Anda di halaman 1dari 13

V.

PENGUJIAN MATERIAL
TEKNIK

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) :


Mahasiswa dapat memahami berbagai cara pengujian material teknik
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis dan cara pengujain merusak
2. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis dan cara pengujian tak merusak

Hand Out Material Teknik - S1 Teknik Mesin UNTAD IV-1


V. PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK
5.1 Pengujian Merusak
Pengujian merusak (destructive) adalah pengujian yang dilakukan sampai
spesimen atau benda uji mengalami kerusakan. Pengujian ini umumnya lebih mudah
dilakukan dan lebih mudah dinterpretasi hasilnya.
Beberapa tipe pengujian merusak (destructive):

1. Pengujian Tarik (Tension Test), Tujuan pengujian tarik adalah untuk


mengetahui salah satu sifat mekanis (kekuatan dan keuletan) bahan terhadap
beban tarik (beban statis), hubungan beban tarik dengan perpanjangan dan
hubungan tegangan dan regangan.

Gambar 5.1 Alat Uji Tarik ( Universal Testing Machine)

Pengujian tarik suatu material diukur dengan mesin uji tarik (Gambar 5.1).
Sistem pengujian ini adalah specimen / material di tarik sampai patah.
Ketahanan suatu bahan terhadap deformasi plastik di kenal dengan istilah
kekuatan luluh (yield strength). Nilai dari kekuatan luluh adalah besar gaya

Hand Out Material Teknik - S1 Teknik Mesin UNTAD IV-2


pada saat luluh dibagi dengan luas penampang. Untuk baja lunak, titik
luluhnya dapat terlihat dengan jelas sedangkan pada bahan yang tanpa batas
proporsional yang jelas, kekuatan luluhnya didefinisikan sebagai tegangan
yang diperlukan untuk menghasilkan regangan plastik sebesar 0,2%.
Setelah kondisi luluh (yielding), tegangan sampai mencapai deformasi plastik
pada bahan meningkat sampai mencapai kekuatan maksimum dan kemudian
turun sampai bahan patah (fracture). Kekuatan tarik (tensile strength) suatu
bahan ditetapkan dengan membagi gaya maksimum dengan luas penampang
mula. Namun pada bahan yang ulet, luas penampang mengecil pada waktu
beban maksimum dilampaui.
Ductility (keuletan) adalah kemampuan material untuk mengakomodasi
deformasi inelastic tanpa breaking (patah). Dalam kasus beban tarik, hal ini
berarti bahwa kemampuan menarik sampai regangan plastik .
Regangan patah adalah salah satu ukuran dari keuletan bahan. Ini di peroleh
dari perpanjangan sampai material patah. Hal ini dapat di tuliskan dalam
formula seperti berikut:
L f  Li
f 
Li

Dimana : f = regangan patah


Lf = perpanjangan sampai patah
Li = perpanjangan awal
Seringkali f diekspresikan sebagai suatu persentase yang di kenal dengan
istilah elongasi.
% elongasi = 100f
Prosedur dalam ASTM Standard menjelaskan bahwa elongasi (perpanjangan)
adalah nilai perpanjangan material sampai mengalami patah. Material yang
mengalami deformasi elastik dan plastik merupakan ciri dari material yang
ulet, tetapi beberapa material seringkali tidak mengalami hal seperti ini, tanpa

Hand Out Material Teknik - S1 Teknik Mesin UNTAD IV-3


deformasi atau hanya sedikit deformasi . Kondisi ini dikenal dengan brittle
(rapuh). Sifat ulet terjadi pada beberapa material seperti baja kekuatan rendah,
tembaga dan beberapa jenis plastik (seperti polyethylene) sedang sifat rapuh
(brittle) dapat terjadi pada gelas, batu dan beberapa logam (seperti baja
kekuatan tinggi).

Ductility dapat juga di ukur dengan menggunakan persentase reduksi area


(%RA), yang diperoleh dengan perbandingan cross-sectional area setelah
patah,Af, dengan luasan (area) awal, Ai.
Ai  A f
% RA  100
Ai

Pada awal pembebanan hanya terjadi perubahan bentuk (perpanjangan) yang


elatis, yaitu perpanjangan yang berbanding lurus dengan beban atau regangan
awal berbanding lurus dengan besarnya tegangan, disamping itu ia mampu
balik (reversible). Setelah tegangan ditiadakan, regangan lenyap. Apabila
beban menjadi dua kali lebih besar, maka dalam daerah elastis
perpanjangannya akan menjadi dua kali pula (hukum Hooke masih berlaku).
Hubungan antara gaya (beban) dan perpanjangan dalam daerah elastis tampak
sebagai garis lurus dalam diagram (Gambar 5.2).
Pada pembebanan tertentu dimana hukum Hooke tidak berlaku garis itu mulai
melengkung dan deformasi elastis masih terjadi . Bilamana beban dinaikkan
akan terjadi deformasi permanen yang cukup kuat. Gejala ini disertai oleh
proses mengulur. Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 5.2. Kadangkala
gejala ulur ini tidak tampak pada pengujian tarik seperti yang diperlihatkan
dalam Gambar 5.3. Deformasi permanen akan terjadi kalau beban dinaikkan
sampai di atas R.
Beban yang terendah pada kondisi mengulur ditunjukan dengan Vo
(Gambar1). Setelah melampaui fasa penguluran, beban akan naik sampai
mencapai harga maksimum (U = Ultimate) di sertai oleh deformasi permanen

Hand Out Material Teknik - S1 Teknik Mesin UNTAD IV-4


( perpanjangan yang permanen). Dari grafik (Gambar 5.2) terlihat bahwa di
samping deformasi yang elastis terdapat pula deformasi yang permanen atau
perpanjangan yang non-elastis. Walaupun volume batang mengalami sedikit
pertambahan, pertambahan panjang yang di atas mengakibatkan reduksi
penampang yang untuk sebagian bersifat elastis dan untuk sebagian bersifat
non-elastis atau permanen.

F U
(N)

B
Y
P

ΔL
Gambar 5.2 . Grafik Beban (mm)
- Regangan

U
F (N)
B
R
P

ΔL
Gambar 5.3. Grafik Beban - Regangan tanpa gejala ulur
(mm)

Hand Out Material Teknik - S1 Teknik Mesin UNTAD IV-5


2. Pengujian Impak (Impact), tujuan : Mengetahui sifat-sifat material terhadap
beban tiba-tiba dengan berbagai variasi model dan kedalaman takikan pada
spesimen uji dan bahan logam pada berbagai temperatur.

Ada dua jenis pengujain impak yaitu:

a. Pengujian Charpy

b. Pengujian Izod

Charpy Izod

Gambar 5.4. Metode pengujian impak

Gambar 5.5. Alat uji Impak

Hand Out Material Teknik - S1 Teknik Mesin UNTAD IV-6


3. Pengujian Kekerasan (Hardness Test), Tujuan pengujian ini adalah untuk
mengetahui kekerasan suatu logam atau paduannya dengan cara penekanan
(cara Brinnel, Vickers, dan Rockwell), setelah mengalami perlakuan panas
dan didinginkan dengan beberapa media pendingin

Kekerasan adalah ketahanan material terhadap deformasi plastik oleh


indentation ( penekanan). Bentuk penekanan (indentation) adalah berupa bola
(Brinnell) dan piramid ( Vickers). Kekerasan suatu materi merupakan sifat
mekanis yang penting, karena kekerasan materi sangat menetukan ketahanan
aus.
Ada beberapa pengujian kekerasan (hardness test):
- Brinell hardness Test
- Rockwell Test
- Vickers test
Brinell hardness test merupakan metode standar pengujian kekerasan pada
material dengan menggunakan bola baja (steel ball) sebagai indenternya.
Nilai kekerasan Brinell di tandai dengan HB yang diperoleh seperti rumus
berikut:
2P
HB 
D[ D  ( D 2  d 2 ) 0.5 ]

dimana:
D = diameter bola indenter (mm)
d = diameter penekanan (indentation)(mm)
P = gaya (kg)
Vickers hardness test (Pengujian kekerasan Vickers) didasari pada prinsip
pengujian Brinell. Bentuk penekannya (indenter) adalah intan (diamond)
piramida dengan dasar segiempat.
Pada permukaan benda uji akan terjadi bekas penekanan berbentuk pyramid
setelah diagonal bekas diukur maka harga kekerasannya (Gambar 5.6)adalah :

Hand Out Material Teknik - S1 Teknik Mesin UNTAD IV-7


HV = P/ A = 1,854 P/d2
1,854 x0,102 xF
=
d2

d1 d2

½ d √2

¼ d
√2
680

1360
Gambar 5.6. Uji kekerasan vickers
Garis d rata-rata :
d1  d 2
d
2
Alat uji kekerasan dapat dilihat pada Gambar 5.7.

Hand Out Material Teknik - S1 Teknik Mesin UNTAD IV-8


Gambar 5.7 Alat Uji Kekerasan

4. Metallografi, tujuan pengujian adalah untuk mengetahui karakteristik struktur


atau susunan suatu logam atau paduannya dalam hubungannya dengan sifat-
sifat fisik dan mekanik dari logam.

Gambar 5.8. Mesin Polishing dan mikroskop

Langkah-langkah dalam persiapan pengujian metalografi adalah

Hand Out Material Teknik - S1 Teknik Mesin UNTAD IV-9


1. Pemotongan (cutting), mempersiapkan spesimen dengan permukaan yang
datar dan deformasi yang seminimum mungkin.
2. Mounting, membungkus spesimen dalam resin sehingga mudah dipegang
dan mencegah kerusakan sisi spesimen. Ada dua teknik mounting yaitu
mounting panas dan mounting dingin.
3. Grinding, partikel abrasive yang biasanya terbuat dari partikel karbida
silikon (SiC), memindahkan material permukaan yang rusak atau
terdeformasi. Grinding terdiri dari beberapa langkah dan dalam setiap
langkah kertas karbida silikon yang lebih halus digunakan dan permukaan
yang kurang terdeformasi ( lebih rata) diperoleh.
4. Polishing, polishing memindahkan permukaan yang terdeformasi.
Polishing dilakukan di atas alat polishing dengan partikel abrasive yang
sangat halus. Ukuran partikel adalah kira-kira 1m atau kurang. Metode
polishing yang lain adalah elektropolishing.
5. Etsa, etsa digunakan untuk pengembangan suatu mikrostruktur dan
membuatnya layak untuk di uji. Mikrostruktur dikembangkan oleh karena
reaksi kimia antara zat etsa dan material.

Hasil metalografi dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat pada


Gambar 5.9.

Hand Out Material Teknik - S1 Teknik Mesin UNTAD IV-10


(a) (b)

Gambar 5.9 (a) Mikrostruktur solder alloy sebelum diuji tarik, (b) Mikrostruktur setelah diuji

5.2 Pengujian Tak Merusak


Pengujian tak merusak ( nondestructive testing (NDT)) dikatakan juga
evaluasi tak merusak (NDE) adalah pengujian yang tidak merusak spesimen uji. NDE
sangat vital untuk konstruksi dan mempertahankan semua jenis komponen dan
struktur. Untuk mendeteksi retakan dan korosi, ada beberapa metode pengujian yang
berbeda, seperti X- ray ( dimana retakan muncul di atas film) dan ultrasound ( dimana
retakan muncul sebagai titik sinar pada layar)

Selama penggunaan komponen atau struktur, banyak komponen industri


membutuhkan pengujian nondestructive untuk mendeteksi kerusakan yang mungkin
susah atau mahal untuk menemukan metode setiap hari. Contohnya, kulit peaswat
yang membutuhkan pengecekan yang reguler untuk mendeteksi retakan, pipa
dibawah tanah yang mengalami korosi atau retakan korosi tegangan, tangki yang
mengalami retaka pada bagian lasan, dan struktur beton yang mengalami penurunan
kekuatan karena baja penguat terkorosi.

Ada dua metode dan teknik pengujian tak merusak yang dijelaskan pada
bagian ini adalah :

1. Liquid penetrant testing

Liquid penetrant inpection didasarkan pada tindakan kapiler fluida menembus


masuk ke dalam permukaan yang rusak. Dari Gambar 5.10 terlihat (1) Zat
penetrant digunakan menguji komponen uji dengan mencelupkan,
menyemprot atau menyikat. (2) Setelah waktu penetrasi yang cukup kelebihan
zat penetrant dipindahkan, (4) dan pembaca/developer digunakan. Pembaca
membantu untuk menggambarkan hasil penetrant dari retakan dimana indikasi
yang layak menjadi layak untuk inspektor. Inspeksi dilakukan di bawah sinar
ultraviolet tergantung dari jenis pencelupan (dye) yang digunakan .

Hand Out Material Teknik - S1 Teknik Mesin UNTAD IV-11


Gambar 5.10. Prosedur pegujian dye penetrant

2. Radiographic testing

Radiasi harus langsung ke bagian tengah seksi ( benda) dibawah pengujian


dan harus normal ke permukaan material pada pada titik tersebut. Panjang
bagian lasan di bawah pengujian untuk setiap kemunculannya. Ketebalan
material pada ekstrimitas diagnostik diukur dalam arah balok incident, tidak
mendahului ketebalan aktual pada titik lebih dari 6%. Spesimen yang
diinspeksi ditempatkan diantara sumber radiasi dan alat pendeteksi, radiasi
masuk ke bagian yang diuji selama waktu yang diperlukan sampai terekam
(record).

Hasil proyeksi dua dimensi dari bagian masuk ke film, yang menghasilkan
gambar (image) variasi densitas menurut jumlah radiasi yang mencapai setiap
area (bidang). Ini dikenal sebagai radiograph sebagai perbedaan dari
potograph yang dihasilkan oleh cahaya.

Sebelum pengujian radiographic, biasanya disarankan menguji komponen


dengan mata sendiri, untuk meneliminasi kemungkinan kerusakan eksternal.
Jika permukaan lasan terlalu tidak beraturan (irregular), dibutuhkan adanya
penggerindaan supaya permukaan halus, tetapi perlakuan ini dibatasi karena

Hand Out Material Teknik - S1 Teknik Mesin UNTAD IV-12


permukaan yang tidak teratur memungkinkan pendeteksian kerusakan internal
susah.

Setelah pengujian visual operator akan mempunyai ide yang jelas terhadap
dua bagian muka lasan, yang penting untuk men-setting peralatan dan untuk
memilih teknik yang cocok.

Ada beberapa jenis pengujian nondestructive yang lain sering digunakan


seperti Ultrasonic inpestion, Visual dan optical testing, Electromagnetic testing,
Acoustic emission testing (AE), Infrared and thermal testing (IR), Laser testing, Leak
testing (LT), Magnetic resonance imaging.

Hand Out Material Teknik - S1 Teknik Mesin UNTAD IV-13

Anda mungkin juga menyukai