Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN HEMOROID

NAMA : WAWAN

NPM :

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI BANDUNG

PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN RPL

2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I
DENGAN HEMOROID DI PUSIKESMAS TIRTAJAYA

PENGKAJIAN
1. Identitas pasien.
Nama : Tn. I
Jenis kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Umur : 50 tahun
Status : kawin
Suku Bangsa : sunda
No. Reg ; 003012
Tanggal pengkajian : 21 Juli 2019

2. Keluhan utama.
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan pada anus atau
nyeri pada saat defikasi.

3. Riwayat penyakit.
 Riwayat penyakit sekarang
Pasien mulai keluar benjolan di anusnya beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan
beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
 Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh atau terulang kembali. Dan
pada pasien waktu pengobatan terdahulu tidak dilakukan pembedahan sehingga akan kembali
RPD.

4. Pola kebiasaan dan pemeliharaan kesehatan.


a. Pola Nutrisi
Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolisme, kita perlu melakukan pengukuran tinggi
badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi pasien, selain juga perlu ditanyakan
kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS.
b. Pola Istirahat dan Tidur
Adanya nyeri otot dan dan peningkatan suhu tubuh akan berpengaruh terhadap
pemenuhan kebutuhan tidur dan istitahat, selain itu akibat perubahan kondisi lingkungan
dari lingkungan rumah yang tenang ke lingkungan Puskesmas yang banyak orang mondar-
mandir.
c. Pola Aktivitas
Akibat nyeri otot pasien akan cepat mengalami kelelahan pada aktivitas minimal.
Disamping itu pasien juga akan mengurangi aktivitasnya. Dan untuk memenuhi kebutuhan
aktivitasnya sebagian kebutuhan pasien dibantu oleh perawat dan keluarganya.
d. Pola Eleminasi
Dalam pengkajian pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai kebiasaan ilusi dan defekasi
sebelum dan sesudah MRS. Karena keadaan umum pasien yang lemah, pasien akan lebih
banyak bed rest sehingga akan menimbulkan konstipasi, selain akibat pencernaan pada
struktur abdomen menyebabkan penurunan peristaltik otot-otot tractus degestivus.

5. Pemeriksaan fisik.
Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan menempel
pada tempat tidur.

1. Inspeksi
 Pada insfeksi lihat ada benjolan sekitar anus.
 Benjolan tersebut terlihat pada saat prolapsi.
 Warna benjolan terlihat kemerahan.
 Benjolan terletak di dalam ( internal ).
2. Palpasi
Dilakuakan dengan menggunakan sarung tangan ditambah vaselin dengan melakuakan rektal
tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Dan ditemukan benjolan tersebut dengan
konsistensi keras, dan juga ada perdarahan.

6. Informasi penunjang.
 Pemeriksaan laboratorium
- Hb 14,3 N : 14-18 mg/dl
- Lekosit 12-700 N : 4000 – 11.000
- Elektrolit :
1. K 2,8 N : 3,6 – 5,5 mmol/L
2. Na 137,6 N : 135 – 155 mmol/L
3. Cl 107 N : 70 – 108 mmol/L

 Diagnostik
- Kolonoscopy
- Anoskopy
2.9.2 Analisa Data
No Data Penunjang Etiologi Masalah
1 DS: Pembesaran Vena Konstipasi
1. Klien mengeluh BAB seminggu Hemoroidalis
yang lalu terasa sangat nyeri dan keluar
darah segar bersama dengan
feses,bahkan darah menetes saat BAB.

2. Klien mengeluh BAB terakhir saat


keras,sehingga harus mengedan karena
hemoroid klien kambuh lagi.

3. Klien mengeluh pola BAB memang


tidak normal dari dulu,klien BAB 1-2
kali /minggu, walupun sering makan
sayur dan buah-buahan.

4. Klien mengatakan saat ini hampir


seminggu belum BAB karena takut
meresakan nyeri dan perdarahan seperti
sebelumnya.

DO:
1. Distensi abdomen (+)
2. Teraba massa pada regio bawah
abdomen.

3. Pemeriksaan anus adanya benjolan


dibawah kulit kanalis analis yang nyeri,
tegang, berwarna kebiru–biruan,
berukuran 1 cm, benjolan harus
didorong dengan tangan agar masuk
kedalam anus.

Data tambahan :

1. Pola BAB tidak teratur.

2. Karakteristik feses (warna: kuning


kecoklatan, konsistensi: lembek
berampas)
2 DS: Adanya hemoroid Nyeri
1. Klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anal
pada daerah anus.
2. Klien mengeluh nyeri pada saat
duduk dan berbaring terutama saat
tidur malam hari.

3. Klien mengeluh BAB seminggu


yang lalu terasa sangat nyeri dan keluar
darah srgar bersama dengan
feses,bahkan darah menetes saat BAB.

DO:

1.TTV :

TD = 120/80 mmHg

2. Distensi abdomen (+)

3. Pemeriksaan anus adanya benjolan


dibawah kulit kanalis analis yang nyeri,
tegang, berwarna kebiru–biruan,
berukuran 1 cm, benjolan harus
didorong dengan tangan agar masuk
kedalam anus.

Data tambahan :
1. skala nyeri 6
2. klien tampak meringis
3. klien tampak memegangi daerah
nyeri.
4. klien tidak dapat tidur.
3 DS : klien mengeluh BAB seminggu Pecahnya Vena Perdarahan
yang lalu karena keluar darah segar Hemoroidalis V.Hemoroidalis
bersama feses bahkan darah menetes
saat BAB
DO :
1. TTV : TD = 120/80 mmHg
2. Klien tampak lemah
3. Konjungtiva pucat
4. hasil lab :
Hb= 8,9 gr/dl
Data Tambahan :
1. Pasien tidak dapat melakukan
aktivitas mandiri.
2. Klien cepat lelah setelah
beraktivitas.
3. Banyaknya aktifitas klien yang
dibantu oleh orang lain

2.9.3 Diagnosa Keperawatan

1. Konstipasi berhubungan dengan pembesaran vena hemoroidalis.


2. Nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid pada daerah anus.
3. Perdarahan berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis yang ditandai dengan
perdarahan waktu BAB.

2.9.4 Rencana Tindakan Keperawatan


Dx
No. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Konstipasi Setelah dilakukan 1.Berikan dan 1.Mencegah dehidrasi
berhubungan tindakan anjurkan minum secara oral.
dengan keperawatan selama kurang lebih 2
pembesaran 2 x 24 jam liter/hari.
vena diharapkan 2.Berikan posisi semi
hemoroidalis. konstipasi teratasi. fowler pada tempat 2.Meningkatkan usaha
KH: tidur. evakuasi feses.

a.Pola BAB normal 3.Anjurkan


mengkonsumsi 3.Makanan tinggi serat
(1-2x/minggu).
makana tinggi serat. dapar melancarkan
b.Konsistensi feses
4.Auskultasi bunyi proses defekasi.
lunak.
usus.
c.Warna feses 4.Bunyi usus secara
kuning. 5.Hindari makanan umum meningkat pada

d.Klien tidak takut yang membentuk diare dan menurun pada

untuk BAB. gas. konstipasi.


6.Kurangi / batasi 5.Menurnnkan distres
e.Tidak ada nyeri
makana seperti gastrik dan distensi
pada saat BAB.
produk susu. abdomen.
7.Berikan laktasif
sesuai program 6.Makanan ini
dokter. diketahui sebagai
penyebab konstipasi.
7.Membantu
melancarkan proses
defekasi.
2. Nyeri Setelah dilakukan 1.Berikan Posisi 1.Minimalkan
berhubungan tindakan yang nyaman. stimulasi/meningkatkan
dengan adanya keperawatan selama relaksasi.
hemoroid pada 3 x 24 jam 2.Meminimalkan
2.Berikan bantalan
daerah anal. diharapkan nyeri tekanan di bawah
dibawah bokong saat
teratasi. bokong/meningkatkan
duduk.
KH: relaksasi.
a.Wajah pasien 3.Observasi tanda-
3.Untuk menentukan
tampak meringis. tanda vital.
intervensi selanjutnya.
b.Skala nyeri 4.Ajarkan teknik
berkurang 0-3 atau untuk menguranyi 4.Pengalihan perhatian
hilang. melalui kegiatan-
rasa nyeri seperti
c.Klien dapat membaca, menarik kegiatan.
istirahat tidur. nafas panjang,
d.TTV Normal menonton TV, dll.
TD: 100/80 mmHg
5.Berikan kompres 5.Meningkatkan
dingin pada daerah relaksasi.
anus 3-4 jam
dilanjutkan dengan
redam duduk hangat
3-4 x/hari. 6.Menurunkan
6.Berikan ketidaknyamanan fisik.
lingkungan yang
tenang.
7.Mengurangi nyeri dan
7.Kolaborasi dengan menurunkan rangsang
dokter untuk saraf simpatis dan
pemberian analgesik, untuk mengangkat
pelunak feses dan hemoroid.
dilakukan
hemoroidectomi.

3. Perdarahan Setelah dilakukan 1.Observasi TTV. 1.Untuk menentukan


berhubungan tindakan tindakan selanjutnya.
2.Monitor
dengan keperawatan selama banyaknya 2.Untuk menentukan
pecahnya vena 3 x 24 jam perdarahan klien. tingkat kehilangan
hemoroidalis diharapkan cairan.
3.Kaji ulang tingkat
yang ditandai kekurangan nutrisi
toleransi aktifiitas 3.Untuk mengetahui
dengan terpenuhi.
klien. tingkat kelemahan
perdarahan KH:
klien.
waktu BAB. a.Konjungtiva klien 4.Memandirikan
merah muda. klien dalam 4.Mengurangi
melakukan aktifitas ketergantungan aktifitas
b.Hb Normal (12-14
sehari-hari. klien dengan bantuan
g/dl).
perawat.
Kolaborasi:
c.Tidak ada
Kolaborasi:
perdarahan 1.Konsultasikan
v.hemoroid. nutrisi untuk klien 1.Untuk menentukan
dengan ahli gizi. kebutuhan nutrisi yang
d.Dapat melakukan
tepat pada klien.
aktivitas mandiri. 2.Berikan vitamin K
dan B12 sesuai 2.Untuk membantu
e.Klien tidak cepat
indikasi. proses pembekuan
lelah setelah
darah dan Untuk
beraktivitas. 3.Konsultasi dengan
meningkatkan produksi
ahli gizi.
f.Aktifitas klien sel darah merah.
sudah tidak dibantu 4.Berikan cairan IV.
3.Untuk menentukan
oleh perawat.
diet yang tepat bagi
klien.

4.Untuk menggantikan
banyaknya darah yang
hilang selama
perdarahan.

Anda mungkin juga menyukai