Anda di halaman 1dari 9

FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No.

PERANAN GEOLOGI DALAM SISTEM HIDROKARBON


SERTA POTENSI DAN TANTANGAN EKSPLORASI MIGAS
DI INDONESIA

Oleh: *)FX Yudi Tryono

ABSTRACT

Minyak dan gas bumi di Indonesia merupakan sumber daya yang memiliki
peranan penting. Selama ini Indonesia dikenal sebagai salah satu penghasil minyak
dan gas bumi serta batubara di dunia. Kekayaan tersebut sebenarnya merupakan
modal untuk menjadi negara besar. Lebih dari 50% energi yang digunakan di
Indonesia berasal minyak dan gas bumi. Namun disisi lain, sumber daya ini merupakan
sumber daya yang tidak dapat diperbaharui yang akan habis sewaktu-waktu karena
eksploitasinya tidak diimbangi dengan penemuan cadangan migas yang signifikan
padahal seperti kita ketahui bahwa potensi migas Indonesia sangatlah besar. Para ahli
geologi meyakini bahwa Indonesia diperkirakan masih memiliki potensi sumber energi
fosil (minyak bumi, gas alam, dan batu bara) cukup besar yang tersebar di seluruh
Indonesia. Hanya, yang menjadi persoalan adalah kurangnya minat investor untuk
melakukan eksplorasi pada wilayah terpencil, laut dalam, dan lapangan marginal.
Potensi besar itu tidak ada artinya jika tidak dilakukan eksplorasi dan eksploitasi.
Tinggal bagaimana upaya pemerintah untuk memaksimalkan sumber daya yang
dimilikinya guna melakukan eksplorasi pada daerah-daerah yang belum diminati
investor.

Kata kunci : sumber daya, eksplorasi, eksploitasi

I. Pendahuluan meneliti batuan yang terbentuk di lokasi


Kegiatan eksplorasi tertentu. Para ahli geologi memetakan
memerlukan suatu kajian yang panjang sebaran batuan, formasi batuan, umur
dan kompleks, karena cadangan migas batuan, kandungan mineral pada
tidak dapat dilihat secara kasatmata, batuan, fosil, geokimia, stratigrafi
dan berada jauh di bawah permukaan (susunan lapisan batuan), sedimentasi,
tanah. Cadangan migas atau serta struktur geologi.
hidrokarbon di Indonesia umumnya Sedangkan studi geofisika
berada di cekungan belakang busur meliputi survei seismik yang dilakukan
(back arc basin), yakni cekungan untuk memetakan kondisi lapisan
sedimen yang terletak di belakang bebatuan di bawah permukaan tanah.
busur vulkanik. Migas juga terdapat di Gambaran lapisan bebatuan diperoleh
cekungan tepi benua (continental dengan mencatat gelombang pantulan
margin). getaran dari dalam tanah pada
Untuk mencari lokasi cadangan kedalaman tertentu dan direkam oleh
migas, perlu studi geologi dan geofisika alat pencatat penerima getaran,
yang cermat. Dalam studi geologi, para semacam alat pendeteksi gempa. Di
ahli geologi melakukan survei untuk darat, getaran itu diperoleh dengan
memetakan kondisi permukaan bumi cara meledakkan dinamit yang ditanam
secara detail. Survei dilakukan dengan pada kedalaman tertentu. Sedangkan
70
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 2

dalam survei seismik laut, sumber menentukan risiko pengeboran


getaran dibuat dari pelepasan tekanan eksplorasi atau sering disebut sebagai
tinggi dari alat yang disebut air gun. geological chance factor atau
Berdasarkan hasil studi geologi geological risk.
dan geofisika, suatu lokasi dinyatakan Hasil studi geologi dan geofisika
memiliki prospek cadangan migas bila yang menyatakan adanya prospek
memenuhi seluruh kriteria sistem cadangan hidrokarbon ditindaklanjuti
hidrokarbon (petroleum system), yang dengan melakukan pengeboran sumur
meliputi adanya batuan sumber (source eksplorasi untuk membuktikan
rock), migrasi, reservoir (tempat di penemukan cadangan hidrokarbon.
mana hidrokarbon tertampung), Hasil pengeboran sumur
perangkap reservoir (reservoir trap), eksplorasi selanjutnya menjadi acuan
dan batuan lapisan penyekat (seal untuk melakukan pengembangan
rock). lapangan. Jika cadangannya besar,
Dengan mengacu pada data kegiatan dilanjutkan dengan tahap
yang diperoleh, masing-masing kriteria berikutnya, yakni penyiapan
diberi bobot penilaian. Bobot penilaian infrastruktur fasilitas produksi untuk
dari masing-masing kriteria itu mendukung kegiatan eksploitasi atau
kemudian dikalkulasikan untuk produksi.

Gambar 1 Petroleum System pada suatu Cekungan Migas

II. Cekungan Migas di Indonesia tersebut akan mempengaruhi


Indonesia merupakan wilayah terbentuknya cekungan-cekungan
yang memiliki potensi minyak dan gas sedimen dibelakang maupun di depan
bumi yang besar. Hal ini karena jalur gunung api. Cekungan sedimen
Indonesia merupakan tempat di mana adalah tempat yang memiliki bentuk
terjadinya pertemuan 3 (tiga) lempeng cekungan menjorok kedalam dan lebih
yang mengakibatkan terbentuknya rendah dari sekililingnya yang terbentuk
gunung-gunung api kemudian hal pada kerak bumi. Cekungan sedimen

71
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 2

ini merupakan tempat terbentuknya Akumulasi migas yang bernilai


petroleum system. Cekungan sedimen komersial selalu ditemukan pada
menjadi tempat sedimen yang berasal cekungan sedimen. Namun demikian
dari laut, danau, sungai, delta, pantai tidak semua cekungan sedimen
diendapkan. Untuk eksplorasi migas hal mengandung minyak atau gas bumi. Di
pertama yang dilakukan adalah Indonesia sejumlah cekungan sedimen
pencarian cekungan sedimen karena telah berhasil di identifikasi
migas akan terbentuk dan terakumulasi keberadaannya. Pada tahun 1985
pada cekungan sedimen. Setelah Ikatan Ahli Geologi Indonesia telah
mengetahui cekungan sedimen tersebut mempublikasikan jumlah cekungan
kemudian dilakukan analisa pada sedimen di Indonesia adalah 60 buah.
masing-masing syarat petroleum
system.

Gambar 2 Cekungan Sedimen di Indonesia (IAGI, 1985)

Dari 60 cekungan sedimen yang cekungan sedimen di Indonesia.


tersebar di wilayah Indonesia ada Berdasarkan data yang ada, saat ini 16
sebagian yang sudah terbukti cekungan sedang memproduksikan
memenuhi syarat untuk terkumpulnya migas. Sisanya (44 cekungan), terbagi
minyak dan gas bumi, sedangkan ke dalam : 10 cekungan sudah dibor
lainnya belum terbukti. Klasifikasi ini dan menemukan migas tetapi masih
masih dipakai karena belum adanya membutuhkan banyak eksplorasi dan
pembaharuan yang dilakukan sampai pengembangan agar dapat menjadi
sekarang. Sementara itu, Badan cekungan produksi; 12 cekungan sudah
Geologi (2010) menggunakan metode dibor tetapi belum menemukan migas;
gayaberat (gravitasi) untuk memetakan dan sisanya 22 cekungan sama sekali
cekungan-cekungan sedimen sehingga belum dilakukan pemboran.
bisa mengklasifikasikan menjadi 128

72
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 2

Gambar 3 Cekungan Sedimen (sumber: Badan Geologi, 2010)

III. Cadangan Migas Indonesia diproduksikan. Dari tahun ke tahun,


Berdasarkan data yang ada angka produksi minyak juga terus
diperkirakan di Indonesia masih sangat mengalami penurunan karena jumlah
memiliki potensi migas yang besar. Dari cadangan yang dikuras tidak
66 cekungan sedimen hanya sekitar 18 berbanding lurus dengan jumlah
cekungan yang berproduksi hal ini cadangan baru yang ditemukan.
dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Menghadapi kondisi ini, Indonesia tidak
maupun investor untuk menggali punya banyak pilihan. Kegiatan
potensi migas di Indonesia. eksplorasi minyak dan gas bumi secara
Berdasarkan data Ditjen Migas masif harus segera dilakukan. Jika
ESDM cadangan minyak bumi tersisa tidak, impor BBM akan semakin besar
7,38 milyar barrel dan cadangan gas demi memenuhi kebutuhan domestik
bumi berkisar 149,3 triliun cubic feet per yang terus mengalami kenaikan tiap
1 Januari 2014. Berdasar data tersebut tahun. Pemerintah sendiri sadar bahwa
Indonesia telah berada di ambang krisis kegiatan eksplorasi secara masif tidak
energi. Jumlah permintaan untuk bisa lagi ditunda. Langkah nyata perlu
memenuhi kebutuhan bahan bakar segera diwujudkan agar Indonesia tidak
minyak (BBM) tidak lagi sebanding semakin tergantung pada impor BBM.
dengan volume minyak yang

73
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 2

Gambar 4 Cadangan Migas Indonesia Status 1 Januari 2014 (sumber: Ditjen Migas)

Dari data yang ada sebagian yang ada tidak begitu luas seperti di
besar jumlah cadangan migas di Indonesia bagian barat. Namun hal-hal
Indonesia berasal dari wilayah tersebut dapat diatasi dengan
Indonesia bagian barat padahal seperti ketersediaan teknologi yang canggih,
data yang ada potensi migas di izin eksplorasi tidak dipersulit,
Indonesia bagian timur masih cukup melakukan riset-riset mengenai kondisi
besar tetapi terdapat beberapa geologi di Indonesia bagian timur, hal
permasalahan yang menyebabkan ini merupakan tugas dari pemerintah
sulitnya eksplorasi di Indonesia bagian untuk menarik minat investor guna
timur antara lain adalah Indonesia menanamkan modalnya untuk
bagian timur memiliki struktur geologi melakukan investasi migas karena
yang kompleks, tingginya tingkat dibutuhkan biaya yang cukup besar
deformasi, berada di laut yang sangat untuk melakukan eksplorasi di
dalam, infrasturktur yang tidak memadai Indonesia bagian timur.
untuk eksplorasi, cekungan sedimen

Gambar 5 Perbandingan Penemuan Eksplorasi di Indonesia Periode 1996-2010


(SKK Migas, 2014)
74
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 2

IV. Potensi Migas Non Konvensional Indonesia memiliki total sumber daya
(MNK) GMB sebesar 453,30 TCF dan shale
Potensi Migas di Indonesia gas sebesar 570 TCF (Ditjend Migas
lainnya adalah migas non konvensional. 2012). Sumber daya gas non
Migas non konvensional ini berbeda konvensional yang telah diketahui
dengan migas konvensional. Migas non adalah sumber daya gas yang berasal
konvensional ini antara lain adalah gas dari batubara dan sumber daya migas
metana batubara, shale gas, dan tight yang terjebak di dalam batuan serpih
gas sands. Ketiga migas non (shale) tertentu. Khusus yang terakhir,
konvensional ini harus dieksploitasi keberadaannya dianggap banyak
secara maksimal karena dapat menjadi karena di Indonesia sedikitnya telah
cadangan untuk menggantikan migas terbukti memiliki lebih dari 20 cekungan
konvensional. Migas non konvensional hidrokarbon dan 15 cekungan
ini memiliki volume yang sangat besar diantaranya telah diklasifi kasikan
namun susah untuk didapatkan karena sebagai cekungan prolifi c untuk
untuk mendapatkannya harus dengan produksi minyak dan gas bumi
teknologi dan teknik yang canggih. konvensional.

Gambar 6 Potensi Migas Non Konvensional di Indonesia (sumber: Ditjen Migas, 2012)

V. Kendala dan Tantangan Komite ini juga melakukan kajian-kajian


Eksplorasi Migas. terhadap aspek-aspek dalam kegiatan
Dalam rangka upaya eksplorasi, mulai dari regulasi, eksekusi
meningkatkan jumlah cadangan migas di lapangan, koordinasi antara
Indonesia, Kementerian ESDM pemerintah pusat dan daerah,
membentuk tim adhoc bernama Komite koordinasi antar kementerian, hingga
Eksplorasi Nasional (KEN) pada hal-hal teknis, termasuk upaya
tanggal 6 Mei 2015 yang mempunyai memperbaiki iklim investasi supaya
tugas untuk mendorong kegiatan makin banyak investor yang tertarik
eksplorasi dalam skala besar selama 5 berinvestasi dalam kegiatan eksplorasi.
(lima) tahun kedepan mengingat Komite ini bertugas selama 6 bulan
cadangan migas yang makin menipis.

75
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 2

mulai tanggal dibentuknya. Hasil dari riset peningkatan kualitas dan


KEN berupa rekomendasi. kuantitas data bawah permukaan
Rekomendasi akhir KEN ini pada cekungan sedimen
terdiri dari riset-riset dasar migas, potensial yang terkubur oleh
strategi eksplorasi dalam wilayah yang endapan vulkanik muda di daerah
akan habis masa kontraknya, Jawa dan Sumatera. Sedangkan
pencabutan PP No. 79 Tahun 2010 dan riset gas biogenic difokuskan
perubahan PSC term dalam kontrak pada evaluasi potensi sumber
kerjasama, revisi kontrak migas non- daya gas biogenic 10 cekungan
konvensional, fokus eksplorasi dan Indonesia (7 cekungan sedimen
peningkatan cadangan migas, tata terbukti gas biogenik dan 3
kelola perijinan migas, keterbukaan cekungan frontier) dan kolokium
data migas dan revisi UU migas. serta simposium gas biogenik
1. Program riset dasar eksplorasi Indonesia.
migas di tahun 2016 yang meliputi 2. Mengenai strategi eksplorasi dalam
riset migas non-konvensional, wilayah yang akan habis masa
system petroleum pra-tersier, gas kontraknya, KEN
biogenik dan merekomendasikan agar Pemerintah
sistem petroleum gunung api, yang tidak memperpanjang wilayah kerja
hasilnya akan digunakan untuk (WK) yang akan habis masa
mendelineasi wilayah-wilayah kerja kontraknya tetapi memisahkan
baru migas dalam 2-5 tahun ke (carve out) wilayah produksi yaitu
depan untuk mewujudkan Reserve lapangan yang diproduksi, dari
Replacement Ratio (RRR) lebih dari wilayah non-produksi baik secara
100%. horizontal maupun secara vertikal.
a. Riset migas non-konvensional Selanjutnya, mengalihkan wilayah
difokuskan pada identifikasi produksi dengan terms and
karakteristrik potensi migas non- conditions yang baru dan membuka
konvensional berdasarkan sifat- wilayah non-produksi sebagai WK
sifat kimia, fisika dan hubungan eksplorasi.
keduanya serta pengembangan a. Dalam revisi kontrak migas non-
analisis karakter seismik. konvensional, Pemerintah diminta
b. Riset sistem petroleum pra- membentuk suatu task
tersier, meliputi pengintegrasian force khusus yang melibatkan
hasil joint study pra-tersier di area Ditjen Migas, SKK Migas dan
Kawasan Barat Indonesia (KBI) industri untuk menetapkan
dan Kawasan Timur Indonesia panduan umum dan khusus bagi
(KTI), penambahan ruang lingkup pelaksanaan jenis kontrak baru
program di unit Pusat Survei maupun aturan yang jelas untuk
Geologi (Passive Seismic peralihan dari kontrak lama ke
Tomography, rembesan migas kontrak baru sebagai
mikro, Magnetotulerik, Gravity, implementasi Peraturan Menteri
Drop Core Survey), pemetaan ESDM Nomor 38 Tahun 2015
geologi permukaan terintegrasi tentang Percepatan Pengusahaan
untuk batuan pra-tersier di Minyak dan Gas Bumi
sepanjang Pulau Sumatera. Konvensional.
c. Riset sistem petroleum gunung b. SKK Migas direkomendasikan
api, difokuskan pada program membentuk tim yang berbeda
76
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 2

dalam pelaksanaan eksplorasi pertambangan minyak dan gas


maupun pengembangan MNK bumi serta pengawasan hasil
yang menggunakan pertambangannya dipusatkan
kontrak Gross Split Sliding pada kementerian yang bidang
Scale karena kontrak ini memiliki tugasnya meliputi pertambangan
mekanisme pelaksanaan kontrak minyak dan gas bumi.
yang sangat berbeda dengan 4. Untuk fokus eksplorasi dan
jenis kontrak yang sudah peningkatan cadangan migas,
diterapkan saat ini Pemerintah direkomendasikan
3. Revisi dan pencabutan peraturan melakukan upaya tertentu dan fokus
perundangan yang menyulitkan terhadap pengembangan sumber
percepatan eksplorasi. daya migas yang sudah ditemukan
a. Pencabutan PP No. 79 Tahun (discovered resources) sehingga
2010 tentang Biaya Operasi yang potensi sejumlah 5,2 miliar barel
dapat dikembalikan dan perlakuan minyak equivalent (2,7 miliar barel
pajak penghasilan di bidang minyak dan 14 TCF gas inplace) dari
usaha hulu migas serta 106 struktur (status 01 Januari 2015)
perubahan PSC Term dalam dapat dikembangkan dan diproduksi
kontrak kerjasama. PP ini dinilai serta fokus terhadap eksplorasi atas
bersifat kontra-produktif terhadap sumur-sumur dengan indikasi
kegiatan eksplorasi yang ingin kandungan migas tetapi belum
ditingkatkan secara signifikan oleh dilakukan pengujian dengan potensi
Pemerintah. Dan Pemerintah juga cadangan sejumlah 16,6 miliar barel
diharapkan melakukan peninjauan minyak equivalent dari 120 struktur
kembali ketentuan fiskal dalam (status 01 Januari 2015).
kontrak kerjasama existing dan 5. Sedangkan dalam tata kelola
menawarkan ketentuan fiskal baru perizinan migas, Pemerintah diharap
yang lebih menarik pada kontrak melakukan perizinan „satu atap, satu
kerjasama yang akan datang, pintu, satu meja‟ untuk
demi menjamin tingkat mengakselerasi eksplorasi migas
keekonomian untuk menarik bagi Indonesia. Dan Pemerintah
investor dalam meningkatkan menyelesaikan terlebih dahulu
kegiatan eksplorasi. seluruh jenis perizinan umum
b. Perlu dilakukan revisi UU migas kegiatan eksplorasi yang dikeluarkan
untuk menjawab permasalahan sendiri oleh Pemerintah sebelum
bahwa minyak dan gas bumi WK migas eksplorasi diberikan
adalah galian strategis, baik untuk kepada kontraktor kontrak
perekonomian negara maupun kerjasama melalui peningkatan
untuk kepentingan pertahanan kualitas konsultasi penetapan
dan keamanan nasional, bukan wilayah dengan melibatkan semua
komoditi penghasil revenue pemangku kepentingan di dalam
semata apalagi devisa. Dengan konsultasi.
tidak mengurangi tugas dan 6. Rekomendasi tentang pengelolaan
wewenang kementerian/lembaga data migas.
dalam bidangnya masing-masing, a. Pemerintah diminta melakukan
menurut KEN, maka tata usaha, penguatan kelembagaan
pengawasan pekerjaan dan pengelolaan data, termasuk
pelaksanaan pengusahaan penguatan infrastruktur dan
77
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 2

pembiayaan oleh negara serta kemakmuran rakyat Indonesia


penegakan aturan penyerahan dalam konteks ketahanan
data, baik data baru yaitu 3 bulan nasional dan kemandirian energi.
setelah survei, maupun data lama
(sunset policy penyerahan data VI. Penutup
lama). Potensi migas berdasarkan data
b. KEN juga menilai perlu adanya 2013, sebagian besar masih dalam
perkembangan paradigma baru bentuk sumber daya (cadangan
yakni data sebagai infrastruktur potensial). Maka, diperlukan kegiatan
untuk menunjang kegiatan eksplorasi untuk menambah cadangan
eksplorasi dan bukan objek PNBP terbukti. Sumber daya ini merupakan
sehingga akses dan sumber daya yang tidak dapat
pemanfaatannya dapat dilakukan diperbaharui yang akan habis pada
dengan mudah dan murah. saatnya. Untuk itu dibutuhkan
Misalnya dengan pengendalian yang baik dan
model membership yang dapat di- bertanggung jawab oleh seluruh
cost recovery oleh Pemerintah. komponen di Indonesia. “Pengendalian
Oleh karena itu, Pemerintah perlu migas di Indonesia tidak hanya
mendukung kegiatan survei tergantung pada kondisi politik, sosial,
umum melalui penawaran term & dan ekonomi namun yang paling
conditions yang lebih menarik penting adalah kondisi geologi”
c. Selain itu, data untuk pencarian (Satyana, 2013). Produksi migas yang
dan pengembangan minyak dan terus mengalami penurunan
gas bumi bukan merupakan merupakan hal yang wajar karena
sumber pendapatan negara, kondisi lapangan migas yang sudah
daerah penghasil migas harus cukup lama. Dengan kondisi harga
berkecukupan migas untuk minyak dunia yang relatif rendah
pembangunan dan dewasa ini diperlukan campur tangan
mengembangkan industrinya. pemerintah untuk mendorong
d. Eksplorasi di daerah perbatasan eksplorasi migas melalui sumber
dengan negara lain dan strategis dayanya sehingga potensi kerugian
dilakukan untuk sebesar-besar investor migas dapat ditekan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Inteligen Negara, Editor: Hikam, MAS., 2015, Ketahanan Energi Indonesia 2015
– 2025 Tantangan dan Harapan. CV. Rumah Buku.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2015.,Rekomendasi Tim Adhoc Komite
Eksplorasi Nasional, Jakarta.
Pusat Data dan Informasi KESDM, 2010, Indonesia Energy Outlook 2010, Jakarta.
Sukhyar.et al., (2013), Unconventional Oil and Gas Potential in Indonesia with Special
Attention to Shale Gas and Coal-bed Methane, Jakarta.
SKK Migas, Berbagai sumber.

*) Widyaiswara Muda Pusdiklat Migas

78

Anda mungkin juga menyukai