PERLINDUNGAN KONSUMEN
1
2
3
4
• Jargon
‘city
car’
dan
‘irit’
menarik
minat
Ludmilla
Arief
untuk
membeli
Nissan
March.
• Sebulan
menggunakan
Nissan
March,
Ludmilla
merasa
jargon
‘irit’
dalam
iklan
tak
sesuai
kenyataan,
malah
sebaliknya
boros
bahan
bakar.
• Kenyataannya,
butuh
satu
liter
bensin
untuk
pemakaian
mobil
pada
jarak
7,9
hingga
8,2
kilometer
(km).
Hasil
deteksi
mandiri
itu
ditunjukkan
ke
Nissan
cabang
Warung
Buncit
dan
Nissan
cabang
Halim.
5
Hukum Perlindungan Konsumen
Hukum Perdata
Hukum Publik
(dalam arti luas)
Hukum Administrasi
Hukum Pidana
Hukum Perdata
Hukum Dagang
Hukum Acara
Perdata/Pidana
PERLINDUNGAN KONSUMEN
UU No.8 Tahun 1999
Perlindungan
konsumen
adalah
segala
upaya
yang
menjamin
adanya
kepasLan
hukum
untuk
memberi
perlindungan
kepada
konsumen
Konsumen
SeLap
orang
pemakai
barang
dan/atau
jasa
yang
tersedia
dalam
masyarakat,
baik
bagi
kepenLngan
diri
sendiri,
keluarga,
orang
lain,
maupun
makhluk
hidup
lain
dan
Ldak
untuk
diperdagangkan
KONSUMEN AKHIR
8
Pelaku
Usaha
seLap
orang
perorangan
atau
badan
usaha,
baik
yang
berbentuk
badan
hukum
maupun
bukan
badan
hukum
yang
didirikan
dan
berkedudukan
atau
melakukan
kegiatan
dalam
wilayah
hukum
negara
republik
indonesia,
baik
sendiri
maupun
bersama-‐sama
melalui
perjanjian
menyelenggarakan
kegiatan
usaha
dalam
berbagai
bidang
ekonomi.”
perusahaan,
korporasi,
bumn,
koperasi,
imporLr,
pedagang,
distribusi,
dan
lain-‐lain.”
9
ASAS-‐ASAS
PERLINDUNGAN
KONSUMEN
ASAS
MANFAAT
Segala
upaya
dalam
menyelenggarakan
perlindungan
konsumen
harus
memberikan
manfaat
yang
sebesar-‐besarnya
bagi
kepenLngan
konsumen
&
pelaku
usaha
secara
keseluruhan.
ASAS
KEADILAN
Memberikan
kesempatan
kepada
konsumen
&
pelaku
usaha
untuk
memperoleh
haknya
&
melaksanakan
kewajibannya
secara
adil.
ASAS
KESEIMBANGAN
Memberikan
keseimbangan
antara
kepenLngan
konsumen,
pelaku
usaha
&
pemerintah
dalam
arL
materiil
maupun
spiritual.
ASAS
KEAMANAN
&
KESELAMATAN
KONSUMEN
Untuk
memberikan
jaminan
atas
keamanan
&
keselamatan
kepada
konsumen
dalam
penggunaan,
pemakaian
&
pemanfaatan
barang
dan/atau
jasa
yang
dikonsumsi
atau
digunakan.
ASAS
KEPASTIAN
HUKUM
Baik
pelaku
maupun
konsumen
mentaaL
hukum
&
memperoleh
keadilan
dalam
penyelenggaraan
perlindungan
konsumen
serta
negara
menjamin
kepasLan
hukum.
10
HUBUNGAN PRODUSEN - KONSUMEN
(JALUR PEMASARAN)
Produsen Konsumen
Wanprestasi
16
Kewajiban
Pelaku
Usaha
• beriLkad
baik
dalam
melakukan
kegiatan
usahanya
• memberikan
informasi
yang
benar,
jelas
dan
jujur
mengenai
kondisi
produknya
• memperlakukan
konsumen
secara
benar
dan
jujur
serta
Ldak
diskriminaLf
• menjamin
standar
mutu
produknya
sesuai
dengan
ketentuan
yang
berlaku
• memberi
kesempatan
pada
konsumen
untuk
menguji
dan/atau
mencoba
produknya
• memberi
kompensasi,
ganL
rugi
dan/atau
pengganLan
produk
yang
Ldak
sesuai
perjanjian
LARANGAN
BAGI
PELAKU
USAHA
Pelaku
usaha
dilarang
memproduksi
dan/atau
memperdagangkan
barang
dan/atau
jasa:
a. Ldak
memenuhi
atau
Ldak
sesuai
dengan
standar
yang
dipersyaratkan
dalam
ketentuan
peraturan
perundang-‐undangan;
b. Ldak
sesuai
dengan
berat
bersih,
isi
bersih
atau
neWo,
&
jumlah
dalam
hitungan
sebagaimana
yang
dinyatakan
dalam
label
atau
eLket
barang
tersebut;
c. Ldak
sesuai
dengan
ukuran,
takaran,
Lmbangan,
dan
jumlah
dalam
hitungan
menurut
ukuran
yang
sebenarnya;
d. Ldak
sesuai
dengan
kondisi,
jaminan,
keisLmewaan,
atau
kemanjuran
sebagaimana
dinyatakan
dalam
label,
eLket,
atau
keterangan
barang
dan/atau
jasa
tersebut;
e. Ldak
sesuai
dengan
mutu,
Lngkatan,
komposisi,
proses
pengolahan,
gaya.
mode,
atau
penggunaan
tertentu
sebagaimana
dinyatakan
dalam
label
atau
keterangan
barang
dan/atau
jasa
tersebut;
f. Ldak
sesuai
dengan
janji
yang
dinyatakan
dalam
label,
eLket,
keterangan,
iklan,
atau
promosi
penjualan
barang
dan/atau
jasa
tersebut;
g.
Ldak
mencantumkan
tanggal
kadaluwarsa
atau
jangka
waktu
penggunaan/pemanfaatan
yang
paling
baik
atas
barang
tertentu;
h. Ldak
mengikuL
ketentuan
berproduksi
secara
halal,
sebagaimana
pernyataan
“halal”
yang
dicantumkan
dalam
label;
i. Ldak
memasang
label
atau
membuat
penjelasan
barang
yang
memuat
barang,
ukuran,
berat/isi
bersih
atau
neWo,
komposisi,
aturan
pakai,
tanggal
pembuatan,
akibat
sampingan,
nama
dan
alamat
pelaku
usaha,
serta
keterangan
lain
utk
penggunaan
yang
menurut
ketentuan
harus
dipasang/dibuat;
j.
Ldak
mencantumkan
informasi
dan/atau
petunjuk
penggunaan
barang
dalam
bahasa
indonesia
sesuai
dengan
ketentuan
perundang-‐undangan
yang
berlaku.
18
PERBUATAN
YANG
DILARANG
BAGI
PELAKU
USAHA
• Tidak
sesuai
dengan
standar
ketentuan
yang
berlaku
• Tidak
sesuai
yang
tercantum
di
label
atau
eLket
barang.
• Tidak
sesuai
dengan
ukuran,
takaran,
Lmbangan
dan
jumlah
hitungan
menurut
ukuran
standar.
• Tidak
sesuai
dengan
janji
yang
dinyatakan
dalam
label,
eLket,
keterangan,
iklan
atau
promosi
penjualan.
• Tidak
mencantumkan
tanggal
kadaluarsa.
• Tidak
mengikuL
ketentuan
berproduksi
secara
halal
• Tidak
memasang
label
atau
memuat
penjelasan
barang
yang
bersangkutan
• Tidak
mencantumkan
informasi
dan/atau
petunjuk
penggunaan
barang
dalam
bahasa
Indonesia
Representasi
Penyampaian
informasi
kepada
konsumen
Instruksi Peringatan
20
REPRESENTASI
• Kerugian
yang
dialami
konsumen
dalam
kaitannya
dengan
misrepresentasi
banyak
disebabkan
karena
tergiur
oleh
iklan-‐iklan
atau
brosur-‐brosur
produk
tertentu,
sedangkan
iklan
atau
brosur
tersebut
Ldak
selamanya
memuat
informasi
yang
benar,
karena
pada
umumnya
hanya
menonjolkan
kelebihan-‐
kelebihan,
sebaliknya
kelemahan
produk
tersebut
ditutup-‐tutupi.
PERINGATAN
• Peringatan
yang
merupakan
bagian
dari
pemberian
informasi
kepada
konsumen
ini
merupakan
pelengkap
dari
proses
produksi,
Produk
yang
dibawa
ke
pasar
tanpa
petunjuk
cara
pemakaian
dan
peringatan
atau
petunjuk
dan
peringatan
yang
sangat
kurang/Ldak
memadai
menyebabkan
suatu
produk
dikategorikan
sebagai
produk
yang
cacat
instruksi.
INSTRUKSI
• Selain
peringatan,
instruksi
yang
ditujukan
untuk
menjamin
efisiensi
penggunaan
produk,
juga
penLng
untuk
mencegah
Lmbulnya
kerugian
bagi
konsumen.
ISI
LABEL
• Nama
produk
• Da]ar
bahan
yang
digunakan
• Berat
bersih
atau
isi
bersih
• Nama
dan
alamat
pihak
yang
memproduksi
atau
memasukkan
pangan
ke
dalam
wilayah
Indonesia
• Keterangan
tentang
Halal
• Tanggal,
bulan
dan
tahun
kadaluwarsa.
Pemberian
Hadiah
• Ldak
melakukan
penarikan
hadiah
setelah
batas
waktu
yang
dijanjikan
• mengumumkan
hasilnya
Ldak
melalui
media
massa
• memberikan
hadiah
Ldak
sesuai
dengan
yang
dijanjikan
• mengganL
hadiah
yang
Ldak
setara
dengan
nilai
hadiah
yang
dijanjikan
Iklan
• Tidak
mengelabui
konsumen
mengenai
kualitas,
kuanLtas,
bahan
kegunaan
dan
barang
dan/atau
tarif
jasa,
serta
ketetapan
waktu
penerimaan
barang
dan/atau
jasa.
• Tidak
mengelabui
jaminan
/
garansi
• Tidak
memuat
informasi
yang
keliru/salah
• Tidak
memuat
informasi
mengenai
risiko
pemakaian
• Tidak
mengeksploitasi
kejadian
dan/atau
seseorang
tanpa
seizin
• Tidak
melanggar
eLka
dan/atau
ketentuan
peraturan
perundang-‐undangan
mengenai
periklanan.
Iklan
Yang
Merugikan
• Bait
Adver+sing,
adalah
suatu
iklan
yang
menarik,
tetapi
penawaran
yang
disampaikan
Ldak
jujur
untuk
mejual
produk
karena
pengiklan
Ldak
bermaksud
menjual
barang
yang
diiklankan.
• Blind
Adver+sing,
adalah
suatu
iklan
yang
cenderung
membujuk
konsumen
untuk
berhubungan
dengan
pengiklan
namun
Ldak
menyatakan
tujuan
utama
iklan
tersebut
untuk
menjual
barang
atau
jasa
dan
Ldak
menyatakan
idenLtas
pengiklan.
• False
Adver+sing,
adalah
jika
representasi
tentang
fakta
dalam
iklan
adalah
salah,
yang
diharapkan
untuk
membujuk
pembelian
barang
yang
diiklankan
dan
bujukan
pembelian
tersebut
merugikan
pembeli,
serta
dibuat
atas
dasar
Lndakan
kecurangan
atau
penipuan.
KONTRAK
BAKU
• Tidak
boleh
menyatakan
pengalihan
tanggung
jawab
pelaku
usaha;
• Tidak
boleh
menyatakan
bahwa
pelaku
usaha
berhak
untuk
menolak
penyerahan
kembali
barang
yang
sudah
dibeli
oleh
konsumen;
• Tidak
boleh
menyatakan
bahwa
pelaku
usaha
berhak
untuk
menolak
penyerahan
kembali
uang
yang
dibayarkan
atas
barang
dan/
atau
jasa
yang
dibeli
oleh
konsumen;
• Tidak
boleh
menyatakan
pengalihan
tanggung
jawab
pelaku
usaha;
• Tidak
boleh
menyatakan
bahwa
pelaku
usaha
berhak
untuk
menolak
penyerahan
kembali
barang
yang
sudah
dibeli
oleh
konsumen;
• Tidak
boleh
menyatakan
bahwa
pelaku
usaha
berhak
untuk
menolak
penyerahan
kembali
uang
yang
dibayarkan
atas
barang
dan/
atau
jasa
yang
dibeli
oleh
konsumen;
• Tidak
boleh
menyatakan
pemberian
kuasa
dari
konsumen
kepada
pelaku
usaha
secara
langsung
untuk
melakukan
segala
Lndakan
sepihak
yang
berkaitan
dengan
barang
yang
dibeli
oleh
konsumen
secara
angsuran;
KONTRAK
BAKU
• Tidak
boleh
mengatur
perihal
pembukLan
atas
hilanya
kegunaan
barang
atau
pemanfaatan
jasa
yang
dibeli
oleh
konsumen;
• Tidak
boleh
memberi
hak
kepada
pelaku
usaha
untuk
mengurangi
manfaat
jasa
atau
mengurangi
harta
kekayaan
konsumen
yang
menjadi
obyek
jual
beli
jasa;
• Tidak
boleh
menyatakan
tunduknya
konsumen
kepada
peraturan
yang
berupa
aturan
baru,
tambahan,
lanjutan,
dan
atau
pengubahan
lanjutan
yang
dibuat
sepihak
oleh
pelaku
usaha
dalam
masa
konsumen
memanfaatkan
jasa
yang
dibelinya;
• Tidak
boleh
menyatakan
bahwa
konsumen
memberi
kuasa
kepada
pelaku
usaha
untuk
pembebanan
hak
tanggungan,
hak
gadai
atau
hak
jaminan
terhadap
barang
yang
dibeli
oleh
konsumen
secara
angsuran.
KONTRAK
BAKU
• Pelaku
usaha
dilarang
mencantumkan
suatu
kontrak
baku
yang
letak
atau
bentuknya
sulit
terlihat
atau
Ldak
dapat
dibaca
secara
jelas
atau
pengungkapannya
sulit
dimengerL.
• Terhadap
pencantuman
kontrak
baku
pada
perjanjian
dengan
pola
e-‐commerce,
akan
melahirkan
pertanggung
jawaban
kontrak
baku
tersebut.
HUBUNGAN
PERIKATAN DAN PERJANJIAN
Perjanjian Menggugat atas dasar hubungan
(Privity of Contract) kontraktual (wanprestasi/ ingkar
janji) dinamakan pula:
Contractual Liability
Undang-Undang
Perikatan saja
Sesuai hukum:
Zaakwarneming
Perbuatan
manusia
Undang-Undang
PMH
(Pasal
1365 KUHPe)
Hubungan Product Liability dan
Perlindungan Konsumen
CONSUMER PROTECTION
• Kesimpulan:
– Fault: Penggugat membuktikan.
– No fault liability: Penggugat tidak perlu membuktikan.
36
UUPK
Hak
Gugat
Lembaga
Konsumen
• LK atas nama konsumen dapat
mengajukan gugatan atas pelanggaran
yang dilakukan pelaku usaha yang
merugikan kepentingan konsumen
(Pasal 46 ayat (1) huruf c).
• LK mempunyai hak gugat (legal
standing to sue) kepada pelaku usaha,
lepas ada atau tidak ada surat kuasa
dari konsumen yang dirugikan.
37
Gugatan
KepenPngan
Kelompok
dalam
UUPK
} Terhadap
sengketa
konsumen
yang
melibatkan
konsumen
dalam
jumlah
besar/massal,
padahal
inL
persoalan
menyangkut
hal
yang
sama,
konsumen
dapat
mengajukan
gugatan
kepenLngan
kelompok
(class
ac+on)
kepada
pelaku
usaha
(Pasal
46
ayat
(1)
huruf
b).
} Gugatan
kepada
pelaku
usaha
cukup
diwakili
beberapa
konsumen
dan
apabila
gugatan
dimenangkan
dan
telah
mempunyai
kekuatan
hukum
tetap,
konsumen
lain
yang
Ldak
ikut
menggugat
dapat
langsung
menuntut
ganL
rugi
berdasarkan
putusan
pengadilan
tersebut.
38
Class
Ac9on
• Pasal 123 HIR (Hukum Acara Perdata)
– Untuk mengajukan gugatan ganti rugi,
korban harus membuat surat kuasa khusus
kepada pengacara untuk selanjutnya
mengajukan gugatan perdata ke PN
setempat.
– Apabila korban ratusan, surat kuasa khusus
tersebut sulit.
– Hanya korban yang menggugat yang akan
memperoleh ganti rugi apabila gugatannya
berhasil.
39
Class
Ac9on
• Gugatan perwakilan kelompok.
• Sifat massal.
• Untuk kasus yang sama, cukup diwakili
beberapa korban menuntut secara
perdata ke pengadilan.
• Untuk putusan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap pihak korban
dimenangkan, korban lain yang tidak
mengajukan gugatan dapat meminta
ganti rugi tanpa harus mengajukan
gugatan baru.
40
UUPK
Beban
PembukPan
Terbalik
• Biasanya apabila menggugat, konsumen
harus membuktikan bahwa produsen
melakukan kesalahan yang menimbulkan
kerugian di pihak konsumen.
41