Anda di halaman 1dari 12

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Mangan

Mangan merupakan salah satu dari 12 unsur terbesar yang

terkandung dalam kerak bumi. Bijih Mangan yang terkandung dalam kerak

bumi diketahui ada 300 jenis. Namun yang sering dijumpai dalam cebakan

bijih komersial ada 13 jenis diantaranya Hausmanit, Manganit, Bementit,

Rodokrosit, Rodonit, Psilomelan, Pirolusit, Kriptomelan, Ramsdellit.

Pirolusit dan Psilomelan merupakan mineral yang umum menjadi cebakan

utama bijih mangan. Logam dan Ion mangan bersifat paramagnetic. Mangan

termasuk golongan transisi. Memiliki titik lebur yang tinggi kira-kira

1250ºC. Mangan bereaksi dengan air hangat membentuk mangan hidrosikda

dan hidrogen. Mangan cukup elektropositif, dan mudah melarut dalam asam

bukan pengoksidaksi. Selain titik cairnya yang tinggi, daya hantar listrik

merupakan sifat-sifat mangan yang lainnya. Meskipun jarang digunakan

dalam bentuk murni, Mangan sangat penting untuk pembuatan baja.

(Madjadipoera, T.1990)

Mangan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat

dan silikat dengan nama Pirolusit (MnO2), Manganit (MnO(OH)),

Rodokrosit (MnCO3) dan Rodonit (MnSiO3). (Ansori. C, 2010)

Sumber-sumber Mangan adalah:

 a. Pirolusit (MnO2)

b. Brounit (Mn2O3)

c. Hausmanit (Mn3O4)

6
d. Manganit (Mn 2O3.H2O)

e. Psilomelan ((BaH2O)2.Mn5O10))

f. Rodokrosit (MnCO)

Kebutuhan barang tambang mangan dewasa kini meningkat seiring

dengan peningkatan teknologi dan kebutuhan akan mangan. Mangan yang

merupakan logam yang digunakan untuk berbagai macam kebutuhan seperti

campuran logam untuk menghasilkan baja, campuran logam untuk kebutuhan

baterai, dan untuk berbagai kebutuhan logam lainnya. (Madjadipoera,

T.1990)

2.1.1 Karakteristik Mangan


Mangan adalah logam berwarna putih keabu-abuan seperti besi

dengan kilap metalik sampai sub metalik, memiliki tingkat kekerasan 2-6

skala mohs, massa jenis 7.21 g/cm3, massif, reniform, botriodal, stalaktit,

serta berstruktur fibrous dan radial. Bijih Mangan dan ion-ion biasanya

mempunyai daya magnet yang kuat. Dalam keadaan sendiri, bijih mangan

bersifat keras tapi rapuh. (Riyanto, Asril 1994)


Mangan mudah teroksidasi oleh udara, bereaksi lambat dengan air

dan membentuk berbagai macam senyawa dengan tingkat oksidasi yang

paling bervariasi. Mangan sangat reaktif secara kimiawi, dan terurai

dengan air dingin perlahan-lahan. Mangan digunakan untuk membentuk

banyak alloy yang penting. Dalam baja, Mangan meningkatkan kualitas

tempaan baik dari segi kekuatan, kekerasan dan kemampuan pengerasan.

Dengan alumunium dan bismut khususnya dengan sejumlah kecil

tembaga, membentuk alloy yang bersifat ferromagnetik. (Riyanto, Asril

1994)

7
2.1.2 Keterdapatan di Alam

Endapan mangan dapat terbentuk dari beberapa cara yaitu proses

hidrotermal yang dapat dijumpai dalam bentuk vein, metamorfik dan

cebakan sedimenter dan residual. (Asril Riyanto., 1989)

a. Endapan Hidrotermal

Endapan hidrotermal merupakan hasil dari proses terakhir diferensi

magma, dimana larutan magma sisa yang belum membeku terutama

yang terdiri dari larutan yang berair dan dalam keadaan panas, dalam

perjalanannya menuju ke suatu tempat untuk membentuk endapan

hidrotermal akan mengisi tempat – tempat di dalam bumi seperti pada

pori – pori dan lubang – lubang kecil pada batuan beku, pengisian pada

lubang – lubang yang terjadi akibat pembekuan magma dari aliran lava,

pengisian pada rekahan – rekahan seperti retak – retak lava akibat

pembekuan misalnya dalam dike atau rekahan – rekahan yang terjadi

akibat proses perlipatan suatu lapisan batuan, pengisian pada breksi

vulkanik, pengisian pada bidang perlapisan, pengisian pada patahan dan

pengisisan pada daerah – daerah pergeseran lapisan. (Asril Riyanto.,

1989)
Pada saat larutan hidrotermal menerobos batuan – batuan yang

dilewatinya mungkin akan terjadi pergantian susunan ikatan kimia dari

batuan yang dilewati tersebut. Proses ini bisa baik terjadi pada batuan

yang reaktif dan biasanya batas – batas daerah alterasi adalah sejajar

dengan dinding lubang yang diterobos larutan hidrotermal tersebut.

Batuan yang dilewati akan berubah baik secara kimia maupun

mineraloginya.

8
Akibat aktivitas hidrotermal ini juga dijumpai endapan – endapan

Mangan di bawah laut dan biasanya bersama dengan endapan Pb, Zn,

Cu dan Fe.

b. Endapan Residual

Endapan residual adalah termasuk endapan permukaan yang terjadi

akibat proses pelapukan terhadap batuan sumber. Unsur – unsur Mn-nya

dapat berasal dari batuan kapur yang mengandung Mn atau sekis

(batuan metamorf), vein atau pegmatit yang mengandung Mn serta

batuan breksi andesit atau dasit.

Disamping batuan sumber tersebut di atas, dalam proses

pembentukannya juga sangat dipengaruhi oleh faktor iklim dan

topografi, dimana keadaan reliefnya harus sedemikian rupa sehingga

memungkinkan terakumulasinya unsur – unsur tersebut menjadi

endapan residual yang bernilai ekonomis. (Asril Riyanto., 1989)

c. Endapan Sedimenter

Terbentuknya oksida Mn biasanya berkaitan dengan kegiatan

vulkanis dan batuan yang bersifat basa. Setelah batuan melapuk, maka

butir – butir batuan itu mungkin menjadi mineral – mineral yang lebih

stabil atau mungkin pula akan larut, terangkut oleh aliran air dan

diendapkan di tempat lain sebagai endapan sedimenter. (Asril Riyanto.,

1989)
2.1.3 Kegunaan Mangan

Prospek market Mangan sangat bergantung pada industri baja dunia.

Saat ini 90 persen produksi Mangan masih dikonsumsi industri baja dan

untuk keperluan ini biasanya digunakan campuran besi Mangan, yaitu

9
feromangan. Feromangan diproduksi dengan mereduksi campuran besi

dan oksida mangan dengan karbon. Bijih Mangan yang paling utama

adalah pirolisit (MnO2). (Ansori, C. 2010).

Mangan merupakan salah satu produk pertambangan dengan

kegunaan luar biasa. Komoditi yang termasuk dalam kelompok dua belas

mineral di kulit bumi menjadi bahan baku yang tidak tergantikan di

industri baja dunia. Ferromangan dan Silico Mangan merupakan dua

bentuk mangan yang banyak digunakan industri baja. Mangan juga

digunakan untuk produksi baterai kering, keramik, gelas dan kimia.

(Ansori, C. 2010).

Mangan sangat penting untuk produksi besi dan baja. Mangan

adalah komponen kunci dari biaya rendah formulasi baja stainless dan

digunakan secara luas tertentu. Mangan digunakan dalam paduan baja

untuk meningkatkan karakteristik yang menguntungkan seperti kekuatan,

kekerasan dan ketahanan.. Mangan digunakan untuk membuat agar kaca

tdk berwarna dan membuat kaca berwarna ungu. (Sahoo, et al.,2001).

Mangan dioksida juga digunakan sebagai katalis. Selain itu Mangan

digunakan dalam industri elektronik, di mana Mangan dioksida, baik alam

atau sintetis, yang digunakan untuk menghasilkan senyawa Mangan yang

memiliki tahanan listrik yang tinggi di antara aplikasi lain, ini digunakan

sebagai komponen dalam setiap pesawat televisi. (Sanusi, B., 1984)

2.2 Pengolahan Bahan Galian

Pengolahan bahan galian merupakan proses pemisahan mineral

berharga dari materian tidah berharga, yang dilakukan secara mekanis

10
sehingga menghasilkan produk yang kaya mineral berharga atau berkadar

tinggi dan mineral yang berkadar rendah .untuk mendapakan hasil pengolahan

yang baik maka di butuhkan beberapa proses, antara lain :

2.2.1 Perlakuan Awal

Perlakuan awal merupakan pengolahan bijih mineral sebelum

diproses lebih lanjut. Proses ini pada umumnya bersifat fisika.

2.2.1.1 Comminution (Kominusi)

Kominusi merupakan salah satu tahapan pada pengolahan

bijih,mineral atau bahan galian. Pada kominusi, bijih atau mineral

dari tambang yang berukuran besar dari pada 1 meter dapat

dikecilkan menjadi bijih berukuran dari pada 100 mikron. Bijih atau

mineral dalam ukuran besar biasanya berkadar sangat rendah dan

terikat dengan mineral pengotornya. Sehingga untuk dapat diolah

dan dapat meningkatkan kadar mineral tertentu harus melalui operasi

pengecilan terlebih dahulu. Operasi pengecilan ukuran bijih

umumnya dibagi menjadi dua tahap yaitu peremukan (crushing) dan

penggerusan (grinding).

2.2.1.2 Sizing

Setelah melalui proses kominusi ukuran bijih atau mineral

menjadi bervariasi sehingga harus dilakukan proses pemisahan

berdasarkan ukuran partikel agar dapat digunakan sesuai ukuran

yang dibutuhkan. Dalam proses pemisahan partikel terbagi menjadi

11
dua jenis berdasarkan skala penggunaanya, pengayakan (screening)

untuk skala industri dan penyaringan (sieving) untuk skala

laboratorium.

2.3 Proses Ekstrasi Mineral

Proses ekstrasi miner merupakan proses yang dilakukan setelah

mineral atau bijih sudah melalui proses-proses awal terlebih dahulu. Pada

proses ekstrasi ada satu atau lebih dari tiga tipe metalurgi berikut yang

digunakan, yaitu pyrometallurgy, hydrometallurgy, dan electrometallurgy.

(Sugiyarto, Kristian H. 2003)

2.3.1 Proses Hidrometalurgi

Proses hidrometalurgi merupakan suatu proses dimnana dilakukan

pemakaian suatu zat kimia yang cair untuk dapat melarutkan suatu partikel

tertentu. Hidrometalurgi juga dapat diartikan sebagai proses ekstraksi

metal dengan larutan reagen encer (< 1 gram/mol) dan pada suhu < 100º

C. Reaksi kimia yang dipilih biasanya sangat selektif. Artinya hanya metal

yang diinginkan saja yang akan bereaksi (larut) dan kemudian dipisahkan

dari material yang tidak diinginkan.

2.4 Reaksi Leaching

Reaksi leaching merupakan proses pelarutan selektif yang hanya

logam-logam tertentu yang dapat larut .pelarut akan melarutkan sebagian

bahan padatan sehingga bahan terlarut yang diinginkan dapat diperoleh.

12
Leaching juga merupakan proses pemisahan zat padat yang dapat melarut (zat

terlarut) dari campuran dengan zat padat yang tidak dapat larut.

2.5 Larutan Amonia (NH₃)

Amonia (NH₃) merupakan gas yang tidak berwarna,berbau tajam

dan sangat larut dalam air terdiri dari nitrogen dan hydrogen. Ammonia adalah

senyawa yang stabil dan berfungsi sebagai bahan awal untuk produksi banyak

senyawa hydrogen.

Amonia digunakan dalam berbagai proses metalurgi karena

ammonia biasa diurai dengan mudah untuk menghasilkan hydrogen, selain itu

ammonia juga dapat menyerap sejumlah besar panas disekitarnya yaitu satu

gram ammonia dapat menyerap 327 kalori karena ammonia memiliki titik

didih yang cukup tinggi yaitu -33,35º C (-28,03º F). sedangkan titik beku dari

ammonia adalah -77,7º C (-107,8 º F)

2.6 Atomic Absorption Spectrophotometer (ASS)

AAS sering juga disebut juga dengan spectrophotometer serapan

atom (SSA) absorbsi atom adakah spectroskopi atom yang pertama kali dapat

di andalkan untuk menganalisa adanya logam dalam sampel yang berasal dari

lingkungan.

AAS itu sendiri adalah salah satu instrument untuk mengukur

konsentrasi unsure pada suatu elemen yang menggunakan prinsip eksitasi

pada atom. Penggunaan AAS ini sekarang cukup popular, ada yang di gunakan

untuk cek darah dan urine biasanya pada anlisis klinis, untuk industry

pertambangan, industri kimia dan lain-lain. Sesuai dngan namanya ini adalah

sebuah instrument yang menggunakan spectrum cahaya sebagai komponen

13
utama pengukuran. Prinsipnya adalah sarapan spectra cahaya yang dilakukan

oleh atom-atom , ini yang spesialnya

2.6.1 Jenis AAS

1. Atomisasi dengan nyala

Suatu senyawa logam yang dipanaskan akan membentuk atom

logam pada suhu ± 1700º C atau lebih. Sampel yang berbentuk cairan

akan dilakukan atomisasi dengan cara memasukan cairan tersebut

kedala campuran gas bakar. Tingginya suhu nyala yang diperlukan

untuk atomisasi setiap unsure berbeda. Beberapa unsure dapat

ditentukan dengan nyala dari campuran gas yang berbeda akan

memberikan sensitivitas yang berbeda pula.

2. Atomisasi tanpa nyala

Atomisasi tanpa nyala dilakukan dengan mengalirkan energy listrik

pada batang karbon (CRA-Carbon Rod Atomizer) atau tabung karbon

(GTA-Grapithe Tube Atomizer) yang mempunyai 2 elektroda.

Sampel dimasukan kedalam CRA atau GTA. Arus listrik dialirkan

sehingga batang atau tabung menjadi panas (suhu naik menjadi tinggi)

dan unsur yang dianalisa akan teratominasi. Suhu dapat diatur hingga

3000ºC. Pemanasan larutan sampel melalui 3 tahapan yaitu :

 Tahap pengeringan (drying) untuk menguapakan pelarut

 Pengabuan (ashing), suhu furnace dinaikan bertahap sampai terjadi

dokomposisi dan penguapan senyawa organic yang ada dalam

sampel sehingga di peroleh garam atau oksida logam

 Pengatoman ( Atomization)

14
3. Atomisasi dengan pembentukan senyawa hidrida

Atomisasi dengan pembentukan senyawa hidrida dilakukan untuk

unser As,Se,Sb, yang mudah terurai apabila dipanaskan pada suhu

lebih dari 800ºC sehingga atomisasi dilakukan dengan membentuk

senyawa hidrida berbentuk gas atau lebih terurai menjadi atom-

atomnya melalui reaksi reduksi oleh SnCl₂ atau NaBH₄ contohnya

merkuri (Hg)

2.5.2 Prinsip kerja AAS

Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-

atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu,

tergantung pada sifat unsurenya. Dengan absorbsi energi, berarti

memperoleh lebih banysk energi, suatu atom pada keadaan dasar di

naikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Keberhasilan analisis

tergantung pada proses eksitasi dan memperoleh garis resonansi yang

tepat.

Cara kerja AAS :

Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen berikut :

 Unit atomisasi

 Sumber radiasi

 Sistem pengukur fotometrik

Atomisasi daoat dilakukan dengan baik dengan nyala maupun

dengan tungku. Untuk mengubah unsure metalik menjadi uap atau hasil

disosiasi diperlukan energy panas

15
Temperatur harus benar-benar terkendali dengan sangat hati-hati

agar proses atomisasi sempurna. Biasanya temperature dinaikan secara

bertahap, untuk menguapkan sekaligus mendisosiasikan senyawa yang

dianalisis. Bila ditinjaudari sumber radiasi, haruslah bersifat sumber yang

kontiniu. Disamping itu sistem dengan penguraian optis yang sempurna

diperlukan untuk memperoleh sumber sinar dengan garis absorbs yang

semonokromator mungkin.

Seperangkat sumber yang dapat memberikan garis emisi yang

tajam dari suatu unsure yang spesifik tertentu dikenal sebagai lampu pijar

hallow cathode. Dengan pemberian tegangan pada arus tertentu logam

mulai memijar, dan atom-atom logam katodenya akan teruapkan dengan

pemercikan. Atom-atom akan tereksitasi kemudian mengemisikan radiasi

pada pamjang gelongbang tertentu

2.5.3 Kelebihan dan Kelemahan AAS

1. Kelebihan AAS :
Kelebihan metode AAS dibandingkan dengan spektrofometer biasa

yaitu spesifik, batas deteksi yang rendah dari larutan yang sama biasa

mengukur unsure-unsur yang berlainan, pengukurannya langsung

terhadap contoh, output dapat langsung dibaca, cukup ekonomis, dapat

diaplikasikan pada banyak jenis unsure, batas kadar penentuan luas

(dalam ppm sampai %)


2. Kelemahan dari AAS :
Kelemahan metode AAS yaitu pengaruh kimia dimana AAS tidak

mampu menguraikan zat menjadi atom misalnya pengaruh fosfat

terhadap Ca, pengaruh ionisasi yaitu bila atom tereksitasi (tidak dapat

16
disosiasi) sehingga menimbulkan emisi pada panjang gelombang yang

sama serta pengaruh matriks misalnya pelarut

17

Anda mungkin juga menyukai