Anda di halaman 1dari 8

PASIR BESI PT KRAKATAU STEEL

INVESTASI PERTAMBANGAN

Disusun Oleh:

Maulana Muhammad Al Asyari

(11170980000034)

Dosen Pengampu:

Suprayadi Ph.D

Program Studi Teknik Pertambangan

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Abstrak

Pada saat ini sebagian besar produk tambang yang diambil dari perut bumi Indonesia
tidak memiliki nilai tambah yang menggembirakan. Hal ini terjadi terutama di industri
tambang yang sebagian besar dilaksanakan oleh perusahaan berskala kecil dan menengah.
Beberapa produk tambang antara lain Batubara dan bijih Besi. Penambangan bijih besi lokal
dapat memberikan nilai tambah bila diproses pemurniannya, peletasi atau pembuatan pelet
yang siap digunakan sebagai bahanbaku dalam pembuatan besi spon/ sponge iron dan juga
besi kasar/pig iron atau proses peleburan yang menghasilkan produk baja. Dengan
dikeluarkan Peraturan Menteri ESDM No. 7 Tahun 2012 tentang peningkatan nilai tambah
mineral melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral, bahwa para
pemilik/pengusaha tambang tidak diperbolehkan lagi mengekspor berupa bahan mentah/raw
material. Dengan adanya industri pengolahan Sponge Iron dan Pig Iron di Indonesia , maka
hal ini akan menambah potensi pendapatan daerah dan penyerapan tenaga kerja, sehingga
secara otomatis akan menambah devisa negara.

1.2 Tujuan

Tugas review ini memiliki tujuan utama yaitu untuk tugas dari mata kuliah Investasi
Mineral. Namun selain itu, tugas ini juga memiliki beberapa tujuan, salah satunya adalah
untuk menjelaskan beberapa faktor-faktor penting yang mempengaruhi perkembangan usaha
pertambangan dan untuk menjelaskan perkembangan dari usaha pertambangan mineral pasir
besi yang tergolong besar yang merupakan salah satu komoditas ekspor di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah

PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di Indonesia. BUMN yang


berlokasi di Cilegon, Banten ini berdiri pada tanggal 31 agustus 1970. Produk yang
dihasilkan adalah baja seperti baja lembaran panas, baja lembaran dingin dan baja batang
kawat. hasil produk ini pada umumnya merupakan bahan baku untuk industri lanjutannya.
Baja merupakan logam yang kuat, keras, dan kokoh sehingga banyak digunakan dalam
berbagai bidang. Salah satunya sebagai penyokong di hampir seluruh bangunan-bangunan
bertingkat.

2.1 Geologi

Pembentukan endapan pasir besi ditentukan oleh beberapa faktor antara lain batuan
asal, proses perombakan, media transportasi, proses serta tempat pengendapannya. Sumber
mineral endapan pasir besi pantai sebagian besar berasal dari batuan gunungapi bersifat
andesit–basal. Proses perombakan terjadi akibat dari pelapukan batuan karena proses alam
akibat panas dan hujan yang membuat butiran mineral terlepas dari batuan. Media
transportasi endapan pasir besi pantai antara lain: aliran sungai, gelombang, dan arus laut.
Proses transportasi membawa material lapukan dari batuan asal, menyebabkan mineral-
mineral terangkut hingga ke muara, kemudian gelombang dan arus laut mencuci dan
memisahkan mineral-mineral tersebut berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Di daerah pantai
mineral-mineral diendapkan kembali oleh gelombang air laut yang menghempas ke pantai,
akibat hempasan tersebut sebagian besar mineral yang mempunyai berat jenis yang besar
akan terendapkan di pantai, sedang mineral yang berat jenisnya lebih ringan akan kembali
terbawa oleh arus balik kembali ke laut, demikian terjadi secara terus menerus hingga terjadi
endapan pasir besi di pantai.

2.3 Penambangan

Penyebaran endapan pasir besi berada pada permukaan atau dekat permukaan tanah,
bersifat lepas, umumnya mempunyai kandungan besi tidak homogen. Tahapan penambangan
pasir besi meliputi penggalian, pemindahan, pengangkutan, dan penimbunan. Penambangan
pasir besi dilakukan dengan sistem tambang terbuka/permukaan (surface mining). Pengertian
tambang terbuka adalah cara penambangan yang kegiatannya berhubungan langsung dengan
alam terbuka atau di atas permukaan. Penambangan terbuka diawali dengan mengupas
lapisan penutup (overburden) dan memisahkan tanah pucuk (top soil). Pada saat reklamasi
tanah pucuk tersebut dapat dikembalikan fungsinya untuk menjaga kesuburan lahan.
 Penambangan Mekanik Metode Kering

Metode penambangan mekanik kering menggunakan proses mekanik yang dilakukan


tanpa menggunakan air. Salah satu diantaranya yaitu menggunakan bucket whell excavator.
Penambangan mekanik kering menggunakan truk, excavators, scrapers, loaders, dan
bulldoser dilakukan untuk memindahkan material ke unit pengolahan. Penambangan secara
mekanik metode kering digunakan untuk pasir besi dengan sebaran dangkal atau di atas
permukaan air.

 Penambangan Mekanik Metode Basah

Penambangan metode ini menggunakan air untuk menggali dan mengangkut pasir
besi. Penggalian dilakukan dengan menggunakan semprotan air bertekanan tinggi yang
disebut monitor atau water jet. Tekanan semprotan air dapat diatur atau disesuaikan dengan
keadaan material yang akan digali, biasanya tekanan dapat mencapai 10 atm. Monitor dibantu
dengan alat mekanis seperti back hoe atau bulldoser terutama untuk mengupas lapisan
penutup. Hasil semprotan berupa lumpur mengandung pasir besi dan pengotor, kemudian
dengan menggunakan pompa hisap dialirkan ke instalasi pengolahan. Untuk meningkatkan
kapasitas produksi penambangan, dapat dengan menggunakan lebih dari satu monitor, yaitu
penggunaan beberapa monitor pada beberapa permukaan kerja (front penambangan) atau
penggunaan beberapa monitor pada satu fron penambangan.

 Penambangan Dengan Kapal Keruk (Dredging)

Metode ini digunakan apabila endapan yang digali terletak di bawah permukaan air
atau tersedia cukup air untuk berjalannya operasi kapal keruk. Pengoperasian kapal keruk
umumnya dilakukan di daerah lepas pantai, sungai, dan rawa. Pola arah pergerakan kapal
keruk dalam penambangan mengikuti arah memanjang sebaran lateral pasir besi atau dapat
juga dengan pola arah pergerakan tegak lurus garis pantai. Kapal keruk umumnya disertai
dengan separator magnetik, sehingga proses penambangan dapat langsung diikuti dengan
proses pemisahan. Disini bahan pengotor dipisahkan dan dibuang menjadi tailing.

2.3 Pengolahan

Pasir besi seperti juga bijih logam lainnya tidaklah murni, biasanya tersusun atas
mineral utama yang terdiri dari besi, titanium, dan oksigen dan mineral pengotor yang terdiri
dari alumunium, silikon, vanadium, fosfor dan sulfur. Untuk mendapatkan logam besi
diperlukan tahap pengolahan menggunakan magnetic separation. Logam besi dalam pasir
besi memiliki sifat kemagnetan yang tinggi. Sedangkan mineral pengotornya atau gangue
memiliki sifat kemagnetan yang rendah. Pengolahan pasir besi biasanya dilakukan secara
fisik. Tujuan dari pengolahan ini untuk meningkatkan kadar logam besi dengan cara
membuang material yang tidak diinginkan.

2.4 Proses produksi

PT. Krakatau Steel dalam proses produksinya secara global terbagi menjadi beberapa
urutan proses yang dilakukan secara bertahap, yaitu:
1. Proses produksi besi spons(Iron Melting)

2. Proses produksi baja billet(Billet Steel)

3. Proses produksi baja slab(Slab Steel) , Dan lain lain

dalam melakukan proses produksinya PT. Krakatau Steel mendapatkan bahan baku dari
dalam negeri dan juga impor.

Perkembangan Produksi Produk Baja Dasar

No Kelompok 2009 2010 2011 2012 2013


1 Slab Baja 940,5 1.083,6 1.013,5 1.166,3 1.319,2
2 Billet/Ingot/Bloom 3.123,9 3.254,9 3.686,0 4.181,2 4.616,1
3 HRC 1.773,8 2.041,4 2.295,3 2.471,6 2.701,2

1. Proses produksi besi spons(Iron Melting)

Proses produksi besi spons terjadi pada pabrik Besi Spons (Direct Reduction Plant)
yang mana menerapkan teknologi berbasis gas alam dengan proses reduksi langsung
menggunakan teknologi Hyl dari Meksiko. Pabrik ini menghasilkan besi spons (Fe) dari
bahan mentahnya berupa pellet bijih besi (Fe2O3 dan Fe3O4), dengan menggunakan gas
alam (CH4) dan air (H2O). Direct Reduction Plant memiliki dua buah unit produksi dan
menghasilkan 2,3 juta ton besi spons per tahun. Pabrik spons mereduksi langsung bahan baku
biji besi (pellet) menjadi besi spons(Sponge Iron) yang nantinya akan menjadi bahan baku
bagi pabrik lainnya, yaitu slab steel dan billet plant.

Direct Reduction Iron (DRI) atau besi spons adalah Material hasil olahan dari pellet
(bijih besi) yang direduksi dengan H2 dan CO. Besi spons yang dihasilkan oleh pabrik ini
memiliki keunggulan dibanding sumber lain terutama disebabkan karena rendahnya
kandungan residual. Sementara itu tingginya kandungan karbon menyebabkan proses di
dalam Electric Arc Funance(EAF) menjadi lebih efisien dan proses pembuatan baja menjadi
lebih akurat. Lebih lanjut hal tersebut menjamin konsistensi kualitas produk baja yang
dihasilkan. Alat dan bahan yang digunanakan dalam proses produksi ini adalah Tanur, dan
bahan bakar yang digunakan untuk tanur tinggi ini adalah batu bara yang telah dikeringkan
kokas. Kokas dengan kandungan karbon (C) diatas 80%, tidak hanya berfungsi sebagai bahan
bakar, tetapi juga berfungsi sebagai pembentuk gas CO yang berfungsi sebagai reduktor.

2. Proses produksi baja billet(Billet Steel)

Pabrik billet baja adalah pabrik yang membuat baja dalam bentuk batangan yang
digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan baja profil, baja tulang beton, dan baja
kawat. Bahan baku pabrik ini adalah besi spons, besi tua(scrap) dan paduan ferro yang
dilebur dan diolah di dalam dapur listrik ( Electric Arc Furnace) untuk dicairkan. Setelah
mencair, selanjutnya baja dituang dalam cetakan atau sebuah mesin pengecoran
kontinyu(Continuous Casting Machine) sehingga menjadi billet baja. Baja yang telah
didinginkan dan berbentuk billet tersebut dikenakan proses penarikan dan pelurusan,
kemudian dilakukan proses pemotongan dengan ukuran tertentu sesuai dengan pemesanan.

3. Proses produksi baja slab(Slab Steel)

Pabrik baja slab memproduksi lembaran baja yang bahan baku utamanya adalah besi
spons dan scrap ditambah dengan batu kapur, serta dicampur dengan unsur-unsur lain seperti
C, Fe, dan Si. Pabrik ini juga memanfaatkan peleburan ulang baja-baja reject(rusak) dari
pabrik-pabrik yang memproses baja jenis lainnya. dalam proses ini baja dicairkan dengan
cara memasukkan kedalam furmace(tungku) secara manual dan continues feeding. Cairan
baja yang sudah memenuhi komposisi metalurgy dan temperatur, dituang dari canal furnace
ke ladle yang diangku toleh brige crane.

Pabrik ini memproduksi baja slab dengan ukuran tebal 200 mm, lebar 950-2080mm,
dan panjang maksimum 12.000 mm, dengan berat maksium 30 ton.Slab baja yang sudah
didinginkan dengan udara selama 24-36jam, dipotongsesuai dengan pesanan dengan
menggunakan mesin ripping cutting.

2.4 Pemasaran

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk kembali mengekspor produk baja ke Australia


dengan target 60.000 pertahun. Mulai tahun ini hingga dua tahun kedepan, PT Krakatau Steel
kembali memasok baja ke Australia yang dikirim kepada Cedex Steel & Metals Pty.Ltd,
Perusahaan pemasaran produk dari Australia.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indonesia adalah memiliki sumber daya alam yang melimpah, terutama tambang pasir
besi yang sangat melimpah, sehingga Indonesia harus dapat mengolah mulai dari proses
penambangan, pengolahan pasir besi sampai memproduksi baja yang berkualitas sesuai
dengan standar baja internasional secara mandiri. PT Krakatau Steel merupakan perusahaan
BUMN yang berdiri pada tanggal 13 Agustus 1970 yang bergerak didalam bidang
pengolahan baja, terletak di di Kota Cilegon, dimana sebelah utara terdapat pelabuhan Merak
yang mana memudahkan akses penyaluran baja dan penerimaan bahan baku baik dari dalam
negeri maupun luar. PT Krakatau Steel didalam menjalankan proses produksinya
menghasilkan beberapa produk berupa baja, berikut. besi spons(Iron Melting), baja
billet(Billet Steel), baja slab(Slab Steel)

.
Perbedaan reduksi langsung dan tidak

- Reaksinya berbeda,pada reduksi tidak langsung Fe diperoleh dari beberapa tahap


reaksi, pada reduksi langsung dengan1 tahap reaksi sudah dapat diperoleh Fe murni.
- Hasil akhirnya berbeda, Output dari reduksi tidak langsung adalah berupa Fe dalam
keadaan cair (pig iron) , sedangkan output dari reduksi langsung adalah Fe dalam
keadaan padat (sponge iron)
- Sumber gas reduktornya berbeda, indirect reduction menggunakan kokas untuk
menghasilkan gas reduktor CO, sedangkan direct reduction menggunakan CH4

- Kualitasnya berbeda, reduksi langsung menghasilkan besi dengan kualitas yang lebih
baik daripada reduksi tidak langsung. Karena reduksi tidak langsung menggunakan
kokas untuk menghasilkan gas reduktor. Kokas berasal dari batubara yang
mengadung sulfur, dimana S tersebut dapat ikut masuk kedalam besi hasil reduksi,
yang mengakibatkan besi mengalami retak panas (hot shortness).

HYL

Proses hyl adalah proses reduksi secara langsung dengan gas alam sebagai reduktor
dan sumber panas, yang digunakan untuk mengubah besi pellet yang di import dari brazil
menjadi besi spons dengan kapasitas 2jt metrik ton per tahun. Besi spons dan besi tua diubah
dalam tanur listrik untuk menghasilkan baja batangan (billet) seperti kawat,paku dan balok
tipis (slap) untuk menghasilkan besi plat

Teknologi hyl untuk memperoleh bahan baku yang cukup mutu dan pada harga yang
stabil untuk produksi lembaran baja(sheet steel).

Anda mungkin juga menyukai