Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR


EPIDEMIOLOGI PENYAKIT STROKE

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Dosen Pengampu : RD.HALIM, S.KM., MPH.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 10

Maulidiyyah Fitri (N1A118016)

Dian Meisafitri (N1A118022)

Refina Aulia Fauzana (N1A118028)

Kelas : 4 A

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JAMBI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan makalah dengan
judul “Epidemiologi Penyakit Stroke”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
kelompok dalam mata kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.
Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah karya tulis
ilmiah ini.Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua
dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Makalah ini diharapkan bisa
bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak,
maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun
makalah ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat makalah yang
sebaik-baiknya.
Sebagaimana peribahasa mengatakan tak ada gading yang tak retak oleh karenanya masih
banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi.
Demikianlah kata pengantar makalah ini dan penulis berharap semoga karya ilmiah ini
dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jambi, Januari 2020

Penulis

Faculty of Public Health Page 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... …………………. i


DAFTAR ISI................................................................................................... …………………. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... …………………. 1


1.1. Latar Belakang .................................................................................. …………………. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. …………………..3
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................... …………………..3
1.4. Manfaat Penulisan ............................................................................. …………………..3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ …………………..4


2.1. Pengertian Stroke ................................................................................ …………………..4
2.2. Epidemiologi Stroke............................................................................ …………………..5
2.3 Patofisiologi Stroke ............................................................................. …………………..6
2.4. Klasifikasi Stroke...................... .......................................................... …………………..8
2.5. Faktor Risiko Stroke.................................................... ....................... …………………. 9
2.6 Upaya pencegahan dan penanggulangan Stroke .................................. ………………….10

BAB III PENUTUP ........................................................................................ ………………….11


3.1. Kesimpulan ......................................................................................... ………………….11
3.2. Saran ................................................................................................... ………………….11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ………………….12

Faculty of Public Health Page ii


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu atau masalah kesehatan Dunia dan
Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam Dunia kesehatan karena penyakit
ini merupakan salah satu dari penyebab kematian (Jansje, Ticoalu & Samodra, 2012). Penyakit
Tidak Menular (PTM) juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang,
mereka memiliki durasi yang panjang dan umumnya berkembang lambat. Penyakit tidak menular
(PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Data World Health Organization
(WHO) menunjukan bahwa dari 56 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2012,
sebanyak 38 juta atau hampir tiga perempatnya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. PTM
juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda di negara-negara dengan tingkat
ekonomi rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang –orang berusia
kurang dari 60 tahun.

Stroke atau disebut dengan Cerebrovascular Attack (CVA) merupakan penyakit penyebab
kematian cukup besar di dunia. Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO)
adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau
global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dan dapat
menyebabkan kematian. Terdapat dua macam bentuk stroke yaitu stroke iskemik dan stroke
hemoragik. Iskemi, merupakan 80% dari penyebab stroke, disebabkan oleh gangguan pasokan
oksigen dan nutrisi ke sel-sel otak akibat bentukan trombus atau emboli. Stroke Hemoragik yaitu
pecahnya dinding pembuluh darah, sehingga terjadi perdarahan di otak dan umumnya terjadi
pada saat pasien melakukan aktivitas. Menurut penyebabnya stroke hemoragik dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu perdarahan intraserebral dan perdarahan subarakhnoid. Perdarahan
intraserebral ditemukan pada 10% dari seluruh kasus stroke, terdiri dari 80% di hemisfer otak
dan sisanya di batang otak dan serebelum. Perdarahan subarakhnoid adalah suatu keadaan
dimana terjadi perdarahan di ruang subarakhnoid yang timbul secara primer. Keadaan ini dapat
diperparah oleh terjadinya penurunan perfusi sistemik yang mengaliri otak. Sedangkan stroke

Faculty of Public Health Page ii


hemoragik intraserebral dan subarachnoid disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah kranial
(Smith et al., 2005)

Menurut Bustan (2007), dalam Buku Epidemiologi Penyakit Tidak Menular


mengemukakan bahwa yang tergolong ke dalam PTM antara lain adalah; Penyakit
kardiovaskuler (jantung, atherosklerosis, hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke),
Diabetes Mellitus (DM) serta kanker. Berdasarkan uraian diatas World Health Organisation
[WHO] (2013), mengemukakan bahwa PTM merupakan penyebab utama kematian di semua
daerah kecuali di Afrika, tetapi proyeksi saat ini menunjukkan bahwa pada tahun 2020
peningkatan terbesar kematian PTM akan terjadi di Afrika. Sejauh ini PTM merupakan penyebab
utama kematian di Dunia, mewakili 63 % dari semua kematian tahunan. Penyakit Tidak Menular
(PTM) membunuh lebih dari 36 juta orang setiap tahun, sekitar 80 % dari semua kematian PTM
terjadi di Negara berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2013)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan penyakit stroke?
2. Bagaimana Epidemiologi Stroke?
3. Bagaimana Patofisiologi Stroke?
4. Bagaimana Klasifikasi Stroke?
5. Apa saja Faktor risiko Stroke?
6. Bagaimana Upaya pencegahan dan penanggulangan Stroke?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain digunakan untuk menyelesaikan tugas
Epidemiologi penyakit tidak menular, juga memiliki tujuan yang ditujukan kepada pembaca
untuk mengetahui tentang bagaimana epidemiologi, patofisiologi, klasifikasi, faktor risiko, serta
upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit stroke.

Faculty of Public Health Page 2


1.4 Manfaat Penulisan
 Manfaat Bagi Penulis
Agar mendapat ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas mengenai penyakit
stroke.
 Manfaat Bagi Pembaca
Sebagai bahan referensi dalam membuat karya tulis ilmiah mengenai penyakit stroke
dengan tema yang sejenis dalam kurun waktu yang berbeda.
 Manfaat Bagi Instansi
Untuk memberikan informasi mengenai penyakit stroke yang sangat berbahaya untuk
kesehatan.

Faculty of Public Health Page 3


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Stroke
Kata “Stroke” pertama kali di perkenalkan tahun 1689 oleh William Cole. Sebelum Cole,
istilah Umum yang digunakan untuk menggambarkan cedera otak nontraumatik sangat akut
adalah “apoplexy” yang digunakan oleh Hippocrates sekitar tahun 400 SM (Ralph L.Sacco, Scott
E. Kasner, et al., 2013). Adapun beberapa definisi stroke (Faisalado Chandra dan Cecep
Tribowo,2013) yaitu :

1. Stroke merupakan sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa
difisit neurologis fokal dan atau global yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau
langsung menimbulkan kematian dan semata mata disebabkan oleh gangguan peredaran
darah otak non traumatic (Mansjoer et al.,2000)
2. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smetlzer dan Bare, 2002)
3. Stroke adalah serangan otak yang terjadi secara tiba-tiba dengan akibat kematian atau
kelumpuhan sebelah bagian tubuh (Sustrani, Lanny, et al.,2003)
4. Stroke adalah gangguan fungsi otak yang timbunya mendadak, berlangsung selama 24
jam atau lebih, akibat gangguan peredaran darah di otak (Yayaasan Stroke
Indonesia,2013)

Atau dapat disimpulkan bahwa Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak, berupa
kelumpuhan syaraf yang diakibatkan oleh gangguan aliran darah pada saah satu bagian otak .
gangguan syaraf maupun kelumpuhan yang terjadi tergantung pada bagian otak yang terkena.

2.2. Epidemiologi Stroke

Stroke merupakan masalah besar yang dihadapi hampir seluruh dunia, baik di Negara
maju maupun di Negara berkembang. Stroke berada di urutan ketiga sebagai etiologi kematian di
dunia setelah jantung dan kanker, selain itu stroke juga merupakan etiologi kecacatan jangka
panjang nomor satu di dunia (Fitria Handayani, 2013). Stroke penyebab kematian ketiga di
dunia setelah penyakit jantung koroner dan kanker baik di negara maju maupun negara

Faculty of Public Health Page 4


berkembang. Satu dari 10 kematian disebabkan oleh stroke (American Heart Association, 2014;
Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta orang terserang stroke setiap tahunnya, satu pertiga
meninggal dan sisanya mengalami kecacatan permanen (Stroke forum, 2015). Stroke merupakan
penyebab utama kecacatan yang dapat dicegah (Ralph et all, 2013).
Data World Health Organization (WHO) tahun 2002 diperkirakan 5,5 juta orang
meninggal akibat stroke dan diperkirakan tahun 2020 penyakit jantung dan stroke menjadi
etiologi utama kematian stroke didunia. Stroke awalnya cenderung menyerang usia diatas 40
tahun namun kini juga menyerang orang dengan usia yang lebih muda. Sama halnya dengan
negara Asia lainnya seperti di Indonesia angka kejadian Stroke ini justru meningkat. Hal tersebut
akibat pengaruh urbanisasi, perubahan gaya hidup, dan bertambahnya umur harapan hidup.
Angka kejadian stroke di perkotaan (urban) di Indonesia diperkirakan 5 kali lebih besar daripada
angka kejadian penyakit tersebut di daerah pedesaan (rural). Hasil Riskesdas tahun 2007
mendapatkan sebanyak 13 provinsi mempunyai prevalensi stroke di atas prevalensi nasional
yaitu Aceh, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, NTB, Kalimantan
Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Papua Barat.
Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memperlihatkan bahwa stroke
merupakan penyebab kematian nomor satu pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Menurut
Yayasan Stroke Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500.000 penduduk mengalami serangan
stroke dan 25% di antaranya (125.000 penduduk) meninggal, sisanya mengalami cacat ringan
maupun berat. Di Indonesia, kecenderungan prevalensi stroke per 1000 orang mencapai 12,1 dan
setiap 7 orang yang meninggal, 1 diantaranya terkena stroke (Depkes, 2013). Pada suatu survei
di RS Vermont, stroke pada usia muda merupakan 8,5% dari seluruh pasien rawat; stroke
perdarahan intraserebral didapatkan pada 41% pasien, dengan penyebab tersering adalah
aneurisma, AVM (arteriovenous malformation), hipertensi, dan tumor. Perdarahan subaraknoid
didapatkan pada 17% pasien, dan stroke iskemik terjadi pada 42% pasien. Angka kejadian stroke
iskemik pada usia di bawah 45 tahun hanya sekitar 5% dari seluruh kejadian dari stroke iskemik
(Primara & Amalia, 2015).

Faculty of Public Health Page 5


2.3. Patofisiologi Stroke
Oksigen sangat penting untuk otak, jika terjadi hipoksia seperti yang terjadi pada stroke,
di otak akan mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan permanen yang terjadi
dalam 3 sampai dengan 10 menit (AHA, 2015). Pembuluh darah yang paling sering terkena
adalah arteri serebral dan arteri karotis interna yang ada di leher (Guyton & Hall, 2012). Adanya
gangguan pada peredaran darah otak dapat mengakibatkan cedera pada otak melalui beberapa
mekanisme, yaitu
1) penebalan dinding pembuluh darah (arteri serebral) yang menimbulkan penyembitan
sehingga aliran darah tidak adekuat yang selanjutnya akan terjadi iskemik
2) Pecahnya dinding pembulh darah yang menyebabkan hemoragi.
3) Pembesaran satu atau sekelompok pembuluh darah yang menekan jaringan otak.
4) Edema serebral yang merupakan pengumpulan cairan pada ruang interstitial jaringan otak
(Smeltzer dan Bare, 2012).
Penyempitan pembuluh darah otak mula-mula menyebabkan perubahan pada aliran darah
dan setelah terjadi stenosis cukup hebat dan melampaui batas krisis terjadi pengurangan darah
secara drastis dan cepat. Obtruksi suatu pembuluh darah arteri di otak akan menimbulkan
reduksi suatu area dimana jaringan otak normal sekitarnya masih mempunyai peredaran darah
yang baik berusaha membantu suplai darah melalui jalur-jalur anastomosis yang ada. Perubahan
yang terjadi pada kortek akibat oklusi pembuluh darah awalnya adalah gelapnya warna darah
vena, penurunan kecepatan aliran darah dan dilatasi arteri dan arteriola (AHA, 2015).
Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi di mana saja di dalam arteri-arteri yang
membentuk Sirkulus Willisi (Gambar 1): arteria karotis interna dan sistem vertebrobasilar atau
semua cabang-cabangnya. Secara umum, apabila aliran darah ke jaringan otak terputus selama
15 sampai 20 menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan. Perlu diingat bahwa oklusi di
suatu arteri tidak selalu menyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi oleh arteri tersebut.
Alasannya adalah bahwa mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang memadai ke daerah tersebut.
Proses patologik yang mendasari mungkin salah satu dari berbagai proses yang terjadi di dalam
pembuluh darah yang memperdarahi otak patologinya sbb:
(1) keadaan penyakit pada pembuluh itu sendiri, seperti pada aterosklerosis dan trombosis,
robeknya dinding pembuluh, atau peradangan;

Faculty of Public Health Page 6


(2) berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah, misalnya syok atau hiperviskositas
darah;
(3) gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasal dari jantung atau
pembuluh ekstrakranium; atau
(4) ruptur vaskular di dalam jaringan otak atau ruang subaraknoid (Price et al, 2006).

Bagan patofisiologi stroke hemoragik dan iskemik (non hemoragik) adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Sirkulus Willisi Gambar 2. Bagan Patofisiologi


Mekanisme Iskemik (non hemoragik) terjadi karena adanya okulusi atau sumbatan di pembuluh
darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. Keadaan
tersebut menyebabkan terjadinya stroke yang disebut stroke iskemik, sedangkan mekanisme
hemoragik (pendarahan) karena pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan terjadinya stroke
yang disebut stroke hemoragik

Faculty of Public Health Page 7


2.4. Klasifikasi Stroke
Satyanegara (1998) mengatakan bahwa, gangguan peredaran darah otak atau stroke dapat
di klasifikasikan menjadi dua, yaitu hemoragik dan non-hemoragik (iskemik)
1) Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik, yang merupakan sekitar 15% sampai 20% dari semua stroke, dapat terjadi
apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam
ruang subarakhnoid atau langsung ke dalam jaringan otak. Beberapa penyebab perdarahan
intraserebrum: perdarahan intraserebrum hipertensif; perdarahan subarakhnoid (PSA) pada
ruptura aneurisma sakula (Berry), ruptura malformasi arteriovena (MAV), trauma;
penyalahgunaan kokain, amfetamin; perdarahan akibat tumor otak; infark hemoragik; penyakit
perdarahan sistemiktermasuk terapi antikoagulan (Price, 2005).

2) Stroke Iskemik

Sekitar 80% sampai 85% stroke adalah stroke iskemik, yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan
di satu atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum.
Klasifikasi stroke iskemik berdasarkan waktunya terdiri atas:
1. Transient Ischaemic Attack (TIA): merupakan tampilan peristiwa berupa episode serangan
sesaat dari suatu disfungsi serebral fokal akibat akibat gangguan vaskular dan membaik
dalam waktu kurang dari 30 menit
2. Reversible Ischaemic Neurological Deficit (RIND): gejala dan tanda gangguan neurologis
yang berlangsung lebih lama. Kondisi RIND hampir sama dengan TIA namun membaik
kurang dari 1 minggu dan tidak meninggalkan gejala sisa.
3. Stroke In Evolution (SIE)/Progressing Stroke : gejala gangguan progresif dalam waktu 6 jam
atau lebih. Stroke ini merupakan jenis terberat dan sulit ditentukan prognosanya.
4. Completed Stroke : merupakan gangguan pembuluh darah otak yang menyebabkan defisit
neurologis akut yang berlangsung lebih dari 24 jam dan stroke ini akan meninggalkan gejala
sisa.
Terdapat empat subtipe dasar pada stroke iskemik berdasarkan penyebab: lakunar, thrombosis
pembuluh besar dengan aliran pelan, embolik dan kriptogenik (Dewanto dkk, 2009)

Faculty of Public Health Page 8


2.5. Faktor Risiko Stroke
Harsono (1996) mengatakan bahwa semua faktor yang menentukan manifestasi stroke
dikenal sebagai faktor risiko stroke (Tutu April Ariani, 2014). Adapun faktor tersebut antara lain
sebagai berikut :
1. Hipertensi
Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik, yaitu
sama atau lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) merupakan
faktor risiko stroke dengan besar risiko 6,905 kali lebih besar dibandingkan yang tidak hipertensi
(tekanan darah ≤ 140/90 mmHg). Hipertensi akan menyebabkan pecahnya maupun
menyempitnya pembuluh darah otak yang mana aliran darah ke otak akan terganggu dan sel
otak akan mengalami kematian.
2. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus mampu menebalkan dinding pembuluh otak yang berukuran besar. Menebalnya
dinding pembuluh darah otak akan menyempitkan diameter pembuluh darah tadi dan akan
menggangu kelancaran aliran ke otak yang pada akhirnya menyebabkan infrak sel-sel otak.
3. Penyakit Jantung
Penyakit jantung merupakan faktor risiko stroke dengan besar risiko 2,496 kalilebih besar
dibandingkan yang tidak penyakit jantung. Faktor risiko ini menimbulkan hambatan/sumbatan
aliran darah ke otak karena jantung melepas gumpalan darah atau sel-sel yang telah mati ke
dalam aliran darah.
4. Infeksi
Penyakit infekssi yang mampu berperan sebagai faktor risiko stroke adalah TB, malaria, lues
(sifilis), leptospirosis dan infeksi cacing
5. Obesitas
6. Merokok yang dapat menyebabkan infark jantung
7. Kelainan pembuluh darah otak
8. Umur
9. Jenis Kelamin
Epidemiologi stroke iskemik sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan tanpa memandang
etnik dan asal negara (Sudlow danWarlow,1997)

Faculty of Public Health Page 9


2.6. Upaya pencegahan dan penanggulangan Stroke
Pencegahan terhadap kejadian stroke pada dasarnya dikelompokkan dalam 2 golongan
besar yaitu pencegahan primer dan sekunder . pencegahan bersifat primer jika penyakit stroke
belum terjadi sedangkan sekunder dilakukan perawatan atau pengobatan terhadap penyakit
tersebut.
1. Pencegahan Primer
Langkah pertama dengan memodifikasi gaya hidup dalam segala hal, memodifikasi faktor risiko
dan kemudian bila dianggap perlu baru dilakukan terapi dengan obat untuk mengatasi penyakit
dasarnya. Menjalani gaya hidup sehat dengan pola makan sehat , istirahat cukup, olahraga teratur
, mengelola stress, mengurangi kebiasaan yang dapat merugikan tubuh seperti merokok, makan
berlebihan, makan yang mengandung banyak lemak jenuh.
2. Pencegahan Sekunder
Dengan mengobati faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, kadar
kolesterol darah yang tinggi, kadar asamurat yang tinggi, kegemukan, stress dll. Untuk mencegah
stroke iskemik ulangan, dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan yang dapat mencegah
pembesaran plak dan biasanya obat yang digunakan adalah obat antiagregasi trombosit yang
berfungsi mencegah menggumpalnya trombsit darah dan mencegah terbentuknya trombus atau
gumpalan darah yang dapat menyumbah lumen pembuluh darah. Contoh obat ini sbb :
a. Asam asetil salisilat (asetol,aspirin), dosis 2 x 80-200 mg per hari diberikan dalam 48 jam
b. Tiklopidin, dosis 2 x 250 mg sehari digunakan untuk mencegah kambuhnya TIA dengan
efek samping obat dapat terjadi pendarahan
c. Clopidogrel , dosis 75 mg 1 x sehari digunakan untuk terapi sumbatan pembuluh darah
dan stroke iskemik

Faculty of Public Health Page 10


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak, berupa kelumpuhan syaraf yang
diakibatkan oleh gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak . Gangguan syaraf maupun
kelumpuhan yang terjadi tergantung pada bagian otak yang terkena. Stroke terbagi menjadi dua
yaitu stroke non hemoragik dan stroke iskemik. semua faktor yang menentukan manifestasi
stroke dikenal sebagai faktor risiko stroke antara lain hipertensi, diabetes melitus, penyakit
jantung, infeksi, merokok, gaya hidup tidak sehat dll. Oleh karena itu sangat penting untuk
melakukan upaya pencegahan dengan memodifikasi gaya hidup dalam segala hal dalam situasi
sebelum terkena penyakit stroke, apabila sudah terkena maka langkah yang dapat dilakukan yaitu
mengobati faktor risiko yang ada dengan pemberian obat-obatan yang dapat mencegah
pembesaran plak.

3.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian mengenai faktor–faktor lain yang mempengaruhi pasien
stroke. Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai adanya hubungan antara faktor
risiko dengan penyakit stroke. Masyarakat perlu menjaga pola makan, pola hidup sehat dan
menghindari terlalu banyak makan makanan yang mengandung lemak.

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Istilah ini sudah sangat lumrah di kalangan
kita. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya stroke, maka yang harus kita ubah mulai
sekarang adalah pola hidup dan pola makan yang sehat dan teratur. Jika kita membiasakan hidup
sehat, maka kita tidak akan mudah terserang penyakit.

Faculty of Public Health Page 11


DAFTAR PUSTAKA

Masriadi.2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Trans Info Media.

Utama , Feranita dkk, Abu.2018. GAMBARAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DI


UNIVERSITAS SRIWIJAYA . ISSN 2620-7761 (Online). Vol. 11. No. 2. Desember 2018
http://journals.ums.ac.id/index.php/JK/article/view/7593/pdf (Diakses pada 30 Januari 2020)

Riyadina W .2013. Determinan Penyakit Stroke . e-ISSN: 2460-0601 (Online). Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 7, Februari 2013
http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/article/view/31/32 (Diakses pada 30 Januari 2020)

Wardhani , NR. 2014. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN


TENTANG STROKE PADA PEKERJA INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI. ISSN 2620-7761
(Online). Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 2 Nomor 1, Januari 2014, hlm. 13-23 https://e-
journal.unair.ac.id/index.php/JBE/article/download/149/23 (Diakses pada 30 Januari 2020)

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2282/4%20BAB%20II.pdf?sequence=6
&isAllowed=y (Diakses pada 30 Januari 2020)

Faculty of Public Health Page 12

Anda mungkin juga menyukai