DZURRAT AL-NĀŞIḪĪN
SKRIPSI
Oleh:
iii
7. Kepala Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Perpustakaan Utama UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan staff karyawan yang telah membantu penulis
dalam memberikan informasi mengenai buku-buku yang ada di perpustakaan
selama menyelesaikan skripsi ini.
8. Kedua orangtua tercinta Bapak M. Baban Suanda dan Ibu Yayah Rosyidah
yang selalu memberikan motivasi selama perjalanan kuliah dan senantiasa
memberikan kasih sayangnya yang tidak ternilai harganya selama masa studi
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Teman-teman di jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir angkatan tahun 2013
khususnya kelas TH B yang telah memberikan motivasi dan dukungan yang
selalu ada dalam kebersamaan dan bantuannya, serta sahabat yang selalu setia
menemani dan memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala
bantuannya baik secara langsung maupun tidak langsung demi
terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Semoga amal dan jasa, bantuan dan petunjuk serta dorongan yang telah
diberikan kepada penulis mendapatkan pahala dari Allah SWT. Akhir kata,
penulis berharap semoga hasil karya kepustakaan yang tertuang dalam bentuk
skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi amal bagi diri penulis khususnya dan
pembaca peda umumnya. Amīn Yā Robbal „Alamīn. Jazakumullāh aḫsanal jazā
Wassalāmu’alaikum Waraḫmatullāhi Wabarakātuh
Ciputat, 30 April 2018
Penulis
iv
MOTTO
ِ ِِ ِ ِ
ي ٌّ ِ َاه َد فَِإمَّنَا جُيَاه جد لنَػ ْفسه إِ مف اهللَ لَغ
َ ْ ِن َع ِن الْ َعالَم َ َوَم ْن َج
“Dan barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka kesungguhannya itu
adalah untuk dirinya sendiri. sesungguhnya Allah benar-benar maha kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (al-„Ankabūt:6).
v
DAFTAR ISI
vi
B. Isi Kitab .............................................................................. 36
BAB IV HADIS TENTANG DAJJAL DI KITAB DZURRAT AL-
NĀṢIHIN DAN KUALITAS SANADNYA
A. Teks Hadis dan Terjemahnya .............................................. 41
B. Takhrij Hadis ....................................................................... 42
C. I‟tibar dan Skema Sanad Hadis ........................................... 54
A. Kesimpulan .......................................................................... 79
B. Kritik dan Saran................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 81
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
ت Ta‟ T -
ث Sa‟ Ts -
ج Jim J -
خ Kha‟ Kh -
د Dal D -
ذ Zal Dz -
ر Ra‟ R -
ز Zai Z -
س Sin S -
ش Syin Sy -
viii
ط Ta‟ Ṯ T (dengan garis dibawah)
غ Gain Gh -
ؼ Fa‟ F -
ؽ Qaf Q -
ؾ Kaf K -
ؿ Lam L -
ـ Mim M -
ف Nun N -
و Wawu W -
هى Ha‟ H -
2. Vokal
Vokal bahasa Arab seperti Vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau
monoftong dan rangkap atau diftong.
a. Vokal tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab lambangnya berupa tanda atau harakat,
transliterasinya adalah sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
َ Fathah a a
َ Kasrah i i
ix
َ Ḏammah u u
b. Vokal Rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara
harakat dan huruf, transliterasinya adalah sebagai berikut:
Contoh:
Contoh:
x
Ta‟ marbutah yang hidup atau yang mendapat harakah fathah, kasrah dan
dammah, transliterasinya adalah (t).
b. Ta‟ marbutah mati
Ta‟ marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah
(h).
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf “ ”ال.
Namun, dalam transliterasi ini kata sandang itu tidak dibedakan atas kata
sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yang diikuti
oleh huruf qamariyah. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya dan dihubungkan dengan tanda (-).
xi
Pada dasarnya setiap kata, baik fi‟il (kata kerja), isim atau huruf, ditulis
terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf arab
sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain, karena ada huruf arab atau
harakat yang dihilangkan. Dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut
ditulis dengan kata perkata. Contoh:
الرازقي
ّ وا ّف اهلل هلو خري- Wa inna Allāh lahuwa khairu al-Rāziqīn
9. Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam
transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital
seperti yang berlaku dalam EYD, seperti huruf kapital yang digunakanuntuk
menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu
didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital harus
awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Contoh:
xii
ABSTRAK
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
persetujuan beliau tentang sifat dan karakternya. Hadis juga mempunyai fungsi
sebagai sumber hukum Islam yang kedua setelah al-Qur‟ān. Disebut sebagai
sumber hukum Islam yang kedua karena hadis dalam kedudukannya sebagai
Allah SWT juga mengancam orang-orang yang menyelisihi Rasulullah SAW dan
memberikan pujian terhadap orang-orang yang taat kepadanya. Hanya saja, dalam
beberapa hal kualitas hadis berbeda dengan al-Qur‟ān seperti tentang periwayatan.
perlu dilakukan penelitian, sedangkan hadis Nabi SAW dalam hal ini yang
1
Syuhudi Ismail, Kaidah Keshahihan Sanad Telaah dan Tinjauan dengan Pendekatan
Ilmu Sejarah (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), h. 4
2
Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadits Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 4
1
2
Salah satu persoalan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah hadis
tentang munculnya Dajjal. Kemunculan Dajjal ini adalah salah satu dari tanda-
tanda kiamat yang paling besar. Pada awalnya manusia mengira bahwa Dajjal
bukanlah manusia biasa, melainkan dari bangsa jin, karena ia bisa melakukan hal-
hal yang aneh dan luar biasa. Seperti menurunkan air hujan dan menghidupkan
sebagai Nabi Isa yang diutus oleh tuhan, sehingga orang-orang awam yang lemah
Dalam perjalanannya ada dua lokasi yang tidak bisa ia kunjungi yaitu Makkah dan
Madinah. Hal tersebut terdapat dalam potongan hadis riwayat Faṯimah binti Qāis
yang menyebutkan bahwa Dajjal akan keluar dan menelusuri bumi, tidak ada
tempat atau daerah yang tidak ia singgahi kecuali Makkah dan Madinah. Jika dia
pedangnya yang mengkilap dan di setiap jalan bukit ada malaikat yang
menjaganya.3
Kajian tentang akan datangnya Dajjal ke muka bumi ini sudah muncul
sejak kehadiran Nabi Muhammad SAW terutama sejak beliau diangkat sebagai
rasul, yang kemudian dijadikan panutan oleh para sahabat. Dengan kemahiran
Bahasa Arab yang dimiliki oleh para sahabat, mereka secara umum bisa langsung
menangkap maksud dari sabda yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.
dengan kata lain, dulu nyaris tidak ada problem dalam memahami hadis, sebab
3
Imam Muslim, Shahih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyratu Sā‟ah, bab Qișatu Dajjal, h.
1325.
3
Dzurrat al-Nāṣīḫīn karangan Syekh „Utsmān bin Ḫasan bin Aḫmad al-Syākir al-
Khaubawī. Dalam kitab tersebut terdapat dua hadis yang membicarakan tentang
fitnah Dajjal, yaitu pada majlis ke sebelas tentang keutamaan bulan Rajab5 dan
majlis ke empat puluh satu yaitu penjelasan tentang hari kiamat. 6 Salah satunya
ٍس ِ
ٍ َقََو ََخس
َِ فََبَِاَلْ ََم َْغَِر ِ ٍ ٍ ََ ىَعَلَْيَ َِوَالسَالََُمَ ََويََأَْ َُجَْو ََ ََِعْي
ََفَْ بَََو ََخ ْ َ َ جَ ََوثََالََثَةََ ُخَ ُسَ َْوفََ َخَ ْسَفََبَاَلْ ََم ْشََِر
ََ جَ ََوََمأَْ َُجَْو َ س
7
ََْ َاسََاَِ َل
.َََ َشََِرِىَ ْم ِ َ كَنََارََ َتَْرِ ِ ِ ِ ِ
ُ ُ ٌ ََ ََبََِزيَََْرَةَالَْ ََعََربََََوآخَُرََذَل
َ َجَمَ َنََالََْيَ َمَ ِنََتَطََُْرُدََالن
“Dari Ḫudzaifah Ibn Asīd al-Ghifāri, ia berkata telah datang kepada kami
Nabi SAW dan kami sedang mengobrol. Nabi SAW bertanya: apa yang
sedang kalian ingat? Kami menjawab: kami sedang mengingat hari kiamat.
Nabi SAW bersabda: sesungguhnya kiamat tidak akan berdiri sampai
muncul sebelumnya sepuluh tanda-tanda, maka Nabi SAW menuturkan:
asap, Dajjal, binatang melata, terbitnya matahari dari arah barat, turunnya
„Isa AS, munculnya Ya‟juj dan Ma‟juj, tiga gerhana, gerhana di Timur,
gerhana di Barat, gerhana di Jazirah Arab, dan terakhir keluarnya api dari
Yaman yang menggiring manusia ke tempat perkumpulan.”
4
Ibnu Katsir, al-Fitan Fitnah dan Kehidupan Akhir Zaman (Beirut: Dar al-Kutub al-
Ilmiyah, 2011), h. 138.
5
„Utsmān bin Aḫmad al-Syākir, Dzurrat al-Nāṣiḫīn, (al-Haramain, 2005), h. 40.
6
„Utsmān bin Aḫmad al-Syākir, Dzurrat al-Nāṣiḫīn, (al-Haramain, 2005), h. 149.
7
„Utsmān bin Aḫmad al-Syākir, Dzurrat al-Nāṣiḫīn, (al-Haramain, 2005), h. 149
4
adalah hal yang paling fundamental dalam kajian hadis. Sanad dan matan hadis
adalah dua komponen pembentuk utuhnya hadis yang menduduki posisi penting
dalam khazanah penelitian sebuah hadis, karena tujuan utama dalam penelitian
hadis adalah untuk mengetahui validitas sebuah hadis. Oleh karena itu, dalam
menitikberatkan pada kajian kritik sanad hadis dari pada kajian studi kritik matan
hadis.8 Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian pada sanad hadis
kualitas sanad hadis tersebut. karena pembahasan ini penting untuk pembaca
tentang munculnya Dajjal yang ada di kitab Dzurrat al-Nāṣīḫīn yang telah di
takhrij dengan cara menguraikan satu persatu periwayat hadis, dari hasil takhrij
hadis tersebut akhirnya akan diketahui lebih jelas tentang apakah hadis tersebut
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
a. Terdapat banyak hadis-hadis tentang hari kiamat yang ada pada kitab
Dzurrat al-Nāṣīḫīn.
8
Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadits Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h.
24.
5
zaman.
2. Batasan Masalah
hadisnya saja tanpa mengkritik matan hadis, yaitu hadis-hadis yang ada
keutamaan bulan Rajab dan majlis ke empat puluh satu tentang hari
kiamat.
3. Rumusan Masalah
tentang munculnya Dajjal yang ada pada kitab Dzurrat al-Nașihin, maka
Nāṣīḫīn?.
6
Muhammad SAW.
Nāṣiḫīn.
hukum.
D. Tinjauan Pustaka
pustaka yang relevan dengan tema yang berhubungan dengan hadis tentang
munculnya Dajjal di akhir zaman yang ada pada kitab Dzurrat al-Nāṣīḫīn.
adalah:
Kitab Dzurrat al-Nāṣīḫīn karya Syekh „Utsmān bin Ḫasan bin Aḫmad al-
Syākir al-Khaubawī. Kitab ini mempunyai arti mutiara para penasehat yang di
menarik, dan juga keutamaan dari setiap ibadah. Oleh karena itu, banyak para
penceramah yang mengambil rujukan dari kitab ini. Akan tetapi, hadis-hadis yang
ada dalam kitab Dzurrat al-Nāṣīḫīn banyak yang termasuk hadis ḏa‟īf yang ada
dalam kitab ini. Di satu sisi, kitab ini kajiannya sangat populer di kalangan non-
akademisi dan di sisi lain banyak akademisi yang mengkritik kitab ini sebagai
kitab yang tidak layak dijadikan rujukan karena banyak terdapat hadis palsu dan
karya Dr. Ahmad Lutfi Fathullah. Disertasi ini menjelaskan kualitas dan hukum
hadis-hadis yang ada dalam kitab Dzurrat al-Nāṣīḫīn. Dalam studi takhrij hadis
menyimpulkan bahwa banyak hadis-hadis dalam kitab tersebut yang ḏa‟īf bahkan
mauḏu‟ yang tidak absah untuk dijadikan hujjah dalam beribadah. Namun
kalangan mereka.
Khaubawy karya Muhammad Yamin dan Fadlil Munawwar Manshur. Jurnal ini
8
penulisan kitabnya, dan materi kandungan yang ada dalam kitab Dzurrat al-
Munawwar Manshur menjelaskan bahwa ada tujuh puluh lima topik pembahasan.
Dari ke tujuh puluh lima pembahasan tersebut dibagi ke dalam tiga materi
E. Metodologi Penelitian
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Menurut Kirk dan
akhir zaman.
9
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), h. 4
9
2. Sumber Data
Ḏu‟afā‟, kitab-kitab Rijāl al-Hadis, dan al-Jarḫ wa al-Ta‟dīl. Dalam hal ini
jurnal, disertasi, maupun lainnya yang dapat dijadikan sebagai data untuk
3. Analisis Data
setiap jenis data. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian
komprehensif.10
hadis dengan melacak pada kitab Rijāl al-Hadis dan al-Jarḫ wa aTa‟dil.
10
Abdul Hakim Wahid, Autentisitas Hadis Nabi Studi Riwayat Nafi Dalam Kitab al-
Sahihayn (Jakarta, 2017), h. 17.
10
kepada kritik sanad sebagaimana yang telah dirumuskan oleh para ulama
hadis.
F. Sistematika Penulisan
meliputi jenis penelitian, sumber data dan analisis data yang dipakai dalam
digunakan oleh orang lain sebagai objek penelitian, sistematika penulisan yang
Bab kedua, berisi gambaran umum tentang dajjal yang meliputi asal usul
Dajjal, fitnah dan simbol Dajjal, kematian Dajjal, hal-hal yang dapat
meliputi biografi pengarang kitab Dzurrat al-Nāșiḫīn, isi kitab, dan kualitas hadis-
Dzurrat al-Nāșiḫīn meliputi teks hadis dan terjemahannya, takhrij hadis, i‟tibar
hadis-hadis tentang akan munculnya Dajjal di akhir zaman pada kitab Dzurratu al-
Nāṣīḫīn dan saran-saran untuk pihak terkait sebagai masukan pengkajian hadis
selanjutnya.
BAB II
Kata Dajjal berasal dari bahasa Arab Dajala yang berarti al-Kholaṯ
kalimat “Dajjala al-Ba‟īru idza Ṯalāhu bil Qaṯiran wa Ghaṯa bihi” (seseorang itu
mendajjal unta bila melumurinya dengan aspal dan menutupinya).1 Seseorang itu
manipulator atau pembohong yang luar biasa. Kata tersebut termasuk bentuk
Kata Dajjal merupakan isim „alam bagi al-Masih sebagai seorang pendusta
bermata satu, sehingga jika disebut Dajjal maka yang segera di tangkap
penipuan. Tapi ada juga yang menyebutkan karena ia menutupi bumi dengan
al-Masiḫ mengandung dua makna kontradiktif yaitu al-Ṣidīq (yang benar) dan al-
1
Muhammad bin Mukrim bin Manzur al-Afriqy al-Mișry, Lisan al-Arab (Beirut: Dār al-
Ṣādir) juz II, h. 236.
2
Majduddin al-Mubarak bin Atsir al-Jazari, tahqiq: Thahir Ahmad Al-Zawiy dan
Muhammad al-Thanahi, al-Nihayah fi Gharib al-Hadits wa al-Atsar, (Beirut: Dar el-Fikr), cet. II,
juz. IV, h. 102.
3
Majduddin al-Mubarak bin Atsir al-Jazari, tahqiq: Thahir Ahmad Al-Zawiy dan
Muhammad al-Thanahi, Tartīb al-Qamṻs al-Muḫīṯ „Ala Ṯarīqati al-Mișbāḫ al-Munīr wa al-Asasu
al-Balaghah (Riyaḏ: Dār „Alām al-Kutub, 1996), h. 152.
12
13
Ḏalāl al-Kadzdzab (yang sesat lagi pembohong). Maka Isa al-Masiḫ adalah al-
Dalam buku Armageddon 2 Antara Petaka dan Rahmat, Ibnu Ḫajar al-
dengan kebatilan, menutupi kebenaran dengan dusta. Kata Dajjal berarti yang
penipuannya atas mereka. Ada yang mengatakan karena Dajjal menutupi bumi
bahwa Dajjal secara bahasa memiliki sepuluh makna, dan lafaẕ Dajjal menjadi
sebutan nama untuk al-Masiḫ yang buta lagi pendusta. Jika dikatakan Dajjal,
orang langsung ingat hanya kepadanya. Dinamakan Dajjal karena dia telah
mengatakan bahwa dia menutupi perkara yang benar dengan jumlah pengikutnya
yang banyak.6
kemudian ia mengaku sebagai Nabi dan mengaku sebagai Tuhan yang akhirnya ia
diikuti oleh orang-orang bodoh dari keturunan Adam dan rakyat jelata yang
awam. Sementara orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah SWT (orang-orang
4
Muhammad bin Mukrim bin Manzur al-Afriqy al-Mișry, Lisan al-Arab (Beirut: Dār al-
Ṣādir) juz II, h. 593.
5
Wisnu Sasongko, Armageddon 2 Antara Petaka dan Rahmat, (Jakarta: Gema Insani,
2008), h. 343.
6
Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Hari Kiamat Sudah Dekat!, (Bogor: Pustaka
Ibnu Katsir, 2008), h. 293.
7
Ibnu Katsir, Al-Fitan Fitnah dan Kehidupan Akhir Zaman, (Beirut: Dar al-Kutub al-
„Ilmiyyah, 2011), h. 194
14
sebagai Nabi. Kemungkinan besar Dajjal akan mengaku sebagai Nabi „Isa AS
yang dijanjikan akan turun kembali di akhir zaman. Dajjal akan berperan sebagai
Nabi „Isa AS yang akan menyembuhkan orang yang sakit, menghidupkan orang
yang mati, dan lain sebagainya, sehingga orang-orang yang lemah imannya dan
orang-orang awam akan segera mengakui Dajjal sebagai Nabi „Isa AS. Setelah
mengaku sebagai Tuhan, kemungkinan besar atas dorongan atau bisikan orang-
orang terdekat yang selalu ingin mencari muka. Pada waktu itu Dajjal belum buta
puncaknya, setelah Dajjal mengaku sebagai tuhan, maka Allah SWT menghukum
Dajjal dengan bala bencana sampai akhirnya Dajjal terlihat wujud aslinya
sebagaimana dipahami umat yaitu buta sebelah matanya serta ada tulisan Ka Fa
Ra di dahinya.8
banyak sifat yang dijelaskan dalam berbagai hadis agar manusia mengenalnya dan
keluar maka orang-orang yang beriman akan mengenali dan tidak terkena
oleh Rasulullah SAW. Sifat-sifat ini dapat membedakan dari manusia lain dan
tidak akan ada yang tertipu kecuali orang bodoh yang ditetapkan kesengsaraan
muda, berkulit merah, pendek, jarak antara kedua betisnya berjauhan, tidak
8
Wisnu Sasongko, Armageddon 2 Antara Petaka dan Rahmat, (Jakarta: Gema Insani,
2008), h. 346.
9
Ibnu Katsir, Al-Fitan Fitnah dan Kehidupan Akhir Zaman, (Beirut: Dar al-Kutub al-
„Ilmiyyah, 2011), h. 191.
15
mata yang kanannya buta, matanya tidak muncul tidak pula tertancap seolah-olah
buah anggur yang menonjol, sementara diatas mata kirinya ada daging keras yang
tumbuh, diantara kedua matanya tertulis huruf َ ر, َف,ك dengan huruf yang
terputus-putus, atau dengan tulisan yang bersambung yaitu كافر. Setiap muslim
dapat membacanya baik dia orang yang buta huruf maupun yang bisa membaca.10
diriwayatkan dari Ibnu „Umar yang menjelaskan tentang salah satu sifat yang
ِ
َ ب
َََُلىَاهلل ٍّ َِرَع ِنَالن
َ َع ِنَابْ ُنَعُ َم َ اَََم ْدَبِ ْنَإِ ْس َح ْق
َ َع ْنَنَاَف ْع ُ ََاهللَحدثَِِنَاَِ ِْبَثَنَاَيَِزيْدَأَن
َ اَعْب ُد
َ ََحدثَن
11
.ٌْيَ َكأَن َهاَعُْنبَةَُطَائَِفة
ِ ْ الَأ َْعورَالْ َع َ ََعلََْي ِو ََو َسل َمَق
ُ َ ُ الَاَلدج
sebuah patung berhala yang mirip dengan sapi betina, tetapi sebenarnya berhala
itu bukan sekedar patung sapi betina melainkan setan yang menyerupai dirinya
sebagai patung sapi betina tersebut. setiap hari, mereka menyembelih hewan dan
penghambaan dan ketaatan mereka kepada patung berhala itu dan setiap paginya
10
Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Hari Kiamat Sudah Dekat!, (Bogor: Pustaka
Ibnu Katsir, 2008), h. 293-294
11
Ahmad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, juz II, h. 33.
16
mereka menemukan sisa dari apa yang mereka kurbankan. Mereka menyangka hal
itu sebagai tanda bahwa tuhan mereka meridhai apa yang mereka lakukan.12
Suatu hari, sepasang suami istri pergi mendatangi berhala-berhala itu dan
dengan penuh khidmat keduanya bersujud dan bersimpuh di hadapan berhala dan
menjelaskan bahwa mereka menginginkan anak laki-laki. Lalu patung itu (setan)
menyuruh mereka untuk menyembelih seekor sapi betina gemuk dan besar
dilarang untuk masuk ke tempat itu sepanjang malam. Akhirnya setelah tiga puluh
tahun usia perkawinan mereka, wanita itu hamil dan melahirkan seorang anak
Ada sebuah keanehan yang terjadi pada anak laki-laki itu bahwa dia
selama beberapa tahun hanya bisa diam dan hanya bergerak beberapa kali saja,
tetapi tetap saja anak laki-laki itu tidak mengalami perubahan. Setelah berusia
empat tahun, ia mulai bergerak padahal sebelumnya ia belum bisa berjalan, anak
itu hanya bisa minum seteguk susu kambing kemudian ia tidur lagi. Tiba-tiba
anak itu bangun dan berusaha untuk merangkak kemudian berjalan dengan kedua
kaget karena anak laki-lakinya sudah tidak ada di tempat tidur, sang Ayah keluar
rumah dan seketika itu juga dia mendapati anak laki-lakinya berada di pangkuan
12
Muhammad Isa Dawud, Dajjal Akan Muncul Dari Segitiga Bermuda, (Bandung:
Pustaka Hidayah, 1997), h. 30.
13
Muhammad Isa Dawud, Dajjal Akan Muncul Dari Segitiga Bermuda, (Bandung:
Pustaka Hidayah, 1997), h.32
17
lumpuh dan hanya bisa duduk dan tertidur saja. Berita tentang anak laki-laki itu
menyaksikan dari dekat kejadian aneh yang terjadi pada anak laki-laki itu, bahkan
ayah meninggal disebabkan oleh watak anaknya yang sangat berbeda dari anak-
anak lain. Setelah ayahnya meninggal, anak laki-laki itu tinggal di istana di bawah
pengawasan hakim. Selang satu tahun ia mulai bangun dari tidurnya dan mencoba
untuk berbicara dengan orang-orang sekitar istana meskipun dengan ucapan yang
terbata-bata dan terputus-putus. Tidak lama dari kejadian tersebut, tiba-tiba Tuhan
memberi peringatan kepada penduduk negeri itu karena mereka telah melakukan
Jibril untuk memendam mereka yang melakukan perbuatan zina dan liwaṯ ke
dalam bumi, kemudian Jibril menghancurkan negeri yang penuh kemaksiatan itu
bawah, yang tersisa hanyalah seorang anak kecil yang berada di dalam istana
hakim. Jibril ditugaskan oleh Allah SWT untuk membawa anak itu ke suatu
pulau15 yang terletak di sebuah lautan luas yang disebut dengan Laut Yaman.
14
Muhammad Isa Dawud, Dajjal Akan Muncul Dari Segitiga Bermuda, (Bandung:
Pustaka Hidayah, 1997), h. 34
15
Sebuah pulau yang berada di tengah lautan di negeri Yaman, nama pulaunya yaitu
pulau Jazirah al-Tsu‟ban al-Rahib wa al-Dabbah al-Halba‟ (pulau ular mengerikan dan hewan
18
Tidak hanya ditugaskan untuk membawa saja, Jibril juga diperintahkan untuk
Ketika anak laki-laki itu mencapai usia delapan tahun, ia mulai bergerak
seakan-akan mampu berdiri, sadar, dan mulai berpikir, bahkan ia dapat mencari
makan sendiri. Anak itu mulai berjalan-jalan melancong di sekitar pulau yang
sembunyi dan penuh hati-hati. Suatu hari dalam perjalanannya, anak laki-laki itu
dikejutkan oleh seekor binatang yang sangat besar kemudian binatang itu
berbicara kepadanya bahwa anak laki-laki tersebut adalah seorang anak yang
diselamatkan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril dari gempa dahsyat yang
mengakibatkan bumi menjadi terbalik dan binatang tersebut memberi tahu jika
malaikat Jibril yang mengurus anak tersebut dan memberi makan dan minum serta
mengikutinya menuju sebuah panel batu. Di batu tersebut tertulis sebuah kalimat
tulisan yang ada di panel batu itu bahwa ia diberi kebebasan untuk memilih antara
menjadi orang baik atau menjadi orang jahat. Jika ia memilih menjadi orang baik,
maka ia akan menjadi seorang laki-laki biasa dan akan menjadi raja yang
beruntung. Tetapi jika ia memilih menjadi orang jahat, maka ia akan menjadi
seorang yang mengaku-ngaku sebagai tuhan yang berkuasa dengan kerajaan atau
berbulu tebal). Laut ini mempunyai peranan penting dimasa mendatang, dimana lautan ini akan
dilewati oleh seseorang yang nantinya akan memerangi Dajjal.
16
Muhammad Isa Dawud, Dajjal Akan Muncul Dari Segitiga Bermuda, (Bandung:
Pustaka Hidayah, 1997), h. 39.
17
Muhammad Isa Dawud, Dajjal Akan Muncul Dari Segitiga Bermuda, (Bandung:
Pustaka Hidayah, 1997), h. 40.
19
kekuasaan sewenang-wenang atas alam jin kafir dan setan, dan ia akan menjadi
dengannya kemudian setelah itu ia diam membisu dan hanya mengeluarkan suara
kecuali jika masa keluarnya anak laki-laki itu dari pulau yang ia tempati pada
karena ia mencari berita dan memberitahukannya kepada anak itu. Hal ini
sebagai Jassāsah (yang selalu mencari berita dan memberitahukannya). Hal ini
berbagai hal dan berita kepadanya. Semua berita yang dibawanya sangat
Suatu hari, anak laki-laki itu pergi menuju sebuah gua besar yang terletak
menginjak usia dewasa, laki-laki itu belum juga menjalankan salat yang di
farḏukan. Sementara itu, Jassāsah memberi isyarat dengan gerakan yang tidak
18
Muhammad Isa Dawud, Dajjal Akan Muncul Dari Segitiga Bermuda, (Bandung:
Pustaka Hidayah, 1997), h. 46
20
Fitnah adalah senjata yang paling ampuh yang dimiliki kaum dajjal-zionis
tajamnya senjata fitnah yang melahap umat islam yang sedang lengah. Berapa
banyak diantara umat islam maupun umat agama lainnya yang terkena “racun
berbisa” dari fitnah yang dilontarkan oleh para kafir zionis ini. bila ada satu figur
yang dengan ikhlas mengorbankan seluruh hidupnya untuk agama dan mau
mengambil resiko untuk kejayaan umatnya, maka tantangan berat yang ia hadapi
sesama bahkan teman sendiri. mereka menusuk dari belakang dan mencemooh
dari jauh. Mengulasnya seakan-akan dia tahu persis dengan tokoh mujahid
tersebut. orang-orang yang dengan bangga menepuk dada dan menganalisis sang
mujahid tersebut, tidak lain adalah seorang yang paling hina di muka bumi.
bangkai daging sesama saudaranya sendiri. kaum kafir zionis sangat tahu bahwa
banyak di antara para juru dakwah agama telah menjadi pengikutnya yang setia,
SWT menciptakan Adam sampai hari kiamat, hal itu karena Allah SWT ciptakan
19
Tasmara. Toto, Dajjal dan Simbol Setan, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), h. 54.
21
Fitnah yang lainnya adalah Allah menjadikan Jannah dan Naar ada
di tangannya menurut penglihatan mata kepala manusia, akan tetapi
Jannahnya adalah Naar dan Naarnya adalah Jannah. Barangsiapa yang
menurutinya maka ia akan dimasukan ke dalam jannahnya menurut
penglihatan manusia, akan tetapi sebenarnya Jannahnya itu adalah Naar
yang membakar. Dan barangsiapa yang mendurhakainya akan dimasukan ke
dalam Naar menurut penglihatan manusia, yang sebenarnya adalah Jannah
yang menyenangkan. Oleh karena itulah, kita semua butuh keteguhan dari
Allah karena jika seseorang itu tidak diteguhkan oleh Allah, pasti dia akan
sesat. Kita semua perlu mendapatkan keteguhan dari Allah dengan kuat
dalam berpegang terhadap agama.21
Sungguh aneh jika suatu umat yang menjauhkan dan mengira bahwa jarak
SAW sendiri telah banyak menyebutnya sehingga para sahabat mengira bahwa ia
sedang bersembunyi di balik pohon kurma yang hampir saja mengejutkan mereka
dengan tiba-tiba. Fitnah Dajjal juga dikatakan fitnah Syubhat (yang hak terlihat
sebagai kebatilan) dan syahwat, jadi ia bukanlah cobaan yang bersifat pemaksaan
dan kekerasan. Maka dari itu, fitnah dajjal adalah syaiṯani seperti fitnah setan
yang berkata kepada para pengikutnya dan siapa saja yang telah terpedaya
20
Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Hari Kiamat Sudah Dekat!, (Bogor:
Pustaka Ibnu Katsir, 2008), h. 326.
21
Disalin dari kitab Fatawa „an al-Iman wa Arkaniha, yang disusun oleh Abu
Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, edisi Indonesia Soal Jawab masalah Iman dan
Tauhid, pustaka al-Tibyan.
22
Amin, Muhammad Jamaluddin. Umur Umat Islam, Kedatangan Imam Mahdi,
Munculnya Dajjal. (Jakarta: Cendekia Sentra Muslim, 2000), h. 109.
22
dan ujian nafsu syahwat, maka inilah yang dimaksud Nabi SAW dalam hadisnya:
terhadap orang-orang mu‟min dan hina di sisi Allah SWT. Dajjal dengan syubhat
(pemutarbalikan kebenaran dan kebatilan) dan hal-hal luar biasa yang dipunyainya
akan memikat hati dan iman yang lemah dari kaum muslimin apalagi terhadap
kaum musyrikin dan kaum atheis. Dajjal akan keluar pada waktu terjadinya
pada waktu itu terhapuslah matanya dan tertulis di atas keningnya kata kafir,
23
Q.S. Ibrahim (14): 22.
23
kemudian dengan melihat hal yang demikian larilah darinya orang-orang yang
mempunyai akal.24
C. Kematian Dajjal
Setelah keluarnya Dajjal dan kerusakan yang dia lakukan di bumi, maka
Allah SWT mengutus „Isa as., lalu beliau turun ke muka bumi. Beliau turun di
menara putih sebelah Timur Damaskus di Syam. Beliau memakai dua helai
pakaian yang dicelup dengan minyak ja‟faran lalu meletakkan kedua tangannya
diatas sayap dua malaikat. Apabila dia menundukkan dua kepala maka turunlah
butir-butir mutiara, tidaklah seorang kafir pun yang mencium nafasnya melainkan
dia akan mati, sementara nafasnya sejauh pandangannya. Nabi Isa as akan turun di
diatas kebenaran. Mereka semua bergabung untuk memerangi Dajjal, lalu beliau
akan turun ketika iqamah salat di kumandangkan dan beliau salat di belakang
Turunnya „Isa putra Maryam yaitu pada hari-hari dimana Dajjal sedang
beraksi kemudian „Isa as turun ke bumi di atas menara Damaskus dan orang-orang
mencari Dajjal dan pergi menuju Bait al-Maqdis. Dajjal melihat „Isa as di „Uqbah
Afiq (sebuah daerah di Damsyiq) kemudian ia melarikan diri dari mereka dan Isa
24
Amin, Muhammad Jamaluddin. Umur Umat Islam, Kedatangan Imam Mahdi,
Munculnya Dajjal.( Jakarta: Cendekia Sentra Muslim, 2000), h. 110.
25
Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Hari Kiamat Sudah Dekat!, (Bogor: Pustaka
Ibnu Katsir, 2008), h. 354.
24
sebagaimana melelehnya garam dalam air. Setelah itu, „Isa as menemukannya dan
berperang melawan Dajjal dan bala tentaranya, tiba-tiba „Isa putra Maryam turun
untuk menguatkan hati mereka, membela kaum muslimin yang hampir terdesak
kalah. Nabi „Isa turun di menara putih di timur Damaskus di Syria, „Isa turun dan
langsung masuk ke mesjid menemui kaum muslimin yang saat itu sedang bersiap
melaksanakan salat subuh. „Isa langsung ikut dalam saf salat subuh sebagai
26
Lod merupakan salah satu kota yang berkembang di dataran Sharon, yaitu 15 KM di
Tenggara Tel Aviv, Israel. Lod yang dalam bahasa Arab adalah al-Ludd itu, konon menjadi tempat
tinggal suku Benyamin. Kota seluas 12.226 km2 itu sudah muncul sejak periode Kanaan.
27
Ibnu Katsir, Al-Fitan Fitnah dan Kehidupan Akhir Zaman, (Beirut: Dar al-Kutub al-
„Ilmiyyah, 2011), h. 194
28
Wisnu Sasongko, Armageddon Peperangan Akhir Zaman I, (Jakarta: Gema Insani,
2007), h. 187.
29
Ahmad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, juz V, h. 345.
25
akan hilang segala beban kewajiban, agar ia tidak menjadi rasul pada manusia
zaman itu yang menyampaikan perintah dan larangan dari Allah SWT. Keyakinan
)َٗٓ:اب
ْ َحَز َ ْ ٍّو َخ َاَتََالنبِي.....
ْ َ(اَْل..ْي َ
Maryam akan turun dengan membawa syari‟at baru selain Syari‟at Nabi
Muhammad SAW, bahkan jika dia turun maka dia termasuk pengikut Nabi
“Seandainya Musa masih hidup, maka tidak akan ada keleluasaan baginya
kecuali mengikutiku.”
Sebelum turun ke muka bumi, „Isa as telah diajarkan berbagai perintah
Allah SWT yaitu dengan segala hal yang dibutuhkan berupa ilmu syariat untuk
memberi putusan hukum diantara manusia dan untuk pengamalan dirinya sendiri.
Setelah turun ke bumi, kaum mu‟minin menemui „Isa untuk meminta putusan
hukum bagi mereka karena mengabaikan hukum adalah suatu putusan yang tidak
dibenarkan maka mereka pun mendatangi „Isa untuk meminta putusan hukum
30
Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Hari Kiamat Sudah Dekat!, (Bogor: Pustaka
Ibnu Katsir, 2008), h. 375
31
Al-Qurthubi, al-Tadzkirah fii ahwal al-Mautaa wa Umur al-Akhirat, (Madinah: al-
Maktabah al-Islamiyah), h. 677.
26
fitnah al-Masih al-Dajjal. Beliau telah meninggalkan umatnya di atas jalan yang
adalah sebesar-besarnya fitnah yang akan dihadapi oleh umat ini hingga hari
kiamat. Setiap Nabi telah mengingatkan umatnya terhadap Dajjal, khususnya bagi
Nabi Muhammad SAW. Allah SWT telah menjelaskan kepada Nabi SAW tentang
terhadapnya karena Dajjal itu akan keluar pada masa umat ini.32
Salahsatu cara agar terhindar dari fitnah al-Masih al-Dajjal adalah dengan
merutinkan membaca surah al-Kahfi pada malam jumat khususnya, terutama pada
sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir surah tersebut. Rasulullah SAW
ِ ِِ ِِ ِ ِ منَقَرأََسورةََالْ َك ْه
َََمكةَ ََوَم ْنَقَ َرأ
َ تَلَوَُنُ ْوًراَيَ ْوَمَالْقيَ َامةَم َْنَ َم َقاموَإ َل ْ َفَ َك َماَأُنْ ِزل
ْ َتَ َكان َْ ُ َ ْ َ
ََعلَْي ِو
َ الَ ََلَْيُ َسل ْط
ُ َخَر َجَالدج
َ اَُث
ِ ات َِمن
ُ َآخ ِرَى ْ
ٍ ع ْشرَآي
َ َ َ
32
Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Hari Kiamat Sudah Dekat!, (Bogor: Pustaka
Ibnu Katsir, 2008), h. 340.
27
mempunyai senjata untuk menyelamatkan diri dari fitnah al-Masih al-Dajjal yang
merupakan fitnah terbesar bagi umat manusia di dunia. Surah al-Kahfi juga
didalamnya mengandung banyak kisah, diantaranya yaitu kisah pemuda Așḫab al-
Kahfi, kisah pemilik dua buah kebun, kisah Nabi Musa dengan hamba Allah yang
Cara lain agar terhindar dari fitnah Dajjal adalah dengan berlindung
kepada Allah dan berdoa pada shalat ketika tasyahud akhir, sebagaimana sabda
Selanjutnya cara lain agar terhidar dari fitnah Dajjal yaitu dengan cara
berlari atau menjauhi dan yang lebih utama yaitu tinggal di Mekkah dan Madinah
33
Mohd Shahrizal Nasir, Qissah Qur‟aniyyah Dalam Surah al-Kahf Menyerlahkan
Pengajaran („ibrah) dan Fadilat Surah (Universiti Sains Islam Malaysia: „Ulum Islamiyah
Journal, 2014), h. 12.
28
karena kedua negara tersebut tidak akan disinggahi oleh Dajjal.34 Untuk
melindungi diri dari fitnah Dajjal, hal yang paling utama adalah pengetahuan
(ilmu) tentang Dajjal serinci mungkin, baik pengetahuan ini didasarkan atas
Rasulullah SAW telah menginformasikan secara rinci masalah ini melalui banyak
E. Kontekstualisasi Dajjal
Jika diartikan secara kontekstual, maka akan terasa sulit karena diantara
tulisan Ka Fa Ra ini adalah secara zahirnya dan bahwasanya tulisan itu pada
Awal mula munculnya Israel sekitar 4000 tahun yang lalu yaitu pada
masa kelahiran Nabi Ibrāhim, pada saat itu di sebuah kota di wilayah
34
Yusuf al-Wabil, Asyratu al-Sa‟ah, t.p. terj. As‟ad Yasin, Yaumul Qiyamah Tanda-
Tanda dan Gambaran Hari Kiamat Berdasarkan Sumber-Sumber Otentik, (Jakarta: Qisthi Press,
2006), h. 314.
35
Al-Nawawi, Ṣaḫiḫ Muslim bi Syarḫ al-Nawawi (Kairo: al-Maṯba‟ah al-Mișriyyah bi al-
Azhar, 1929), juz XIII, h. 58.
36
Adian Husaini, Pragmatisme Dalam Politik Zionis Israel (Jakarta: Khairul Bayaan,
2004), h. 1.
29
dewasa, beliau menikah dengan dua istri (Siti Sarāh dan Siti Ḫājar) yang
masing-masing istri dikaruniai satu orang anak (Ismā‟īl dan Isḫāq). Dari
Yūsuf, keadaan berubah total, mereka terpisah dari bangsa Mesir dan
sosial.37
Selang beberapa waktu di Sungai Nil Mesir terlintas sebuah peti yang
berisi bayi dan didapati oleh istri Fir‟aun yang sedang bermain di sungai
berdasarkan syari‟at dan peraturan yang lengkap. Musa yang dibantu oleh
kesewenangan Fir‟aun.38
bahwa mereka telah tersesat dan mengingkari Allah. Nabi Musa berdialog
37
Aguk Irawan, Rahasia Dendam Israel Jejak Berdarah Israel di Palestina dan Dunia
Arab (Jakarta: KinzaBooks, 2009), h. 154.
38
Aguk Irawan, Rahasia Dendam IsraelJejak Berdarah Israel di Palestina dan Dunia
Arab (Jakarta: KinzaBooks, 2009), h. 158.
30
95-96.39
ََم ْنَأَثَِر
ٍّ ًضة
َ تَقَ ْب
ُضْ َصُرواَبِِوَفَ َقب ِ الَبصر
ُ تَِبَا ََلَْيَْب اَس ِام ِر ي
ُ ْ ُ َ َ َ)َقٜ٘(َي َ َكَي
َ ُاَخطْب
َ الَفَ َم
َ َق
Israil. Dia juga mempunyai usia yang relatif panjang dan memiliki banyak
kekuatan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Nabi Musa mulai
terhindar dari fitnah Dajjal. Akan tetapi, ia diamanati Allah SWT untuk
terpedaya oleh nafsunya sendiri. menanggapi hal demikian maka Nabi Musa
Setelah diusir oleh Nabi Musa, Samiri pergi mengembara dan tempat
yang pertama kali dikunjungi yaitu Bilād al-Ghāl (Negeri Makmur), setelah
39
Muhammad Isa Dawud, Dajjal Akan Muncul di Segitiga Bermuda (Bandung: Pustaka
Hidayah, 1997), h. 67.
40
Muhammad Isa Dawud, Dajjal Akan Muncul di Segitiga Bermuda (Bandung: Pustaka
Hidayah, 1997), h. 68.
31
mengucapkan lafaẕ Lā ilāha illā Allāh (tiada tuhan selain Allah). Pada
mulanya Samiri kebingungan, tetapi hatinya kembali pada apa yang telah
kelompok Yahudi menyusul kejatuhan negeri Babilonia yang besar itu dan
keturunan Musa yang benar dan menjadikan rumah Allah sebagai kiblatnya
tentang seseorang dari keturunan Nabi Daud yang akan menjadi penyelamat
dengan hujjah yang lemah untuk tidak mengimani „Isa al-Masīh. Bahkan ia
tidak akan menemuinya, padahal dalam hatinya ia yakin bahwa „Isa al-
Masīh adalah seorang nabi yang ia baca dalam batu tulis. Namun ia tidak
41
Muhammad Isa Dawud, Dajjal Akan Muncul di Segitiga Bermuda (Bandung: Pustaka
Hidayah, 1997), h. 74
32
penguasa seluruh negeri, ingin menjadi nabi bahkan tuhan sekalipun, segala
Yaman. ia ingin mengasingkan diri dari segala urusan dunia dan akan
dengan binatang raksasa dan dua puluh orang yang wajahnya bersinar,
dirinya berada di dalam gua yang kedua kaki dan tangannya terikat dengan
dengan Dajjal binatang itu pergi, hingga suatu hari binatang itu melihat
itu mengatakan pada salah seorang laki-laki bahwa ada seseorang di dalam
gua yang sedang menanti kabar gembira darinya. Laki-laki itu adalah
sahabat Rasulullah SAW yaitu Tamim al-Dari. Pertemuan antara Tamim al-
Dari, binatang raksasa serta Dajjal tersebut terangkum dalam sebuah hadis
Rasulullah SAW.43
42
Muhammad Isa Dawud, Dajjal Akan Muncul di Segitiga Bermuda (Bandung: Pustaka
Hidayah, 1997), h. 77
43
Muhammad Isa Dawud, Dajjal Akan Muncul di Segitiga Bermuda (Bandung: Pustaka
Hidayah, 1997), h. 81.
33
dari awal kemunculan sampai kematian Dajjal, ciri-ciri fisik dan non fisik,
ulama meyakini secara tekstual bahwa sosok Dajjal dapat dilihat secara
bahwa dajjalis yang di maksud adalah kaum Yahudi yang saat ini hampir
menyebutkan bahwa tulisan KaFaRa pada dahi Dajjal benar-benar ada, yang
dijadikan Allah SWT sebagai tanda dan bukti kuat yang menunjukkan
kepada setiap orang Islam, baik yang bisa menulis maupun tidak dan akan
terkena fitnahnya.45
44
Pipin Armita dan Jani Arni, (Journal) Dinamika Pemahaman Ulama Tentang Hadis
Dajjal “Dari Interpretasi Tekstual ke Interpretasi Kontekstual”, h. 210.
45
Mușṯafa Abu al-Nașr al-Silbi, ṢaḫiḫTanda-tanda Kiamat dan Kehidupan Sesudahnya,
terj. Ali Murtadho (Jakarta: Pustaka Azzam, 2011), h. 198.
34
luar biasa dengan izin Allah SWT. Maka pada saat itu ada yang mengira
bahwa masih ada iman dalam dirinya ketika dajjal datang maka justru ia
zionis dan para pengikutnya. Rasyid Riḏa juga menjelaskan bahwa Yahudi
Dajjal merupakan hadis simbolis terhadap tipu daya sebuah adikuasa yang
penuh dengan tipu daya dan menyesatkan di akhir zaman. Di samping itu,
Dajjal juga sebagai simbol kesesatan yang pada sebagian pendapat dikaitkan
kekinian memang penuh kemajuan dan lebih menguasai dunia, baik dari sisi
46
Yusuf al-Wabil, Asyratu al-Sa‟ah, t.p. terj. As‟ad Yasin, Yaumul Qiyamah Tanda-
Tanda dan Gambaran Hari Kiamat Berdasarkan Sumber-Sumber Otentik, (Jakarta: Qisthi Press,
2006), h. 314.
47
Abu Ṯayyib Muhammad Syamsul Haq, „Aunu al-Ma‟bud Syarah Sunan Abu Daud, juz
IX, h. 357.
48
Pipin Armita dan Jani Arni, (Journal) Dinamika Pemahaman Ulama Tentang Hadis
Dajjal “Dari Interpretasi Tekstual ke Interpretasi Kontekstual”, h. 217.
35
49
Pipin Armita dan Jani Arni, (Journal) Dinamika Pemahaman Ulama Tentang Hadis
Dajjal “Dari Interpretasi Tekstual ke Interpretasi Kontekstual”, h. 218.
BAB III
A. Biografi Pengarang
Nama lengkapnya adalah „Utsmān bin Ḫasan bin Aḫmad al-Syākir al-
Khaubawī, Ia dikenal seorang ahli hukum, mufassir, serta seorang pakar hadis
seorang pengarang kitab Dzurrat al-Nāṣiḫīn, salah satu kitab klasik yang masih
hidup pada kurun tahun 1224 M dan meninggal pada tahun 1824 M. Ia berasal
dari Roma yang bermadzhab Hanafi1 dan pada bagian pendahuluan kitabnya
banyak ditemukan karena pada bagian pendahuluan kitabnya pun tidak banyak
B. Isi Kitab
Kitab Dzurrat al-Nāṣiḫīn merupakan salah satu kitab klasik yang masih
dipakai oleh para santri di Indonesia khususnya, dan menjadi bahan rujukan atau
1
Mohammad Yamin dan Fadlil Munawwar Manshur, Materi Pendidikan dalam kitab
Dzurrat al-Nāșihin karya al-Khaubaw, (Tsamrah al-Fikri, vol. 11, 2007), h. 20.
2
Syekh „Utsmān al-Khaubawī, Mutarjim: Muhammad „Abdullāh bin Ḫasan, Tarjamah
Sunda Dzurrat al-Nāșihīn (Jakarta: Maktabah Dār al-Hikmah), h. 2.
36
37
membuahkan hasil dan ketertarikannya meliputi bidang akhlak, filsafat, fiqih, dan
hadis. Pengembangan pola pembelajaran di berbagai bidang yang ditekuni oleh al-
dasar-dasar ajaran agama Islam. Dari aspek dasar tersebut, al-Khaubawī dapat
anak didik. Hasil karyanya dapat dinikmati oleh para pengkaji ilmu sebagai bahan
Muslim.3
yang ada di daerah tempat al-Khaubawī tinggal, mereka menyukai untaian kata-
kata nasihat, faktor lain dari tujuan penulisan adalah pada saat al-Khaubawī
lama dari itu al-Khaubawī terserang penyakit keras. Dan pada saat itulah al-
akan menyusun kitab nasihat bagi masyarakat luas. Dengan izin Allah, al-
3
Mohammad Yamin dan Fadlil Munawwar Manshur, Materi Pendidikan dalam kitab Dzurrat
al-Nāșihin karya al-Khaubawī, (Tsamrah al-Fikri, vol. 11, 2007), h. 19.
4
Syekh Utsman al-Khaubawī, Mutarjim: Muhammad Abdullah bin Hasan, Tarjamah Sunda
Dzurrat al-Nāṣiḫīn (Jakarta: Maktabah Dār al-Hikmah), h. 4.
38
yang lainnya, ada sekitar tujuh puluh lima pasal (penjelasan) yang berkaitan
Dari tujuh puluh lima pembahasan yang ada pada kitab Dzurrat al-
Nāṣiḫīnmaka dibagi kedalam tiga kandungan materi utama yaitu Akidah, Ibadah
dan Akhlak. Materi kandungan yang mencakup Akidah meliputi syahadat, Isra
Mi‟raj, kedahsyatan saat terjadinya hari kiamat, proses hisab manusia, dan adanya
surga dan neraka sebagai balasan bagi manusia selama hidup di dunia. Materi
kepada Allah SWT. Selain itu materi tentang ibadah ini juga meliputi keutamaan
puasa dan bulan Ramaḏan, salat, dzikir, membaca al-Qur‟an, dan amalan-amalan
yang lainnya yang menyangkut ibadah kepada Allah SWT. Sedangkan materi
kandungan utama yang terakhir yaitu Akhlak, kajiannya lebih mengarah pada
5
Mohammad Yamin dan Fadlil Munawwar Manshur, Materi Pendidikan dalam kitab
Dzurrat al-Nāșihin karya al-Khaubawī, (Tsamrah al-Fikri, vol. 11, 2007), h. 20
6
Mohammad Yamin dan Fadlil Munawwar Manshur, Materi Pendidikan dalam kitab
Dzurrat al-Nāșihin karya al-Khaubawī, (Tsamrah al-Fikri, vol. 11, 2007), h. 21
39
Dari ke tujuh puluh lima pembahasan, penulis mengambil salah satu topik
pembahasan yang ada dalam kitab Dzurrat al-Nāṣiḫīn yaitu majlis ketiga tentang
keutamaan ilmu. Dalam pembahasan tersebut ada sebuah hadis Nabi Muhammad
ulama ada di atas derajatnya orang-orang mukmin yakni tujuh ratus derajat dan
jarak antara dua derajatnya adalah lima ratus tahun. Dikatakan pula bahwa ilmu
itu lebih utama dari „amal dengan lima macam. Pertama; ilmu itu ada walaupun
tanpa di amalkan. Kedua; ilmu tanpa amal bisa bermanfaat sedangkan amal tanpa
ilmu tidak akan bermanfaat. Ketiga; mengamalkan ilmu itu wajib karena ilmu
akan menerangi kita seperti lampu. Keempat; ilmu adalah maqamnya para nabi,
dan kelima; ilmu adalah sifat Allah sedangkan amal adalah sifat hambanya,
datang ke masjid, tiba-tiba ia melihat setan dekat pintu masjid. Nabi SAW
bertanya: “Wahai Iblis, apa yang sedang engkau lakukan disini?” setan menjawab:
“Saya bermaksud untuk masuk ke dalam masjid dan berniat untuk mengganggu
orang yang salat. Akan tetapi, saya takut dengan orang yang sedang tidur.” Nabi
7
„Utsmān bin Aḫmad al-Syākir, Dzurrat al-Nāṣiḫīn, (al-Haramain, 2005), h. 14
8
„Utsmān bin Aḫmad al-Syākir, Dzurrat al-Nāṣiḫīn, (al-Haramain, 2005), h. 15
40
SAW berkata: “Wahai Iblis, kenapa kamu tidak takut terhadap orang yang sedang
salat padahal ia sedang beribadah dan bermunajat kepada tuhannya, dan kenapa
kamu takut terhadap orang yang sedang tidur padahal ia sedang lupa kepada
tuhannya.” Setan berbicara: “orang yang sedang salat itu adalah orang bodoh
karena itu lebih gampang untuk mengganggunya, sedangkan orang yang sedang
tidur adalah orang alim. Apabila saya menyesatkan dan mengganggu orang yang
salat, maka saya takut orang alim tersebut bangun dari tidurnya. Nabi SAW
bersabda: “Tidurnya orang alim lebih baik daripada tidurnya orang bodoh.”9
9
„Utsmān bin Aḫmad al-Syākir, Dzurrat al-Nāṣiḫīn, (al-Haramain, 2005), h. 15
BAB IV
KUALITAS SANADNYA
Adapun redaksi hadis yang akan dijadikan sebagai obyek peneitian adalah
sebagai berikut:
Hadis pertama
“Dari Ḫudzaifah Ibn Asīd al-Ghifāri, ia berkata telah datang kepada kami
Nabi SAW dan kami sedang mengobrol. Nabi SAW bertanya: apa yang
sedang kalian ingat? Kami menjawab: kami sedang mengingat hari kiamat.
Nabi SAW bersabda: sesungguhnya kiamat tidak akan berdiri sampai
muncul sebelumnya sepuluh tanda-tanda, maka Nabi SAW menuturkan:
asap, Dajjal, binatang melata, terbitnya matahari dari arah barat, turunnya
„Isa AS, munculnya Ya‟juj dan Ma‟juj, tiga gerhana, gerhana di Timur,
gerhana di Barat, gerhana di Jazirah Arab, dan terakhir keluarnya api dari
Yaman yang menggiring manusia ke tempat perkumpulan.”
1
„Utsmān bin Aḫmad al-Syākir, Dzurrat al-Nāṣiḫīn (al-Haramain, 2005), h. 149.
41
42
Hadis kedua
“Ketahuilah bahwa rajab itu adalah bulan Allah yang tuli. Maka
barangsiapa puasa satu hari di bulan rajab dengan penuh percaya dan ikhlas
maka pasti mendapat keridhoan yang besar dari Allah. Barangsiapa puasa
dua hari, maka para penghuni langit dan bumi tidak akan menilai dia tidak
memperoleh karomah/kemuliaan di sisi Allah. Barangsiapa puasa tiga hari
maka diselamatkan oleh Allah dari bahaya dunia dan dari siksaan akhirat
serta diselamatkan dari sakit gila, lepra, penyakit balak (penyakit putih-putih
yang menyebabkan gatal), dan diselamatkan dari fitnah Dajjal. Barangsiapa
puasa tujuh hari, ditutuplah baginya pintu jahannam. Barangsiapa puasa
delapan hari, maka dibukakan baginya pintu surga. Barangsiapa puasa
sepuluh hari, dia tidak akan minta sesuatu kepada Allah melainkan pasti dia
kabulkan. Barangsiapa puasa lima belas hari, maka Allah mengampuni
dosa-dosanya yang telah lalu dan mengganti semua kejahatannya dengan
kebaikan. Dan barangsiapa menambah puasanya maka Allah pun menambah
pahala puasanya.”
B. Takhrij Hadis
di berbagai kitab hadis dan kitab mu‟jam yang dipakai untuk melacak hadis-hadis
2
‘Utsmān bin Aḫmad al-Syākir, Dzurrat al-Nāṣiḫīn (al-Haramain, 2005), h. 40.
43
a. Hadis pertama
Alfāẕ al-Hadis karya AJ. Wensinck. Dari hasil penelusuran di temukan kata
......وثالثَخسوفَخسفَباملغربَوخسفَباملشرقَوخسف
3
َ,,َٚ,ٙ,ََٗحم,,ََٕٛجوَفنت,,ََٕٔتَفنت,,َٗٓ,ََٖٜمَفنت,,َٕٔدَمالحم
َٕٔدَمالحم
َاع ِة ِ
َ ابَأ ََم َاراتَالس
ُ َب
3
Wensinck, al-Mu‟jam Mufahras Li Alfadz al-Hadits al-Nabawi, (Leiden: Maktabah
Brill, 1936), juz II, h. 30.
4
Abu Daud Sulaiman bin al-Asy‟ats al-Sajastani, Sunan Abu Daud (Semarang: Thaha
Putera) Juz II, h. 323.
44
َٖٜمَفنت
َاع ِة ِ ْ باب َِِف
َ َاْليَاتَال ِّتَتَ ُك ْو ُنَقَ ْب َلَالس ُ َ
ٍَْْ ظَلُِزَى
ُ َِبَعُ َمَرَالْ َم ٍّك يي ََوالل َْف ِ ِ ِ ٍ َزَىْي رَبْن,
ْ َِح ْرب ََوإ ْس َح ُقَبْ ُنَإبْ َرىْي َم ََوابْ ُنَأ
َ ُ ُ ُ ََخْيثَ َمة
َ _َحدثَنَاَأَبُ ْو
َ ٖٜ
ٍ ِ ْ ال
َ َِبَالطيَفْي ِل
ََع ْن َ َع ْنَفَُراتَاَلْ َقزا ِز
ْ َِع ْنَأ َ َا)َس ْفيَا ُنَبْ ُنَعُيَ ْي نَة
ُ ََحدثَن:
َ َاْل َخَران َ َاَوق ْ الَإِ ْس َح ُقَأ
َ ََخبَ َرن َ َ(ق
ََما
َ ال
َ َفَ َق.اَوَْن ُنَنَتَ َذا َكُر
َ َََلىَاهللَعليوَوسلمَعلَْي ن
َ ب َ َُح َذيْ َفةََبْ ِنَأ َِسْي ِدَالْغِ َفا ِريَق
الَأَطلَ َعَالنِ ي
ٍ الَإِن هاَلَنَتَ ُقومَحّتَتَرو َنَقَب لَهاَع ْشرَآي
َاتَفَ َذ َكَرَال يَدخا َنَ َ َ َ ْ ْ َ ّ َ َ ْ ْ َ َ ََق.َاعة َ تَ َذا َكُرْو َن؟َقَالُواَنَ ْذ ُكُرَالس
ٍ َويأْجوجَومأْجوجَوثَالَثَةََخسو ِ ِ َ س َِم ْن
َف ُْ ُ َ َ ْ ُ َ َ َ ْ ُ َ ََ ََم ْرََي َ ََم ْغ ِرب
َ اَونُُزْو َلَعْي َسىَابْ ِن ِ وعَالش ْم
َ ُالَوالدابّةَ ََوطُل
َ َوالدج
َارَتُْر ُج َِم َنَالْيَ َم ِنَتَطَُْرُد ِ ِ بَو ِ ِ ِ ٌ بَو َخس ِ ِ ٌ فَبِالْم ْش ِرِقَو َخس
َ َكَن
َ آخُرَ َذل َ فَبَ ِزيْ َرةَالْ َعَر ْ َ فَبالْ َم ْغ ِر ْ َ َ ٌ َخ ْس
5
َََ َش ِرِى ْم
َْ اسَإِ َل
َ الن
5
Al-Nawawi, Shahih Muslim bi Syarh al-Nawawi, (Dar al-Hadits), Juz IX, h. 254.
45
َٕٔتَفنت
ِ َاْلَس
َف ِ َ َم
ْ ْ اَجاءََِف َ اب
ُ َب
ََِبَالطيَفْي ِل ٍ حدثَنَاَي ْن َدارَحدثَنَاَعب ُدَالر ْْحنَبنَمه ِديَحدثَنَاَس ْفيا ُنَعنَفُر
ََ اتَالْ َقزا ِز
ْ َِع ْنَأ َ َْ َ ُ َ َْ ُْ َُ َْ َ ُ ُ َ
َََلىَاهللَعليوَوسلمَم ْنَغُْرفٍَة ََوَْن ُنَنَتَ َذا َكُر
ِ ِ فَعلَي نَاَرسو ُل
َاهلل َ ََح َذيْ َفةََبْ ِنَأ َِسْي ِدَق
ْ ُ َ ْ َ َ الَأَ ْشَر ُ َع ْن
َس َِم ْن
ِ وعَالشَ ْم ٍ
َ ُاَع ْشُرَآيَاتَطُل
َ ةَحّتَتَ َرو
َ اع الَالنِ ي
َ بََلىَاهللَعليوَوسلمَالَتَ ُق ْومَالس َ اعةََفَ َق
َ الس
َفَِبَ ِزيْ َرِة ِ فَبِالْم ْغ ِر ِ ِ ٌ َخس ٍ ِ
ٌَ ب ََو َخ ْس َ ٌ فَبالْ َم ْش ِرق ََو َخ ْس َ ََم ْغ ِرب
ُ َاَويَأْ ُج ْو َج ََوَمأْ ُج ْو َج ََوالدابةَ ََوثَالَثَة
ْ َ َخ ُس ْوف
ِ ََتشرَالناسَفَتبِيتَمعه َمَحيثَباتُو ِ َ بَونَار ِ
َ اَوتَقْي ُل
ََم َع ُه ْم َ َ ُ ْ َ ْ ُ َ َ ُ ْ َ َ ُ ُ َْ اسَاَْو َ َتُْر ُجََم ْنَقُ ْع ِر
َ َع َدنَتَ ُس ْو ُقَالن ٌ َ الْ َعَر
6
.ثَقَالُوا
ُ َحْي
َٕٛجوَفنت
بابَاْليات
َرَبْ ِن ََواثِلَةََأَِِب
َ َع ِام
َ َع ْن
ٍ
َ َع ْنَفَُراتَالْ َقزا ِز
َ اَس ْفيَا ُن
ُ ََحدثَن َ ََحدثَنَاَ ََوكِْي ٌعَق
َ ال َ ال ُ اَعلِ ْيَبْ ِن
َ ََََم ُدَق َ ََحدثَن
َََلىَاهللَعليوَوسلمَم ْنَغُْرفٍَة
ِ ِ الََأَطلَعَرسو ُل ٍ ِ ِ
َاهلل ْ ُ َ َ َ ََس ِرْْيَةََق ْ َِح َذيْ َفةََبْ ِنَأَسْيدَأ
َ َِب َ الطيَفيلَالْكنَ ِاِني
ُ َع ْن
ََم ْغ ِرَِبَا ِ ِ اتَطُلُوعَالشم
ٍ الَالََتَ ُقومَالساعةَُحّتَتَ ُكو َنَع ْشرَآي
َ سَم ْن ْ ُْ َ ُ َ ْ َ َ ُْ َ اعةََفَ َق
َ َوَْن ُنَنَتَ َذا َكُرَالس
6
Imam Tirmidzi, al-Jami‟ al-Shahih, (Semarang: Thaha Putera), juz III, h. 323.
46
َس ْو ُق
َُ َْيَت ِ َتْرج َِمنَقَع ِر ِ ف َِبَ ِزيْرِةَالْعر ِ ِ ِ ٌ فَبِالْم ْش ِرِقَو َخس
ََ َْع َدنَأَب
َ ْ ْ ُ ُ َ ب ََونَ ٌار ََ َ ٌ فَبالْ َم ْغرب ََو َخ ْس ْ َ َ ٌ َخ ْس
.َم َع ُه ْمَإِ َذاَقَالُوا ِ ِ ُ اسَإِ َلَالْ َم ْح َش ِرَتَبِْي
7
َ َم َع ُه ْمَإ َذاَبَاتُواَ َوتَقْي ُل
َت َ الن
ٙ,َٗحم
7
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah (Semarang: Thaha Putera), juz II h. 1347.
8
Imam Ahmad bin Hanbali, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, juz IV, h. 6.
47
َٚ,َٗحم
ٍ ِ
َ َع ْنَأَِِبَالطيَفْي ِل
ََع ْنَأَِب َ َع ْنَفَُرات
َ َاَش ْعبَة َ ََج ْع َف ِرَق
ُ َالَثَن َ اَََم ُدَبْ ُن ْ َِحدثَِ َِْأ
ُ ََِبَثَن َ اَعْب ُدَاهلل
َ ََحدثَن
َِ اَر ُسَ َْو ُل
ََاهلل َ الََفَأَ ْشَََر
ََ ََفََ َعَلَْيَن َ َثَق ََ َََلىَاهللَعليوَوسلمَِفَ َغَُْرفٍََةَََوَْنَ ُنََنَت
َُ َحد َِ َِاهلل ََ َََسَِرْْيَََةَق
َ َالََ َكا َنَََر ُسَ َْو َُل
ٍ َالََإَِنََالسَاعَةََلَ َنَتَ ُقَ َومَحَّتََتََرَو َنَ َع ْشَرَآي
َات َ َاعَةَُق
َ َ َ َْ َ َ ْ ْ َ َ َالََ َمَاَتََْذ ُكََُرَْو َنَقَاَلُواََاَلس
َ َلىَاهللَعليوَوسلمَفَ َق
ِ فََِِفََجََِزيََْرَِةَالَْعََر ِ ِ ِ ٌَ َقََو َخَسِ َْ َفَبَِاَلْم
َع
َ َوطََُلَُْو
ََ َالدابَة َ بََََوال يدَ َخَا َن َََوالدَ َج
َ ال َََو ََ َ َ ْ ٌ َفَبَاَلْ ََم ْغََربََََو ََخ ْس ْ َ َ شَِر َ ٌَ َََخ ْس
َِ ُالَ ُشَ َعبَة ٍ ِ ِ َ َونََار ََ ََسَ ِمَ ْنََ َمَ َْغَِرِب
َِ الشَ َْم
ََََُ َْعتُو َ ْ ََ اسََفَ َق
َ ََتََُْر ُجَمَ َْنَقَ ْعَرََ َعَ َدَنََتََْر َح ُلَالن َ ََ َوَمَأَْ َُجَْو َج
ََ اَويََأَْ َُجَْو َج
ِ َاَاْل َِدي ِ ِ َ َمعَ َهمََحَيَثََنََزَلَُو ََ َََوَأَ َْح ِسبُوَُق
َث َََر ُجَ ٌل ْ ََْ الََ ُشَ َْعَبَةُ َََو َحَدَثََََِِبََ َذ
َ َثََقَاَلَُْواَق
ُ َاَوتَقَْيَ َلََ َمَ َعَ َُه ْمََ َحَْي
َ ْ َ ُ ْ َ ْ ُ َ ََ الَتَنَ َزُل
ِ ْ ََح ُد َى َذيْ ِنَالر ُجل ِ ِ ِ ََع َنََأَِِب
َْي َ الََأ ٍّ َِلََالن
َ بَََلىَاهللَعليوَوسلمَفَ َق َ ْ ََ ََع ْنَََأَِِبََالطَيَفْيَ ِل
َ ََسََرْْيََة َََوَلََْيَ ْرفَ ْعوَُا
9
َ ِ الََ ْاْلَ َخَُرََِريَْ ٌحَتَ ْل ِقْي ِه ْم
.ََِفَالََْبَ ْحَ ِر َ ََوق ِ
َ نُُزْو َلَعْي َسىَبْ ِن
ََ ََم ْرََي
9
Imam Ahmad bin Hanbali, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, juz IV, h. 7.
48
dari dua orang laki-laki: turunnya „Isa bin Maryam dan yang lainnya
berkata: angin telah menyampaikan kepada kaum di laut.”
َٚ,َٗحم
b. Hadis kedua
tersebut dan ditemukan pada kitab al-Mauḏu‟āt Li Ibn Jauzī karya „Abd al-
Raḫmān bin „Alī bin Muḫammad bin „Alī bin al-Jauzī dan kitab al-La Āli al-
10
Imam Ahmad bin Hanbali, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, juz IV, h. 7.
49
Maṣnū‟ah fī Aḫādīts al-Mauḏū‟ah karya Jalal al-Dīn al-Suyūṯī. Berikut ini adalah
hadisnya.
اسَالط َِْب ي
يَ َْحَ ُدَبْ ُنَالْ َعب ِ
َحدثَنَاَأَبُ ْوَعُ َمَرَأ ْ َاْلَ َس ِنَالن َق ُ
اش َ بنَعُبَ ْي ٍد ْ
َاْلُْرِ ي
ِفَأَنْبَأَنَاَاَبُوَبَ ْك ٍَرَ ََُم ُدَبْ ُن ْ
يَ َسعِْي ٍد ْ
َاْلُ ْذ ِر ٍّ َع ْنَأَِِب ََ
َع ْل َق َمةَ َ
َع ْن َ
ِ
َع ْنَإِبْ َراىْي َم َ
ش َاَال َْع َم ُ َم َعا ِويَةَ َ
َحدثَنَ ْ َحدثَنَاَأَبُ ْو ُ
ِ ِ
َحدثَنَاَالْك َسائ يي َ
َشهر ِ الَرسو ُل ِ
َش ْهُرَأُم ِ ِْتَفَ َم ْنَ
ضا ُن َ َش ْه ِر َ
يَوَرَم َ َاهلل ََو َش ْعبَا ُن َ ب َُْ
ََلىَاهللَعليوَوسلمَ:ر َج ُ
َ َاهلل الَقَ َ َ ُ ْ
قَ َ
ِ َعَلىَقَ ْل
َب َِ اَالَعْيَرأَيتَوالَأُذُ ٌن ِ ِ َ أَرب عةََع َشرَي وماَأَعطَاهَاللوَتَع
َ الَخطََر
َ ت ََو
ْ ََ َع َ َْ َ َمَ الَم َنَالث َواب َ ُ ُ ْ ً ْ َ َ َ َ َْ
ِِ ِ بََخَْسةََعشرَي وماَي ِق ُفوَالل َوَي ومَالْ ِقيام ِة ِ
َ َ َ َ ْ َ ُ ُ َ ً ْ َ َ َ َ َ ٍ ََ َامَم ْن ََر َج
11
َْي
َ فَاْلمن
َ َم ْوق َ بَ َش ٍر
َ َوَم ْن،
“Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Abd al-Bāqī bin Aḫmad,
telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ḫasan Ibn Khairun, telah
mengabarkan kepada kami Abd al-Qāsim Abd al-Raḫman „Ubaid al-
Ḫurfiyy, telah mengabarkan kepada kami Abu Bakar Muhammad bin Ḫasan
al-Naqāsy. Telah menceritakan kepada kami Abu „Umar Aḫmad bin „Abbās
al-Ṯabarī, telah menceritakan kepada kami al-Kisā‟i, telah menceritakan
kepada kami Abu Mu‟āwiyah, telah menceritakan kepada kami al-A‟masy
dari Ibrāhim dari „Alqamah dari Sa‟īd al-Khudri, ia berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda: Rajab adalah bulan Allah, Sya‟ban bulan saya,
dan Ramaḏan adalah bulan umatku. Barangsiapa puasa satu hari di bulan
rajab dengan penuh percaya dan ikhlas maka pasti mendapat keridhoan yang
besar dari Allah dan ditempatkan di surga Firdaus yang maha tinggi,
barangsiapa puasa dua hari bulan rajab maka Ia mendapat dua kali lipat
pahala dan setiap lipatannya sebanding dengan gunung di dunia.
Barangsiapa puasa tiga hari di bulan rajab maka Allah menjadikan antara
dirinya dan antara neraka seperti parit yang jaraknya seperti perjalanan
selama setahun. Barangsiapa puasa empat hari di bulan rajab maka
diselamatkan dari cobaan, penyakit gila, lepra, penyakit balak (penyakit
putih-putih yang menyebabkan gatal), dari fitnah dajjal dan siksa kubur.
Barangsiapa puasa enam hari di bulan rajab maka keluar dari kuburannya
dan wajahnya seperti bulan purnama. Barangsiapa puasa tujuh hari di bulan
rajab maka selama tujuh hari tersebut Allah mengunci neraka Jahannam dan
setiap sehari berpuasa Allah mengunci satu pintu neraka jahannam.
Barangsiapa puasa delapan hari di bulan rajab maka selama delapan hari
tersebut Allah membuka pintu surga dan setiap sehari berpuasa Allah
membuka satu pintu surga baginya. Barangsiapa puasa sembilan hari di
bulan rajab maka ia keluar dari kuburannya sambil menyeru lafaẕ Lā Ilāha
Ilallāh dan tidak dilarang untuk masuk surga. Barangsiapa puasa sepuluh
hari di bulan rajab maka Allah menjadikan perjalanan menuju ṣiraṯ di setiap
Milnya seperti memakai kasur untuk Ia bersenang-senang. Barangsiapa
puasa sebelas hari di bulan rajab maka Allah tidak akan memperlihatkan
waktu di hari kiamat yang lebih utama dari waktu itu kecuali seperti orang
yang berpuasa sebelas hari atau lebih. Barangsiapa puasa dua belas hari di
bulan rajab maka Allah „Azza wa Jalla memberi pakaian kepada orang
tersebut dengan dua perhiasan, salahsatu perhiasannya yaitu dunia dan
isinya. Barangsiapa puasa tiga belas hari di bulan rajab maka Allah
menyiapkan hidangan pada hari kiamat di bawah „Arasy dan ia
memakannya dan orang-orang berada dalam kepayahan. Barangsiapa puasa
empat belas hari di bulan rajab maka Allah memberi pahal yang tidak
terlihat oleh mata dan tidak terdengar oleh telinga dan tidak terlintas dalam
pikiran atau hati manusia. Barangsiapa puasa lima belas hari di bulan rajab
maka Allah menempatkan Ia di hari kiamat dengan tempat yang aman.”
11
Ibn al-Jauzi, Al-Mauḏu‟āt Min Aḫādits al-Marfū‟āt, Maktabah Syamilah, Juz II, h. 205.
51
“Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Abd al-Bāqī bin Aḫmad,
telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ḫasan Ibn Khairun, telah
mengabarkan kepada kami Abd al-Qāsim Abd al-Raḫman „Ubaid al-
Ḫurfiyy, telah mengabarkan kepada kami Abu Bakar Muhammad bin Ḫasan
al-Naqāsy. “Telah menceritakan kepada kami Abu „Umar Aḫmad bin
„Abbās al-Ṯabarī, telah menceritakan kepada kami al-Kisā‟i, telah
menceritakan kepada kami Abu Mu‟āwiyah, telah menceritakan kepada
kami al-A‟masy dari Ibrāhim dari „Alqamah dari Sa‟īd al-Khudri, ia berkata
bahwa Rasulullah SAW bersabda: Rajab adalah bulan Allah, Sya‟ban bulan
saya, dan Ramaḏan adalah bulan umatku. Barangsiapa puasa satu hari di
bulan rajab dengan penuh percaya dan ikhlas maka pasti mendapat
keridhoan yang besar dari Allah dan ditempatkan di surga Firdaus yang
maha tinggi, barangsiapa puasa dua hari bulan rajab maka Ia mendapat dua
kali lipat pahala dan setiap lipatannya sebanding dengan gunung di dunia.
Barangsiapa puasa tiga hari di bulan rajab maka Allah menjadikan antara
dirinya dan antara neraka seperti parit yang jaraknya seperti perjalanan
selama setahun. Barangsiapa puasa empat hari di bulan rajab maka
diselamatkan dari cobaan, penyakit gila, lepra, penyakit balak (penyakit
putih-putih yang menyebabkan gatal), dari fitnah dajjal dan siksa kubur.
Barangsiapa puasa enam hari di bulan rajab maka keluar dari kuburannya
dan wajahnya seperti bulan purnama. Barangsiapa puasa tujuh hari di bulan
rajab maka selama tujuh hari tersebut Allah mengunci neraka Jahannam dan
setiap sehari berpuasa Allah mengunci satu pintu neraka jahannam.
Barangsiapa puasa delapan hari di bulan rajab maka selama delapan hari
tersebut Allah membuka pintu surga dan setiap sehari berpuasa Allah
membuka satu pintu surga baginya. Barangsiapa puasa sembilan hari di
bulan rajab maka ia keluar dari kuburannya sambil menyeru lafaẕ Lā Ilāha
Ilallāh dan tidak dilarang untuk masuk surga. Barangsiapa puasa sepuluh
hari di bulan rajab maka Allah menjadikan perjalanan menuju ṣiraṯ di setiap
Milnya seperti memakai kasur untuk Ia bersenang-senang. Barangsiapa
puasa sebelas hari di bulan rajab maka Allah tidak akan memperlihatkan
waktu di hari kiamat yang lebih utama dari waktu itu kecuali seperti orang
yang berpuasa sebelas hari atau lebih. Barangsiapa puasa dua belas hari di
bulan rajab maka Allah „Azza wa Jalla memberi pakaian kepada orang
tersebut dengan dua perhiasan, salahsatu perhiasannya yaitu dunia dan
isinya. Barangsiapa puasa tiga belas hari di bulan rajab maka Allah
12
Al-Suyūṯī, al-La „Āli al-Maṣnū‟ah fī Al-Ahadits al-Mausu‟ah, Maktabah Syamilah, juz
II, h. 97.
53
Hasil dari beberapa hadis yang telah di takhrij diatas, terdapat beberapa
simbol atau lambang periwayatan yang berbeda antara satu dengan lainnya,
seperti (اَ ْخبَ َرنَاIa telah mengabarkan kepada kami), ( َحدثَنَاIa telah menceritakan
sebuah hadis yang dalam ilmu hadis disebut Taḫammul wa al-Adā‟ al-Hadis. Dari
Lambang َحدثَنَا, اَ ْخبَ َرنَاmerupakan lambang dalam Ṣighot al-Adā‟ (bahasa
yang digunakan dalam menyampaikan riwayat hadis) masuk dalam kategori al-
Simā‟. Maksudnya adalah seorang perawi dalam penerimaan hadis dengan cara
mendengar langsung dari seorang guru. Hadis tersebut di diktekan oleh sang guru
kepada muridnya. Cara periwayatan seperti ini diputuskan oleh ulama sebagai
cara yang kualitasnya paling tinggi.13 Selain itu, terdapat juga beberapa kata yang
َت ِ ِ
temasuk daalam kategori al-Simā‟ yaitu ُ ( ََ ْعAku telah mendengar), ( ََ ْعنَاKami
13
Muhammad Ma‟sum Zain, Ulumul Hadits dan Mushtholah Hadits (Jombang: Darul
Hikmah, 2008), h. 213.
54
telah mendengar), َ(ذَ َكََر َ ِلIa telah sebutkan kepadaku), (ذَ َكَر َأَنَاIa telah sebutkan
kepada kami).14
dalam kategori al-Simā‟ selama dipenuhi beberapa syarat; pertama: Dalam mata
Menurut bahasa, arti al-I‟tibār adalah peninjauan terhadap berbagai hal dengan
maksud untuk dapat diketahui sesuatunya yang sejenis. Menurut istilah ilmu
hadis, al-I‟tibār berarti menyertakan sanad-sanad yang lain untuk suatu hadis
tertentu, yang hadis itu pada bagian sanadnya tampak hanya terdapat seorang
periwayat saja, dan dengan menyertakan sanad-sanad yang lain tersebut akan
dapat diketahui apakah ada periwayat yang lain ataukah tidak ada untuk bagian
14
A. Qadir Hasan, Ilmu Mushthalah Hadits (Bandung: Diponegoro, 2007), h. 351.
15
Muhammad Ma‟sum Zain, Ulumul Hadits dan Mushtholah Hadits (Jombang: Darul
Hikmah, 2008), h. 218.
16
M. Sholahuddin, dkk. Cet I, Ulumul Hadis (Bandung: CV Pustaka Setya, 2009), h. 14.
55
Kata Sanad menurut bahasa adalah sandaran, atau sesuatu yang kita
atau diisnadkan oleh seseorang), dan al-Musnad (nama bagi hadis marfu‟ dan
muttașil).17
Tujuan dilakukannya I‟tibār yaitu untuk meneliti sanad hadis dari segi ada
atau tidak adanya syahid18 dan muttabi‟19 nama-nama rawinya dan metode
penyampaian hadis dari tingkatan rawi yang lebih tinggi kepada tingkatan rawi
yang paling rendah, atau penyampaian hadis dari guru kepada murid.20
1. Tidak ada periwayat yang berstatus syahid, karena hanya terdapat satu
jalur sahabat yaitu Ḫudzaifah, dari Ḫudzaifah terdapat satu jalur yaitu
melalui Abu Ṯufail atau „Ămir bin Watsilah. Dari „Ămir bin Watsilah
yaitu Imam Muslim, Abu Daud, al-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam
Aḫmad bin Ḫanbal. Dengan demikian hadis ini termasuk hadis sahih
17
Munzier Suparta, Ilmu Hadis (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 45.
18
Syahid adalah hadis yang rawinya diikuti oleh perawi lain yang menerima dari sahabat
lain dengan matan yang menyerupai hadis dalam lafaẕ dan maknanya atau dalam maknanya saja.
19
Muttabi‟ adalah hadis yang perawinya diikuti perawi lain yang pantas mentakhrijkan
hadisnya. Jelasnya, orang lain itu meriwayatkan hadis tersebut dari guru perawi pertama atau dari
gurunya lagi.
20
M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadits Nabi (Jakarta: Bulan Bintang, 1992),
h. 51.
56
karena semua periwayat hadis tidak ada yang di nilai ḏa‟if oleh para
ulama.
melalui Sufyān bin Sa‟id, Abu al-Aḫwaș, Sufyān bin „Uyainah, dan
dan Wakī‟. Pada jalur „Abd al-Raḫmān bin al-Mahdī berakhir pada
3. Dari jalur Abu al-Aḫwaș bercabang menjadi dua jalur yaitu melalui
4. Dari jalur Sufyān bin „Uyainah bercabang menjadi tiga jalur yaitu
melalui Muḫammad bin Yaḫya, Zuhair bin Ḫarb, dan Ishāq bin
jalur Sufyan bin „Uyainah sendiri ada satu jalur yang langsung sampai
kepada mukharij yaitu Imam Aḫmad bin Ḫanbal. Dan pada jalur
Syu‟bah bin al-Ḫajjaj hanya ada satu jalur yaitu melalui Muḫammad
bin Ja‟far yang langsung sampai pada mukharij Imam Aḫmad bin
Ḫanbal.
Pada hadis kedua ini, terdapat satu jalur periwayat hadis dari periwayat
pertama yaitu sahabat Nabi SAW sampai kepada Mukharij. Di mulai dari
periwayat pertama yaitu Abī Sa‟īd al-Khudrī, kemudian periwayat kedua yaitu
„Alqamah. Tetapi sanadnya tidak berlangsung karena tidak ada pertemuan antara
Abī Sa‟īd al-Khudrī dengan „Alqamah. Dari „Alqamah mempunyai satu jalur
periwayat terakhir mempunyai satu jalur saja yaitu Sulaimān al-A‟masy, Abū
Mu‟āwiyah, al-Kisā‟ī, Abū „Umar, Abū Bakar, Abū al-Qāsim, Aḫmad bin al-
Ḫasan, dan Muhammad bin „Abd al-Bāqī. Dari Muhammad bin „Abd al-Bāqī
terdapat dua jalur Mukharij yaitu Jalāl al-Dīn al-Suyūṯī dan Ibnu al-Jauzī.
Hadis Pertama
Rasulullah
Hudzaifah
Abu Ṯufail
Furat
Hadis Kedua
Rasulullah SAW
„Alqamah
Ibrāhīm
Al-A‟masy
Abū Mu‟āwiyah
Al-Kisā‟ī
Abū „Umar
Abū Bakar
Abū al Qāsim
Dari penelitian takhrij hadis yang telah dilakukan, penulis meneliti kualitas
1. Hadis Pertama
adalah Muslim, Abū Daud, Ibnu Mājah, al-Tirmidzī, dan Aḫmad bin Ḫanbal.
Dalam hal ini penulis akan mengambil hadis yang dikeluarkan oleh Imam Muslim
yang akan di mulai dari periwayat pertama yaitu Ḫudzaifah. Ḫudzaifah adalah
59
Rasulullah SAW.21 Oleh karena itu, pernyataan bahwa dirinya telah menerima
hadis dari Nabi Muhammad SAW dapat dipercaya. Dengan demikian bahwa
rangkaian sanad antara Ḫudzaifah dan Nabi Muhammad SAW dalam keadaan
bersambung. Di antara guru-guru Ḫudzaifah adalah Rasulullah SAW, „Alī bin Abi
Ṯālib, Abū Bakar al-Ṣidīq, dan Abī Dzar al-Ghifāri. Sedangkan diantara murid-
muridnya adalah Ḫabib bin Ḫimāz, Rabī‟ bin „Umailah, „Āmir bin Syaraḫil, Abū
Ṯufail, Ma‟bad bin Khālid, Hilal bin Abī Huṣain, dan Abu Ḫudzaifah al-Anṣāri.22
Dengan demikian ada pertemuan antara Ḫudzaifah dengan Abū Ṯufail dan
Periwayat selanjutnya adalah Abū Ṯufail, beliau adalah sahabat Nabi SAW
yang lahir pada tahun perang uḫud dan wafat paling akhir yaitu setelah hijrah
Nabi SAW. Abū Ṯufail adalah seorang yang tsiqoh, ṣoduq, „alim, dan suka
bersyair. Al-Bukhāri mengatakan bahwa Abū Ṯufail tinggal di mekah selama 107
Ḫudzaifah bin Asīd, Ḫudzaifah bin Yamān, „Abdullāh bin Mas‟ūd, Salmān al-
Fārisi, Mu‟ādz bin Jabal, „Abdullāh bin „Abbās dan masih banyak lagi. Sedangkan
murid beliau antara lain adalah „Abdullāh bin „Utsmān, „Amr bin Dīnār, „Alī bin
Zaid, Furat al-Qazzaz, Qatādah, Muḫammad bin muslim bin Syihāb al-Zuhri,
Mahdi bin „Imrān dan masih banyak lagi yang lainnya.24 Ada pertemuan antara
21
Al-Mizzi, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā‟ al-Rijāl, juz V, h. 493.
22
Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamāl fi Asma al-Rijāl, juz V, h. 494.
23
Al-Dzahabi, Siyar a‟lam al-Nubala, (Mu‟assasah al-Risalah), juz III, h. 470.
24
Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamāl fi Asma al-Rijāl, juz XIV, h. 80.
60
dari Yaḫya bin Mā‟in dan Abū „Abd al-Raḫmān al-Nasā‟i mengatakan bahwa
Furat termasuk orang yang tsiqoh. Abu Ḫātim mengatakan Ṣolih al-Hadis. Di
antara guru-guru Furat adalah Ḫasan al-Baṣri, Sa‟id bin Jubair, Abī Ṯufail, Abī
Ma‟bad Maulā Ibnu „Abbās, dan yang lainnya. Sedangkan muridnya adalah Israil
bin Yūnus, Sufyān al-Tsaurī, Sufyān bin ‘Uyainah, Abū al-Aḫwaṣ, Syarik bin
„Abdullāh, Syu‟bah Ibn al-Ḫajjaj, dan lainnya.25 Ada pertemuan antara Furat al-
adalah seorang Imam, hafiz, dan Syaikh al-Islam. Aḫmad bin „Abdullāh
antaranya adalah al-Aswad bin Qais, Ibnu Syihāb al-Zuhri, Hisyām bin Urwah,
muridnya adalah „Abd al-Raḫmān bin al-Mahdi, Ḫammām bin Yaḫya, Sa‟id bin
Manṣur, Abū Kuraib, Zuhair bin Ḫarb, „Alī bin Ḫarb, Muḫammad bin al-
Mutsannā dan masih banyak lagi yang lainnya.27 Dengan demikian, sanadnya
bersambung karena Sufyān bin „Uyainah bertemu dengan gurunya yaitu Furat al-
berkomentar bahwa Zuhair termasuk tsiqoh ma‟mun. Sedangkan Abū Bakar bin
25
Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamāl fi Asma al-Rijāl, juz XXIII, h. 151.
26
Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamāl fi Asma al-Rijāl, juz XI, h. 181.
27
Al-Dzahabi, Siyar A‟lam al-Nubala, juz VIII, h. 456.
28
Al-Dzahabi, Siyar A‟lam al-Nubala, juz XI, h. 490.
61
gurunya adalah Isḫāq bin „Isa, Ismā‟il bin „Ulayyah, Ḫabban bin Hilāl, Sufyān
bin‘Uyainah, Abī „Āṣim, „Abdullāh bin Idris, „Abdullāh bin Numair, „Abdah bin
Sulaimān dan masih banyak lagi. Sedangkan di antara muridnya adalah al-
Bukhāri, Muslim, Abū Daud, Ibnu Mājah, Abi Usamah, Abu Hatim, Ja‟far bin
menerima periwayatan langsung dari Zuhair bin Ḫarb. Pernyataannya bahwa dia
menerima langsung dari Zuhair dapat diterima, karena para kritikus hadis
“Diatas bumi ini, tidak ada kitab yang lebih sahih dibanding sahih al-Bukhāri dan
sahih Muslim setelah al-Qur‟ān.”30 Ibnu Abī Ḫātim juga mengatakan “Saya
menulis hadis darinya di Ray dan dia merupakan orang yang tsiqoh dari kalangan
ayahku ditanya tentang dia, maka dia menjawab (muslim) ṣoduq.31 Maka dengan
Jadi periwayatan ini dapat dinyatakan sebagai riwayat bersambung. Jadi hadis
tentang sepuluh tanda kiamat dari jalur Muslim dinyatakan sahih karena semua
Adapun periwayat lain dari jalur yang berbeda merupakan I‟tibar sanad
yang akan menguatkan hadis yang di takhrij. Di antara jalur yang berbeda tersebut
antara lain yaitu: Dari jalur Abū Daud setelah periwayat Furrat al-Qazzaz yaitu
Abū al-Aḫwaṣ, Musaddad dan Hannād. Dari jalur al-Tirmidzī setelah Furrat yaitu
29
Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamāl fi Asma al-Rijāl, juz IX, h. 404.
30
Muhammad „Ajjaj al-Khatib, Ushul Hadis: Ulumuhu wa musṯalaḫuhu (Beirut: Dar al-
Fikr, 1989), h. 317.
31
Agus Ma‟mum, Suharlan (dkk). Syaraḫ Sahih Muslim Imam al-Nawāwi (Jakarta:
Darussunnah, 2009), cet. I, h. 26.
62
Sufyān bin Sa‟īd, „Abd al-Raḫmān bin al-Mahdi, dan Yundar. Kemudian dari
jalur Ibnu Majah setelah Furrat yaitu Sufyān bin Sa‟īd, Wakī‟ dan „Alī.
Sedangkan dari jalur Aḫmad bin Ḫanbal yaitu Syu‟bah dan Ibn Ja‟far setelah
kebanyakan yang menilai tsiqoh dan di lihat dari rangkaian sanad secara
keseluruhan semuanya bersambung, maka dari itu hadis tersebut dinyatakan sahih.
2. Hadis Kedua
Pada hadis kedua ini penulis hanya menemukan dua hadis, yang mana
sanad hadisnya sama hanya saja yang membedakan adalah kitab rujukan hadis
tersebut. Kitab pertama yang memuat hadis tersebut adalah al-Mauḏū‟āt Li Ibn al-
Jauzī karya Ibnu al-Jauzī dan kitab keduanya adalah al-La „Āli al-Maṣnū‟ah fī al-
Ahādīs al-Mausū‟āh karya Jalāl al-Dīn al-Suyūṯī. Berikut adalah hasil takhrijnya:
Dalam penelitian hadis ini, penulis memulainya dengan hadis yang ada
dalam kitab al-La „Āli al-Maṣnū‟ah fī Al-Ahadits al-Mausu‟ah karya Imam Jalāl al-
Dīn al-Suyūṯī. Periwayat pertama dari hadis tersebutadalah dari Abū Sa‟īd al-
Khudrī. Nama lengkapnya adalah Sa‟ad bin Mālik bin Sinān bin „Ubaid bin
Tsa‟labah bin „Ubaid bin al-Abjar, ia adalah Khudrah bin „Auf bin al-Ḫārits bin
hadisnya dari Nabi Muhammad SAW. Ada beberapa perbedaan pendapat tentang
Wāqidī, Yaḫyā bin Bukair, Ibn Numair dan yang lainnya menyebutkan Abī Sa‟īd
Muhammad bin Sa‟ad berkata dalam kitab Tahdzib al-Kamāl karya al-
Mizzi, sebagian orang menduga bahwa Khudrah adalah Umm al-Abjar ibunya
Unaisah binti Abi Ḫāritsah dari Bani „Adi bin al-Najar, Ia mengikuti peperangan
bersama Rasulullah SAW sebanyak 12 kali peperangan. Abī Ḫanẕalah bin Abī
Sufyān berkata dari gurunya bahwa tidak ada seorang pun dari sahabat Nabi
Muhammad SAW yang meriwayatkan hadis yang lebih paham selain Abī Sa‟īd
al-Khudriy dan dalam riwayat lain a‟lamu. Namun tidak ditemukan nama
„Alqomah sebagai muridnya Abī Sa‟īd al-Khudrī jadi sanadnya tidak bersambung.
bin Qais bin „Abdullāh bin Mālik bin „Alqamah bin Salaman bin Kahl al-Nakha‟ī,
pamannya al-Aswād bin Yazīd „Abd al-Raḫmān bin Yazīd serta pelayannya
Ibrāhīm al-Nakha‟ī. Ia lahir pada saat Nabi Muhammad SAW masih hidup.
Mughirāh bin Ibrāhīm berkata: gelar „Alqamah adalah „Abdullāh „Alqamah Abā
Syibil. Abū Ṯālib berpendapat bahwa „Alqamah termasuk orang yang tsiqoh,
begitupun Isḫāq bin Manṣūr dari Yaḫyā bin Ma‟īn menilainya tsiqoh. „Alī ibn al-
Madīnī berpendapat bahwa tidak ada satupun dari sahabat Nabi Muhammad SAW
yang menjaga Nabi SAW dengan ucapan Nabi SAW tentang ilmu fiqih keculi tiga
sahabat yaitu Zaid bin tsābit, „Abdullāh bin Mas‟ūd, Ibnu „Abbās, dan orang-
32
Ruwāt al-Tahdzibain, al-Maktabah al-Syāmilah
64
Masrūq, „Ubaidah, Abū Maisarah Amr bin Syaraḫbīl, al-Ḫārits bin Qais. Al-
Haitsam bin „Adī berkata dari Majālid dari al-Sya‟bī: ada ulama fiqih setelah
sahabat Rasulullāh SAW di Kufah dari sahabat „Abdullāh bin Mas‟ūd yaitu
„Alqamah, „Ubaidah, Syuraih, dan Masrūq. Quraisy bin Anas berkata dari Ibn
„Aun dari Ibn Sīrīn bahwa sahabat „Abdullāh bin Mas‟ūd ada lima yang
buta sebelah matanya, Masruq bin al-Ajdā‟ menyebutnya bongkok, „Alqamah bin
Qais menyebutnya pincang, Syuraih menyebutnya tidak lengkap giginya, dan al-
Ḫārits menyebutnya buta sebelah matanya. Abū Isḫāq berkata dari „Abd al-
Raḫmān bin Yazīd bahwa tidak ada yang membaca sesuatu atau mengajarkannya
kecuali „Alqamah yang membaca atau mengajarkannya. Ismā‟īl bin Abī khālid
berkata dari al-Sya‟bī jika ada keluarga yang membuat kebohongan tentang surga
al-Wālid, Sa‟d bin Abī Waqāṣ, Salman al-Fārisī dan yang lainnya, tetapi tidak ada
adalah Ibrāhīm bin Suwaid al-Nakha‟ī, Ibrāhīm bin Yazīd al-Nakha‟ī, „Āmir al-
lengkapnya adalah Ibrāhīm bin Yazīd bin Qais bin al-Aswad bin „Amr bin
Rabī‟ah bin Dzahl Ibn Rabī‟ah bin Dzahl bin Sa‟d bin Mālik bin al-Nakha‟ al-
Nakha‟ī Abū „Imrān al-Kūfī, orang yang faham ilmu fiqih di negara Kufah,
ibunya bernama Mulaikah binti Yazīd yang merupakan saudara al-Aswad bin
Yazīd dan „Abd al-Raḫmān bin Yazīd. Usamah berkata dari al-A‟masy bahwa
33
Ruwāt al-Tahdzibain, al-Maktabah al-Syāmilah
65
Ibrāhīm adalah orang yang memotong hadis. Jarir bin „Abd al-Ḫamīd berkata dari
Ismā‟īl bin Abī Khālid bahwa al-Sya‟bī, Ibrāhīm, Abū al-Ḏuḫā, mereka
mereka. Al-Bukhāri berkata dari Ḫasan bin Wāqi‟ dari Ḏamrah bahwa Sa‟īd al-
meninggal pada tahun 96 H. Aḫmad berkata dari Ḫammād bin Khālid dari
adalah al-Aswad bin Yazīd, Khaitsamah bin „Abd al-Raḫmān, Abī Ma‟mar, „Abd
al-Raḫmān bin Yazīd, „Alqamah bin Qais, Masruq bin al-Ajdā‟, Hamām bin al-
Ḫārits, dan yang lainnya. Sedangkan murid-muridnya adalah Ḫakam bin „Utaibah,
Ḫakīm bin Jubair, Ḫammād bin Abī Sulaimān, Sulaimān al-A‟masy, „Abdullāh
Sulaimān bin Mihrān al-Asādī Abū Muhammad al-Kūfī al-A‟masy, lahir pada
tahun 61 H dan wafat tahun 147 H berasal dari Tabaristan. Al-Bukhārī berkata
dari „Alī ibn al-Madīnī bahwa jumlah hadisnya ada 1.103 hadis. Yaḫyā bin Ma‟īn
berkata semua hadis yang diriwayatkan al-A‟masy dari Anas termasuk hadis
Mursal. Enam orang yang menjaga ilmu dari umat Nabi Muhammad SAW adalah
„Amr bin Dinār dari Makkah, Ibnu Syihāb al-Zuhrī dari Madīnah, Abū Isḫāq dan
Sulaimān al-A‟masy dari Kufah, Yaḫyā bin Abī Katsīr dan Qatādah dari Baṣrah.
„Abbās al-Daurī berkata dari Sahl bin Ḫalīmah: Aku mendengar Ibnu „Uyainah
34
Ruwāt al-Tahdzibain, al-Maktabah al-Syāmilah
66
pandai membaca al-Qur‟an, yang paling banyak menghafal hadis, yang paling
mengerti ilmu Faraiḏ, dan mengingat kebiasaan lainnya. Aḫmad bin Ḫanbal
berkata Abū Isḫāq dan al-A‟masy adalah seorang lelaki dari negara Kufah. Qāsim
bin „Abd al-Raḫman memberikan kesaksian kepada al-A‟masy bahwa Syeikh (al-
A‟masy) ini paling banyak mengetahui tentang Abdullāh bin Mas‟ūd. Yaḫyā al-
Qaṯṯan berpendapat bahwa al-A‟masy adalah orang yang pandai tentang Islam.
Aḫmad bin Abdullāh menilainya tsiqoh tsabat. Yaḫya bin Ma‟īn menilainya
tsiqoh, al-Nasā‟ī menilainya tsiqoh tsabat. Abū Daūd al-Khuraijī berkata ketika al-
A‟masy meninggal di hari wafatnya, tak ada seorang pun pengganti ibadah yang
Takbīrah al-Ihrām dalam salat berjamaah dan aku (Wakī‟) mengikutinya selama
dua tahun, dia tidak pernah ketinggalan meskipun satu rakaat pun.35
Nakha‟ī, Ismā‟īl bin Abī Khālid, Anas bin Mālik, Sālim bin Abī al-Ja‟d, Sa‟īd bin
Jubair, Abī Ḫāzim, Sulaimān bin Maisarah, „Aṯā bin al-Sāib, dan yang lainnya.
Sedangkan murid-muridnya diantaranya adalah Jarīr bin Ḫāzim, Ḫasan bin „Iyāsy,
Ḫammād bin Usāmah, Zuhair bin Mu‟āwiyah, Sufyān bin „Uyainah, Sufyān al-
„Abdullāh bin al-Mubārak, „Abdullāh bin Numair, „Aṯā bin Muslim, „Alī bin
35
Ruwāt al-Tahdzibain, al-Maktabah al-Syāmilah
67
al-Ḏarīr al-Kūfī, Maula Banī Sa‟ad bin Zaid bin Tamīm. Penilain ulama terhadap
Abū Mu‟āwiyah adalah: „Abdullāh bin Aḫmad bin Ḫanbal berkata bahwa ia
Muḏṯarib kecuali hadis dari al-A‟masy, dia tidak bisa menjaganya dengan
bahwa Abū Mu‟āwiyah sungguh hafal al-Qur‟ān. Mu‟āwiyāh bin Ṣālih bertanya
kepada Yaḫyā bin Ma‟īn “siapa orang yang termasuk tsabat pada sahabat al-
A‟masy?” Yaḫyā bin Ma‟īn menjawab: “Setelah Sufyān dan Syu‟bah ada Abū
Mu‟āwiyah al-Ḏarīr. „Alī ibn al-Madīnī mengatakan bahwa kami menulis dari
Abū Mu‟āwiyah dari al-A‟masy sebanyak 1.105 hadis dan dari Jarīr sebanyak
1.200 hadis dari al-A‟masy. Abū Zur‟ah al-Dimasyqī mendengar dari Abū Nu‟aim
bahwa Abū Mu‟āwiyah tinggal bersama al-A‟masy selama sepuluh tahun. Al-
„Ajalī dan al-Nasā‟ī menilai Abū Mu‟āwiyah termasuk tsiqoh. Ibnu Khirāsy
menilainya ṣoduq, dari al-A‟masy tsiqoh dan dari selainnya Muḏṯarib. Ibnu
Ḫibbān menuturkan dalam kitab al-Tsiqāt Abū Mu‟āwiyah termasuk hafiẕ mutqin
tapi juga dia buruk. Yaḫyā bin Ma‟īn dan yang lainnya mengatakan bahwa Abū
Mu‟āwiyah lahir pada tahun 113 H dan wafat pada tahun 194 H. Diantara guru-
gurunya adalah Ismā‟īl bin Abī Khālid, Ḫāritsah bin Abī al-Rijāl, Ḫasan bin
„Amr, Sulaimān al-A‟masy, Syu‟bah bin al-Ḫajjāj, „Abd al-Raḫmān bin Isḫāq,
„Umar bin Rāsyid, „Amr bin Maimūn, Laits bin Abī Sulaim, Hisyām bin Ḫassān,
dan yang lainnya. Sedangkan murid-muridnya adalah Aḫmad bin Ḫanbal, Asad
bin Mūsā, Ḫasan bin Ḫammād, Daūd bin Sulaimān, Sa‟īd bin Manṣur, Ṣalih bin
68
„Abdullāh, dan masih banyak lagi.36 Tetapi nama periwayat al-Kisā‟ī tidak
„Umar bin „Abd al-„Azīz bin Ṣuhaib al-Kisā‟ī, ada juga yang mengatakan Ibnu
sepuluh, lahir pada tahun 150 H dan meninggal tahun 246 H. Penilaian ulama
tentang Al-Kisā‟ī diantaranya adalah: Abū Ḫātim menilainya ṣoduq. Abū Daūd
berkata bahwa ia melihat Aḫmad bin Ḫanbal menulis kitab dari Abī „Umar al-
Daurī. Abū Bakar al-Khaṯīb berkata bahwa ia membaca al-Qur‟ān kepada para
pembesar dan mereka adalah Ismā‟īl bin Ja‟far al-Madani, Syujā‟ bin Abī Naṣr al-
Khurāsānī, Sulaim bin „Īsā, „Alī bin Ḫamzah al-Kisā‟ī dan mereka berpihak pada
al-Kisā‟ī untuk membaca al-Qur‟ān dengan bacaannya dan menjadi terkenal. Abū
al-Qāsim al-Baghawī mengatakan al-Kisā‟ī wafat pada bulan Syawal tahun 246 H,
sedangkan Abū Ḫātim bin Ḫibbān mengatakan al-Kisā‟ī wafat pada tahun 248 H.
Guru-guru al-Kisā‟ī diantaranya adalah Ismā‟īl bin „Iyāsy, Aḫmad bin Isḫāq,
Ḫamzah bin al-Qāsim, Sufyān bin „Uyainah, „Abd al-Wahāb bin „Aṯā, „Utsmān
bin „Abd al-Raḫmān, „Alī bin Muslim, Abī Mu‟āwiyah Muhammad bin Khāzim,
Muhammad bin Marwān, Marwān bin Mu‟āwiyah, Abī Ḫudzaifah Mūsā bin
Mas‟ūd, Hārun bin Ma‟rūf, Wākī‟ bin al-Jarrāḫ, dan yang lainnya. Sedangkan
murid-murid al-Kisā‟i diantaranya adalah Isḫāq bin al-Ḫasan, Ja‟far bin „Abdullāh
bin al-Ṣabāḫ, Abū Zur‟ah, „Alī bin Ibrāhīm al-Ahwāzī, Utsmān bin Syaibah, Abū
36
Ruwāt al-Tahdzibain, al-Maktabah al-Syāmilah
69
Ḫātim Muhammad bin Idrīs, Muhammad bin Wāṣil, dan lainnya.37 Tetapi tidak
Periwayat selanjutnya adalah Abū „Umar Aḫmad bin „Abbās. Penulis tidak
Muhammad bin Ziyād bin Hārūn al-Naqāsy. Diriwayatkan dari Abī Muslim dan
kota kemudian ia merasa lelah dan menjadi guru ngaji al-Qur‟ān di kerabatnya
Muhammad bin Mas‟ar. Ṯalḫah bin Muhammad al-Syāhid berpendapat bahwa al-
seluruh hadis al-Naqāsy adalah munkar. al-Naqāsy meninggal pada tahun 351 H.38
Ia merupakan Imam Qira‟āt dan Tafsir yang mempunyai banyak ilmu. Lahir pada
tahun 266 H dan menghabiskan masa kecilnya dengan belajar Qira‟āt dan
al-Kajī, Isḫāq bin Sunain, Ibrāhīm bin Zuhair, Muhammad bin „Abd al-Raḫmān,
Ḫusain bin Idrīs, Muhammad bin „Alī al-Ṣā‟igh, Ḫasan bin Sufyān dan yang
lainnya.39 Al-Naqāsy belajar al-Qur‟ān kepada Ḫasan bin „Abbās bin Abī Mihrān,
Ḫasan bin al-Ḫubāb, Aḫmad bin Anas bin Mālik, Hārun bin Mūsā, Abī
Muhammad al-Khayyaṯ, dan masih banyak lagi yang lainnya. Diantara murid-
muridnya adalah al-Dāruquṯnī, Ibnu Syāhain, Abū Aḫmad al-Faraḏī, Abū „Alī bin
37
Ruwāt al-Tahdzibain, al-Maktabah al-Syāmilah
38
Al-Dzahabī,Mizan al-I‟tidal, al-Maktabah al-Syāmilah.
39
Ṯabaqāt al-Syāfi‟iyyah al-Kubrā Li al-Subkī, al-Maktabah al-Syāmilah.
40
Al-Dzahabī, Siyar A‟lām al-Nubalā, juz XV, h. 575.
70
„Ubaid. Nama lengkapnya adalah „Abd al-Raḫmān bin „Ubaidillāh bin „Abd al-
„Azīz bin al-Faḏl bin Ṣālih bin „Alī ibn „Abdullāh bin „Abbās bin „Abd al-Muṯālib
Abū al-Qāsim. Tidak banyak diceritakan tentang Abū al-Qāsim, tetapi al-Mizzī
mengatakan di dalam kitab Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā al-Rijāl bahwa Abū al-
Ibrāhīm bin Sa‟īd al-Jauharī, Aḫmad bin Ḫarb, Ḫājib bin Sulaimān, Sahl bin
Ṣālih, „Abdah bin „Abd al-Raḫīm, Abī Umayyah Muhammad bin Ibrāhīm,
Muhammad bin Yaḫyā, Yaman bin Sa‟īd, dan yang lainnya. Sedangkan murid-
muridnya adalah Abū Isḫāq Muhammad bin Ibrāhīm bin Aḫmad bin Muhammad
al-Anṣārī, Abū Ja‟far Aḫmad bin Isḫāq bin Yazīd, Abū Bakar Aḫmad bin
„Abdullāh bin Abī Dujānah, Abū Muhammad bin al-Ḫasan bin „Alī, Abū Aḫmad
„Abdullāh bin „Adī, Abū al-Ḫasan „Alī bin al-Ḫusain bin Bandar, Abū al-Ḫasan
„Alī bin „Amr bin Sahl, Abū al-Ḫasan „Alī bin Muhammad bin Isḫāq, Abū Bakar
Muhammad bin Ibrāhīm al-Aṣbahānī, Abū Bakar Muhammad bin Ja‟far bin al-
Ḫusain al-Baghdadī, Abū Bakar Muhammad bin Sulaimān al-Rib‟ī, dan Abū
Bakar Muhammad bin „Alī bin al-Ḫasan bin Suwaid. tidak ada sanad yang
Muhammad bin Abū al-Faḏl. Ia wafat pada tahun 488 H, muhaddis dari Baghdad
meriwayatkan banyak hadis dan orang yang belajar kepada Muhammad bin Hasan
41
Tārīkh al-Islām, al-Maktabah al-Syāmilah.
42
Ruwāt al-Tahdzibain, al-Maktabah al-Syāmilah.
43
Al-Dzahabī, Mizan al-I‟tidal, al-Maktabah al-Syāmilah
71
adalah Abū Bakar al-Khāṯīb dan yang lainnya. Al-Ḫāfiẕ „Abd al-Wahhāb menilai
bahwa Muhammad bin Hasan termasuk tsiqoh ma‟mun. Abū Sa‟d al-Sam‟āni
berkata Muhammad bin Hasan termasuk tsiqoh amīn, banyak mendengar, luas
bahwa Muhammad bin Hasan adalah orang yang tsiqoh ḫāfiẕ.44 Tidak banyak
diketahui tentang Muhammad bin Hasan termasuk guru dan muridnya tidak
Ahmad, Musnad Iraq, Hafiz, alim, Soduq, Tsiqoh musnad,dia haus akan ilmu dan
meninggal pada tahun 564 H46 pada Jumadil Awal.47 Muridnya adalah Ibnu al-
Sam‟ānī dan masih banyak lagi murid yang lain di negaranya, sedangkan ia
berguru kepada Mālik al-Bāniyāsī, Abī al-Ḫasan al-Anbārī, Abī al-Faḏl bin
lengkapnya adalah „Abd al-Raḫmān bin al-Kamāl Abī Bakar bin Muhammad bin
Sābiq al-Dīn Ibn al-Fakhr „Utsmān bin Naẕīr al-Dīn al-Hamām al-Khudairī al-
Suyūṯī. Diberi gelar Jalāl al-Dīn serta di panggil dengan nama Abū al-Faḏl.
Sebutan al-Suyūṯī diambil dari tempat kelahirannya yaitu Suyūṯ sebuah daerah
pedalaman di Mesir.al-Suyūṯī lahir pada awal bulan Rajab 849 H dan hidup
menjadi seorang piatu setelah ibunya wafat setelah beliau lahir dan setelah
44
Ruwāt al-Tahdzibain, al-Maktabah al-Syāmilah.
45
„Abd al-Khāliq bin Asad al-Ḫanafī, Kitab al-Mu‟jam,al-Maktabah al-Syāmilah, juz I,
h. 69.
46
Muhammad bin Aḫmad bin „Utsmān al-Dzahabī, al-„Arsy, juz II, h. 77.
47
„Abd al-Khāliq bin Asad al-Ḫanafī, Kitab al-Mu‟jam, juz I, h. 69.
72
usianya menginjak lima tahun Ayahnya wafat.48 Dalam sebuah kesempatan al-
Suyūṯī pernah mengungkapkan bahwa Ia hafal 200.000 hadis. Satu kelebihan al-
“Tidak”.49
kepada Allah SWT, berpaling dari dunia dan segala kemewahannya, bahkan ia
Jum‟at tanggal 19 Jumadil Awal 911 H pada usia 61 tahun. Seminggu sebelum
wafat ia sempat menderita sakit di bagian tangan kiri sehingga mengakibatkan al-
Ṣāliḫīal-Ḫanbalī, Syaikh Syihāb al-Dīn Aḫmad bin „Alī bin Abū Bakar al-Syafi‟ī,
„Abd al-„Azīz bin „Abd al-Waḫīd bin „Abdullāh bin Muhammad al-„Izz bin al-
lain adalah Syaikh „Abd al-Qādīr bin Muhammad bin Aḫmad al-Syādzilīal-
Syāfi‟ī, Syaikh al-Ḫajj Muhammad Sukyah, Ibnu Ṯulūn, Muhammad bin Yūsuf
48
Jalāl al-Dīn al-Suyūṯī, al-Itqān fī „Ulūm al-Qur‟ān (Mesir: Dār al-Salām, 2008), cet.
Ke.I, juz I, h. 6.
49
Abī al-Falāḫ „Abdu al-Ḫayy ibn Aḫmad bin Muhammad ibn al-Imād, Syadzarāt al-
Dzahāb, al-Maktabah al-Syāmilah.
50
„Abd al-Ḫālim Aḫmad, Manhaj al-Mufassirīn, terj: Faisal Saleh dan Syahdianor
(Jakarta: Raja Grafindo Persada,2006), h. 126.
73
bin „Alī bin Yūsuf al-Syāmī, Yūsuf bin „Abdullāh al-Ḫasanī al-Armayunī al-
Syaukanī mengatakan bahwa al-Suyūṯī adalah imam dalam bidang al-Qur‟ān dan
Sunnah serta menguasai ilmu yang diperlukan untuk melakukan Ijtihad. Ibn „Imād
peneliti yang cermat juga mempunyai banyak karangan yang unggul dan
bermanfaat.51
Satu hadis lagi tentang salah satu pahala puasa bulan Rajab adalah
terhindar dari Fitnah Dajjal yaitu terdapat dalam kitab al-Mauḏū‟āt min Aḫādits
al-Marfū‟āt karya Ibn al-Jauzi. Rangkain sanad dalam hadis tersebut sama dengan
rangkaian sanad pada hadis sebelumnya yaitu dimulai dari periwayat Abū Sa‟īd
al-Kisā‟ī, Abū Umar Aḫmad bin al-„Abbas al-Ṯabarī, Abū Bakar Muhammad bin
Ḫasan, Abū al-Qāsim „Abd al-Raḫmān bin „Ubaid, Muhammad bin Ḫasan bin
Khairūn, Muhammad bin „Abd al-Bāqī, dan terakhir yang menjadi mukharijnya
Nama lengkap Ibn al-Jauzi adalah „Abd al-Raḫmān bin „Alī bin
Muhammad bin „Alī bin „Ubaid bin „Abdillāh bin Ḫamadī bin Aḫmad bin
Muhammad bin Ja‟far bin „Abdillāh bin al-Qāsim bin al-Naḏr bin al-Qāsim bin
Muhammad bin „Abdillāh bin al-Faqīh al-Qāsim bin Muhammad bin Khalīfah
51
Muhammad Ismā‟īl Saleh Batubara, Konsistensi Imam Jalāl al-Dīn al-Suyūṯī
Menafsirkan Ayat-ayat Sumpah, (Medan: UIN Sumatera Utara, 2016), h. 49.
74
Wā‟iẕ. Beliau dilahirkan pada tahun 509 H. Dalam tulisan Muhammad bin „Abd
Baladzar. karenanya, jenggot Ibn al-Jauzī menjadi rontok dan hanya tinggal
sedikit yang tersisa. Jenggot yang tersisa tersebut beliau semir dengan warna
Diantara guru-guru Abī al-Qāsim bin al-Ḫuṣain, Abī „Abdillāh bin al-
Ḫusain bin Muhammad al-Bāri‟, „Alī bin „Abd al-Wāḫid, Aḫmad bin Aḫmad al-
Mutawakkilī, Ismā‟īl bin Abī Ṣālih, Abī al-Ḫasan bin al-Zaghūniyy, Abī Ghālib
bin al-Bannā‟, Ismā‟īl bin al-samarqandī, Abī Manṣūr bin Khairūn, Abī Sa‟d
Aḫmad bin Muhammad al-Zauzaniy, „Abd al-Wahhāb bin al-Mubārak, Ibn Nāṣr,
dan yang lainnya. Sedangkan murid-muridnya antara lain adalah putranya Muḫyi
al-Dīn Yūsuf Ustādz Dār al-Mu‟taṣim billāh, putra tertuanya „Alī al-Nāsikh,
Syams al-Dīn Yūsuf bin Quzghulī, al-Ḫāfiz „Abd al-Ghaniy, Syeikh Muwafaq al-
Dīn bin Qudāmah, Ibn al-Dubaitsiyyi, Ibn al-Najār, Ibn Khalīl, al-Ḏiyā‟, al-
Muwaffaq al-Dīn bahwa Ibnu al-Jauzī adalah seorang Imam yang mengajarkan
menyusun ilmu fiqih dan mempelajarinya, keadaannya yaitu ḫāfiẕ dalam bidang
al-Sunnah. Al-Ḫāfiẕ Saif al-Dīn ibn al-Majdi mengatakan Ibnu Jauzī adalah orang
52
Al-Dzahabī, Siyar a‟lam al-Nubalā, juz XXI, h. 378.
53
Al-Dzahabī, Siyar a‟lam al-Nubalā, juz XXI, h. 367.
54
Al-Dzahabī, Siyar a‟lam al-Nubalā, juz XXI, h. 370.
75
Dari hasil penelitian tersebut banyak para periwayat hadis yang rangkaian
sanadnya tidak bersambung dan ada beberapa periwayat yang termasuk Munkar
al-Hadis.
ini:
Hadis pertama
Urutan Lambang
No Nama periwayat sebagai periwayatan status
sanad
1. Muslim VI ح ّدثنا Tsiqoh
(w. 261 H)
2. Zuhair bin Ḫarb V ح ّدثنا Tsiqoh, Ṣoduq
(w. 234 H)
3. Sufyān bin عن Hafiz Mutqin,
„Uyainah IV Tsiqoh Tsabat
(w. 198 H)
4. Furat al-Qazzaz III عن Tsiqoh
3. Abū Daud
(w. 275 H)
ح ّدثنا Tsiqoh, hafiz
4. Hannād
(w. 243 H)
قال Tsiqoh, ṣoduq
6. Muḫammad bin
Yaḫyā
ح ّدثنا Ṣoduq
(w. 243 H)
7. Al-Tirmidzī
(w. 279 H)
ح ّدثنا Tsiqoh, hafiz
8. Yundar
ح ّدثنا Ṣoduq
9. „Abd al-Raḫmān
bin al-Mahdi
ح ّدثنا Tsiqoh, Ḫujjah
(w. 198 H)
10. Sufyān bin Sa‟īd
(w. 161 H)
عن Tsiqoh, hafiz
11. Wakī‟
(w. 198 H)
ح ّدثنا Tsiqoh, hafiz
Hadis Kedua
Pada hadis kedua ini, rangkaian sanad keduanya sama periwayatnya dari
Urutan Lambang
No Nama Periwayat Sebagai periwayatan Status
Sanad
1. Al-Suyūṯī XII أخْبنا إمام القرآن
(w. 911 H)
2. Ibnu al-Jauzī XII أنبأنا إمام القرآن
(L. 509 H)
3. Muhammad bin „Abd al- XI أنبأنا Tsiqoh, Soduq
Bāqī (w. 564 H)
77
maqbul (diterima) dan mardud (ditolak). Hadis sahih dan hadis ḫasan termasuk ke
dalam kategori hadis maqbul, sedangkan hadis ḏa‟īf masuk ke dalam hadis
mardud. Hadis mardud di klarifikasi lagi menjadi dua bagian yaitu hadis yang
ditolak secara total dan hadis yang ditolak tetapi masih bisa diterima jika hadis
Dari ketiga penelitian sanad hadis diatas dapat disimpulkan bahwa hadis
pertama melalui mukharij Imam Muslim, al-Tirmīdzī, Ibnu Mājah, dan Aḫmad
bin Ḫanbal melalui periwayat pertama yaitu Ḫudzaifah berkualitas sahih. Karena
diantara mereka adanya hubungan antara guru dan murid secara estafet, tahun
55
Muhammad Mustafa „Azami, Metodologi Kritik Hadis. Penj. A. Yamin (Bandung:
Pustaka Hidayah), h. 102.
78
(lahir dan wafat) dan beberapa tempat yang pernah mereka singgahi, mata rantai
beberapa penilaian para kritikus hadis terhadap para periwayat hadis telah
dikenal oleh para ulama hadis dan mendapat predikat ta‟dil di semua tabaqatnya,
Kemudian pada hadis kedua melalui mukharij al-Suyūṯī dan Ibnu al-Jauzī
dilakukan penelitian ada beberapa periwayat hadis yang tidak termasuk syarat
diterimanya hadis dan ada nama periwayat yang tidak ditemukan. Pada hadis yang
kata marfū‟an. Sedangkan pada hadis yang mukharijnya Ibnu al-Jauzī memakai
tidak muttasil, antara guru dan murid ada yang tidak pernah bertemu. Bahkan
dalam Disertasi karya Dr. Ahmad Lutfi Fatullah, MA. disebutkan hadis yang
berkaitan dengan pahala puasa Rajab yang ada dalam kitab Dzurrat al-Nāṣiḫīn
56
Ahmad Lutfi Fathullah, Hadits-Hadits Lemah dan Palsu Dalam Kitab Durratun
Nasihin “Keutamaan Bulan Rajab, Sya‟ban dan Ramadhan”, (Jakarta: Darus Sunnah, 2018), h.
12.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
akhir zaman yang terdapat dalam kitab Dzurrat al-Nāṣiḫīn karangan „Utsmān bin
Ḫasan bin Aḫmad al-Syākir al-Khaubawī hanya terdapat dua hadis saja. Penelitian
terbesar menjelang hari kiamat. Karena itu para Nabi dan Rasul termasuk Nabi
Muhammad SAW selalu mengingatkan kepada setiap umatnya akan bahaya fitnah
Dajjal.
penulis menyimpulkan kualitas hadis terhadap kedua hadis yang ada dalam kitab
Dzurrat al-Nāṣiḫīn. Hadis pertama tentang sepuluh tanda sebelum kiamat yaitu
melalui jalur Imam Muslim, Tirmīdzī, Ibnu Mājah, dan Aḫmad bin Ḫanbal
pahala puasa pada bulan Rajab, pada matan hadisnya dijelaskan secara detail
balasan atau pahala dari hari pertama sampai hari kelima belas, salahsatu pahala
puasa di bulan Rajab yaitu terhindar dari segala cobaan, penyakit gila, penyakit
kulit, kusta, dan fitnah Dajjal. Hasil takhrij pada hadis kedua ini terdapat dua
hadis di kitab yang berbeda tetapi rangkaian sanad hadisnya sama satu dengan
79
80
penulisan skripsi ini banyak sekali kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,
kajian berikutnya:
3. Penulis menyarankan agar lebih selektif dalam memilih hadis yang akan
Abdillah bin Yusuf al-Wabil. Yusuf bin, Asyratu al-Sa‟ah, t.p. terj. As‟ad Yasin,
Yaumul Qiyamah Tanda-Tanda dan Gambaran Hari Kiamat Berdasarkan
Sumber-Sumber Otentik, Jakarta: Qisthi Press, 2006.
Abdillah bin Yusuf al-Wabil. Yusuf bin, Hari Kiamat Sudah Dekat!, Bogor:
Pustaka Ibnu Katsir, 2008.
Afriqy al-Mișry. Muhammad bin Mukrim bin Manzur Al-, Lisan al-Arab, Beirut:
Dār al-Ṣādir.
Agus Ma‟mum, Suharlan (dkk). Syaraḫ Sahih Muslim Imam al-Nawāwi, Jakarta:
Darussunnah, 2009.
Aḫmad. „Abd al-Ḫālim, Manhaj al-Mufassirīn, terj: Faisal Saleh dan Syahdianor,
Jakarta: Raja Grafindo Persada,2006.
Aḫmad al-Syākir. „Utsman bin, Dzurratu al-Nāṣiḫīn, al-Haramain, 2005.
Fathullah. Ahmad Lutfi, Hadits-Hadits Lemah dan Palsu Dalam Kitab Durratun
Nasihin “Keutamaan Bulan Rajab, Sya‟ban dan Ramadhan”, Jakarta:
Darus Sunnah, 2018.
Ḫanafī. „Abd al-Khāliq bin Asad al-, Kitab al-Mu‟jam, al-Maktabah al-Syāmilah.
81
82
Ḫaq. Abū Ṯayyib Muhammad Syams al-, „Aun al-Ma‟būd Syarah Sunan Abū
Daūd.
Hasan. A. Qadir, Ilmu Mushthalah Hadits, Bandung: Diponegoro, 2007.
Husaini. Adian, Pragmatisme Dalam Politik Zionis Israel, Jakarta: Khairul
Bayaan, 2004.
Ibnu al-Jauzī, Al-Mauḏu‟āt Min Aḫādits al-Marfū‟āt, Maktabah Syamilah.
Ibnu Katsir, al-Fitan Fitnah dan Kehidupan Akhir Zaman, Beirut: Dar al-Kutub
al-Ilmiyah, 2011.
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Semarang: Thaha Putera.
Imād. Abī al-Falāḫ „Abdu al-Ḫayy ibn Aḫmad bin Muhammad ibn al-, Syadzarāt
al-Dzahāb, al-Maktabah al-Syāmilah.
Imam Tirmidzi, al-Jami‟ al-Shahih, Semarang: Thaha Putera.
Sajastani. Abu Daud Sulaiman bin al-Asy‟ats al-, Sunan Abu Daud, Semarang:
Thaha Putera.
Saputra. Thoha. (Skripsi) Kritik Matan Hadis “Studi Komparatif Pemikiran Ibn
Qayyim al-Jauziyyah dan Muhammad al-Ghazali”, Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, 2008.
Sasongko. Wisnu. Armageddon 2 Antara Petaka dan Rahmat, Jakarta: Gema
Insani, 2008.
Sasongko. Wisnu,Armageddon Peperangan Akhir Zaman I, Jakarta: Gema Insani,
2007.
Shalih. Subhi al-, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 2013.
Suyūṯī. Jalāl al-Dīn Al-, al-Itqān fī „Ulūm al-Qur‟ān, Mesir: Dār al-Salām, 2008.
Tasmara. Toto, Dajjal dan Simbol Setan, Jakarta: Gema Insani Press, 2000.
Wahid. Abdul Hakim, Autentisitas Hadis Nabi Studi Riwayat Nafi Dalam Kitab
al-Sahihayn, Jakarta, 2017.
84