Anda di halaman 1dari 4

Siapa yang tidak mengenal istilah warming up dan cooling down dalam olahraga?

Keduanya merupakan
ritual wajib yang dilakukan sebelum dan sesudah melakukan olahraga. Meskipun begitu, masih banyak
yang tidak tahu fungsi sebenarnya warming up dan cooling down. Bisa salah gerakan atau bahkan tidak
melakukan kedua ritual ini sama sekali tiap berolahraga. Wah, jangan sampai ini terjadi!

Warming up atau pemanasan berfungsi sesuai dengan namanya yakni, untuk ‘memanaskan’ atau
mempersiapkan tubuh sebelum masuk ke sesi olahraga inti. Gerakan-gerakan pemanasan biasanya
bersifat kardio atau dinamis. Fungsi dari gerakan ini akan meningkatkan denyut jantung dan metabolisme
tubuh, sehingga tubuh dapat membakar lemak dan meningkatkan kinerja otot.

Warming up lebih enak dilakukan bersama teman (sumber: runnersworld)

Yang perlu Anda tahu bahwa, gerakan stretching atau peregangan sebenarnya tidak disarankan untuk
dilakukan dalam warming up, karena malah akan meningkatkan risiko cedera saat berolah raga. Gerakan
stretching sebaiknya dilakukan pada saat cooling down atau pendinginan. Fungsinya agar otot dan
persendian yang mencapai kerja maksimal dalam olahraga inti, dapat kembali dilemaskan dan
dikembalikan ke posisi fisiologisnya. Hal ini juga dapat mencegah terjadinya kekakuan dan nyeri otot
pasca olahraga.

Selama cooling down jangan lupa untuk mengatur napas agar detak jantung kembali normal. Dijamin,
setelah olahraga tubuh akan merasa jauh lebih segar. Selamat mencoba!

Jangan lupa atur nafas setelah berolahraga (sumber: watchfit)


Good lifestyle.health.kata pakar.olahraga.pemanasan.pendinginan

SEE COMMENT (0)

Artikel Terkait

HEALTH

Essential Oil dan Sinar Matahari, Kombinasi Berbahaya Bagi Kulit

RARA

HEALTH

Ciuman Sebelum Tidur Malam, Bisa Bikin Nyenyak

IRENE WIBOWO

HEALTH

Kata Pakar: Ingin Jantung Sehat, Konsumsi Makanan Ini!

HEALTH

Telinga Terasa Tersumbat, Harus Langsung ke Dokter?

RARA

GOOD LIFESTYLE•HEALTH

Ternyata Khawatir Boleh Saja Asalkan Tidak Berlebihan

4 Mei 2017, 14:00

IRENE WIBOWO

2
Sering merasa khawatir? Bila ya, Anda bisa bernapas lega karena hal tersebut sah-sah saja, menurut
penelitian terbaru. Asalkan masih dalam kadar yang wajar dan tidak berlebihan.

Mengutip dari express.co.uk, profesor Kate Sweeny dari University of California mengatakan, “Tingkat
kekhawatiran yang ekstrem bisa berbahaya bagi kesehatan seseorang. Walau begitu, kekhawatiran
bukanlah suatu perencanaan dan tindakan preventif yang buruk.”

sumber: giphy

Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam Social and Personality Psychology Compass, memiliki rasa
khawatir dalam jumlah yang tepat lebih baik daripada tidak memiliki rasa khawatir. Hal ini dapat
membantu Anda untuk melindungi diri dari kejadian yang tidak menyenangkan. Anda pun bisa
termotivasi untuk melakukan hal yang lebih baik lagi.

Menurut Profesor Swenny, rasa khawatir terkait dengan pemulihan dari kejadian traumatis, mengatasi
depresi, dan bisa mencegah berbagai penyakit. Misalnya saja di tempat kerja, ketika Anda merasa
khawatir, rasa tersebut akan mendorong Anda untuk memecahkan masalah dan bekerja dengan lebih
baik lagi.

sumber: lifehacks

Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa mereka yang merasa khawatir cenderung lebih mudah
melindungi diri, misalnya memakai sabuk pengaman saat berkendara atau menggunakan sun block
untuk mencegah kanker kulit. Bahkan mereka akan lebih rajin melakukan pemeriksaan diri untuk
mencegah dari berbagai penyakit.

Tidak hanya itu, rasa khawatir bisa menjadi motivator bagi seseorang untuk mengurangi pikiran yang
negatif sehingga dapat mencegah dari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Studi tersebut
menemukan bahwa rasa khawatir akan menjadi tolak ukur emosional dimana rasa tersebut
dibandingkan dengan perasaan yang lebih menyenangkan.

Walau begitu, tetaplah menjaga rasa khawatir agar tidak berlebihan. Ketika rasa itu muncul, mulailah
pikirkan hal-hal positif dan langsung mencari cara untuk mengatasi setiap permasalaha

Anda mungkin juga menyukai