Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM

PERTUMBUHAN POPULASI DAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH :
1. Lailatul Lailiyah 081811433046
2. Raden Thilawatil Aziz 081811433047
3. Tsania Nur Fadila 081811433050
4. Amelia Riski 081811433051
5. Khafid Jallaludhin 081811433052
6. Nur Aula 081811433053
7. Febriani Sukma M. C. 081811433054
8. Wahyu Adriansyah 081811433062

DEPARTEMEN BIOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB I
PENGANTAR
1.1 Latar Belakang
Paramecium sp. adalah suatu mikroorganisme yang mempunyai kemampuan
berkembang biak sangat cepat, dimana setiap individu bereproduksi dengan cara
membelah diri. Populasi dalam suatu daerah selalu berubah setiap saat. Hal tersebut
bergantung pada faktor lingkungan. Untuk menduga harga K (daya dukung lingkungan),
ada tiga cara, yaitu dengan cara empiris, dengan persamaan linear antara r dan K., dan
dengan eliminasi dua persamaan.

Pada praktikum kali ini menggunakan Paramecium sp. sebagai organisme yang
akan diukur laju pertumbuhan populasinya yang merupakan mikroorganisme uniseluler
dan bereproduksi dalam waktu singkat. Pada pergerakannya Paramecium
sp. dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang bergerak dari daerah yang bergravitasi tinggi
ke gravitasi yang lebih rendah atau biasa disebut geotropik negatif. Paramecium
sp. juga memiliki trichocysts yang berfungsi untuk menangkap mangsa dengan
menjulurkan filamen lengket sehingga dapat melumpuhkan mangsanya, sedangkan
vakuola kontraktil digunakan untuk ekskresi air dari dalam sitoplasma. Paramecium
sp. berkembang biak secara aseksual yaitu dengan pembelahan ganda (binary fision)
dan secara seksual dengan konjugasi.

Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung peri


kehidupan semua makhluk hidup yang meliputi ketersediaan sumber daya alam untuk
memenuhi kebutuhan dasar atau tersediamya cukup ruang untuk hidup pada tingkat
kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan. Keberadaan sumber daya
alam di Bumi tidak tersebar merata sehingga daya dukung lingkungan pada setiap
daerah akan berbeda-beda.

Carrying Capacity (kapasitas daya tampung merupakan kemampuan optimum


lingkungan untuk memberikan kehidupan yang baik dan memenuhi syarat kehidupan
terhadap penduduk yang mendiami lingkungan tersebut. Apabila kemampuan optimum
telah tepenuhi sedangkan populasi cenderung meningkat maka akan terjadi persaingan
dalam memperebutkan sumber daya (CD%). Untuk mengurangi disparitas pemenuhan
kebutuhan masing-masing individu akan sumber daya (CD%) maka diperlukan sebuah
teknologi yang dapat membantu memperbesar kapasitas sumber daya (CD%). Adanya
konsep Carrying Capacity (CC%) berdasarkan sebuah pemikiran bahwa lingkungan
mempunyai batas kapasitas maksimum guna mendukung pertumbuhan populasi
penduduk yang berbanding lurus dengan azas manfaatnya.

Populasi di suatu daerah akan selalu berubah setiap saat disebabkan oleh perubahan
individu. Bergantung pada faktor lingkungannya, jumlah individu dapat bertambah atau
berkurang. Apabila sumber daya berlimpah tidak terbatas maka populasi akan tumbuh
sangat cepat secara eksponensial mengikuti rumus berikut:

𝑑𝑁
= rN (R.2.1)
𝑑𝑡

N adalah jumlah individu dan r adalah tingkat pertumbuhan intrinsik. Rumus 2.1 dapat
pula dituliskan sebagai berikut:

Nt = Noen (R.2.2)

Namun, jarang sekali populasi mengikuti pertumbuhan eksponensial atau tipe


pertumbuhan tersebut hanya terjadi diawal pertumbuhan ketika jumlah individu masih
sangat sedikit dan daya dukung lingkungan untuk mendukung pertumbuhan masih
sangat besar sehingga model pertumbuhan populasi yang lebih nyata biasanya
mengikuti persamaan logistik:

𝑑𝑁 𝐾−𝑁 𝑁
= rN = rN (1 − 𝐾 ) (R.2.3)
𝑑𝑡 𝐾

K adalah besarnya daya dukung lingkungan. Semakin banyak jumlah individu,


semakin berkurang daya dukung kemungkinan setiap individu untuk mendapatkan
makanan dan sumber daya lainnya. Hal ini menyebabkan timbulnya kompetisi. Tingkat
kompetisi antar individu dalam satu populasi dinyatakan dalam koefisien kompetisi
internal dan dilambangkan dengan huruf γ (gamma). Model pertumbuhan populasi dapat
dituliskan degan menggunakan tingkat kompetisi internal sebagai berikut:

𝑑𝑁
= N(𝑟 − 𝛾𝑁)= rN – γN2 (R.2.4)
𝑑𝑡

Hubungan antara K dengan γ dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:


𝑟
K=𝛾 (R.2.5)

Apabila jumlah individu lebih banyak dari K maka populasi akan kekurangan sumber
daya sehingga jumlah individu akan menurun akibat tingkat reproduksi yang menurun.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan tingkat pertumbuhan populasi Paramaecium sp. yang
dibiakkan pada medium jerami dengan volume tertentu dan daya dukung
lingkungannya?
1.3 Tujuan Praktikum
1. Mencari tingkat pertumbuhan populasi dengan organisme model: Paramaecium sp.
yang dibiakkan pada medium jerami dengan volume tertentu dan daya dukung
lingkungannya.
1.4 Hipotesis
1.4.1 Hipotesis Kerja
Menentukan tingkat heterogenitas (variabilitas) antara dua individu, dapat
ditentukan menggunakan deskripsi statistik dengan menganalisis data ekologi dan
metode statistik regresi dan korelasi berdasarkan parameter fisik.
1.4.2 Hipotesis Statistika
1. Korelasi antara daya dukung lingkungan dengan petumbuhan dan
perkembangbiakan Paramaecium sp.:
H0 : Daya dukung lingkungan tidak berpengaruh dalam pertumbuhan dan
perkembangbiakan Paramaecium sp.
H1 : Daya dukung lingkungan berpengaruh dalam pertumbuhan dan
perkembangbiakan Paramaecium sp.
BAB II
BAHAN DAN CARA KERJA

2.1 Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan :
1. Biakan Paramaecium sp.
2. Air rebusan jerami
3. Larutan JKJ
Alat yang digunakan :
1. Tabung pembiakan (tabung jar)
2. Pipet tetes
3. Cover glass
4. Mikroskop cahaya
5. Bilik hitung (Sedgewich-Rafter counting chamber)
2.2 Prosedur
1. Menyiapkan biakan Paramaecium sp. yang akan dihitung.
2. Menambahkan tiga tetes larutan JKJ kedalam bilik hitung.
3. Mengambil biakan Paramaecium sp. dengan menggunakan pipet tetes dan
memasukkannya kedalam bilik hitung hingga penuh.
4. Mengamati biakan Paramaecium sp. di bawah mikroskop cahaya.
5. Mengulangi langkah – langkah di atas sebanyak lima kali.
6. Mengurangi air jerami pada toples hingga 80ml dan menambahkan air rebusan jerami
baru hingga volume 100ml.
7. Pengamatan dilakukan hingga mendapatkan tiga puluh data.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Pertumbuhan populasi Paramaecium sp

Tanggal Rata - Jumlah


Pengamatan Xi1 Xi2 Xi3 Xi4 Xi5 Rata Paramaecium R t
(Hari ke-) per cc sp. (N/mL)
29/08/2019 10 100 4.605170186 0 0
9/3/2019 4 4 4 5 4 4 400 5.991464547 0.277258872 5
9/5/2019 47 121 92 49 69 76 7600 8.935903526 0.618676191 7
9/9/2019 53 31 54 73 61 54 5400 8.594154233 0.362634913 11
9/11/2019 22 6 10 37 29 21 2100 7.649692624 0.234194034 13
9/13/2019 88 201 287 289 334 239 23900 10.08163374 0.36509757 15
9/17/2019 20 22 9 19 6 15 1500 7.313220387 0.142528958 19
9/19/2019 3 5 2 3 7 4 400 5.991464547 0.066014017 21
9/23/2019 11 5 3 7 3 5 500 6.214608098 0.064377516 25
9/25/2019 85 69 117 88 62 84 8400 9.035986985 0.164104326 27
9/27/2019 81 165 79 158 119 120 12000 9.392661929 0.165085922 29
01/10/2019 111 110 125 136 184 133 13300 9.495519314 0.148192398 33
03/10/2019 143 60 65 75 84 85 8500 9.047821442 0.126932893 35
07/10/2019 7 10 6 6 10 8 800 6.684611728 0.053319014 39
09/10/2019 7 11 8 4 24 11 1100 7.003065459 0.058485251 41
11/10/2019 23 26 19 12 46 25 2500 7.824046011 0.074857577 43
15/10/2019 5 5 9 7 6 6 600 6.396929655 0.038122542 47
17/10/2019 9 5 5 10 18 9 900 6.802394763 0.044841318 49
21/10/2019 14 15 11 9 8 11 1100 7.003065459 0.045243307 53
23/10/2019 23 15 12 15 16 16 1620 7.390181428 0.050636568 55
25/10/2019 6 7 6 4 5 5 500 6.214608098 0.028235753 57
29/10/2019 24 24 25 30 21 25 2500 7.824046011 0.052768456 61
31/10/2019 2 13 5 13 7 8 800 6.684611728 0.033007009 63
11/4/2019 14 6 9 7 11 9 900 6.802394763 0.032794397 67
11/6/2019 51 55 71 74 58 62 6200 8.732304571 0.059813542 69
11/8/2019 7 30 8 41 8 18 1800 7.495541944 0.040709461 71
11/12/2019 5 84 73 71 82 63 6300 8.748304912 0.055241796 75
11/14/2019 72 54 72 103 97 79 7900 8.974618038 0.056746076 77
11/18/2019 34 49 32 34 39 38 3800 8.242756346 0.044908471 81
11/20/2019 101 108 103 63 160 107 10700 9.27799902 0.056299143 83
11/22/2019 20 15 10 14 10 13 1300 7.170119543 0.030175875 85
135420
3.2. Analisis Data

1. Perhitungan secara empiris

Hari Ke- Jumlah Paramaecium sp.


2 7600
4 2100
5 23900
6 1500
10 12000
12 8500
25 1800
26 6300
27 7900
28 3800
29 10700
Rata - Rata 7827,273

2. Perhitungan secara linear


3. Perhitungan secara eliminasi dua persamaan
Rumus :
𝑁𝑡 − 𝑁𝑡−1
= 𝑟𝑁 − 𝛾𝑁 2
𝑡𝑥 − 𝑡𝑥−1
Persamaan 1 :
7600 − 10
= 𝑟 × 10 − 𝛾(102 )
2−0
7590
= 10𝑟 − 100𝛾
2
3.795 = 10𝑟 − 100𝛾…. 1

Persamaan 2 :
12000 − 7600
= 𝑟 × 7600 − 𝛾(76002 )
10 − 2
4400
= 7600𝑟 − 57760000𝛾
8
550 = 7600𝑟 − 57760000𝛾….2
Elimiasi persamaan 1 dan persamaan 2 :
3.795 = 10r - 100𝛾 × 760 2.884.200 = 7600r - 76000𝛾
550 = 7600r - 57760000𝛾 × 1 550 = 7600r - 57760000𝛾
2.883.650 = 57.684.000 𝛾
𝛾 = 0,049

Mencari r :
2.883.650 = 7.600r – 76.000 (0,049)
2.883.650 = 7.600r – 3.724
r = 2.879.926
7.600
r = 378,937

Mencari Nilai K :
K = 378,937
0,049
K = 7.733

3.3 Pembahasan

Berdasarkan teori, terdapat perbedaan karakter kuantitatif antar individu sejenis


yang dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, usia, dan jenis kelamin. Hasil dari
pengujian yang telah kami lakukan sesuai dengan teori yang ada, yaitu terdapat adanya
variabilitas antar individu dari segi karakter kuantitatif yakni variabel panjang, lebar,
dan berat. Hubungan antara variabel panjang, lebar, dan berat yaitu semakin panjang
dan semakin lebar ukuran tubuh ikan, maka semakin berat pula tubuh ikan. Dari
hubungan antar ketiga variabel tersebut dapat dibuat pernyataan bahwa panjang dan
lebar ikan merupakan variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat, yaitu berat
ikan.

Dalam praktikum ini digunakan sampel Oreochromis mossambicus dan


Decapterus sp. masing – masing sebanyak 50 ekor yang diambil secara acak, jadi ada
yang berukuran besar, sedang, dan kecil. Data yang diambil dalam praktikum ini adalah
panjang, lebar, dan berat tubuh ikan. Panjang pada Oreochromis mossambicus dan
Decapterus sp. diukur dari jarak antara moncong lurus melalui bagian tengah badan
sampai garis proyeksi bagian ujung ekor terpanjang. Lebar ikan diukur dari jarak bagian
dorsal dan bagian ventral tepat di depan sisik punggung. Alat yang digunakan untuk
mengukur besaran panjang dan lebar yaitu penggaris dengan ketelitian 0,05 cm.
Kemudian untuk berat ikan, diukur dengan cara menimbang seluruh bagian tubuh ikan.
Alat yang digunakan untuk mengukur besaran berat adalah timbangan dengan ketelitian
0,005 gram.

Masing – masing ikan diukur panjang, lebar, dan beratnya. Setelah melakukan
pengukuran, kami mencatat hasil pengamatan untuk dilakukan analisis. Dari data
pengamatan, diperoleh rata – rata panjang ikan mujair adalah 15,35 cm, lebar ikan
adalah 5,13 cm, dan berat ikan adalah 65,60 gr, sedangkan rata – rata panjang ikan
pindang adalah 17,40 cm, lebar ikan adalah 3,28 cm, dan berat ikan adalah 48,82 gr.

Pada Oreochromis mossambicus dan Decapterus sp. terdapat beberapa individu


yang rusak, seperti lepasnya salah satu sirip ventral dan rusaknya abdomen. Hal tersebut
dapat mempengaruhi pengukuran berat pada tubuh ikan.

Analisis perhitungan yang dilakukan meliputi perhitungan mencari hubungan


antara panjang dengan berat, lebar dengan berat, dan panjang dengan lebar. Kemudian
dari data yang ada, dibuat regresi dan korelasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
perbandingan ukuran panjang dan lebar Oreochromis mossambicus, didapatkan
persamaan regresinya sebesar y = 0,2704x + 0,9738 dan determinansi sebesar 0,7442.
Hubungan antara lebar dengan berat didapatkan persamaan regresinya sebesar y =
33,503x – 106,14 dan determinansi sebesar 0,8292. Hubungan antara panjang dengan
berat didapatkan persamaan regresinya sebesar y = 10,875x – 101,39 dan determinansi
sebesar 0,8892. Kemudian dari regresi dan korelasi dapat digunakan untuk
membandingkan antara dua populasi statistik. Dalam percobaan ini digunakan statistik
parametik karena menggunakan parameter yang mempunyai satuan, yaitu sentimeter
dan gram.

Pada grafik perbandingan panjang dan lebar Oreochromis mossambicus dapat


dilihat bahwa semakin panjang tubuh ikan, maka semakin bertambah lebar pula. Hal ini
menunjukkan bahwa panjang merupakan variabel bebas dan lebar merupakan variabel
terikat. Pada grafik perbandingan lebar dan berat Oreochromis mossambicus dapat
dilihat bahwa semakin lebar tubuh ikan, maka semakin bertambah lebar pula. Hal ini
menunjukkan bahwa lebar merupakan variabel bebas dan berat merupakan variabel
terikat. Pada grafik perbandingan panjang dan berat Oreochromis mossambicus dapat
dilihat bahwa semakin panjang tubuh ikan, maka semakin bertambah berat pula
tubuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa panjang merupakan variabel bebas dan berat
merupakan variabel terikat. Hasil ini membuktikan bahwa pada panjang dan lebar, lebar
dan berat, serta panjang dan berat ikan mujair H0 tidak terbukti sedangkan H1 terbukti
benar.

Kemudian untuk data populasi Decapterus sp., antara ukuran panjang dan lebar
didapatkan persamaan regresinya sebesar y = 0,1444x + 0,76 dan determinansi sebesar
0,34. Hubungan antara lebar dengan berat didapatkan persamaan regresinya sebesar y =
19,189x – 14,154 dan determinansi sebesar 0,3349. Hubungan antara panjang dengan
berat didapatkan persamaan regresinya sebesar y = 7,5495x – 82,568 dan determinansi
sebesar 0,8456. Kemudian dari regresi dan korelasi dapat digunakan untuk
membandingkan antara dua populasi statistik. Dalam percobaan ini digunakan statistik
parametik karena menggunakan parameter yang mempunyai satuan, yaitu sentimeter
dan gram.

Pada grafik perbandingan panjang dan lebar Decapterus sp. dapat dilihat bahwa
semakin panjang tubuh ikan, maka semakin bertambah lebar pula. Hal ini menunjukkan
bahwa panjang merupakan variabel bebas dan lebar merupakan variabel terikat. Pada
grafik perbandingan lebar dan berat Decapterus sp. dapat dilihat bahwa semakin lebar
tubuh ikan, maka semakin bertambah lebar pula. Hal ini menunjukkan bahwa lebar
merupakan variabel bebas dan berat merupakan variabel terikat. Pada grafik
perbandingan panjang dan berat Decapterus sp. dapat dilihat bahwa semakin panjang
tubuh ikan, maka semakin bertambah berat pula tubuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa
panjang merupakan variabel bebas dan berat merupakan variabel terikat. Hasil ini
membuktikan bahwa pada panjang dan lebar, lebar dan berat, serta panjang dan berat
ikan mujair H0 tidak terbukti sedangkan H1 terbukti benar.
BAB IV
RINGKASAN

Keanekaragaman spesies dapat diambil untuk menandai jumlah spesies dalam suatu
daerah tertentu atau sebagian jumlah spesies di antara jumlah total individu dari seluruh
spesies yang ada. Hubungan ini dapat dinyatakan secara numerik sebagai indeks keragaman.
Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologis karena keragaman
spesies tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin stabil (Michael, 1994).

Berdasarkan pengamatan morfologi yang kami lakukan terhadap 50 spesies


Oreochromis mossambicus diperoleh pengukuran serta pengolahan data rerata, modus,
median, nilai maksimum, nilai minimum, nilai varian, serta nilai standar deviasi untuk
masing-masing parameter panjang, lebar, dan berat tubuh ikan yang bertujuan untuk
menduga besarnya variasi atau keanekaragaman ukuran tubuh ikan. Pengukuran panjang dan
lebar diukur dengan penggaris sedangkan pengukuran berat tubuh ikan menggunakan neraca
Ohaus. Panjang tubuh ikan Oreochromis mossambicus memiliki rerata 15.35 cm, modus
16.50 cm, serta median 15.55 cm dengan panjang maksimum 18.20 cm dan panjang
minimum 12.00 cm. Diperoleh pula nilai varian spesies sebesar 2.49 serta nilai varian
populasi sebesar 2.44. Kemudian diperoleh nilai standar deviasi spesies sebesar 1.58 serta
nilai standar deviasi populasi sebesar 1.56.

Lebar tubuh ikan Oreochromis mossambicus memiliki rerata 5.13 cm, modus 5.20
cm, serta median 5.20 cm dengan lebar maksimum 6.30 cm dan lebar minimum 3.90 cm.
Diperoleh pula nilai varian spesies sebesar 0.24 dan nilai varian populasi sebesar 0.24.
Kemudian diperoleh nilai standar deviasi spesies sebesar 0.49 dan nilai standar deviasi
populasi sebesar 0.49 pula.

Berat tubuh ikan Oreochromis mossambicus memiliki rerata 65.60 gram, modus
48.20 gram, serta median 66.40 gram dengan berat maksimum 99.54 gram dan berat
minimum 28.00 gram. Diperoleh pula nilai varian spesies sebesar 330.84 dan nilai varian
populasi sebesar 324.23. Kemudian diperoleh nilai standar deviasi spesies sebesar 18.19 dan
nilai standar deviasi populasi sebesar 18.01.

Sedangkan, berdasar pada pengamatan morfologi yang kami lakukan terhadap 50


spesies Decapterus sp. diperoleh pengukuran serta pengolahan data rerata, modus, median,
nilai maksimum, nilai minimum, nilai varian, serta nilai standar deviasi untuk masing-
masing parameter panjang, lebar, dan berat tubuh ikan yang bertujuan untuk menduga
besarnya variasi atau keanekaragaman ukuran tubuh ikan. Panjang tubuh ikan Decapterus
sp. memiliki rerata 17.40 cm, modus 17.00 cm, serta median 17.60 cm dengan panjang
maksimum 19.00 cm dan panjang minimum 15.40 cm. Diperoleh pula nilai varian spesies
sebesar 0.78 serta nilai varian populasi sebesar 0.77. Kemudian diperoleh nilai standar
deviasi spesies sebesar 0.89 serta nilai standar deviasi populasi sebesar 0.88.

Lebar tubuh ikan Decapterus sp. memiliki rerata 3.28 cm, modus 3.20 cm, serta
median 3.30 cm dengan lebar maksimum 3.80 cm dan lebar minimum 2.80 cm. Diperoleh
pula nilai varian spesies sebesar 0.05 dan nilai varian populasi sebesar 0.05. Kemudian
diperoleh nilai standar deviasi spesies sebesar 0.22 dan nilai standar deviasi populasi sebesar
0.22 pula.

Berat tubuh ikan Decapterus sp. memiliki rerata 48.82 gram, modus 53.00 gram,
serta median 49.74 gram dengan berat maksimum 64.50 gram dan berat minimum 32.40
gram. Diperoleh pula nilai varian spesies sebesar 52.82 dan nilai varian populasi sebesar
51.76. Kemudian diperoleh nilai standar deviasi spesies sebesar 7.27 dan nilai standar
deviasi populasi sebesar 7.19.

Dari data pengukuran morfologi pada spesies Oreochromis mossambicus dan


Decapterus sp. dapat disimpulkan bahwa ketika panjang dan lebar tubuh ikan bertambah,
maka berat ikan juga bertambah. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara panjang dan lebar (variabel bebas) dengan berat (variabel terikat) dapat
diterima.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Deshmukh, Ian. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Eric, R. Pianka. 2000. Evolutionary Ecology. San Fransisco : Educational Publisher INC.

Anda mungkin juga menyukai