Anda di halaman 1dari 20

BAB 5

RENCANA STRUKTUR DAN


PEMANFAATAN KAWASAN

5.1 Luasan RKT Lereh

Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) Lereh dikembangkan dan dibangun


dalam ruang wilayah yang meliputi seluruh wilayah 2 Kecamatan yaitu Distrik
Yapsi dan Distrik Kaureh. Cakupan administrasi lingkup Desa wilayah RKT
Lereh adalah 11 desa. Dengan batasan ruang wilayah tersebut maka luasan
RKT Lereh adalah sebesar 70.011,88 hektar.

5.2 Rencana Struktur RKT Lereh

5.2.1 Rencana Pembagian SKP

Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) adalah satu kawasan yang terdiri atas
beberapa satuan permukiman yang salah satu diantaranya merupakan
permukiman yang disiapkan menjadi desa utama atau pusat kawasan
perkotaan baru. SKP merupakan bagian dari kawasan transmigrasi sebagai
sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam yang memiliki
keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan dengan pusat pertumbuhan
dalam satu kesatuan sistem pengembangan. Pusat pertumbuhan yang
dimaksud adalah bagian kawasan transmigrasi yang akan diwujudkan menjadi
KPB (kawasan perkotaan baru). Rencana pembangunan Kawasan
Transmigrasi Lereh mendorong perkembangan dan pertumbuhan Kawasan
Perkotaan Baru yang sedang berkembang yaitu Perkotaan Lereh dan
membangun 3 SKP sebagai sistem produksi dan pengelolaan sumberdaya
alam wilayah daratan dan wilayah pesisir. Rencana pembagian SKP dalam RKT
Lereh lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

5-1
TABEL 5.1
RENCANA PEMBAGIAN SKP DI RKT LEREH

Wilayah
No Pusat Pelayanan Cakupan Wilayah Pelayanan Luas (Ha)
Pengembangan

1 Pusat KPB Ongan jaya Ongan Jaya dan Bundru 21.33,23


Bumi Sahaja, Nawa Mukti,
2 SKP A Bumi Sahaja Nawa Mulya, Purnawa Jati, 21.833,95
Tabbeyan, Takwa, Bangun
3 SKP B Kwarja Kwarja 30.837,76
4 SKP C Yadau Yadauw, Tabbeyan 15.214,75
RKT Lereh Pusat KTM Lereh Kecamatan Yapsi, Kaureh, 70.019,69
Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2019

5.2.2 Rencana Sistem Pusat Pelayanan

Dalam pengembangan struktur kawasan transmigrasi, sistem pusat-pusat


pelayanan yang dikembangkan akan terdiri dari 3 hirarki sistem pusat yaitu
Pusat Pelayanan Kawasan Transmigrasi (PPKT), Pusat Pelayanan Lingkungan
Kawasan Transmigrasi (PPLKT) dan Pusat Lingkungan Permukiman. Dengan
demikian pengembagnan sistem pusat-pusat pelayanan di Kawasan RKT
Kaureh - Lereh adalah sebagai berikut :

A. PPKT : KPB Ongan Jaya

Pusat Desa Lereh sekaligus pusat ibukota KTM akan difungsikan sebagai
Kawasan Perkotaan Baru (KPB) dalam pembangunan RKT Lereh Arahan fungsi
yang diemban adalah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi RKT, pusat
kegiatan jasa sekunder dan tersier serta sebagai simpul pergerakan regional
barang dan orang. Kawasan Perkotaan Kaureh - Lereh yang berfungsi sebagai
KPB dalam pembangunan kawasan transmigrasi Kaureh - Lereh mencakup
kecamatan Mentangan, Kaureh, Kemtuk Gresi dan Yanbra, hal ini
berdasarkan kesatuan perkembangan permukiman yang telah ada.

B. PPLKT : Pusat SKP

PPLKT di RKT Lereh ada 3 yaitu Bumi Sahaja, Kwarja dan Yadau, sebagai pusat

5-2
Satuan Kawasan Pemukiman (Pusat SKP), maka pengembangan kegiatan
diarahkan pada penyediaan sarana prasarana bagi pelayanan satuan kawasan
pengembangan transmigrasi (SKP).

C. Pusat Permukiman/Desa

Fungsi dari pusat permukiman/desa memiliki fungsi pusat pelayanan


lingkungan satu desa atau satu satuan permukiman transmigrasi (SP).

5.2.3 Rencana Sistem Transportasi

Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari
sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin
dalam hubungan hierarki. Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu
pada rencana tata ruang wilayah dan dengan memperhatikan keterhubungan
antarkawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan.
Selain itu, jalan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat
karena menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke
suatu tujuan.

Rencana pengembangan sistem transportasi di dalam RKT Lereh adalah


sebagai berikut:

1. Jaringan jalan Kota Jayapura-Sentani-Kerom (Ring road selatan), Sarmi-


Demta-Sentani- Jayapura, Unurum Guay-Kemtuk Gresi-Sentani-
Depapre, dan Kaureh-Unurum Guay.

2. Jaringan arteri sekunder menghubungkan Doyo Baru – Doyo Lama –


Sosiri – Yakonde – Sama. Ruas arteri sekunder juga direncanakan akan
menghubungkan ruas jalan dari Sabeyap Besar ke Distrik Kemtuk Gresi.

3. Pembangunan dan peningkatan Jalan Poros di Wilayah Ring 3 (Kawasan


Nawa)

- Pembangunan Jalan Yapsi-Gresi Selatan-Kemtuk Gresi

- Pembangunan Jalan Kaureh – Airu

5-3
4. Peningkatan Jalan Nimbontong – Yapsi – Kaureh

5. Pembangunan Jalan Braso-Omon-Sp 5-Kaureh

Selain jaringan jalan, perlu adanya rencana pengembangan terminal


penumpang dan barang. Terminal Penumpang adalah prasarana transportasi
jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan
intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan
pemberangkatan kendaraan umum, sedangkan Terminal Barang adalah
prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat
barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi. Untuk
mendukung kegiatan pergerakan orang dan barang, maka perlu didukung
pengembangan terminal orang dan barang dengan type terminal adalah
terminal penumpang tipe C dengan fungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan perdesaan, dan dilengkapi dengan terminal barang untuk
mendukung distribusi barang. Arahan pengembangan terminal menurut
RTRW Kabupaten Jayapura 2012- 2032 adalah terminal tipe C di Kaureh -
Lereh berada di Desa Kaureh - Lereh Kecamatan Yapsi;

5.2.4 Rencana Sistem Sarana dan Prasarana Kawasan

5.2.4.1 Rencana Sistem Sarana

Rencana pengembangan sarana kawasan RKT Kaureh - Lereh meliputi sarana


pendidikan, sarana kesehatan, Sarana Peribadatan, Sarana Perdagangan dan
Jasa, Sarana Taman, RTH, Olah Raga dan Rekreasi.

A. Sarana Pendidikan

Pengembangan sarana pendidikan di Kawasan RKT Lereh sebagai upaya untuk


meningkatkan kecerdasan masyarakatnya sehingga tercipta manusia yang
berkualitas yang meliputi pengembangan sarana pendidikan skala pelayanan
regional dan lokal. Sarana pendidikan dengan skala pelayanan regional/Pusat
RKT adalah Perguruan Tinggi/Akademi dan SMA, sedangkan sarana
pendidikan skala lokal adalah TK sampai SMP.

5-4
Dalam pengembangannya, lokasi-lokasi sarana pendidikan yang telah ada
sampai dengan perencanaan tahun 2032 akan tetap dipertahankan pada
lokasi semula, sedangkan sarana yang masih dibutuhkan penempatannya
diarahkan di pusat lingkungan dan pusat kegiatan sebagai upaya untuk
menciptakan factor pengikat lingkungan.

Rencana pengembangan sarana pendidikan akan ditempatkan sesuai dengan


skala pelayanannya masing-masing untuk TK dan SD akan di rencanakan
dalam lingkup Satuan Permukiman (SP) dan Satuan Kawasan Pengembangan
(SKP), SMP akan di rencanakan dalam lingkup Satuan Kawasan
Pengembangan (SKP), SMA direncanakan dalam lingkup SKP dan KPB.
Pembangunan sarana pendidikan tinggi paling tidak adalah setingkat
Akademi, pengembangannya dilakukan di pusat kawasan transmigrasi yaitu
di KPB Lereh

TABEL 5.2
RENCANA SARANA PENDIDIKAN DI RKT LEREH
Sarana Jumlah Sarana (unit)
No SKP Ket
Pendidikan Eksisting Analisis Rencana
Membutuhkan
1 KPB TK 1 1 -
pengembangan
Membutuhkan
SD 2 1 -
pengembangan
Membutuhkan
SMP 1 1 1
pengembangan
Membutuhkan
SMA/SMK 1 1 -
pengembangan
Membutuhkan
PT/Akademi - 1 1
penambahan
SKP Membutuhkan
2 TK 6 12 6
A penambahan
Membutuhkan
SD 7 10 3
penambahan
Membutuhkan
SMP 2 3 1
penambahan
Membutuhkan
SMA/SMK 3 3 2
penambahan
PT/Akademi - - -

5-5
Sarana Jumlah Sarana (unit)
No SKP Ket
Pendidikan Eksisting Analisis Rencana
SKP Membutuhkan
3 TK - 40 40
B penambahan
Membutuhkan
SD 3 31 29
penambahan
Membutuhkan
SMP - 10 10
penambahan
Membutuhkan
SMA/SMK - 1 1
penambahan
PT/Akademi - 0 -
SKP Membutuhkan
4 TK 1 7 8
C penambahan
Membutuhkan
SD 12 6 -
pengembangan
Membutuhkan
SMP 2 2 -
pengembangan
Membutuhkan
SMA/SMK 2 2 -
pengembangan
PT/Akademi - 0 -
Sumber : Hasil Rencana Tahun 2019

B. Sarana Kesehatan

Tingkat kualitas sumber daya manusia suatu daerah juga dapat dipengaruhi
oleh tingkat kesehatan penduduk, agar kesehatan penduduk dapat
meningkat maka diperlukan penyediaan sarana kesehatan dan tenaga
kesehatan yang memadai baik kuantitas maupun kualitasnya. Sarana
kesehatan sangat penting untuk kesehatan penduduk di Kawasan RKT Kaureh
- Lereh dan juga berfungsi untuk mengendalikan perkembangan atau
pertumbuhan penduduk. Pelayanan kesehatan berupa peningkatan kualitas
dan kuantitas bagi masyarakat dapat diwujudkan dengan memberikan
kemudahan akses bagi masyarakat yang ingin berobat.

Pengembangan sarana kesehatan akan ditempatkan sesuai dengan skala


pelayanannya masing-masing untuk posyandu direncanakan dalam lingkup
Satuan Permukiman (SP), Pustu dan Balai Pengobatan akan direncanakan
dalam lingkup Satuan Permukiman (SP) dan dalam Satuan Kawasan
Pengembangan (SKP), Puskesmas akan direncanakan dalam lingkup satuan

5-6
kawasan pengembangan (SKP) dan kawasan RKT, sedangkan untuk
puskesmas perlu ditingkatkan statusnya menjadi puskesmas plus (Rawat
Inap) dan perlu pembangunan Rumah Sakit Bersalin direncanakan dalam
lingkup Pusat Kawasan yaitu KPB Lereh.

TABEL 5.3
RENCANA SARANA KESEHATAN DI RKT LEREH
Sarana Jumlah Sarana (unit)
No SKP Ket
Kesehatan Eksisting Analisis Rencana
Rumah Membutuhkan
1 KPB - 1 1
Sakit Penambahan
Rumah
Membutuhkan
Sakit - 1 1
Penambahan
Bersalin
Masih
mencukupi dan
Puskesmas 1 1 -
perlu
peningkatan
Masih
Pustu - - -
mencukupi
Membutuhkan
BP Warga - 1 1
penambahan
Masih
Posyandu 1 1 -
mencukupi
Membutuhkan
Apotek - 1 1
penambahan
SKP Rumah
2 - - -
A Sakit
Rumah
Membutuhkan
Sakit - - 2
penambahan
Bersalin
Puskesmas - - - -
Masih
Pustu 2 1 -
mencukupi
Membutuhkan
BP Warga - 20 20
penambahan
Membutuhkan
Posyandu 28 40 12
penambahan
Membutuhkan
Apotek - 1 1
penambahan
SKP Rumah
3 - - -
B Sakit

5-7
Sarana Jumlah Sarana (unit)
No SKP Ket
Kesehatan Eksisting Analisis Rencana
Rumah
Sakit - - -
Bersalin
Masih
Puskesmas 1 - -
mencukupi
Masih
Pustu 3 - -
mencukupi
Membutuhkan
BP Warga - 3 3
pengembangan
Masih
Posyandu 19 6 -
mencukupi
Apotek - - -
SKP Rumah
4 - - -
C Sakit
Rumah
Sakit - - -
Bersalin
Membutuhkan
Puskesmas - 1 -
penambahan
Pustu - - -
Membutuhkan
BP Warga - 4 4
penambahan
Membutuhkan
Posyandu 4 7 3
penambahan
Apotek - - -
Sumber : Hasil Rencana Tahun 2019

C. Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan berupa Masjid dan Mushola hampir tersebar disetiap


desa. Ketersediaan sarana peribadatan yang ada di Kawasan RKT Kaureh -
Lereh sampai dengan akhir perencanaan masih cukup menunjang, dalam arti
dapat dijumpai hampir di setiap SKP. Pengembangan sarana peribadatan
akan ditempatkan sesuai dengan skala pelayanannya masing-masing untuk
Mushola direncanakan dalam lingkup Satuan Permukiman (SP) dan Satuan
Kawasan Pengembangan (SKP). Sedangkan untuk Mesjid akan di rencanakan
dalam lingkup satuan satuan kawasan pengembangan (SKP).

5-8
TABEL 5.4
RENCANA SARANA PERIBADATAN DI RKT KAUREH - LEREH
Sarana Jumlah Sarana (unit)
No SKP Ket
Peribadatan Eksisting Analisis Rencana
Masih
1 KPB Mesjid 1 1 -
mencukupi
Membutuhkan
Mushola - 6 6
penambahan
Membutuhkan
Gereja Kristen 1 1 -
penambahan
Gereja Membutuhkan
- 1 -
Katholik penambahan
Membutuhkan
Pura/Balai - 1 -
penambahan
SKP Masih
2 Mesjid 29 2 -
A mencukupi
Membutuhkan
Mushola 25 201 176
penambahan
Masih
Gereja Kristen 20 20 -
mencukupi
Gereja Masih
4 4
Katholik mencukupi
Masih
Pura/Balai 1 1
mencukupi
SKP Masih
3 Mesjid 4 1 -
B mencukupi
Membutuhkan
Mushola 3 31 17
penambahan
Masih
Gereja Kristen 1 1
mencukupi
Gereja Masih
- 1
Katholik mencukupi
Masih
Pura/Balai 2 1
mencukupi
SKP Masih
4 Mesjid 16 1 -
C mencukupi
Membutuhkan
Mushola 13 174 10
penambahan
Membutuhkan
Gereja Kristen 2 5 3
penambahan
Gereja Membutuhkan
1 2 1
Katholik penambahan
Masih
Pura/Balai 1 - 1
mencukupi
Sumber : Hasil Rencana Tahun 2019

5-9
D. Sarana Perdagangan dan Jasa

Pengembangan sarana perdagangan dan jasa akan ditempatkan sesuai


dengan skala pelayanannya masing-masing untuk Warung/Kios dan
pertokoan akan di rencanakan dalam lingkup satuan permukiman (SP) dan
satuan kawasan pengembangan (SKP). Untuk Pasar dan restoran,
penginapan, pusat perbelanjaan lingkungan direncanakan dalam lingkup SKP
dan KPB.

TABEL 6.5
RENCANA SARANA PERDAGANGAN DAN JASA DI RKT LEREH
Jumlah Sarana (unit)
Sarana
No SKP Ket
Kesehatan Eksisting Analisis Rencana
Membutuhkan
1 KPB Kios/Warung 1 3 2
penambahan
Masih
Pertokoan - 1 1
mencukupi
Masih
Pasar - 1 1
mencukupi
Restoran/Rumah Membutuhkan
- 1 1
Makan penambahan
Membutuhkan
Penginapan - 1 1
penambahan
Pusat
Membutuhkan
Perbelanjaan - 1 1
penambahan
Lingkungan
SKP Membutuhkan
2 Kios/Warung 79 111 32
A penambahan
Membutuhkan
Pertokoan - 5 5
penambahan
Masih
Pasar 10 1 -
mencukupi
Restoran/Rumah Masih
31 3 -
Makan mencukupi
Membutuhkan
Penginapan - 3 3
penambahan
Pusat
Membutuhkan
Perbelanjaan - 1 1
penambahan
Lingkungan
SKP Membutuhkan
3 Kios/Warung 57 21 4
B penambahan

5-10
Jumlah Sarana (unit)
Sarana
No SKP Ket
Kesehatan Eksisting Analisis Rencana
Membutuhkan
Pertokoan - 1 1
penambahan
Masih
Pasar 1 - -
mencukupi
Restoran/Rumah Masih
18 1 -
makan mencukupi
Membutuhkan
Penginapan - 1 1
penambahan
Pusat
Membutuhkan
Perbelanjaan - - -
pengembangan
Lingkungan
SKP Masih
4 Kios/Warung 63 27 -
mencukupi
C
Membutuhkan
Pertokoan - 1 1
penambahan
Masih
Pasar 1 - -
mencukupi
Restoran/Rumah Masih
26 1 -
makan mencukupi
Membutuhkan
Penginapan - 1 1
penambahan
Pusat
Membutuhkan
Perbelanjaan - - -
pengembangan
Lingkungan
Sumber : Hasil Rencana Tahun 2019

E. Sarana Taman, RTH, Olahraga dan Rekreasi

Sesuai dengan UUPR No. 26 Tahun 2007 bahwa proporsi Ruang Terbuka Hijau
(RTH) pada wilayah kota minimal 30%, dimana proporsi RTH Publik pada
wilayah kota minimal 20% (berdasarkan Permen PU No.5/PRT/M/2008).
Maka pengembangan ruang terbuka hijau sebagai pembentuk lingkungan
sebagian besar akan dikembangkan di lingkungan permukiman serta di pusat
kawasan. Sarana taman, rekreasi dan olahraga membutuhkan peningkatan
dengan pola pengembangan yang diharapkan mampu mendukung potensi
alam dan sekaligus membantu ataupun memicu terbentuknya struktur kota
yang mantap.

5-11
Sesuai dengan perkembangannya wilayah, maka keberadaan Sarana taman,
RTH, rekreasi dan olah raga sangat dibutuhkan untuk penduduk dalam upaya
menghilangkan tekanan yang diperoleh dalam menjalankan kehidupan. Yang
dimaksud dengan sarana rekreasi ini adalah bangunan yang dipergunakan
aktivitas-aktivitas kebudayaan dan atau rekreasi seperti gedung-gedung
pertemuan, gedung serba guna, bioskop, gedung kesenian, dan lain-lain.
Sedangkan sarana olah raga yang berupa lapangan selain berfungsi untuk
kegiatan olah raga juga dapat berfungsi sebagai paru-paru wilayah yang akan
memberikan kesegaran pada wilayah tersebut.

Dalam pengembangan taman/ruang terbuka harus dapat terintegrasi dengan


pengembangan kawasan budidaya perkotaan yang baru, seperti :
perumahan, sarana sosial, dan sarana lainnya. Berdasarkan standard yang
ada dan hasil analisis maka dapat diketahui kebutuhan ruang untuk fasilitas
taman, olahraga, ruang terbuka dan rekreasi di Kawasan RKT Lereh seluas
4.81 ha.

TABEL 5.6
RENCANA SARANA TAMAN, RTH, OLAHRAGA DAN REKREASI DI RKT LEREH
Standar Tahun
2032
Penduduk
No SKP Jenis Sarana Luas Jumlah
pendukung Jumlah Luas
(Ha) Penduduk
(Jiwa) (unit) (Ha)
(jiwa)
Taman dan
Lapangan 120.000 2,4 1.148 0 0,02
Olahraga
Taman dan
Lapangan 30.000 0,9 1.148 0 0,03
1 KPB Olahraga
Taman/Tempat
2.500 0,1 1.148 0 0,06
Main
Gd. Serba
120.000 0,3 1.148 0 0
Guna
Gd. Bioskop 120.000 0,2 1.148 0 0
Jumlah 1 0,12
Taman dan
SKP
2 Lapangan 120.000 2,4 41.246 0 0,82
A
Olahraga

5-12
Standar Tahun
2032
Penduduk
No SKP Jenis Sarana Luas Jumlah
pendukung Jumlah Luas
(Ha) Penduduk
(Jiwa) (unit) (Ha)
(jiwa)
Taman dan
Lapangan 30.000 0,9 41.246 1 1,24
Olahraga
Taman/Tempat
2.500 0,1 41.246 16 2,06
Main
Gd. Serba
120.000 0,3 41.246 0 0,1
Guna
Gd. Bioskop 120.000 0,2 41.246 0 0,07
Jumlah 19 4,3
Taman dan
Lapangan 120.000 2,4 7.663 0 0,15
Olahraga
Taman dan
Lapangan 30.000 0,9 7.663 0 0,23
SKP
3 Olahraga
B
Taman/Tempat
2.500 0,1 7.663 3 0,38
Main
Gd. Serba
120.000 0,3 7.663 0 0,02
Guba
Gd. Bioskop 120.000 0,2 7.663 0 0,01
Jumlah 4 0,8
Taman dan
Lapangan 120.000 2,4 16.912 0 0,34
Olahraga
Taman dan
Lapangan 30.000 0,9 16.912 1 0,51
SKP
4 Olahraga
C
Taman/Tempat
2.500 0,1 16.912 7 0,85
Main
Gd. Serba
120.000 0,3 16.912 0 0,04
Guna
Gd. Bioskop 120.000 0,2 16.912 0 0,03
Jumlah 8 1,76
Sumber : Hasil Rencana Tahun 2019

5-13
5.2.4.2 Rencana Sistem Prasarana

Rencana sistem prasarana di RKT Kaureh - Lereh meliputi:

A. Air Minum

Sarana penyediaan air minum merupakan salah satu sarana yang harus selalu
ditingkatkan, namun dalam peningkatan sarana ini harus diperhatikan aspek
- aspek lain yang akan mempengaruhi sistem penyediaan air minum yang
akan dikembangkan seperti penggunaan air baku untuk sektor atau kegiatan
lain. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyediaan air minum bagi
masyarakat dan aktivitas sosial ekonomi adalah sebagai berikut :

- Harus dapat memenuhi persyaratan kualitas sebagai air minum baik


secara fisik, kimia dan biologis serta cukup secara kuantitas untuk
memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan terutama pada jam
puncak. Secara kualitas penyediaan air bersih harus memenuhi
persyaratan fisik, kimiawi dan biologis yaitu; tidak berasa, tidak berbau,
tidak mengandung zat-zat kimia dalam jumlah berlebih serta tidak
mengandung bakteri yang dapat membahayakan kesehatan. Secara
kuantitatif, kapasitas sumber air harus dapat menjamin kontinuitas suplai
air dan cadangan yang cukup terutama pada jam puncak dan hari
maksimum serta cadangan air bagi kebutuhan pemadam kebakaran dan
keperluan khusus lainnya.

- Pendistribusian air dari instalasi dan reservoir ke daerah pelayanan harus


dapat terjamin kontinuitasnya dengan tekanan yang cukup.

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui kebutuhan air minum dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan jumlah penduduk semakin
meningkat dan berdampak pada meningkatnya penggunaan air minum. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

5-14
TABEL 5.7
KEBUTUHAN AIR MINUM DI RKT LEREH TAHUN 2032
Jumlah Domestik (Lt/org/Hari) Total Kebutuhan
Penduduk Total Non Kehilangan
No. SKP Penduduk (Lt/De
Terlayani SR KU Domestik Domestik air (Lt/Hari)
Thn 2032 tik)
1 KPB 1.699 1.359 163.104 8.155 171.259 51.378 55.659 278.296 3,22
SKP
2 61.054 48.843 5.861.184 293.059 6.154.243 1.846.273 2.000.129 10.000.645 115,8
A
SKP
3 11.342 9.074 1.088.832 54.442 1.143.274 342.982 371.564 1.857.820 21,5
B
SKP
4 25.033 20.026 2.403.168 120.158 2.523.326 756.998 820.081 4.100.405 47,46
C
99.128 79.302 9.516.288 475.814 9.992.102 2.997.631 3.247.433 16.237.166 187,9
Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2019

5-15
Dalam Kawasan Transmigrasi Kaureh - Lereh, secara umum pelayanan air
minum belum dikelola secara publik dengan kontinuitas yang baik. Kebutuhan
air minum dipenuhi sendiri oleh penduduk dengan menggunakan beberapa
sumber air seperti sumur gali. Mengingat kebutuhan air minum yang terus
meningkat seiring perkembangan wilayah, maka sistem pelayanan air minum
yang ada perlu dikembangkan dengan menggunakan sistem pelayanan yang
dikelola secara publik.

Pengembangan Jaringan Air minum di RKT Kaureh - Lereh adalah :

- Pengembangan pelayanan air minum dilakukan dengan


pengembangan sumber daya air baku.

- Pembuatan bak penampungan dan membuat pipa jaringan air


minum ke permukiman warga.

- Pengembangan layanan air minum meliputi :

 Wilayah permukiman dan pengembangannya.

 Sentra pengembangan produk pertanian.

B. Air Limbah

Air limbah secara umum terbagi kedalam dua kelompok, yaitu limbah
domestik dan limbah industri. Air limbah domestik atau dari kegiatan rumah
tangga ini ada dua macam, pertama adalah air limbah bekas mandi dan cuci,
kedua adalah limbah kakus atau human waste. Air limbah yang dominan
adalah air limbah domestik, yang terdiri atas air limbah bekas cuci dan mandi,
serta air limbah faecal atau tinja. Dengan semakin meningkatnya jumlah
penduduk dan meningkatnya kebutuhan air bersih, menyebabkan
meningkatnya timbulan air limbah yang dihasilkan rumah tangga.
Berdasarkan hasil analisis, jumlah timbulan air limbah di RKT Kaureh - Lereh
pada tahun 2032 sebesar 21.153.738 liter/hari. Rencana pengelolaan air
limbah di Kawasan Transmigrasi Kaureh - Lereh dengan menggunakan sistem
septik tank untuk penanganan limbah domestic (limbah manusia) secara

5-16
komunal terutama di permukiman. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut.

TABEL 5.8
TIMBULAN AIR LIMBAH DI RKT KAUREH - LEREH TAHUN 2032
Jumlah
PDDK Kebutuhan Kebutuhan Air
Penduduk TERLAYANI Air Bersih Air Limbah Air Limbah
No SKP Bersih
Tahun
2032 (l/hari) (m3/hari) (L/hari) (m3/hari)
1 KPB 1.397 1.118 278.296 278.296.200 194.807 194.807.340
SKP
2 50.182 40.146 10.000.645 10.000.645.200 7.000.452 7.000.451.640
A
SKP
3 9.323 7.458 1.857.820 1.857.819.600 1.300.474 1.300.473.720
B
SKP
4 20.576 16.461 4.100.405 4.100.405.400 2.870.284 2.870.283.780
C
81.478 65.183 16.237.166 16.237.166.400 11.366.017 11.366.016.480
Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2019

C. Energi/Listrik

Jaringan listrik merupakan suatu kebutuhan penunjang utama bagi kehidupan


manusia dalam melakukan aktivitasnya dan dikelola oleh PLN melalui jaringan
kabel di atas permukaan tanah. Prasarana listrik harus dapat melayani
penduduk dalam melakukan aktivitas ekonomi dan sosial. Pendistribusian
prasarana listrik harus dapat mencukupi kebutuhan penduduk sesuai dengan
yang dibutuhkan. Untuk memperkirakan kebutuhan listrik di RKT Kaureh -
Lereh pada akhir tahun perencanaan dihitung berdasarkan standar dan
asumsi kebutuhan listrik sebagai berikut :

- Rumah Tangga dengan asumsi 1 Rumah Tangga/KK terdapat 5 orang

- Standar kebutuhan 1 rumah tangga 900 Watt

- Fasilitas Umum 30% dari kebutuhan rumah tangga

- Penerangan Jalan 2% dari kebutuhan rumah tangga

Berdasarkan asumsi tersebut maka kebutuhan listrik di RKT Kaureh - Lereh


tahun 2032 dapat dijelaskan pada tabel berikut:

5-17
TABEL 5.9
KEBUTUHAN ENERGI/LISTRIK DI RKT LEREH TAHUN 2032
2032

Kapasitas
Total
No. SKP Listrik Fasilitas
Penduduk Penerangan Kebutuhan
Rumah Umum
Th 2032 Jalan (Watt) Listrik
Tangga (Watt)
(Watt)
(Jiwa)

1 KPB 1.397 251.460 75.438 5.029 331.927


2 SKP A 50.182 9.032.760 2.709.828 180.655 11.923.243
3 SKP B 9.323 1.678.140 503.442 33.563 2.215.145
4 SKP C 20.576 3.703.680 1.111.104 74.074 4.888.858
Jumlah 81.478 14.666.040 4.399.812 293.321 19.359.173
Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2019

Rencana pengembangan sistem jaringan listrik adalah meningkatkan


pembangunan jaringan distribusi menuju desa yang saat ini belum terjangkau
jaringan pelayanan serta dapat dilakukan dengan memanfaatkan
sumberdaya yang ada untuk sumber energi, misalnya energi matahari, energi
gelombang dan lain-lain yang dapat menjadi sumber energi di wilayah
perencanaan.

D. Telekomunikasi

Telekomunikasi merupakan prasarana pemberian informasi dan komunikasi


jarak jauh, kebutuhan pelayanan komunikasi penting dalam aspek prasarana.
Kapasitas yang harus dimiliki prasarana telekomunikasi harus mencukupi
penduduk yang menggunakannnya. Perkiraan kebutuhan telepon di RKT
Kaureh - Lereh tahun 2032 dapat dilihat pada tabel berikut 5.10.

Untuk memenuhi kebutuhan prasarana telekomunikasi bagi suatu wilayah,


maka pengembangan jaringan telepon ini sangat dibutuhkan, tetapi dengan
melihat sumber daya yang ada serta besarnya biaya bagi pembangunan
infrastruktur maka pengembangan jaringan telepon kabel dinilai kurang
efisien, serta setelah adanya era teknologi telepon seluler, maka telepon
seluler dinilai lebih cocok karena sifat dari telepon seluler yang begitu mobile.

5-18
Rencana pengembangan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi khususnya
jaringan telepon seluler, pemerintah perlu mendorong keberadaan BTS (Base
Transceiver Station) setidaknya seluruh kawasan perencanaan dapat tercover
oleh signal telepon seluler dan penempatan menara BTS harus sesuai dengan
standar yang berlaku.

TABEL 5.10
KEBUTUHAN TELEKOMUNIKASI DI RKT LEREH TAHUN 2032

Tahun 2032
Perkiraan Sambungan Telepon
No SKP Jumlah
Telepon Telepon Telepon
Penduduk (Jiwa) Rumah Tangga (SST) Fasos Fasum Umum (SST)
1 KPB 4.367 218 7 2
2 SKP A 15.325 766 23 6
3 SKP B 7.867 393 12 3
4 SKP C 6.672 334 10 3
Jumlah 34.231 1.711 52 14
Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2019

E. Persampahan

Peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya menyebabkan volume


sampah meningkat pula. Peningkatan volume sampah ini merupakan masalah
yang harus ditangani secara berkesinambungan oleh berbagai pihak.
Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

- Pengumpulan sampah dilakukan langsung oleh penduduk,


kemudian sampah tersebut dibakar, ditimbun, atau dibuang
langsung ke tempat sampah.

- Pembuangan sampah dikumpulkan di tempat sampah di


pekarangan rumah,lalu diangkut oleh petugas sampah ke TPS.
Selanjutnya dari tempat pembuangan sampah sementara
diangkut dan dibuang pada lokasi TPA.

Lokasi TPA berada di TPA Babah Dua, telah beroperasi terletak


di Kecamatan Tadu Raya seluas 10 Ha berada di Gampong

5-19
Babah Dua, meliputi: Permukiman Kuala, Kuala Pesisir, Tadu
Raya, Beutong, Seunagan, Suka Makmue, dan Kaureh - Lereh;

Berdasarkan hasil analisis, besarnya timbulan sampah yang dihasilkan sampai


dengan tahun 2032 di RKT Lereh seperti terinci pada tabel dibawah ini.

TABEL 5.11
TIMBULAN SAMPAH DI RKT KAUREH - LEREH TAHUN 2032
Tahun 2032
Timbulan Sampah (Lt/Org/Hari)
No SKP
Jml Pddk Non Domestik Total
Domestik
20%
1 KPB 1.397 4.761 952 5.713
2 SKP A 2.164 4.761 952 5.713
3 SKP B 2.402 5.284 1.057 6.341
4 SKP C 1.745 3.839 768 4.607
Jumlah 7.708 18.645 3.729 22.374
Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2019

Rencana pengembangan pengelolaan persampahan masih mengupayakan


pengelolaan secara individual dan konvensional yaitu melalui penimbunan
dan pembakaran selain itu dapat dilakukan dengan pengumpulan sampah
ditempat sampah dan pekarangan rumah, lalu diangkut oleh petugas sampah
ke TPS. Selanjutnya dari tempat pembuangan sampah sementara diangkut
dan dibuang pada lokasi TPA.

5-20

Anda mungkin juga menyukai