Anda di halaman 1dari 6

SOP MANAJEMEN NYERI : TERAPI BERDZIKIR

Makalah disusun guna memenuhi tugas


mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif

Dosen Pengampu: Ns. Ritanti, M.Kep., Sp. Kep. Kom

Disusun oleh :

HillaliaNurseha 1710711046
Lies Rahmayanti 1710711041
Widya Nofira Anwar 1710711074
Ummi Nurohmah 1710711111

UNIVERITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2019
A. TINJAUAN TEORI
1. Definisi Dzikir
Dzikir adalah mengingat Allah dengan segala sifat-sifatNya, pengertian dzikir tidak
terbatas pada bacaan dzikir itu sendiri (dalam arti sempit), melainkan meliputi segala
bacaan, shalat, ataupun perilaku kebaikan lainnya sebagaimana yang diperintahkan dalam
agama (Hawari, 2008).
2. Manfaan Dzikir
Diantara fadhilah dzikir seperti yang dinukilkan oleh Ibnu Qoyyim dalam kitab Al
Wabil Ash-Shayyib Minal Kalimatil Thayyib, Ia menjelaskan :
a. Mampu mengusir setan yang merongrong kalbu manusia.
b. Mendapatkan ridha dari Yang Maha Rahmat.
c. Melenyapkan kecemasan dan kegelisahan kalbu.
d. Menghidupkan mahabbah dengan ruhul Islam.
e. Mewariskan inabah kembali kepada Allah.
f. Kesibukan lisan karena dzikir yang bersambungan, maka ia terhindar dari
kesibukan yang membawa dosa.
g. Melenyapkan rasa cemas dalam hati karena persoalan dunia yang tidak
terpecahkan.
3. Langkah-langkah melakukan terapi dzikir
Langkah-langkah relaksasi dzikir ini merupakan modifikasi dari tekhnik relaksasi
ssengan melibatkan faktor keyakinan dari Benson (2000), yaitu :
a. Melihat kata sesuai deggan keyakinan kata tertentu digunakan sebagai fokus atau
pengantar meditasi, dan kata sebaiknya memilki arti khusus terutama fraseyang
dapat menimbulkan munculnya kondisitransen-densi, diharapkan dengan kata
tersebut dapat meningkatkan respon pasien dengan memberikan kesempatan
untuk memilih faktor keyakinan tertentu yang dapat memberikan pengaruh,
contohnya : dengan istighfar atau menyebut dengan takbir. Pemilihan
frasesebaiknya cukup singkat agar dapat diucapkan dalam hati ketika
menghembuskan nafas secara normal, metode yang akan digunakan adalah
frase“yaa Allah” karena fraseini sangat dan langsung menuju kepada objek
transendensi.
b. Atur posisi tubuh yang nyaman sebelum memulai relaksasi carilah posisi duduk
yang nyaman sehinggan posisi tidak menggangu pikiran. Posisi dapat dilakukan
misalnya dengan bersila atau duduk disofa. Lingkungan diatur sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu proses relaksasi misalnya suhu, kebisingan, pakaian
yang terlalu ketat dan bau-bauan yang tidak enak.
c. Memejamkan mata, pejamkan mata secara perlahan dan pejamkan secara wajar.
Karena pemaksaan untuk memejamkan akan membuat otot-otot mata tidak
rileks.4)Lemaskan otot-otot mulailah melemaskan otot dari kaki, kemudian betis,
dan perut seterusnya hingga kepala. Caranya dengan meremaskan otot yang akan
di rilekskan kemudian otot tersebut di perintahkan untuk rileks misalnya akan
melemaskan otot kaki ;dengan memerintahkan pada kaki “lemas...lemas...” sambil
merasakan dan membiarkan otot-otot kaki untuk lemas.
d. Pehatikan nafas dan mulailah menggunakan kata fokus yang berasal dari
keyakinan. Bernafaslah perlahan-lahan dan wajar, tanpa memaksakan iramanya
tahap ini mulailah berulang-ulang dalam hati kata atau fraseyang dipilih sambil
mengambil dan mengeluarkan nafas.
e. Pertahankan sikap pasif selain pengulangan kata atau frase, sikap pasif adalah
aspek penting untuk membangkitkan respon relaksasi. Saat mulai duduk dan
mengulang-ulang fraseberbagai macam pikiran akan bermunculan yang akan
mengalihkan perhatian fraseyang diulung-ulang. Teknik untuk menghindari
gangguan ini adalah dengan tidak mempedulikan dan tidak memaksa
menghilangkan gangguan tersebut. Selain itu bila muncul rasa nyeri akibat duduk
terlalu lama bersikap pasif saja tidak tidak perlu dilawan, ketika rasa nyeri itu
muncul katakan pada diri sendiri “baiklah” dan kembali mengulang fraseatau kata
yang digunakan.
B. SOP TERAPI DZIKIR

SOP
TERAPI SPIRITUAL DZIKIR

1. Dzikir dapat mengusir, menundukkan dan membakar setan, karena dzikir

bagaikan benteng yang sangat kokoh yang mampu melindungi seorang

hamba dari serangan musuh-musuhnya.

2. Dzikir dapat menghilangkan kesedihan, kegundahan, dan depresi, dan dapat

mendatangkan ketenangan, kebahagiaan dan kelapangan hidup. Karena

dzikir mengandung psikoterapeutik yang mengandung kekuatan spiritual


1 Tujuan
atau kerohanian yang dapat membangkitkan rasa percaya diri dan rasa

optimisme yang kuat dalam diri orang yang berdzikir.

3. Dzikir dapat menghidupkan hati

4. Dzikir dapat menghapus dosa dan menyelamatkannya dari adzab Allah,

karena dengan berdzikir dosa akan menjadi suatu kebaikan yang besar,

sedang kebaikan dapat menghapus dan menghilangkan dosa.

Ruang Indikasi : Pasien paliatif care


2
Lingkup Kontra indikasi : Tidak Ada
Terapi yang menggunakan media dzikir mengingat Allah yang bertujuan untuk
memfokuskan pikiran. Dengan bacaan do’a dan dzikir orang akan menyerahkan
3 Definisi segala permasalahan kepada Allah, sehingga beban stress yang dihimpitnya
mengalami penurunan.

Ya Td
4 Prosedur KOMPONEN
k
Fase Orientasi
a. Salam terapetiuk
b. Evaluasi/ validasi kondisi pasien
c. Kontrak : topik, waktu/tempat

Fase kerja
Persiapan Alat
Tasbih, sajadah, dsb.

Persiapan pasien
1. Mengkaji pasien terhadap tindakan yang akan dilakukan
2. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan

Cara Kerja
Langkah-langkah respon rileksasi menurut Dr.dr Samsuridjal
Djauzi, SpPD., KAI (2008) antara lain :

1. Pilihlah kalimat spiritual yang akan digunakan


2. Duduklah dengan santai
3. Tutup mata
4. Kendurkan otot-otot
5. Bernapaslah sacara alami dan mulai mengucapkan kalimat
spiritual yang dibaca secara berulang-ulang
6. Bila ada pikiran yang mengganggu, kembalilah fokuskan
pikiran
7. Lakukan selama 10 menit

8. Jika sudah selesai, jangan langsung berdiri duduklah dulu


dan beristirahat, buka pikiran kembali, barulah berdiri dan
melakukan kegiatan kembali.
Kriteria Evaluasi
1. Mengkaji proses dan hasil dari terapi spiritual
menggunakan catatan aktivitas terapi yang telah
dilakukan.
2. Menganalisis sesi yang telah dilakukan untuk melihat
kefektifan terapi.
3. Menganalisis hasil dan catatan terapi sehingga perawat
dapat mengetahui progres teknik yang dilakukan klien
dalam mengembngkan sesi.

Catatan :

Anda mungkin juga menyukai