Dibuat sebagai Syarat untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Alat Ukur
Jurusan Teknik Elektro
Oleh:
Achmad Ali Fahmi (128225006)
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ELEKTRO
UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG
2020
ii
Kata Pengantar
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat
kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini
kami membahas “Osiloskop”, suatu instrumen yang digunakan dalam pengukuran listrik.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai instrumen
osiloskop yang sangat diperlukan dalam pengukuran listrik terutama dalam mengukur sinyal
seperti tegangan AC atau DC dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang
mengikuti mata kuliah “Alat Ukur”.
Dalam proses pendalaman materi Alat ukur ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan,
arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang sangat mendalam kami sampaikan
kepada Bapak Achmad Setiawan, ST., MT. selaku dosen mata kuliah “Alat Ukur”, rekan-rekan
mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan dan pihak-pihak lain yang membantu dalam
proses penyelesaian makalah ini.
Penulis telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun bukan
tidakmungkin dalam makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat menyempurnakan makalah ini ke
depannya.
Demikian makalah ini saya buat semoga memberikan manfaat. Terima kasih.
Penyusun
iii
Daftar Isi
Halaman Sampul…………………………………………………………………..
Kata Pengantar……………………………………………………………………. ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengenalan Osiloskop ……………………………………………………………………………………. 2
2.2 Bagian-Bagian Osiloskop Beserta Fungsinya …………………………………………….. 3
2.3 Fungsi dan Kegunaan Osiloskop Secara Umum ………………………………………… 6
2.4 Prinsip dan Cara Kerja Osiloskop ……………………………………………………………… 6
2.5 Penggunaan Osiloskop…………………………………………………………………………………. 13
2.6 Kinerja Osiloskop…………………………………………………………………………………………. 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………. 18
3.2 Saran…………………………………………………………………………… 18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian atau panel osiloskop beserta fungsinya.
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari osiloskop.
3. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dari osiloskop.
4. Mahasiswa dapat memahami penggunaan osiloskop.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Wujud dari osiloskop terlihat pada Gambar 2 mirip sebuah pesawat televisi dengan
beberapa tombol pengatur. kecuali terdapat garis-garis (grid) pada layarnya.
2
Gambar 2 Wujud Osiloskop yang Mirip dengan Televisi Kuno
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat
dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan
kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.
Ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar monitor
osiloskop, yaitu :
1. Gelombang sinusoidal
2. Gelombang blok
3. Gelombang gigi gergaji
4. Gelombang segitiga.
Secara umum osiloskop hanya untuk circuit osilator ( VCO ) di semua perangkat yang
menggunakan rangkaian VCO. Meskipun sudah berpengalaman dalam hal menggunakan
osiloskop, kita harus mempelajari tombol instruksi dari pabrik yg mengeluarkan alat
tersebut. Untuk menggunakan osiloskop haruslah berhati-hati, bila terjadi kesalahan sangat
fatal akibatnya.
3
Gambar 3 Front Panel Osiloskop Digital
4
Menampilkan atau Terminal kabel
Menu AC Line
4 menyembunyikan 4 power dari sumber
On/Off Input
menu AC/PLN
Memilih item atau Mengeluarkan
Adjusment Pass/Fail
5 merubah nilai 5 sinyal sisa
Knob Output
parameter terpilih pemfilteran
Pen-skalaan otomatis LAN Terminal untuk
6 Auto Set 6
kanal yang dipilih Interface Port kabel LAN
Akses
Utility & I/O/Languange/Print RS232 Serial Terminal untuk
7 7
Save/Load Setup dan Interface Port kabel jenis serial
Penyimpanan
Terminal untuk
Pengukuran nilai
Measure & USB Device komunikasi
8 parameter secara 8
Cursor Interface Port dengan port USB
otomatis atau manual
PC
Pengaturan proses Penyangga
Acquire & Rear Rubber
9 akuisisi dan tampilan 9 osiloskop (Non
Display Feet
pada DSO Teknis)
Menjalankan atau
Ventilation Pendingin utama
10 Run Control menghentikan 10
Fan DSO
akuisisi sinyal
Trigger Mengatur mekanisme
11
Control trigger pada sinyal
Shortcut & Mempercepat tahap
12
Local tertentu (optional)
Mengatur mekanisme
Horizontal
13 pengukuran pada
Control
sumbu X
Terminal input
EXT TRIG
14 trigger dari sumber
BNC
luar
Channel 2
15 Kanal 2 osiloskop
BNC Input
Mengatur mekanisme
Vertical
16 pengukuran pada
Control
sumbu Y
Channel 1
17 Kanal 1 osiloskop
BNC Input
5
Memilih menu yang
Function
18 ditampilkan pada
Buttons
layar
Mengatur dan
19 Print Button menjalankan fungsi
“Print”
Terminal sumber
Probe Comp.
20 sinyal internal untuk
Terminal
kalibrasi probe
Terminal USB
USB Host
21 Device (Flash Disk,
Interface
dll)
22 Tilt Feet Kaki penyangga
6
2.4.1 Osiloskop Analog
Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan
berkas elektron dalam tabung sesuai bentuk sinyal kemudian menampilkannya pada
layar. Osiloskop ini menggambar bentuk-bentuk gelombang listrik melalui gerakan
pancaran elektron (electron beam) dalam sebuah tabung sinar katoda (CRT -
Cathode Ray Tube) dari kiri ke kanan. Pancaran elektron dari bagian senapan
elektron (electron gun) yang membentur atau menumbuk dinding dalam tabung
tersebut mengeksitasi elektron dalam lapisan fosfor pada layar tabung sehingga
terjadi perpendaran atau nyala pada layar yang menggambarkan bentuk dasar
gelombang atau sinyal.
Diagram atau rangkaian osiloskop ini disajikan pada gambar 5a dan 5b
sebagai berikut.
7
Gambar 5b Diagram Blok Osiloskop Analog
8
bergerak menuju ke layar, yang berakibat bentuk gelombang pada layar dapat
diperbesar atau diperkecil.
Sinyal akan bergerak juga ke bagian sistem trigger untuk memulai sapuan
horizontal (horizontal sweep). Sapuan horizontal ini menyebabkan titik cahaya
bergerak melintasi layar. Jadi, jika sistem horizontal mendapat trigger, titik cahaya
melintasi layar dari kiri ke kanan dengan selang waktu tertentu. Pada kecepatan
tinggi titik tersebut dapat melintasi layar hingga 500.000 kali per detik.
Secara bersamaan kerja sistem penyapu horizontal dan pembelok vertikal
akan menghasilkan pemetaan sinyal pada layar. Trigger diperlukan untuk
menstabilkan tampilan sinyal berulang. Untuk meyakinkan bahwa sapuan dimulai
pada titik yang sama dari sinyal berulang, hasilnya bisa tampak pada gambar berikut.
9
lapisan fosfor yang dirangsang/dieksitasi secara berulang nampak lebih terang
daripada daerah yang kurang distimulasi.
Kesimpulannya, gambar yang diragakan oleh ART kadang begitu redupnya
sehingga sulit untuk dilihat baik karena sinyal masukannya mempunyai sisi-sisi
yang begitu cepat (seperti halnya gelombang kotak dari suatu astable multivibrator
yang bagian sisi tegak gelombangnya hampir tak terlihat), atau karena gelombang
repetitif menghasilkan event-event tertentu yang demikian jarangnya.
Cahaya yang dihasilkan oleh fosfor mempunyai waktu hidup yang sangat
pendek setelah pancaran elektron berlalu. Untuk fosfor yang sering digunakan pada
CRT yaitu P31, cahaya yang dihasilkan akan turun sampai ke suatu harga yang
masih dapat dilihat dengan nyaman dalam ruang yang bercahaya sedang dalam
waktu 38 mikrodetik. Jika laju kecepatan pancaran elektron untuk mengeksitasi
ulang terjadi di bawah 1/38 mikrodetik atau 26 kHz, maka akan terjadi penurunan
cahaya secara dramatis di layar.
Kedipan (flicker) merupakan suatu fenomena lain yang membatasi kinerja
CRT. Jika laju eksitasi ulang jatuh dibawah harga minimum tertentu, umumnya
sekitar 15 sampai 20 Hz, maka akan terjadi kedipan, yakni peragaan di layar akan
tampak nyala dan padam bergantian. Peragaan bagian gelombang yang nampak
redup baik karena sinyal yang diamati mempunyai sisi-sisi atau tebing gelombang
yang begitu cepat atau pada gelombang repetitif yang menghasilkan event-event
tertentu yang demikian jarang, kini dapat diatasi dengan dengan teknologi MCP (
Microchannel Plate) dari Tektronix, yang mampu meningkatkan intensitas peragaan
bagian-bagian yang redup dari sebuah gelombang sampai 1000 kali kecerahan
aslinya tanpa menaikkan intensitas peragaan pada bagian-bagian yang lebih kuat.
10
dihentikan. Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah cuplikan yang
disimpan dalam memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur.
11
peragaan yang lain dari bentuk gelombangnya aslinya. yakni osiloskop akan
menggambarkan struktur keseluruhan sinyal masukan pada suatu frekuensi yang
jauh lebih rendah dari frekuensi sinyal sesungguhnya.
Ketika menangkap suatu gelombang bentuk tunggal (single shot waveform )
dengan cuplikan waktu nyata, osiloskop digital harus secara akurat menangkap
frekuensi sinyal masukan. Osiloskop digital biasanya menspesifikasikan dua lebar
pita; real time dan analog. Lebar pita analog menyatakan frekuensi tertinggi jalur
masukannya yang dapat lolos tanpa cacat yang serius pada sinyalnya. Lebar pita real
time menunjukkan frekuensi maksimum dari osiloskop yang dapat secara akurat
mencuplik menggunakan satu event picu. Bergantung dari osiloskopnya, kadang-
kadang kedua lebar pita tersebut mempunyai harga yang sama, kadang mempunyai
nilai yang berbeda jauh. Sebagai contoh misalnya lebar pita analog dari suatu DSO
350 MHz dan lebar pita real time-nya hanya 40MHz.
Dengan metode alternatif yakni menggunakan equivalent-time sampling
DSO secara akurat dapat menangkap sinyal-sinyal sampai pada lebar pita
osiloskopnya, tetapi hanya pada sinyal-sinyal yang sifatnya repetitif. Dengan teknik
ini, osiloskop digital menerima cuplikan-cuplikan pada banyak event-event picu
yang kemudian secara berangsur-angsur mengkonstruksi keseluruhan bentuk
gelombangnya. Hanya lebar pita analog yang membatasi osiloskop pada frekuensi
berapa dapat menerima teknik ini.
Kebanyakan DSO, apakah ia menggunakan teknik real time atau equivalent
time akan mencuplik pada laju maksimum tanpa mengacu berapa dasar waktu (time
base) yang di pilih. Pada kecepatan sapuan yang lebih rendah osiloskop digital
menerima jauh lebih banyak cuplikan daripada yang dapat disimpannya. Bergantung
kepada mode akuisisi yang kita pilih, suatu DSO akan membuang cuplikan ekstra
atau menggunakannya untuk pemrosesan sinyal-sinyal tambahan seperti deteksi
puncak gelombang (peak detect), maupun sampul gelombang (envelope).
Dalam menangkap bentuk bagian gelombang yang diukur sebelum
terjadinya picu pada time base generator-nya, DSO mempunyai keunggulan
dibanding ART karena DSO secara terus menerus mencuplik dan
mendigitalisasikan sinyal masukan selagi ia menanti sebuah event picu sehingga
aktivitas gelombang sebelum terjadinya picu dapat diamati.
12
2.5 Penggunaan Osiloskop
Pada saat menggunakan osiloskop perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Memastikan alat yang diukur dan osiloskop dihubungkan pada ”ground”. Disamping
untuk kemanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi radio atau jala-jala.
2. Memastikan probe dalam keadaan baik.
3. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
4. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada
posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala
Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan
attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi
paling besar.
5. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
6. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
7. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
8. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.
13
m) Setelah tahapan K, osiloskop siap digunakan untuk mengukur tegangan.
Mengukur Tegangan AC
Langkah-Langkah Mengukur Tegangan Arus Bolak-Balik (AC)
1. Sinyal AC diarahkan ke CH input dan stel saklar mode untuk menampilkan bentuk
gelombang yang diarahkan ke CH tersebut.
2. Diatur saklar VOLT/ DIV untuk menampilkan kira- kira 5 DIV bentuk gelombang.
3. Diatur saklar SEC/DIV untuk menampilkan beberapa gelombang.
4. Atur penampilan gelombang secara vertikal sehingga puncak gelombang negatif,
gelombang berhimpit dengan salah satu garis gratikul horizontal.
5. Atur tampilan gelombang secara horizontal, sehingga puncak berimpit dengan pusat
garis gratikul vertikal.
6. Hitunglah tegangan puncak- kepuncak (peaks to peaks) dengan menggunakan
persamaan:
Vpeak to peak = (defleksi vertikal) x (penempatan saklar VOLT/ DIV).
Mengukur Tegangan DC
1. Pilih mode SOURCE pada LINE.
2. Pilh mode COUPLING pada DC.
3. Pilih DC pada tombol AC-DC.
4. Siapkan baterai yang akan diukur.
5. Dengan kabel penghubung, hubungkan battery dengan salah satu channel.
6. Hal yang perlu diperhatikan sebelum mengukur adalah, letakkan nilai 0 di layar sebaik
mungkin.
7. Variasikan VOLTS/DIV pada beberapa angka (misalnya 1, 1.5, dan 2).
8. Catat semua hasil pengukuran yang didapatkan.
14
Gambar 8 Metode Dual Trace
16
9. Panjang Record
Panjang record dari sebuah osiloskop digital menunjukkan berapa banyak gelombang
dapat disimpan dalam memori. Tiap gelombang terdiri dari sejumlah titik. Titik-titik ini
dapat disimpan dalam sebuah record gelombang. Panjang maksimum dari record
bergantung dari banyaknya memori dalam osiloskop. Karena osiloskop hanya dapat
menyimpan dalam jumlah yang terbatas ada pertimbangan antara detail record dan
panjang record. Karena itu kita dapat memperoleh sebuah gambaran detil untuk waktu
yang pendek atau gambaran yang kurang mendetil untuk jangka waktu yang lebih lama.
Pada beberapa osiloskop kita dapat menambahkan memori untuk meningkatkan panjang
record.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Fungsi osiloskop secara umum adalah untuk menganalisa tingkah laku besaran yang
berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal
yang sedang diamati.
2. Pada prinsip kerjanya, antara osiloskop analog dan digital memiliki prinsip dasar yang
sama. Hanya saja pada osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu
di-sampling (dicuplik) dan didigitalisasikan dengan ADC.
3. Cara penggunan osiloskop adalah yang pertama pengkalibrasian, kemudian mengatur
fokus, intensitas, kemiringan, x-position, dan y-position, setelah probe dikalibrasi maka
dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan
persegi pada layar.
3.2 Saran
Untuk lebih mengetahui dan mengerti tentang osiloskop ada baiknya langsung melihat
dan mempraktekan materi ini, agar bisa lebih memahami mengenai osiloskop. Menyadari
bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan
detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak
yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Moris, Alan S. 2001. Measurement & Instrumentation Principles. Edisi Ketiga. Woburn:
Butterworth-Heinemann. 114-118.
B+K Precision Corp. 2001. Oscilloscope Applications Guidebook. Edisi Ketiga. Placentia: B+K
Precision. 4-23.
Rian Priyadi. (2013). Pengukuran Tegangan AC/DC dengan Multimeter dan Osiloskop. From
http://rian-priyadi.blogspot.com/2013/12/pengukuran-tegangan-ac-dc-dengan_6, 25 Oktober
2014.
19