Anda di halaman 1dari 4

SILIKON BIBIR

Silikon adalah polimer nonorganik yang bervariasi, dari cairan, gel, karet, hingga sejenis plastik
keras. Beberapa karakteristik khusus silikon yaitu : tak berbau, tak berwarna, kedap air, serta tak
rusak akibat bahan kimia dan proses oksidasi, tahan dalam suhu tinggi, serta tidak dapat
menghantarkan listrik. (Ilhami, 2013).

Silikon pada bibir merupakan salah satu bedah plastik pada bibir yang dinamakan Lip
Augmentation (Augmentasi bibir) yaitu jenis prosedur yang bertujuan untuk meningkatkan
kepenuhan bibir melalui pembesaran menggunakan pengisi seperti asam hialuronat, lemak atau
implant. (Wikipedia.com)

Bibir digunakan untuk berbicara, tersenyum hingga mencium seseorang. Beberapa orang mungkin
sudah puas dengan bibir yang mereka punya, tapi ada juga yang menginginkan bibir lebih penuh
dan sexy seperti Angelina Jolie. Karena faktor umur, banyak wanita yang sudah kehilangan
volume dibibirnya dan mulai mendapat kerutan di bibir. Lip Augmentation (Augmentasi bibir) bisa
membantu mengembalikan bibir serta membuat penuh sexy and more lussicious. (Hayati, et al.,
2012)

Pandangan islam mengenai silicon bibir ini yang termasuk kedalam perkara operasi plastik.
Pelaksaan operasi plastik didalam Islam belum ada ketetapan hukumnya baik didalam Al-qur‟an
maupun As-Sunnah. Untuk menetapkan hukum pelaksaan operasi plastik dari segi Hukum Islam
diperlakukan adanya istimbath hukum, yaitu bahwa didalam beristimbath diperlukan ijtihad.
Upaya penjabaran syariat Islam dengan jalan ijitihad telah berlangsung sejak Rasulullah saw.
sebagai penerima wahyu langsung dari Allah swt., wahyu yang diterimanya dalam bentuk qath‟i,
jelas mengenai sasaran, maka tidak dilakukan Interpretasi lagi, tetapi manakala wahyu yang
diturunkan dalam bentuk mujmal, tidak langsung mengenai sasaran, dalam hal demikian
Rasulullah saw., melakukan ijitihad, hasil ijitihad Rasulullah dinamakan hadits. (Azis, 2017)
“Dalam kaidah fiqih: “al-umuru bimaqosidiha” semua perkara tergantung niatnya. Jika niatnya
untuk pengobatan dan secara medis, dibolehkan karena tidak mengganggu kesehatan, tidak
masalah. Tapi jika untuk merubah ciptaannya, ya haram. Jadi dalam keadaan darurat atau
emergency tidak masalah penggunaan barang tersebut asal tidak berlebihan,” jelas Ustadzah
Neneng saat dihubungi Aktual.com di Jakarta, Rabu (19/8). Beliau menambahkan, terkait
penjelasan tersebut terdapat dalam firman Allah SWT yang berbunyi: “Sesungguhnya Allah hanya
mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih, tidak)
disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya), sedang
dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al Baqarah: 173). Oleh sebab
itu, penggunaan terhadap silikon itu, sebaiknya perlu ditinjau terlebih dahulu sebelum
memakainya. Mengingat, maksud dan tujuan dalam penggunaan silikon tersebut hendaknya
didasarkan pada hal-hal yang sifatnya darurat. Sehingga, adapun niat dalam menggunakan silikon
tersebut tidak lebih sebagai sarana pengobatan dan penyembuhan, bukan malah untuk sekadar
mempercantik diri dan berlebih-lebihan yang hanya akan menimbulkan mudharat bagi si pemakai.
Perlu diketahui, faktanya, silikon itu sendiri penggunaannya juga sangat luas, yakni dapat
digunakan sebagai material tambahan untuk pembuatan oli, lem, dot botol, hingga produk
perawatan rambut. Kemudian, di bidang medis, silikon digunakan pada alat katup jantung, alat
infus, lensa kontak dan kateter urin. (Aktual.com)

Silikon dan kolagen merupakan bahan atau materi yang biasa digunakan dalam operasi kecantikan.
Silikon merupakan polimer non-organik dan tidak terdapat dalam tubuh. Dalam dunia kedokteran,
Silikon termasuk bahan terbaik untuk memperbaiki bagian tubuh karena penolakan jaringan
tubuh terhadap Silikon tergolong rendah. Namun, dokter bedah dilarang menyuntikkan Silikon
cair sehingga penyuntikan Silikon untuk memperindah wajah biasanya dilakukan oleh nonmedis.
Sedangkan, kolagen merupakan jaringan pada kulit yang saling mengisi dan membuat kuliat
bagian atas menjadi kuat (kencang) dan mulus. (Amiruddin, 2010)

Dalam dunia kecantikkan silikon menjanjikan manfaat untuk menguatkan dan menyetabilkan
jaringan. Bagian yang mendapat keuntungan ini adalah arteri, tendon, kulit, jaringan ikat, dan
mata. Bahkan dalam protein kolagen terdapat unsur Silikon. Keduanya membuat jaringan tubuh
lebih terawat, termasuk membuat kuliat tampak kencang dan awet muda. Secara umum Silikon
memiliki manfaat meningkatan kekuatan rambut, kulit, dann kuku. Zat ini membatu mencegah
penuaan dini, mengurangi risiko aterosklerosis, penyakit jantung, arthritis, dan masalah sendi atau
tulang rawan lainnya. Diduga Silikon turut membatu penyembuhan patah tulang dan osteoporosis.
(Sumber pengetahuan sehat)
Ada bahaya mengintai dibalik silikon yang disuntikkan dalam organ tubuh manusia. Banyak
dokter terkemuka telah memperingatkan efek samping dari suntik silikon, apabila, jika suntik
silikon bukan dilakukan oleh petugas medis yang profesional. Seperti diakui oleh seseorang
dokter, dari American Society of Plastic surgeons, Dr Malcolm Z Roth, bahwa saat ini banyak
muncul suntikan Silikon Ilegal, yang sedang dikelola oleh praktisis yang tidak memenuhi syarat.
Dikenal dengan sebutan “Pumping Parties”, kegiatan ini sangat berisiko karena menggunakan
pelarut lemak berbahaya. Ada yang menggunakan untuk menyuntikkan pada wajah, bibir, tulang
pipi, dagu atau payudara. Sering kali pula digunakan untuk meningkatkan volume bokong.
Ekonomi yang lemah telah memicu terjadinya peningkatan konsumen suntik Silikon. Mereka tidak
mampu membayar dengan harga mahal untuk mendapatkan botoks dan akhirnya memilih untuk
mendapatkan suntik Silikon. Ironisnya, dalam beberapa kasus pasien tahu betul itu bukan dokter,
tetapi mereka merasa tidak mampu untuk pergi ke dokter bedah plastik bersertifikat yang sah,
mereka lebih memilih jalan pintas.
DAFTAR PUSTAKA
Aam Amiruddin. Fiqih Kecantikan Panduan Cantik Sesuai Syari’at (Bandung: Khazanah
Intelektual. 2010) h.18 & 20
Azis, Sitti Nureka Huswati (2017) Pandangan Hukum Islam Tentang Penggunaan Silikon dalam
Dunia Kecantikan. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.
https://aktual.com/penggunaan-silikon-dalam-hukum-islam/
Mufdillah., Hayati, L. I. & Satriyandari, Y., 2012. Kebidanan Dalam Islam. Yogyakarta:
Quantum Sinergis Media
Sowel Ilhami, Makalah Silikon (Kimia Anorganik), Blog Sowel Ilhami.
http://coretansowel.blogspot.co.id/2013/02/makalah.silikon.html diakses pada 01 Januari
2020.
Sumber pengetahuan sehat, http://kb.123sehat.com/mineral/silikon/#sumber-silikon di akses
tanggal 02 Januari 2020

Anda mungkin juga menyukai