4/Apr-Jun/2016
22
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016
tentang Pemerintahan Daerah, memberikan yang lebih tinggi maupun karena faktor
rumusannya dalam Pasal 1 Angka 6, dan/atau sebab yang lainnya.
bahwa:“Daerah Otonom, selanjutnya disebut B. Rumusan Masalah
daerah adalah kesatuan masyarakat hukum 1. Bagaimana kedudukan dan proses
yang mempunyai batas-batas wilayah yang pembentukan Peraturan Daerah
berwenang mengatur dan mengurus urusan Kabupaten/Kota?
pemerintahan dan kepentingan masyarakat 2. Apa urgensi naskah akademik dalam
setempat menurut prakarsa sendiri pembentukan Peraturan Daerah
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Kabupaten/Kota?
Negara Kesatuan Republik Indonesia”.3
Pemerintah daerah, khususnya daerah C. Metode Penelitian
kabupaten/kota itulah yang menyelenggarakan Metode penelitian yang digunakan dalam
jalannya pemerintahan, pembangunan dan penelitian ini adalah penelitian hukun normatif.
memperjuangkan kepentingan masyarakat, Pada penelitian hukum normatif, bahan
oleh karena bukan masyarakat yang secara pustaka merupakan datadasar yang dalam ilmu
langsung diberi hak melainkan roda penelitian digolongkan sebagai data sekunder.4
pemerintahan daerah, khususnya di daerah Oleh karena penelitian ini mengenai Naskah
kabupaten/kota. Hal tersebut sesuai dengan Akademik yakni suatu naskah hasil penelitian
kedudukan dan pemilihan kepala pemerintahan atau pengkajian, tentunya perlu dikemukakan
di daerah melalui pemilihan umum yang arti “penelitian” itu sendiri.
sekaligus adalah representasi dari seluruh
masyarakat/rakyat di daerah tersebut. PEMBAHASAN
Perda Kabupaten/Kota menjadi bagian A. Kedudukan dan Proses Pembentukan
penting dalam penyelenggaraan pemerintahan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
daerah yang kedudukannya ditempatkan Peraturan perundang-undangan menurut
sebagai bagian dari peraturan perundang- Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 mengatur
undangan. Pembentukan suatu Perda ketentuan baru yang berbeda dari aturan
Kabupaten/Kota terkait dengan hak, Undang-Undang No. 10 Tahun 2004, untuk itu
kewenangan dan kewajiban yang melekat pada peraturan perundang-undangan menjelaskan
setiap daerah otonom yang penting sekali bagaimana jenis dan jenjang peraturan
untuk dianalisis.Bagaimana proses perundang-undangan di Indonesia, di mana
pembentukan Perda Kabupaten/Kota tersebut peraturan perundang-undangan yang lebih
adalah suatu keseluruhan rangkaian atau rendah tidak boleh bertentangan dengan
pentahapan yang tidak terpisahkan dari peraturan perundang-undangan yang lebih
kemampuan para pihak berkepentingan yaitu tinggi.
pemerintah daerah (unsur eksekutif) bersama Perbedaan asas pembentukan peraturan
dengan DPRD (unsur legislatif) dalam perundang-undangan tersebut di atas pada
penyusunannya, termasuk bagaimana di dalam dasarnya tidak prinsipil, oleh karena “organ
proses tersebut adanya urgensi dari Naskah pembentuk yang tepat” bermakna sama
Akademik yang merupakan ketentuan baru dengan pejabat pembentuk yang tepat”.
dalam proses pembentukan Perda Perihal kesesuaian, ditambahkan kesesuaian
Kabupaten/Kota. hierarki oleh Pasal 5 Huruf c Undang-Undang
Latar belakang pembahasan ini ditujukan No. 12 Tahun 2011.Selanjutnya terkait dengan
untuk mengungkapkan pembentukan Perda proses atau tahapan perencanaan ialah materi
Kabupaten/Kota yang ideal, yang baik dan muatan dalam pembentukan peraturan
benar sekaligus untuk memelihara reputasi perundang-undangan, yang terdapat kesamaan
daerah apabila suatu Perda Kabupaten/Kota itu redaksi dalam Undang-Undang No. 10 Tahun
banyak yang dibatalkan, baik karena 2004 dengan redaksi tentang materi muatan
bertentangan dengan peraturan perundangan peraturan perundang-undangan dalam
4
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum
3
Lihat Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Normatif Suatu Tinjauan Singkat, RajaGrafindo Persada,
Pemerintahan Daerah. (Pasal 1 Angka 6). Jakarta, 2001. hlm. 24.
23
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016
Undang-Undang No. 12 Tahun 2011, yang hanya dikenal RanPerda Kabupaten/Kota dari
merumuskan bahwa “Materi Muatan Peraturan DPRD dan/atau dari Bupati/Walikota.
Perundang-Undangan adalah materi yang Bertolak dari ketentuan Undang-Undang No.
dimuat dalam peraturan perundang-undangan 10 Tahun 2004, Jazim Hamidi Dkk,
sesuai dengan jenis, fungsi dan hierarki mengemukakan 6 (enam) proses atau tahapan
peraturan perundang-undangan”. (Pasal 1 4 di dalam pembentukan Perda, yakni: Tahap
Angka 13). Perencanaan, Tahap Perancangan, Tahap
Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 Pembahasan, Tahap Pengundangan, Tahap
selanjutnya menentukan materi muatan Sosialisasi, dan Tahap Evaluasi.6
peraturan perundang-undangan pada Pasal 6 1. Tahap Perencanaan.
ayat (1), sebagai berikut: Tahap pertama pembentukan Perda baik
“Materi muatan peraturan perundang- provinsi maupun kabupaten/kota,
undangan harus mencerminkan asas: (termasuk pembentukan, undang-undang)
a. pengayoman; pada dasarnya adalah sama, yaknidiawali
b. kemanusiaan; dengan tahap perencanaan yang
c. kebangsaan; dituangkan dalam bentuk Program
d. kekeluargaan; Legislasi. Untuk program pembentukan
e. kenusantaraan; undang-undang disebut Program Legislasi
f. bhinneka tunggal ika; Rasional (disingkat dengan Prolegnas),
g. keadilan; sedangkan untuk program pembentukan
h. kesamaan kedudukan dalam hukum Perda disebut Program Legislasi Daerah
dan pemerintahan; i. ketertiban dan (disingkat Prolegda) provinsi,
kepastian hukum; dan/atau j. kabupaten/kota.
keseimbangan, keserasian, dan Program Legislasi Daerah (Prolegda) adalah
keselarasan.5 instrumen perencanaan pembentukan
Dalam rangka pembentukan Perda Perda yang disusun secara berencana,
Kabupaten/Kota, Undang-Undang No. 32 Tahun terpadu, dan sistematis.
2004 juga mengatur materi muatan Perda yang 2. Tahap Perancangan
berisikan sejumlah asas sebagaimana a. Perumusan:
disebutkan pada Pasal 6 ayat (1) yang dirujuk 1. Perumusan RanPerda dilakukan
pada Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang No. 10 dengan mengacu pada Naskah
Tahun 2004, tetapi tidak ada perbedaan Akademik.
redaksinya dengan ketentuan Pasal 6 ayat (1) 2. Hasil Naskah Akademik menjadi
Undang-Undang No. 12 Tahun 2011. bahan pembahasan dalam rapat
Bahwa proses atau tahapan awal dimulai konsultasi.
dari suatu perencanaan, terkait di dalamnya 3. Pembahasan dalam rapat
ialah perancangan yakni berisikan suatu konsultasi adalah untuk
rancangan, draft, atau konsepsi awal suatu memantapkan konsepsi terhadap
Perda Kabupaten/Kota. Undang-Undang No. 32 RanPerda yang direncanakan
Tahun 2004 menentukan bahwa “Rancangan pembentukannya secara
Perda dapat berasal dari DPRD, Gubernur, atau menyeluruh (holistik).
Bupati/Walikota. (Pasal 140 ayat (1)). b. Pembentukan Tim Asistensi.
Ketentuan ini sebenarnya dijiwai oleh Tim asistensi dibentuk guna
ketentuan Undang-Undang No. 10 Tahun, 2004 membahas/menyusun materi RanPerda
yang tidak membedakan Perda atas Perda dan melaporkannya kepada Kepala
Provinsi dan Perda Kabupaten/Kota, sehingga Daerah dengan segala permasalahan
redaksi dan frasa “Rancangan Perda dapat yang dihadapi.
berasal dari Gubernur”, tidak termasuk ke c. Konsultasi RanPerda dengan pihak-
dalam pembahasan ini karena seharusnya, pihak terkait.
5
Lihat Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Pasal 6
6
ayat (1)). Jazim Hamidi, Dkk, Op Cit, hlm.33-38.
24
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016
25
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016
26
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016
27
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016
masih tetap berlaku karena tidak “Urgensi dari Naskah Akademik dalam proses
bertentangan dengan Undang-Undang pembentukan peraturan daerah antara lain,
Peraturan Daerah yang baru. Naskah Akademik merupakan media nyata bagi
4. BAB IV : LANDASAN FILOSOFIS. SOSIOLOGIS peran serta masyarakat dalam proses
DAN YURIDIS pembentukan peraturan daerah, bahkan
A. Landasan Filosofis inisiatif penyusunan Naskah Akademik dapat
Landasan filosofis merupakan berasal dari masyarakat”.
pertimbangan atau alasan yang Sehubungan dengan fungsi Naskah
menggambarkan; bahwa peraturan Akademik dalam Undang-undang No. 12 Tahun
yang dibentuk 2011, maka penulis kurang sependapat dengan
mempertimbangkanpandangan hidup, pendapat Mahendra Putra Kurnia, dkk, oleh
kesadaran, dan cita hukum yang karena menurut Undang-Undang No. 12 Tahun
meliputi suasana kebatinan serta 2011, Naskah Akademik bukan bagian atau
falsafah bangsa Indonesia yang bukan pula bentuk dari partisipasi masyarakat.
bersumber dari Pancasila dan Apalagi, Undang-Undang No. 12 Tahun 2011
Pembukaan Undang-Undang Dasar menempatkan partisipasi masyarakat pada Bab
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. tersendiri yakni Bab XI.
B. Landasan Sosiologis Naskah Akademik menjadi penting sekali
Landasan sosiologis merupakan fungsinya, baik sebagai bahan masukan,
pertimbangan atau alasan yang maupun sebagai bahan pembanding, bahkan
menggambarkan, bahwa peraturan dapat menjadi pola acuan dalam perencanaan
yang dibentuk untuk memenuhi pembentukan RanPerda Kabupaten/Kota.
kebutuhan masyarakat dalam berbagai Sebagai naskah hasil penelitian hukum atau
aspek. Landasan sosiologis penelitian (pengkajian) lainnya, pada dasarnya
sesungguhnya menyangkut fakta Naskah Akademik lebih menonjol aspek
empiris mengenai perkembangan hukumnya.
masalah dan kebutuhan masyarakat Terdapat banyak bidang atau aspek yang
dan negara. diatur dalam Perda Kabupaten/Kota sebagai
C. Landasan Yuridis pemenuhan dan penguatan implementasi
Landasan yuridis merupakan kewenangan yang diserahkan kepada daerah
pertimbangan atau alasan otonom. Perda tentang Tata Ruang misalnya,
yangmenggambarkan bahwa peraturan banyak bersentuhan dengan aspek
yang dibentuk untuk perencanaan pembangunan, wilayah, baik
mengatasipermasalahan hukum atau wilayah perkotaan maupun pedesaan. Di
mengisi kekosongan hukum dalamnya terkait aspek-aspek pengaturan
denganmempertimbangkan aturan zonasi terhadap kawasan permukiman,
yang telah ada yang akan diubah, atau kawasan industri, kawasan cagar alam, dan lain-
yangdicabut guna menjamin kepastian lainnya, namun pada akhirnya akan diatur
hukum dan rasa keadilan dalam bentuk Perda Kabupaten/Kota.
dalammasyarakat. Landasan yuridis Adanya Naskah Akademik sehubungan
menyangkut persoalan hukum RanPerda Tata Ruang menunjukkan kolaborasi
yangberkaitan dengan substansi atau peran antar-instansi, antar-pakar, tetapi
mated yang diatur sehingga sebagaimanahalnya pengertian Naskah
perludibentuk peraturan perundang- Akademik, maka fungsi dari Naskah Akademik
undangan yang baru. merupakan bahan masukan, bahan
Berdasarkan pada beberapa Bab dari pembanding, dan bahan acuan, serta yang tidak
Lampiran I Undang-Undang No. 12Tahun 2011, kalah pentingnya Naskah Akademik itu hanya
jelaslah urgensi dari fungsi Naskah Akademik berada dalam tahapan pertama (tahapan: awal)
demikian perlu danpentingnya. Menurut dari sekian banyak tahapan atau proses
Mahendra Putra Kurnia, dkk. dikemukakannya pembentukan Perda.
urgensiNaskah Akademik, sebagai berikut: Tahapan atau proses awal tersebut ialah
tahap perencanaan, oleh karena Naskah
28
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016
29
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016
30