Anda di halaman 1dari 7

Perlu kamu ketahui, setiap gen yang ada di dalam tubuh kita membawa

materi genetik yang diwariskan dari induk kepada keturunannya. Nah,


hal inilah yang menyebabkan kenapa kita bisa memiliki ciri atau sifat yang
mirip bahkan sama dengan orang tua kita, Squad. Pewarisan sifat dari orang
tua kepada anak-anaknya ini disebut dengan istilah hereditas. Pada proses
terjadinya pewarisan sifat, terdapat bentuk-bentuk tertentu atau pola-pola
dalam mewariskannya. Ayo kita ketahui apa saja macam-macam pola
pewarisan sifat itu pada artikel di bawah ini

1. Pautan Gen (Gene Linkage)

Pola pewarisan sifat yang pertama adalah pautan gen. Setiap kromosom
mengandung gen yang tersimpan di tempat khusus yang disebut lokus. Gen-
gen ini dapat berada pada kromosom yang sama atau kromosom yang
berbeda. Nah, gen-gen yang berada dalam satu kromosom homolog
yang sama dan letaknya saling berdekatan ini yang disebut sebagai pautan
gen (gene linkage). Berikut ini merupakan contoh gen yang mengalami
pautan dan gen yang tidak mengalami pautan.

Akibat letaknya yang saling berdekatan, gen-gen tersebut akan tetap bersama
sampai saat pembentukan gamet (sel kelamin). Pautan dari dua macam gen
atau lebih akan menghasilkan jumlah gamet yang lebih
sedikit dibandingkan dengan gen-gen yang tidak berpautan. Oleh karena itu,
keturunan yang dihasilkan akan memiliki
perbandingan fenotip dan genotip yang lebih sedikit pula. Contoh kasus
pautan gen dapat kamu temui pada persilangan tanaman ercis pada gambar
di bawah ini.

Persilangan ercis bunga ungu pollen lonjong (PPLL) dengan ercis bunga
merah pollen bulat (ppll) akan menghasilkan keturunan pertamanya (F1) yaitu
ercis bunga ungu pollen lonjong (PpLl). Ketika dilakukan persilangan kembali
pada antar sesama F1, maka akan menghasilkan keturunan (F2) dengan
perbandingan fenotip 3 : 1. Hal ini disebabkan karena adanya pautan antara
gen P dengan gen L, serta alelnya yaitu gen p dengan gen l. Akibatnya, pada
F2 hanya terbentuk dua macam gamet, yaitu PL dan pl.
2. Pindah Silang (Crossing Over)

Pola pewarisan sifat yang kedua adalah pindah silang. Pindah silang
(crossing over) adalah peristiwa pertukaran segmen kromatid yang bukan
saudaranya (non-sister chromatids) dari sepasang kromosom homolog.
Peristiwa pindah silang terjadi saat pembelahan meiosis I, yaitu pada akhir
profase I atau awal metafase I. Pada saat itu, satu buah kromatid akan
membelah menjadi dua. Peristiwa pindah silang umumnya terjadi pada
organisme seperti manusia, tumbuhan, dan juga hewan.

Peristiwa pindah silang akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang


baru. Hal ini disebabkan karena adanya rekombinasi gen, yaitu
penggabungan dari sebagian gen induk jantan dengan sebagian gen induk
betina pada saat proses fertilisasi (pembuahan), sehingga menghasilkan
susunan pasangan gen yang berbeda dari gen-gen induknya. Nah, Squad,
kamu tahu nggak, ternyata kita bisa menghitung nilai persentase rekombinasi
dari hasil terjadinya pindah silang, lho! Caranya, dengan menggunakan rumus
di bawah ini, nih.Sekarang, ayo kita coba kerjakan bersama-sama contoh soal
di bawah ini, ya.
Contoh soal:

Hasil persilangan antara mangga besar manis (BbMm) dengan mangga kecil
asam (bbmm) memperoleh hasil sebagai berikut:

Besar asam = 150

Besar manis = 750

Kecil manis = 100

Kecil asam = 500

Tentukan nilai pindah silangnya?

Pembahasan:

Diketahui bahwa mangga besar manis dan mangga kecil asam adalah
parental, sedangkan mangga besar asam dan mangga kecil manis
merupakan rekombinan. Jadi, nilai pindah silangnya adalah

3. Gagal Berpisah (Non Disjunction)

Selanjutnya adalah gagal berpisah. Pada pembelahan meiosis, kromosom-


kromosom yang telah mengganda akan ditarik menuju kutub sel oleh benang-
benang spindel yang menempel pada sentromer. Dalam keadaan normal,
kromosom-kromosom tersebut akan berpisah dan menuju ke kutub sel yang
berlawanan. Akan tetapi, terdapat suatu kasus di mana kromosom mengalami
gagal berpisah, sehingga semua kromosom hanya akan tertarik ke salah satu
kutub sel saja. Akibatnya, gamet yang terbentuk akan mengalami
penambahan atau pengurangan jumlah kromosom.
Berikut ini merupakan contoh kelainan jumlah kromosom yang diakibatkan
oleh peristiwa gagal berpisah, yaitu:

 Aneuploidi

Aneuploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang hanya


terjadi pada pasangan kromosom tertentu. Perubahan jumlah kromosom
ini dapat berupa penambahan jumlah kromosom atau pengurangan jumlah
kromosom. Aneuploidi dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan
perubahan jumlah kromosomnya, di antaranya monosomi (2n-1), nulisomi
(2n-2), trisomi (2n+1), dan tetrasomi (2n+2). Contoh aneuploidi yang umum
terjadi pada manusia adalah kasus trisomi 13 atau sindrom Patau.

 Euploidi

Euploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang terjadi pada


seluruh pasangan kromosom. Hal ini menyebabkan jumlah kromosom
individu dengan kasus euploidi akan senilai dengan kelipatan kromosom
haploidnya. Berdasarkan jumlah kelipatan kromosomnya, euploidi dibedakan
menjadi triploid (3n), tetraploid (4n), pentaploid (5n), dan seterusnya.

4. Gen Letal

Pola pewarisan sifat yang terakhir adalah gen letal. Gen letal adalah gen
yang menyebabkan kematian individu dalam keadaan homozigot,
sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu dapat
bersifat normal atau subletal.

Terdapat dua macam gen letal yang perlu kamu ketahui, yaitu:

 Gen letal dominan

Gen letal dominan merupakan gen yang menyebabkan kematian individu


dalam keadaan homozigot dominan. Sedangkan dalam keadaan
heterozigot, seorang individu dapat bersifat subletal yang mengakibatkan
terjadinya kelainan. Contoh kasus gen letal dominan adalah gen yang
menyebabkan kaki dan sayap pendek (redep) pada ayam, gen warna rambut
kuning pada tikus, gen Huntington’s Disease, dan gen yang menyebabkan
pemendekan ruas-ruas tulang jari (brakidaktili) pada manusia.
Ayam redep (sumber: ayamhias.com)

 Gen letal resesif

Sementara itu, gen letal resesif adalah gen yang menyebabkan kematian
individu dalam keadaan homozigot resesif. Sedangkan dalam keadaan
heterozigot, seorang individu dapat bersifat carrier (pembawa sifat) yang akan
diwariskan kepada keturunannya. Contoh kasus gen letal resesif adalah gen
yang menyebabkan kelainan albino pada tanaman jagung.

Jagung albino (sumber: jungseed.com)

Anda mungkin juga menyukai