Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
2
BAB 2
KAJIAN TEORI
#Necessity Entrepreneur
Necessity entrepreneur memiliki pengertian sebagai sikap mental menjalankan
usaha karena terpaksa oleh keadaan. Sebagai contoh, saat ini ada banyak
pengusaha yang menjual berbagai produk dan jasa. Namun, jika Ia ditawari
pekerjaan di sebuah perusahaan, maka Ia akan memilih pekerjaan tersebut.
3
#Replicative Entrepreneur
Memiliki pengertian sebagai sikap mental usaha yang cenderung meniru bisnis
yang sudah pernah ada. Contohnya, di saat tren iPad sedang naik, si pengusaha ini
mendirikan sebuah usaha jual beli atau service iPad.
#Redistributive Entrepreneur
Pelaku usaha pada jenis ketiga ini, menempatkan diri diantara pemilik proyek
juga sebagai pelaksana proyek (kontraktor). Sebenarnya, jenis Redistributive ini
tidak memiliki keahlian teknis dalam proyeknya, bahkan menimbulkan biaya
tambahan bagi si kontraktornya.
#Innovative Entreprenuer
Jenis kewirausahaan yang terakhir adalah suatu sikap mental dalam usaha dengan
selalu berpikir kreatif dan melihat peluang yang ada untuk kemudian ditingkatkan.
Jenis kewirausahaan ini adalah yang paling harus dimiliki oleh para pengusaha
karena merupakan inti dari kewirausahaan itu sendiri.
#Contoh Kewirausahaan
4
asupan makanan setiap hari. Jenis kewirausahaan usaha kecil bidang kuliner ini
sangat banyak seperti:
Restauran
Rumah makan
Café
Warung nasi
Pedagang kaki lima
Penjual makanan
Penjual minuman
Penjual makanan ringan
2. Usaha Kecil di Bidang Jasa
Berbeda dengan kuliner yang memiliki wujud dan dapat dirasakan, kewirausahaan
dalam bentuk jasa rupanya tidak memiliki wujud produk atau benda, namun dapat
dirasakan manfaatnya untuk konsumen yang menggunakanya. Pemilik usaha
bidang jasa harus memiliki wawasan yang luas tergantung dari jasa yang
ditawarkan. Contoh dari kewirausahaan bidang jasa seperti:
Contoh kewirausahaan ini juga cukup banyak diminati dan melakukan tindakan
usaha jual beli secara langsung. Contohnya seperti menjual kendaraan pribadi,
jual ponsel, jual hewan peliharaan, jual pulsa dan lain sebagainya. Contoh
kewirausahaan jual beli seperti ini juga dapat dilakukan secara offline.
5
4. Usaha Kecil Bidang Agrobisnis
5. Usaha Waralaba/Franchise
Contoh kewirausahaan yang terakhir serta paling marak saat ini adalah jenis usaha
waralaba atau franchise. Usaha ini menggunakan sistem distribusi barang dan
jasa melalui hubungan kerjasama dengan pemilik usaha (franchisor) dan pemilik
modal (franchisee). Beberapa contoh kewirausahaan jenis ini seperti KFC, CFC,
Kebab baba rafi, Alfamart, Indomart, Geprek Bensu dan lain sebagainya.
7
Nursing care center merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan, pendidikan
dan penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi yang ada
secara optimal.Dalam nursing care center pun selalu diupayakan untuk
memandang keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh, sehingga nursing care
center memiliki karakteristik tertentu.
e) Pelayanan Fisioterapi
Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pelayanan kesehatan untuk
mengembalikan fungsi organ tubuh dengan memakai tenaga alam. Dalam
fisioterapi, tenaga alam yang dipakai antara lain listrik, sinar, air, panas, dingin,
massage dan latihan yang mana penggunaannya disesuaikan dengan batas
toleransi penderita sehingga didapatkan efek pengobatan (Krausen, 1985).
Perawat yang dibekali ilmu dan kompetensi terkait fisioterapi memiliki
kewenangan untuk memberikan pelayanan kesehatan tersebut kepada klien yang
membutuhkannya. Salah satu uapaya fisioterapi yang dapat dilakukan perawata
yaitu fisioterapi dada.Fisioterapi dada itu merupakan prosedur keperawatan atau
metode pemenuhan kebutuhan oksigen.
f) Klinik Praktik Bersama
Perawat dapat berkolerasi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, apoteker,
atau bidan dalam membuka klinik praktik bersama sebagai kolega. Pada
kolaborasi tersebut terjadi proses komplek yang membutuhkan saling satu sama
lain dalam bersama-sama membangun bisnis di bidang kesehatan. Prinsip yang
sama mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung
jawab, dan tanggung gugat juga menjadi awal terbentuk kolaborasi yang baik
untuk menuju kesuksesan bersama.
2. Bidang Pendidikan
Menurut Soemanto (2006: 87) Pendidikan kewirausahaan adalah pertolongan
untuk membelajarkan manusia Indonesia sehingga mereka memiliki kekuatan
pribadi yang dinamis dan kreatif untuk menjalankan usahanya sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
8
Upaya mengubah pola pikir baik mental maupun motivasi berwirausaha harus
dilakukan secara bertahap.Kasmir (2011: 5) menyebutkan bahwa ada tiga
tahap.Pertama mendirikan sekolah yang berwawasan wirausaha atau paling tidak
menerapkan mata kuliah kewirausahaan seperti yang sekarang ini sedang
digalakkan oleh Perguruan Tinggi.dengan demikian sedikit banyak akan
mengubah dan menciptakan pola pikir (mental dan motivasi) mahasiswa dan
orang tua.
Kedua, didalam pendidikan kewirausahaan perlu ditekankan keberanian untuk
memulai berwirausaha.biasanya kendala kita untuk memulai usaha adalah rasa
takut akan rugi atau bangkrut. namun sebagian orang yang telah memiliki jiwa
wirausaha akan merasa bingung dari mana memulai suatu usaha.
Ketiga, tidak sedikit yang merasa berwirausaha sama dengan tidak memiliki masa
depan yang pasti. Sementara itu apabila bekerja di perusahaan mereka yakin
bahwa masa depan sudah pasti, apalagi pegawai negeri. Padahal dengan
berwirausaha, justru masa depan ada di tangan kita bukan ditangan orang lain.
kitalah yang menentukan sehingga motivasi berkembang semakin lebar.
Menurut Soeharto Prawirokusumo dalam Daryanto (2012:4) menjelaskan
pentingnya kewirausahaan diajarkan sebagai disiplin ilmu yang independen. Hal
tersebut dikarenakan:
a. Kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh dan nyata. Artinya
kewirausahaan memiliki teori, konsep, dan metode ilimah yang lengkap.
b. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu venture start-up dan venture
growth, ini jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang
memisahkan antara manajemen dan kepemililkan.
c. Kewirausahaan adalah disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu
kemampuan untuk menciptakan suatu yang berbeda.
d. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan berusaha
dan pemerataan pendapatan.
3. Bidang Penelitian
9
Penelitian/riset pada umumnya sering diasosiasikan dengan lembaga pendidikan
karena riset yang bergerak di pendidikan atau kesehatan banyak dilakukan oleh
dunia pendidikan.Padahal,area ini merupakan lahan bisnis yang memanfaatkan
inteletualitas, pengelolaan pengetahuan, serta sumber daya manusia (SDM).
Selain itu, banyaknya permasalahan dalam bidang kesehatan terutama yang
dihadapi oleh lembaga penyelenggara pelayanan kesehatan juga membuka
peluang usaha tersendiri bagi perawat.
Oleh karena itu, perawat yang senang mengembangkan dan memiliki relasi yang
terjun di dunia penelitian, tidak ada salahnya mencoba menekuni area cakupan
bidang usaha ini, seperti membentuk tim riset profesionalda terkait permasalahan
kesehatan pada umumnya dan keperawatan pada khususnya, atau sebagai jasa
pengolah data dan promosi suatu produk. Berikut ini 3 hal yang harus
diperhatikan dalam mengembangkan lahan bisnis ini antara lain:
a. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan :
1) Metodologi riset yang sudah baku
2) Ruang lingkup bidang yang menjadi sasaran riset
3) Program aplikasi pengolahan data riset.
4) Kemampuan untuk berkoordinasi dan bekerjasama dengan ahli di
bidang riset dan lainnya
b. Modal yang diperlukan :
1) Ruangan yang nyaman untuk pertemuan, diskusi kelompok (metode
kualitatif), dan kerja
2) Komputer untuk mengolah data dan pekerjaan administrative
3) Biaya operasional untuk lisrik, telepon, alat tulis kantor, dan karyawan
c. Kiat menjalankan usaha
1) Rancang bidang riset yang akan ditawarkan. Pemilihan bidang sebaiknya
harus sesuai dengan kemampuan SDM yang kitamiliki, sebab lahan bisnis ini
merupakan pekerjaan inteletual. Misalnya, perusahaan kita memutuskan bergerak
di riset kualitatif atau kuantitatif atau keduanya.
10
2) Kerja sama dengan ahli riset, baik sebagai karyawan atau joint
venture untuk menjalankan usaha ini.
3) Rekrut orang-orang yang mempunyai kompetensi di bidangnya, misalnya
pengolah data (riset kuantitatif) dan ahli interview (riset kualitatif).
4) Lengkapi peralatan kantor, misalnya meja bundar untuk diskusi panel dan
komputer dengan program pengolahan data.
5) Pasarkan usaha ke perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki divisi riset
khusus.
11
pelanggan, melainkan bagaimana gagasan yang diajukan dapat memberikan
dampak baik bagi masyarakat. Mereka seperti seseorang yang sedang menabung
dalam jangka panjang karena usaha mereka memerlukan waktu dan proses yang
lama untuk dapat terlihat hasilnya. Wirausaha sosial menjadi fenomena sangat
menarik saat ini karena perbedaan-perbedaannya dengan wirausaha tradisional
yang hanya focus terhadap keuntungan materi dan kepuasan pelanggan serta
signifikansinya terhadap kehidupan masyarakat.
12
pendidikan yang lebih dini, citra kewirausahaan bisnis jauh lebih menonjol alih-
alih wirausaha sosial.
13
2.5 Langkah-langkah membentuk nursepreneur
1. Pengkajian
Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita melakukan
pengkajian.Masalah adalah hal pertama yang kita ingin dapatkan dari
prosespengkajian. Maka untuk memulai bisnis, kita harus mengetahui masalah
apa yang terjadi. Saat ini yang paling berkuasa dalam dunia bisnis adalah pasar
(market). Maka pengkajian yang kita lakukan untuk memulai berbisnis adalah
mengkaji kebutuhan pasar.
2. Diagnosa
Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan diagnosa.
Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan pasar maka yang
selanjutnya dilakukan adalah memetakan potensi yang bisa kita masuki untuk
menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam langkah ini adalah tahap
diagnosa.
3. Perencanaan
Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, maka langkah
selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam pasar yang
sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan tahap ketika kita harus memiliki
konsep usaha yang jelas dan detail.
4. Implementasi
Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep usaha yang jelas
harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan tahap yang paling
inti dalam proses berbisnis dan tentu saja merupakan tahap yang paling sulit.
Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua orang berani take action.
5. Evaluasi
Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak boleh
terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi yang kita
lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan memberikan
gambaran kepada kita apakah konsep yang sudah kita jalankan berhasil atau tidak.
14
Jika berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun jika tidak, perubahan
rencana dan strategi bisa dilakukan
Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian
untuk mengambil risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuan dengan optimis.
Inilah yang membuat entreprenur selalu tampil dengan gagasan–gagasan baru
yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak atau kreatif.
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
16