Makalah Tentang Ganguan Cairan
Makalah Tentang Ganguan Cairan
DOSEN PEMBIMBING
NAMA : WAWAN
NPM : P17320119337
2019
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Risiko mengalami penurunan, peningkatan atau percepata perpindahan
cairan dari intravaskuler, intersisial, dan intraseluler.
1.2 Tujuan
• Untuk memenuhi tugas makalah etika keperawatan
• Untuk mengetahui prinsip prinsip etika keperawatan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem perkemihan terdiri atas beberapa organ yaitu ginjal, ureter, vesika
urinaria (kandung kemih), dan uretra.
Fungsi
• Fungsi vital ginjal ialah sekresi air kemih dan pengeluarannya dari
tubuh manusia
• Fungsi dalam mekanisme terpenting homeostasis
2
2. Kelainan berkemih
– Disuri (rasa sakit/panas saat miksi)
– Hematuri (darah keluar bercampur dengan urine)
– Piuri (Pus dalam urine berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis)
– Lituri (urine keluar bersama batu kecil sewaktu miksi)
2.3 Dehidrasi
3
• Stomatitis dan faringitis
Rasa nyeri mulut dan tenggorokan dapat
membatasi asupan makanan dan minuman
lewat mulut.
• Ketoasidosis diabetes (KAD)
KAD disebabkan karena adanya diuresis osmotik. Berat badan turun akibat
kehilangan cairan dan katabolisme jaringan.
• Selain hal diatas, dehidrasi juga dapat dicetuskan oleh kondisi heat-stroke,
tirotoksikosis, obstruksi saluran cerna, diabetes insipidus, dan luka bakar.
Tipe dehidrasi
1. Dehidrasi isotonik (Isonatremik)
Tipe ini merupakan yang paling sering (80%).
Pada dehidrasi isotonik kehilangan air sebanding dengan jumlah natrium yang
hilang, dan biasanya tidak mengakibatkan cairan ekstrasel berpindah ke
dalam ruang intraseluler.
Kadar natrium dalam darah pada dehidrasi tipe ini 135-145 mmol/L dan
osmolaritas efektif serum 275-295 mOsm/L.
Dehidrasi hipotonik (hiponatremik)
4
3. Dehidrasi hipertonik (hipernatremik).
Air yg hilang lebih banyak daripada natrium.
Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih
dari 145 mmol/L) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 295
mOsm/L). Karena kadar natrium serum tinggi, terjadi pergeseran air dari
ruang ekstravaskuler ke ruang intravaskuler Untuk mengkompensasi hal tsb,
sel akan merangsang partikel aktif (idiogenik osmol) yang akan menarik air
kembali ke sel dan mempertahankan vol cairan intrasel. Saat terjadi rehidrasi
cepat untuk mengoreksi kondisi hipernatremia, peningkatan aktivitas osmotik
sel tersebut akan menyebabkan influks cairan berlebihan yang dapat
menyebabkan pembengkakan dan ruptur sel; edema serebral adalah
konsekuensi yang paling fatal.
Rehidrasi secara perlahan dalam lebih dari 48 jam
dapat meminimalkan risiko ini
5
2.6 Deraajat Dehidrasi
6
2.7 Deretan Dehidrasi Menurut Kehilangan BB
2.8 Penatalaksanaan
7
• Jika muntah tetap terjadi, ORS dengan NGT (nasogastric tube) atau NaCl
0,9% 20-30 mL/kgBB selama 1-2 jam dapat diberikan untuk mencapai
kondisi rehidrasi. Saat pasien telah dapat minum atau makan, asupan oral
dapat segera diberikan.
8
• Berat badan 10-20 kg = 1000 + 50 mL/kgBB untuk setiap kilogram
berat badan di atas 10 kg
• Berat badan > 20 kg = 1500 + 20 mL/kgBB untuk setiap kilogram
berat badan di atas 20 kg
9
cairan disesuaikan untuk mpertahankan proses koreksi perlahan (<0,5
mEq/L/jam).
• Koreksi kondisi hiponatremia secara cepat sebaiknya dihindari untuk
mencegah mielinolisis pontin (kerusakan selubung mielin).
• Sebaliknya koreksi cepat secara parsial menggunakan larutan NaCl
hipertonik (3%) 0,5 mEq/L direkomendasikan untuk menghindari risiko
ini.
10
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam masakalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini penulis banyak berharap para pembaca
yang budiman memberiakn kritikk dan saran yang membangun kepada penulis
demi sempurnanya makalah ini dan penulis makalah ini di kesempatan-
kesempatan berikutnya,.semoga makalah ini berghuna bagi poenyuulids pada
khususnya juga para pewmbaca yang budiman pada umumnya.
11