Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 10
Kelas : 4 A
UNIVERSITAS JAMBI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan makalah dengan
judul “Epidemiologi Penyakit Stroke”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
kelompok dalam mata kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.
Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah karya tulis
ilmiah ini.Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua
dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Makalah ini diharapkan bisa
bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak,
maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun
makalah ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat makalah yang
sebaik-baiknya.
Sebagaimana peribahasa mengatakan tak ada gading yang tak retak oleh karenanya masih
banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi.
Demikianlah kata pengantar makalah ini dan penulis berharap semoga karya ilmiah ini
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Penulis
Stroke atau disebut dengan Cerebrovascular Attack (CVA) merupakan penyakit penyebab
kematian cukup besar di dunia. Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO)
adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau
global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dan dapat
menyebabkan kematian. Terdapat dua macam bentuk stroke yaitu stroke iskemik dan stroke
hemoragik. Iskemi, merupakan 80% dari penyebab stroke, disebabkan oleh gangguan pasokan
oksigen dan nutrisi ke sel-sel otak akibat bentukan trombus atau emboli. Stroke Hemoragik yaitu
pecahnya dinding pembuluh darah, sehingga terjadi perdarahan di otak dan umumnya terjadi
pada saat pasien melakukan aktivitas. Menurut penyebabnya stroke hemoragik dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu perdarahan intraserebral dan perdarahan subarakhnoid. Perdarahan
intraserebral ditemukan pada 10% dari seluruh kasus stroke, terdiri dari 80% di hemisfer otak
dan sisanya di batang otak dan serebelum. Perdarahan subarakhnoid adalah suatu keadaan
dimana terjadi perdarahan di ruang subarakhnoid yang timbul secara primer. Keadaan ini dapat
diperparah oleh terjadinya penurunan perfusi sistemik yang mengaliri otak. Sedangkan stroke
1. Stroke merupakan sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa
difisit neurologis fokal dan atau global yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau
langsung menimbulkan kematian dan semata mata disebabkan oleh gangguan peredaran
darah otak non traumatic (Mansjoer et al.,2000)
2. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smetlzer dan Bare, 2002)
3. Stroke adalah serangan otak yang terjadi secara tiba-tiba dengan akibat kematian atau
kelumpuhan sebelah bagian tubuh (Sustrani, Lanny, et al.,2003)
4. Stroke adalah gangguan fungsi otak yang timbunya mendadak, berlangsung selama 24
jam atau lebih, akibat gangguan peredaran darah di otak (Yayaasan Stroke
Indonesia,2013)
Atau dapat disimpulkan bahwa Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak, berupa
kelumpuhan syaraf yang diakibatkan oleh gangguan aliran darah pada saah satu bagian otak .
gangguan syaraf maupun kelumpuhan yang terjadi tergantung pada bagian otak yang terkena.
Stroke merupakan masalah besar yang dihadapi hampir seluruh dunia, baik di Negara
maju maupun di Negara berkembang. Stroke berada di urutan ketiga sebagai etiologi kematian di
dunia setelah jantung dan kanker, selain itu stroke juga merupakan etiologi kecacatan jangka
panjang nomor satu di dunia (Fitria Handayani, 2013). Stroke penyebab kematian ketiga di
dunia setelah penyakit jantung koroner dan kanker baik di negara maju maupun negara
Bagan patofisiologi stroke hemoragik dan iskemik (non hemoragik) adalah sebagai berikut:
2) Stroke Iskemik
Sekitar 80% sampai 85% stroke adalah stroke iskemik, yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan
di satu atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum.
Klasifikasi stroke iskemik berdasarkan waktunya terdiri atas:
1. Transient Ischaemic Attack (TIA): merupakan tampilan peristiwa berupa episode serangan
sesaat dari suatu disfungsi serebral fokal akibat akibat gangguan vaskular dan membaik
dalam waktu kurang dari 30 menit
2. Reversible Ischaemic Neurological Deficit (RIND): gejala dan tanda gangguan neurologis
yang berlangsung lebih lama. Kondisi RIND hampir sama dengan TIA namun membaik
kurang dari 1 minggu dan tidak meninggalkan gejala sisa.
3. Stroke In Evolution (SIE)/Progressing Stroke : gejala gangguan progresif dalam waktu 6 jam
atau lebih. Stroke ini merupakan jenis terberat dan sulit ditentukan prognosanya.
4. Completed Stroke : merupakan gangguan pembuluh darah otak yang menyebabkan defisit
neurologis akut yang berlangsung lebih dari 24 jam dan stroke ini akan meninggalkan gejala
sisa.
Terdapat empat subtipe dasar pada stroke iskemik berdasarkan penyebab: lakunar, thrombosis
pembuluh besar dengan aliran pelan, embolik dan kriptogenik (Dewanto dkk, 2009)
Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak, berupa kelumpuhan syaraf yang
diakibatkan oleh gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak . Gangguan syaraf maupun
kelumpuhan yang terjadi tergantung pada bagian otak yang terkena. Stroke terbagi menjadi dua
yaitu stroke non hemoragik dan stroke iskemik. semua faktor yang menentukan manifestasi
stroke dikenal sebagai faktor risiko stroke antara lain hipertensi, diabetes melitus, penyakit
jantung, infeksi, merokok, gaya hidup tidak sehat dll. Oleh karena itu sangat penting untuk
melakukan upaya pencegahan dengan memodifikasi gaya hidup dalam segala hal dalam situasi
sebelum terkena penyakit stroke, apabila sudah terkena maka langkah yang dapat dilakukan yaitu
mengobati faktor risiko yang ada dengan pemberian obat-obatan yang dapat mencegah
pembesaran plak.
3.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian mengenai faktor–faktor lain yang mempengaruhi pasien
stroke. Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai adanya hubungan antara faktor
risiko dengan penyakit stroke. Masyarakat perlu menjaga pola makan, pola hidup sehat dan
menghindari terlalu banyak makan makanan yang mengandung lemak.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Istilah ini sudah sangat lumrah di kalangan
kita. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya stroke, maka yang harus kita ubah mulai
sekarang adalah pola hidup dan pola makan yang sehat dan teratur. Jika kita membiasakan hidup
sehat, maka kita tidak akan mudah terserang penyakit.
Riyadina W .2013. Determinan Penyakit Stroke . e-ISSN: 2460-0601 (Online). Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 7, Februari 2013
http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/article/view/31/32 (Diakses pada 30 Januari 2020)
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2282/4%20BAB%20II.pdf?sequence=6
&isAllowed=y (Diakses pada 30 Januari 2020)