Manuskrip (Jurnal) PDF
Manuskrip (Jurnal) PDF
ABSTRAK
No Tingkat nyeri f %
Penelitian ini menggunakan rancangan (skor)
penelitian pra- eksperimental yang 1 Tidak Nyeri 0 0
dilakukan pada satu kelompok (one grup (skor 0)
pra test- post test design) dimana dalam 2 Nyeri Ringan 0 0
penelitian ini mengungkapkan hubungan (skor 1-3)
sebab akibat dengan cara melibatkan satu 3 Nyeri Sedang 4 28,6
kelompok subjek. Populasi dalam (skor 4-5)
penelitian ini adalah seluruh pasien Post 4 Nyeri Berat 10 71,4
Op TURP di Klinik Ikfina sebanyak 14 (skor 7-10)
responden. Dalam penelitian ini sampel Total 14 100
yang digunakan adalah pasien Post Op
TURP di Klinik Ikfina sebanyak 14 orang. Berdasarkan tabel 4.1
Teknik sampling yang digunakan dalam menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
penelitian ini Teknik sampling yang responden berusia lanjut usia tua sebanyak
digunakan dalam penelitian ini adalah 9 responden (64,3 %).
dengan menggunakan total sampling.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Intensitas
Variabel independen dalam penelitian
nyeri sebelum diberikan
ini adalah pemberian terapi SEFT,Variabel terapi SEFT pada pasien
dependen dalam penelitian ini adalah Post Op TURP di Klinik
Intensitas Nyeri. Instrumen Pada Ikfina
penelitian ini peneliti menggunakan SOP
Terapi SEFT dan Lembar Observasi
No Tingkat f %
Nyeri Kuesioner dalam penelitian ini
nyeri (skor)
menggunakan kuesioner skala nyeri
1 Tidak Nyeri 0 0
Numerical Rating Scale (NRS).Lokasi
(skor 0)
penelitian di Klinik Ikfina, Mojokerto.
2 Nyeri Ringan 0 0
Waktu penelitian dilakukan pada bulan
(skor 1-3)
Juni 2018. Teknik Pengolahan Data yang
3 Nyeri Sedang 4 28,6
pertama melakukan editing, Coding,
(skor 4-5)
Scoring,Scoring untuk variabel dependen
4 Nyeri Berat 10 71,4
(Nyeri Post Op TURP) adalah angka 0-10
(skor 7-10)
pada skala intensitas nyeri numeris 0=
Total 14 100
Tidak Nyeri , 1-3= Nyeri Ringan, 4-6=
Berdasarkan tabel 4.2
Nyeri Sedang, 7-10= Nyeri Berat.
menunjukkan bahwa sebelum diberikan
Selanjutnya dilakukan Entri data, Analisa
Data, analisa data yang digunakan untuk terapi SEFT hampir seluruhnya responden
mengalami instensitas nyeri berat Tabel 4.3 Distribusi pengaruh
sebanyak 10 responden (71,4 %). pemberian terapi
SEFT terhadap
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi Intensitas
Intensitas nyeri
nyeri sesudah diberikan
sesudah diberikan
terapi SEFT pada pasien
terapi SEFT pada
Post Op TURP di Klinik
pasien Post Op TURP
Ikfina.
di Klinik Ikfina.
No Tingkat f % Variabel f Mean
nyeri (skor)
1 Tidak Nyeri 0 0 Nyeri Post Sebelum 14 8
(skor 0) Op TURP
2 Nyeri Ringan 6 42,9 Sesudah 14 5
(skor 1-3)
3 Nyeri Sedang 5 35,7 Berdasarkan gambar dan tabel
(skor 4-5) diatas sebelum diberikan terapi SEFT pada
4 Nyeri Berat 3 21,4 pasien post op TURP didapatkan hampir
(skor 7-10) seluruhnya responden mengalami
Total 14 100 instensitas nyeri berat yakni sebanyak 10
responden (71,4 %) dan intesitas nyeri
sedang sebanyak 4 responden (28,6).
Berdasarkan tabel 4.3 Setelah diberikan terapi SEFT terdapat
menunjukkan bahwa sesudah diberikan perubahan intensitas nyeri yaitu jumlah
terapi SEFT hampir dari setengah responden yang mengalami nyeri berat
responden mengalami instensitas nyeri menurun menjadi 3 responden (21,4%),
ringan yakni sebanyak 6 responden (42,9 jumlah responden yang mengalami nyeri
%). sedang 5 responden (35,7 %), dan hampir
dari setengah responden mengalami
instensitas nyeri ringan yakni sebanyak 6
responden (42,9 %).
Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa rata- rata intensitas nyeri
sebelum diberikan perlakuan adalah 8 dan
rata rata intensitas nyeri sesudah diberikan
terapi SEFT adalah 5, hal ini menunjukkan
sebelum dan sesudah diberikan terapi
SEFT terdapat perubahan intensitas nyeri.
Gambar 4.1 Diagram batang distribusi
frekuensi perbedaan
intensitas nyeri sebelum
dan sesudah diberikan
terapi SEFT pada pasien
Post Op TURP di Klinik
Ikfina.
PEMBAHASAN 2. Intensitas nyeri sesudah
diberikan terapi SEFT pada
1. Intensitas nyeri sebelum pasien Post Op TURP di Klinik
diberikan terapi SEFT pada Ikfina.
pasien Post Op TURP di Klinik
Ikfina Berdasarkan hasil penelitian, nyeri
setelah pemberian terapi SEFT didominasi
Sebelum diberikan terapi SEFT oleh intensitas nyeri ringan 6 responden,
didapatkan tidak ada responden yang hal ini membuktikkan adanya penurunan
mengalami nyeri ringan hal tersebut nyeri. Sesuai dengan penelitian
menunjukkan pasca bedah terjadi sebelumnya tentang Hasil penelitian ini
peningkatan ambang nyeri. Sesuai dengan mendukung hasil Hakam (2009)
Teori Pierce (2007), Nyeri adalah suatu menjelaskan dalam penelitiannya bahwa
gejala kompleks dengan dengan aspek SEFT mampu menurunkan nyeri yang
psikologis (nosisepsi = deteksi saraf dirasakan oleh pasien kanker pada stadium
terhadap nyeri) dan psikologis (ansietas, II, saat pengkajian awal, nyeri cukup hebat
depresi) dan merupakan konsekuensi dirasakan oleh penderita kanker. Namun
pembedahan yang tidak dapat dihindari, setelah dilakukan terapi SEFT, nyeri yang
Nyeri itu sendiri disebabkan oleh dirasakan penderita kanker berkurang,
kerusakan oleh jaras saraf. Sejalan dengan bahkan beberapa diantaranya mengatakan
penelitian, Hasil pengkajian Nyeri pra nyeri tidak dirasakan lagi setelah
intervensi, Nyeri yang dirasakan oleh dilakukan terapi. Secara ilmiah, Dalam
pasien pasca bedah TURP mengalami medulla spinalis, substantia gelatinosa
peningkatan saat dilakukan observasi akan bekerja sebagai “gate control”, yang
pengukuran nyeri dengan menggunakan akan menyesuaikan rangsangan serta
numeric rating scale. Proses peningkatan mengaturnya sebelum diteruskan oleh
nyeri pasca pembedahan terjadi karena serabut saraf aferen ke sel-sel transmisi.
subyektifitas pasien terhadap proses Agar dapat mempengaruhi serta menutup
penyembuhan setelah dilakukan “gate control”, rangsangan yang
pembedahan TURP apakah membaik atau diteruskan oleh serabut saraf cepat A-Beta
semakin memburuk fungsi tersebut harus mempunyai frekuensi tinggi
perkemihannya. dan intensitas yang rendah. Rangsangan
Terjadinya peningkatan nyeri juga nyeri yang dihantarkan oleh serabut saraf
dapat dipengaruhi oleh penurunan dari tersebut dapat tertahan dan tidak
efek bius, pada saat penurunan efek bius diteruskan ke sel-sel transmisi, sehingga
klien mulai mengeluh nyeri terutama pada tidak diteruskan ke pusat nyeri. Secara
daerah perut bawah hingga kemaluan, sistem neurotransmitter, endogenous
keluhan tersering yang dirasakan pada opiod subtance (Endorfin) dapat dapat
pasien post op TURP adalah pasien dikeluarkan oleh periaqueductal grey
merasakan panas pada kemaluanya dan matter dari sistem kontrol desenden
rasa ingin BAK Selain itu pada hari dengan merangsang dari salah satu titik
pertama post op pembedahan TURP tubuh energi meridian (Hakam, 2009).
mulai menyesuaikan dengan nyeri pasca Namun, masih ada sebagian kecil
pembedahan. responden yang masih mengalami nyeri
berat yakni sebanyak 3 responden yaitu 2
responden yang tidak mengalami
penurunan skala nyeri, Menurut Prasetyo
(2010), Setiap individu belajar dari
pengalaman nyeri, akan tetapi pengalaman ritme yang teratur disertai sikap pasrah
yang telah dirasakan individu tersebut kepada Allah SWT. Ketika seorang pasien
tidak berarti bahwa individu tersebut akan berdoa dengan tenang (disertai dengan hati
mudah menghadapi nyeri pada masa yang ikhlas & pasrah) maka tubuh akan
akan datang walaupun seseorang yang mengalami relaksasi dan menyebabkan
terbiasa merasakan nyeri akan lebih siap seorang pasien menjadi tenang. Pernafasan
dan mudah mengantisipasi nyeri daripada menjadi teratur, denyut jantung menjadi
individu yang mempunyai pengalaman teratur dan stabil akan melancarkan
sedikit tentang nyeri. sirkulasi darah yang mengalir kedalam
tubuh dan mereka benar-benar berada
Pemberian terapi SEFT selama 3 dalam keadaan yang luar biasa rileks.
putaran pada pasien Post Op TURP gabungan dari energy psycology
selama 5-50 menit dapat berdampak pada yang dilakukan dengan tapping pada titik
penurunan intensitas nyeri pada pasien meridian dan spiritual power pada kalimat
post op TURP sebelum diberikan terapi yang diucapkan saat terapi SEFT yang
farmakologis analgetik atau saat waktu diberikan akan menstabilkan aliran energy
paruh pemberian analgetik sudah habis tubuh. terjadinya penurunan skala nyeri
yang menyebabkan pasien kembali pada responden post op TURP setelah
merasakan nyeri akibat pembedahan dilakukan terapi spiritual emotional
Namun adapun beberapa pasien tidak freedom technique (SEFT). Pada saat klien
mengalami penuruan nyeri dapat mengatakan kalimat set up klien secara
dikarenakan ambang persepsi nyeri yang otomatis akan tenang dan menjadi relaks
dirasakan pasien berbeda-beda dan pasien selain itu terjadinya penurunan intensitas
belum bisa beradaptasi dengan nyeri yang nyeri dikarenakan aliran tubuh yang sudah
dirasakan. Dalam hal ini, kemungkinan lancar setelah dilakukan tapping pada titik
besar terdapat masalah pada emotional meridian tubuh. Aliran tubuh sebelum
background (latar belakang emosi) dan dilakukannya terapi SEFT mengalami
problem roots (akar masalah) dari hambatan setelah dilakukan terapi SEFT
penyakit yang dialami. aliran tubuh bebas dari hambatan sehingga
tejadi penurunan skala nyeri. terapi SEFT
3. Pengaruh pemberian terapi sebagai non farmakologis terbukti dapat
SEFT terhadap intensitas nyeri digunakan dalam tindakan keperawatan
sebelum dan sesudah diberikan untuk mengurangi intensitas nyeri.
terapi SEFT pada pasien Post Op
TURP di Klinik Ikfina. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan yang telah
Hasil penelitian menunjukkan diuraikan pada bab sebelumnya dapat
terdapat perubahan rata-rata dari intensitas diambil kesimpulan, Sebelum diberikan
nyeri yang signifikan intensitas nyeri terapi SEFT hampir seluruh responden
sebelum dan sesudah terapi SEFT mengalami instensitas nyeri berat,
diberikan pada pasien Post Op TURP. Sesudah diberikan terapi SEFT hampir
Dari analisa tersebut ada pengaruh dari setengah responden mengalami
pemberian terapi SEFT terhadap Intensitas instensitas nyeri ringan. Namun masih ada
Nyeri pada Pasien Post Op TURP di sebagian kecil responden yang mengalami
Klinik Ikfina nyeri berat. Dan Ada penurunan intensitas
Menurut Zainuddin (2008), terapi sesudah diberikan terapi SEFT pada
SEFT berfokus pada kata atau kalimat pasien post op TURP di Klinik Ikfina.
yang diucapkan berulang kali dengan
Dengan pemberian SEFT yang berulang Mengurangi Rasa Nyeri Pasien
akan memaksimalkan penurunan nyeri. Kanker. Jurnal Kesehatan Vol 13
No, 2: Universitas Indonesia.
SARAN Hardjowijoto. 2015.Panduan
Bagi Petugas Kesehatan , Sebagai Penatalaksanaan Kanker Prostat.
bahan masukan bagi perawat yang dapat Jakarta: :
digunakan sebagai intervensi keperawatan Kemenkes RI.
mandiri dalam mengatasi nyeri pada Lim. 2017.Epidemiology of clinical
pasien Post Op. Benign Prostatic Hyperplasia.
Bagi Pasien, Pasien pasca bedah Asian Journal of Urology. Journal
TURP dibantu oleh keluarga diharapkan Homepage. (Online).
mampu menerapkan secara terapi SEFT www.elsevier.com/locate/ajur.
saat mengalami nyeri setelah pengaruh Pierce. 2007. Surgery At A Glance.
obat analgetik berkurang. Jakarta: Erlangga
Bagi Klinik, Dapat digunakan Prasetyo,. (2010). Konsep Dan Proses
sebagai terapi komplementer dalam Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:
metode menurunkan intensitas nyeri pada Graha Ilmu
pasien Post Op TURP dan pada pasien Subrata. 2015.Validitas dan Reabilitas
Post Op lainnya. TURP Syndrome Tools Assesment.
Mengingat masih adanya Juornal Medica Hospitalia Vol 3
keterbatasan dari penelitian yang telah Zainuddin. 2008. Spiritual Emotional
dilakukan, maka diharapkan bagi peneliti Freedom Technique for Healing,
lain diharapkan dapat mengembangkan Succes, Happiness, Greatness.
penelitian terapi SEFT dengan mengikuti Jakarta: AfzanPublishing.
training SEFT for total solution lalu Zainuddin. 2014. SEFT for Total
menggabungkan terapi SEFT dengan SolutionTraining.Jakarta: SEFT
terapi komplementer lainnya dalam Corporation
metode meurunkan nyeri secara non Zainuddin. 2018. SEFT for
farmakologis, dikembangkan lebih lanjut HealingTraining. Surabaya:SEFT
dengan jumlah sampel yang lebih besar, Corporation
serta lebih dalam dalam menggali data Zakkiyah. 2015. Nyeri konsep dan
tentang emotinal background dan problem penatalaksanaan dalam praktik
roots yang di alami pasien, dan dalam keperawatan berbasis bukti.
jangka waktu yang lebih lama pada pasien Jakarta: Salemba Medika.
post operasi atau tindakan invasive lain
yang mempunyai masa rawat inap yang
lebih panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural
Keperawatan: Konsep dan
Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta : Salemba Medika.
Hakam. 2009. Intervensi Spiritual
Emosional FreedomTechnique
Untuk