Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan kewaspadaan masyarakat, kesadaran masyarakat akan hak-
haknya di muka hukum, terbukanya era pasar bebas, meningkatnya persaingan
nasional dan internasional, dan peningkatan kualitas pendidikan dasar menjadi
sebuah tantangan yang perlu dijawab oleh dunia keperawatan. Orientasi
bahwa sarjana keperawatan akan menjadi perawat yang baik seharusnya sudah
mulai ditinggalkan. Saat ini dunia telah mulai bergerak ke arah
Entrepreneurship, dimana setiap anak bangsa harus memulai menjual
kreatifitas dan kemampuan yang dimilikinya. Tampaknya hal tersebut akan
semakin sulit direalisasikan oleh generasi keperawatan jika trends dunia
tersebut tidak diikuti oleh arahan penyelenggara pendidikan keperawatan
dengan baik. Satu hal yang sangat terlihat membedakan keperawatan dengan
profesional kesehatan lain saat ini adalah bahwa sampai dengan saat ini
keperawatan masih belum menemukan bentuk layanan pokok yang hanya
dapat dilakukan dan menjadi kewenangan perawat semata.
Entrepreneurship erat kaitannya dengan upaya mandiri untuk menghasilkan
uang tanpa harus banyak bergantung kepada pihak-pihak tertentu. Mungkin
pernyataan tersebut membuat sebagian orang berpikir tentang perdagangan.
Lebih dari itu, sebenarnya Entrepreneurship tidak hanya berbicara soal penjual
– pembeli, namun ke arah pengembangan kreatifitas dalam membuka peluang
baru untuk menciptakan lapangan kerja sendiri, menjual ide baru,
mengembangkan ide – ide dan peristiwa sehari-hari, dan mengkombinasikan
hal-hal biasa menjadi sesuatu yang luar biasa dan memiliki selling point and
value yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Selama ini rutinitas perawat di ruangan saat pasien telah selesai diberikan
tindakan dan asuhan kaperawatan, seringkali menggunakan waktu luangnya
untuk menyiapkan kasa dan kapas untuk disterilisasi, menyiapkan set untuk
1
perawatan klien harian dan hal-hal minor yang lain. Boleh menjadi bayangan
bagaimana jika contoh tersebut dikelola sehingga bernilai jual. Contoh
lainnya, saat ini penderita penyakit kronis mengalami peningkatan dari segi
kuantitas. Tentunya kondisi ini sedikit-banyak jika dirawat di rumah sakit
dalam jangka waktu lama akan menurunkan kualitas manajemen rumah sakit
dan cost inefective. Jika peluang itu dapat ditangkap, maka seharusnya
perawat mampu meningkatkan peranannya di rumah sakit. Oleh karena itu,
pengembangan Entrepreneurship perlu ditanamkan agar kreatifitas pelaku
keperawatan dapat tumbuh dan menjadi nilai jual dan daya saing tersendiri
bagi pemiliknya kelak sebagai bekal memulai untuk terjun ke dunia kerja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan jenis kewirausahaan
2. Apa yang di maksud dengan nursepreneur
3. Apa sajakah jenis kewirausahaan bidang umum
4. Apa sajakah jenis kewirausahaan bidang keperawatan
5. Bagaimanakah langkah-langkah dalam membentuk nursepreneur
1.3 Tujuan
Setelah menulis makalah ini,mahasiswa/i D3 KEPERAWATAN UNP dapat;
1. Mengetahui definisi kewirausahaan
2. Memahami definisi nursepreneur
3. Mengetahui jenis kewirausahaan bidang umum
4. Memahami jenis kewirausahaan bidang perawat
5. Mengetahui langkah-langkah dalam membentuk nursepreneur
1.4 Manfaat
Dapat menambah wawasan kepada mahasiswa/i D3 KEPERAWATAN UNP
tentang jenis-jenis kewirausahaan dan dapat menerapkan dalam prinsip hidup
sehari-hari.

2
BAB 2
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Jenis Kewirausahaan


Merupakan pengklasifikasian proses inovatif yang melibatkan beragam
kegiatan untuk menyediakan hal-hal baru bagi masyarakat dan peradaban baik
secara individu dan massal maupun pribadi dan publik kewirausahaan.

2.2 Hubungan Kewirausahaan dalam Keperawatan


Kewirausahaan dalam keperawatan disebut dengan Nursepreneur
– Nursepreneur merupakan istilah baru dalam mempopulerkan entrepreneur
yang dikaitkan dengan perawat atau dunia keperawatan.
– Nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir dari peran dan fungsi
perawat.

Nursepreneur ini terbagi menjadi dua


– Nurse entrepreneur : Seorang perawat nurse entrepreneur adalah seorang
perawat yang menjalankan wirausaha-nya sendiri atau dengan beberapa teman
dalam bisnis keperawatan.
– Nurse intrapreneur adalah seorang perawat yang menjalankan “bisnis”
dalam divisi atau bagian dari satu perusahaan yang telah ada. (tidak termasuk
RS.)
2.3 Macam-macam Kewirausahaan di Bidang Umum

#Necessity Entrepreneur
Necessity entrepreneur memiliki pengertian sebagai sikap mental menjalankan
usaha karena terpaksa oleh keadaan. Sebagai contoh, saat ini ada banyak
pengusaha yang menjual berbagai produk dan jasa. Namun, jika Ia ditawari
pekerjaan di sebuah perusahaan, maka Ia akan memilih pekerjaan tersebut.

3
#Replicative Entrepreneur
Memiliki pengertian sebagai sikap mental usaha yang cenderung meniru bisnis
yang sudah pernah ada. Contohnya, di saat tren iPad sedang naik, si pengusaha ini
mendirikan sebuah usaha jual beli atau service iPad.

#Redistributive Entrepreneur
Pelaku usaha pada jenis ketiga ini, menempatkan diri diantara pemilik proyek
juga sebagai pelaksana proyek (kontraktor). Sebenarnya, jenis Redistributive ini
tidak memiliki keahlian teknis dalam proyeknya, bahkan menimbulkan biaya
tambahan bagi si kontraktornya.

#Innovative Entreprenuer
Jenis kewirausahaan yang terakhir adalah suatu sikap mental dalam usaha dengan
selalu berpikir kreatif dan melihat peluang yang ada untuk kemudian ditingkatkan.
Jenis kewirausahaan ini adalah yang paling harus dimiliki oleh para pengusaha
karena merupakan inti dari kewirausahaan itu sendiri.

#Contoh Kewirausahaan

Setelah mengetahui pengertian kewirausahaan dan jenis-jenis kewirausahaan,


saatnya kita mengenal apa saja Contoh dari kewirausahaan yang wajib diketahui
para pengusaha pemula. Pada dasarnya, semua bidang usaha, baik dalam skala
besar maupun skala kecil bisa dijadikan sebagai contoh kewirausahaan, berikut
ulasanya:

1. Usaha Kecil Bidang Kuliner

Bentuk kewirausahaan ini sepertinya menjadi yang paling diminati. Pasalnya,


bidang kuliner memang tidak pernah sepi peminat karena orang membutuhkan

4
asupan makanan setiap hari. Jenis kewirausahaan usaha kecil bidang kuliner ini
sangat banyak seperti:

 Restauran
 Rumah makan
 Café
 Warung nasi
 Pedagang kaki lima
 Penjual makanan
 Penjual minuman
 Penjual makanan ringan
2. Usaha Kecil di Bidang Jasa

Berbeda dengan kuliner yang memiliki wujud dan dapat dirasakan, kewirausahaan
dalam bentuk jasa rupanya tidak memiliki wujud produk atau benda, namun dapat
dirasakan manfaatnya untuk konsumen yang menggunakanya. Pemilik usaha
bidang jasa harus memiliki wawasan yang luas tergantung dari jasa yang
ditawarkan. Contoh dari kewirausahaan bidang jasa seperti:

 Jasa pembuatan website


 Jasa SEO
 Jasa desain grafis
 Jasa menulis artikel
 Jasa logistik
 Jasa kecantikan
3. Usaha Kecil Jual Beli

Contoh kewirausahaan ini juga cukup banyak diminati dan melakukan tindakan
usaha jual beli secara langsung. Contohnya seperti menjual kendaraan pribadi,
jual ponsel, jual hewan peliharaan, jual pulsa dan lain sebagainya. Contoh
kewirausahaan jual beli seperti ini juga dapat dilakukan secara offline.
5
4. Usaha Kecil Bidang Agrobisnis

Tahukah Anda bahwa bidang pertanian dan perternakan tentunya menjadi


komoditi yang paling banyak dibutuhkan manusia hampir setiap harinya. Usaha
bidang agrobisnis seperti ini juga termasuk dalam contoh kewirausahaan karena
ada permintaan dan pengambilan keuntungan disana.

Contoh kewirausahaan ini seperti budidaya ikan lele, perternakan ayam,


peternakan sapi, budidaya hewan peliharaan, budidaya sayur dan buah dan lain
sebagainya.

5. Usaha Waralaba/Franchise

Contoh kewirausahaan yang terakhir serta paling marak saat ini adalah jenis usaha
waralaba atau franchise. Usaha ini menggunakan sistem distribusi barang dan
jasa melalui hubungan kerjasama dengan pemilik usaha (franchisor) dan pemilik
modal (franchisee). Beberapa contoh kewirausahaan jenis ini seperti KFC, CFC,
Kebab baba rafi, Alfamart, Indomart, Geprek Bensu dan lain sebagainya.

2.4 Jenis Kewirausahaan Bidang Keperawatan

1. Bidang Pelayanan Keperawatan


Dalam bidang ini perawat dapat berperan sebagai penggagas ide, pengelola,
pemilik modal, pemilik saham ataupun sebagai owner.
a) Home care
Home care adalah pelayanan kesehatan yang bekesinambungan dan komprehensif
yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang
bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.
Selain itu, home care merupakan pelayanan yang dikelola oleh suatu unit atau sara
ataupun institusi baik aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan
6
mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non
profesional di bidang kesehatan maupun non kesehatan (Depkes, 2002).
b) Konsultan Keperawatan
Konsultan adalah seorang tenaga professional yang menyediakan jasa nasehat ahli
dalam bidang keahliannya.Perbedaan antara seorang konsultan dengan ahli biasa
adalah konsultan bukan merupakan karyawan di perusahaan, melainkan
seseorang yang menjalankan usahanya sendiri serta berurusan dengan berbagai
klien dalam satu waktu.Tidak hanya menyediakan jasa, konsultan juga bisa
memberikan layanan konsultasi atau konseling secara langsung pada klien.
Konseling adalah proses membantu pasien untuk menyadari dan mengatasi
tekanan psikologis atau masalah sosial, untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang dimana
di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual. (Mubarak dan Nur
Chayatin, 2009).Konseling dapat membantu dan memotivasi klien untuk lebih
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam mengatasi masalahnya.
Konseling diselenggarakan untuk mencapai pemahaman dan penerimaan diri,
proses belajar dari berperilaku tidak adaptif menjadi adaptif, dan belajar
melakukan pemahaman yang lebih luas tentang dirinya yang tidak hanya “know
about” tetapi juga belajar “how to” sesuai dengan kualitas dan kuantitas.
c) Terapi Komplementer
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan
pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional. Di Indonesia, ada tiga
jenis teknik pengobatan komplementer yaitu akupuntur medik, terapi hiperbarik,
dan terapi herbal medik.
d) Nursing Care Center
Nursing care center adalah lembaga keperawatan yang memberikan akses
langsung pada klien dalam pelayanan keperawatan profesional yang berorientasi
pada kebutuhan masyarakat sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat.

7
Nursing care center merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan, pendidikan
dan penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi yang ada
secara optimal.Dalam nursing care center pun selalu diupayakan untuk
memandang keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh, sehingga nursing care
center memiliki karakteristik tertentu.
e) Pelayanan Fisioterapi
Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pelayanan kesehatan untuk
mengembalikan fungsi organ tubuh dengan memakai tenaga alam. Dalam
fisioterapi, tenaga alam yang dipakai antara lain listrik, sinar, air, panas, dingin,
massage dan latihan yang mana penggunaannya disesuaikan dengan batas
toleransi penderita sehingga didapatkan efek pengobatan (Krausen, 1985).
Perawat yang dibekali ilmu dan kompetensi terkait fisioterapi memiliki
kewenangan untuk memberikan pelayanan kesehatan tersebut kepada klien yang
membutuhkannya. Salah satu uapaya fisioterapi yang dapat dilakukan perawata
yaitu fisioterapi dada.Fisioterapi dada itu merupakan prosedur keperawatan atau
metode pemenuhan kebutuhan oksigen.
f) Klinik Praktik Bersama
Perawat dapat berkolerasi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, apoteker,
atau bidan dalam membuka klinik praktik bersama sebagai kolega. Pada
kolaborasi tersebut terjadi proses komplek yang membutuhkan saling satu sama
lain dalam bersama-sama membangun bisnis di bidang kesehatan. Prinsip yang
sama mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung
jawab, dan tanggung gugat juga menjadi awal terbentuk kolaborasi yang baik
untuk menuju kesuksesan bersama.
2. Bidang Pendidikan
Menurut Soemanto (2006: 87) Pendidikan kewirausahaan adalah pertolongan
untuk membelajarkan manusia Indonesia sehingga mereka memiliki kekuatan
pribadi yang dinamis dan kreatif untuk menjalankan usahanya sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

8
Upaya mengubah pola pikir baik mental maupun motivasi berwirausaha harus
dilakukan secara bertahap.Kasmir (2011: 5) menyebutkan bahwa ada tiga
tahap.Pertama mendirikan sekolah yang berwawasan wirausaha atau paling tidak
menerapkan mata kuliah kewirausahaan seperti yang sekarang ini sedang
digalakkan oleh Perguruan Tinggi.dengan demikian sedikit banyak akan
mengubah dan menciptakan pola pikir (mental dan motivasi) mahasiswa dan
orang tua.
Kedua, didalam pendidikan kewirausahaan perlu ditekankan keberanian untuk
memulai berwirausaha.biasanya kendala kita untuk memulai usaha adalah rasa
takut akan rugi atau bangkrut. namun sebagian orang yang telah memiliki jiwa
wirausaha akan merasa bingung dari mana memulai suatu usaha.
Ketiga, tidak sedikit yang merasa berwirausaha sama dengan tidak memiliki masa
depan yang pasti. Sementara itu apabila bekerja di perusahaan mereka yakin
bahwa masa depan sudah pasti, apalagi pegawai negeri. Padahal dengan
berwirausaha, justru masa depan ada di tangan kita bukan ditangan orang lain.
kitalah yang menentukan sehingga motivasi berkembang semakin lebar.
Menurut Soeharto Prawirokusumo dalam Daryanto (2012:4) menjelaskan
pentingnya kewirausahaan diajarkan sebagai disiplin ilmu yang independen. Hal
tersebut dikarenakan:
a. Kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh dan nyata. Artinya
kewirausahaan memiliki teori, konsep, dan metode ilimah yang lengkap.
b. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu venture start-up dan venture
growth, ini jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang
memisahkan antara manajemen dan kepemililkan.
c. Kewirausahaan adalah disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu
kemampuan untuk menciptakan suatu yang berbeda.
d. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan berusaha
dan pemerataan pendapatan.

3. Bidang Penelitian
9
Penelitian/riset pada umumnya sering diasosiasikan dengan lembaga pendidikan
karena riset yang bergerak di pendidikan atau kesehatan banyak dilakukan oleh
dunia pendidikan.Padahal,area ini merupakan lahan bisnis yang memanfaatkan
inteletualitas, pengelolaan pengetahuan, serta sumber daya manusia (SDM).
Selain itu, banyaknya permasalahan dalam bidang kesehatan terutama yang
dihadapi oleh lembaga penyelenggara pelayanan kesehatan juga membuka
peluang usaha tersendiri bagi perawat.
Oleh karena itu, perawat yang senang mengembangkan dan memiliki relasi yang
terjun di dunia penelitian, tidak ada salahnya mencoba menekuni area cakupan
bidang usaha ini, seperti membentuk tim riset profesionalda terkait permasalahan
kesehatan pada umumnya dan keperawatan pada khususnya, atau sebagai jasa
pengolah data dan promosi suatu produk. Berikut ini 3 hal yang harus
diperhatikan dalam mengembangkan lahan bisnis ini antara lain:
a. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan :
1) Metodologi riset yang sudah baku
2) Ruang lingkup bidang yang menjadi sasaran riset
3) Program aplikasi pengolahan data riset.
4) Kemampuan untuk berkoordinasi dan bekerjasama dengan ahli di
bidang riset dan lainnya
b. Modal yang diperlukan :
1) Ruangan yang nyaman untuk pertemuan, diskusi kelompok (metode
kualitatif), dan kerja
2) Komputer untuk mengolah data dan pekerjaan administrative
3) Biaya operasional untuk lisrik, telepon, alat tulis kantor, dan karyawan
c. Kiat menjalankan usaha
1) Rancang bidang riset yang akan ditawarkan. Pemilihan bidang sebaiknya
harus sesuai dengan kemampuan SDM yang kitamiliki, sebab lahan bisnis ini
merupakan pekerjaan inteletual. Misalnya, perusahaan kita memutuskan bergerak
di riset kualitatif atau kuantitatif atau keduanya.

10
2) Kerja sama dengan ahli riset, baik sebagai karyawan atau joint
venture untuk menjalankan usaha ini.
3) Rekrut orang-orang yang mempunyai kompetensi di bidangnya, misalnya
pengolah data (riset kuantitatif) dan ahli interview (riset kualitatif).
4) Lengkapi peralatan kantor, misalnya meja bundar untuk diskusi panel dan
komputer dengan program pengolahan data.
5) Pasarkan usaha ke perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki divisi riset
khusus.

4. Bidang Pengabdian Masyarakat (Sosial)


Cukup banyak tulisan yang mengemukakan adanya upaya yang sudah lumayan
lama untuk memahami fenomena kewirausahaan. Siapa dan apa yang dilakukan
secara khusus olehwirausaha telah mulai dirumuskan sejak tahun 1730 oleh
Richard Cantillon. Namun, hingga saat ini upaya tersebut masih berlangsung,
karena kegiatan yang bercirikan kewirausahaan tidak hanya terbatas dalam bidang
bisnis dengan tujuan mencari laba.Yang membuat kewirausahaan menjadi
menarik banyak pihak untuk memahaminya ialah kontribusi istimewa yang
dihadirkan oleh mereka yang melakukan tindakan berkewirausahaan. Misalnya,
Timmons dan Spinelliv membuat pengelompokan yang diperlukan untuk tindakan
kewirausahaan dalam enam hal, yakni:
a. Komitmen dan determinasi.
b. Kepemimpinan.
c. Obsesi pada peluang.
d. Toleransi pada risiko, ambiguitas, dan ketidakpastian.
e. Kreativitas, keandalan, dan daya beradaptasi.

Sedangkan Wirausaha social melihat masalah sebagai peluang untuk membentuk


sebuah model bisnis baru yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat
sekitar.Hasil yang ingin dicapaibukan keuntungan materi atau kepuasan

11
pelanggan, melainkan bagaimana gagasan yang diajukan dapat memberikan
dampak baik bagi masyarakat. Mereka seperti seseorang yang sedang menabung
dalam jangka panjang karena usaha mereka memerlukan waktu dan proses yang
lama untuk dapat terlihat hasilnya. Wirausaha sosial menjadi fenomena sangat
menarik saat ini karena perbedaan-perbedaannya dengan wirausaha tradisional
yang hanya focus terhadap keuntungan materi dan kepuasan pelanggan serta
signifikansinya terhadap kehidupan masyarakat.

Kajian mengenai kewirausahaan social melibatkan berbagai ilmu pengetahuan


dalam pengembangan serta praktiknya di lapangan.Lintas ilmu pengetahuan yang
diadopsi kajian kewirausahaan social merupakan hal penting untuk menjelaskan
serta membuat pemikiran-pemikiran baru. Sebagai bidang yang relatif baru
berkembang tersebut, kewirausahaan sosial terdapat sejumlah pendapatyang tidak
seragam tentang apa itu kewirausahaan sosial dan siapa yang disebutsebagai
wirausaha sosial. Pendapat atau rumusan yang ada cenderungmenggambarkan
suatu jenis wirausaha sosial yang unggul beserta karakteristikperan dan
kegiatannya.

Terdapat beberapa pembelajaran tentang kewirausahawan sosial beserta beberapa


karakteristik yang dimiliki oleh para pengusaha sosial itu sendiri.Hal tersebut
dapat terlihat dari penelitian mengenai kewirausahaan sosial terbagi menjadi
beberapa grup sosial sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.Hal ini pada
dasarnya terdiri dari hal-hal yang tidak umum untuk dilakukan dalam kegiatan
usaha yang biasanya berjalan secara rutin.Austin Stevenson dan Wei- Skillern
berpendapat bahwa pengusaha lembaga sosial dan tradisional berbeda dengan
pengusahanya sendiri, metode, situasi, dan peluang.Dibandingkan kewirausahaan
bisnis, kewirausahaan sosial relatif lebih baru dalamperkembangannya.Dengan
gencarnya kegiatan pengembangan kewirausahaandi dunia pendidikan yang
semula memfokus pada tingkat peguruan tinggi untukmenyiapkan lulusannya
mampu berwirausaha dan tidak menganggur, tetapi kinibahkan mencakup dunia

12
pendidikan yang lebih dini, citra kewirausahaan bisnis jauh lebih menonjol alih-
alih wirausaha sosial.

Pengembangan kewirausahaan sebagai disiplin ilmu, oleh Philip Wickhamvii,


dianalogikan sebagai tahapan“remaja”.Jika demikian, cabang kewirausahaan
sosial dapat ditempatkan pada fase yang lebih dini, yakni cabang ilmu ekonomi
pada tahapan yang masih “bayi”.Berdasarkan temuan adanya pelbagai jenis
wirausaha bisnis, sangat dimungkinkan pula adanya sejumlah jenis wirausaha
sosial. Pada fase ini akanditelusuri sejumlah rumusan kewirausahaan sosial yang
telah didefinisikan oleh organisasi dan ahli yang menggumuli bidang ini.
Karakteristik kegiatan wirausaha social sebagai berikut:

a. Tugas wirausaha sosial ialah mengenali adanya kemacetan atau


kemandegan dalam kehidupanmasyarakat dan menyediakan jalan keluar dari
kemacetan atau kemandegan itu. Ia menemukan apa yang tidak berfungsi,
memecahkan masalah dengan mengubah sistemnya, menyebarluaskan
pemecahannya, dan meyakinkan seluruh masyarakat untuk berani melakukan
perubahan.
b. Wirausaha sosial tidak puas hanya memberi “ikan” atau mengajarkan cara
“memancing ikan”. Ia tidak akan diam hingga “industry perikanan” pun berubah.
Sebagai contoh kasus kewirausahaan sosial, bagaimana Mohammad Yunus
mengembangkan bank untuk melayani kaum miskin merupakan suatu inovasi
yang bertentangan dengan kaidah yang umumnya menjadi target pasar bank, yaitu
mereka yang mampu dan berisiko kecil.Kemacetan akses pada dana yang dihadapi
oleh kaum miskin telah dipecahkan dengan penyediaan system kredit mikro yang
ditujukan kepada mereka dalam polakelompok. Pengertian kewirausahaan social
yang dirumuskan oleh Yayasan Schwab, sebuah yayasanyang bergerak dalam
upaya mendorong kegiatan kewirausahaan sosial. Wirausaha social menciptakan
organisasi campuran (hybrid) yang menggunakan metode-metode bisnis, namun
hasil akhirnya adalah penciptaan nilai sosial.

13
2.5 Langkah-langkah membentuk nursepreneur

1. Pengkajian
Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita melakukan
pengkajian.Masalah adalah hal pertama yang kita ingin dapatkan dari
prosespengkajian. Maka untuk memulai bisnis, kita harus mengetahui masalah
apa yang terjadi. Saat ini yang paling berkuasa dalam dunia bisnis adalah pasar
(market). Maka pengkajian yang kita lakukan untuk memulai berbisnis adalah
mengkaji kebutuhan pasar.
2. Diagnosa
Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan diagnosa.
Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan pasar maka yang
selanjutnya dilakukan adalah memetakan potensi yang bisa kita masuki untuk
menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam langkah ini adalah tahap
diagnosa.
3. Perencanaan
Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, maka langkah
selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam pasar yang
sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan tahap ketika kita harus memiliki
konsep usaha yang jelas dan detail.
4. Implementasi
Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep usaha yang jelas
harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan tahap yang paling
inti dalam proses berbisnis dan tentu saja merupakan tahap yang paling sulit.
Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua orang berani take action.
5. Evaluasi
Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak boleh
terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi yang kita
lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan memberikan
gambaran kepada kita apakah konsep yang sudah kita jalankan berhasil atau tidak.

14
Jika berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun jika tidak, perubahan
rencana dan strategi bisa dilakukan
Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian
untuk mengambil risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuan dengan optimis.
Inilah yang membuat entreprenur selalu tampil dengan gagasan–gagasan baru
yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak atau kreatif.

15
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Entrepreneurship atau kewirausahaan, berasal dari entrepreneur


(wirausahawan, berasal dari bahasa Perancis entreprende yang berarti mengambil
pekerjaan (to undertake). Konsep mengenai entrepreneur adalah: the entrepreneur
is one who undertakes to organize, manage, and assume the risk of business.
Untuk menjadi nursepreneur yang sukses juga harus pintar untuk
mengambil keputusan disetiap peluang dan bekerja keras untuk mendapatkan
sesuatu. Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan
keberanian untuk mengambil risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuan
dengan optimis. Inilah yang membuat entreprenur selalu tampil dengan gagasan–
gagasan baru yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak atau kreatif.

3.2 Saran

Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai cara


dan berkarya dalam dunia kewirausahaan sehingga dapat dikembangkan dalam
tatanan layanan keperawatan. Diharapkan agar perawat bias menindak lanjuti
inovasi inovasi agar lebih berkembang ,sebagai dasar untuk pengembangan
kedisiplinan dilingkungan keperawatan.

16

Anda mungkin juga menyukai