Anda di halaman 1dari 13

NASKAH PUBLIKASI

EFEKTIFITAS TERAPI SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL


FREEDOM TECHNIQUE) TERHADAP PENURUNAN
INTENSITAS MEROKOK DI KLINIK BERHENTI MEROKOK
UPTD PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK KOTA

CATHARINE FRISTY BLAISE


NIM I31112062

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016

1
1
EFEKTIFITAS TERAPI SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM
TECHNIQUE) TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS MEROKOK DI
KLINIK BERHENTI MEROKOK UPTD PUSKESMAS KECAMATAN
PONTIANAK KOTA

Oleh:
Catharine Fristy Blaise*
Suriadi, MSN, AWCS, PhD.**
Rita Hafizah, S.Si.T.,M.Kes.***

ABSTRAK

Latar Belakang : Indonesia menempati urutan ketiga di dunia dengan jumlah 82


juta perokok. Berdasarkan hasil survei opini publik tentang Perda Kawasan Tanpa
Rokok pada tahun 2009 di Pontianak didapatkan sebanyak 194 responden memiliki
perilaku merokok dengan jumlah konsumsi batang rokok per hari terbanyak adalah
32 batang. Intervensi psikologi yang berbentuk psikoterapi terhadap perilaku
merokok pun berkembang, salah satunya adalah terapi SEFT (Spiritual Emotional
Freedom Technique) dengan menggunakan tiga tahap yaitu set up, tune in dan
tapping. SEFT sendiri dapat mengatasi masalah fisik maupun masalah psikologis
salah satunya yaitu perilaku merokok.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas terapi SEFT
terhadap penurunan intensitas merokok di Klinik Berhenti Merokok UPTD
Puskesmas Kecamatan Pontianak Kota.
Metode : Metode yang digunakan yaitu kuantiatif dengan desain quasi eksperimen
dan pendekatan pre dan post test control group. Teknik sampling yang digunakan
yaitu consecutive sampling dengan jumlah sampel 38 orang terbagi menjadi 19
intervensi dan 19 kontrol.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas merokok sebelum dan
sesudah terapi SEFT pada Kelompok Intervensi mengalami penurunan yaitu
dengan nilai mean 17,26 menjadi 14,63, sedangkan pada Kelompok Kontrol justru
mengalami peningkatan dengan nilai median 16,74 pada saat pre test menjadi 17,42
pada saat post test. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara selisih intensitas merokok pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol dengan hasil uji statistik Mann-Whitney didapat nilai p=0,000
(p<0,05).
Kesimpulan :. Terapi SEFT efektif terhadap penurunan intensitas merokok.
Sehingga Terapi SEFT dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan
untuk mengurangi atau menurunkan intensitas merokok.

Kata Kunci : Terapi SEFT, Intensitas Merokok


Referensi : 48 (2003-2016)

* Mahasiswa Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura


** Fakultas Kedokteran Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura
*** Manajemen Keperawatan Rumah Sakit Sultan Mohammad Alkadri Pontianak

1
ABSTRACT

Background :In 2010, Indonesian were the 3rd countries with the higgest smokers
approximately about 82 milion smokers. Public opinion survey on local regulations
about the smoking area in 2009 showed 194 respondents (46,2%) consumed in one
days are 32 cigerarres. Psychological intervention like psychotherapy against
smoking behavior were improved, one of them was the SEFT therapy (Spiritual
Emotional Freedom Technique) by using the three problems of physical and
psychological problems one of them was the smoking behavior.
Objective : The purpose of this study were to analyze the effectiveness of the SEFT
therapy of reduced the smoking intensity in Klinik Berhenti Merokok UPTD
puskesmas kecamatan Pontianak Kota.
Methods : This study was a quantitative with quasi-experimental design with pre
and post test control group design. Sampling technique was consecutive sampling
with 38 samples devided into 19 interventiond and 19 controls.
Results : Based on this study, smoking intensity before and after have a SEFT
therapy obtained the p value = 0,002 (p<0,05), which mean the SEFT therapy
effective for reduced the smoking intensity. The results of the analysis a median
difference before and after have a SEFT therapy in intervention and control groups
obtained the p value = 0,000 (p<0,05), which mean a significant difference between
intervention and control group.
Conclusion : The SEFT therapy was effective for reduced the intensity of smoking.
The SEFT therapy can be used as an alternative for reduced the intensity of
smoking.

Keyword : SEFT Therapy, Smoking Intensity


Reference : 48 (2003-2016)

2
PENDAHULUAN Akan tetapi semua upaya tersebut
belum berhasil untuk mengatasi
Pada tahun 2010, Indonesia
masalah ini.4 Para ahli psikologi juga
menempati urutan ketiga di dunia
memberi perhatian penuh terhadap
dengan jumlah perokok terbanyak
perilaku merokok ini dengan
setelah Cina dan India yaitu dengan
memasukkan adiksi sebagai salah
jumlah 82 juta perokok.1 Berdasarkan
satu divisi kajian American
hasil Survei Opini Publik tentang
Pyschological Association (APA),
Peraturan Daerah Kawasan Tanpa
sehingga intervensi psikologi
Rokok tahun 2009, di Pontianak
berbentuk psikoterapi pun
didapatkan 194 responden memiliki
berkembang salah satunya
perilaku merokok dengan jumlah
hipnoterapi.5
konsumsi batang rokok per hari
Hipnotis dapat digunakan untuk
terbanyak adalah 32 batang.2
menghentikan kebiasaan merokok ini
Rokok sendiri menjadi salah satu
dengan cara merubah perilaku orang
penyebab kematian terbesar di dunia
secara setengah sadar tetapi sukarela.
karena setiap satu menit tidak kurang
Pada saat trance perokok tersebut
sembilan orang meninggal akibat
diberikan intervensi berupa hal-hal
racun rokok.3 Akan tetapi, rokok
buruk mengenai rokok sehingga
adalah penyebab kematian dini yang
orang tersebut harus menghentikan
bisa dicegah.1 Berbagai upaya telah
perilaku merokoknya.6
dilakukan untuk menanggulangi
Terapi SEFT merupakan salah
bahaya merokok, diantaranya
satu cabang ilmu baru yang dinamai
pengamanan merokok bagi
Energi Psikologi. Terapi SEFT ini
kesehatan, Kawasan Tanpa Rokok
menggabungkan antara spiritual
yang diatur dalam Perda Kota
power dan energy psychology,
Pontianak Nomor 10 Tahun 2010,
sehingga disebut dengan amplifying
serta memberikan gambaran dari
effect (efek pelipat gandaan).7.8 Tidak
penyakit yang dapat ditimbulkan dari
hanya masalah fisik, terapi SEFT juga
merokok pada kemasan rokok itu
dapat mengatasi masalah psikologis.7
sendiri.4
Prinsip kerja terapi SEFT kurang

3
lebih sama dengan prinsip akupuntur Kota yang belum pernah di terapi
dan akupresur, hanya saja dibagi SEFT berjumlah 38 orang. Sampel ini
dalam tiga tahapan yaitu set up, tune nantinya akan dibagi kedalam 2
in dan tapping.7 kelompok yaitu Kelompok Intrevensi
Terapi komplementer sebagai dan Kelompok Kontrol yang masing-
terapi pengobatan tradisional yang masing berjumlah 19 orang
telah diakui dan dipakai sebagai responden.
pendamping terapi konvensional atau Instrumen yang digunakan dalam
terapi medis memiliki 21 teknik yang penelitian ini antara lain Lembar
dapat diaplikasikan.9 Terapi SEFT skrining jumlah batang rokok, SPO
menggabungkan 3 teknik dari 21 pelaksanaan terapi SEFT milik Klinik
teknik dalam komplementer yaitu Berhenti Merokok UPTD Puskesmas
akupresur, hipnoterapi dan Kecamatan Pontianak Kota yang
spiritual/doa. Sehingga terapi SEFT telah dimodifikasi dan alat
ini dapat menjadi salah satu terapi smokerlizer. Analisa data terbagi
komplementer yang dapat digunakan menjadi 2 yaitu univariat dan bivariat.
untuk mengatasi masalah kecanduan Analisa univariat berfungi untuk
terhadap rokok, dalam penelitian ini menghitung distribusi frekuensi
khususnya untuk menurunkan karakteristik responden (usia,
intensitas merokok pada pengunjung pendidikan dan pekerjaan).
Klinik Berhenti Merokok UPTD Sedangkan analisa bivariat
Puskesmas Kecamatan Pontianak menggunakan uji Mann-Whitney
Kota. karena distribusi data selisih
METODE PENELITIAN intensitas merokok Kelompok
Jenis penelitian ini adalah Intervensi dan Kelompok Kontrol
penelitian kuantitatif dengan desain tidak normal. Penelitian dilakukan
quasi eksperimen dan pendekatan pre dari tanggal 4 April 2016 sampai
and post test control group. Sampel dengan 3 Mei 2016 di Klinik Berhenti
dalam penelitian ini yaitu pengunjung Merokok UPTD Puskesmas
Klinik Berhenti Merokok UPTD Kecamatan Pontianak Kota.
Puskesmas Kecamatan Pontianak

4
HASIL PENELITIAN

Karakteristik responden penelitian perokok pengunjung Klinik Berhenti


Merokok UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Kota berupa usia, pendidikan,
pekerjaan dan intensitas merokok.

Tabel 1 Karakteristik Responden Penelitian


Kelompok
Variabel Intervensi Kontrol Jumlah
n (%) n (%)
1. Usia
a. Remaja Akhir (17-25 tahun) 6 (31,58%) 8 (42,11%) 14
b. Dewasa Awal (26-35 tahun) 6 (31,58%) 4 (21,05%) 10
c. Dewasa Akhir (36-45 tahun) 7 (36,84%) 5 (26,32%) 12
d. Lansia Awal (46-55 tahun) 0 1 (5,26%) 1
e. Lansia Akhir (56-65 tahun) 0 1 (5,26%) 1
2. Pendidikan
a. SMP 3 (15,79%) 0 3
b. SMA 13 (68,42%) 14 (73,68%) 27
c. Perguruan Tinggi 3 (15,79%) 5 (26,32%) 8
3. Pekerjaan
a. Mahasiswa/ Pelajar 4 (21,05%) 4 (21,05%) 8
b. Buruh 2 (10,53%) 0 2
c. Wiraswasta 3 (15,79%) 3 (15,79%) 6
d. PNS 3 (15,79%) 2 (10,53%) 5
e. Karyawan Swasta 7 (36,84%) 10 (52,63%) 17

Sumber : Data Primer (2016)

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa Intervensi maupun Kelompok


rentang usia perokok terbanyak pada Kontrol adalah lulusan SMA
Kelompok Intervensi berada di sebanyak 13 orang (68.42%) pada
kategori dewasa akhir (36-46 tahun) Kelompok Intervensi dan 14 orang
yaitu sebesar 36.84%. Sedangkan (73.68%) pada Kelompok Kontrol.
pada Kelompok Kontrol rentang usia Kemudian untuk pekerjaan terbanyak
perokok terbanyak berada di kategori pada Kelompok Intervensi adalah
remaja akhir (17-25 tahun) yaitu sebagai karyawan swasta sebanyak 7
sebesar 42.11%. orang (36.84%) dan pada Kelompok
Kontrol sebanyak 10 orang (52.63%).
Untuk tingkat pendidikan
terbanyak, baik pada Kelompok

5
Tabel 2 Gambaran Intensitas Merokok Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol (n=19)
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol

Variabel Std. Min- Std. Min-


Mean Median Mean Median Max
Deviasi Max Deviasi
Pre Test* 15,21 12,00 8,489 5-35 17,37 16,00 7,025 5-35

Post Test* 12,79 10,00 8,304 3-35 18,05 17,00 7,344 5-35

Ket : * Berdasarkan jumlah batang/hari


Sumber : Data Primer (2016)

Dari tabel 2 dapat dilihat rata-rata terendah dan tertinggi 3-35


intensitas merokok pada Kelompok batang/hari.
Intervensi dan Kelompok Kontrol. Kemudian pada Kelompok Kontrol
Untuk Kelompok Intervensi sebelum pada saat pre test intensitas merokok
diberikan terapi SEFT sebanyak 15 sebanyak 17 batang/hari dengan
batang/hari dengan standar deviasi standar deviasi 7,025 serta nilai
8,489 serta nilai terendah dan terendah dan tertinggi 5-35
tertinggi 5-35 batang/hari, sedangkan batang/hari, sedangkan pada saat post
sesudah diberikan terapi SEFT turun test meningkat menjadi sebanyak 18
menjadi 13 batang/hari dengan batang/hari dengan standar deviasi
standar deviasi 8,304 serta nilai 7,344 serta nilai terendah dan
tertinggi 5-35 batang/hari.

Tabel 3 Analisa Intensitas Merokok Pre Test dan Post Test Pada Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol (n=19)
Std. CI 95% p
Variabel N Mean Median
Deviasi (Low-Up)
Kel. Intervensi
Pre Test 19 15,21 12,00 8,489 5-35 0,004*

Post Test 19 12,79 10,00 8,304 3-35


Kel. Kontrol
Pre Test 19 17,37 16,00 7,025 5-35 0,126*

Post Test 19 18,05 17,00 7,344 5-35


*
Ket : Uji Paired t test
Sumber : Data Primer (2016)

6
Dari Tabel 3 dapat dilihat diberikan terapi SEFT, sedangkan
intensitas merokok pre test dan post pada Kelompok Kontrol didapatkan p
test baik pada Kelompok Intervensi value 0,126 (p>0,05) yang berarti
dan Kelompok Kontrol. Berdasarkan tidak terdapat perubahan intensitas
data tersebut pada Kelompok merokok baik pada saat pre test
Intervensi didapatkan p value 0,004 maupun post test.
(p<0,05) yang berarti terdapat
perubahan intensitas merokok setelah
Tabel 4 Analisis pre test pada kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Kelompok n Mean Median Std. p
Deviasi
Intervensi 19 15,21 12,00 8,489 0,399*
Kontrol 19 17,37 16,00 7,025
Ket : *Uji Independent t test
Sumber : Data Primer (2016)

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat (p>0,05) sehingga dapat disimpulkan


nilai mean pada pre test Kelompok tidak terdapat perbedaan yang
Intervensi sebesar 15,21 dan signifikan pre test antara kelompok
Kelompok Kontrol sebesar 17,37 intervensi dan kelompok kontrol.
dengan nilai p value sebesar 0,399

Tabel 5 Analisis post test pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Kelompok N Mean Median Std. p
Deviasi
Intervensi 19 12,79 10,00 8,304 0,046*
Kontrol 19 18,05 17,00 7,344
Ket : *Uji Independent t test
Sumber : Data Primer (2016)
Berdasarkan tabel 5 didapat nilai sebesar 0,046 (p <0,05) sehingga
mean pada Kelompok Intervensi dapat disimpulkan terdapat perbedaan
sebesar 12,79 dan Kelompok Kontrol yang signifikan pada post test antara
sebesar 18,05 dengan nilai p value kelompok intervensi dan kontrol.

7
Tabel 6 Analisis Selisih Intensitas Merokok Pre Test dan Post Test pada
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

N p
Median (min-maks)
Kelompok Intervensi 19 3,00 (-5-8) 0,000*
Kelompok Kontrol 19 0,00 (-5-2)
Ket : *Uji Mann-Whitney
Sumber : Data Primer (2016)

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa didapatkan nilai p value sebesar 0,000
nilai median pada Kelompok (p<0,05) yang artinya terapi SEFT
Intervensi sebesar 3,00, sedangkan efektif terhadap penurunan intensitas
pada Kelompok Kontrol nilai median merokok di Klinik Berhenti Merokok
sebesar 0,00. Analisi lebih lanjut UPTD Puskesmas Kecamatan
menggunakan uji Mann-Whitney Pontianak Kota.

PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang dilakukan PGRI Yogyakarta.8 dan penelitian
pada 38 orang responden yang terbagi pada tahun 2014 dengan hasil terapi
menjadi 2 kelompok yaitu Kelonpok EFT efektif untuk mengurangi
Intervensi dan Kelompok Kontrol perilaku merokok pada siswa SMK
yang masing-masing berjumlah 19 harapan Kartasura.10
orang didapatkan bahwa terapi SEFT Dari hasil penelitian diketahui
efektif terhadap penurunan intensitas sesudah terapi responden mengatakan
merokok. Hal ini ditunjukkan dari bahwa keinginannya untuk berhenti
hasil uji Mann-Whitney dengan nilai p merokok didukung oleh niatnya
value 0,000 (p<0,05). sendiri dengan alasan ekonomi dan
Hasil penelitian ini sependapat kesehatan, dukungan dari keluarga
dengan hasil penelitian pada tahun seperti istri dan anak. Kemudian
2012 yang didapatkan bahwa terapi lingkungan dalam hal ini mereka
SEFT efektif untuk menurunkan berusaha untuk menghindari
perilaku merokok pada mahasiswa sementara jika ada teman ataupun
bimbingan konseling di Universitas orang lain yang sedang merokok.

8
Terapi SEFT menggunakan tiga Efektifitas Terapi SEFT
tahapan yaitu set up, tune in dan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik
tapping7. SEFT sendiri dapat dari dalam maupun dari luar diri
mengatasi masalah fisik maupun responden. Salah satu faktor dari
masalah psikologis seperti dalam diri responden yaitu niat untuk
kecanduan, perilaku merokok dan berhenti merokok. Hasil penelitian
stres emosional.11,12 pada tahun 2012 yang didapat hasil
Terapi SEFT dapat bahwa frekuensi merokok dan faktor
merelaksasikan seseorang dan niat berhenti merokok berhubungan
membebaskan seseorang dari tekanan dengan keberhasilan berhenti
emosional seperti stres beban kerja. merokok pada mahasiswa di FIK
Stres sendiri merupakan salah satu UMS.
faktor yang dapat menyebabkan KESIMPULAN
seseorang ingin merokok. Stres dan Berdasarkan hasil penelitian
beban kerja yang berat kemungkinan yang telah dilakukan dapat
dapat membuat seseorang menjadi disimpulkan bahwa terapi SEFT
perokok karena didalam rokok efektif terhadap penurunan intensitas
terdapat zat nikotin yang merangsang merokok di Klinik Berhenti Merokok
hormon dopamin, endorpin dan UPTD Puskesmas Kecamatan
serotonin yang berfungsi sebagai Pontianak Kota dengan nilai p value
penenang. 0,000 (p<0,05).
Evaluasi hasil metode terapi
DAFTAR PUSTAKA
SEFT bagi pecandu rokok terbagi
1. Hartini, Haeni dkk. Tipe Perilaku
menjadi 3, yaitu dari segi efisiensi Merokok Pada Remaja Perokok
terapi SEFT terbukti praktis dan di SMP Negeri 1 Jatinangor.
efisien dari segi waktu.13 Dalam hal Bandung: FIK UNPAD. 2012.
http://download.portalgaruda.org
efektifitas terapi SEFT efetif untuk
diunduh tanggal 20 November
penyembuhan pecandu rokok. 2015
Sedangkan dari segi dampak terbagi 2. Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI :
menjadi 3, yaitu secara fisik, psikis
Perilaku Merokok Masyarakat
maupun sosial. 13 Indonesia Berdasarkan Riskesdas

9
2007 dan 2013. 2014. Komplementer Alternatif dan
http://www.promkes.depkes.go.i Dampaknya Terhadap Perijinan
d diunduh tanggal 16 Desember Tenaga Kesehatan Praktek
2015 Pengobatan Komplementer
3. WHO. Who Report on The Alternatif Akupuntur. 2014.
Global Tobacco Epidemic. 2008. http://oaji.net diunduh tanggal
http://www.who.int diunduh 10 Desember 2015
tanggal 10 Desember 2015 10. Janah, Maslicah Raichatul.
4. Peraturan Daerah Kota Pontianak Pengaruh Pelatihan Kontrol Diri
Nomor 10 Tahun 2010 Tentang dengan Menggunakan Metode
Kawasan Tanpa Rokok. Teknik Gerakan Mengontrol
http://pontianak.bpk.go.id Perilaku Merokok (TGMPM)
diunduh tanggal 10 maret 2016 untuk Mengurangi Perilaku
5. Meisyalla, Langen Nidhana. Merokok pada Siswa SMK
Efektivitas Hipnoterapi Untuk Harapan Kartasura. Surakarta:
Mengurangi Perilaku Merokok. FIK Universitas Sahid Surakarta.
2011. 2014.http://download.portalgaru
6. Syafiie, Raka M dkk. Studi da.org diunduh tanggal 2 Mei
Kualitatif Terhadap Pengalaman 2016.
Mantan Pecandu Rokok Dalam 11. Masyitah, Dewi. Pengaruh
Menghentikan Kebiasaannya. Terapi Spiritual Emotional
Semarang : Fakultas Psikologi Fredom Technique tehadap
Universitas Dipenogoro. Tekanan Darah pada Pasien
https://core.ac.uk diunduh Hipertensi di Rumah Sakit
tanggal 22 Desember 2015 Umum Daerah Raden Mattaher
7. Zainudin, Ahmad Faiz. SEFT for Jambi Tahun 2012. Tesis
Healing, Success, Happiness, Fakultas Ilmu Keperawatan
Greatness. Jakarta: Afzan Universitas Indonesia. 2013.
Publishing. 2012. http://lib.ui.ac.id diunduh tanggal
8. Komariah, Laila. Efektifitas 16 Desember 2015
Spiritual Emotional Freedom 12. Mardiyono. Islamic Relaxation
Technique (SEFT) untuk Outcomes: A Literature Review.
Menurunkan Perilaku Merokok Malaysia: The Malaysian Journal
pada Mahasiswa. Fakultas of Nursing. 2009. [Internet].
Psikologi Universitas Indonesia. http://www.bahaistudies.net/
2012. http://www.jogjapress.com diakses tanggal 2 Mei 2016.
di unduh tanggal 20 November 13. Anggorowati, Prapti. Evaluasi
2015 Hasil Metode Terapi Spiritual
9. Erry, dkk. Kajian Implementasi Emotional Freedom Technique
Kebijakan Pengobatan (SEFT) Bagi Pecandu Rokok.

10
Jakarta: UIN Syarief
Hidayatullah. 2014.
http://repository.uinjkt.ac.id
diunduh tanggal 1 April 2016.

11

Anda mungkin juga menyukai