1124 1 9613 1 10 20170829 PDF
1124 1 9613 1 10 20170829 PDF
Abstrak
Demam merupakan naiknya suhu tubuh yang lebih tinggi dari biasanya. Demam itu bukanlah penyakit,
melainkan awal gejala seseorang terkena penyakit. Ada banyak penyakit yang disebabkan oleh demam,
contohnya seperti Typhoid Fever dan Dengue Haemorragic Fever. Kedua penyakit tersebut apabila
diamati secara klinis akan sulit membedakannya. Karena kedua penyakit itu hampir memiliki gejala-
gejala yang sama dan apabila terjadi kesalahan dalam mendiagnosisnya akan menyebabkan hal yang
fatal pada pasien. Penyakit Typhoid Fever merupakan demam yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
Typhi yang menyebar ke seluruh tubuh dan Dengue Haemorragic Fever penyakit demam yang
disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dibuatlah sistem
klasifikasi diagnosa penyakit Typhoid Fever dan Dengue Haemorragic Fever berdasar pada gejala-
gejala yang dimiliki oleh pasien dengan menerapkan algoritma desicion tree C4.5. Akurasi yang
diperoleh sistem klasifikasi penyakit Typhoid Fever (TF) dan Dengue Haemorhagic Fever (DHF)
dengan dilakukan pengujian k-folds cross validation didapatkan nilai rata-rata akurasi tertinggi pada 5-
fold cross validation dengan akurasi sebesar 91,875% yang menggunakan data uji sebanyak 32 data dan
data latih sebanyak 128 data. Hasil uji coba ke-4 pada pengujian 5-fold cross validation ini menghasilkan
akurasi tertinggi yaitu sebesar 97%. Sedangkan analisis dengan melakukan pengujian 16-fold cross
validation dari data uji sejumlah 10 data dan data latih sejumlah 150 data, didapatkan hasil nilai uji coba
sebesar 100% pada uji coba ke-2, ke-3, ke-4, ke-6, ke-9, ke-11, ke-12 dan ke-16. Walaupun nilai akurasi
100% yang didapatkan pada pengujian ini jumlahnya ada banyak, rata-rata akurasi pada pengujian 16-
fold cross validation ini masih dibawah nilai rata-rata akurasi yang didapat dengan pengujian 5-fold
cross validation.
Kata Kunci : Demam, Typhoid Fever, Dengue Haemorragic Fever, C4.5
Abstract
Fever is a rise in body temperature is higher than usual. Fever is not a disease, but the initial symptoms
of a person affected by the disease. There are many diseases caused by fever, such as Typhoid Fever
and Dengue Haemorragic Fever. Both diseases when observed clinically will be difficult to distinguish
them. Because the two diseases almost have the same symptoms and if there is an error in diagnosing it
will cause a fatal thing in the patient. Typhoid Fever disease is a fever caused by Salmonella Typhi
bacteria that spread throughout the body and Haemorragic Fever Dengue fever caused by Aedes
Aegypti mosquito bites. To overcome this, then made a classification system of disease diagnosis
Typhoid Fever and Dengue Haemorragic Fever based on symptoms possessed by patients by applying
desicion tree algorithm C4.5. Accuracy obtained by Typhoid Fever (TF) and Dengue Haemorhagic
Fever (DHF) classification system by k-folds cross validation test showed the highest accuracy value
on 5-fold cross validation with accuracy of 91,875% using 32 data test and Training data of 128 data.
The results of the 4th test on 5-fold cross validation test resulted in the highest accuracy of 97%. While
the analysis by conducting 16-fold cross validation test of the test data of 10 data and training data of
150 data, obtained the result of the test value of 100% on the 2nd, 3rd, 4th, 6th, The 9th, the 11th, the
12th and the 16th. Although the 100% accuracy value obtained in this test is numerous, the average
accuracy of the 16-fold cross validation test is still below the average score of accuracy obtained by
testing 5-fold cross validation.
Keywords: Fever, Typhoid Fever, Haemorragic Fever Dengue, C4.5.
pada saluran pencernaan atau tanpa gangguan mana sistem bekerja dengan memasukkan data
kesadaran (Astuti, 2013). Penyakit typoid ini gejala pasien kemudian data diproses dengan
mempunyai hubungan erat dengan lingkungan metode decision tree C4.5, Langkah pertama
terutama pada lingkungan yang penyediaan air yaitu dengan menghitung nilai entropy dengan
minumnya tidak memenuhi syarat kesehatan dan persamaan (1) kemudian akan dihitung nilai gain
sanitasi yang buruk pada lingkungan. Faktor- dengan persamaan (2) dan didapatkan tree dalam
faktor yang mempengaruhi penyakit typoid bentuk rule. Keluaran yang dihasilkan sistem
tersebar yaitu polusi udara, sanitasi umum, berupa jenis penyakit yang diderita oleh pasien.
kualitas air temperatur, kepadatan penduduk,
kemiskinan dan lain-lain (Harahap, 2011).
Gejala-gejala yang muncul pada penyakit ini
(Widodo, 2006) sebagai berikut :
1. Demam
2. Sakit kepala
3. Mual, muntah
4. Diare
5. Tidak nafsu makan
6. Lemas
7. Lidah kotor
3. METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 1 dibawah ini merupakan langkah-
langkah sistem :
Gambar 2. Perancangan Sistem
5. IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab implementasi sistem membahas
mengenai implementasi dari perancangan yang
sebelumnya dibuat. Implementasi dari sistem ini
berupa spesifikasi dari perangkat keras dan
lunak, batasan implementasi, implementasi
algoritma dan implementasi antarmuka system.
Spesifikasi sistem terdiri dari spesifikasi
perangkat keras dan spesifikasi perangkat lunak
yang digunakan dalam membangun sistem.
Sedangkan implementasi antarmuka terdiri dari
halaman-halaman dari sistem yang telah dibuat.
Gambar 1. Metodologi Penelitian
Pada studi literatur membahas teori-teori yang 5.1 Rule yang terbentuk
berkaitan untuk penelitian, Selanjutnya analisis Berikut adalah rule yang terbentuk dari 160
kebutuhan untuk menganalisa kebutuhan- dataset yang digunakan :
kebutuhan apa saja yang dibutuhkan untuk 1. IF atribut trombosit=normal AND atribut
membangun sistem. Kebutuhan sistem meliputi lidah kotor=berat THEN kategori penyakit
kebutuhan hardware, kebutuhan software dan Thypoid Fever.
kebutuhan data. Pada proses pengumpulan data, 2. IF atribut trombosit=normal AND atribut
data penelitian didapatkan di Rumah Sakit lidah kotor=tidak ada AND atribut mual
Wilujeng Kediri, yang meliputi penyakit muntah=ya THEN kategori penyakit
Thypoid Fever (TF) dan Dengue Haemorragic Thypoid Fever.
Fever (DHF). 3. IF atribut trombosit=normal AND atribut
lidah kotor=tidak ada AND atribut mual
4. PERANCANGAN SISTEM muntah=tidak AND atribut sakit kepala=ya
Arsitektur perancangan sistem yang akan THEN kategori penyakit Thypoid Fever.
dibangun seperti Gambar 2 di bawah ini yang
7. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang
klasifikasi penyakit Typhoid Fever (TF) dan
Dengue Haemorhagic Fever (DHF) dengan
menerapkan algoritma decision tree C4.5 dapat
Gambar 3. Grafik Pengujian k-fold cross
disimpulkan bahwa :
validation
1. Algoritma decision tree C4.5 dapat
diterapkan dalam proses klasifikasi
6.2 Analisis hasil pengujian k-fold cross
penyakit Typhoid Fever (TF) dan Dengue
validation
Haemorhagic Fever (DHF) dimana
Pada pengujian dengan menggunakan k- dilakukan beberapa tahapan proses
fold cross validation dengan melalukan beberapa pembentukan decision tree yaitu dengan
kali uji dengan nilai k yang berbeda didapatkan menghitung nilai entropy dan gain.
nilai rata-rata akurasi tertinggi pada 5-fold cross 2. Akurasi yang diperoleh sistem klasifikasi
validation dengan akurasi sebesar 91,875% yang penyakit Typhoid Fever (TF) dan Dengue
menggunakan data uji sebanyak 32 data dan data Haemorhagic Fever (DHF) dengan
latih sebanyak 128 data. Hasil uji coba ke-4 pada dilakukan pengujian k-folds cross
pengujian 5-fold cross validation ini validation didapatkan nilai rata-rata
menghasilkan akurasi tertinggi yaitu sebesar akurasi tertinggi pada 5-fold dengan
97%. akurasi sebesar 91,875% yang
Saat uji coba k-fold cross validation dengan menggunakan data uji sebanyak 32 data
menggunakan data uji dan data latih berjumlah dan data latih sebanyak 128 data.
sama yaitu pada percobaan 2-fold cross Sedangkan analisis dengan melakukan
validation mendapatkan hasil akurasi yang pengujian 16-fold cross validation dari
berbeda, karena setiap data latih pada setiap uji data uji sejumlah 10 data dan data latih
coba mempunyai data latih yang berbeda-beda. sejumlah 150 data, didapatkan hasil nilai
Untuk analisis dengan uji coba dengan uji coba sebesar 100% pada uji coba ke-2,
menggunakan 8-fold cross validation pada uji ke-3, ke-4, ke-6, ke-9, ke-11, ke-12 dan
coba ke-2, ke-3 dan ke-4 menghasilkan akurasi ke-16. Walaupun nilai akurasi 100% yang
sama yaitu sebesar 90%, menghasilkan nilai didapatkan pada pengujian ini jumlahnya
akurasi sebesar 95% yang sama pada uji coba ke- ada banyak, rata-rata akurasi pada
5 dan ke-8 dan menghasilkan akurasi 100% pada pengujian 16-fold cross validation ini
uji coba ke-6, uji coba dari 8-fold cross masih dibawah nilai rata-rata akurasi yang
validation ini memakai data uji berjumlah 20 didapat dengan pengujian 5-fold cross
data dan data latih sejumlah 140 data. validation. Jadi, pengujian yang optimal
Analisis untuk pengujian 10-fold cross terjadi ketika menggunakan 5-fold cross
validation menghasilkan akurasi 100% pada uji validation.
coba ke-7, artinya pada uji coba tersebut hasil
dari data uji sama dengan data latih, pada 8. DAFTAR PUSTAKA
pengujian ini menggunakan data latih berjumlah
Adeyemo, & Adeyeye. (2015). Comparative
144 data dan data uji sebanyak 16 data.
Study of ID3/C4.5 Desicion Tree and
Sedangkan analisis dengan melakukan
Multiplayer Peceptron Algorithms for
pengujian 16-fold cross validation dari data uji
the Prediction of Typhoid Fever. African
sejumlah 10 data dan data latih sejumlah 150
Journal of Computing & ICT : IEEE.
data, didapatkan hasil nilai uji coba sebesar
100% pada uji coba ke-2, ke-3, ke-4, ke-6, ke-9,
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1282