Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus typhoid fever, yang diambil beberapa
literatur yaitu Carpenito (1999; hal 192) dan Doenges (1999; hal 471), adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan suhu tubuh b/d rangsangan endotoksin terhadap sintesa dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit terhadap jaringan yang meradang, perubahan pada regulasi temperatur,
peningkatan tingkat metabolisme, penyakit.
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri abdomen) b/d proses inflamasi usus; iritasi, perforasi.
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) b/d intake inadekuat;
disfungsi usus, abnormalitas metabolik, pembatasan makanan secara medik.
d. Gangguan keseimbangan volume cairan b/d output yang berlebihan; gangguan absorpsi cairan
misalnya kehilangan fungsi kolon, status hipermetabolik misalnya inflamasi dan proses
penyembuhan.
e. Intoleran aktifitas b/d kelemahan fisik.
f. Resiko terjadi komplikasi (Peritonitis) b/d invasi kuman menembus lumen usus.
g. Kurang pengetahuan keluarga (kebutuhan belajar) mengenai penyakit, prognosis, pengobatan,
dan perawatan b/d kurang pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi informasi, tidak mengenal
sumber informasi, keterbatasan kognitif.
3. Perencanaan
a. Dx I : Peningkatan suhu tubuh b/d rangsangan endotoksin terhadap sintesa dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang, perubahan pada regulasi temperatur.
Tujuan: Suhu tubuh kembali normal.
Kriteria hasil :
Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal (36 – 37,5oC), mukosa bibir lembab, turgor kulit
baik.
Bebas dari kedinginan.
Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan.
Rencana Tindakan:
1. Kaji tingkat kenaikan suhu tubuh dan perubahan yang menyertai.
2. Beri kompres hangat pada daerah dahi, aksila dan lipat paha
3. Monitor tanda vital setiap satu jam.
4. Anjurkan orang tua untuk memberi banyak minum.
5. Anjurkan orang tua untuk memakaikan pakaian yang tipis dan menyerap keringat serta
membatasi jumlah selimut.
6. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antipiretik contoh paracetamol.
b. Dx II : Gangguan rasa nyaman (nyeri abdomen) berhubungan dengan proses inflamasi usus;
perforasi.
Tujuan: Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol.
Kriteria hasil:
Tampak rileks dan mampu beristirahat dengan nyaman.
Mempraktekkan tindakan pereda nyeri non invasif untuk mengatasi nyeri.
Rencana Tindakan:
1. Kaji lokasi, intensitas ( skala 0-10 ), dan karakteristik nyeri (menetap, hilang timbul, kolik)
2. Bantu klien untuk mengatur posisi senyaman mungkin.
3. Ajarkan dan bantu klien dalam melakukan tehnik relaksasi.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik bila nyeri berlanjut.
c. Dx III : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan
dengan intake inadekuat; disfungsi usus, abnormalitas metabolit, pembatasan makanan secara
medik.
Tujuan: Mempertahankan berat badan/menunjukkan peningkatan berat badan bertahap sesuai
tujuan.
Kriteria hasil:
Nilai laboratorium normal
Bebas tanda mal nutrisi
Merencanakan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi/membatasi gangguan gastro intestinal.
Rencana Tindakan :
1. Kaji pola kebutuhan nutrisi klien
2. Timbang berat badan setiap hari.
3. Berikan suasana menyenangkan pada saat makan, hilangkan rangsangan berbau.
4. Berikan makanan selingan yang tersedia selama 24 jam.
5. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat.
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi rendah serat dan cukup protein,
lemak, karbohidrat dan zat gizi lainnya.
f. Dx.VI : Resiko terjadi komplikasi (Peritonitis) berhubungan dengan invasi kuman menembus
lumen usus.
Tujuan: Tidak terjadi komplikasi dan mencapai penyembuhan tepat pada waktunya.
Kriteria hasil:
Bebas dari demam, nyeri.
Tanda vital dalam batas normal
Nilai laboratorium normal
Rencana Tindakan :
1. Kaji faktor yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi.
2. Ubah posisi berbaring pasien setiap satu jam.
3. Berikan penjelasan kepada keluarga mengenai faktor yang dapat menjadi komplikasi.
g. Dx.VII : Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang penyakit, prognosis, pengobatan dan
perawatan berhubungan dengan kurang pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi informasi,
tidak mengenal sumber informasi, keterbatasan kognitif.
Tujuan: Menyatakan pemahaman proses penyakit, prognosis, pengobatan dan perawatan.
Kriteria hasil:
Mengungkapkan informasi akurat tentang diagnosa dan aturan pengobatan pada tingkatan
kesiapan diri sendiri
Melakukan dengan benar prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan tindakan
Melakukan perubahan gaya hidup yang perlu dan berpartisipasi dalam aturan pengobatan
Mengidentifikasi atau menggunakan sumber yang tersedia dengan tepat.
Rencana Tindakan :
1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga, termasuk berapa banyak informasi diperlukan.
2. Beri informasi tentang penyakit, prognosis, pengobatan dan perawatan. Ulangi penjelasan bila
diperlukan.
3. Beri kesempatan kepada klien dan keluarga untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
4. Beri feedback/umpan balik terhadap pertanyaan yang diajukan oleh keluarga atau klien.
4. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari intervensi yang dilakukan :
1. Suhu tubuh anak menunjukkan batas normal 36 0C – 37,5 0C
2. Tidak terjadi komplikasi apapun pada anak
3. Anak dapat beraktivitas dengan toleransi yang baik
4. Keluarga mengerti tentang kondisi anak, tentang penyakit, pengobatan, pencegahan,
pengobatan serta prognosis penyakit
5. Intake dan outpu cairan terpenuhi dengan baik
6. intake dan output diit balance sesuai dengan kondisi anak