Anda di halaman 1dari 3

Hand Out 2, Etika dan Hukum Bisnis

Dosen: Ni Luh Putu Surya Astitiani, SE., MM

RELEVANSI ANTARA BISNIS DAN ETIKA

Etika secara umum adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar
dan penilaian moral. Etika mencakup analisisdan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,
buruk, dan tanggung jawab. Sedangkan Etika bisnis adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan cara melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang masih berkaitan
dengan personal, perusahaan ataupun masyarakat. atau bisa juga diartikan pengetahuan tentang
tata cara ideal dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan
moralitas yang berlaku secara universal secara ekonomi maupun sosial. Disini kita akan
membahas tentang etika didalam bisnis atau dengan kata lain Etika Bisnis.

PRINSIP ETIKA BISNIS


Secara umum etika bisnis harus ditempuh oleh perusahaan agar tercapai tujuan yang telah
ditetapakan. Oleh karena itu etika bisnis memiliki beberapa prinsip yang digunakan sebagai
acuan dalam melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan yang dimaksud. Adapun prinsip-
prinsip etika dalam berbisnis adalah sebagai berikut:
1. Prinsip hormat pada diri sendiri : Prinsip ini akan memberikan dampak pada bisnis
itu sendiri. Dalam menjalankan bisnis masyarakat sebagai konsumen merupakan
cerminan bagi bisnis kita. Bila bisnis kita memberikan kontribusi yang positif kepada
masyarakat tentu itu akan berdampak positif dengan bisnis yang kita jalankan dan
begitu juga sebaliknya. Sebagai pengelola perusahaan sudah menjadi kewajiban untuk
memberikan respek kepada siapapun yang terlibat dalam aktivitas bisnis. Dengan
demikian pasti semua pihak akan memberikan respek yang sama terhadap perusahaan
yang kita kelola. Sebagai contoh prinsip menghormati diri sendiri dalam etika bisnis:
Manajemen perusahaan dengan teamwork-nya memiliki sistem kerja yang berorientasi
kepada pelanggan akan makin fanatik terhadap perusahaan. Demikian juga, jika sistem
manajemen berorientasi pada pemberian kepuasan kepada karyawan yang berprestasi
karena sepadan dengan prestasinya maka dapat dipastikan karyawan akan makin loyal
terhadap perusahaan.
2. Prinsip keadilan : Dalam menerapakan prinsip keadilan semua pihak yang terkait
dalam bisnis harus memberikan kontribusi baik itu secara langsung atau tidak langsung
terhadap keberhasilan bisnis. Oleh karena itu semua pihak harus memiliki akses yang
positif sesuai dengan kemampuan dan peran yang sudah diberikan kepada masing-
masing terhadap keberhasilan bisnis ini. Contoh prinsip keadilan dalam etika bisnis
seperti alokasi sumber daya ekonomi kepada semua pemilikfaktor ekonomi. Hal ini bisa
dilkukan dengan membuat kesepakatan tentang harga konsumen dan juga harga
pemasok bahan baku serta alat-alat produksi.
3. Prinsip kejujuran : Prinsip kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling
dasar untuk mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan bisa
berhasil dan sukses bila setiap individu yang terlibat dalam kegiatan bisnis menerapkan
prinsip kejujuran. Pada dasarnya prinsip kejujuran ini harus ditanamkan dalam setiap
kegiatan bisnis. Hal yang paling penting dalam menerapakan prinsip ini dalam bisnis
adalah dengan memulai menerapakan prinsip ini pada diri kamu dahulu. Jika kamu
sebagai pimpinan perusahaan mampu untuk menerapakan prinsip ini, tentu akan
menjadi contoh bagi semua karyawan yang bekerja di perusahaanmu.

Program Studi Bisnis Digital


Universitas Bali Internasional
Hand Out 2, Etika dan Hukum Bisnis
Dosen: Ni Luh Putu Surya Astitiani, SE., MM

4. Prinsip Otonomi : dalam prinsip otonomi etika bisnis perusahaan bebas memiliki
kewenangan sesuai dengan bidang yang telah dikuasai Sesuai dengan visi dan misi
perusahaan tersebut. Contoh otonomi dalam etika bisnis perusahaan tidak bergantung
dengan perusahaan lain dalam mengambil keputusan bisnis. Perusahaan tersebut bebas
mengambil keputusan apapun yang sesuai dengan visi misinya.
Dalam menjalankan prinsip otonomi ini 2 perusahaan atau lebih bisa berkomitmen
dalam menjalankan etika bisnis ini, namun masing-masing perusahaan dimungkinkan
untuk mengambil pendekatan yang berbeda-beda dalam menjalankanya. Sebab masing-
masing perusahaan memiliki kondisi karakter internal dan strategi yang berbeda dalam
mencapai tujuan serta visi misi dari perusahaan tersebut.

SASARAN DAN RUANG LINGKUP ETIKA BISNIS


1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip , kondisi dan masalah
yang terkait dengan praktek bisnis yang baik . Etika bisnis berfungsi menggugah
kesadaran moral pelaku bisnis agar berperilaku baik dalam menjalankan usahanya demi
nilai luhur tertentu (agama, budaya) dan demi kelanjutan bisnisnya.
2. Menyadarkan masyarakat (stake holder) yang terdiri dari konsumen (end user),
karyawan , pemasok/mitra bisnis, investor dan lingkungan (penduduk disekitar lokasi
usaha ) akan hak mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis.
3. Menilai apakah sistem ekonomi disuatu wilayah sesuai dengan etika bisnis apakah
masih ada praktek monopoli, oligopoli, money loundring, insider trading,black market,
dll.

FAKTOR PENDUKUNG IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS


1. Adanya kepedulian terhadap mutu kehidupan kerja oleh manajer atau peningkatan
“Quality of Work Life”.
2. Adanya “Trust Crisis” dari publik kepada perusahaan.
3. Mulai diterapkan punishment yang tegas terhadap skandal bisnis oleh pengadilan.
4. Adanya peningkatan kekuatan control dari LSM.
5. Tumbuhnya kekuatan publisitas oleh media.
6. Adanya transformasi organisasi dari “transaction oriented” menjadi “relation
oriented”.

ETOS BISNIS
Etos bisnis merupakan suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis yang
dianut oleh satu perusahaan atau group usaha. Penerapan nilai atau norma bisnis yang lebih
baik yang dianut oleh pebisnis untuk meningkatkan image perusahaan dengan mengutamakan
pelayanan prima dan produk prima.

MORAL DAN EKTIKA DALAM DUNIA BISNIS


Moral Dalam Dunia Bisnis : Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan
pembicaraan agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat
dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap
agama mengajarkan pada umatnya untuk memiliki moral yang terpuji, apakah itu dalam
kegiatan mendapatkan keuntungan dalam ber-“bisnis”. Jadi, moral sudah jelas merupakan
suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Umpamanya,
dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekwen, jelas kedua belah

Program Studi Bisnis Digital


Universitas Bali Internasional
Hand Out 2, Etika dan Hukum Bisnis
Dosen: Ni Luh Putu Surya Astitiani, SE., MM

pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu sama lain, yang pada akhirnya akan
terjalin kerja sama yang erat saling menguntungkan.
Moral dan bisnis perlu terus ada agar terdapat dunia bisnis yang benar-benar menjamin
tingkat kepuasan, baik pada konsumen maupun produsen. Kenapa hal perlu ini dibicarakan?
Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah
mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan
bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam
melakukan bisnis. Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa
ditentukan dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu.
Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya
dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Etika Dalam Dunia Bisnis : Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang
untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan
kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan
mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang
seimbang, selaras, dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat
membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good
conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus
disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait
lainnya.
Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan
pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini,
untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua
pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu
pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka
inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika
moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa
diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin
adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat
global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam
perekonomian.

Alasan perlunya etika dalam bisnis:


1. Kinerja bisnis tidak hanya diukur dari kinerja manajerial / finansial saja tetapi juga
berkaitan dengan komitmen moral, integritas moral, pelayanan, jaminan mutu dan
tanggung jawab sosial.
2. Dengan persaingan yang ketat, pelaku bisnis sadar bahwa konsumen adalah raja
sehingga perusahaan harus bisa merebut dan mempertahankan kepercayaan konsumen.
3. Perusahaan semakin menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga kerja yang siap untuk
dieksploitasi untuk mendapatkan keuntungan semaksimnal mungkin. Karyawan adalah
subyek utama yang menentukan keberlangsungan bisnis sehingga harus dijaga dan
dipertahankan.
4. Perlunya menjalankan bisnis dengan tidak merugikan hak dan kepentingan semua pihak
yang terkait dengan bisnis.

Program Studi Bisnis Digital


Universitas Bali Internasional

Anda mungkin juga menyukai