BAB 5 RENCANA STRUKTUR DAN PEMANFAATAN KAWASAN - Print
BAB 5 RENCANA STRUKTUR DAN PEMANFAATAN KAWASAN - Print
Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) adalah satu kawasan yang terdiri atas
beberapa satuan permukiman yang salah satu diantaranya merupakan
permukiman yang disiapkan menjadi desa utama atau pusat kawasan
perkotaan baru. SKP merupakan bagian dari kawasan transmigrasi sebagai
sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam yang memiliki
keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan dengan pusat pertumbuhan
dalam satu kesatuan sistem pengembangan. Pusat pertumbuhan yang
dimaksud adalah bagian kawasan transmigrasi yang akan diwujudkan menjadi
KPB (kawasan perkotaan baru). Rencana pembangunan Kawasan
Transmigrasi Lereh mendorong perkembangan dan pertumbuhan Kawasan
Perkotaan Baru yang sedang berkembang yaitu Perkotaan Lereh dan
membangun 3 SKP sebagai sistem produksi dan pengelolaan sumberdaya
alam wilayah daratan dan wilayah pesisir. Rencana pembagian SKP dalam RKT
Lereh lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
5-1
TABEL 5.1
RENCANA PEMBAGIAN SKP DI RKT LEREH
Wilayah
No Pusat Pelayanan Cakupan Wilayah Pelayanan Luas (Ha)
Pengembangan
Pusat Desa Lereh sekaligus pusat ibukota KTM akan difungsikan sebagai
Kawasan Perkotaan Baru (KPB) dalam pembangunan RKT Lereh Arahan fungsi
yang diemban adalah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi RKT, pusat
kegiatan jasa sekunder dan tersier serta sebagai simpul pergerakan regional
barang dan orang. Kawasan Perkotaan Kaureh - Lereh yang berfungsi sebagai
KPB dalam pembangunan kawasan transmigrasi Kaureh - Lereh mencakup
kecamatan Mentangan, Kaureh, Kemtuk Gresi dan Yanbra, hal ini
berdasarkan kesatuan perkembangan permukiman yang telah ada.
PPLKT di RKT Lereh ada 3 yaitu Bumi Sahaja, Kwarja dan Yadau, sebagai pusat
5-2
Satuan Kawasan Pemukiman (Pusat SKP), maka pengembangan kegiatan
diarahkan pada penyediaan sarana prasarana bagi pelayanan satuan kawasan
pengembangan transmigrasi (SKP).
C. Pusat Permukiman/Desa
Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari
sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin
dalam hubungan hierarki. Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu
pada rencana tata ruang wilayah dan dengan memperhatikan keterhubungan
antarkawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan.
Selain itu, jalan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat
karena menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke
suatu tujuan.
5-3
4. Peningkatan Jalan Nimbontong – Yapsi – Kaureh
A. Sarana Pendidikan
5-4
Dalam pengembangannya, lokasi-lokasi sarana pendidikan yang telah ada
sampai dengan perencanaan tahun 2032 akan tetap dipertahankan pada
lokasi semula, sedangkan sarana yang masih dibutuhkan penempatannya
diarahkan di pusat lingkungan dan pusat kegiatan sebagai upaya untuk
menciptakan factor pengikat lingkungan.
TABEL 5.2
RENCANA SARANA PENDIDIKAN DI RKT LEREH
Sarana Jumlah Sarana (unit)
No SKP Ket
Pendidikan Eksisting Analisis Rencana
Membutuhkan
1 KPB TK 1 1 -
pengembangan
Membutuhkan
SD 2 1 -
pengembangan
Membutuhkan
SMP 1 1 1
pengembangan
Membutuhkan
SMA/SMK 1 1 -
pengembangan
Membutuhkan
PT/Akademi - 1 1
penambahan
SKP Membutuhkan
2 TK 6 12 6
A penambahan
Membutuhkan
SD 7 10 3
penambahan
Membutuhkan
SMP 2 3 1
penambahan
Membutuhkan
SMA/SMK 3 3 2
penambahan
PT/Akademi - - -
5-5
Sarana Jumlah Sarana (unit)
No SKP Ket
Pendidikan Eksisting Analisis Rencana
SKP Membutuhkan
3 TK - 40 40
B penambahan
Membutuhkan
SD 3 31 29
penambahan
Membutuhkan
SMP - 10 10
penambahan
Membutuhkan
SMA/SMK - 1 1
penambahan
PT/Akademi - 0 -
SKP Membutuhkan
4 TK 1 7 8
C penambahan
Membutuhkan
SD 12 6 -
pengembangan
Membutuhkan
SMP 2 2 -
pengembangan
Membutuhkan
SMA/SMK 2 2 -
pengembangan
PT/Akademi - 0 -
Sumber : Hasil Rencana Tahun 2019
B. Sarana Kesehatan
Tingkat kualitas sumber daya manusia suatu daerah juga dapat dipengaruhi
oleh tingkat kesehatan penduduk, agar kesehatan penduduk dapat
meningkat maka diperlukan penyediaan sarana kesehatan dan tenaga
kesehatan yang memadai baik kuantitas maupun kualitasnya. Sarana
kesehatan sangat penting untuk kesehatan penduduk di Kawasan RKT Kaureh
- Lereh dan juga berfungsi untuk mengendalikan perkembangan atau
pertumbuhan penduduk. Pelayanan kesehatan berupa peningkatan kualitas
dan kuantitas bagi masyarakat dapat diwujudkan dengan memberikan
kemudahan akses bagi masyarakat yang ingin berobat.
5-6
kawasan pengembangan (SKP) dan kawasan RKT, sedangkan untuk
puskesmas perlu ditingkatkan statusnya menjadi puskesmas plus (Rawat
Inap) dan perlu pembangunan Rumah Sakit Bersalin direncanakan dalam
lingkup Pusat Kawasan yaitu KPB Lereh.
TABEL 5.3
RENCANA SARANA KESEHATAN DI RKT LEREH
Sarana Jumlah Sarana (unit)
No SKP Ket
Kesehatan Eksisting Analisis Rencana
Rumah Membutuhkan
1 KPB - 1 1
Sakit Penambahan
Rumah
Membutuhkan
Sakit - 1 1
Penambahan
Bersalin
Masih
mencukupi dan
Puskesmas 1 1 -
perlu
peningkatan
Masih
Pustu - - -
mencukupi
Membutuhkan
BP Warga - 1 1
penambahan
Masih
Posyandu 1 1 -
mencukupi
Membutuhkan
Apotek - 1 1
penambahan
SKP Rumah
2 - - -
A Sakit
Rumah
Membutuhkan
Sakit - - 2
penambahan
Bersalin
Puskesmas - - - -
Masih
Pustu 2 1 -
mencukupi
Membutuhkan
BP Warga - 20 20
penambahan
Membutuhkan
Posyandu 28 40 12
penambahan
Membutuhkan
Apotek - 1 1
penambahan
SKP Rumah
3 - - -
B Sakit
5-7
Sarana Jumlah Sarana (unit)
No SKP Ket
Kesehatan Eksisting Analisis Rencana
Rumah
Sakit - - -
Bersalin
Masih
Puskesmas 1 - -
mencukupi
Masih
Pustu 3 - -
mencukupi
Membutuhkan
BP Warga - 3 3
pengembangan
Masih
Posyandu 19 6 -
mencukupi
Apotek - - -
SKP Rumah
4 - - -
C Sakit
Rumah
Sakit - - -
Bersalin
Membutuhkan
Puskesmas - 1 -
penambahan
Pustu - - -
Membutuhkan
BP Warga - 4 4
penambahan
Membutuhkan
Posyandu 4 7 3
penambahan
Apotek - - -
Sumber : Hasil Rencana Tahun 2019
C. Sarana Peribadatan
5-8
TABEL 5.4
RENCANA SARANA PERIBADATAN DI RKT KAUREH - LEREH
Sarana Jumlah Sarana (unit)
No SKP Ket
Peribadatan Eksisting Analisis Rencana
Masih
1 KPB Mesjid 1 1 -
mencukupi
Membutuhkan
Mushola - 6 6
penambahan
Membutuhkan
Gereja Kristen 1 1 -
penambahan
Gereja Membutuhkan
- 1 -
Katholik penambahan
Membutuhkan
Pura/Balai - 1 -
penambahan
SKP Masih
2 Mesjid 29 2 -
A mencukupi
Membutuhkan
Mushola 25 201 176
penambahan
Masih
Gereja Kristen 20 20 -
mencukupi
Gereja Masih
4 4
Katholik mencukupi
Masih
Pura/Balai 1 1
mencukupi
SKP Masih
3 Mesjid 4 1 -
B mencukupi
Membutuhkan
Mushola 3 31 17
penambahan
Masih
Gereja Kristen 1 1
mencukupi
Gereja Masih
- 1
Katholik mencukupi
Masih
Pura/Balai 2 1
mencukupi
SKP Masih
4 Mesjid 16 1 -
C mencukupi
Membutuhkan
Mushola 13 174 10
penambahan
Membutuhkan
Gereja Kristen 2 5 3
penambahan
Gereja Membutuhkan
1 2 1
Katholik penambahan
Masih
Pura/Balai 1 - 1
mencukupi
Sumber : Hasil Rencana Tahun 2019
5-9
D. Sarana Perdagangan dan Jasa
TABEL 6.5
RENCANA SARANA PERDAGANGAN DAN JASA DI RKT LEREH
Jumlah Sarana (unit)
Sarana
No SKP Ket
Kesehatan Eksisting Analisis Rencana
Membutuhkan
1 KPB Kios/Warung 1 3 2
penambahan
Masih
Pertokoan - 1 1
mencukupi
Masih
Pasar - 1 1
mencukupi
Restoran/Rumah Membutuhkan
- 1 1
Makan penambahan
Membutuhkan
Penginapan - 1 1
penambahan
Pusat
Membutuhkan
Perbelanjaan - 1 1
penambahan
Lingkungan
SKP Membutuhkan
2 Kios/Warung 79 111 32
A penambahan
Membutuhkan
Pertokoan - 5 5
penambahan
Masih
Pasar 10 1 -
mencukupi
Restoran/Rumah Masih
31 3 -
Makan mencukupi
Membutuhkan
Penginapan - 3 3
penambahan
Pusat
Membutuhkan
Perbelanjaan - 1 1
penambahan
Lingkungan
SKP Membutuhkan
3 Kios/Warung 57 21 4
B penambahan
5-10
Jumlah Sarana (unit)
Sarana
No SKP Ket
Kesehatan Eksisting Analisis Rencana
Membutuhkan
Pertokoan - 1 1
penambahan
Masih
Pasar 1 - -
mencukupi
Restoran/Rumah Masih
18 1 -
makan mencukupi
Membutuhkan
Penginapan - 1 1
penambahan
Pusat
Membutuhkan
Perbelanjaan - - -
pengembangan
Lingkungan
SKP Masih
4 Kios/Warung 63 27 -
mencukupi
C
Membutuhkan
Pertokoan - 1 1
penambahan
Masih
Pasar 1 - -
mencukupi
Restoran/Rumah Masih
26 1 -
makan mencukupi
Membutuhkan
Penginapan - 1 1
penambahan
Pusat
Membutuhkan
Perbelanjaan - - -
pengembangan
Lingkungan
Sumber : Hasil Rencana Tahun 2019
Sesuai dengan UUPR No. 26 Tahun 2007 bahwa proporsi Ruang Terbuka Hijau
(RTH) pada wilayah kota minimal 30%, dimana proporsi RTH Publik pada
wilayah kota minimal 20% (berdasarkan Permen PU No.5/PRT/M/2008).
Maka pengembangan ruang terbuka hijau sebagai pembentuk lingkungan
sebagian besar akan dikembangkan di lingkungan permukiman serta di pusat
kawasan. Sarana taman, rekreasi dan olahraga membutuhkan peningkatan
dengan pola pengembangan yang diharapkan mampu mendukung potensi
alam dan sekaligus membantu ataupun memicu terbentuknya struktur kota
yang mantap.
5-11
Sesuai dengan perkembangannya wilayah, maka keberadaan Sarana taman,
RTH, rekreasi dan olah raga sangat dibutuhkan untuk penduduk dalam upaya
menghilangkan tekanan yang diperoleh dalam menjalankan kehidupan. Yang
dimaksud dengan sarana rekreasi ini adalah bangunan yang dipergunakan
aktivitas-aktivitas kebudayaan dan atau rekreasi seperti gedung-gedung
pertemuan, gedung serba guna, bioskop, gedung kesenian, dan lain-lain.
Sedangkan sarana olah raga yang berupa lapangan selain berfungsi untuk
kegiatan olah raga juga dapat berfungsi sebagai paru-paru wilayah yang akan
memberikan kesegaran pada wilayah tersebut.
TABEL 5.6
RENCANA SARANA TAMAN, RTH, OLAHRAGA DAN REKREASI DI RKT LEREH
Standar Tahun
2032
Penduduk
No SKP Jenis Sarana Luas Jumlah
pendukung Jumlah Luas
(Ha) Penduduk
(Jiwa) (unit) (Ha)
(jiwa)
Taman dan
Lapangan 120.000 2,4 1.148 0 0,02
Olahraga
Taman dan
Lapangan 30.000 0,9 1.148 0 0,03
1 KPB Olahraga
Taman/Tempat
2.500 0,1 1.148 0 0,06
Main
Gd. Serba
120.000 0,3 1.148 0 0
Guna
Gd. Bioskop 120.000 0,2 1.148 0 0
Jumlah 1 0,12
Taman dan
SKP
2 Lapangan 120.000 2,4 41.246 0 0,82
A
Olahraga
5-12
Standar Tahun
2032
Penduduk
No SKP Jenis Sarana Luas Jumlah
pendukung Jumlah Luas
(Ha) Penduduk
(Jiwa) (unit) (Ha)
(jiwa)
Taman dan
Lapangan 30.000 0,9 41.246 1 1,24
Olahraga
Taman/Tempat
2.500 0,1 41.246 16 2,06
Main
Gd. Serba
120.000 0,3 41.246 0 0,1
Guna
Gd. Bioskop 120.000 0,2 41.246 0 0,07
Jumlah 19 4,3
Taman dan
Lapangan 120.000 2,4 7.663 0 0,15
Olahraga
Taman dan
Lapangan 30.000 0,9 7.663 0 0,23
SKP
3 Olahraga
B
Taman/Tempat
2.500 0,1 7.663 3 0,38
Main
Gd. Serba
120.000 0,3 7.663 0 0,02
Guba
Gd. Bioskop 120.000 0,2 7.663 0 0,01
Jumlah 4 0,8
Taman dan
Lapangan 120.000 2,4 16.912 0 0,34
Olahraga
Taman dan
Lapangan 30.000 0,9 16.912 1 0,51
SKP
4 Olahraga
C
Taman/Tempat
2.500 0,1 16.912 7 0,85
Main
Gd. Serba
120.000 0,3 16.912 0 0,04
Guna
Gd. Bioskop 120.000 0,2 16.912 0 0,03
Jumlah 8 1,76
Sumber : Hasil Rencana Tahun 2019
5-13
5.2.4.2 Rencana Sistem Prasarana
A. Air Minum
Sarana penyediaan air minum merupakan salah satu sarana yang harus selalu
ditingkatkan, namun dalam peningkatan sarana ini harus diperhatikan aspek
- aspek lain yang akan mempengaruhi sistem penyediaan air minum yang
akan dikembangkan seperti penggunaan air baku untuk sektor atau kegiatan
lain. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyediaan air minum bagi
masyarakat dan aktivitas sosial ekonomi adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui kebutuhan air minum dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan jumlah penduduk semakin
meningkat dan berdampak pada meningkatnya penggunaan air minum. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
5-14
TABEL 5.7
KEBUTUHAN AIR MINUM DI RKT LEREH TAHUN 2032
Jumlah Domestik (Lt/org/Hari) Total Kebutuhan
Penduduk Total Non Kehilangan
No. SKP Penduduk (Lt/De
Terlayani SR KU Domestik Domestik air (Lt/Hari)
Thn 2032 tik)
1 KPB 1.699 1.359 163.104 8.155 171.259 51.378 55.659 278.296 3,22
SKP
2 61.054 48.843 5.861.184 293.059 6.154.243 1.846.273 2.000.129 10.000.645 115,8
A
SKP
3 11.342 9.074 1.088.832 54.442 1.143.274 342.982 371.564 1.857.820 21,5
B
SKP
4 25.033 20.026 2.403.168 120.158 2.523.326 756.998 820.081 4.100.405 47,46
C
99.128 79.302 9.516.288 475.814 9.992.102 2.997.631 3.247.433 16.237.166 187,9
Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2019
5-15
Dalam Kawasan Transmigrasi Kaureh - Lereh, secara umum pelayanan air
minum belum dikelola secara publik dengan kontinuitas yang baik. Kebutuhan
air minum dipenuhi sendiri oleh penduduk dengan menggunakan beberapa
sumber air seperti sumur gali. Mengingat kebutuhan air minum yang terus
meningkat seiring perkembangan wilayah, maka sistem pelayanan air minum
yang ada perlu dikembangkan dengan menggunakan sistem pelayanan yang
dikelola secara publik.
B. Air Limbah
Air limbah secara umum terbagi kedalam dua kelompok, yaitu limbah
domestik dan limbah industri. Air limbah domestik atau dari kegiatan rumah
tangga ini ada dua macam, pertama adalah air limbah bekas mandi dan cuci,
kedua adalah limbah kakus atau human waste. Air limbah yang dominan
adalah air limbah domestik, yang terdiri atas air limbah bekas cuci dan mandi,
serta air limbah faecal atau tinja. Dengan semakin meningkatnya jumlah
penduduk dan meningkatnya kebutuhan air bersih, menyebabkan
meningkatnya timbulan air limbah yang dihasilkan rumah tangga.
Berdasarkan hasil analisis, jumlah timbulan air limbah di RKT Kaureh - Lereh
pada tahun 2032 sebesar 21.153.738 liter/hari. Rencana pengelolaan air
limbah di Kawasan Transmigrasi Kaureh - Lereh dengan menggunakan sistem
septik tank untuk penanganan limbah domestic (limbah manusia) secara
5-16
komunal terutama di permukiman. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
TABEL 5.8
TIMBULAN AIR LIMBAH DI RKT KAUREH - LEREH TAHUN 2032
Jumlah
PDDK Kebutuhan Kebutuhan Air
Penduduk TERLAYANI Air Bersih Air Limbah Air Limbah
No SKP Bersih
Tahun
2032 (l/hari) (m3/hari) (L/hari) (m3/hari)
1 KPB 1.397 1.118 278.296 278.296.200 194.807 194.807.340
SKP
2 50.182 40.146 10.000.645 10.000.645.200 7.000.452 7.000.451.640
A
SKP
3 9.323 7.458 1.857.820 1.857.819.600 1.300.474 1.300.473.720
B
SKP
4 20.576 16.461 4.100.405 4.100.405.400 2.870.284 2.870.283.780
C
81.478 65.183 16.237.166 16.237.166.400 11.366.017 11.366.016.480
Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2019
C. Energi/Listrik
5-17
TABEL 5.9
KEBUTUHAN ENERGI/LISTRIK DI RKT LEREH TAHUN 2032
2032
Kapasitas
Total
No. SKP Listrik Fasilitas
Penduduk Penerangan Kebutuhan
Rumah Umum
Th 2032 Jalan (Watt) Listrik
Tangga (Watt)
(Watt)
(Jiwa)
D. Telekomunikasi
5-18
Rencana pengembangan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi khususnya
jaringan telepon seluler, pemerintah perlu mendorong keberadaan BTS (Base
Transceiver Station) setidaknya seluruh kawasan perencanaan dapat tercover
oleh signal telepon seluler dan penempatan menara BTS harus sesuai dengan
standar yang berlaku.
TABEL 5.10
KEBUTUHAN TELEKOMUNIKASI DI RKT LEREH TAHUN 2032
Tahun 2032
Perkiraan Sambungan Telepon
No SKP Jumlah
Telepon Telepon Telepon
Penduduk (Jiwa) Rumah Tangga (SST) Fasos Fasum Umum (SST)
1 KPB 4.367 218 7 2
2 SKP A 15.325 766 23 6
3 SKP B 7.867 393 12 3
4 SKP C 6.672 334 10 3
Jumlah 34.231 1.711 52 14
Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2019
E. Persampahan
5-19
Babah Dua, meliputi: Permukiman Kuala, Kuala Pesisir, Tadu
Raya, Beutong, Seunagan, Suka Makmue, dan Kaureh - Lereh;
TABEL 5.11
TIMBULAN SAMPAH DI RKT KAUREH - LEREH TAHUN 2032
Tahun 2032
Timbulan Sampah (Lt/Org/Hari)
No SKP
Jml Pddk Non Domestik Total
Domestik
20%
1 KPB 1.397 4.761 952 5.713
2 SKP A 2.164 4.761 952 5.713
3 SKP B 2.402 5.284 1.057 6.341
4 SKP C 1.745 3.839 768 4.607
Jumlah 7.708 18.645 3.729 22.374
Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2019
5-20