Anda di halaman 1dari 25

Buku Saku

DAD IMM Al-Farabi

UIN Sunan Ampel Surabaya

2019

1
Kata Pengantar

Bismillahirahmanirahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji mari kita panjatkan kepada Allah Swt, yang telah memberikan kita nikmat
sehat wal afiat, sehingga sampai saat ini kita masih diberikan kesehatan dan nikmat yang berlimpah.
Semoga aktivitas kita dalam menghidup-hidupi persyarikatan dan ikatan senantiasa dibawah
bimbingan dan hidayah dari-Nya. Mudah-mudahan kita diberikan kekuatan untuk istiqomah
berjuang dijalan-Nya.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada insan budiman,


manusia mulia yang menjadi tauladan kita hingga kahir zaman, Nabiyullah Muhammad Saw. Berkat
jalan dakwah yang ia tempuh kini kita mampu membedakan mana yang merupakan kebatilan yang
harus kita hindari, dan mana itu kebenaran yang harus senantiasa kita perjuangkan.

Dalam gerak dakwah Persyarikatan Muhammadiyah, ada dua elemen penting yang
menjadi ujung tombak dakwahnya, yakni Amal Usaha dan Organisasi Otonom (Ortom). IMM
singkatan dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah garda depan dakwah Persyarikatan dalam
ranah mahasiswa. Selain itu IMM juga diharapkan mampu melahirkan sosok-sosok cendekiawan
muslim yang memiliki akhlak mulia dan kapasitas intelektual tinggi. Oleh Kanda Djazman Al-Kindi,
salah satu pendiri IMM, IMM diharapkan mampu menjadi inti masyarakat utama yang dicita-citakan
oleh Muhammadiyah. Maksudnya IMM berperan sebagai creative minority yang mampu menjadi
konseptor dan sekaligus pemimpin dalam mewujudkan peradaban manusia yang utama, yakni
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dan dalam DAD ini rekan-rekan semua, akan memasuki
pintu gerbang IMM, yang diharapkan menjadi langkah awal rekan-rekan berproses di IMM.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami memohon maaf yang sebesar-
besarnya apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan pada buku saku ini. Besar harapan kami rekan-
rekan semua, yang nantinya menjadi kader-kader IMM, Immawan dan Immawati sekalian mampu
mengikuti kegiatan DAD dengan sebaik mungkin.

Billahi fi sabilil haq, Fastabiqul Khairat!!!

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Surabaya, 11 November 2019

Ketua Bidang Keilmuan


IMM Komisariat Al-Farabi

FADHLUR ROHMAN

2
BAB I
SEJARAH KELAHIRAN MUHAMMADIYAH

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi


Islam yang terbesar di Indonesia dan bahkan dunia.
Muhammadiyah lahir pada 18 November 1912, atau
107 tahun yang lalu. Ia didirikan oleh seroang ulama
modernis bernama KH Ahmad Dahlan. Dalam usianya
yang panjang tersebut Muhammadiyah telah tumbuh
menjadi ormas Islam besar dengan ribuan hingga
jutaan amal usaha yang tersebar di seluruh Indonesia.
Muali dari sekolah, universitas, rumah sakit, klinik,
rumah sakit bersalin, panti asuhan, panti jompo, dsb.
Apa yang menjadikan Muhammadiyah sebesar
sekarang? Bagaiamana sejarah kelahirannya?

A. Latar Belakang Subyektif

KH A. Dahlan terlahir dalam wilayah


perkotaan, tepatnya pada lingkungan Kraton
Yogyakarta pada 1 Agustus 1868. KH A. Dahlan,
dengan nama kecil Muhammad Darwisy tumbuh dan
berkembang di wilayah Kauman Yogyakarta.

3
KH A. Dahlan adalah seorang yang tumbuh
dalam lingkungan santri dan tidak pernah belajar di
sekolah-sekolah formal. KH A. Dahlan juga awalnya
seorang penganut Mazhab Syafi`i.

Di umur 15 tahun KH A. Dahlan muda pergi ke


Mekkah untuk melanjutkan pendidikannya. Di
Mekkah KH A. Dahlan bertemu dengan pemikiran-
pemikiran pembaruan dari majalah Al-Mana. yang
merupakan majalah milik Muhammad Abduh. Di
Mekkah pula KH A. Dahlan sempat bertemu dengan
Rasyid Ridho yang juga membawa semangat
pembaruan.

Setelah kembali ke Jawa, KH A. Dahlan banyak aktif


dalam dunia pendidikan dan turut serta pada
organisasi-organisasi pergerakan seperti: Jamiatul
Khoir, Sarekat Islam dan Boedi Oetomo. Dari
keaktifannya dalam berbagai organisasi tersebut
menginspirasi KH A. Dahlan untuk membuat
Persyarikatan sendiri.

Penghayatan KH A. Dahlan pada QS. Ali Imran ayat


104, yang ia wujudkan dengan perjuangannya di
Persyarikatan Muhammadiyah. Isi ayat tersebut
adalah:

4
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh pada
yang makruf, dan mencegah dari yang munkar. Dan
mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

B. Latar Belakang Obyektif

Adanya semangat pembaruan yang menyebar


di sulurh dunia Islam. Tokoh-tokohnya seperti
Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh dan Rasyid
Ridho. Semangat tersebut sampai di Indonesia lewat
lahirnya organisasi-organisasi seperti Jami'atul Khair,
Sarekat Islam dan organisasi pembaruan lainnya.

Persentuhan KH A. Dahlan dengan pemikiran


pembaruan tersebut di satu sisi sangat kontras
dengan perilaku umat Islam di Indonesia yang sangat
jauh dari kata Islami. Umat Islam tidak lagi
menerapkan ajaran Islam yang murni, melainkan
dicampur-adukkan dengan pemahaman yang sesat.
Pola pikir yang sesat itu sekaligus menutup mata umat
Islam Indonesia pada etos kemajuan yang banyak
dicontohkan pradaban Barat, dan semangat
pembaruan yang sedang banyak berkembang di dunia
Islam.

5
Kemudian adanya penjajahan bangsa Eropa
kepada dunia Islam, terutama Penjajahan bangsa
Belanda atas bangsa Indonesia. Penjajahan tersebut
menyengsarakan umat Islam dan bangsa Indonesia
pada umumnya.

Spirit yang dibawa KH Ahmad Dahlan saat mendirikan


Persyarikatan Muhammadiyah

1. Keterbukaan Pikiran: KH A. Dahlan yang seorang


ulama namun memiliki keterbukaan pikiran. Tidak
segan-segan untuk belajar dan menimba ilmu pada
siapa saja. Namun tetap kritis pada ilmu yang ia
dapatkan.

2. Pemurnian Ajaran Islam: KH A. Dahlan terinspirasi


oleh semangat gerakan Wahabi dalam memurnikan
aspek akidah dan ibadah dari unsur kemusyrikan.
Namun perlu digarisbawahi, Muhammadiyah tidak
menerapkan ajaran Wahabi, dan tidak sama dengan
Wahabi. Muhammadiyah terinspirasi semangat
Muhammad bin Abdul Wahab untuk kembali ke
sumber otentik Islam yakni Al-Quran dan Al-Sunnah.

3. Pembaruan Pemikiran Islam: KH A. Dahlan


terinspirasi oleh spirit pembaruan yg dibawa oleh

6
tokoh-tokoh seperti Jamaluddin Al-Afghani,
Muhammad Abduh dan Rasyid Ridho. Oleh karenanya
dalam praktiknya KH A. Dahlan banyak mencurahkan
perhatian pada aspek pendidikan Islam dan
pendidikan ilmu-ilmu keduniaan. Selain itu gerakan
pembaruan ini dapat dimaknai sebagai dinamisasi
dakwah Islam terutama dalam aspek mu’amalah
duniawiyah. Hal itu dapat dilihat dari amal usaha-amal
usaha milik Muhammadiyah yang menggunakan
instrument modern dan pola pikir yang modern.

4. Kemasyarakatan: KH A. Dahlan berusaha untuk


menolong penderitaan yang dialami umat akibat
penjajahan Belanda. Sekaligus berusaha untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada
umumnya.

5. Kemajuan: KH A. Dahlan terinspirasi pada spirit


kemajuan yang dibawa bangsa Eropa ke nusantara.
Oleh karena itu KH A. Dahlan banyak meniru dan
mengadopsi cara-cara yang dilakukan oleh bangsa
Eropa dalam mengelola Persyarikatan dan Amal Usaha
Muhammadiyah.

7
BAB II
IDEOLOGI MUHAMMADIYAH

Ideologi berasal dari bahasa yunani yaitu ide


yang berarti pikiran dan logos yang berarti ilmu. Maka
secara istilah ideologi adalah kumpulan dari gagasan"
pemikiran. Dalam Muhammadiyah sendiri, Ideologi
berfungsi sebagai:

1. Memberikan arah dan penjelasan mengenai sistem


paham kehidupan dan keagamaan.

2. Mempertahankan ikatan ke dalam dan menghadapi


tantangan/ancaman dari luar.

3. Membentuk karakter orang-orang Muhammadiyah

4. Menyusun strategi dan langkah-langkah


perjuangan.

5. Mengorganisasikan dan memobilisasi anggota.

Ideologi Muhammadiyah tidak hanya semata-


semata sistem paham keagamaan dalam pandangan
Muhammadiyah, namun berisi tentang tujuan dan
orientasi gerakan, selain itu yang tidak kalah penting
adalah sistem gerakan Muhammadiyah. Sistem

8
gerakan yang dengannya dapat dicapai tujuan dan
cita-cita perjuangan Muhammadiyah.

Maka jika diklasifikasikan, Ideologi Muhammadiyah


terbentuk menjadi beberapa bagian :

1. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


(MADM)

Berisi tentang pokok pikiran atau prinsip yang


memuat hak dan nilai hidup Muhammadiyah secara
Ideologi.

2. Kepribadian Muhammadiyah

Merupakan sikap, ciri khas, dan perilaku


muhammadiyah.

Rumusan yang menggambarkan hakekat


Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan
pedoman amal usaha dan perjuangan
Muhammadiyah, serta sifat" yang dimilikinya.

3. Matan Keyakinan dan Cita-cita Muhammadiyah.

Merupakan rumusan ideologi Muhammadiyah yang


menggambarkan tentang hakikat Muhammadiyah,

9
faham agama menurut Muhammadiyah dan misi
Muhammadiyah dalam berbangsa dan bernegara.

Memaknai ideologi Muhammadiyah bukan sekedar


pandangan atau paradigma fikir, namun lebih dari itu
memuat sistematisasi gerakan yang membutuhkan
jiwa militan dalam berjuang di dalamnya.
BAB III
SEJARAH KELAHIRAN IMM

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan


bagian dari AMM(Angkatan Muda Muhammadiyah) yang
merupakan organisasi otonom dibawah Muhammadiyah.
Sesungguhnya ada dua faktor yang melandasi kelahiran,
yaitu faktor intern dan ekstern.

A. Ekstern

Alasan pertama adalah kondisi Bangsa di


tahun1950-64 yang sarat dengan pertarungan partai-
partai politik yang ingin mengisi kemerdekaannya
sesuai dengan ideologinya masing-masing. Ideologi-
ideologi seperti Nasionalisme yang dibawa oleh PNI,
Islam yang dibawa oleh Masyumi, Partai NU, dan PSII,
atau sosialis-komunis yang dibawa oleh PKI, PSI, Partai
Murba dsb. Persaingan dilakukan secara keras hingga

10
timbul perpecahan di dalam masyarakat. Tahun
1960an juga menandai semakin menguatnya ideologi
Komunisme yang diusung PKI.

Alasan kedua adalah kondisi Kehidupan


Mahasiswa di kampus yang banyak terinfiltrasi
kepentingan Partai Politik. Banyak organisasi
mahasiswa yang didirikan untuk menjalankan
kepentingan partai dan menyebarkan ideologi partai.
Misalnya GMNI yang berafiliasi dengan PNI, GEMSOS
dengan PSI, CGMI dengan PKI, PMII dengan NU, dsb.
Karena itu dalam kehidupan kampus sangat terasa
muatan politisnya. Akibatnya mahasiswa kehilangan
nalar kritisnya dan hanya menjadi penerima pasif
kebijakan partai. Selain itu muatan politis yang sangat
menyebabkan perpecahan juga terjadi dalam
kehidupan mahasiswa.

B. Intern

Alasan pertama adalah kebutuhan idealisme


Muhammadiah, untuk menguatkan ideologi
Muhammadiyah pada mahasiswa-mahasiswa
Muhammadiyah. Akibat kondisi yang begitu kacau,

11
persaingan antara ideologi pun ada di mana-mana.
Oleh karenanya maka Muhammadiyah merasa perlu
untuk menjaga ideologi Muhammadiyah tetap berada
dalam diri kader-kader Muhammadiyah khsusnya
yang sedang menempuh pendidikan tinggi
(Mahasiswa).

Alasan kedua adalah kembalinya


Muhammadiyah dari perjuangan politik ke perjuangan
kultural, yakni dakwah keagamaan dan
kemasyarakatan. Sebelumnya Muhammadiyah
banyak terlibat dalam aktivitas politik karena
statusnya sebagai anggota istimewa Masyumi. Ketika
Masyumi membubarkan diri atas perintah Soekarno
Muhammadiyah yang kembali pada gerakan dakwah.
Karena itulah muhammadiyah ingin meluaskan sayap
dakwahnya, tak terkecuali dalam lingkup mahasiswa.
Alat dakwah yang paling cocok untuk mahasiswa tentu
saja adalah dengan aktivitas keroganisasian. Di
harapkan dengan aktif di IMM, komitmen keislaman
dan kemuhammadiyahan mahasiswa dapat terjaga.

Alasan ketiga adalah berkembang Pesatnya


Amal Usaha Muhammadiyah, sehingga membutuhkan
SDM yang berkualitas untuk mengisinya, oleh
karenanya Muhammadiyah membidik mahasiswa,
12
sebagai kaum terdidik untuk mengisi kebutuhan SDM
yang ada dalam amal usaha-amal usahanya.
Diharapkan mahasiswa-mahasiswa kelak yang akan
menjadi sarjana-sarjana dan professional mampu
mengisi amal usaha Muhammadiyah yang semakin
banyak jumlahnya namun minim SDM.

Alasan keempat adalah kebutuhan


Muhammadiyah untuk meningkatkan kualitas
persyarikatan dan amal usaha lewat SDM yang
terdidik dan profesional, untuk meningkatkan kualitas
Persyarikatan dan Amal Usaha Persyarakitan maka
merekrut sebanyak mungkin tenaga profesional
lulusan perguruan tinggi untuk mengisi Persyarikatan
adalah suatu keniscayaan. Selain itu, keberadaan IMM
juga untuk menjamin komitmen yang sama pada diri
mahasiswa, yang lewat kemampuannya, untuk sama-
sama mau membangun Persyarikatan.

C. Dinamika Lahirnya IMM

1936: Awal Wacana

Embrio awal berdirinya IMM bisa dilacak sejak


tahun 1936, di mana pada saat itu Muhammadiyah
berencana untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi

13
Muhammadiyah (PTM). Tepatnya pada Muktamar
Muhammadiyah ke-25 di Jakarta (Kongres
Seperempat Abad Muhammadiyah). Wacana
pendirian PTM tersebut dibarengi dengan keinginan
pendirian suatu lembaga yang membina para
mahasiswa-mahasiswa yang ada di PTM. Namun
pembahasan terkait pendirian organasisasi untuk
pembinaan mahasiswa tersebut macet dan belum
jelas kelanjutannya.

1956: Lahirnya Badan Pendidikan Kader (BPK)

Pada tahun ini, tepatnya dalam Mukatamar


ke-33 di Palembang disetujuilah dan didirikan
Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Pendirian PTM
tersebut sekaligus membuka kembali wacana untuk
membentuk suatu organisasi bagi mahasiswa
Muhammadiyah. Selain kelahiran PTM, alasan wacana
itu kembali muncul adalah karena banyaknya
angkatan muda Muhammadiyah yang masuk ke
perguruan tinggi, namun belum ada lembaga
Muhammadiyah yang spesifik membinanya. Namun
pada tahun 1956 IMM masih belum juga dapat
dibentuk karena satu dan lain hal. Walau IMM belum
juga dapat dilahirkan, Muhammadiyah telah mampu
mendirikan Badan Pendidikan Kader (BPK), yang juga
14
bertugas membina baik pelajar maupun mahasiswa
Muhammadiyah.

1958: Pengajian Badan Pendidikan Kader

Walau BPK sudah berdiri, namun BPK hanya


bertugas membuat konsep terkait perkaderan,
sedangkan pelaksanaan dikembalikan ke pada PP
Pemuda Muhammadiyah. Selanjutanya pengajian
bagi para mahasiswa dimulai pada Juli 1958,
bertempat di Gedung PP Muhammadiyah. Pengajian-
pengajian tersebut rupanya mendapat sambutan yang
meriah dari mahasiswa-mahasiswa Muhammadiyah,
buktinya Gedung PP Muhammadiyah yang begitu luas
sampai tidak mampu menampung peserta yang ikut.
Hal itu menunjukkan begitu banyak mahasiswa
Muhammadiyah yang belum tertampung dalam
kepengerusan baik di Pemuda Muhammadiyah
maupun di Naisyiatul Aisyiah (NA).

1961-1962: Lahirnya Lembaga Dakwah


Muhammadiyah (LDM)

Pada akhir tahun 1961, menjelang Muktamar


Muhammadiyah setengah abad di Jakarta, diadakan
15
Kongres Mahasiswa Universitas Muhammadiyah di
Yogyakarta yaitu Dewan Mahasiswa Muhammadiyah.
Dalam kongres tersebut dihembuskan sekuat-kuatnya
tentang perlunya didirikan suatu organisasi
mahasiswa bagi putra-putri Muhammadiyah. Wacana
tersebut juga didukung oleh para mahasiswa yang
tidak berkuliah di PTM. Maka dari itu lahirlah Lembaga
Dakwah Muhammadiyah (LDM), yang menjadi embrio
akhir lahirnya IMM di kemudian hari. Pengunaan
nama LDM sendiri mengindikasikan orientasinya yang
kuat pada kegiatan dakwah keislaman ketimbang
kemahasiswaan pada umumnya. LDM dimotori oleh
tokoh-tokoh seperti Margono (UGM), Sudibyo
Markoes (UGM), Rosyad Saleh (IAIN), sedangkan ide
pembentukannya yaitu dari Moh. Djasman Al-Kindi
(UGM).

1963-1964: Penjajagan dan Kelahiran IMM

Tokoh-tokoh yang menjadi penggerak LDM


kemudian mulai melakukan penjajagan pada tahun
1963 terkait wadah mahasiswa Muhammadiyah yang
secara resmi disponsori oleh Moh. Djasman Al-Kindi
yang menjabat sebagai Sekretaris PP Pemuda
Muhammadiyah. Setelah tiga bulan melakukan
penjajagan dan pengonsepan, akhirnya pada 14 Maret
16
1964/29 Syawal 1384 H, beridirilah sebuah organisasi
bernama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
Kelahiran IMM pada 1964 diresmikan oleh Ketua PP
Muhammadiyah yakni KH. Ahmad Badawi. Peresmian
tersebut ditandai dengan ditandatanganinya "Enam
Penegasan IMM".

Bunyi Enam Penegasan tersebut adalah:

1. Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan


mahasiswa Islam

2. Menegaskan bahwa Kepribadian Muhammadiyah


adalah landasan perjuangan IMM

3. Menegaskan bahwa fungsi IMM adalah eksponen


mahasiswa dalam Muhammadiyah

4. Menegaskan bahwa IMM adalah organisasi yang


sah dengan mengindahkan segala hukum, undang-
undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara

5. Menegaskan bahwa ilmu adalah amaliah dan amal


adalah ilmiah

6. Menegaskan bahwa amal IMM lillahita'ala dan


senantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat.

17
BAB IV
IDEOLOGI IMM
A. Tujuan IMM
”Mengusahakan terbentuknya akademisi islam yang
berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan
Muhammadiyah”

B. Enam Penegasan IMM


1. Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan
mahasiswa Islam
2. Menegaskan bahwa kepribadian Muhammadiyah
adalah landasan perjuangan IMM
3. Menegaskan bahwa fungsi adalah eksponen
mahasiswa dalam Muhammadiyah
4. Menegaskan bahwa IMM adalah organisasi
mahasiswa yang syah dengan menindahkan segala
hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar
dan falsafah negara
5. Menegaskan bahwa ilmu adalah amaliah dan amal
adalah ilmiah
6. Menegaskan bahwa amal IMM adalah lillahita’ala
dan senantiasa diabadikan untuk kepentingan
rakyat

C. Identitas IMM
1. Ikatan mahasiswa muhammadiyah adalah
organisasi kader yang bergerak di bidang
keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan
dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah.

18
2. Sesuai dengan gerakan Muhammadiyah, maka
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memantapkan
gerakan dakwah di tengah-tengah masyarakat a
khususnya di kalangan mahasiswa.
3. Setiap anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
harus mampu memadukan kemampuan ilmiah dan
akidahnya.
4. Oleh karena itu setiap anggota harus tertib dalam
ibadah, tekun dalam studi dan mengamalkan
ilmunya untuk menyatalaksanakan ketakwaan
kepada Allah SWT.

Perlu diingat pula, dengan adanya identitas IMM


yang telah dirumuskan tersebut diatas sama sekali tidak
terkandung makna bahwa IMM memiliki kepribadian
yang berbeda dari kepribadian Muhammadiyah,
sehingga seolah-olah memiliki kepribadia n ganda.
Kepribadian Muhammadiyah adalah secara
conkrit juga kepribadian IMM akan tetapi dikarenakan
fungsi eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah.
Ciri –ciri khusus yang membedakan dari
mahasiswa lain itulah yang dirumuskan dalam identitas
IMM didalam gerak perjuangannya dalam keagamaan,
kemasyarakatan dan kemahasiswaan untuk mencapai
tujuan Muhammadiyah.

19
D. Trilogi
1. Keagamaan
2. Kemahasiswaan
3. Kemasyarakatan

E. Trikompetensi Dasar
1. Religiusitas
2. Intelektualitas
3. Humanitas

F. Slogan
“Anggun dalam moral
unggul dalam Intelektual”

G. Nilai Dasar Ikatan


a. IMM adalah gerakan mahasiswa yang bergerak tiga bidang keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan
b. Segala bentuk gerakan IMM tetap berlandaskan pada agama Islam yang hanif dan berkarakter rahmat bagi
sekalian alam
c. Segala bentuk ketidak adilan, kesewenang-wenangan dan kemungkaran adalah lawan besar gerakan IMM
perlawanan terhadapnya adalah kewajiban setiap kader IMM
d. Sebagai gerakan mahasiswa yang berdasarkan Islam dan berangkat individu-individu mukmin, maka
kesadaran melakukan syariat Islam adalah suatu kewajiban dan sekaligus mempunyai tanggungjawab untuk
mendakwahkan kebenaran di tengah masyarakat
e. Kader IMM merupakan inti masyarakat utama, yang selalu menyebarkan cita-cita kemerdekaan, kemulian
dan kemaslahatan masyarakat sesuai dengan semangat pembebasan dan pencerahan yang dilakukan
Nabiyullah Muhammad Saw

BAB III
Profil Kader Ikatan

a. Memiliki keyakinan dan sikap keagamaan yang tinggi agar keberadaan di Ikatan di masa yang akan datang
mampu memberi warna masyarakat yang mulai meninggakan nilai-nilai agamawi.
b. Memiliki wawasan dan kecakapan memimpin karena keberadaan kader ikatan bagaimanapun merupakan
potensi kepemimpinan umat dan kepemimpinan.

20
c. Memiliki kecendikiawanan, mengingat spesialisasi dan profesionalisasi mempersempit cakrawala berpikir
dalam sub bidang kehidupan yang sempit.
d. Memiliki wawasan dan ketrampilan berkomunikasi, mengingat bahwa masa yang akan datang industri
informasi akan mendominasi sistem budaya kita. Hal ini juga inhern dengan watak Islam yang dalam keadaan
apapun juga selalu siap melaksanakan amar ma’ruf Nahi Munkar sebagai essensi dari komunikasi Islamisasi.

Falsafah Gerakan IMM


IMM sebagai gerakan Intelektual
dengan penurunannya “pemaksimalan akal dalam membaca fenomena untuk mencari kebenaran yang
bersumber pada al Qur’an dan Sunnah terformulasikan dalam humanisasi, liberasi, trasendensi”.
Falsafah Perkaderan IMM
Yang berdasarkan nilai-nilai:
 Uswahtun Hasanah
 Pedagogi-Kritis
 Hikmah

IMM adalah organisasi Kader jadi bukan organisasi Massa, pengertian IMM sebagai organisasi kader harus
ditafsirkan bahwa, setiap mahasiswa yang akan menjadi anggota IMM tidak cukup dengan memahami dan
menyetujui AD/ART IMM saja, akan tetapi ia harus bersedia dan sanggup mendukung secara aktif cita-cita dan
program-program organisasi, sertya salalu berusaha melaksanakan tuntunan-tuntunanNYA.
Disamping pengertian demikian, maka terkandung pengertian pula bahwa IMM sebagai organisasi kader
yang berfungsi sebagai penggerak massa, yakni massa Angkatan Muda Muhammadiyah pada khususnya.selain itu
pengertian IMM sebagai organisasi kader Muhammadiyah yakni intelegensia atau ulama yang besar akan menjadi
tulang punggung dari gerakan islam Muhammadiyah, atau dengan kata lain sebagaimana lazim diistilahkan
dilingkungan Muhammadiyah IMM adalah pelopor, pelangsung dan pelaksana amal usaha Muhammadiyah.

DEKLARASI GARUT

Menyadari perlunya meningkatkan mutu “Ikatan“ sebagai aparat pembaharuan dan pengabdian, IMM
menegaskan sekali lagi strategi dasarnya untuk pembinaan organisasi sebagai berikut:
 KADERISASI
Membina setiap anggota IMM sebagi kader yang taqwa kepada Allah dan sanggup memadukan intelektualitas
dengan ideologi, karena suksesnya perjuangan umat Islam Indonesia banyak ditentukan oleh kesanggupan
para intelegensinya untuk selalu berjuang dengan landasan ideologi Islam.
 KRISTALISASI
Membina setiap anggota IMM sebagi subyek dan aktifis ikatan yang setia sepenuhnya kepada ideologi dan
loyal kepada organisasi. Pengalaman dan sejarah menunjukan bahwa untuk mencapai sasaran perjuangan
organisasi sebagai aparat untuk mencapai sasaran tersebut, harus didukung oleh anggota yang meyakini
kebenaran ideologi dan mengamalkannya serta aktif menunjang setiap aktifitas gerakannya.
 KONSOLIDASI
Terus menerus menyempurnakan dan menertibkan organisasi, sehingga sebagai aparat perjuangan mampu
mengantarkan “ikatan“ dalam mencapai tujuan perjuangan.
Garut, 28 Juni 1967,
Konferensi Nasional II
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

DEKLARASI BAITURRAHMAN
Bismillahirrahmanirrahim
1. Sejarah Perjalan Ikatan dimulai dengan Deklarasi Kota Barat, Solo, 5 Mei 1965 yang berisikan hasrat dan
tekad kami untuk mewujudkan satu wadah pembinaan generasi muda Nasional yang kemudian kami
namakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Walaupun masih dalam usia muda, namun kami sadari, bahwa
segenap idea dan cita yang dilahirkan, dikembangkan dan diperjuangkan oleh pewaris nusantara yang

21
terdahulu, yang bertekad untuk mewujudkan satu Bangsa Indonesia yang besar dengan satu tata masyarakat
yang baru yang damai, adil sejahtera dalam naungan ridho Ilahi. Kami mengemban pula segenap ide dan cita
yang didengungkan pada proklamasi 17 Agustus 1945, pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, pada
kebangkitan nasional 20 Mei 1908, bahkan idea dan cita yang diperjuangkan oleh para Pahlawan Nasional
yang terdahulu.
2. Deklarasi Kota Garut, 28 Juli 1967, berisikan hasrat dan tekad kami untuk menjadikan ikatan sebagai aparat
pembaharu, suatu proses yang selalu dituntut oleh satu bangsa ataupun satu kaum yang selalu
menginginkan kemajuan. Demikian pula kami tegaskan dalam deklarasi tersebut, satu identitas kepribadian
ikatan yang menuntut setiap pendukung ikatan untuk membekali dan melengkapi dirinya dengan
kemantapan aqidah serta dengan kematangan intelektual, sebab kami yakin bahwa tantangan kehidupan
masa kini dan mendatang hanya akan bisa dijawab oleh pribadi-pribadi yang matang, dewasa dalam
keharmonisan serta perpaduan antara aqidah dan intelektualitas.
3. Di tengah-tengah kepanikan umat dewasa ini akibat krisis kependudukan, moneter, pangan sumber-sumber
alam yang tak tergantikan serta lingkungan hidup, maka kami berpendapat bahwa sebenarnya dibalik segala
krisis yang disadari atau tidak, diakui atau tidak justru merupakan krisi utama, yakni krisis kemanusiaan.
Tanpa diaukinya krisis kemanusiaan ini, maka krisis-krisis tersebut di depan tadi akan merupakan lingkaran
setan tanpa akhir. Krisi kemanusiaan ini timbul akibat modernisasi tanpa arah ataupun sebagai akibat
dipaksakannya suatu sistem hidup yang kurang memperhatikan faktor waktu, tempat dan kemampuan,
dengan hanya mementingkan tujuan-tujuan jangka pendek. Krisi ini mulai timbul akibat cara berfikir yang
terlalu rational dan mekanis sebagai bagian dari sesuatu program hidup yang pragmatis, materialistis,
dimana manusia menjadi semakin kehilangan cakrawala hidup dan idealismenya. Oleh karena itu ikatan
menyadari bahwa disamping tugas dan kewajiban kita untuk memberikan sumbangan dalam wujud sarana-
sarana fisik di dalam pembangunan bangsa, maka kaum muslimin Indonesia mempunyai kewajiban pula
untuk memberikan sumbangan dalam bentuk pembinaan manusia-manusia Indonesia baru yang tidak saja
berilmu dan berkemampuan ketrampilan tapi juga memiliki sikap/sistem nilai budaya yang insani yang akan
mempu memberikan arah, struktur dan percepatan yang proposional dalam pembangunan.
4. Dalam usaha mewujudkan masyarakat adil makmur material dan spiritual berdasarkan Undang-undang 45
dan Pancasila, ikatan beranggapan bahwa azas kekluargaan dalam demokrasi Pancasila seyogyanya tidak
diartiak sebagai suatu status hierarkis administrasi pemerintahan, melainkan sebagai bentuk persaudaraan
yang universal yang bernilai filosofis. Kaum muslimin Indonesia mempunyai tanggung jawab moral untuk
memberikan sumbangan yang berwujud satu perangkat sistem nilai yang tangguh yang kita gali dari
khasanah sistem iman dan Islam bagi dasar filsafat persaudaraan universal yang tersebut di atas.

5. Proses perubahan sosial adalah suatu proses yang selalu terjadi dalam sejarah kehidupan umat manusia itu.
Proses ini dapat terjadi secara alami namun dapat pula pada suatu waktu dan tempat, didorongkan atau
dilaksanakan baik dalam arah, struktur maupun faktor perepatannya. Diperlukan suatu kemampuan,
keuletan serta seni untuk dapat membawakan diri dalam segala macam bentuk perubahan tersebut di atas
agar peran dan fungsi ikatan sebagai aparat Islamiah dan amar ma’ruf nahi mungkar tidak berhenti
karenanya. Dalam keadaan semacam itu jangan sampai ikatan kita kehilangan motivasi, arah serta gairah
maupun dinamika hidup perjuangannya. Kami generasi awal yang telah mengantar kelahiran dan perjalanan
hidup ikatan sampai hari ini dan kami generasi penerus yang kini memegang kembali pimpina ikatan
senantiasa bertekad untuk mengemban amanah perjuangan ini demi kelangsungan peran dan fungsi ikatan
dalam masyarakat yang selalu berubah dan berkembang.
Semarang, 25 Desember 1975 M/27 Dzulhijjah 1395 H

DEKLARASI KOTA MALANG


MANIFESTO KADER PROGRESIF
1. IMM di usia yang hampir 40 tahun (usia nubuwwah) harus tampil digarda terdepan alias dalam perjuangan
umat khususnya dikalangan mahasiswa dan bertekad mewujudkan satu bangsa Indonesia yang besar dalam
suatu tata masyarakat baru yang damai, adil, sejahtera dalam naungan ridha Ilahi.
2. Deklarasi Kota Malang, 31 Maret 2002 adalah hasrat untuk melahirkan kesadaran kolektif kader IMM dan
kebulatan tekad kami untuk menjadikan IMM sebagai aparat pembaharu yang progresif, suatu niscaya untuk
transformasi sosial menuju masyarakat berperadaban. Demikian pula kami tegaskan identitas kepribadian

22
ikatan sebagi individu yang memiliki kemantapan aqidah dan kematangan intelektual dan progresifitas aksi,
sebab tantangan perjuangan kini dan mendatang hanya bisa dijawab oleh postur kader progresif (mantap
aqidah, matang intelektual, progresif dalam aksi).
3. Di tengah krisi multidimensi, IMM bertekad memantapkan peran dan posisi sebagai pelopor gerakan kaum
muda. Sebagai gerakan kritik vertikal dan pemberdayaan dan pencerahan horisontal. Dengan membangun
kepeloporan dan mendemonstrasikan kekhasan intelektual gerakan IMM.
4. Untuk mewujudkan Baldatun Tayyibah Warabbun Gafur, maka kaum muslimin Indonesia memiliki tanggung
jawab khususnya Muhammadiyah lebih khususu lagi IMMuntuk memberikan lagi kontribusi berujud pada satu
perangkat sistem nilai yang tangguh yang digali dari kahasanah sisitem iman dan Islam bagi dasar filsafat
persaudaraan Universal.
5. Sumpah kader pelopor-progresif : kader pelopor-progresif IMM mengikrarkan: Mengaku berbangsa satu;
bangsa yang mencita-citakan keadilan; mengaku berbahasa satu; bahasa yang kebenaran; mengaku
bertanah air satu; tanah air tanpa penindasan.
6. Perubahan sebagai suatu yang nsicaya dalam sejarah umat manusia. Menuntut kader IMM tidak terlahir
sebagai generasi kerdil ditengah kebesaran Zaman. Diperlikan suatu kemampuan, keuletan dan integritas
untuk membawakan diri tampil elegan dan tidak terbawa arus. Bahkan menjadi pelopor perubahan menuju
keadilan dengan tetap menegaskan peran dan fungsi ikatan sebagai aparat dakwah Islamiyah dan amar ma’ruf
nahi mungkar.
7. Kami generasi IMM telah mengantarkan sebagian dari sejarahnya dan hari ini senantiasa bertekad
memanifetokan kader pelopor untuk perjuangan umay menuju kecermelangan Islam. Mari bergerak bersama.
Progresif jangan terhenti pada jargon dan retorika. Demi kelangsungan peran dan fungsi ikatan dalam
masyrakat yang selalu berubah dan berkembang.

Malang, 31 Maret 2002

MANIFESTO POLITIK 40 TAHUN


IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
1. Dalam prespektif gerakan IMM tetap mengedepankan aspek moral dan memperjuangkan politik nilai yang
berbasis pada penguatan intelektualitas,
2. Dalam usia kenabian, IMM harus dapat melepaskan diri dari ikatan ikatan primordialisme gerakan dan harus
melebur dengan kekuatan pro demokrasi, pro rakyat untuk mewujudkan Indonesia yang bermartabat dan
berkeadilan.
3. IMM secara konstitusional mempunyai kewajiban untuk turut serta mendukung seluruh proses demokrasi
termasuk memberikan penguatan kepada sang reformis untuk memipin bangsa. Dll. Sikap tersebut adalah
lembaran baru perjuangan IMM ditengah nasib bangsa sedang menghadapi problematika yang cukup serius.
Tindak lanjut dari sikap yang ketiga khusunya, DPP IMM telah menjadi salah satu kekuatan penyangga dari
MPR (masyarakat peduli reformasi) sebagai alat perjuangan, walaupun pada akhirnya cita-cita tersebut masih
belum berhasil, namun apa yang sudah diperjuangkan IMM melalui MPR tidak akan sia-sia.

Jakarta, 31 Maret 2004

BAB IV
LAGU-LAGU PERJUANGAN

23
MARS MUHAMMADIYAH
Sang surya telah bersinar
Syahadat dua melingkar
Warna yang hijau berseri
Membuatku rela hati
Ya Allah Tuhan Robbiku
Muhammad junjunganku
Al-Islam agamaku
Muhammadiyah gerakanku
Di timur fajar cerah germerlapan
Mengusik kabut hitam
Menggugah kaum muslimin
Tiggalkan peraduan
Lihatlah matahari telah tinggi
Di ufuk timur sana
Seruan illahi Rabby
Sami’na wa atha’na
Ya Allah Tuhan Robbyku
Muhammad junjunganku
Al-Islam agamaku
Muhammadiyah gerakanku

MARS IMM
Ayolah, ayo... ayo…
Derap derukan langkah
Dan kibar geleparkan panji-panji
Ikatan mahasiswa muhammadiyah
Sejarah ummat telah menuntut bukti
Ingatlah..ingat…ingat
Niat tlah diikrarkan
Kitalah cendekiawan berpribadi
Susila cakap taqwa kepada Tuhan
Pewaris tampuh pimpinan ummat nanti
Immawan dan immawati
Siswa teladan putra harapan
Penyambung hidup generasi
Ummat Islam seribu zaman
Pendukung cita-cita luhur
Negri indah adil dan makmur

RENUNGAN KADER
Seusai tahajjud
Ku merenung lagi
Siapa kemana
Diri hina ini
Lama ku tertidur
Dalam duniaku
Nanar ku memandang
Alam sekelilingku

24
Reff:
Beribu mujahid berguguran sudah
Beribupun Nampak semakin merentah
Namun kebetulan tiada kunjung sirna
Bahkan semakin menyesakkan dunia
Kini tiba waktu tuk kita tampilkan diri
Gelisah ummatku tak sabar menanti
Dalam ikatan telah bersemi janji
Hidup dijalan_NYA atau mati syahid

PERJUANGAN MUDA
Selamat datang wahai pejuang muda
Dalam IMM kita maju bersama
Ukir sejarah membelah cakrawala
Menepis kabut menguak fenomena
Harapan bangsa ada di pundak kita
Sebagai kader muda muhammadiyah
Jadi tumpuhan wahai kau tunas muda
Kita berjuang untuk nusa dan bangsa
Reff:
Raihlah cita-cita membangun nusa bangsa
Mari kita belajar, beramal dan berjuang
Harapan ummat Islam
Tuk menuju cita-citanya…2x

IMM PROGRESIF
Ikatan mahasiswa muhammadiyah
Bangga dengan DAD progresifnya
Pendukung cita-cita satu ikatan
Pelopor pelangsung dan penyempurna
Kota pahlawan jadi saksi utama
Perjuangan para kader ikatan
Progresif dalam gerakan mahasiswa
Pencerahan dan kemandirian bangsa
Reff:
Marilah immawan dan immawati
Tunjukkan satu bukti
Si kota yang bersejarah ini
Jayalah.. IMM.. jaya jayalah….

25

Anda mungkin juga menyukai