Makalah Struktur, Fungsi Tugas Keluarga
Makalah Struktur, Fungsi Tugas Keluarga
DOSEN PEMBIMBING
NAMA : WAWAN
NPM : P17320119337
2019
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “STRUKTUR, FUNGSI POKOK DAN
TUGAS KELUARGA DALAM BIDANG KESEHATAN” ini dengan baik.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas dari mata kuliah keperawatan keluarga
oleh ibu TjuTju Rumijatii, SKp, M.Kep, Sp.Kom. Ucapan terima kasih tidak
lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
makaah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila
mendapatkan kritikan dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
makalah ini.
Demikian akhir kata dari kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak dan menambah wawasan bagi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------- 1
1.2 Rumus masalah ------------------------------------------------------------------------ 2
1.2 Tujuan ----------------------------------------------------------------------------------- 2
BAB 2 PENDAHULUAN
2.1 Definisi Struktur Keluarga ----------------------------------------------------------- 3
2.2 Macam – macam struktur keluarga ------------------------------------------------- 3
2.3 Ciri – ciri struktur keluarga ---------------------------------------------------------- 4
2.4 Elemen atau dimensi dalam struktur keluarga ------------------------------------ 5
2.5 Pembahasan fungsi pokok keluarga ------------------------------------------------ 11
2.6 Tugas keluarga dibidang kesehatan ------------------------------------------------- 17
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ----------------------------------------------------------------------------- 22
3.2 Saran ------------------------------------------------------------------------------------ 22
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu inti dari ilmu keperawatan ialah pemberian asuhan keperawatan
yang bersifat holistic, dimana pasien bukan hanya individu yang mengalami
suatu penyakit, tapi juga termasuk orang yang sehat, serta orang yang berada
dalam lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini yang menjadi objek pemberian
asuhan terpenting yang terkait dengan lingkungan sekitar adalah keluarga.
Karena di sinilah awal mulainya kehidupan masing-masing individu, sehingga
untuk mampu menciptakan individu sehat dapat dimulai melalui keluarganya.
Salah satu hal yang harus mampu dipahami dalam keperawatan keluarga
adalah konsep, karena inilah acuan atau rujukan dalam penerapan asuhan
1
kepada keluarga. Kita harus mampu mengenal lebih jauh tentang esensi dasar
keluarga, salah satu yang penting untuk dipahami adalah struktur keluarga.
Struktur keluarga ini menentukan fungsi keluaraga dalam kehidupan sehingga
tentu dengan memahami secara jelas terkait struktur dalam keluarga kita dapat
memahami fungsi-fungsi yang dijalankan keluarga, serta bagian-bagian dan
pola dalam keluarga yang sangat diperlukan dalam berbagai pendekatan untuk
memberikan asuhan keperawatan keluarga.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Patrilinier
Patrilinier adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilinier
3
Matrilinier adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga
sedarah isteri.
4. Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
5. Keluarga Kawinan.
Adalah hubungan suami isteri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami isteri.
4
3. Ada perbedaan dan kekhususan, yaitu setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsi masing-masing.
Parad dan caplan (1965) yang diadopsi oleh friedman mengatakan ada
empat elemen struktur keluarga, yaitu:
5
Kekuasaan atau wewenag yang sah
Contohnya adalah control dominasi orang tua pada anak.
Kekuasaan yang tak berdaya atau putus asa
Contohnya dimana salah satu anggota keluarga sakit secara
kronis, cacat, atau lansia. Seorang suami atau istri atau
anggota keluarga yang cacat dapat mengontrol anggota
keluarga atas dasar ketidakberdayaannya atau
kelemahannya.
Kekuasaan referen
Contohnya anak – anak meniru tingkah laku anggota
keluarga.
Kekuasaan ahli dan sumber
Suami dominan karena ia mengontrol uang belanja, atau
istri dominan karena ia lebih praktis dan terarah pada tujuan
daripada suami
Kekuasaan penghargaan
Misalnya anak sering menggunakan tingkah laku yang baik
untuk memperoleh keuntungan yang diinginkan.
Kekuasaan memaksa
Kekuasaan afektif
Wanita menjadi sumber kekuasaan karena ia dicintai oleh
suaminya.
Kekuasaan menejemen ketengan
Contohnya adalah mengalah dalam perdebatan keluarga
2. Variabel Yang Mepengaruhi Struktur Kekuasaan Keluarga
Hirarki kekuasaan keluarga
Tipe bentuk keluarga(orang tua tunggal,keluarga
tunggal,keluarga campuran,keluarga inti kedua orang tua
tradisional,dll)
Pembentukan koalisi/persatuan
Jaringan komunikasi keluarga
Kelas sosial
6
Tahap perkembangan keluarga.
Latar belakang budaya dan religious.
Kelompok situasuonal
Variable individu (jenis kelamin anggota,usia,harga diri,dan
ketrampilan interpersonal)
Saling ketergantungan emosi pasangan dan tanggung jawab
untuk menikah
d. Kekuasaan Keluarga Keseluruhan
7
Okupan peran atau role okupan adalah seorang yang
memegang suatu posisi dalam struktur sosial.
Perilaku Peran
Perilaku peran, performa peran, dan penetapan peran
(role enactment) adalah istilah yang digunakan secara
bergantian yang menyatakan apa yang sebenarnya seseorang
lakukan didalam posisi tertentu sebagai respon terhadap
harapan harapan peran.
Konflik Peran
Konflik antar peran adalah konflik yang terjadi jika pola-
pola perilaku atau norma-norma dari satu peran tidak kongruen
dengan peran lain yang dimainkan secara bersamaan oleh
individu.
Dimensi-dimensi Normative Peran
Peran didefinisikan secara normative atau kultur adalah
budaya dimanan seseorang berpartisipasi dan atau dimana
individu mengindentifikasi ketentuan-ketentuan dan larangan-
larangan perilaku okupan-okupan dari berbagai posisi.
Kebersamaan Peran
Menunjukkan kepada keikutsertaan atau partisipasi dari
dua orang atau lebih dalam peran-peran yang sama meskipun
mereka memegang peran yang sama.
Pemeranan
Peran respiprokal atau Komplementer
Sebuah peran saling bergantung satu sama lain dan
berkaitan dengan peran dari pasangannya.
b. Peran-peran formal keluarga
8
Peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami
(ayah), isteri (ibu) antara lain : peran sebagai provider, sebagai
pengatur rumah tangga, perawatan anak, sosialisasi anak, reksreasi,
persaudaraan, peran terapeutik, dan peran seksual.
9
a. Elemen-elemen komunikasi
Komunikasi berfungsi sebagai alat yang penting untuk mengikat
subsistem-subsistem secara bersama-sama dalam rangka membentuk
ikatan (kohesif) menyeluruh dan memelihara seluruh sistem.
Dalam bahasa pemrosesan informasi, komunikasi memberikan
seseorang pengirim suatu pesan, suatu pesan, suatu bentuk saluran pesan,
seorang penerima, dan sejumlah interaksi anatara pengirim dan penerima.
b. Prinsip-prinsip Komunikasi
Tidak mungkin melakukan komunikasi, karena semua perilaku
adalah bentuk komunikasi.
Komunikasi tidak hanya menghantar informasi atau isi, tetapi
disertai juga dengan perintah (intruksi).
Komunikasi meliputi suatu prose transaksi, dan dalam setiap
tukar-menukar respon, terdapat komunikasi yang mendahuluinya,
di samping sejarah hubungan yang mendahuluinya.
c. Komunikasi Fungsional dalam Keluarga
Komunikasi fungsional dalam keluarga menuntut bahwa
maksud dan arti dari pengirim yang dikirim lewat saluran-saluran
yang relative jelas dan bahwa penerima pesan mempunyai suatu
pemahaman terhadap arti dari pesan itu yang mirip dengan pengirim.
d. Pola-Pola Fungsional dari Komunikasi
Pola-pola komunikasi keluarga adalah karakteristik pola-pola
interaksi dari keluarga yang di samping mempengaruhi dan
mengorganisir anggota keluarga, pola-pola ini juga menghasilkan arti
transaksi di antara para anggota keluarga. Adapun pola komunikasi
fungsional antara lain, komunikasi emosional, komunikasi terbuka,
adanya hierarki kekuasaan dan aturan-aturan keluarga dalam
komunikasi, konflik keluarga dan resolusi konflik.
e. Komunikasi Disfungsional
Komunikasi dari seorang yang disfungsional seringkali tidak
efektif. Diantaranya komunikasi tersebut dapat berupa asumsi-asumsi
(tanpa ada validasi), ekspresi perasaan tak jelas, ketidakmampuan
10
mengungkapkan kebutuhan, diskualifikasi (membolehkan penerima
untuk tidak setuju terhadap suatu pesan).
f. Pola-pola Komunikasi Disfungsional
Pola-pola ini dapat berupa sindrom mengabdikan diri dan area
komunikasi tertutup.
1. Friedman (1998)
Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut:
a) Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain.
b) Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak
untuk kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain diluar rumah.
c) Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
11
d) Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
e) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi.
b) Fungsi budaya
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-
norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma
dan budaya asing yang tidak sesuai
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya mencari
pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif gobalisasi dunia
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat
berperilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam
menghadapi tantangan globalisasi
12
Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan
budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma
keluarga kecil bahagia sejahtera
d) Fungsi perlindungan
Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak
aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga
Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai
bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar
Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
e) Fungsi reproduksi
Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat
baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya
Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan keluarga
dalam usia, pendewasaan keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik
maupun mental
13
Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan
waktu melahirkan, jarak antara 2 anak dan jumlah ideal anak yang
diinginkan dalam keluarga
Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang
kondusif menuju keluarga kecil sejahtera
f) Fungsi sosialisasi
Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai
wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama
Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga
sehingga tidak saja dapat bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi
orangtua dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup bersama
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
g) Fungsi ekonomi
Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera
Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan
perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras dan
seimbang
14
4. Effendy (1998)
Ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah:
Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan
kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya
Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan keperawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka
anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual
Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa
depannya
a. Fungsi biologis
b. Fungsi psikologis
c. Fungsi sosialisasi
15
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi
e. Fungsi pendidikan
16
2.6 Tugas keluarga dibidang kesehatan
17
Tingkat I : Keluarga sebagai konteks
Keperawatan keluarga di konseptualisasikan sebagai bidang dimana keluarga
dipandang sebagai konteks bagi klien atau anggota keluarga.
Asuhan keperawatan berfokus pada individu.
Keluarga merupakan latar belakang atau focus sekunder & individu bagian
terdepan atau focus primer yang berkaitan dengan pengkajian & intervensi.
Perawatan dapat melibatkan keluarga sampai tingkat tertentu.
Kebanyakan area spesialis memandang keluarga sebagai lingkungan social
yang krusial dari klien, dengan demikian keluarga menjadi sumber dukungan
utama. Ini disebut asuhan berfokus pada keluarga.
Tingkat II : keluarga sebagai penjumlahan anggotanya
Keluarga dipandang sebagai kumpulan atau jumlah anggota keluarga secara
individu, oleh karena itu perawatan diberikan pada semua anggota keluarga.
Model ini dipraktekkan secara implisit dalam keperawatan kesehatan
komunitas.
Dalam tingkatan ini, garis depannya adalah masing-masing klien yang dilihat
sebagai unit yang terpisah dari unit yang berinteraksi.
Keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai focus utama pangkajian atau
asuhan.
18
Keluarga menjadi bagian depan dan anggota keluarga secara individu sebagai
latar belakang atau konteks.
Keluarga dipandang sebagai system yang saling berinteraksi.
Focus hubungan dan dinamika keluarga secara internal, fungsi dan struktur
keluarga sama baik dalam berhubungan dengan subsistem keluarga dalam
keseluruhan dan dengan lingkungan luarnya.
System keperawatan keluarga menggunakan pengkajian klinik lanjut
(advanced) & keterampilan intervensi berdasarkan pada integrasi keperawatan,
terapi keluarga dan teori sistem.
Keluarga dipandang sebagai suatu subsistem dalam sebuah system yang lebih
besar (komunitas, masyarakat).
Keluarga dipandang sebagai salah satu lembaga dasar di masyarakat seperti
lembaga pendidikan, kesejahteraan / agama.
Pengkajian
Tahap I
I. Data umum
1. Nama kepala keluarga
2. Alamat
3. Komposisi keluarga (dalam table) lengkapi dengan genogram
4. Tipe keluarga
5. Suku
6. Agama
7. Status social ekonomi keluarga
8. Aktivitas rekreasi keluarga
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
9. Tahap perkembangan keluarga saat ini
10. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
19
11. Riwayat keluarga inti
12. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak suami dan istri)
III. Lingkungan
13. Karakteristik rumah
14. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
15. Mobilitas geografis keluarga
16. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
17. System pendukung keluarga
IV. Struktur keluarga
18. Pola komunikasi keluarga
19. Struktur kekuatan keluarga
20. Struktur peran (formal dan informal)
21. Nilai atau norma keluarga
V. Fungsi keluarga
22. Fungsi afektif
23. Fungsi sosialisasi
24. Fungsi perawatan keluarga
VI. Stress dan koping keluarga
25. Stresor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga
26. Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi/stressor
27. Strategi koping yang digunakan
28. Strategi adaptasi disfungsional
VII. Pemeriksaan fisik
VIII. Harapan keluarga
Pengkajian tahap II
Penjajakan tahap II mengacu pada pelaksanaan 5 tugas kesehatan
keluarga, oleh keluarga.
Mengenal masalah : pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dan
identifikasi tingkat keseriusan masalah pada keluarga
Mengambil keputusan : akibat dan keputusan keluarga
20
Melakukan perawatan sederhana : cara-cara perawatan yang sudah
dilakukan keluarga, dan cara-cara pencegahan
Modifikasi lingkungan : lingkungan fisik, dan lingkungan psikologis
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Struktur keluarga merupakan susunanan atau pola yang dibangun
di dalam keluarga.. struktur dalam keluarga juga menyatakan cara-cara
yang digunakan untuk menata unit-unit di dalam keluarga sehingga
keluarga mampu memenuhi fungsi-fungsi keluaraga.
Struktur keluarga sangat penting dalam keberlangsungan
pemberian asuhan keperawatan keluarga, karena ia mengacu kepada
elemen inti dalam keluarga yaitu berupa kekuasaan, peran, komunikasi
dan nilai yang merupakan elemen pembentuk struktur atau pola-pola
dalam kehidupan keluarga, yang menetukan harmonis atau tidaknya
sebuah keluarga.
3.2 Saran
Perlu pemahaman yang mendalam terhadap struktur keluarga,
terutama masing-masing elemen harus dipahami secara mendalam
sehingga dapat diketahui bagaimana pola kehidupan dalam keluarga yang
sangat penting untuk acuan pemberian asuhan keperawatan.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://oinharitsaa.blogspot.com/2010/11/definisi-fungsi-dan-struktur-
keluarga.html (diakses tanggal 17 September 2012)
23