Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN PADA PERSALINAN

Dosen Pengampu: Fitria Prabandari, SSiT, M.Keb

Disusun Oleh:

1. Pratiwi Handayani (171496)


2. Diah Setianingsih (171497)
3. Listy Dian L.K.P (171503)
4. Eva Patmawati (171511)
5. Igvy Arnida A (171515)
6. Farda Inayah (171516)

AKADEMI KEBIDANAN YLPP PURWOKERTO


Tahun Ajaran 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam kami panjatkan kehadirat Allah SWT., karena rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang disusun untuk memenuhi tugas Penyakit Penyerta
Dalam Kebidanan dengan judul “Sistem Pencernaan”, Akademi YLPP Purwokerto.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Dengan pembuatan
makalah ini wawasan kami jadi bertambah luas, walaupun makalah ini masih banyak
kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran dari dosen pengampu sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini dan selanjutnya.

Terimakasih...
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Saluran pencernaan (gastrointestinal, GI) dimulai dari mulut sampai anus. Fungsi saluran
pencernaan adalah untuk ingesti dan pendorongan makanan, mencerna makanan, serta
penyerapan zat gizi yang penting bagi tubuh kita untuk hidup dan tumbuh. Saluran
pencernaan berawal dari mulut, dan berlanjut ke esofagus dan lambung. Makanan disimpan
sementara di lambung sampai disalurkan ke usus halus. Usus halus di bagi menjadi tiga
bagian yaitu duodenum, yeyunum dan ileum. Pencernaan dan penyerapan makan
berlangsung terutama di usus halus. Dari usus halus, makanan kemudian masuk ke usus
besar yang terdiri dari kolon dan rektum (Elizabeth J. Corwin 2009).
Pada sistem pencernaan ada berbagai penyakit salah satunya adalah pada bagian Colon.
Ca. Colon atau usus sering dijumpai di amerika serikat. Sebagian besar akanker kolorektum
adalah karsinoma dan biasanya berasal dan kelenjar sekretorik lapisan mukosa. Sebagian
besar kanker kolorektum berawal dipolip yang sudah ada sebelumnya. Faktor resiko untuk
kanker koleorektum adalah mencakup makanan diet tinggi lemak dan rendah serabut. Pada
akhirnya, masih dalam penelitian, apakah ada bukti yang menyatakan bahwa resiko kanker
kolorektum lebih rendah pada individu yang menerima statin untuk mengobati
hiperlipidemia, meskipun mekanismenya belum jelas (Elizabeth J. Corwin, 2009).
Pada kenyataannya kanker dan kolon sekarang adalah tipe paling umum kedua dari
kanker internal di Amerika Serikat. Insidennya meningkat sesuai dengan usia (kebanyakan
pada pasien yang berusia lebih dari 55 tahun) dan makin tinggi pada individu dengan
riwayat keluarga yang mengalami kanker kolon, penyakit usus inflamasi kronis atau polip.
Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira-kira setengah dari jumlah
tersebut meninggal setiap tahunnya meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat
diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup di
bawah 5 tahun adalah 40% sampai 50%, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan
adanya metastase. Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari
bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau
perdarahan rektal. Saat ini ada 10 jenis kanker yang menjadi prioritas garapan dari program
dan kegiatan YKI yaitu:
1) Kanker payudara
2) Kanker leher rahim
3) Kanker paru
4) Ca. Colon
5) Kanker nasofaring
6) Kanker hati
7) Kanker kulit
8) Limfoma malignum atau Kanker kelenjar getah bening
9) Kanker sel darah (leukemia)
10) prostat
Perkiraan insiden kanker indonesia adalah 100 per 100.000 penduduk. Namun, hanya
3,2% dari kasus kanker yang mendapat perawatan di Rumah Sakit. Dari data yang
dikumpulkan dari 13 pusat kanker di Indonesia, kanker kolorektal merupakan salah satu
dari 5 kanker yang paling terjadi baik pada pria maupun wanita. Dari departemen kesehatan
didapatkan kasus kanker kolorektal adalah 1,8 per 100.000 penduduk(Depkes, 2008).
BAB II
PEMBAHASAN

Anatomi dan Fisiologi


Anatomi saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Fisiologi sistem pencernaan atau sistem
gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang
berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap
zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan yaitu :
1. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap dan jalan masuk untuk system
pencernaan yang berakhir di anus. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.
Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan
sederhana terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf
olfaktorius di hidung, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh
gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi
bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan
membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan
mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim),
yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai
secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
2. Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Didalam
lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung
kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut
dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang keatas bagian depan berhubungan
dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak
berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus
fausium. Tekak terdiri dari bagian superior yaitu bagian yang sama tinggi dengan hidung,
bagian media yaitu bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior yaitu
bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada
nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga.
Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah.
Bagian inferior disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.
3. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan faring
pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian
yaitu bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot
rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
4. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga bagian yaitu
kardia, fundus dan antrium. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang
melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting yaitu lendir, asam klorida (HCL), dan
prekusor pepsin (enzim yang memecahkan protein). Lendir melindungi sel – sel lambung
dari kerusakan oleh asam lambung dan asam klorida menciptakan suasana yang sangat
asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang
tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh
berbagai bakteri.
5. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan
lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan
makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang
mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa
(sebelah dalam), lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang dan lapisan serosa. Usus
halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong
(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
a. Usus Dua Belas Jari (Duodenum) Usus dua belas jari atau duodenum adalah
bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus
kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus
halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum treitz. Usus dua belas
jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput
peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada
usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum
akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
b. Usus Kosong (Jejenum) Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari
usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada
manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1- 2 meter adalah bagian
usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan
mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot
usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus.
c. Usus Penyerapan (Illeum) Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir
dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia ileum memiliki panjang sekitar 2- 4 m
dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum
memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin
B12 dan garam empedu. 6. Usus Besar (Kolon) Usus besar atau kolon adalah bagian usus
antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon desendens
(kiri), kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum). Banyaknya bakteri yang terdapat di
dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat
gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin
K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar.
Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan
terjadilah diare.
6. Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke
dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya
dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf
yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi,
sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan
kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan
pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan
keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB. Anus merupakan lubang di ujung
saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari
permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus
diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air
besar) yang merupakan fungsi utama anus (Pearce, 1999).

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN PADA IBU BERSALIN


DEFINISI
Sistem pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan,
penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris)
sampai anus.

Gangguan pencernaan adalah terhalangnya fungsi pencerrnaan atau kegagalan perut


dalam mencerna makanan.kebiasaan makan yang kurang baik bisa menimbulkan berbagai
gangguan pada pencernaan, seperti rasa panas dalam perut, mual, diare, buang gas, pusing, sulit
buang air besar, perut kembung, muntah, dan sakit perut. Gangguan utama dari pola makan yang
tidak baik adalah perut terasa panas (dispepsia).

Penyakit pencernaan adalah semua penyakit yang terjadi pada saluran


pencernaan.Penyakit ini merupakan golongan besar dari penyakit pada organ esofagus, lambung,
duodenum bagian pertama, kedua dan ketiga, jejunum, ileum, kolon, kolon sigmoid, dan rektum.

ETIOLOGI

Gangguan pencernaan wanita hamil disebabkan oleh gangguan hormon kehamilan, janin yang
semakin membesar, dan memenuhi rongga perut , plus gaya hidup serta pola makan sebelum
hamil. jadi jika sebelum hamil anda sudah memiliki masalah pencernaan, anda harus ekstra
waspada sebab mungkin penyakit itu bertambah parah apabila gaya hidup anda tidak berubah.

1. Porsi makan yang terlalu banyak


Makanan yang memadati lambung akan menghambat aktivitas lambung sehingga asam
lambung tidak dapat bersentuhan dengan makanan yang berasa di bagian tengah lambung.
dianjurkan makan dalam porsi kecil, tetapi frekuensinya agak sering. Ini lebih baik dari
pada harus makan 2 – 3 kali makan tapi porsinya melebihi daya tampung lambung.
2. Makan tergesa – gesa
Cara makan yang tergesa – gesa menyebabkan makanan tidak terkunyah secara
sempurna.Akibatnya, makanan yang tertelan masih dalam bentuk kasar sehingga
lambung dan usus halus bekerja keras dalam mengolahnya.gerakan peristaltik lambung
bukan untuk menggerus makanan tetapi untuk mendorong makanan ke bagian bawah
lambung. makanan yang tidak tercerna di mulut atau di lambung akan mengalami
fermentasi atau membusuk di usus dua belas jari dan usus halus.kebiasaan makan
tergesa-gesa juga menyebabkan sejumlah udara tanpa sengaja masuk ke dalam lambung.
Gelembung udara yang terperangkap akan keluar lagi melalui kerongkongan dan
menimbulkan sendawa. Jika pada saat itu sudah ada sejumlah besar asam lambung,
sebagian besar asam lambung itu akan keluar bersama udara. Kejasian inilah yang
kadang – kadang menimbulkan gejala perut terasa seperti lambung.
3. Stres atau tegang
Rasa sakit pada lambung dan usus halus juga dapat dipicu oleh faktor psikologis.seperti
perasaan tegang atau stres. pada beberapa penderita, keluhab hanya terasa di sekitar
lambung dan usus halus. Namun, pada beberapa kasus, gangguan dapat terjadi pada
seluruh proses pencernaan. Dalam banyak hal, pola makan yang serasi dapat diterapkan
untuk memperbaiki proses pencernaan penderita, tetapi tidak untuk gangguan
psikologisnya.
4. Penyumbatan pada saluran usus
Pola makan yang salah selama bertahun-tahun dapat mengakibatkan pencemaran dan
penyumbatan pada sebagian saluran usus.Hal ini tidak cukup ditanggulangi dengan pola
makan serasi saja.Pola makan hanya dapat membantu memperbaiki pencernaan, tetapi
kondisi usus harus disehatkan terlebih dahulu. Perbaikan poencernaan ini akan lebih baik
jika diikuti dengan terapi pembersih usus besar atau yang sering disebut dengan colonic
irrigation atau colon hydrotherapy. Terapi ini sudah banyak dilakukan dalam pengobatan
alternatif di Amerika, Eropa, dan Australila. Proses pembersihan dilakukan secara
pribada dan higienis, dengan menggunakan sebuah mesin khusus, sehingga tidak akan
ada bau atau kotoran yang keluar.
5.Gangguan pada saraf pengendali nafsu makan
Selera dan kepuasan makan dikendali oleh pusat saraf pada otak yang disebut
dengan hipotalamus. Melihat, mencium, bahkan memikirkan makanan saja akan
merangsang hipotalamus mengirimkan sinyal ke sistem pencernaan sehingga fungsi
pencernaan menjadi aktif. Jika kita memaksakan diri untuk makan, sementara nafsu
makan tidak ada, sistem pencernaan tidak akan meningkatkan aktivitasnya, karena tidak
memperoleh sinyal dari hipotalamus. Akibatnya, makanan tidak akan tercerna sempurna
sehingga menyebabkan masalah pada organ pencernaan.pencernaan juga akan terganggu
apabila kepuasan makan kita tidak terpantau oleh saraf ini. Karena tubuh belum merasa
kenyang, kita terus mengisinya dengan makanan, sampai tidak terasa perut sudah terlalu
penuh.hilangnya selera makan umumnya bersifat psikologis, seperti stres, tegang, emosi,
atau terlalu jenuh. Dalam hal ini pola makan yang baik hanya bisa mengatasi beban
pencernaan, bukan mengatasi penyebab psikologisnya

Macam – Macam Gangguan Sistem Pencernaan pada Bumil


Hipermesis :
Hipermesis atau mual dan muntah wajar dialami wanita di 12 minggu pertama
kehamilannya karena perubahan hormon. Selama trisemester pertama anda dianjurkan untuk
mengurangi porsi dan menambah frekuensi makan serta menghindari minuman berkarbonasi.
Umumnya mual, atau muntah akan berakhir setelah melewati minggu ke-
12 kehamilan.Namun jika mual atau muntah berlangsung lebih lama dan parah sampai anda
menderita dehidrasi (hiperemesis gravidarum), Anda harus mewaspadainya sebab bayi didalam
kandungan bisa ikut kekurangan cairan. Beberapa indikasi Hiperemesis lain mencakup
:Rendahnya kadar sodium, klorida, dan potasium dalam darah.
– Dalam beberapa kasus, detak jantung bisa lebih dari 100 detak / menit dan tekanan darah
menurun.
– Berat badan turun 5% dari berat badan sebelum hamil.
– Ketidakseimbangan gizi dan metabolisme.
– Tidak bisa beraktivitas normal.
Solusi
Solusinya bagi anda penderita hiperemesis parah, anda perlu mendapatkan penanganan langsung
di rumah sakit, karena anda perlu diopname untuk mendapatkan cairan dan juga makanan
melalui infus sebagai pengganti cairan tubuh atau nutrisi yang hilang. Dokter jaga akan memberi
anda obat anti mual dan muntah, serta obat-obatan lain yang akan disesuaikan dengan tingkat
keparahan hiperemesis anda. Berikut beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk mengurangi
masalah ini :
– Istirahat lebih panjang. Bila dokter menyarankan bed rest, lakukanlah meski anda tetap harus
sedikit bergerak mengingat otot perlu peregangan.
– Minumlah teh herbal, jahe, atau pepermint. banyaklah minum untuk menggantikan air yang
hilang.
– Terapi hipnosis. kendalikan keinginan muntah dengan hipnosis dan andapun bisa meneruskan
terapi ini sampai persalinan tiba.
– Jangan segera turun tempat tidur sewaktu bangun pagi tetapi makanlah biskuit dengan teh
hangat. Makanan atau minuman hangat bisa meredakan badai di perut anda.
– Hindari makanan berminyak dan berlemak seperti goreng-gorengan dan santan sebab dapat
menimbulkan rasa mual dan ingin muntah.
Konstipasi
Konstipasi adalah kondisi pencernaan dimana anda bisa buang air besar kurang dari tiga
kali seminggu.Konstipasi adalah masalah umum yang dialami wanita hamil dan pasca
melahirkan.Hormon kehamilan yang tinggi membuat pergerakan otot pada usus besar
melambat.selain itu, janin yang makin besar akan menekan usus besar sehingga mengganggu
aktivitas normalnya. Pasca melahirkan, konstipasi diakibatkan oleh episotomi (pengguntingan
dan penjahitan kembali bibir vagina), atau pada persalinan caesar, yang mana usus besar lumpuh
sementara karena pembiusan.Konstipasi memiliki berbagai gejala seperti sulit buang air besar,
kembung, atau bentuk kotoran keras dan kecil-kecil.sebaiknya begitu anda merasakan ingin
buang air besar,segeralah ke kamar mandi sebab menahan buang air besar akan membuat
konstipasi semakin parah.
Solusi :
– Jalan cepat selama 30 menit perhari dapat membuat usus besar anda menegang sehingga nada
tidak merasa kembung.
– Minum setidaknya 10 gelas air putih perhari, karena selama kehamilan, jumlah air yang
terserap dari pencernaan ke dalam darah meningkat.
– Mintalah resep suplemenkalsium, setidaknya 200 mg per tablet dengan dosis 5-6 kali per hari
dan multivitamin yang mengandung ekstra zat besi,folat, dan vitamin B kepada doter kandungan
anda. Jika memungkinkan , konsumsilah folat sejak 3-6 bulan sebelum anda hamil.
– memperbanyak konsumsi serat. pilih roti gandum utuh daripada ropi putih biasa. Tambahkan
buah dan sayur dengan kulitnya pada menu anda.Pecahkan jadwal makan anda menjadi 5-6 kali
makan porsi kecil kaya serat.
– Dalam beberapa kasus, pencahar diperlukan untuk kasus konstipasi yang berkelanjutan. dokter
kandungan anda akan memberikan resep pencahar yang aman untuk menurunkan ketegangan di
dinding usus serta melembutkan kotoran agar dapat keluar dengan mulus.
Heartburn :
Heartburn atau reflux adalah rasa panas di bagian ulu hati hingga ke kerongkongan
karena asam lambung yang meningkat. Hal ini disebabkan oleh tingginya hormon progesteron
pada kehamilan trsemester pertama.Bagi penderita sakit lambung (maag), perlu lebih waspada
terhadap heartburn.
Solusi :
– Hindari makanan berlemak, gurih dan gorengan, serta hindaru juga kafein, rokok dan alkohol.
– Kurangi konsumsi sayuran seperti kol, selada dan brokoli yang tinggi gula. meski sehat, sayur-
sayuran itu akan meningkatkan jumlah asam di perut.
– Tunggu satu jam setelah makan sebelum anda berbaring.
– Jika anda sedang mengalami heartburn, konsumsi yoghurt atau segelas susu. anda bisa
tambahkan sesendok madu ke dalam susu yang hangat.

Sebelum mengonsumsi obat atau menjalani perawatan untuk masalah fisik ataupun mental, anda
perlu menimbang antara manfaat dan resiko.Obat-obatan memiliki manfaat menyembuhkan
tetapi bisa jadi ada efek samping terhadap janin.Jadi, selalu konsultasikan kesehatan anda ke
dokter kandungan sebelum mengonsumsi obat bebas sekalipun.
Gastritis
Keluhan hamil muda sering disangka gastritis karena memang gejalanya hamper sama
yaitu nyeri ulu hati, mual, muntah, anoreksia, dan menjadi kurus.

Kanker usus
Kanker usus merupakan penyakit ketiga yang menjadi penyebab kematian di seluruh
dunia.Penelitian sebelumnya dengan menggunakan binatang sebagai percobaan, kanker. Studi
pada manusia juga menunjukan keseluruhan jumlah kalsium yang dikonsumsi sangat positif
dakam mengurangi tingkat dari resiko kanker susu ini. Setiap kenaikan 1.000 miligram kalsium
sehari atau lebih akan mempu mengurangi 15% resiko dari kanker usus pada wanita dan 10%
pada pria. Konsumsi susu dan kalsium bisa mengurangi resiko terkena kanker usus. Keju dan
yoghurt juga merupakan hasil olahan dari susu.
Pencegahan
Cara terbaik untuk mencegah dan mengurangi risiko kanker usus adalah dengan mengkonsumsi
makanan yang seimbang antara buah, sayuran, dan kalori.untuk mengurai proses penimbunan
lemak.
Ileus
Ileus bias dijumpai dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, terutama pada partus lama
dan terlantar. Setelah bedah kebidanan dan sebagainya.Ileus paralitikus lebih sering dijumpai
dibandingkan ileus obstruktif.
Gejala : muntah,perut kembung (meteorismus),obstipasi, dan bising usus diam (paralitis) dan
bising usus bunyi logam (obstruktif).

Diagnosis lebih jelas dilakukan dengan rontgen.Konsultasi dengan ahli bedah sangat dianjurkan.

Penanganan :

– ileus obstruktif : segera tindakan operatif

– Ileus paralitis : terapi konserfatif dengan pemberian cairan dan elektrolit yang cukup.
Pasang pipa hidung – lambung dan pipa rectum.Diberikan pula obat-obat dekompresi untuk
perut yang gembung.

Vulvulus usus
Usus terputar pada pangkalnya sehingga terjadi stangolasi hal ini dapat dijumpai pada
kehamilan dan setelah persalinan.keadaan ini sangat gawat (abdomen akut) sehingga
memerlukan tindakan operatif segera dan harus bekerja sama dengan ahli bedah.
Hernia
Bermacam-macam hernia yang dapat timbul bersamaan dengan kehamilan : hernia
ingunalis, umbilikalis, femoralis dan sikatrika. Pada kala II persalinan, pembesaran rahim
biasanya tidak memperberat hernia.Apabila tidak terjadi inkarserasi penanganan dilakukan
secara konserfatif bila terjadi hernia segera dilakukan tindakan operatif.
Apendisitis ( Usus Buntu )
Walaupun apendisitis akut dapat jarang terjadi dalam kehamilan dan gejalanya dapat
membingungkan dengan gejala abdomen akut obstetric (KET, solusio plasenta,ddl) dalam
kehamilan, diagnosis lebih sulit karena usus-usus terdorong ke atas oleh rahim yang membesar.
Penanganan Apendisitis Kronik dalam kehamilan diobati dengan cara konserfatif dengan obat-
obat yang cukup. Apabila terjadi apendisitis akut,segera dioperasi. Umum nya proknosis ibu dan
janin baik.

Mencret (Diare)
Diare terjadi karena adanya rangsangan yang berlebihan pada mukosa usus sehingga
gerakan otot usus meningkat dan makanan kurang terserap secara sempurna. Diare termasuk
gangguan perncernaan yang paling sering muncul terutama pada anak-anak.
Diare akut kalau anak mencret lebih dari 4 kali sehari. Penyebabnya bisa infeksi, bisa juga hanya
karena salah makan, sebagai contoh makanan yang tidak sesuai dengan usia anak, misalnya
sudah diberikan makan padat sebelum waktunya.
Faktor kebersihan juga menjadi sebab diare. Diare yang disebabkan bakteri atau salah makan
adalah penyebab utama gangguan pencernaan pada anak di bawah 5 tahun (Balita). Selain itu,
ada juga diare akibat cacingan.
Pengobatan mencret
Pengobatan diare yang paling dianjurkan adalah memberikan oralit. Tidak ada anak yang
meninggal karena diare, yang ada meninggal karena dehidrasi. Jadi, yang perlu diwaspadai
bukan diarenya, melainkan dehidrasinya.Selama cairan tubuhnya cukup, tak perlu khawatir.
Salah satu indikator dehidrasi adalah buang air kecilnya. Selama kencingnya cukup, berarti tidak
ada dehidrasi. Berikan oralit, karena sudah disesuaikan dengan cairan yang dikeluarkan melalui
BAB.”
Oralit mengandung glukose, natrium, kalium, dan bikarbonat untuk menggantikan cairan
yang hilang lewat BAB.Sementara pada air putih, natrium dan kaliumnya turun. Anak malah bisa
kejang, kembung, dan lemas kalau hanya tergantikan airnya saja.Yang juga harus diperhatikan,
jangan menyamakan komposisi oralit untuk anak dan dewasa.“Pada anak, natriumnya lebih
rendah.Jadi, kalau mencretnya 2 sendok, jangan memberikan oralit segelas, mencret setengah
gelas, jangan memberikan oralit tiga gelas. Jadinya malah hipernatrium, bisa-bisa anak
mengalami koma.Kebutuhan cairan disesuaikan dengan oralit.
Wasir atau hemoroid
Wasir atau hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) di dalam anyaman
pembuluh darah. Keluhan pertama kali yaitu darah segar menetes setelah buang air besar (BAB).
Biasanya tanpa disertai rasa nyeri dan gatal di anus.Pencegahannya adalah perlu diet tinggi serat
dengan makan sayur sayuran dan buah-buahan yang bertujuan membuat volume tinjanya besar,
tetapi lembek, sehingga saat BAB, karena tidak perlu mengejan dapat merangsang wasir.

Adaptasi fisiologis sistem gastrointestinal selama kehamilan


Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari fase fertilitas hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan berlangsung dalam tiga trimester, trimester satu berlangsung dalam 13
minggu, trimester kedua 14 minggu (minggu ke-14 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13
minggu (minggu ke-28 hingga ke- 40) (Prawiroharjo, 2010).
Selama kehamilan ibu akan mengalami perubahan anatomi fisiologis pada sistem organ
tubuhnya termasuk sistem pencernaan (gastrointestinal). Perubahanperubahan pada sistem
pencernaan ibu hamil tersebut meliputi perubahan pada rongga mulut, esofagus, lambung, usus
halus, duodenum, usus besar dan rektum. Kebutuhan nutrisi ibu selama kehamilan seperti
vitamin dan mineral serta nafsu makan ibu meningkat sehingga intake makanan juga meningkat.
Tetapi beberapa wanita hamil mengalami penurunan nafsu makan atau mengalami mual dan
muntah. Gejala tersebut berhubungan dengan peningkatan hormone Human Chorionic
Gonadotrophin (HCG) (Mandang, dkk, 2014).
Mual dan muntah selama kehamilan biasanya terjadi antara 4 sampai 8 minggu
kehamilan dan terus berlanjut hingga 14 sampai 16 minggu kehamilan, setelah itu gejala
biasanya akan membaik. Namun pada kasus tertentu bisa berlanjut hingga trimester kedua
bahkan ketiga, keadaan itu akan menjadi berbahaya jika ibu hamil tidak melakukan penanganan
yang berakibat bertambah parah sehingga akan menjadi hiperemesis gravidarum. Penyebab
keluhan ini yang pasti belum diketahui, tetapi mungkin berhubungan dengan peningkatan
hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) termasuk estrogen dan progesteron, relaksasi
otot polos, perubahan dalam metabolisme karbohidrat, faktor mekanis dan alergis (Pusdiknakes,
2003).
HCG ini diproduksi oleh trofoblast setelah terjadi implantasi, kadarnya terus naik dan
mengalami penurunan setelah usia kehamilan antara 10 dan 12 minggu, yakni ketika produksi
progesteron mulai digantikan oleh placenta (Fraser, 2009).
Keadaan seperti ini cukup diatasi dengan berobat jalan dan akan hilang dengan sendirinya
setelah kehamilan menginjak usia kurang lebih sepuluh minggu Perubahan pada rongga mulut
selama kehamilan yaitu adanya keluhan gusi berdarah yang dapat disebabkan karena
peningkatan hormon estrogen yang menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut sehingga
gusi menjadi rapuh dan dapat menimbulkan gingivitis. Defisiensi vitamin C juga dapat
mengakibatkan gusi bengkak dan mudah berdarah. Keadaan gusi dapat kembali normal pada
awal masa puerperium. Hal ini mendorong ibu untuk memperhatikan perawatan gigi dan mulut
(Varney, 2006).
Salivasi mungkin akan meningkat sehubungan dengan kesukaran menelan akibat nausea
(Sunarsih, 2011).
Perubahan pada lambung dan esofagus wanita hamil yakni lambung memproduksi asam
hidroklorik lebih tinggi terutama pada trimester pertama kehamilan. Pada umumnya keasaman
lambung menurun dan produksi hormon gastrin meningkat secara signifikan mengakibatkan
peningkatan volume lambung dan penurunan PH lambung. Produksi gastrik berupa mukus dapat
mengalami peningkatan. Peristaltik esofagus menurun, menyebabkan refluks atau relaksasi
cardiac sphincter. Gastrik reflux lebih banyak terjadi pada kehamilan lanjut karena elevasi
lambung akibat pembesaran uterus. Tonus pada sfingter esofagus bagian bawah melemah di
bawah pengaruh progesteron, yang menyebabkan relaksasi otot polos. Penekanan akibat uterus
yang diperburuk oleh hilangnya tonus sfingter mengakibatkan refluks dan nyeri ulu hati (heart
burn). Kerja progesteron pada otot-otot polos menyebabkan lambung hipotonus yang disertai
penurunan motilitas dan waktu pengosongan yang memanjang.
Efek-efek progesteron menjadi lebih jelas seiring kemajuan kehamilan dan peningkatan
progesteron. Efek progesteron pada usus halus adalah memperpanjang lama absorpsi nutrien,
mineral dan obat-obatan. Absorpsi ini juga meningkat akibat hipertrofi villi duedonum yang
dapat meningkatkan kapasitas absorpsi. Efek progesteron pada usus besar menyebabkan
konstipasi karena waktu transit yang melambat membuat air semakin banyak diabsorpsi dan
menyebabkan peningkatan flatulen karena usus mengalami pergeseran akibat pembesaran uterus.
Aliran darah ke panggul dan tekanan vena pada rektum meningkat menyebabkan terbentuknya
hemoroid pada akhir kehamilan. (Varney, 2006).
Penyebab konstipasi selama kehamilan selain perubahan hormonal yaitu aktifitas fisik.
Wanita hamil cenderung akan mengurangi aktifitas fisiknya untuk menjaga kehamilannya.
Begitu juga semakin besar kehamilan wanita hamil cenderung semakin malas beraktifitas karena
bobot tubuh yang semakin berat dan riwayat posisi saat defekasi juga menjadi resiko untuk
timbulnya konstipasi (Ojieh, 2012).
Riwayat posisi saat defekasi juga menjadi resiko untuk timbulnya konstipasi. Pada posisi
jongkok, sudut antara anus dan rektum akan menjadi lurus akibat fleksi maksimal dari paha. Ini
akan memudahkan terjadinya proses defekasi sehingga tidak memerlukan tenaga mengedan yang
kuat. Pada posisi duduk, sudut antara anus dan rektum menjadi tidak cukup lurus sehingga
membutuhkan tenaga mengedan yang lebih kuat. Proses mengedan kuat yang berkelanjutan akan
dapat menimbulkan konstipasi dan hemoroid (Camilleri & Lembo, 2003)

KASUS
Ketika tanpa sengaja pup saat mengejan dalam persalinan, banyak ibu bersalin merasa
malu atau risih, sehingga spontan minta maaf kepada dokter atau bidan yang menolong. Mau
tahu jawaban mereka? “Tidak apa-apa, Bu”, pasti demikian, karena sesungguhnya, buang air
besar (BAB) di tengah persalinan itu wajar dan normal. Tidak satu pun dokter atau bidan
keberatan terhadap “insiden” ini. Bagi mereka, keselamatan Anda dan bayi adalah prioritas
utama dalam pertolongan persalinan. Berbagai hal di luar prioritas tersebut menjadi kurang
penting atau bisa di maklumi.
Penting diingat, ragu-ragu mengejan karena takut BAB justeru dapat menghambat proses
persalinan, bahkan mencetus risiko gangguan kesehatan hingga kematian bayi akibat terlalu lama
terjepit di jalan lahir.
Mengapa BAB?
Buang Air Besar adalah mekanisme tubuh mengeluarkan sisa-sisa makanan yang
berbentuk feses atau kotoran manusia, dari dalam usus besar melalui rektum (bagian terbawah
usus besar) dan anus. Dalam kondisi normal, keluarnya feses bisa Anda kontrol, sehingga Anda
tidak BAB di celana. Hanya pada kondisi tertentu BAB agak sulit dikontrol, yaitu

- Ketika diare
Saat diare konsistensi feses terlalu lunak atau bahkan cair sehingga sulit ditahan untuk
keluar dari rektum.
-Pada kasus inkontinensia feses,
Suatu kondisi melemahnya otot-otot rektum dan anus, sehingga mengakibatkan
kesulitan dalam mengendalikan pergerakan rektum dan anus, akibatnya feses keluar tanpa
sengaja.

-Ketika mengalami konstipasi atau


sembelit yaitu susah BAB akibat gangguan pencernaan atau feses keras, sehingga sulit
dikeluarkan. Kadang-kadang dibutuhkan bantuan untuk mengelurkan feses, misalnya dengan
obat-obatan pelunak feses.
-Di tengah persalinan saat mengejan
Dalam persalinan, untuk mengeluarkan bayi ibu harus mengejan dengan kuat manakala
kontraksi rahim mencapai puncaknya. Ketika mengejan itulah terjadi tekanan kuat di sekitar
rahim guna mendorong bayi keluar. Begitu kuatnya tekanan itu sampai-sampai ikut menekan
usus besar dan rektum yang letaknya di sebelah rahim. Inilah yang menyebabkan feses ikut
keluar saat ibu mengejan.
Bersih-bersih sebelum Bersalin
Meski BAB dalam persalinan itu normal, tentu Anda menginginkan persalinan yang
“bersih”. Hal itu bisa diupayakan, meski pun sekali lagi, tidak apa-apa jika keluar
sedikit feses saat bersalin.
-Rutin BAB setiap hari untuk membersihkan saluran pencernaan.
Untuk membantu kelancaran BAB, konsumsilah makanan yang mengandung serat dan
cukup minum air putih agar feses mudah dikeluarkan. Normalnya, Anda BAB satu kali sehari,
dan biasakan pada waktu yang sama. Jadikan ini rutinitas dengan duduk di toilet untuk BAB.
Atasi konstipasi.
Konstipasi kerap terjadi dalam kehamilan, selain disebabkan oleh kurangnya asupan serat
dan cairan, juga karena:
1. Saat hamil terjadi peningkatan hormon progesteron di dalam tubuh yang
mengakibatkan gerakan organ pencernaan melambat atau menjadi relaks.
2. Saat haml perut ibu membesar sehingga menekan pembuluh darah di sekitar panggul
yang memengaruhi sistem kerja usus halus dan usus besar.
3. Saat hamil terjadi penekanan rektum yang membuat jalannya feses tidak lancar.
4. Saat hamil ibu mengonsumsi zat besi dosis tinggi dari suplemen, ini ikut andil
menyebabkan konstipasi.
5. Saat hamil ibu cenderung mengurangi olahraga, padahal olahraga rutin akan
merangsang otot-otot perut dan usus, sehingga mencegah konstipasi.
Dengan mengetahui penyebab konstipasi dalam kehamilan, maka Anda dapat
mengupayakan pencegahannya. Jika konstipasi tetap terjadi dan sulit diatasi, konsultasikan
kepada dokter.
1. Tetap BAK dan BAB pada Persalinan Kala 1. Ketika proses persalinan
dimulai, yaitu Kala 1 (sejak kontraksi pertama hingga pembukaan 10 cm)
upayakan tetap BAK dan BAB secara spontan -BAK/BAB sendiri di toilet atau
di pispot- untuk mengeluarkan feses dan urin. Jika Anda kesulitan BAB
spontan, sampaikan kepada penolong persalinan. Bila perlu akan
dilakukan enema atau cuci perut, agar feses bisa keluar dan tidak menumpuk.
Prosedur ini mudah dilakukan dan tidak sakit.
2. Hindari makanan pedas, berbumbu tajam atau makanan kurang higienis jelang
persalinan agar tidak kena diare ,sering BAB dengan konsistensi feses lunak
bahkan berair disertai perut mulas- yang dapat menambah “huru-hara” proses
persalinan Anda
Persalinan Normal itu Tidak Steril
Musti Anda pahami, keluarnya feses saat persalinan itu normal dan bukan sesuatu yang
menjijikan sebab persalinan per vaginam itu sendiri sifatnya tidak steril. Saat bersalin, ibu akan
mengeluarkan banyak limbah atau ”kotoran” lokia (darah bercampur lendir), air ketuban,
kadang-kadang urin, kemudian bayi keluar dengan selaput vernix casiosa, plasenta lahir dengan
gumpalan darah, dan seterusnya, sehingga “ekstra” feses bukanlah aib.
Meski demikian, dokter atau penolong persalinan memiliki kewajiban untuk melakukan
pertolongan persalinan yang aseptik atau bebas dari infeksi akibat mikroorganisme penyakit. Itu
sebabnya, mereka akan segera membersihkan feses yang keluar menggunakan kasa steril dan
menutup daerah anus ibu untuk melindungi bayi dari feses.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit pada pencernaan adalah terhalangnya fungsi pencerrnaan atau kegagalan
perut dalam mencerna makanan. kebiasaan makan yang kurang baik bisa menimbulkan
berbagai gangguan pada pencernaan, seperti rasa panas dalam perut, mual, diare, buang
gas, pusing, sulit buang air besar, perut kembung, muntah, dan sakit perut

B. Saran
Dengan pembuatan makalah ini kami berharap dapat membantu pembaca lebih
memahami tentang tentang Penyakit pada sistem pencernaan pada persalinan. Sehingga
lebih mudah dalam proses pembelajaran, dan kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan maupun kesalahan dari hasil karya kami sehingga dengan adanya saran dari
pembaca, kami berharap dapat membuat hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://ulliee.wordpress.com/2008/02/13/gangguan-pencernaan-pada-sang-calon-ibu/
http://www.ibubayi.com/id/contoh-askeb-patologi-kelainan-sistem-pencernaan.html
2. Mansjoer, Arif. 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius: Jakarta
3. Sjamsuhidajat, R, De Jong, W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta: EGC
4. Muchtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri.EGC: Jakarta
5. Inayah, Iin. (2004) Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pencernaan. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai