Anda di halaman 1dari 6

SPPM MZ221B 202018007 ANISA SHOLIKHAH

TUGAS KE-5 Tanggal pemberian tugas 3 februari 2020

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL MATEMATIKA

1. Scientific Approach
Kelebihan
 Proses pembelajaran lebih terpusat pada siswa sehingga memungkinkan siswa
aktif dan kreaktif dalam pembelajaran.
 Langkah-langkah pembelajarannya sistematis sehingga memudahkan guru untuk
memanajemen pelaksanaan pembelajaran.
 Memberi peluang guru untuk lebih kreatif, dan mengajak siswa untuk aktif
dengan berbagai sumber belajar
 Langkah-langkah pembelajaran melibatkan keterampilan proses sains dalam
mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip.
 Proses pembelajarannya melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam
merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat
tinggi siswa.
 Dapat mengembangkan karakter siswa
 Penilaiannya mencakup semua aspek

Kelemahan

 Dibutuhkan kreativitas tinggi dari guru untuk menciptakan lingkungan belajar


dengan menggunakan pendekatan scientific sehingga apabila guru tidak mau
kreatif, maka pembelajaran tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

 Guru jarang menjelaskan materi pelajaran, karena guru banyak yang beranggapan
bahwa dengan kurikulum terbaru ini guru tidak perlu menjelaskan materinya.

2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)


Kelebihan :
 Mendorong siswa untuk belajar secara aktif.
 Mendorong lainnya sebagai pendekatan belajar secara interdisipliner.

1
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih apa yang akan dipelajari dan
bagaimana mempelajarinya.
 Mendorong terciptanya pembelajaran kolaboratif.
 Model Problem Based Learning diyakini mampu meningkatkan kualitas
pendidikan.
 Memupuk kemampuan Problem Solving.

Kelemahan :
 Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks
 Sulitnya mencari problem yang relevan
 Sering terjadi miss-konsepsi
 Konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang
 cukup dalam penyelidikan.

3. Pembelajaran berbasis Proyek (Project Based Learning)


Kelebihan :
 Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka
perlu untuk dihargai.
 Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
 Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan
masalah-masalah yang kompleks.
 Meningkatkan kolaborasi.
 Bekerja untuk menampilkan dan mengontruksi informasi secara mandiri.
 Berbagi pengetahuan dengan orang lain, bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama, dan mengakui bahwa setiap orang memiliki keterampilan tertentu yang
berguna untuk proyek yang sedang dikerjakan.
 Menampilkan semua disposisi intelektual dan sosial yang penting dibutuhkan
untuk memecahkan masalah dunia nyata.

Kelemahan :

 Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.


 Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
 Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana guru
yang memegang peran utama di kelas.
 Banyaknya peralatan yang harus digunakan.
 Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
 Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.

2
4. Discovery Learning
Kelebihan
 Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
keterampilan dan proses-proses kognitif.
 Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.
 Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah.
 Metode ini memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan
kemampuannya sendiri.
 Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga
ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit
dapa suatu proyek penemuan khusus.
 Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan
melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
 Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena
memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
 Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-
gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di
dalam situasi diskusi.
Kelemahan :
 Menyita banyak waktu karena guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar
yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan
pembimbing,
 Kemampuan berpikir rasional siswa ada yang masih terbatas
 Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini

5. Inquiry Model
Kelebihan :
 Model inkuiri merupakan model pembelajaran yang menekankan
kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor,
secara seimbang sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
 Model inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar meraka
 Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
 Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
 Situasi proses belajar menjadi merangsang.
 Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
 Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
 Situasi proses belajar menjadi merangsang.
 Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
Kelemahan :
 Jika model inkuiri digunakan sebagai model pembelajaran, maka
akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
 Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena

3
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
 Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu
yang telah ditentukan.
 Semua kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka model inkuiri akan sulit
diimplemintasikan oleh setiap guru.

4
REFERENSI

Afandi, Muhamad, Evi Chamalah dan Oktarina Puspita Wardani. 2013. MODEL DAN
METODE PEMBELAJARAN DI SEKOLAH. Semarang : Universitas Islam Sultan Agung
Semarang.
http://research.unissula.ac.id/file/publikasi/211313015/9230susun_ISI_DAN_DAFTAR_P
USTAKA_BUKU_MODEL_edit_.pdf [Diakses tanggal 3 Februari 2020 pukul 12.37
WIB]

Arismansyah ,Moch Nur. 2016. PENGGUNAAN MODEL PROJECT BASED LEARNING


(PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS D AN HASIL BELAJAR DALAM
PEMBELAJARAN IPS MATERI MEMBACA DAN MENGGAMBAR PETA. Bandung :
UNPAS. http://repository.unpas.ac.id/12776/ [Diakses tanggal 3 februari 2020 Pukul
13.40 WIB]

Armadi, ali. 2017. PENDEKATANSCIENTIFICDALAM PEMBELAJARAN TEMATIK


TERPADU DI SD. Sumenep : STKIP PGRI
http://autentik.stkippgrisumenep.ac.id/index.php/autentik/article/view/6/6 [Diakses tanggal
3 februari 2020 pukul 12.03 WIB]

Buana, Puji Sukma Lungguh. 2017. Penggunaan Model Discovery Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Percaya Diri Siswa pada Subtema Wujud Benda dan
Cirinya. Bandung: Universitas Pasundan.
http://repository.unpas.ac.id/30925/3/9a%20BAB%20II.pdf [Diakses tanggal 3 Februari
2020 Pukul 14.02 WIB]

Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar
Siswa. Yogyakarta: CV Budi Utama.
https://books.google.co.id/books?id=MfomDwAAQBAJ&pg=PA107&source=gbs_toc_r
&cad=4#v=onepage&q&f=false [Diakses tanggal 3 Februari 2020 pukul 15.38 WIB]

http://digilib.unila.ac.id/373/7/BAB%20II.pdf [Diakses tanggal 3 februari 2020 Pukul 14 : 19


WIB]

Kusmaryono, Heru. 2013. PENERAPAN INQUIRY BASED LEARNING UNTUK


MENGETAHUI RESPON BELAJAR SISWA PADA MATERI KONSEP DAN
PENGELOLAAN KOPERASI. Semarang : UNNES.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/DP/article/viewFile/3369/3278 [Diakses tanggal
3 Februari 2020 Pukul 14.25 WIB]

Nurzaman, Ady. 2016. Penerapan Model Project Based Learning Tipe Role Playing untuk
Meningkatkan Percaya Diri dan Prestasi Belajar Dalam Pelajaran IPS. Bandung:
Universitas Pasundan. http://repository.unpas.ac.id/12792/5/Bab%20II.pdf [Diakses
tanggal 3 Februari 2020 13.40 WIB]

5
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana
https://books.google.co.id/books?id=mKhADwAAQBAJ&printsec=frontcover#v=onepag
e&q&f=false [Diakses tanggal 3 Februari 2020 pukul 16.13 WIB]

Sarah, May. 2016 Meningkatkan Sikap Percaya Diri Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model
Problem Based Learning Tipe Stad Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Universitas
Pasundan. http://repository.unpas.ac.id/12845/4/BAB%20II%20benar.pdf [Diakses
tanggal 3 Februari 2020 12.37 WIB]

Sekarlati, Putia. 2017. Penggunaan Model Inquiry Based Learning Tipe Picture And Picture
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Bandung: Universitas Pasundan.
http://repository.unpas.ac.id/15341/6/BAB%20II.pdf [Diakses tanggal 3 Februari 2020
Pukul 14.20 WIB]

Siahaan ,Cinta Octaviani , 2019. PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING


TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA. Lampung : UNIVERSITAS
LAMPUNG. http://digilib.unila.ac.id/58781/ [Diakses tanggal 3 februari 2020 Pukul 14 :
01]

Taniredja, Tukiran, Efi Miftah Faridli dan Sri Harmianto. 2011. Model-Model Pembelajaran
Inovatif. Bandung: Alfabeta. http://repository.uinsu.ac.id/2575/2/finish.pdf [Diakses
tanggal 3 Februari 2020 pukul 13.39 WIB]

Widayati, Ninik Sri dan Hafis Muaddab. 2012. Model-Model Pembelajaran Inovatif.
Jombang: ElHaf Publishing.
http://nulisbuku.com/books/download/samples/9fdcdbd0d324838777002ff369fd410f.pdf
[Diakses tanggal 3 Februari 2020 pukul 14.52 WIB]

Anda mungkin juga menyukai