Analisis Perilaku Produsen
Analisis Perilaku Produsen
Perilaku produsen adalah kegiatan pengaturan produksi sehingga produk yang dihasilkan
bermutu tinggi sehingga bisa di terima di masyarakat dan menghasilkan laba.
Perilaku produsen dilakukan semata-mata agar tidak merugikan produsen namun juga tidak
memberatkan konsumen. Dengan demikian daya konsumsi akan stabil karena antara konsumen
maupun produsen sama-sama saling membutuhkan.
Tujuan dari produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam usaha mencapai
kemakmuran. Kemakmuran akan tercapai bila konsumen memiliki daya beli yang cukup tinggi
dan barang/jasa yang diperlukan tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan.
Di dalam suatu proses produksi ada hal-hal yang harus diperhatikan. Komposisi input yang
bagaimana yang harus digunakan dan bagaimana proses produksi berlangsung agar tingkat
produksi maksimal sesuai hasil.
Dalam proses produksi, faktor produksi memiliki hubungan yang sangat erat dengan produk
yang dihasilkan. Produk sebagai output (keluaran) dari proses produksi sangat bergantung pada
faktor produksi sebagai input (masukan). Semakin besar jumlah faktor produksi (input) yang
masuk dalam proses produksi, semakin besar pula jumlah produk (output) yang dihasilkan.
sedangkan proses produksi bergantung pada faktor produksi yang masuk ke dalamnya. Artinya,
nilai produk yang dihasilkan tersebut bergantung pada nilai faktor produksi yang dikorbankan
dalam proses produksinya. Keterkaitan antara nilai produk (output) dan nlai faktor produksi
(input) dalam proses produksi disebut fungsi produksi. Secara sistematis, hubungan antara
produksi dan produk dapat dituliskan:
Q=f(P)
Keterangan:
Q = jumlah produk yang dihasilkan
F = fungsi
P = faktor produksi yang masuk dalam proses produksi
Produsen adalah orang yang menghasilkan barang atau jasa untuk dijual atau dipasarkan,
sedangkan Produksi adalah usaha untuk menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang
untuk memenuhi kebutuhan. Dengan pengertian lain Produksi merupakan konsep arus (flow
consept), bahwa kegiatan produksi diukur dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan
dalam suatu periode waktu tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak
berubah.
Seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya
harus menentukan dua macam keputusan:
1. Bahwa produsen atau pengusaha selalu berusaha mencapai keuntungan yang maksimum,
2. Bahwa produsen atau pengusaha beroperasi dalam pasar persaingan sempurna.
Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi
produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik
atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang
dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor
produksi maupun harga produk.
Dalam teori ekonomi, sifat fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut :
The Law of Diminishing Returns (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang). Hukum ini menyatakan
bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang input-input yang lain tetap maka
tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi
mula-mula naik, tetapi kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan.
Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau
teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang
dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor
produksi maupun harga produk. Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:
dimana Y = tingkat produksi (output) yang dihasilkan dan X1, X2, X3, ……, Xn adalah berbagai
faktor produksi (input) yang digunakan. Fungsi ini masih bersifat umum, hanya biasa
menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi yang
dipergunakan, tetapi belum bias memberikan penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara
produk dan faktor-faktor produksi tersebut. Untuk dapat memberikan penjelasan kuantitatif,
fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang spesifik, seperti misalnya:
a) Y = a + bX ( fungsi linier)
b) Y = a + bX – cX2 ( fungsi kuadratis)
c) Y = aX1bX2cX3d ( fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain.
• Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua pengeluaran ekonomis yang harus di keluarkan untuk
memproduksi suatu barang. Biaya produksi juga merupakan pengeluaran yang di lakukan
perusahaan untuk mendapatkan faktor – faktor produksi dan bahan baku yang akan di gunakan
untuk menghasilkan suatu produk.
Contoh:
HPP per porsi mi ayam adalah Rp1.500 . Harga pokok penjualan sebuah burger adalah sebesar
Rp1.400 per buah.
Contoh:
Kali ini harga jual ditentukan dari harga yang umum di pasaran. Harga pasaran umum mi ayam
adalah Rp5.000 dan harga pasaran untuk burger adalah Rp6.000.
Biaya operasional usaha adalah biaya-biaya lain yang dibutuhkan untuk usaha selain bahan
baku. Biaya operasionalantara lain:
• Biaya Bahan bakar (gas)
• Biaya upah tenaga kerja
• Komisi per buah untuk tenaga keliling (bila ada)
• Biaya transportasi
• Biaya rekening listrik (jika ada)
• Biaya rekening air (bila ada)
• Biaya kerusakan produk, atau sisa yang tidak terjual.
Contoh:
Bila sebulan usaha burger membutuhkan 2 tabung gas 3 kg dan upah tenaga kerja, biaya ongkos
belanja Rp10.000 setiap 2 hari dan total perhitungan sisa yang tidak terjual 10 buah setiap
bulannya. Maka berapa total biaya operasional burger setiap bulannya?
Perhitungannya adalah:
2 tabung gas @ Rp17.000 = Rp34.000
Gaji pembantu = Rp500.000
Ongkos 10.000 x 15 hari = Rp150.000
Sisa burger 10 x 1.400 = Rp14.000
Total biaya operasional/bulan = Rp698.000
Keuntungan bersih adalah hasil keuntungan yang sudah dikurangi seluruh biaya operasional.
Cara perhitungannya adalah:
Keuntungan Bersih = Total Keuntungan Kotor/Bulan - Total Biaya Operasional Setiap Bulan
Contoh:
Dengan total keuntungan kotor usaha burger Rp2.760.000 setiap bulan dan biaya operasional
setiap bulan Rp698.000. Berapa keuntungan bersih yang dihasilkan usaha burger tersebut?
Keuntungan bersih/bulan = Rp2.760.000 — Rp698.000 = Rp2.062.000