Anda di halaman 1dari 3

Senam nifas yang dilakukan setelah melahirkan merupakan salah satu bentuk ambulasi dini

untuk mengembalikan perubahan fisik seperti saat sebelum hamil dan mengembalikan tonus otot-

otot perut bagian bawah. Kontraksi otot-otot akan membantu proses involusi yang dimulai setelah

plasenta keluar segera setelah melahirkan. Ambulasi secepat mungkin dan frekuensi sering sangat

diperlukan dalam proses involusi. Hasil tersebut pada dasarnya juga memperkuat hasil penelitian

Inayati (2004), bahwa ibu postpartum yang melakukan senam nifas pemulihan fisiknya lebih cepat

meningkat, mempunyai keadaan umum yang baik, sirkulasi yang lancar, proses laktasi yang baik

serta involusi uteri yang semakin cepat dibandingkan ibu postpartum yang tidak melakukan senam

nifas.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Andeka Lisna pada tahun 2015 yang berjudul

Perbandingan Efektivitas Senam Nifas Dan Pijat Oksitosin Terhadap Involusi Uteri Pada Ibu Post

Partum, dimana waktu pelaksananaa untuk senam nifas selama 10 menit yang dilaksanakan

setelah 24 jam bayi lahir. Senam nifas yangdilakukan setelah melahirkan merupakan salah satu

bentuk ambulasi dini untuk mengembalikan perubahan fisik seperti saat sebelum hamil dan

mengembalikan tonus otot-otot perut bagian bawah. Kontraksi otot-otot akan membantu proses

involusi yang dimulai setelah plasenta keluar segera setelah melahirkan. Hal ini didukung dengan

pendapat yang dikemukakan oleh Saunder 2002 (dalam Indriyastuti 2014) bahwa Ambulasi

secepat mungkin dan frekuensi sering sangat diperlukan dalam proses involusi. Sementra pada

jurnal Sagita Darmasari mengatakan bahwa senam nifas dilakukan setelah ibu melahirkan bayi

dengan selang waktu 1 hari dan dilakukan selama 15 menit. Dan pada 3 jurnal lainnya mengatakan

hal yang sama tetapi waktu pelaksanaan senam nifas dilakukan selama 5-7 menit.

Senam nifas ini harus dilakukan oleh semua ibu yang post partum dan juga ibu yang belum

pernah melakukan senam nifas tersebut. Senam nifas itu sendiri bertujuan untuk mengurangi angka
kejadian yang akan timbul setelah melahirkan bayi dan juga untuk mempercepat penurunan tinggi

fundus uterus. Seperti halnya yang dijelaskan oleh Suherni (2009) yang menjelaskan bahwa

penurunan tinggi fundus uterus ini dapat dipengerahui oleh senam nifas, jika tidak melakukan

senam nifas dampaknya akan timbul seperti Varises, thrombosis vena karena sumbatan vena oleh

bekuan darah yang tidak lancer akibat ibu terlalu membatasi gerakan selama masa nifas, infeksi

karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan, serta

perdarahan yang abnormaldan juga proses involusi dapat terjadi lebih lambat apabila tidak

melakukan senam nifas. Jurnal Andeka Lisni mengatakan bahwa senam nifas baik dilakukan oleh

ibu yang multi para sebab ibu yang multipara proses involusi uterus sudah menurun dibandingkan

dengan yang primipara, hal ini disebabkan oleh fisiologi otot-otot Rahim multipara yang berkurang

elastisitasnya sehingga terjadi hambatan dalam involusi uterus. Didukung dengan pendapat

Manauba 2007 bahwa Pada multipara otot-otot uterus sudah sering teregang, dimana otot-otot

yang terlalu sering teregang memerlukan waktu yang lama untuk proses involusi uterus.

Senam nifas dalam penjelasan dari ke 5 jurnal yang diambil menuturkan bahwa senam

nifas ada baiknya dilakukan ditempat ibu tersebut melahirkan, karena dapat langsung diawasi oleh

bidan yang mendampingi ibu saat proses persalinan. Setelah dilakukan senam nifas maka bidan

tersebut dapat langsung mengukur tinggi fundus uterus apakah mengalami penurunan dengan

cepat atau lambat.

Senam nifas dapat menguatkan kontraksi otot uterus karena adanya peningkatan ion

kalsium di ekstra sel yang berikatan dengan kalmodulin dan akan meningkatkan miosin kinase dan

terjadinya fosforilase.Hal ini menyebabkan terjadinya tarikan otot secara berkala dan terjadi

kontraksi uterus yang terus menerus. Dengan adanya kontraksi dan retraksi dari uterus yang terus

menerus maka akan terjadi penjepitan pembuluh darah sehingga pembuluh darah pecah dan
peredaran darah ke uterus terganggu. Oleh karena itu, jaringan otot kekurangan zat-zat yang

diperlukan sehingga ukuran jaringan otot uterus akan mengecil dan ukuran uterus juga akan

mengecil. Selain itu juga peredaran darah ke uterus yang kurang ini mengakibatkan uterus

mengalami atropi dan ukuran akan kembali ke bentuk semula.

Anda mungkin juga menyukai