Anda di halaman 1dari 33

KERACUNAN DAN GIGITAN BINATANG

Yulis SD
Jenis Mikrobia yang Mengakibatkan
Foodborne diseases

■ Intoksikasi :
– Penyakit keracunan makanan terjadi akibat mengkonsumsi
makanan yang mengandung toksin bakteri maupun jamur.
(Staphylococcus aureus, Clo.botulinum, B.cereus, dan A.flavus)
■ Toksikoinfeksi :
– Penyakit keracunan makanan terjadi akibat mengkonsumsi
sejumlah besar sel hidup dari bakteri patogen yang
mengkontaminasi makanan maupun minuman. Bakteri tersebut
mengalami sporulasi atau mati dan menghasilkan toksin
sehingga menimbulkan gejala. (Clostridium perfringens :
gastroentritis)

■ Infeksi :
– Penyakit keracunan makanan terjadi akibat mengkonsumsi
makanan maupun minuman yang terkontaminasi bakteri
enteropatogen. (Salmonella)
Racun dapat masuk ke dlm tubuh
dengan cara :
1. Melalui mulut
2. Terhisap ( inhalasi )
3. Terserap melalui kulit
4. Suntikan
5. Sengatan/luka
SESEORANG MENGALAMI KERACUNAN
DIKARENAKAN :
1. Sengaja Bunuh Diri/Attempted Suicide
2. Diracuni/Homicide
3. Tidak sengaja/Accidental Poisoning, food
poisoning
4. Berlebihan/Overdosis
5. Sengaja untuk maksud tertentu, tapi tahu ukuran
yg mematikan/Poisoning for kicks
6. Keracunan pabrik/limbah
Jenis Pangan yang beresiko
menimbulkan Foodborne Diseases

■ Daging segar dan daging olahan


■ Miscellaneous (Telur,
mayonaise, cereal, kacang2an,
minyak biji2an, salad, dan sandwiches)
■ Seafood
■ Susu dan produk olahannya
■ Buah, sayur, dan hasil olahannya
Gejala dan tanda umum
1. Ganguan Pernafasan. Nyeri Kepala,
Pusing,
2. Gangguan Penglihatan. Mual, Muntah,
Diare Berat.
3. Lemas, Lumpuh, Kesemutan.
Pucat/sianosis.
4. Halusinasi, Berkeringat, Kejang.
5. Adanya botol penyimpan bahan beracun,
atau sisa tablet atau tanaman beracun di
dekat korban.
6. Jika akibat tertelan racun korosif, di
sekeliling bibir korban terbakar/hangus
Keracunan melalui mulut/alat pencernaan
Penyebab: Obat-obatan: Obat Tidur/Penenang, Obat
yang diminum dengan bahan lain yang bereaksi
menjadi racun Makanan: Jengkol, Jamur, Tempe
Bongkrek, Oncom, Makanan Kaleng yang kadaluarsa
Bahan Kimia: Baygon, Minyak Tanah, Racun Binatang
Minuman: Bir, Wiskey, Anggur

Gejala Khas/Khusus: Mual, Muntah. Nyeri Perut


Diare, Napas/Mulut berbau Suara Parau, Nyeri di
dalam mulut
Keracunan melalui kulit
Penyebab
Kimia: Air Keras
Sengatan: Binatang Berbisa ( Gigitan Ular,
Kalajengking dll ) Binatang Laut ( Ubur-ubur,
Anemon, Ketimun Laut, Gurita, Ikan Pari dll )
Suntikan: Obat Suntik

Gejala Khas/Khusus: Luka Nyeri Kemerahan


Terjadi perubahan Warna
Keracunan melalui Saluran Pernafasan
Penyebab: Menghirup Gas: Karbon
Dioksida/CO2 ( Asap knalpot) Kebocoran
Gas: Industri Kimia, Gas Freon

Gejala Khas/Khusus: Sesak Nafas Nafas Berbau


Mungkin Sianosis Batuk
Penanganan Keracunan
Penyebab: Menghirup Gas: Karbon Dioksida/CO2 (
Asap knalpot) Kebocoran Gas: Industri Kimia, Gas
Freon

Gejala Khas/Khusus: Sesak Nafas Nafas Berbau


Mungkin Sianosis Batuk
Keracunan melalui Saluran Pernafasan
Penatalaksanaan kegawatan (Stabilisasi)
Penilaian Klinis
Dekontaminasi racun Dekontaminasi paru, kulit,
gastrointestinal, mata
Pemberian antidotum
Terapi suportif
Observasi dan konsultasi
Rehabilitasi
PRINSIP PENANGANAN KEGAWATAN

A • Open Airway
(manual ataupun
(Airway) menggunakan alat)

B • Oksigenasi
(minimal dengan oksigen
(Breathing) 60%)

C • Pasang infus
• Kontrol perdarahan
(Circulation)
PRINSIP PENATALAKSANAAN
KERACUNAN

Mencegah/menghentikan penyerapan

Racun ditelan
üEncerkan dan menghalangi penyerapan di
lambung. Cairan yang dipakai: air susu

üRangsang muntah
Efektifsampai dengan 4 jam setelah racun ditelan.
* Mekanik à merangsang dinding faring dengan jari
* Garam ± 1 – 2 sdm/1 gelas air hangat
PRINSIP PENATALAKSANAAN

Kontra Indikasi Rangsang Muntah :


Ø Keracunan zat korosif: asam/basa kuat
Ø Keracunan minyak tanah, bensin
Ø Penurunan kesadaran
PRINSIP PENATALAKSANAAN

Bila racun melalui kulit/mata :


Ø Cuci/bilas bagian yang terkena dengan
air
Ø Pakaian yang terkontaminasi dilepas
Ø Perhatikan jangan sampai penolong
ikut terkena
Bila racun melalui inhalasi :
Ø Pindahkan penderita ketempat yang
aman
Ø Pernafasan buatan penting untuk
mengeluarkan
udara yang terhisap
Ø Jangan lakukan pernafasan dari mulut
ke mulut
Mikroorganisme Patogen Penyebab Keracunan

Bahaya Tinggi Bahaya Sedang Bahaya Rendah


• Clostridium botulinum • Listeria monocytogenes • Bacillus cereus
• Shigella dysenteriae • Camphylobacter jejuni • Clostridium perfringens
• Salmonella typhy • Salmonella spp. • Staphylococcus aureus
• Salmonella paratyphy • Shigella spp. • Taenia saginata
• Trichinella spiralis • Streptococcus pyrogenes
• Vibrio cholerae • Yersinia enterolytica
• Hepatitis A dan E
• Aeromonas spp.
• Rotavirus Norwalk
• Vibrio parahaemolyticus

Sumber: Winarno & Suroto (2002)


Keracunan Alkohol
Alcoholism: sebuah penyakit adiksi ditandai
oleh penggunaan alkohol dan menggambarkan
berbagai gejala termasuk toleransi, gejala putus
zat, gangguan organ, kompulsif, kehilangan
kontrol, dan penggunaan terus menerus
walaupun ada konsekuensi yang merugikan

Komplikasi akut pada intoksikasi atau overdosis


1. paralisis pernapasan, biasanya bila muntahan
masuk saluran pernapasan,
2. obstructive sleep apnoea,
3. aritmia jantung fatal ketika kadar alkohol darah
lebih dari 0,4 mg/ml28
Intoksikasi alkohol akut dapat dikenali
dengan gejala-gejala
1. kesadaran menurun,
2. gangguan perhatian,
3. gangguan daya nilai, emosi labil dan
disinhibisi, agresif,
4. jalan sempoyongan,
5. nistagmus,
6. bicara cadel/pelo,
7. nafas berbau alkohol.
Tindakan pada intoksikasi alkohol
1. Bilas lambung,
2. Induksi muntah, atau gunakan karbon aktif untuk
mengeluarkan alkohol dari saluran cerna (gastrointestinal) jika
pasien datang kurang dari 60 menit setelah minum alcohol
3. Pemberian etanol atau fomepizole untuk memperlambat atau
mencegah terbentuknya metabolit toksik
4. Dialisis (hemodialysis, peritoneal dialysis) berguna untuk
mengeluarkan alkohol dan metabolit toksik yang mungkin
terbentuk dan pemberian basa pada pasien untuk mengatasi
metabolik asidosis

Kondisi Koma :
1) Posisi miring untuk mencegah aspirasi
2) Observasi ketat tanda vital setiap 15 menit
3) Injeksi Thiamine 100 mg i.v untuk profilaksis terjadinya
Wernicke Encephalopathy
4) Kondisi hipoglikemi maka berikan 50 ml Dextrose 40% iv
Problem Perilaku (gaduh/gelisah)
1) Petugas keamanan dan perawat siap bila pasien agresif
2) Terapis harus toleran dan tidak membuat pasien takut atau
merasa terancam
3) Buat suasana tenang
4) Beri dosis rendah sedatif; Lorazepam 1-2 mg atau
Haloperidol 5 mg per oral, bila gaduh gelisah berikan secara
parenteral (i.m)
, ( (( ,
, ( . , , 1( ()

h
h
h
h
Tindakan :

, , . .
,
. . ..
,

. . . .
.. . ,
) , ,
h ) ( , ) ,
) , ,
) , ,(
h )
)() )(
h ) ),
()
Perbedaan Ular Berbisa Dan Tidak

Ular Tidak berbisa: Ular berbisa:


1. Pupil mata bulat 1. Pupil mata lonjong
2. Nostril tidak 2. Nostril mempunyai
mempunyai lubang lubang didekatnya
didekatnya (b) (b dan c)
3. Bentuk kepala segi tiga 3. Bentuk kepala segi empat
Bisa ular mengandung toksin dan enzim yang berasal dari
bisanya.
Bisa tersebut bersifat:

a. Neurotoksin: berakibat pada saraf perifer atau sentral.


Berakibat fatal karena paralise otot-otot lurik. Manifestasi
klinis: kelumpuhan otot pernafasan, kardiovaskuler yang
terganggu, derajat kesadaran menurun sampai dengan
koma.

b. Haemotoksin: bersifat hemolitik dengan zat antara


fosfolipase dan enzim lainnya atau menyebabkan koagulasi
dengan mengaktifkan protrombin. Perdarahan itu sendiri
sebagai akibat lisisnya sel darah merah karena toksin.
Manifestasi klinis: luka bekas gigitan yang terus berdarah,
haematom pada tiap suntikan IM, hematuria, hemoptisis,
hematemesis, gagal ginjal.
c. Myotoksin: mengakibatkan rhabdomiolisis yang sering
berhubungan dengan haemotoksin. Myoglobulinuria yang
menyebabkan kerusakan ginjal dan hiperkalemia akibat
kerusakan sel-sel otot.

d. Kardiotoksin: merusak serat-serat otot jantung yang


menimbulkan kerusakan otot jantung.

e. Cytotoksin: dengan melepaskan histamin dan zat


vasoaktifamin lainnya berakibat terganggunya kardiovaskuler.

f. Cytolitik: zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan


nekrose di jaringan pada tempat patukan

g. Enzim-enzim: termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif


pada penyebaran bisa.
:E /
%0 1 2 4
% :A C A AMEO
% 5I E EN NE CC O SC OAMCECEO E D
AOE CCE O C
% 1AME 8) E
A% N D IA C M C M O EE A OEBE NE
B% 901 % ) E EA AM I A O
%. - OON&I O 6 ( I ) E AI I)
I E M C NEN C N O E C OE , I
Antisera

1 Bio SAVE/ SABU I


Pengobatan terhadap gigitan ular berbisa Indonesia Barat dan Tengah

BioSAVE Komposisi (per 1 mL):


Anti bisa Agkistrodon rhodostoma ≥10 LD50
Anti bisa Bungarus fasciatus ≥25 LD50
Anti bisa Naja sputarix ≥25 LD50
Fenol 2,5 mg

Indikasi:
Untuk pengobatan terhadap gigitan ular
berbisa dari jenis Naja sputatrix, Bungarus
fasciatus, Agkistrodon rhodostoma.

Kemasan:
Dus : 1 vial @ 5 mL
Penyimpanan : 2-8°C
Kedaluarsa : 2 tahun
AV
TERAPI SUPPORTIF
1. Observasi dan awasi kardiovaskuler, pernafasan, status
neurologik. Jika terjadi penurunan pada sistem tersebut
maka berikan SABU.
2. Pemeriksaan laboratorium lengkap.
3. Beri oksigen bila perlu dilakukan intubasi untuk
pembebasan jalan napas.
4. Berikan cairan untuk mengoreksi dehidrasi atau adanya
hipovolemi, plasma expander, dan jika diperlukan maka
berikan obat digitalis.
5. Berikan obat diuretik untuk mempertahankan diuresis,
dan jika perlu lakukan dialisis.
6. Jika terjadi DIC atau KID maka berikan heparin.
7. Berikan antibiotik dan ATS jika diperlukan untuk
menghindari infeksi.
à
à
à
à
à
, 0
&
. & 5 .
:
&
5
0 & 0
5 .

Anda mungkin juga menyukai