Waktu : 20 Menit
A. Tujuan
1 Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, klien mampu
memahami dan mempraktekkan teknik relaksasi otot progresif.
2 Tujuan Khusus :
Klien mampu :
a. Menyebutkan pengertian terapi relaksasi otot progresif.
b. Menyebutkan tujuan dilakukan terapi relasasi otot progresif.
c. Menyebutkan manfaat dari teknik relaksasi otor progresif.
d. Mengingat langkah-langkah dari teknik relaksasi otot progresif.
B. Materi
a. Pengertian terapi relaksasi otot progresif.
b. Tujuan terapi relaksasi otot progresif.
c. Manfaat terapi relaksasi otot progresif.
d. Langkah-langkah teknik relaksasi otot progresif.
C. Metode
1 Ceramah
2 Tanya jawab
3 Demonstrasi
D. Alat Bantu
1 leaflet
2 PPT (Laptop)
E. Kegiatan
F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kesepakatan dengan Ny.K
b. Kesiapan materi penyaji
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi proses
a. Peserta dapat mengikuti acara/ kegiatan sampai selesai.
b. Peserta berperan aktif selama kegiatan penyuluhan.
c. Peserta menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan.
3. Evaluasi hasil
a. Keluarga dan Ny.K mengerti tentang relaksasi otot progressif
b. Klien dapat mengulang gerkan yang diajarkan
c. Pelaksanaan kegiatan sudah pada waktu dan tempat yang telah di
rencanakan.
d. Adanya kesepakatan antara klien dengan perawat dalam melaksanakan
implemenatasi kesepakatan keperawatan selanjutnya
Materi Penyuluhan
B. Tujuan
Relaksasi Progresif bertujuan untuk mengenali apa yang terjadi pada tubuh,
sehingga dapat mengurangi ketegangan dan dapat melanjutkan kegiatan.
C. Manfaat
Manfaat dari relaksasi otot progresif ini adalah untuk mengatasi berbagai macam
yaitu:
1 Stres
2 Kecemasan
3 Insomnia
4 Hipertensi (tekanan darah tinggi)
5 Membangun emosi positif dari emosi negatif.
5. Otot-otot wajah dahi, mata, rahang dan mulut. Gerakan untuk dahi dengan
cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa dan kulitnya
keriput.
6. Gerakan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot-otot rahang
dengan cara mengatup rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga
ketegangan di sekitar otot-otot rahang
7. Gerakan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir dimonyongkan
sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.
8. Gerakan untuk merilekskan otot-otot leher bagian depan maupun belakang.
Letakkan kedua tangan di belakang kepala, kemudian dorong kepala ke
belakang sambil tangan menahan dorongan kepala.
9. Gerakan untuk melatih otot leher. Dengan cara membawa kepala ke muka,
kemudian klien diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya, sehingga
dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka
10. Gerakan untuk melatih otot-otot punggung. Gerakan ini dapat dilakukan
dengan cara kedua tangan diletakkan di belakang sambil menyentuh lantai
dan menahan badan. Kemudian busungkan dada.
11. Gerakan untuk melemaskan otot-otot dada. Klien diminta untuk menarik
nafas panjang. Posisi ini ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan
ketegangan di bagian dada kemudian diturunkan ke perut. Pada saat
ketegangan dilepas, klien dapan bernafas normal.
12. Gerakan melatih otot-otot perut. Gerakan ini dilakukan dengan cara menarik
kuat-kuat perut ke dalam, kemudia menahannya sampai perut menjadi
kencang dan keras. Setelah 10 detik dilepaskan bebas, kemudian diulang
kembali seperti gerakan awal untuk peru ini.
13. Gerakan untuk otot-otot kaki dan bertujuan untuk melatih otot-otot paha,
dilakukan dengan cara meluruskan kedua belah telapak kaki sehingga otot
paha terasa tegang. Gerakan ini dilanjkan dengan mngunci lutut sedemikian
sehingga ketegangan pindah ke otot-otot betis
14. Sebagaimana prosedur relaksasi otot, klien harus menahan posisi tegang
selama 10 detik baru setelah itu melepaskannya. Setiap gerakan dilakukan
masing-masing dua kali.
7 Terus-menerus memberikan instruksi dan tidak terlalu cepat, dan tidak terlalu
lambat
DAFTAR PUSTAKA
Dadang Hawari D. 2008. Manajemen Stress, Cemas dan Depresi, Jakarta : Gaya
Baru
Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI. 2009. Pedoman Pembinaan Kesehatan Jiwa
Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan, Jakarta.