Konsep Dan Sikap Kewirausahaan
Konsep Dan Sikap Kewirausahaan
Disusun oleh:
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, karena atas rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep dan Sikap
Kewirausahaan di Era Revolusi Industri 4.0” tepat pada waktunya.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih, dan saya harap makalah ini bermanfaat
dan menjadi inspirasi bagi pembaca.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang sangat pesat menuntut pemerintah
untuk menyediakan lapangan pekerjaan. Dengan jumlah penduduk yang makin
membludak, pemerintah belum mampu untuk mengimbangi dengan penyediaan
lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus berpikir untuk
menyediakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat bukan lagi sebagai pencari
kerja. Menjadi wirausahaan merupakan solusi yang tepat untuk kasus tersebut.
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengoperasian, dan pengambilan resiko dari suatu usaha bisnis. Seorang
wirausahaan adalah seseorang yang terlibat dalam kewirausahaan. Wirausaha
sekarang tidak pernah takut dengan terbatasnya akses, perlengkapan, dan lahan.
Apalagi di era revolusi industry 4.0 ini.
Revolusi industry 4.0 mengakibatkan berubahnya cara manusia berpikir,
hidup, dan berhubungan satu dengan lainnya. Dengan perkembangan teknologi
informasi yang berkembang secara pesat, menuntut seorang wirausahawan untuk
terus berinovasi dalam melakukan usaha. Lahirnya teknologi digital saat ini pada
revolusi industry 4.0 semua proses dilakukan secara sistem otomatisasi dalam
semua proses aktivitasi, dimana perkembangan teknologi internet semakin
berkembang tidak hanya menghubungkan manusia seluruh dunia namun juga
menjadi suatu basis bagi proses transaksi perdagangan dan transportasi online.
Pertumbuhan jumlah wirausaha dan usaha kecil perlu didukung oleh lembaga
pendidikan, termasuk perguruaan tinggi. Perguruan tinggi berperan sangat penting
dalam memotivasi lulusannya menjadi seorang wirausahawan muda, untuk
meningkatkan jumlah wirausahawan di Tanah Air. Perguruan tinggi pula dapat
membentuk sikap seorang wirausaha agar menjadi wirausaha yang terus
berinovasi dan tidak menyerah dalam mencoba wirausaha apapun. Meningkatnya
wirausahawan dari kalangan sarjana akan mengurangi pengangguran bahkan
menambah jumlah lapangan pekerjaan. Angkatan kerja yang baru lulus perguruan
tinggi dapat menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga bisa menjadi solusi
untuk mengurangi pengguran.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep dan sikap wirausahawan di era revolusi industry 4.0?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep kewirausahaan di era revolusi industry 4.0
2. Mengetahui sikap kewirausahaan di era revolusi industry 4.0
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kewirausahaan
1. Pengertian
Kewirausahaan (entrepreneur) berasal dari kata “entreprenede” dari
bahasa perancis yang berarti “menjalankan” (Kuratko dan Hodgetts, 1998).
Entrepreneurship merupakan jiwa kewirausahaan yang dibangun untuk
menjembatani antara ilmu dengan pasae (Hisrich dkk, 2015). Canttilon
menegaskan bahwa seorang wirausahaan adalah seorang pengambil resiko,
dengan melihat perilaku mereka yakni membeli pada harga yang tetap namun
menjual dengan harga yang pasti. Pendapat Cantillon ini mengakaitkan
kegiatan berwirausaha dengan karakter wirausahawan yaitu berani mengambil
resiko.
Berdasarkan pengertian diatas tampak perbedaannya, kewirausahaan lebih
merujuk pada jiwa, wirausaha merujuk pada orangnya, dan berwirausaha
merujuk pada kegiatannya.
2. Sikap Kewirausahaan
a. Motivasi untuk berprestasi
Seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu,
yaitu motif berprestasi. Motif berprestasi merupakan nilai sosial yang
menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai
kepuasan secara pribadi.
Faktor yang mempengaruhi timbulnya motivasi terdiri atas faktor
pendorong dan faktor pemelihara. Faktor pendorong timbulnya motivasi
terdiri atas kebersihan, pengakuan, kreativitas, dan tanggung jawab.
Sedangkan faktor pemelihara motivasi meliputi lingkungan kerja, insentif
kerja, hubungan kerja, dan keselamatan kerja.
b. Selalu perspektif
Selalu prespektif mencerminkan bahwa seorang wirausahawan harus
berfikir, berusaha, dan memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan
untuk meraih masa depannya secara optimis. Untuk mencapai masa depan
yang optimis, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah
ada.
c. Memiliki kreativitas yang tinggi
Memiliki kreativitas yang tinggi berarti mempunyai kemampuan untuk
berfikir yang baru dan berbebda. Namun demikian untuk berfikir yang
baru dapat bersumber dari sesuatu yang lama tetapi dilakukan dengan
cara-cara yang baru dan tidak harus seluruhnya baru.
Kreativitas adalah berfikir untuk menciptakan sesuatu dari yang
asalnya tidak ada. Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk
menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan
dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan.
d. Memiliki perilaku inovatif tinggi
Memiliki perilaku inovatif tinggi merupakan salah satu kunci dari
semangat berwirausaha. Sebenarnya setiap orang dibekali dengan talenta
atau jiwa wirausaha walaupun dalam derajat kapabilitas yang berbeda-
beda. Jika jiwa wirausaha atau talenta tersebut diberikan wadah yang baik,
maka perkembangan dan kemajuannya akan memberikan hasil
sebagaimana yang diharapkan.
e. Memiliki komitmen dalam pekerjaan
Memiliki komitmen dalam pekerjaan memberikan makna bahwa
setiap wirausaha hendaknya komit dalam mengelola usahanya yang
dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh dan memberikan curahan
perhatian sepenuhnya. Oleh sebab itu seorang wirausaha yang komit atas
pekerjaannya tidak akan membiarkan usahanya berjalan ditempat, tetapi
selalu berfikir dan berusaha agar usahanya itu dapat berkembang dan
mempunyai keunggulan kompetisi dengan yang lainnya.
A. Kesimpulan
Melalui kewirausahaan, tuntutan sumber daya manusia era industri 4.0 yang
berupa kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif, komunikatif, kolaboratif,
percaya diri, koordinatif, tanggung jawab, mengambil keputusan, memecahkan
masalah, beradaptasi, dan kepemimpinan) dapat dipenuhi oleh nilai-nilai pokok
atau jiwa dan sikap kewirausahaan yang dihasilkan dari pendidikan
kewirausahaan. Terpenuhinya tuntutan kemampuan sumber daya manusia pada
era industri 4.0, dampak positif yang ditimbulkannnya dapat diraih. Bila peluang
usaha yang ada dapat diraih, maka tercipta peluang kerja yang baru karena
kemampuan sumber daya manusia yang ada sudah sesuai tuntutannya. Diraihnya
peluang kerja dan peluang usaha era industri 4.0, akan mengatasi dampak
negatifnya yang berupa pengangguran akibat pergeseran pekerjaan. Hal yang
demikian menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan dapat menjadi solusi
atas dampak dan tuntutan era industri 4.0 Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, dkk. 2017. Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah Perkembangan
Riset. Surakarta: Universitas Sebelas Maret