Anda di halaman 1dari 10

PROSES PEMBUATA LAPORAN AUDIT

OLEH KELOMPOK 9 :

1. I Gusti Ayu Agung Ida Ratna Kartika Dewi (1702622010305 / 8)


2. Ni Kadek Milayanti (1702622010311 / 14)
3.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2020
1. TUJUAN DAN FRIKSI DALAM PENULISAN LAPORAN
Tujuan laporan audit:
1) Mengkomunikasikan: menceritakan hal-hal yang mereka temui
2) Menjelaskan.
3) Mempengaruhi, dan jika perlu, meminta dilakukan sutu tindakan.

Auditor harus berusaha untuk membuat laporan audit yang dibuat tidak membundukan bagi
penerima pelaporan (manajemn). Jika auditor internal tidak dapat mencapai tujuan ini,
laporan merekA hanya akan mentransfer waktu saja

Laporan audit yang diharapkan:

1) Mempresentasikantemuan audit denganjelas & sederhana.


2) menyetujui kesimpulan dengan bukti yang persuasif.
3) Memberikan arah pada pengambilan keputusan manajemen melalui perbaikan.

Sasaran dari laporan audit:

1) Menginformasikan: buat kesadaran


2) Mempengaruhi: mendapat penerimaan, menciptakan dukunga,
3) menerimahasil: mendorongpelaksanaantindakan.

Audit audit tidak pasti:

1) Untuk menciptakan kesadaran : indetifikasi kesulitan dengan jelas dan dapat


dipahami atau kesempatan untuk perbaikan .
2) Cara untuk mendapat penerimaan : persetujuan persuasive dan peryantaan untuk
kesimpulan dan bukti atas pentingnya nilai mereka.
3) Cara untuk mencapai tindakan : diberikan cara-cara yang membangun dan prakis
dalam mencapai perubahan yang diinginkan
Friksi dalam penulisan laporan

Ada sedikit friksi di dalam aktivitas audit yang mampu melebihi friksi yang
disebabkan oleh prosen perolehan laporan. Analisa dan temuan audit yang baik sering
terlupakan pada proses pengambilan laporan. Beberapa alasab yang dapat di berikan

1) pengawas Penulisanulangoleh.
Draf laporan auditor yang sudah disiapkan dengan upaya terbaik ternyata di coret-
coret oleh supervaisor meyebabkan perasan kecewa bagi auditor yang telah
mempersiapkannya dengan penuh kerja keras
2) Pelaporandibawahtekanan.
Tekanan ini bisa berasal dari supervaisor, manajer dan eksekutif operasional yang
tidak sabar menunggu menyelesaikan laporan auditor tetntu akan menciptakan
ketegangan bagi auditor.
3) Terlalubanyakwaktu yang dihabiskanuntukpenulisanlaporan.
4) Draf yang buruk.
Lebih auditor lebih memperhatikan melakukan audit dibandingkan dengan
menulisnya.
5) kemampuanmenulis yang lemahdaripara auditor
6) Perbedaanopiniantara auditor dan supervisor mereka.
Perbedaanantara auditor dengansupervisornyadapatterjadimulaidaritatabahasa,
ejaansampaikelogikadan menafsirkanasidarikondisi-kondisi yang ditemukan.
7) Penulisan laporan dilakukan jauh dari lokasi audit.
Banyak laporan audit yang diterbitkan di kantor setelah pekerjaan lapangan
berakhir. Selang waktu tersebut kadang-kadang membuat lupa auditor sementara
ada kertas kerja yang cukup memberikan data.
8) Kurangnya minat klien.
9) Membuat laporan yang ditulis dengan kesulitan dan sulit, klien yang kompilasi
tidak perlu untuk memberikan tanggapannya, seorang auditor yang telah bekerja
keras akan membuat frustasi dalam proses yang sulit yang membuat laporan audit
sulit
2. PROSES UNTUK MENINGKATKAN KETETAPAN WAKU LAPORAN AUIDIT
INTERNAL
1) Pahami Objective dari Proses yang di audit
Setiap proses harus memiliki objective atau tujuan yang ingin dicapai, untuk apa
proses itu dilakukan. Contohnya :
 Proses Perencanaan Produksi, objectivenya adalah “Pemenuhan order
customer yang tepat waktu dan jumlah + proses produksi berjalan dengan
efisien”
 Proses Training, objectivenya adalah “ROTI (Return of Training
Investment)”, atau apa manfaat dari training yang telah diadakan

Objective dari proses harus sesuai atau relevan dengan sasaran


perusahaan. Auditor harus memahami objective tersebut agar proses audit bisa lebih
terarah kepada performa / kinerja perusahaan.

2) Pelajari pencapaian kinerja dan permasalahan yang sedang terjadi saat ini.
Setelah objective proses dipahami, auditor harus mempelajari pencapaian kinerja
saat ini dengan cara mempelajari data pencapaian kinerja yang biasa terdapat pada
laporan bulanan. Auditor juga perlu memahami permasalahan yang sering terjadi
pada proses yang akan di audit. Contohnya :

 Proses Perencanaan Produksi, dapat dilihat data laporan pencapaian


delivery ke customer, apakah banyak terjadi keterlambatan pengiriman ?
Auditor juga bisa melihat permasalahan yang sering terjadi di proses
perencanaan produksi, misalnya aktual sering tidak sesuai dengan
perencanaan.
 Proses Training, dapat dilihat data hasil dari training, adakah training
berhasil memperoleh ROTI (Retun On Training investment) ? atau training
banyak dilakukan tanpa memberi hasil nyata kepada perusahaan.
3) Menyusun Checklist Investigasi berdasarkan inputan dari kedua hal diatas
Penyusunan checklist audit harus bersifat investigasi, yaitu berisikan point-point
pemeriksaan terhadap prosedur dan catatan-catatan yang berkaitan dengan masalah
tersebut diatas. Contohnya :
 Periksa tujuan / objective prosedur, apakah sudah relevan dengan sasaran
perusahaan?
 Periksa input dan tahapan proses dalam prosedur.
Bisa saja output bermasalah akibat proses mendapat input yang kurang
baik. Misalnya permintaan mendadak dari Customer yang secara teori tidak
akan bisa dipenuhi. Untuk kasus ini kita perlu melihat proses sebelumnya
yang memberikan input ke proses perencanaan produksi. Atau terjadi
permasalahan di proses. Misalnya standard waktu proses yang tidak akurat,
mengakibatkan aktual sering meleset dari perencanaan. Atau pelaksanaan
training yang kurang efektif karena tingkat kehadiran peserta yang rendah,
atau peserta yang keluar masuk pada saat training.
 Susun check list berdasarkan hasil investigasi sebagai arahan strategi
pelaksanaan audit.

Harapan dari penyusunan checklist ini adalah auditor dapat melihat letak
kelemahan dari sistem.

4) Pelaksanaan Audit

Audit dilaksanakan berdasarkan panduan dari checklist tersebut. Auditor


memeriksa implementasi dari sistem, melalui teknik wawancara, pemeriksaan bukti
pelaksanaan, dan pengamatan aktual penerapan sistem (observasi) Dalam tahapan
ini, auditor sebaiknya menentukan sample yang akan diperiksa pada area yang
sedang bermasalah, misalnya saat audit perencanaan produksi, kita menetapkan
sampling pada produk yang sering terlambat kirim. Menetapkan sample pada area
yang bermasalah dapat meningkatkan kemampuan auditor dalam mendeteksi
kelemahan system
Dengan adanya perubahan metode audit dari audit penerapan ke audit
efektifitas sistem, secara langsung auditor membantu auditee melihat kelemahan
sistem, sehingga auditee dapat melakukan perbaikan sistem yang berdampak pada
peningkatan kinerja.
Sistem audit seperti ini secara otomatis akan merubah mindset bahwa
Internal Audit bukanlah ajang mencari kesalahan orang. Justru Internal Audit
adalah suatu aktivitas yang bermanfaat dan hal yang dirindukan, baik oleh audit
maupun Top Management karena Internal Audit dapat menghasilkan sesuatu yang
lebih berbobot bagi peningkatan kinerja perusahaan.

3. PROSEDUR PELAPORAN SESUAI STANDAR FOR PROFESIONAL PRACTICE


OF INTERNA AUDITING

1) Standar Atribut,
yang berkenan dengan karakteristik auditor internal baik secara organisasional
maupun individual dalam melaksanakan aktivitas auditnya
2) Standar Pelaksanaan,
yang menjelaskan aktivitas audit internal, dan manajemen atas aktivitas audit.
3) Standar Implementasi,
yang berkenaan dengan aplikasi standar atribut dan standar pelaksanaan dalam jenis
audit tertentu ( misalnya dalam audit kepatuhan, dan investigasi /audit fraud).
Standqadr implementasi dicirkan dengan kode ‘’A’’ atau ‘’C’’pada standar atribut
dan standar pelaksanaan

4. TIPS DAN STRATEGI YANG EFEKTIF DALAM PENULISAN LAPORAN

Strategi Penulisan Laporan

strategi penulisan laporan, hal penting yang perlu dipahami benar oleh praktisi Internal
Auditor yaitu arti penting sebuah laporan, standar kualitas laporan, dan harga pokok sebuah
laporan , berikut adalah detil penjelasannya :

1) Arti Penting : laporan audit merupakan sebuah produk yang dihasilkan atas kinerja
Internal Auditor, yang merupakan powerful tool untuk menyampaikan kondisi yang
sebenarnya yang terjadi di lapangan, serta penilaian atas kesuksessan yang
perusahan peroleh artinya bukan hanya kesalahan atau pelanggaran dilakukan oleh
oknum yang ditemukan.
2) Standar Kualitas : sebuah laporan Internal Audit harus memenuhi standar kulitas,
antara lain menarik, orientasi hasil, konstruktif, persuasive, sesuai kondisi, ringkas,
langsung dan tepat waktu.
3) Harga Pokok Laporan : sebuah laporan internal audit harus dibangun secara
Analitis dimana terdapat perencanaan, fieldwork, dan pengembangannya; adanya
pengajian secara Administratif dimana harus tersusun rapih, diketik, telah direview,
diterima dan telah melalui proses editing yang memadai; adanya Pembahasan hasil
Internal Audit. Ketiga standar kualitas laporan di atas adalah standar dari
pembuatan Laporan Internal Audit yang harus dipahami dengan baik.
Sudah pasti dalam proses penulisan laporan adanya masalah apalagi model laporan
audit tradisional yang sering/masih digunakan oleh praktisi Internal Audit saat ini,
masalah-masalah tersebut antara lain :

 Fieldwork Emphasize (poord draft quality)


 Procrastination (supervisory rewriting, lack of style manuals).
 Perfectionism (late reports).

4) Permasalahan itu dapat diatasi dengan merubah pola tulisan (siap salah) dan
menyiapkan laporan bersamaan dengan proses audit, dari hal ini dapat dijabarkan
cara sederhana untuk menyiapkan laporan, antara lain :

 Bahan disiapkan bersamaan dengan proses audit.


 Gunakan klasifikasi baku.
 Dapatkan persetujuan (konfirmasi) atas substansi pada saat audit.

5) Segera susun laporan setelah selesai fieldwork.


Tips dalam penulisan laporan

Seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa laporan Internal Audit memiliki satu
tujuan agar management melakukan suatu tindakan dari apa yang disampaikan pada
laporan, yaitu dengan memperhatikan beberapa strategi, sebagai berikut :

1) Langsung: pastikan bahwa apa menjadi logika dari Auditor dapat menjawab apa
yang menjadi logika dari pembaca.
2) Konkrit dan deskriptif: pastikan bahwa apa yang dilaporkan adalah hal yang
konktrit sehingga dapat menjelaskan suatu kondisi pada area yang pasti.
3) Istilah yang dimengerti: definisikan istilah yang dibuat sehingga bahasa yang anda
gunakan dapat lebih sederhana.
4) Minat Audiens: pastikan apa yang menjadi minat dari pembaca, ungkapkan kondisi
pada pembuka kalimat pada laporan audit.
5) Disain dan format: perhatikan desain laporan yang dibuat, berikan bentuk laporan
yang lebih menarik dan tidak monoton,tambahkan gambar jika hal ini diperlukan.
Segala sesuatu dapat berubah demikian pula dengan pola pikir kebanyakan orang
mengenai laporan Internal Audit, melalui laporan ini anda sebagai praktisi Internal
Auditor dapat memberikan nilai tambah yang bagi perusahaan.

5. UNSUR-UNSUR LAPORAN AUDIT INTERNAL YANG BAIK

tujuan dari laporan audit adalah sebagai berikut:


1) Laporan auditor adalah merupakan kesimpulan dari hasil pemeriksaan
2) Menyajikan temuan-temuan dari hasil pemeriksaan yang telah di lakukan
3) Sebagai dasar untuk kemudian diambil tindakan oleh manajemen terhadap
penyimpangan yang terjadi.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka laporan yang di sampaikan haruslah memiliki
unsur-unsur berikut ini :
1) Objektif
Laporan yang disusun harus mengungkapkan fakta dengan teliti berdasarkan data
yang dapat di uji kebenarannya. Menyampaikan dengan jelas tentang pokok
pemeriksaan yang telah dilakukan sehingga dapat di yakini kebenrannya
2) Clear (Jelas)
Laporan disusun dengan menggunakana Bahasa yang jelas, tidak menimbulkan
kesalahan pahaman bagi penggunanya. Menerangkan dengan jelas dan lengkap
agar dapat di mengri oleh pihak-pihal yang menggunakannya.
3) Ringkas
Struktur laporan yang baik melaporkan dengan ringkas pelaksanaan operasional,
pengendalian, daan hasil kerja. Laporan itu harus terhindar dari hal-hal yang tidak
relevan, tidak material seperti gagasan, temuan kalimat dan sebagainya yang tidak
menunjang tema pokok laporan, namun tetap menjaga kualitas informasi yang di
sampaikan melalui laporan tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan
pemakainya.
4) Mengbangun (kosntruktif)
Laporan yang bersifat membangun adalah laporan yang sedapat mungkin
memaparkan rekomendasi tindakan permbaikan yang dapat dilakukan untuk
mengupayankan peningkatan operasi
5) Tepat Waktu
Laporan audit hanya dapat bermanfaat dengan maksimal bila laporan tersebut di
sajikan pada saat di butuhkan. Sehingga auditor harus mampu menyajikan laporan
yang tepat waktu
DAFTAR PUSTAKA

https://www.blj.co.id/2013/07/19/menulis-laporan-internal-audit-yang-efektif/
https://www.academia.edu/26072010/AUDIT_INTERNAL
https://ilearning.me/tag/unsur-unsur-laporan-laporan-audit/
https://inixindojogja.co.id/training/diklat-pemerintahan/teknik-penulisan-laporan/
https://www.iia.org.au/technical-resources/professionalGuidance/standards.aspx
https://www.academia.edu/36368910/STANDARDS_OF_THE_PROFESIONAL_PRACTICE_
OF_INTERNAL_AUDITING

Anda mungkin juga menyukai