƟf (kreasi dengan teknik memodifikasi
baru) serta cara pengemasannya (menggubah, menambah, Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
melalui pengamatan atau studi mengurangi rancangan yang ada) mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
pustaka. secara kreaƟf berdasarkan potensi
daerah setempat. sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
3.5 Menjelaskan pengerƟan, jenis 4.5 Memilih jenis bahan dan cara peng-
bahan, ciri-ciri dan cara olahan bahan lunak yang dihasilkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
pengolahan bahan lunak melalui di daerah setempat berdasar- didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
pengamatan atau studi pustaka kan hasil pengamatan atau studi (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
(bahan lunak alam yaitu tanah pustaka (bahan lunak alam yaitu
liat, kulit, getah nyatu, flour clay, tanah liat, kulit, getah nyatu, flour sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
bubur Ɵsu; bahan lunak buatan clay, bubur Ɵsu; bahan lunak buat- secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
yaitu lilin, fiberglass, gips, sabun, an yaitu lilin, fiberglass, gips, sabun,
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
polymer clay/ plasƟsin, parafin.) polymer clay/ plasƟsin, parafin).
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
3.6 Menjelaskan dasar perancangan 4.6 Membuat karya kerajinan dari
dan tahapan pembuatan karya bahan lunak secara kreaƟf
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
kerajinan dari bahan lunak secara (kreasi baru) yang dihasilkan di dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
kreaƟf (kreasi baru), serta cara daerah setempat sesuai tahapan mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
pengemasannya melalui kegiatan pembuatan karya dan pembuatan
pengamatan atau studi pustaka. pengemasannya (bahan lunak Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
alam yaitu tanah liat, kulit, getah pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
nyatu, flour clay, bubur Ɵsu;
bahan lunak buatan yaitu lilin, keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
fiberglass, gips, sabun, polymer dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
clay/ plasƟsin, parafin).
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.

120 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 121
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
PENGETAHUAN KETERAMPILAN sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam
pengetahuan (faktual, konseptual, ranah konkret (menggunakan, mengurai,
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
dan prosedural) berdasarkan rasa merangkai, memodifikasi, dan membuat) sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
ingin tahunya tentang ilmu penge- dan ranah abstrak (menulis, membaca, dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
tahuan, teknologi, seni, budaya terkait menghitung, menggambar, dan
fenomena dan kejadian tampak mata. mengarang) sesuai dengan yang teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
dipelajari di sekolah dan sumber lain dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
yang sama dalam sudut pandang/teori. mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.1 Menjelaskan perkembangan tek- 4.1 Membuat sketsa gambar dan
nologi dan pengaruhnya terhadap gambar teknik dari suatu Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
profesi dan kehidupan sehari-hari rancangan produk teknologi pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
serta perancangan produk berupa sederhana yang bermanfaat
sketsa gambar, gambar teknik dan untuk kehidupan sehari-hari. keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
keselamatan kerjanya. dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
3.2 MengidenƟfikasi jenis, sifat, 4.2 Membuat produk teknologi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
fungsi dan kekuatan bahan serta sederhana yang sesuai dengan
penggunaan peralatan kerja sifat, fungsi dan kekuatan bahan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pengolahannya. yang tersedia dilingkungan sekitar. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.3 MengidenƟfikasi jenis dan fungsi 4.3 Membuat sketsa gambar produk PENGETAHUAN KETERAMPILAN
teknologi kontruksi. teknologi kontruksi sederhana. 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
3.4 Menjelaskan jenis, sifat dan 4.4 Membuat produk pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
fungsi persambungan dan teknologi konstruksi dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi,
penguatan konstruksi. sederhana.
ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
3.5 Menjelaskan perkembangan 4.5. Merancang produk teknologi tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
peralatan dan media penghantar informasi dan komunikasi
fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
teknologi informasi dan sederhana yang bermanfaat
komunikasi. dalam kehidupan sehari-hari. dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
3.6 MengidenƟfikasi jenis, sifat, 4.6 Membuat produk teknologi
pandang/teori
fungsi, dan isƟlah-isƟlah teknologi informasi dan komunikasi
informasi dan komunikasi. sederhana yang bermanfaat 3.1 MengidenƟfikasi jenis-jenis 4.1 Menentukan komoditas tanaman
dalam kehidupan sehari-hari. tanaman sayuran, sarana produksi, sayuran yang akan dibudidayakan
3.7 MengidenƟfikasi jenis dan fungsi 4.7 Membuat sketsa gambar produk dan alternaƟf media budidaya sesuai dengan karakterisƟk
teknologi kontruksi. teknologi kontruksi sederhana. tanaman sayuran yang dapat wilayah setempat
3.8 Menjelaskan jenis, sifat dan 4.8 Membuat produk dikembangkan di wilayah setempat
fungsi persambungan dan teknologi konstruksi 3.2 Menjelaskan langkah-langkah 4.2 MemprakƟkkan langkah-langkah
penguatan konstruksi. sederhana. budidaya tanaman sayuran budidaya tanaman sayuran
3.3 MengidenƟfikasi jenis-jenis 4.3 Menentukan komoditas tanaman
BUDIDAYA tanaman obat dan sarana obat yang akan dibudidayakan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum produksinya yang dapat sesuai dengan kebutuhan dan
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap dikembangkan sesuai kebutuhan karakterisƟk wilayah setempat
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual dan karakterisƟk wilayah setempat
3.4 Menjelaskan langkah-langkah 4.4 MemprakƟkkan langkah-langkah
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan budidaya tanaman obat budidaya tanaman obat
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta

122 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 123
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.5 MengidenƟfikasi jenis per- syaratan 4.5 Menentukan komoditas Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
hidup, dan komoditas ternak ternak kesayangan yang dapat pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
kesayangan yang dapat dikembangkan di wilayah keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam
dikembangkan di wilayah setempat setempat mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi
3.6 Menjelaskan kebutuhan dan 4.6 Menyiapkan sarana pemeliharaan
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
karakterisƟk sarana dan peralatan ternak kesayangan dengan
budidaya ternak kesayangan peralatan sederhana KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
3.7 Menjelaskan langkah-langkah 4.7 Memelihara ternak kesayangan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
budidaya ternak kesayangan sesuai langkah-langkah PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.8 MengidenƟfikasi jenis, per- 4.8 Menentukan komoditas satwa 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
syaratan, dan komoditas satwa harapan (jangkrik, kroto, ulat pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
harapan (jangkrik, kroto, ulat sutra, cacing, bekicot, dan lain- dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi,
sutra, cacing, bekicot, dan lain- lain) yang dapat dikembangkan di ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
lain) yang dapat dikembangkan di wilayah setempat tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
wilayah setempat fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
3.9 Menjelaskan kebutuhan dan 4.9 Menentukan sarana dan dengan yang dipelajari di sekolah dan
karakterisƟk sarana produksi dan peralatan ternak satwa harapan sumber lain yang sama dalam sudut
peralatan budidaya satwa harapan (jangkrik, kroto, ulat sutra, cacing, pandang/teori
(jangkrik, kroto, ulat sutra, cacing, bekicot, dan lain-lain) 3.1 MengidenƟfikasi kandungan 4.1 Membuat dan menyajikan
bekicot, dan lain-lain) dan manfaat buah segar, serta makanan dan minuman dari
3.10 Menjelaskan langkah-langkah 4.10 MemprakƟkkan budidaya satwa tahapan dan teknik pengolahan buah segar khas daerah setempat
budidaya satwa harapan harapan (jangkrik, kroto, ulat buah segar menjadi makanan secara kreaƟf.
(jangkrik, kroto, ulat sutra, cacing, sutra, cacing, bekicot, dan lain- dan minuman yang ada di daerah
bekicot, dan lain-lain) lain) yang dapat dikembangkan di setempat melalui kegiatan
wilayah setempat pengamatan atau studi pustaka
3.2 Menjelaskan pengerƟan, ciri-ciri, 4.2 Membuat dan menyajikan
PENGOLAHAN
kandungan dan manfaat hasil makanan atau minuman dari
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum samping, serta tahapan dan teknik bahan hasil samping buah segar
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap pengolahan hasil samping dari khas daerah setempat secara
buah segar menjadi makanan kreaƟf.
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual atau minuman yang ada di
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan daerah setempat melalui kegiatan
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta pengamatan atau studi pustaka
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli 3.3 MengidenƟfikasi, kandungan dan 4.3 Membuat dan menyajikan
manfaat, serta tahapan dan makanan dan minuman dari
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif teknik pengolahan bahan sayuran bahan sayuran khas daerah
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi menjadi makanan dan minuman setempat secara kreaƟf.
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri yang ada di daerah setempat
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut melalui kegiatan pengamatan
atau studi pustaka.
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan

124 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 125
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Tingkatan IV Setara Kelas IX
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
KERAJINAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Menjelaskan pengerƟan, ciri-ciri, 4.4 Membuat dan menyajikan Kompetensi inti Sikap Spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah
kandungan dan manfaat, serta makanan atau minuman dari “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Adapun
tahapan dan teknik pengolahan bahan hasil samping sayuran khas rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukan perilaku jujur,
bahan hasil samping sayuran daerah setempat secara kreaƟf disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan
menjadi makanan atau minuman
yang ada di daerah setempat
percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
melalui kegiatan pengamatan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi
atau studi pustaka. tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),
3.5 MengidenƟfikasi kandungan dan 4.5 Membuat dan menyajikan yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
manfaat, serta tahapan dan teknik makanan atau minuman dari
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.
pengolahan bahan serealia/ padi- bahan serealia/padi-padian,
padian, kacang-kacangan kacang-kacangan dan umbi khas Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
dan umbi menjadi makanan atau daerah setempat secara kreaƟf proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan
minuman yang ada di daerah
setempat melalui kegiatan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
pengamatan atau studi pustaka. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti
3.6 Menjelaskan pengerƟan, jenis dan 4.6 Membuat dan menyajikan/ dalam tabel berikut.
ciri-ciri, serta tahapan dan teknik mengemas bahan pangan
pengolahan bahan serealia/padi- setengah jadi dari bahan serealia/ KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
padian, kacang-kacangan dan umbi padi-padian, kacang-kacangan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
menjadi bahan pangan setengah dan umbi khas daerah setempat PENGETAHUAN KETERAMPILAN
jadi yang ada di daerah setempat secara kreaƟf 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam
melalui kegiatan pengamatan atau pengetahuan (faktual, konseptual, dan ranah konkret (menggunakan, mengurai,
studi pustaka. prosedural) berdasarkan rasa ingin merangkai, memodifikasi, dan membuat)
3.7 MengidenƟfikasi kandungan 4.7 Membuat dan menyajikan tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan ranah abstrak (menulis, membaca,
teknologi, seni, budaya terkait menghitung, menggambar, dan
dan manfaat, serta tahapan dan makanan dari bahan pangan
fenomena dan kejadian tampak mata mengarang) sesuai dengan yang
teknik pengolahan bahan pangan setengah jadi serealia/padi- dipelajari di sekolah dan sumber lain
setengah jadi dari serealia/padi- padian, kacang-kacangan dan yang sama dalam sudut pandang/teori
padian, kacang-kacangan dan umbi umbi khas daerah setempat 3.1 Menjelaskan pengerƟan, jenis, 4.1 Memilih jenis bahan dan cara
menjadi makanan yang ada di secara kreaƟf sifat, serta karakter bahan pengolahan bahan kayu dan
daerah setempat melalui kegiatan (medium) dan teknik pengolahan bambu yang dihasilkan di
pengamatan atau studi pustaka. bahan kayu dan bambu, ranƟng, daerah setempat berdasarkan
3.8 Menjelaskan pengerƟan, jenis, kan- 4.8 Membuat dan menyajikan papan, balok, rotan melalui pengetahuan hasil pengamatan
dungan dan manfaat, serta tahapan makanan atau minuman dari pengamatan dan studi pustaka . dan studi pustaka (misalnya
dan teknik pengolahan bahan hasil bahan pangan hasil samping ranƟng, papan, balok, rotan )
samping pangan serealia/padi-padi- serealia/padi-padian, kacang- 3.2 Menjelaskan dasar perancangan 4.2 Membuat karya kerajinan dari
an, kacang-kacangan dan umbi kacangan dan umbi khas daerah dan tahapan pembuatan karya bahan kayu dan bambu secara
menjadi makanan atau minuman setempat secara kreaƟf kerajinan dari bahan kayu dan bam- kreaƟf (kreasi baru) yang dihasilkan
yang ada di daerah setempat mela- bu secara kreaƟf (kreasi baru) serta di daerah setempat sesuai tahapan
cara pengemasannya melalui peng- pembuatan dan pembuatan
lui kegiatan pengamatan atau studi
amatan dan studi pustaka (misalnya pengemasannya (misalnya ranƟng,
pustaka. ranƟng, papan, balok, rotan) papan, balok, rotan)

126 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 127
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Menjelaskan pengerƟan, jenis, 4.3 Memilih jenis bahan dan teknik
3.1 Menjelaskan prinsip kelistrikan 4.1 Merancang instalasi listrik dalam
ciri-ciri dan langkah-langkah pengolahan bahan (medium)
pengolahan bahan logam, batu, logam, batu atau plasƟk sesuai dan sistem instalasi listrik dalam rumah tangga
atau plasƟk melalui pengamatan potensi daerah setempat melalui rumah tangga
dan studi pustaka pengamatan atau studi pustaka 3.2 MengidenƟfikasi komponen, jenis 4.2 Membuat miniatur instalasi listrik
3.4 MengidenƟfikasi hasil karya 4.4 Merancang, membuat, dan fungsi instalasi listrik dalam rumah tangga
kerajinan berdasarkan prinsip mengemas, menampilkan karya 3.3 Menjelaskan dasar-dasar sistem 4.3 Merancang rangkaian pengendali
perancangan, langkah pembuatan kerajinan dari bahan logam, elektronika analog dan elektronika elektronik sederhana
dan penampilan/pengemasan batu atau plasƟk secara kreaƟf digital, serta sistem pengendali
karya kerajinan dari bahan logam, (kreasi baru) yang dihasilkan di 3.4 Menganalisis sistem-sistem 4.4 Membuat alat pengendali
batu atau plasƟk secara kreaƟf. daerah setempat sesuai tahapan pengendali elektronik melalui elektronik sederhana
pembuatan karya dan pembuatan
pengamatan atau studi pustaka
pengemasannya
BUDIDAYA
REKAYASA Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghargai dan menghayati
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
adalah “Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan
sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.
dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Kontekstualisasi
guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
pengetahuan (faktual, konseptual, ranah konkret (menggunakan, mengurai, dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan prosedural) berdasarkan rasa merangkai, memodifikasi, dan membuat) ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
ingin tahunya tentang ilmu penge- dan ranah abstrak (menulis, membaca, tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
tahuan, teknologi, seni, budaya terkait menghitung, menggambar, dan fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
fenomena dan kejadian tampak mata mengarang) sesuai dengan yang dengan yang dipelajari di sekolah dan
dipelajari di sekolah dan sumber lain sumber lain yang sama dalam sudut
yang sama dalam sudut pandang/teori pandang/teori

128 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 129
3.1 MengidenƟfikasi jenis, 4.1 Menentukan komoditas KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
karakterisƟk, dan komoditas ikan konsumsi yang dapat KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
ikan konsumsi yang dapat dikembangkan di wilayah PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dikembangkan di wilayah setempat setempat
3.2 MengidenƟfikasi jenis wadah, 4.2 Menyiapkan sarana dan peralatan 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
sarana produksi, dan peralatan yang dibutuhkan untuk budidaya pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
budidaya ikan konsumsi ikan konsumsi dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi,
ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
3.3 Menjelaskan langkah-langkah 4.3 MemprakƟkkan langkah-langkah
tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
proses budidaya (pembesaran) proses budidaya (pembesaran)
fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
ikan konsumsi ikan konsumsi yang dapat
dengan yang dipelajari di sekolah dan
dikembangkan di wilayah setempat
sumber lain yang sama dalam sudut
3.4 MengidenƟfikasi jenis, 4.4 Menentukan komoditas ikan hias
pandang/teori
karakterisƟk, dan komoditas ikan yang dapat dikembangkan di
hias yang dapat dikembangkan di wilayah setempat 3.1 MengidenƟfikasi kandungan 4.1 Membuat dan menyajikan
wilayah setempat dan manfaat, serta tahapan dan makanan atau minuman dari
3.5 MengidenƟfikasi jenis wadah, 4.5 Menyiapkan sarana dan peralatan teknik pengolahan bahan hasil bahan hasil peternakan (daging,
sarana produksi, dan peralatan budidaya ikan hias peternakan (daging, telur, susu) telur, susu) dan perikanan (ikan,
budidaya ikan hias dan perikanan (ikan, udang, cumi, udang, cumi, rumput laut) khas
rumput laut) menjadi makanan daerah setempat secara kreaƟf
3.6 Menjelaskan langkah-langkah 4.6 MemprakƟkkan langkah- langkah
atau minuman yang ada di daerah
proses budidaya (pembesaran) proses budidaya (pembesaran) ikan
setempat melalui kegiatan peng-
ikan hias hias yang dapat dikembangkan di
amatan atau studi pustaka.
wilayah setempat
3.2 Menjelaskan pengerƟan, 4.2 Membuat dan menyajikan/
PENGOLAHAN kandungan dan manfaat, serta mengemas bahan pangan
tahapan dan teknik pengolahan setengah jadi dari bahan hasil
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghargai dan menghayati bahan hasil peternakan (daging, peternakan (daging, telur, susu)
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial telur, susu) dan perikanan (ikan, dan perikanan (ikan, udang,
adalah “Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli udang, cumi, rumput laut) cumi, rumput laut) khas daerah
menjadi bahan pangan setengah setempat secara kreaƟf
(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara jadi yang ada di daerah setempat
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan melalui kegiatan pengamatan
keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran atau studi pustaka.
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya 3.3 Menjelaskan pengerƟan, 4.3 Membuat dan menyajikan
kandungan dan manfaat, serta makanan dari bahan pangan
sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan tahapan dan teknik pengolahan setengah jadi hasil peternakan
dan kondisi siswa. bahan pangan setengah jadi (daging, telur, susu) dan
dari hasil peternakan (daging, perikanan (ikan, udang, cumi,
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang telur, susu) dan perikanan (ikan, rumput laut) khas daerah
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan udang, cumi, rumput laut) setempat secara kreaƟf
menjadi makanan yang ada di
guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Kontekstualisasi
daerah setempat melalui kegiatan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. pengamatan atau studi pustaka.

130 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 131
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Menjelaskan pengerƟan, 4.4 Membuat dan menyajikan
kandungan dan manfaat, serta makanan atau minuman dari
tahapan dan teknik pengolahan bahan pangan hasil samping hasil
hasil peternakan (daging, telur, peternakan (daging, telur, susu)
susu) dan perikanan (ikan, udang, dan perikanan (ikan, udang,
cumi, rumput laut) menjadi cumi, rumput laut) khas daerah
makanan atau minuman yang ada setempat secara kreaƟf
di daerah setempat melalui kegiatan
pengamatan atau studi pustaka.

132 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B

Anda mungkin juga menyukai