Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

PENGARUH TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN TINGKAT


KECEMASAN PADA PARA PENGGUNA NAPZA

Inggriane Puspita Dewi, Diana Fauziah 1


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Bandung 1
Kutipan: Dewi, Inggriane Puspita. Fauzia, Diana h. (2017). Pengaruh Terapi Seft
Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Para Pengguna Napza. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, 2 (2)

INFORMASI ABSTRACT

Anxiety disorder is a subjective feeling about mental strain as


usual reaction, inability to cope with a problem and unsafety
Korespondensi feeling. SEFT is therapeutic combination of Spiritual Power
and Energy Psychology which can change the chemical
Ine.stikes12@gmail.com, conditions in the brain (neurotransmitters) and can further
dianafamoul@gmail.com change a person's emotional condition including
depression.This study was aimed to know the influence of SEFT
therapy on lowering anxiety level of drug users in Grapiks
Foundation, Cileunyi Subdistrict, Bandung Regency. This study
used quantitative design and typed-pre-experimental. The
approach used was one group pre-post test design. The
sampling technique used in this study is consecutive sampling
with 23 respondents. This study showed that there was influence
of SEFT therapy on lowering anxiety level of drug users in
Grapiks foundation, Cileunyi subdistrict, Bandung Regency
with the value of < 0,001. The characteristics of respondents
were gender, the category of drug users, and type of used drugs.
Those characteristics did not influence on lowering anxiety
Keywords: Anxiety, level in drug users who were treated by SEFT therapy excluding
NAPZA, SEFT, Tapping, age. This study’s result is expected to be able to be a reference
for next study.
Teenager, Adolescence
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

Abstrak
Gangguan kecemasan adalah suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental
yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan mengatasi suatu
masalah atau tidak adanya rasa aman. Sedangkan terapi SEFT adalah gabungan antara
Spiritual Power dan Energy Psychology yang dapat mengubah kondisi kimia di dalam
otak (Neurotransmitter) yang selanjutnya dapat mengubah kondisi emosi seseorang
termasuk depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh terapi
SEFT terhadap penurunan tingkat kecemasan pada para pengguna NAPZA di Yayasan
Grapiks Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Penelitian ini menggunakan
rancangan kuantitatif dan berjenis pra-eksperimental. Pendekatan yang digunakan
adalah one-group pre-post test design. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah consecutive sampling dengan jumlah sampel 23 responden. Hasil penelitian
ini menunjukkan adanya pengaruh terapi SEFT terhadap penurunan tingkat kecemasan
pada para pengguna NAPZA di Yayasan Grapiks Kecamatan Cileunyi Kabupaten
Bandung, dengan nilai p < 0,001. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,
kategori pecandu dan jenis NAPZA yang digunakan tidak berpengaruh terhadap
penurunan tingkat kecemasan pada para pengguna NAPZA yang diberikan terapi
SEFT, terkecuali usia. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi rujukan untuk
melakukan penelitian lanjutan.

Kata Kunci : Kecemasan, NAPZA, SEFT, Tapping, Remaja Akhir,


Dewasa Awal.

135

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

Pendahuluan dibandingkan pria (Donner & Lowry,


Kecemasan adalah hal yang normal 2013).
di dalam kehidupan karena kecemasan Gangguan kecemasan memiliki
sangat dibutuhkan sebagai pertanda dampak pada kualitas hidup, kesehatan,
akan bahaya yang mengancam. Namun penyalahgunaan zat, hubungan
ketika kecemasan terjadi terus- personal dan orang tua, akademik,
menerus, tidak rasional dan produktivitas pekerjaan, serta tingginya
intensitasnya meningkat, maka biaya dalam segi perawatan kesehatan
kecemasan dapat mengganggu aktivitas (Thomas, 2012). Sehubungan dengan
sehari-hari dan disebut sebagai salah satu dampak terjadinya gangguan
gangguan kecemasan. kecemasan yaitu penyalahgunaan zat,
Prevalensi gangguan kecemasan kenyataannya Indonesia termasuk salah
diperkirakan antara 9%-12% dari satu negara yang bermasalah di bidang
populasi umum di Indonesia. tersebut. Perubahan pola hidup di
Prevalensi nasional gangguan masyarakat terutama masyakarat
kecemasan menurut Riset Kesehatan perkotaan ikut menjadi faktor penyebab
Dasar (Riskesdas) tahun 2013 dari pemakaian obat terlarang dan
menunjukkan bahwa remaja di narkotika (Narendra, dkk, 2010).
Indonesia sebesar 6% untuk usia 15 Berdasarkan hasil penelitian yang
tahun ke atas atau sekitar 14 juta dilakukan Badan Narkotika Nasional
penduduk mengalami gangguan mental (BNN) bekerjasama dengan Pusat
emosional yang ditunjukkan dengan Penelitian Kesehatan Universitas
gejala-gejala kecemasan dan depresi Indonesia (Puslitkes UI) tahun 2015,
(Badan Penelitian dan Pengembangan angka prevalensi penyalahgunaan
Kesehatan Republik Indonesia, 2013). narkoba berada dikisaran 2,20% atau
Prevalensi gangguan kecemasan sekitar 4.098.029 orang dari total
seumur hidup dilihat berdasarkan jenis populasi penduduk Indonesia (berusia
kelamin didapatkan hasil bahwa pada 10-59 tahun). Dibandingkan dengan
wanita sebesar 60% lebih tinggi hasil penelitian tahun 2014 mengalami
peningkatan 0,02% dari 2,18% (2014)

135

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

menjadi 2,20% (2015) dengan data Menurut hasil penelitian terdapat


coba pakai kurang lebih 1,59 juta orang beberapa cara yang dapat digunakan
(39%), teratur pakai sebanyak kurang untuk menurunkan tingkat kecemasan
lebih 1,51 juta orang (37%), pecandu diantaranya adalah terapi Ego State,
suntik kurang lebih 68,90 ribu orang terapi musik, Expressive Writing
(2%), dan pecandu bukan suntik kurang Therapy, terapi Spiritual Emotional
lebih 918,25 ribu orang (22%) (Murkal, Freedom Technique (SEFT). Terapi
2015). Ego State ini memiliki kekurangan
Studi pendahuluan di Yayasan diantaranya: dalam pemanfaatan waktu
Grapiks yaitu salah satu Lembaga kurang efisien dikarenakan klien belum
Swadaya Masyarakat (LSM) yang mengetahui betul maksud dan tujuan
berada di wilayah Kabupaten Bandung, dari mengikuti terapi Ego State ini
khususnya di Daerah Kecamatan untuk apa serta sulit menafsirkan status
Cileunyi. Didapatkan data pengguna ego seseorang karna belum ada takaran
Narkotika, Psikotropika dan Zat khusus untuk egogram seseorang
Adiktif (NAPZA) dari salah satu (Elmadina, 2013). Terapi musik juga
Pendamping Lapangan (PL) di wilayah memiliki kelemahan tersendiri, satu
kerja Bandung Wetan dari bulan April- diantaranya adalah tidak semua jenis
Desember 2016 sebanyak 101 orang. musik dapat menurunkan tingkat
Jika dilihat sesuai rentang usia, dimulai kecemasan. Hanya musik yang
dari usia 17-25 tahun sebanyak 50 memiliki beat, ritme dan harmoni
orang (49%), 26-35 tahun sebanyak 31 tertentu yang bisa menurunkan
orang (31%), 36-45 tahun sebanyak 15 kecemasan. Misalnya, musik
orang (15%) dan 46-55 tahun sebanyak Gregorian Barok (ciptaan Johann
5 orang (5%). Jika dilihat dari jenis Sebastian Bach, Georg Friedrich
kelamin, didapatkan data bahwa jumlah Handel dan Antoniow Vivaldi)
laki-laki sebanyak 96 orang dan Expressive Writing Therapy ini
perempuan sebanyak 5 orang (rerata memiliki kekurangan diantaranya:
berada di rentang usia 17-25 tahun). tidak semua konseli dapat secara jujur
mengungkapkan perasaannya dan tidak

136

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

semua konseli dapat mencurahkan Penelitian ini menggunakan


perasaannya lewat tulisan sehingga rancangan penelitian kuantitatif dan
efektivitas dari terapi ini terbatas hanya berjenis pra-eksperimental. Penelitian
pada orang-orang tertentu saja. Selain pra-eksperimental dipilih mixed
itu juga, hingga saat ini paradigm methods (kuantitatif dan kualitatif).
Expressive Writing Therapy masih Adapun model mixed methods yang
belum memiliki kejelasan karena digunakan adalah Sequential
mempunyai efek yang positif terhadap Explanatory Design , merujuk pada
aspek kesehatan dan psikologis namun pernyataan Creswell (2009) yaitu tahap
belum ada kesepakatan mengenai cara penelitian diawali dengan
kerjanya (Pennebaker, 2004). Terapi pengumpulan dan analisis data dengan
SEFT adalah gabungan antara Spiritual metoda kuantitatif pada tahap pertama,
Power dan Energy Psychology yang diikuti dengan tahap pengumpulan dan
dapat mengubah kondisi kimia di dalam analisis data dengan kualitatif pada
otak (Neurotransmitter) yang tahap kedua, guna memperkuat hasil
selanjutnya dapat mengubah kondisi penelitian kuantitatif yang dilakukan
emosi seseorang termasuk depresi. diawal (Sugiyono, 2011). Pendekatan
Selain itu SEFT juga memiliki banyak kuantitatif yang digunakan adalah one-
kelebihan dibandingkan terapi-terapi group pre-post test design (Nursalam,
lain yaitu lebih efektif, mudah, cepat, 2016). Dalam desain ini, sebelum
murah, efeknya dapat permanen (tidak diberikan perlakuan sampel terlebih
untuk sementara waktu), tidak terdapat dahulu diberi pre-test (tes awal) berupa
efek samping, bersifat universal kuesioner dan di akhir metode sampel
(berlaku untuk semua orang atau untuk akan diberikan post-test (tes akhir)
seluruh dunia), memberdayakan berupa kuesioner yang sama mengenai
individu (tidak tergantung pada tingkat kecemasan.
pemberi terapi) serta dapat dijelaskan Populasi pada penelitian ini adalah
secara ilmiah (Zainuddin, 2009). semua pecandu NAPZA yang
merupakan dampingan Yayasan
Metode Grapiks, khususnya dampingan Tn. A

137

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

di wilayah kerja Bandung Wetan yang Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS)
berusia 17-25 tahun sebanyak 50 orang. adalah 0,79 (Septian, 2013). Teknik
Perhitungan sampel menggunakan analisa data dalam penelitian ini
rumus analitis kategorik berpasangan menggunakan uji statistik non
Jumlah sampel yang digunakan dalam parametris yaitu Wilcoxon Match Pairs
penelitian adalah sebanyak 23 orang, Test. Uji Wilcoxon Match Pairs Test
dengan kriteria inklusi pengguna digunakan untuk menguji signifikansi
NAPZA kategori sometime, rentang atau kemaknaan hipotesis komparatif
usia 17-25 tahun, mengalami dua sampel yang dependen
kecemasan mulai dari ringan hingga (berpasangan) dengan data berskala
panik dan bersedia menjadi subyek ordinal (Rachmat, 2012).
penelitian. Adapun kriteria inklusinya Metoda kualitatif menggunakan
adalah Para pengguna NAPZA kategori pengumpulan data melalui wawancara
hardcore (dalam pengaruh obat dosis mendalam dengan analisis model
tinggi). interaktif. Dalam metode ini
Pengumpulan data dalam penelitian ini mempunyai komponen analisis berupa
dimulai pada bulan April minggu kedua reduksi data, sajian data, penarikan
tahun 2017. Data diperoleh melalui simpulan dan verifikasinya. Tiga
pengisian kuesioner tentang tingkat komponen utama yang disebutkan itu
kecemasan oleh responden yang diisi terlibat dalam proses analisis dan saling
sebelum diberikan intervensi terapi berkaitan serta menentukan hasil
SEFT dan setelah diberikan intervensi. analisis .
peneliti menggunakan kuesioner Hasil Penelitian
dengan metode Zung-Self Rating Intervensi dilakukan selama 35
Anxiety Scale. Zung-Self Rating Anxiety menit untuk satu kali sesi terapi.
Scale (ZSAS) merupakan instrumen Tingkat kecemasan responden diukur
untuk mengukur tingkat kecemasan. sebelum dan sesudah intervensi. Data
Kuesioner ini sudah baku dengan yang diperoleh dianalisis dengan
konsistensi internal alpha crounbach analisis univariat dan bivariat sesuai
0,85, koefisien reliabilitas instrumen jenis data sebagai berikut: Tabel 1

138

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

Hasil Analisis Univariat Tabel 2


Karakteristik Responden di Hasil Analisis Univariat
Yayasan Grapiks Kecamatan Gangguan Kecemasan Responden
Cileunyi Kabupaten Bandung Mei Sebelum Intervensi (pre-test)
2017 (n=23)
Variabel Jumla Persenta
Variabel Jumla Persenta h se (%)
h se (%)
Usia 12 52 Pre-test 0 0
11 48
- ≤20 tahun - Normal 16 70
- >20tahun - Kecemas
an 7 30
Jenis Kelamin
1 4 Ringan-
0 0
- Perempua 22 96 Sedang
n - Kecemas
- Laki-laki an Berat
Kategori Pecandu - Panik
20 87 Total 23 100
- Lama 3 13
- Baru Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan
Jenis NAPZA
bahwa sebelum diberikan intervensi,
23 100
- Suboxone lebih dari separuh (70%) responden
Total 23 100
mengalami gangguan kecemasan
ringan-sedang.
Berdasarkan tabel diatas lebih dari
separuh (52%) responden berusia ≤20
tahun. Hampir secara keseluruhan
(96%) responden berjenis kelamin laki-
laki. Mayoritas (87%) para pengguna
NAPZA yang menjadi responden
dalam penelitian ini termasuk ke dalam
kategori pecandu lama. Secara
keseluruhan (100%) jenis NAPZA
yang digunakan para responden adalah
Suboxone.

139

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

Tabel 3
Hasil Analisis Univariat Gangguan
Kecemasan Responden Setelah
Berdasarkan tabel 4 menunjukan hasil
Intervensi (post-test)
Variabel Jumla Persenta analisis bivariat didapatkan data mean
h se (%) atau rata-rata tingkat kecemasan
Post-test 10 43,5 sebelum diberikan intervensi yaitu

- Normal 10 43,5 sebesar 54,96 dan sesudah diberikan


- Kecemas intervensi yaitu sebesar 48,52.
an 3 13
Ringan- Sedangkan median atau nilai tengah
0 0
Sedang sebelum diberikan intervensi yaitu
- Kecemas
an Berat 54,00 dan setelah diberikan intervensi
- Panik yaitu 49,00. Standar deviasi sebelum
Total 23 100
diberikan intervensi yaitu 7,819 dan
sesudah diberikan intervensi yaitu
Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan 10,933. Nilai maksimum sebelum
bahwa setelah diberikan intervensi, diberikan intervensi yaitu 71 dan
tingkat gangguan kecemasan responden sesudah diberikan intervensi yaitu 72.
menjadi imbang (43,5%) antara Sedangkan nilai minimum sebelum
kategori normal dengan kecemasan diberikan intervensi yaitu 45 dan
ringan-sedang. sesudah diberikan intervensi yaitu 34.
Tabel 4 Uji Wilcoxon Match Pairs Test
Hasil Analisis Bivariat Mengenai
Hipotesis yang diuji menunjukkan penurunan rata-rata skor
Menggunakan Rumus Uji kecemasan sebelum dan sesudah terapi
Wilcoxon Match Pairs Test
SEFT. Didapatkan nilai Z (-3.593b) dan
nilai p
Variabel Mean Median SD Min- Z P- 𝜶
value
Maks value

Pre-test 54,96 54,00 7,819 45-71 -3.593b 0,001 0,05

Post-test 48,52 49,00 10,933 34-72

140

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

sebesar 0,001 (p<0,05). Hal ini informed consent pada saat akan
menunjukkan bahwa Ha diterima wawancara dan pemberian intervensi.
yaitu terdapat pengaruh yang Selain itu, untuk menjaga hal-hal yang
bermakna antara terapi SEFT tidak diharapkan dikemudian hari.
terhadap tingkat kecemasan para Untuk lebih menggambarkan hasil
pengguna NAPZA di Yayasan penelitian mengenai pengaruh terapi
Grapiks Kecamatan Cileunyi SEFT terhadap penurunan tingkat
Kabupaten Bandung. kecemasan para pengguna NAPZA di
Informasi yang didapatkan dalam Yayasan Grapiks Kecamatan Cileunyi
penelitian ini merupakan hasil Kabupaten Bandung, dibawah ini akan
wawancara terstruktur antara peneliti dipaparkan mengenai karakteristik
dengan informan yang dilakukan di informan, proses wawancara dan
field station (tempat para pengguna deskripsi hasil penelitian.
NAPZA mengambil materi berupa a. Informan 1
jarum dan alcohol swab). Setelah Tn. F adalah seorang laki-laki
informan setuju dan bersedia untuk pengguna NAPZA berjenis suboxone
berpartisipasi dalam penelitian ini, sejak bulan Januari tahun 2017. Ia
peneliti kemudian melakukan berusia 17 tahun dan beragama Islam.
wawancara terlebih dahulu, membuat Ia termasuk kedalam kategori
kontrak waktu terhadap informan. gangguan kecemasan berat yang
Hasil penelitian ini disajikan dalam mengalami peningkatan setelah
bentuk narasi yang menggambarkan dilakukan terapi.
persepsi para pengguna NAPZA Pertemuan pertama dilakukan di
setelah mengikuti terapi SEFT. Nama field station pada hari Rabu, 10 Mei
dalam penelitian ini tidak diungkapkan, 2017. Pada saat itu, Tn. F duduk diatas
namun hanya menggunakan istilah karpet merah berhadapan dengan
informan dengan pembubuhan angka peneliti. Wawancara berlangsung 10
pada informan dan inisial. Hal ini menit yang digunakan peneliti untuk
peneliti lakukan sesuai dengan etika perkenalan, memberi informed consent
penelitian dan persetujuan pada dan memberikan pemahaman tentang

141

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

terapi SEFT kepada informan. Pada 2017. Pada saat itu, Ny. A duduk diatas
saat itu Tn. F terlihat tidak terlalu karpet biru berhadapan dengan peneliti.
bersemangat setelah pulang sekolah, Wawancara berlangsung 10 menit yang
tetapi hal itu tidak mengganggu proses digunakan peneliti untuk perkenalan,
wawancara dan wawancara dapat memberi informed consent dan
berlangsung sesuai kontrak waktu yang memberikan pemahaman tentang terapi
telah ditetapkan. SEFT kepada informan. Pada saat itu
Pertemuan kedua dilakukan di field Ny. A datang berdua bersama
station pada hari Rabu, 31 Mei 2017. temannya, beliau terlihat begitu
Wawancara kedua berlangsung kurang bersemangat dan antusias ingin
lebih 15 menit dengan kondisi lebih mengikut terapi, tetapi tidak dengan
bersemangat dibandingkan pertemuan temannya. Akhirnya Ny. A
pertama. Pada saat wawancara, Tn. F memutuskan untuk tidak pulang
menunjukkan sikap yang lebih terbuka bersama dengan temannya karena ingin
karna dilakukan secara empat mata tetap mengikuti terapi. Meskipun
saja, walaupun awalnya malu-malu sempat beradu argumen dengan
tetapi akhirnya secara perlahan beliau temannya tetapi hal itu tidak
mau menceritakan semua hal yang mengganggu proses wawancara dan
tidak peneliti dapatkan pada saat wawancara dapat berlangsung sesuai
wawancara pertama. kontrak waktu yang telah ditetapkan.
b. Informan 2
Ny. A adalah seorang perempuan c. Informan 3
pengguna NAPZA berjenis suboxone Tn. A adalah seorang laki-laki
sejak tahun 2015. Ia berusia 18 tahun pengguna NAPZA berjenis suboxone
dan beragama Islam. Ia termasuk sejak tahun 2010. Ia berusia 24 tahun
kedalam kategori gangguan kecemasan dan beragama Islam. Ia termasuk
ringan-sedang yang mengalami kedalam kategori normal yang
penurunan setelah dilakukan terapi. mengalami penurunan setelah
Pertemuan pertama dilakukan di dilakukan terapi.
field station pada hari Selasa, 2 Mei

142

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

Tn. F : “Agak ngemplong perasaan sama pikirannya.”


Tn. F : “Iya, selain ngemplong, saya juga lebih termotivasi lagi
dalam melakukan segala sesuatu hal yang lebih baik lagi dari
sebelumnya.”
Tn. F : “Dalam hal kecanduan obat teh. Saya jadi lebih
termotivasi untuk mulai mengurangi dosis pemakaian
obat suntik sampe akhirnya nanti punya keinginan dan
tekad sendiri buat berhenti.”
Pertemuan pertama dilakukan di SEFT ini dapat memberikan
field station pada hari Selasa, 9 Mei motivasi, diantaranya adalah:
2017. Pada saat itu, Tn. A duduk diatas
karpet merah berhadapan dengan Dari pernyataan Tn. F diatas dapat
peneliti. Wawancara berlangsung 10 terlihat bahwa terapi SEFT ini
menit yang digunakan peneliti untuk sangatlah bermanfaat untuk
perkenalan, memberi informed consent memberikan motivasi bagi para
dan memberikan pemahaman tentang pecandu NAPZA dalam proses
terapi SEFT kepada informan. Pada pengobatan dari yang namanya
saat itu Tn. A terlihat kurang ketergantungan. Hal-hal lain mengenai
bersemangat dikarenakan baru saja manfaat terapi SEFT disampaikan
pulang kerja, tetapi tetap antusias ingin dalam pernyataan kedua, yakni:
mengikut terapi, Wawancara
berlangsung sesuai kontrak waktu yang Dapat disimpulkan bahwa ternyata
telah ditetapkan. setelah mengikuti terapi SEFT, sisi
Pernyataan Antar Informan spiritual mereka mulai muncul kembali.
Mengenai Manfaat Terapi SEFT Dalam arti lain, terapi SEFT ini dapat
Terhadap Gangguan Kecemasan memberikan manfaat yang sangat baik
a. Informan 1 bagi kelangsungan mental dan rohani
Dari wawancara mendalam para pecandu untuk lebih
mengenai manfaat terapi SEFT, Tn. F mengingat Allah SWT. Terutama pada
menyatakan dengan terbuka dan jelas saat mengucapkan kalimat set-up.
beberapa pernyataan bahwa terapi b. Informan 2

143

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017


Tn. F : “Awalnya sih ragu tapi pas tadi di terapi sempet ngebahas
orang tua, masa depan, surga sama neraka jadi sieun,
teteh... Sieun maot, gimana kalau aku lagi nyuntik tiba-
tiba maot kata teteh juga tadi?”
Tn. F : “Iya, dapet banget sisi spiritualnya.”
Tn. F : “Pas bagian set-up sama bagian Ya Allah… Saya ikhlas…
Saya ridho… Saya pasrah… teh.”
Tn. F : “Ya… ngerasa inget dosa intinya mah teh, sieun…. Tapi
lama-kelamaan jadi ngerasa tenang, rileks, nya… kitu
welah teh.”
itulah niat tersebut akan menjadi SEFT ini dapat memberikan
kenyataan dan itulah yang menjadi motivasi, diantaranya adalah:
motivasi dari Ny. A. Hal-hal lain
mengenai manfaat terapi SEFT
disampaikan dalam pernyataan kedua,
yakni:
Ny. A : “Yang aku rasain setelah terapi ini tuh lebih enak ke
hatinya pokonya. Yang awalnya mumet, banyak masalah,
bingung mau cerita sama siapa, ngerasa punya banyak
dosa tapi engga ada solusinya. Pokoknya jadi lebih enak dari
sebelumnya terus lebih inget lagi sama Allah.”

Ny. A : “Ditambah lagi tadi pas kita terapi sempet ngucapin kata- Dari
kata Ya Allah… Saya ikhlas… Saya ridho… Saya
pasrah…, kata-kata itu tuh bener-bener bikin aku
merinding dan inget lagi sama kuasanya Allah sampe ga kuat
akhirnya nangiskan? Hehe…”
Dari wawancara mendalam pernyataan Ny. A diatas dapat terlihat
mengenai manfaat terapi SEFT, Ny. A bahwa ketika kita memiliki niat dari
menyatakan dengan terbuka dan jelas dalam diri kita sendiri tanpa ada
beberapa pernyataan bahwa terapi paksaan dari pihak manapun, pada saat

Ny. A : “Intinya terapi SEFT ini bener-bener bermanfaat buat para


pecandu narkoba seperti saya untuk lebih menguatkan
niat untuk berhenti dari yang namanya ketergantungan
obat, nyuntik sama ngerokok. Apalagi kalau emang udah
ada keinginan dari diri sendiri, pasti bisa buat berhenti dan
termasuk ngejauhin lingkungannya juga. “

144

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

SEFT ini dapat memberikan motivasi,


Sejalan dengan pernyataan yang diantaranya adalah:
diungkapkan oleh informan ke 1 bahwa
teknik terpenting yang membuat Pernyataan Tn. A diatas dapat
mereka kembali mengingat Allah SWT terlihat bahwa terapi SEFT ini
adalah pada saat fase set-up. Disaat sangatlah bermanfaat untuk
itulah, sisi spiritual mereka mulai memberikan motivasi bagi para
meningkat. pecandu NAPZA untuk berhenti dari
c. Informan 3 ketergantungan obat. Selain itu juga,
Tn. A : “Ya… bisa dibilang sebelum diterapi tuh kaya sempet lupa
sama Allah, tapi tadi pas diterapi jadi ngerasa diingetin
lagi sama Allah yang masih sayang sama saya sampe detik
ini. Meskipun dulu sampe sekarang cuma fokus sama yang
namanya narkoba. Bahkan keluarga pun sempat di nomer
duakan tapi mereka juga tetep sayang, tetep support saya sampe
saat ini. Bener-bener ngerasa bersalah, ngerasa dosa juga
sampe umur segini tapi belum bisa bahagiain mereka.”
Wawancara mendalam mengenai terapi ini dapat memberikan
manfaat terapi SEFT, Tn. A motivasi untuk lebih baik lagi
menyatakan dengan terbuka dan jelas kedepannya dalam menjalani hidup.
beberapa pernyataan bahwa terapi Hal-hal lain mengenai manfaat terapi
SEFT disampaikan dalam pernyataan
kedua, yakni:

Tn. A : “Yang pertama untuk kesehatan diri sendiri, yang kedua


untuk keluarga dan yang ketiga untuk masa depan saya
yang lebih baik lagi teh. Apalagi tadi pas terapi ada kata
kata Ya Allah… Saya ikhlas… Saya ridho… Saya pasrah
dan saya berjanji saya akan ….”
Tn. A : “Akan berhenti menggunakan obat dan menjadi lebih baik
lagi dari sebelumnya.”
Tn. A : “Keren.”
Tn. A : “Ya… keren teh, bagus banget buat orang-orang yang
kecanduan kaya saya buat nguatin niat untuk berhenti
dari jahatnya narkoba.”

145

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

Sangat terlihat jelas dari pernyataan pengulangan kata-kata yang


Tn. A bahwa, sisi spiritual yang muncul memberdayakan diri (Suggestion &
dan dirasakan setelah mengikuti terapi Affirmation). Kondisi inilah yang akan
SEFT adalah ketika beliau khilaf dan menciptakan harapan dan rasa optimis
sempat melupakan Allah, tapi kini yang terprogram dalam pikiran bawah
diingatkan kembali melalui terapi ini. sadar kita. Dengan kata lain, itulah
Tn. F : “Iya, selain ngemplong, saya juga lebih termotivasi lagi yang
dalam melakukan segala sesuatu hal yang lebih baik lagi
dari sebelumnya.” (menjawab dengan jelas dan terbuka)
Diperjelas dengan pernyataan Ny. A
Ny. A : “Intinya terapi SEFT ini bener-bener bermanfaat buat para
pecandu narkoba seperti saya untuk lebih menguatkan
niat untuk berhenti dari yang namanya ketergantungan
obat, nyuntik sama ngerokok. Apalagi kalau emang udah
ada keinginan dari diri sendiri, pasti bisa buat berhenti dan
termasuk ngejauhin lingkungannya juga.”
Dan diperkuat juga dengan pernyataan yang disampaikan oleh Tn. A
Tn. A : “Ya… keren teh, bagus banget buat orang-orang yang
kecanduan kaya saya buat nguatin niat untuk berhenti dari
jahatnya narkoba.”
Dari hasil penelitian kepada tiga menjadi alasan bahwa salah satu
informan, didapatkan satu tema besar manfaat terapi SEFT ini adalah
yaitu manfaat terapi SEFT bagi memberikan motivasi bagi para
informan dengan kecemasan dan dua pelakunya (Zainuddin, 2014).
buah sub tema, yakni: Motivasi dan Dari hasil penelitian, ketiga
kesadaran spiritual. informan menyatakan hal yang sama,
a. Motivasi yakni: manfaat dari terapi SEFT adalah
Menurut William James (Pioneer of memberikan motivasi untuk para
Suggestion & Affirmation Technique) pecandu NAPZA dalam pengobatan
dalam buku SEFT Total Solution dari ketergantungan obat. Seperti yang
(2014), dalam proses SEFT-ing dan diungkapkan oleh informan dibawah
Deep SEFT kita banyak melakukan ini:

146

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017


Tn. F : “Awalnya sih ragu tapi pas tadi di terapi sempet ngebahas
orang tua, masa depan, surga sama neraka jadi sieun,
teteh... Sieun maot, gimana kalau aku lagi nyuntik tiba-tiba
maot kata teteh juga tadi?”
Tn. F : “Iya, dapet banget sisi spiritualnya.”

Diperjelas dengan pernyataan Ny. A

Ny. A : “Yang aku rasain setelah terapi ini tuh lebih enak ke
hatinya pokonya. Yang awalnya mumet, banyak masalah,
bingung mau cerita sama siapa, ngerasa punya banyak dosa
tapi engga ada solusinya. Pokoknya jadi lebih enak dari
sebelumnya terus lebih inget lagi sama Allah.”
Dan diperkuat juga dengan pernyataan yang disampaikan oleh Tn. A
Tn. A : “Ya… bisa dibilang sebelum diterapi tuh kaya sempet lupa
sama Allah, tapi tadi pas diterapi jadi ngerasa diingetin
lagi sama Allah yang masih sayang sama saya sampe
detik ini. Meskipun dulu sampe sekarang cuma fokus
sama yang namanya narkoba. Bahkan keluarga pun sempat di
nomer duakan tapi mereka juga tetep sayang, tetep support saya
sampe saat ini. Bener-bener ngerasa bersalah, ngerasa dosa
juga sampe umur segini tapi belum bisa bahagiain mereka.”
Persepsi ketiga informan ini satu teknik terapi yang mendasari
sama mengenai manfaat terapi efektivitas SEFT. Pada saat
SEFT dapat memberikan motivasi memunculkan rasa khusyu, ikhlas
dan ditambah dengan kesadaran dan pasrah dalam proses SEFT-ing,
serta niat yang kuat dari dalam diri pada saat itulah kesadaran spiritual
masing-masing untuk benar-benar kita meningkat dan proses
berubah. penyembuhan akan cenderung lebih
b. Kesadaran Spiritual cepat (Zainuddin, 2014).
Menurut Herbert Beason Dari hasil penelitian, ketiga
(Researcher on Relaxation & informan menyatakan hal yang
Meditation) dalam buku SEFT sama, yakni: terapi SEFT dapat
Total Solution (2014), Relaxation meningkatkan kesadaran spiritual
dan meditation merupakan salah seseorang. Seperti yang

147

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

diungkapkan oleh informan spesifik (cenderung kurang spesifik


dibawah ini: dalam melakukan set-up dan tune-in),
akar masalah belum ditemukan, aspek
Pembahasan
yang berubah-ubah, membutuhkan
Setelah dilakukan intervensi, secara
sentuhan orang lain (sentuhan orang
mayoritas terjadi penurunan gangguan
yang lebih berpengalaman dalam terapi
kecemasan tetapi ternyata terdapat 2
SEFT), tidak ada keinginan untuk
responden yang mengalami
berubah, memerlukan pernapasan
peningkatan gangguan kecemasan.
collarbone dan alergi terhadap objek
Menurut hasil analisa, hal tersebut bisa
tertentu (racun-racun energi yang
terjadi akibat beberapa faktor
berada di dalam atau di sekitar tubuh,
diantaranya: dikarenakan hambatan
pada orang-orang yang mengalami
spiritual (seperti kurang yakin, kurang
alergi dapat menghambat efektivitas
ikhlas, kurang pasrah, kurang khusyu
terapi SEFT) (Zainuddin, 2009).
dan kurang bersyukur) yang terjadi dan
Dalam keadaan distress spiritual
dialami oleh kedua responden secara
tubuh akan melepaskan
tidak sadar. Selain itu juga, kurang
Adenocortocotropic Hormon atau
spesifik (cenderung kurang spesifik
ACTH dalam waktu beberapa menit
dalam melakukan set-up dan tune-in).
saja. ACTH yang meningkat hingga 20
Sejalan dengan teori yang
kali lipat pada saat stress, dapat
diungkapkan oleh Ahmad Faiz
mengaktifkan korteks adrenal untuk
Zainuddin, yaitu ada 11 penghambat
mensekresi hormon glukokortikoid,
keberhasilan SEFT diantaranya: kurang
terutama kortisol. Kortisol
pengetahuan dan keterampilan, kurang
memobilisasi zat yang diperlukan
cairan (dehidrasi), hambatan spiritual
untuk metabolisme sel.
(seperti kurang yakin, kurang ikhlas,
Kortisol berperan sebagai penekan
kurang pasrah, kurang khusyu dan
sintesis protein, termasuk menekan
kurang bersyukur), perlawanan
imunoglobin, menurunkan populasi
psikologis (kecenderungan
eosinofil, basofil, limfosit dan
menyabotase diri sendiri), kurang
makrofag dalam darah tepi. Dosis

148

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

kortisol yang tinggi dalam darah dapat mempasrahkan kesembuhannya pada


menimbulkan atropi jaringan limfosit Allah SWT., merupakan kunci dari
dalam tymus, limfa dan kelenjar limfe terapi ini. Dengan melepaskan beban
akibatnya daya tahan tubuh akan emosional (pikiran negatif), baik itu
semakin turun. Namun seseorang yang yang bersumber dari dalam dirinya
memiliki spiritual yang kuat, saat sendiri maupun yang berasal dari
ditimpa musibah atau sakit maka lingkungannya, maka aliran energi
amigdala (pusat emosi dalam otak) dan tubuh yang terhambat (blocking) dapat
hipokampus akan menstimulasi berjalan dengan normal dan seimbang
hipothalamus agar mensekresi kembali (Zainuddin, 2009).
Corticotropic Releasing Factor (CRF).
CRF akan mengaktifkan pituitari Simpulan
anterior untuk mensekresi opiat
1. Ada pengaruh terapi SEFT terhadap
alamiah yang disebut enkephalin dan
penurunan tingkat kecemasan pada
endorphin yang berperan sebagai
para pengguna NAPZA di Yayasan
penghilang rasa sakit dan nyeri,
Grapiks Kecamatan Cileunyi
disamping itu sekresi ACTH akan
Kabupaten Bandung, dengan nilai p
menurun, kemudian ACTH akan
< 0,001.
memberikan umpan balik pada adrenal
2. Terapi SEFT berpengaruh terhadap
korteks untuk mengendalikan sekresi
bio, psiko, sosial dan spiritual yang
kortisol. Menurunnya sekresi ACTH
dimiliki oleh para pecandu
dan kortisol menyebabkan respon imun
NAPZA. Meskipun terjadi
akan meningkat (Guyton & Hall, 2007).
peningkatan pada 2 orang pecandu
Terapi SEFT ini dapat digunakan
yang berusia 17 tahun dan 24 tahun.
untuk membantu para pecandu NAPZA
Tetapi, dari hasil wawancara
dalam menetralisir pikiran-pikiran
membuktikan bahwa efek terapi
negatif yang dialaminya. Kalimat doa
SEFT ini sangat dirasakan manfaat
dan sikap positif bahwa apapun
positifnya oleh para pecandu,
masalah pikiran, jiwa dan rasa sakitnya
namun cara menginterpretasikan
ia ikhlas menerimanya serta

149

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

pernyataan dari kuesioner pada saat Murkal, M. 2015. Laporan Kinerja


posttest yang dirasakan cukup sulit Badan Narkotika nasional
Tahun 2015. Badan Narkotika
untuk dibayangkan. Sehingga, Nasional. Jakarta.
mempengaruhi terhadap hasil akhir Narendra, M. B., Sularyo, T. S.,
dari posttest tersebut. Soetjiningsih, Suyitno, H.,
Ranuh, I. N., & Wiradisuria, S.
2010. Tumbuh Kembang Anak
dan Remaja. Jakarta: Sagung
Saran
Seto.
Penelitian ini menjadi rujukan untuk
Pennebaker, J. (2004). Theories,
melakukan penelitian lanjutan dengan Therapis and Taxpayers: On the
jumlah sampel yang lebih besar. SEFT Complexities of the Expressive
Writings Paradigm. Journal of
dapat menjadi alternatif psikoterapi
Clinical Psychology: Science
religius untuk menurunkan kecemasan and Practice.
di tatanan klinis maupun komunitas. Rachmat, M. 2012. Buku Ajar
Biostatistika Aplikasi pada
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Daftar Pustaka
EGC.
Donner, N., & Lowry, C. 2013. Sex Sugiyono. (2011). Statistika untuk
Differences in Anxiety and penelitian. Bandung: Alfabeta.
Emotional Behavior (Vol. 5).
Pubmed.
Thomas, J. 2012. Anxiety and
Elmadina, W. 2013. Teori dan Depression in Children and
Pendekatan Konseling Analisis Adolescents. USA: Springer.
Transaksional. Zainuddin, A. F. (2009). SEFT Total
http://kandidatkonselor.blogspo Solution (Healing Happiness
t.co.id/2013/01/teori-dan- Success Greatness). Jakarta:
pendekatan-konseling- SEFT Corporation.
analisis.html. 13 April 2017
(00.07). Zung, W. W. 1971. A Rating
Guyton, & Hall. (2007). Buku Ajar Instrument for Anxiety
Fisiologi Kedokteran (11 ed.). Disorders. Psychosomatics, 12,
Jakarta: EGC.
371-379

150

Anda mungkin juga menyukai