Anda di halaman 1dari 13

Medan Magnet

Pengertian medan magnet dalam ilmu Fisika adalah suatu medan yang dibentuk
dengan menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di
muatan listrik yang bergerak lainnya.

Medan magnet juga di sebut dengan medan vector yaitu berhubungan dengan titik dalam
ruang yang dapat di ubah-ubah menurut waktu. Arah magnet searah dengan jarum jam atau
jarum kompas.

Magnet memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan selatan. Kedua kutub tersebut saling Tarik
menarik apabila kedua kutub memiliki simbol yang berbeda seperti simbol - dan +. Jika –
bertemu dengan – maka akan saling tolak menolak sama dengan + jika bertemu + maka akan
saling tolak manolak juga.

Sifat-sifat Magnet

Berikut ini adalah beberapa sifat-sifat magnet antara lain:

 Magnet sebagai petunjuk kompas


 Magnet mampu menarik benda seperti logam, besi dan sejenisnya
 Magnet dapat menembus benda untuk tarikan, semakin kuat gaya magnetnya maka
semakin kuat juga gaya tarikannya
 Magnet memiliki dua kutup yaitu kutup utara dan selatan
 Jika kutup utara bertemu dengan kutup utara maka akan saling tolak menolak begitu
juga sebaliknya
1. Garis gaya magnet adalah garis khayal yang merupakan lintasan kutub utara magnet-
magnet kecil apabila dapat bergerak dengan bebas.
2. Garis-garis gaya magnet selalu mengarah dari kutub utara ke selatan dan tidak pernah
berpotongan.
3. Gaya tarik-menarik antara dua kutub magnet tak senama dan gaya tolakmenolak antara
dua kutub yang senama digambarkan dengan garis-garis gaya magnet.

Menggunakan Kutub Magnet dengan Tangan Kanan

Tangan kanan bisa digunanakan untuk menentukan arah medan magnet di sekitar
kawat berarus listrik. Bagaimana caranya? Cukup letakkan tangan kanan karena cara yang
dilakukan dengan menggenggam empat jari tangan dan ibu jari tegak lurus, persis ketika
mengacungkan jempol kanan. Berikut adalah gambarnya
Arah ibu jari mengarah ke atas menyatakan arah alur listrik dengan simbol i.
sedangkan arah empat jari-jari lainnya menyatakan arah medan megnet dengan simbol B.
gambar di atas pada posisi horizontal dan vertical.

Gaya Lorentz

Hendrik Antoon Lorentz (1853-1928) merupakan ilmuwan Belanda yang memiliki


kontribusi besar pada bidang fisika dan fisika kuantum. Berdasarkan hasil kerja ilmuwan-
ilmuwan sebelumnya, Lorentz mengoreksi dan merampungkan hukum gaya
elektromagnetik yang sekarang menyandang namanya.
Gaya lorentz merupakan gabungan antara gaya elektrik dan gaya magnetik pada
suatu medan elektromagnetik. Gaya Lorentz ditimbulkan karena adanya muatan listrik
yang bergerak atau karena adanya arus listrik dalam suatu medan magnet. Arah dari
gaya Lorentz selalu tegak lurus dengan arah kuat arus listrik (I) dan induksi magnetik
yang ada (B).

Gaya Lorentz pada Kawat Berarus Listrik


Ketika sebuah kawat dengan panjang dialiri
arus listrik sebesar I dan diletakkan pada
suatu medan magnetic sebesar B, maka
akan timbul gaya Lorentz pada kawat
tersebut. Dengan mengombinasikan gaya
Lorentz dan definisi arus listrik, maka dapat
dihitung besarnya gaya Lorentz pada kawat
yang lurus dan stasioner, yaitu:

l =panjang kawat (m)


I = kuat arus yang mengalir pada kawat
(Ampere)
B = kuat medan magnet (Tesla)
α =sudut yang dibentuk oleh B dan I
Jika arah arus listrik tegak lurus dengan arah medan magnet, maka gaya Lorentz yang
terjadi akan maksimal ( ). Inilah keadaan yang biasanya selalu dikondisikan
secara nyata yakni agar gaya Lorentz yang didapat selalu maksimal, medan magnet
dikondisikan selalu tegak lurus dengan arus listrik yang mengalir.

Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan pada
gambar dibawah ini:

Kaidah tangan kanan pertama menggunakan tiga jari tangan kanan dimana:

Ibu jari = arah arus listrik (I)


Jari telunjuk = arah medan magnet (B)
Jari tengah = arah gaya Lorentz (F)

Kaidah tangan kanan kedua menggunakan telapak tangan kanan yang terbuka dan lebih
mudah gunakan terlebih lagi jika sudut . Besarnya sudut α tidak mempengaruhi arah
gaya Lorentz karena arah gaya Lorentz selalu tegak lurus dengan arah arus listrik dan medan
magnetik.

Gaya Lorentz pada Kawat Sejajar yang Berarus Listrik


Ketika terdapat dua buah kawat dengan panjang l dialiri arus listrik sebesar I yang
tiap kawat diletakkan pada suatu medan magnetik sebesar B, maka akan timbul gaya
Lorentz berupa gaya tarik menarik ataupun tolak menolak tergantung dari arah arus listrik
pada tiap kawat. Jika kedua kawat memiliki arah arus yang searah, maka akan mengalami
gaya tarik menarik; apabila arah arus pada kedua kawat saling bertolak
belakang/berlawanan, maka akan mengalami gaya tolak-menolak

Besarnya gaya tarik-menarik ataupun tolak-menolak pada kawat sejajar berarus listrik
dapat dicari dengan menggunakan rumus:

I1 = kuat arus yang mengalir pada kawat 1


(Ampere)
I2= kuat arus yang mengalir pada kawat 2
di mana: (Ampere)
µ0 = permeabilitas vakum (
F1 = gaya tarik-menarik atau tolak-
)
menolak pada kawat 1 (Newton)
l = panjang kawat (m)
F2 = gaya tarik-menarik atau tolak-
α = jarak antar kedua kawat (m)
menolak pada kawat 2 (Newton)

Gaya Lorentz pada Muatan Bergerak dalam Medan Magnet


Ketika terdapat muatan listrik q yang bergerak dengan kecepatan v pada suatu medan
magnetik sebesar B, maka muatan listrik tersebut akan mengalami gaya Lorentz yang
besarnya dapat dihitung dengan rumus:
q =muatan listrik (Coloumb)
v = kecepatan gerak muatan listrik (m/s)
B = kuat medan magnet (Tesla)
α = sudut yang dibentuk oleh B dan v
Induksi Elektromagnetik

Induksi elektromagnetik adalah proses ketika konduktor yang diletakkan di suatu medan
magnet yang bergerak/berubah (atau konduktornya yang digerakkan melewati medan
magnet yang diam) menyebabkan terproduksinya voltase disepanjang konduktor. Proses
induksi elektromagnetik ini menghasilkan arus listrik.

Michael Faraday merupakan ilmuwan yang menemukan fenomena ini pada tahun 1831
dan James Clerk Maxwell merupakan ilmuwan yang mendeskripsikannya
secara matematik sebagai Hukum Induksi Faraday. Nama formal persamaan yang
mendefinisikan karakteristik induksi medan elektromagnetik dari fluks magnetik
(perubahan pada medan magnet) disebut sebagai Hukum Faraday, yang kemudian
digeneralisasikan menjadi persamaan Maxwell-Faraday, satu dari empat persamaan pada
teori elektromagnetik oleh James Clerk Maxwell; persamaan ini mendefinisikan hubungan
antara perubahan medan listrik dan medan magnet. Selain itu, terdapat Hukum Lorentz
yang mendeskripsikan arah dari medan induksi. Proses induksi elektromagnetik dapat
bekerja pula secara kebalikannya, jadi pergerakan arus listrik dapat menghasilkan
sebuah medan magnetik. Faktanya, sebuah magnet biasa memiliki medan magnet akibat
gerakan individual elektron-elektron dalam atom-atom penyusun magnet; elektron-elektron
tersebut bergerak secara seragam sehingga menghasilkan medan magnet uniform. Induksi
elektromagnetik telah diterapkan pada berbagai teknologi seperti komponen-komponen
elektrikal: induktor dan transformator, dan alat-alat yang sangat krusial: motor elektrik dan
generator.
FLUKS MAGNET

Fluks magnet adalah perubahan pada medan magnet. Fluks magnet dihasilkan dari
perkalian antara medan magnet (B) dengan luas bidang (A) yang saling tegak lurus. Fluks
magnet dapat dinyatakan dengan

Rumus diatas adalah fluks magnet dimana medan magnetnya tegak lurus dengan luas
bidangnya. Jika tidak tegak lurus, tapi membentuk sudut, maka besar fluks magnetnya
dikalikan cosinus sudutnya

Hukum Faraday

Hukum Faraday menyatakan bahwa jika jumlah fluks magnet yang memasuki suatu
kumparan berubah, maka pada ujung-ujung kumparan akan timbul GGL (gaya gerak listrik)
induksi. Besarnya GGL induksi ini bergantung pada laju perubahan fluks magnet dan
banyaknya lilitan kumparan. GGL induksi tersebut dapat dihitung secara matematis dengan
rumus:

= GGL induksi (volt);


N= jumlah lilitan kumparan;
= laju perubahan fluks magnet.

Tanda delta ( mengungkapkan perubahan. Jadi, ( ) adalah perubahan fluks


magnet terhadap perubahan waktunya, sehingga disebut sebagai laju perubahan fluks.

Hukum Lenz

Hukum Lenz menyatakan bahwa arus induksi akan muncul pada arah yang sedemikian
rupa sehingga arah induksi menentang perubahan yang dihasilkan. Jadi, arah arus induksi
yang terjadi dalam suatu penghantar menimbulkan medan magnet yang saling bertolak-
belakang dengan penyebab perubahan medan magnet tersebut.

Tanda minus pada persamaan Faraday diatas menunjukkan bahwa GGL (\epsilon) yang
terbentuk memiliki arah yang bertolak belakang dengan fluks magnet ( ).

Hukum Henry

Hukum Henry menyatakan bahwa apabila arus liktrik yang mengalir pada suatu penghantar
berubah terhadap waktu, maka pada penghatar tersebut akan terjadi GGL induksi diri yang
dirumuskan dengan

= GGL induksi diri (volt)


L= induktansi diri
dI/dt = besar perubaha arus per satuan
waktu (Ampere/sekon)

Induksi diri (L) merupakan besarnya GGL yang terjadi pada suatu kumparan dimana terjadi
perubahan arus 1 Ampere setiap 1 detik yang dirumuskan dengan

N = jumlah lilitan kumparan


= fluks magnet (Weber)
I = kuat arus (Ampere)

A. PENGERTIAN ARUS LISTRIK BOLAK-BALIK


1. Membedakan Tegangan Ac Dan Teganga Dc
Arus bolak-balik atau alternating current (AC) sangat berbeda dengan arus searah. Besarnya
tegangan arus searah atau direct current (DC) selalu tetap terhadap waktu, sedangkan
besarnya tegangan AC selalu berubah terhadap waktu. Tegangan pada listrik arus bolak-
balik membentuk sinusoidal sedangkan tegangan pada listrik arus searah membentuk garis
lurus. Perbedaan tegangan DC dan AC dapat kita amati dengan menggunakan alat ukur yang
disebut osiloskop.
Pada tegangan AC terdapat tegangan puncak dan tegangan efektif. Tegangan puncak
yaitu tegangan maksimal dari listrik AC sedangkan tegangan efektif yaitu tegangan yang
terukur saat diukur dengan voltmeter. Hubungan matematis antara tegangan puncak atau
tegangan max dengan tegangan efektif yaitu:

2. Arus Dan Tegangan Sinusoidal

Sumber arus bolak-balik adalah generator ac yang dapat menghasilkan ggl induksi
sebesar

Pada rangkaian arus bolak-balik yang mempunyai hambatan R berlaku juga hukum
Ohm. Dengan demikian
B. IMPEDANSI, TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK
Dalam rangkaian sederhana bolak-balik umumnya terdapat komponen resistor, inductor dan
kapasitor. Pada masing-masing komponen tersebut bila dialiri arus listrik AC akan timbul
impedansi, tegangan dan arus.
1. Impedansi
Impedasnsi yaitu hambatan atau reaksi pada rangkaian arus bolak-balik. Hambatan
pada resistor dinamakan reaktansi resistantif ( XR ), pada kapasitor dinamakan reaktansi
kapastiif ( XC ), dan pada inductor dinamakan reaktansi induktif ( XL ). Besarnya masing-
masing hambatan tersebut adalah :

Jika komponen tersebut dalam rangkaian seri seperti di atas, maka impedansinya adalah :
2. Tegangan Dan Arus Bolak – Balik

Besarnya tegangan total pada rangkaian arus bolak – balik di atas yaitu:

Rangkaian di atas merupakan rangkaian seri, sehingga besarnya arus yang mengalir pada
rangkaian tersebut sama besar :

3. Hubungan Impedansi, Tegangan Dan Arus Bolak-Balik


Secara matematis, hubungan hambatan, tegangan dan arus AC sama dengan pada arus DC
berlaku hukum Ohm :

Diagram Pashor
Hubungan antara R, L, C dan Z dapat dinyatakan dalam suatu diagram yang dinamakan
diagram pashor. Hubungan XR, XL. Dan XC di gambarkan dalam suatu system sumbu
koordinat seperti pada gambar:

θ = beda fase antara tegangan ( V ) dan arus ( I ) pada rangkaian listrik AC


Resonansi
Resonansi yaitu keadaan dimana XL = XC . keadaan ini dapat terjadi pada frekuensi tertentu.
Frekuensi saat terjadinya resonansi disebut frekuensi resonansi besarnya ;

C. KAPASITOR DALAM RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK

1. Pada Ragkaian Kapasitif Arus Mendahului Tegangan


Sebuah kapasitor ( C ) yan dihubungkan dengan sumber arus bolak-balik ditunjukkan pada
gambar. Rangkaian seperti ini disebut rangkaian kapasitif.
Besarnya arus dan tegangan pada rangkaian kapasitif dinyatakan dengan persamaan:

2. Beda Fase Pada Rangkaian Kapasitif


Dengan melihat grafik sinusoidal dapat dinyatakan bahwa beda fase atau selisih fase anatara
arus dan tegangan pada rangkaian kapasitif adalah 90 derajat ½ π , dengan tegangan
ketinggalan oleh arus atau arus mendahului tegangan.

3. Reaktansi Kapasitif
Hambatan yang timbul pada kapasitor yang dihubungkan dengan rangkaian arus bolak-balik
disebut reaktansi kapasitif. Besarnya reaktansi kapasitif di rumuskan :
D. DAYA PADA RANGKAIAN AC
Induktor murni L dan kapasitor murni C yang berbeda dalam rangkaian AC tidak pernah
membuang energy listrik, tetapi hanya melakukan pengalihan bolak-balik energy dari
rangkaian ke medan magnetic atau medan listrik. Lain halnya dengan arus yang mengalir
melaui penghambat R . di dalam R , energy di ubah menjadi kalor yang tidak dapat di ubah
kembali ,menjadi listrik.
Besarnya energy listrik per satuan waktu yang di ubah menjadi kalor disebut daya listrik.
Daya listrik pada rangkaian AC identik dengan daya lisrik pada rangkaian DC yaitu :

Dalam hal ini VR adalah komponen tegangan yang sefase dengan arus, dengan demikian maka :

besaran cos θ disebut factor daya pada


rangkaian. Karena θ dapat berubah, maka
daya rangkaian AC pun dapat berubah
menurut besarnya sudut fase. Jika pada
rangkaian hanya ada R, atau tidak ada L dan
C, maka θ = 0 sehinggan cos θ = 1 . dalam
keadaan itu , P = V . i

Anda mungkin juga menyukai