Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sri Mulya Musa

NIM : 133180007
Program Studi : Ilmu Tanah
Mata Kuliah : Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian

KERJASAMA KEMENTRIAN ESDM DAN KEMENTRIAN LHK DALAM PENGELOLAAN


LINGKUNGAN PASCA TAMBANG
(KOMUNIKASI ORGANISASI)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertambangan merupakan salah satu sektor yang dapat menghasilkan devisa besar bagi
negara. Kegiatan pertambangan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan sehingga
menyebabkan penurunan mutu lingkungan berupa kerusakan ekosistem yang selanjutnya
mengancam dan membahayakan kelangsungan hidup makhluk yang ada di bumi.
Akibat yang ditimbulkan antara lain kondisi fisik,kimia, dan biologi tanah menjadi buruk,
seperti contohnya lapisan tanah tidak berprofil, terjadinya bulk density, sampai terjadinya
kekurangan unsur hara, pH rendah, pencemaran oleh logam logam berat pada lahan bekas
tambang, serta penurunan populasi pada mikroba tanah.
Untuk itu diperlukan adanya suatu kegiatan sebagai upaya pelestarian lingkungan agar
tidak terjadi kerusakan lebih lanjut, upaya tersebut dapat ditempuh dengan cara merehabilitasi
atau mereklamasi lahan pasca tambang, yang diharapkan mampu memperbaiki ekosistem yang
rusak sehingga dapat pulih kembali ke kondisi semula.
Untuk pengelolaan yang lebih maksimal diperlukan kontribusi dari negara dengan
perusahaan perusahaan yang berkecimpung di dunia pertambangan dan reklamasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
pokok sebagai berikut:
1. Bagaimana Langkah Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dalam mengelola lingkungan pasca tambang ?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan gambaran secara rinci dan
tepat serta kongkret mengenai persoalan yang diungkapkan dalam perumusan masalah tersebut
di atas, yaitu:
1. Untuk mengetahui langkah Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dalam mengelola lingkungan pasca
tambang.
BAB II
PEMBAHASAN

Sekretaris Jendral Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) bersama Sekretaris
Jendral Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menandatangani memorandum of
understanding (MoU) terkait pengelolaan lingkungan paska kegiatan pertambangan. SekJen KESDM
berharap penandatanganan MoU dapat ditindak lanjuti dengan perjanjian kerjasama di Unit Level
Eselon 1 Kementrian ESDM dan Kementrian Lingkungan Hidup.
Penandatanganan MoU ini merupakan upaya meningkatkan koordinasi pelaksanaan tugas antara
Kementrian ESDM bersama Kementrian Lingkungan Hidup. MoU yang merupakan semangat bersama
dua Kementrian dalam pengelolaan lingkungan ini harus segera ditindaklanjuti dengan perjanjian yang
lebih detail.
Sumber daya alam lebih lanjut dikatakan oleh KESDM dikuasai oleh negara dan harus digunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Seperti yang diketahui bahwa kegiatan pertambangan
memang memiliki kompleksitas yang tinggi, maka diperlukan peran Pemerintah dalam pelaksanaannya
yakni dalam pembuatan kebijakan. Kegiatan pertambangan tentunya memiliki dampak terhadap
lingkungan, oleh karenanya kegiatan reklamasi lahan paska tambang yang berfungsi untuk memulihkan
fungsi hutan harus dilakukan.
Pengelolaan lingkungan pasca tambang dibentuk melalui diskusi tentang sustainability ekosistem
dengan menandatangani MoU demi bersama sama mendetailkannya dalam bentuk perjanjian
kerjasama antar Eselon I di masing masing kementrian. Secara teoritis, komunikasi formal adalah
komunikasi menurut struktur organisasi, komunikasi ini terbagi atas dua yaitu vertikal dan horizontal.
Perjanjian ini masuk kedalam kategori komunikasi organisasi yang bersifat komunikasi horizontal
dikarenakan perjanjian ini melibatkan dua Lembaga yang saling berkaitan yaitu Kementrian ESDM dan
Kementrian LHK.

BAB III
KESIMPULAN

Adapun langkah Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dalam mengelola lingkungan pasca tambang dapat diketahui
melalui prosedur yang telah dijelaskan diatas. Oleh karena itu, pentingnya pengelolaan lingkungan
pasca tambang ini harus dilakukan demi meminimalisir kerusakan akibat proses reklamasi,
memperbaiki ekosistem yang rusak sehingga dapat pulih kembali ke kondisi semula dan juga bisa
menjadi faktor peningkatan penghasilan devisa besar bagi negara.
DAFTAR PUSTAKA

Herlien, 2009. Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapannya di Bidang Kenotarian. PT. Citra
Aditya Bakti. Bandung.

Rakhmat, J., 2004. Metode Penelitian Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 184 hlm.

Balai Penelitian Tanah, 2006. Bisakah Lahan Bekas Tambang Batubara untuk Pengembangan
Pertanian. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 28, No. 2.

Muh. Ilyansyah, 2008. Komunikasi Organisasi dalam Lingkup Kerjasama. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai