Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

ELEKTROANALISIS
KULOMETRI ARUS KONSTAN

Nama Kelompok :
1. Riefkyansyah (1710412004)
2. Resfal Junaidi (1710411015)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas
mata kuliah Elektroanalisis dengan judul Kulometri Arus Konstan.
Sebagai penutup kami berterima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa
disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini, semoga Allah SWT, memberikan pahala yang setimpal atas kebaikan
yang diberikan kepada kami. Amin.

Padang, 05 Februari 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Koulometri
Kulometri adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada prinsip kuantitas
kelistrikan (pengukuran coulomb) yang mempelajari hubungan antara konsentrasi
dengan muatan listrik. Kulometri menunjukkan ke pengukuran coulomb (yaitu
banyaknya listrik).
Kulometri adalah sederhana pada dasarnya dan relatif tidak rumit dalam
penggunaan di laboratorium. Permasalahan utama adalah untuk meyakinkan bahwa
semua listrik yang lewat melalui sel, sebenarnya adalah berhubungan dengan reaksi
elektroda yang dikehendaki.
Kulometri menunjukkan ke pengukuran coulomb (yaitu banyaknya listrik).
Dalam kimia analitik, istilah ini berarti suatu pengukuran coulomb dengan keadaan
sedemikian rupa, hingga banyaknya yang diukur berhubungan dengan suatu reaksi
elektrokimia tertentu. Ini memungkinkan suatu perhitungan yang sederhana,
berdasarkan Hukum Faraday.
Kulometri menggunakan sumber arus konstan untuk memberikan sejumlah
diukur dari muatan. Salah satu mol elektron adalah sama dengan 96.485 coulomb
biaya, dan disebut Faraday.
Dalam kimia analitik, istilah ini berarti suatu pengukuran coulomb dengan
keadaan sedemikian rupa, hingga banyaknya yang diukur berhubungan dengan suatu
reaksi elektrokimia tertentu. Ini memungkinkan suatu perhitungan yang sederhana, dan
yang menjurus, berdasarkan Hukum Faraday.
Hukum Faraday menyatakan bahwa bila sejumlah tertentu listrik dilewatkan
melalui suatu elektrolit akan menghasilkan suatu perubahan kimia pada elektroda yang
besarnya sebanding dengan jumlah listrik tersebut yaitu:
𝑄𝑀
W= 𝑛𝐹

Keterangan :
W = zat dengan formula
M = yang akan tereduksi dan teroksidasi
Q = coulomb lisrik
n = jumlah elektron
F = Tetapan Faraday
Kulometri yaitu analisa yang didasarkan pada reaksi kimia yang berlangsung
pada sebuah elektroda yang berbanding lurus pada banyaknya listrik yang mengalir
melalui elektroda tersebut.
Apabila arus besarnya 1 ampere lewat selama 1 detik maka banyaknya listrik yang
diperlukan adalah 1 koulom.
1 coulomb = 1 ampere x 1 detik
Yang mendasari analisa kulolometri yaitu hukum Faraday.
Hukum Faraday
Satu ekivalen sembarang zat elektro aktif memerlukan 96.493 coulomb untuk reaksi
lengkap.
Jadi: 1 F = 96493 C atau dibulatkan 96500 C
Q=MxF M = mol/ lt
F = C/ M
Dalam suatu analisa koulometri dengan persyaratan yang ada sehingga semua
listrik yang lewat melalui sebuah sel elektrolitik berhubungan dengan reaksi elektroda
yang diharapkan sehingga dirumuskan:
Gram zat yang ditentukan = Jumlah coulomb x MR
nF
n = banyaknya elektron yang dipindahkan
F = Faraday
Banyaknya zat yang ditentukan = C x gram/ mol . = gram
ekiv./ mol x C/ ekivalen
Kulometri meliputi 3 bagian pokok
1.Kulometri untuk menetapkan kwantitas listrik
2.Sumber arus yang tterkendali
3.Bejana elektrolisis

Prinsip dasar Kulometri


Apabila effisiensi reaksi 100%, 1 faraday adalah 96.487 C akan menyebabkan reaksi 1
berat ekivalen zat. Hubungan antara W (massa), Q (jml coulomb), BM (berat molekul),
n (jml elektron) dan F (faraday) adalah sebagai berikut:
W = Q x BM Q=Ixt I = banyaknya arus yg mengalir
Fxn t = waktu ( detik )
W/ BM = I x t . = Molar = M F = 96,5 C/M
F. n
Bila banyaknya arus = I dan arusnya konstan dalam coulometri arus konstan, jumlah
coulomb total adalah:
Q=Ixt
Bila potensial coulometri terkontrol perubahan arus secara kontinou adalah Q.
Q = ∫o∞ I dt
Prinsip ini dapat dimanfaatkan untuk penentuan kualitatif, bila efisiensi arus
adalah 100% dan tidak ada reaksi samping. Metoda ini dikenal sebagai analisis
Kulometri. Analisis ini dengan dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Arus konstan dimana banyaknya zat yang terendapkan ditentukan oleh lamanya
waktu.
2. Pada potensial konstan kemudian arus diturunkan secara eksponensial dari nilai
relative besar sampai 0.
Metoda klasik untuk mengukur banyanya listrik adalah suatu kulometer yang
ditunjukkan apabila suatu arus 1 ampere lewat selama 1 detik, maka banyaknya listrik
yang tersangkut adalah 1 coulomb yaitu,
Coulomb = ampere x detik

Metode ini didasarkan pada penggunaan hukum Faraday yang mengatakan


bahwa 96486 coulomb arus listrik akan mengoksidasi atau mereduksi satu gram setara
suatu zat giat listrik (electroactive = zat yang dapat bereaksi secara elektrokimia).
Dalam metode ini dikenal juga titrasi Kulometri yang titrannya dihasilkan secara
elektrolisis sehingga titran betul-betul murni ± 99,9%, berguna terutama untuk titrasi
zat yang mudah menguap. Contoh titrasi vitamin C dengan I2 yang dihasilkan dari
(𝑎𝑚𝑝)(𝑑𝑒𝑡)
elektrolisis KI. Jumlah setara I2 yang bereaksi sesuai dengan 𝑥 1 𝑒𝑘. Jumlah
96468
I2 yang dihasilkan bergantung pada waktu elektrolisis bila arus yang mengalir tetap.

1.2 Titrasi Kulometri (Kulometri dengan Ampere tetap)


Titrasi menggunakan suatu pentitrasi yang dibuat secara elektrolisis oleh arus
tetap. Dalam beberapa analisis , elektroda kerja hanya membuat pereaksi.cobtoh titrasi
halide-halida dengan ion perak yang dihasilkan pada anoda perak. Dalam titrasi lain,
analit bisa juga terlibat langsung pada elektroda penghasil contoh ini adalah oksidasi
Kulometri besi (II). Sebagian besi (II) dioksidasi oleh cerium (IV) yang dihasilkan
secara elektrollisis dan sebagian lagi dalam reaksi elktroda langsung. Dalam setiap
langkah oksidasi harus mencapai kemangkusan arus 100% seperti perubahan kimia
analit yang langsung dalam satu langkah.
Didalam titrasi Kulometri, arus dijaga tetap secara hati-hati dan diketahui secara
tepat dengan bantuan amperstat, kemudian hasil-hasil arus dalam amper dan waktu
dalam detik ini diperlukan untuk mencapai titik akhir titrasi yang hasilnya adalah
jumlah coulum. Jumlah coulomb ini berbanding lurus dengan jumlah analit yang
terlibat dalam elektrolisis. Dengan metoda ini oksidasi atau reduksi secara kuantitatif
analit tidak sempurna karena pemolaran kepekatan pasti terjadi sebelum elektolisis
selesai. Untuk menanggulangi hal ini, potensial elektroda harus dinaikkan bila arus
tetap jika tidak,kenaikkan potensial ini menghasilkan pereaksi yang dapat bereaksi
dengan analit sehingga keefektifan arus berkurang dari 100% dengan titrasi koulumetri
reaksi analit tidak hanya terjadi pada permukaan elektroda saja.
Suatu titrasi kulometri memerlukan bantuan untuk menentukan titik setara kimia.
Kebanyakan penunjuk titik akhir yag dapat dipakai pada analisis koulumetri juga bisa
dipakai dalam metoda ini. Perubahan warna zat ,potensiometri,amperometry, dan
pengukuran daya hantar listrk semua telah digunakan secra berhasil.
Persamanaan diantara titrasi Kulometri dan voulometri adalah titik akhir ang
dapat diamati. Dalam kedua metoda,jumlah analit ditentukan melalui pengujian
penggabungan kaasitasnya, disatu pihak larutan baku dilain pihak electron. Kebutuhan
yang serupa adalah reaksi yang terjadi harus cepat, sempurna, dan bebas dari reaksi
sampingan.
Pada metoda ini, zat yang akan ditentukan dielektrolisa dengan arus konstan
sampai reaksi sempurna. Reaksi sempurna diperlihatkan oleh indikator atau
diperlihatkan oleh alat yang dipergunakan untuk menentukan titik akhir titrasi.
Pada metoda ini, diperlukan voltase arus searah yang tinggi yang dihubungkan
seri dengan suatu resistor besar sedemikian rupa sehingga perubahan resistor sel
elektrolisa selama operasi dapat diabaikan dan arus tetap konstan. Pada elektrolisis ini,
menyambung dan memutus arus analog dengan membuka atau menutup buret.
Jika hukum Faraday I dan II digabungkan :
W = Mr . Q
NF
Dimana i/F adalah faktor pembanding
I/F = 1/96487
Sehingga dapat ditulis :
W= Mr . Q
96487 F
Dimana :
W = Berat zat yang diendapkan
Mr = BM zat yang dielektrolisa
N = Jumlah elektron dalam reaksi elektroda
Q = Jumlah coulomb muatan yang telah mengalir
Persyaratan utama kedua metode coulometri adalah zat yang ditentukan
berinteraksi dengan efektivitas arus 100%. Jadi tiap faraday arus listrik harus
menyebabkan perubahan kimia yang sesuai dengan dengan satu setara analit. Tetapi
persyaratan ini tidak menunjukkan bahwa analit harus ikut serta langsung dalam proses
perpindahan elektron di katoda. Kenyataannya, seluruh atau sebagian zat yang akan
ditentukan ini lebih sering terlibat dalam suatu reaksi yang merupakan reaksi elektroda
jenis kedua.
Berdasarkan perbedaan efisiensi arus, analisa coulometri dapat dibedakan atas :
a. Proses langsung
Senyawa yang akan ditentukan bereaksi langsung pada elektroda.
Proses ini jarang digunakan karena zat yang dapat dititrasi secara
langsung jumlahnya terbatas.
b. Proses tidak langsung
Intermediet aktifnya adalah hasil kuantitatif pertama oleh proses
titrasi elektroda kemudian bereaksi langsung dengan zat yang akan
ditentukan.
Persamaan antara titrasi volumetri biasa dengan titrasi coulometri adalah titik
akhir yang sama-sama dapat diamati. Namun titrasi coulometri memiliki keunggulan
sebagai berikut:
1. Larutan standar diproduksi secara elektrolisis, bukan ditambahkan
melalui buret. Arus konstan dapat dipergunakan untunk menghasilkan
asam, basa, oksidator, reduktor, pengendap atau pengompleks yang
sangat murni. Dengan kata lain, coulomb menjadi standar primer
,menggantikan zat kimia.
2. Dapat digunakan untuk menghasilkan zat-at yang mudah menguap (Cl2
, Br2, I2 yang tidak stabil).
3. Zat-zat yang mudah menguap, terurai atau bersifat racun pada titrasi
volumetri, dapat dianalisa dengan metoda ini.
4. Dapat digunakan untuk analisa bahan-bahan yang radioaktif karena
analisa secara ini dapat berlangsung secara otomatis.
Keuntungan dari titrasi Kulometri antara lain adalah:
1. Tidak memerlukan larutan standar karena yang diukur adalah perubahan Coulomb
dengan besarnya arus yang dibuat konstan.
2. Senyawa atau unsur yang kurang atau tidak stabil dapat digunakan karena senyawa
atau unsur tersebut begitu ditambahkan akan secepatnya bereaksi.
3. Waktu analisis yang cepat.
4. Dapat dilakukan secara otomatis sehingga memungkinkan untuk digunakan dalam
penentuan unsur radioaktif.
Titrasi Kolumetri dibedakan menjadi 3:
1. Titrasi Penetralan
Asam lemah dan kuat dapat dititrasi dengan tingkat ketelitian yang tinggi
menggunakan ion hidroksida yang dihasilkan pada katode oleh reaksi
2H2 + 2e 2OH- + H2 (g)
Cara lain yang baik adalah mengganti anode dengan logam perak dan
menambahkan ion klorida atau bromide ke dalam larutan analit. Reaksi di
anode menjadi
Ag(s) + Br- AgBr -(s) + e
Perak bromide tidak mengganggu reaksi penetralan sehingga anoda hanya
akan menghasilkan ion hidroksida
2. Titrasi Pengendapan Dan Pembentukan Kompleks
Jenis titrasi yang melibatkan ion perak yang dihasilkan di anoda telah
berkembang. Sel dapat digunakan dengan suatu elektroda penghasil terbuat dari
logam perak panjang. Titik akhir ditunjukkan secara potensiometri atau dengan
zat penunjuk.
3. Titrasi Oksidasi-Reduksi
Titrasi oksidasi – reduksi adalah titrasi yang dapat digunakan dalam reaksi
redoks
Sumber kesalahan pada Titrasi Kolumetri:
 Perubahan arus selama elektrolisis
 Titik tolak proses dari kemangkusan arus 100%
 Kesalahan pengukuran arus
 Kesalahan pengukuran waktu
 Kesalahan titrasi yang disebabkan oleh perbedaan diatara titik setara dan titik
akhir
1.3 Sel Titrasi untuk Kulometri
Contoh sel titrasi Kulometri ditunjukan dalam gambar dibawah. Sel terdiri dari
elekroda penghasil (generator elektroda), pada pereaksi dibentuk, dan elektroda
pembantu untuk menyempurnakan proses elektrolisis.
Elektroda penghasil, yang mempunyai luas permukaan yang relative besar,
sering berupa lempengan atau kawat platina siral, elektroda kasa sebagai katoda yang
dibentuk pada elektroda kedua akan mengganggu. Contoh pembentukan oksidator
dianoda sering disertai pembebasan hydrogen dikatode, bila gas ini tidak dikeluarkan
dari larutan, reaksi dengan oksidator mungkin terjadi . untuk mengurangi jenis
gangguan ini, elektroda kedua dipisahkan oleh suatu penyekat atau media berpori
lainnya.
Cara lain, pemisahan elektroda pembantu adalah dengan alat yang
diperlihatkan, disini pereaksi dihasilkan secara eksternal. Alat ini disusun sedemikian
rupa sehingga elektrolit mengalir sebentar setelah arus dioutuskan, jadi pendorong
pereaksi yang tertinggal kedalam bejana titrasi.

Sel untuk titrasi kulometri


Instrumen titrasi Kulometri terdiri atas:
1. Sumber arus listrik dan jam
Sumber arus listrik dan jam di pasang bersama-sama. Sumber arus yang digunakan
merupakan suatu voltase arus searah yang tinggi dan dihubungkan seri dengan
suatu resistor besar, sehingga perubahan resistans sel elektrolisis selama titrasi
dapat diabaikan dan arus tetap konstan.
2. Elektroda Generator
Elektroda yang biasa digunakan adalah suatu potongan platina, yang ditempatkan
di dalam larutan yang dianalisis dalam suatu gelas/kaca frit
3. Elektroda Indikator
4. Elektroda Pembantu
Diletakkan di dalam ruang yang terpisah dari elektroda generator, yang dasarnya
berupa cakram saringan terbuat dari kaca masir. Pemisahan elektroda pembantu
tersebut bertujuan untuk mencegah terangkutnya produk elektroda apapun yang
tidak diinginkan ke dalam larutan uji oleh aliran cairan.
5. Stirrer (pengaduk magnetik)
Dalam titrasi Kulometri, titrasi dilakukan dengan mengoperasikan saklar (seperti
keran buret) sampai reaksi antara konstituen (baik langsung maupun tak langsung)
dengan suatu zat lain yang dibentuk dielektrode berjalan sempurna. Titik akhir
titrasi Kulometri dapat menggunakan teknik titik akhir visual potensiometrik,
fotometrik, amperometrik atau yang lainnya. Dengan diketahuinya waktu yang
diperlukan dalam titrasi, besarnya arus konstan dan hokum Faraday, maka dapat
diketahui coulombs yang bekerja dalam titrasi tersebut.
Q=I.t
Dimana
I = Arus listrik dalam ampere
t = waktu dalam sekon
1 Faraday = 1,6.10-19 elektron = 96500 Coulomb
1 Faraday = 1 ekivalen
Dalam analisis Kulometri juga telah dikembangkan kondisi untuk menghasilkan
sejumlah besar titran secara elektrolisis. Keunggulan kondisi tersebut adalah hanya
diperlukan kuantitas fundamental arus listrik dan waktu.
DAFTAR PUSTAKA

1. Khopkar. 2010. Konsep dasar kimia analitik. Jakarta: UI-Press.


2. Hendayani, Sumar dkk. 1994. KIMIA ANALITIK INSTRUMENT. Semarang:
IKIP-Press.
3. Day, R.A dan Undewood, A.L. 1986. ANALISIS KIMIA KUANTITATIF. Jakarta:
Elangga.
4. https://plus.google.com/114707762678300757236/posts/bbf6fhVmNm7
5. http://vivienanjadi.blogspot.co.id/2012/12/koulometri.html
6. Ewing, Galen. W. 1985. Instrumental Method of Chemical Analysis. New York :
Mc Graw Hill company.
7. Hendayana, Sumar. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP

Anda mungkin juga menyukai